Anda di halaman 1dari 17

REFERAT

RIWAYAT ALAMIAH PERJALANAN PENYAKIT DAN 5 LEVEL


PENCEGAHANNYA

Disusun Oleh :
KELOMPOK 6
M. Irvan Dwi Fitra
Yusra Dina
Arief Rachman
Prathita Amanda A.

1102010154
1102010306
1102011044
1102011208

Pembimbing :
dr. Yusnita

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KOMUNITAS


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
FEBRUARI - MEI 2016

Riwayat alamiah penyakit (natural history of


disease)
Deskripsi tentang perjalanan waktu dan
perkembangan
penyakit
pada
individu,
dimulai sejak terjadinya paparan dengan
agen kausal hingga terjadinya akibat
penyakit, seperti kesembuhan atau kematian,
tanpa terinterupsi oleh suatu intervensi
preventif maupun terapetik (CDC, 2010).

Manfaat mempelajari riwayat alamiah perjalanan penyakit


Diagnostik
Masa inkubasi dapat dipakai pedoman penentuan jenis
penyakit, misal dalam KLB (Kejadian Luar Biasa)
Pencegahan
Dengan mengetahui rantai perjalanan penyakit dapat dengan
mudah dicari titik potong yang penting dalam upaya
pencegahan penyakit.
Terapi
Terapi biasanya diarahkan ke fase paling awal. Pada tahap
perjalanan awal penyakit, adalah waktu yang tepat untuk
pemberian terapi, lebih awal terapi akan lebih baik hasil yang
diharapkan.

Tahapan riwayat alamiah perjalanan penyakit :


1. Tahap Pre-Patogenesa
2. Tahap Patogenesa
a. Tahap Inkubasi
b. Tahap Penyakit Dini
c. Tahap Penyakit Lanjut
d. Tahap Akhir Penyakit
Sembuh sempurna
Sembuh tetapi cacat
Kronis
Karier
Meninggal dunia

Gambar 1. Riwayat Alamiah Perjalanan Penyakit (Natural History of Disease


( Sumber : Mausner & Kramer, 1985 dlm Weber, DJ & Rutala,WA, 2001)

KONSEP TERJADINYA PENYAKIT


1. Pada awalnya persepsi tentang terjadinya penyakit dianggap akibat
gangguan makhluk halus.
2. Teori Hipocrates menyatakan bahwa penyakit terjadi akibat pengaruh
lingkungan terutama air, udara dan lain-lainnya.
3. Teori Humoral menerangkan bahwa terjadinya penaykit dapat disebabkan
oleh gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh.
4. Teori Miasma merumuskan bahwa penyebab dari suatau penyakit
dikarenakan sisa dari mahluk hidup yang mati membusuk, meninggalkan
pengotoran udara & lingkungan.
5. Teori jasad renik atau teori germ berkembang setelah di dapatkannya
mikroskop & dilengkapi dengan teori imunitas.
6. Teori nutrisi & resistensi hasil berbagai pengamatan epidemiologis.
7. Teori ekologi lingkungan menjelaskan bahwa bahwa manusia berinteraksi
dengan lingkungan tertentu sehingga dari interkasi tersebut dapat
menimbulkan terjadinya penyakit.

Model Gordon

Model ini mengatakan apabila pengungkit berada dalam


keseimbangan, maka dikatakan bahwa masyarakat berada
dalam keadaan sehat. Sebaliknya, apabila resultan
daripada interaksi ketiga unsur tadi menghasilkan keadaan
tidak seimbang, maka didapat keadaan yang tidak tidak
sehat atau sakit.

The Wheel of Causation (Teori Roda)

Teori
ini
merupakan
pendekatan
lain
untuk
menjelaskan hubungan antara
manusia dan lingkungan. Roda
terdiri dr satu pusat (pejamu
atau manusia) yang memiliki
susunan
genetik
sebagai
intinya.
Disekitar
pejamu
terdapat
lingkungan
yang
dibagi secara skematis ke
dalam 3 sektor.
Besarnya
komponen
roda
tergantung masalah penyakit.

The Web of Causation (Jaring-jaring Sebab Akibat)

5 Level Pencegahan (Five Levels


of Prevention)
1. Promosi Kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan kesehatan yang ditujukan untuk
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap masalah
kesehatan. Contoh:
a. Masyarakat bergotong royong untuk membangun WC
umum atau membuat selokan untukmemperbaiki sanitasi
lingkungan sekitar mereka.
b. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat
mengenai pentingnya asupan gizi yang cukupbagi tubuh.
c. Rekreasi atau hiburan untuk perkembangan mental
dan sosial.
d. Olahraga secara teratur sesuai kemampuan individu.

2. General and Specific Protection


Upaya spesifik untuk mencegah terjadinya penularan penyakit tertentu.
Contoh:
a. Memberikan immunisasi pada golongan yang rentan untuk
mencegah penyakit dengan adanya kegiatan Pekan Imunisasi Nasional
(PIN).
b. Isolasi terhadap penderita penyakit menular, misalkan pasien yang
terkena flu burung ditempatkan di ruang isolasi.
c. Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat umum maupun
tempat kerja dengan menggunakan alat perlindungan diri.
d. Pengendalian sumber-sumber pencemaran, misalnya dengan
kegiatan jumsih jumatbersih untuk mebersihkan sungai atau selokan
bersama-sama.
e. Penggunaan kondom untuk mencegah penularan HIV/AIDS.
f. Penggunaan sarung tangan & masker saat bekerja sbg tenaga
kesehatan.

3. Early Diagnosis and Prompt Treatment


untuk mencegah penyebaran penyakit bilapenyakit ini
merupakan penyakit menular dan untuk mengobati dan
menghentikan proses penyakit, menyembuhkan orang
sakit dan mencegah terjadinya komplikasi dan cacat.
Contoh :
a. Pada ibu hamil yang sudah terdapat tandatanda
anemia diberikan tablet Fe dan dianjurkan untuk makan
makanan yang mengandung zat besi
b. Melaksanakan skrining untuk mendeteksi dini kanker
c. Pengobatan gratis untuk lansia yang menderita
penyakit hipertensi

4. Disability Limitation
cacat yang terjadi diatasi, terutama untuk mencegah
penyakit menjadiberkelanjutan hingga mengakibatkan
terjadinya cacat yang lebih buruk lagi.
Contoh :
a. Pengobatan dan perawatan yang sempurna agar
penderita sembuh dan tak terjadi komplikasi, misalnya
menggunakan tongkat untuk kaki yang cacat.
b. Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan
dengan cara tidak melakukan gerakangerakan yang
berat atau gerakan yang dipaksakan pada kaki yang
cacat.

5. Rehabilitation
Pada proses ini diusahakan agar cacat yang di derita tidak menjadi
hambatan sehingga individu yang menderita dapat berfungsi
optimal secara fisik, mental dan sosial.
a. Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan
mengikutsertakan masyarakat misalnya, lembaga untuk rehabilitasi
mantan PSK, mantan pemakai NAPZA dan lain-lain.
b. Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali
dengan memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang
bersangkutan untuk bertahan, misalnya dengan tidakmengucilkan
mantan PSK di lingkungan masyarakat tempat ia tinggal.
c. Untuk yang baru dalam tahap pemulihan cacat, misalnya cacat
kaki, diperlukan latihan-latihan agar kaki bisa cepat berfungsi
normal kembali, dengan melatih kaki lewat gerakan-gerakan ringan,
bangun, duduk, berdiri, kemudian berjalan.

DAFTAR PUSTAKA


Budiarto, Eko. 2003. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Bustan, M.N. 2006. Pengantar Epidemiologi Edisi Revisi.
Jakarta:PT Rineka Cipta.
Leavell HR and Clark EG. 1965. Preventive Medicine for The
Doctor in His Community - An Epidemiology Approach 3 rd
Edition. New York : McGraw-Hill
Thomas JC and Weber DJ. 2001. Epidemiologic Methods for the
Study of Infectious Diseases. New York : Oxford University Press,
Inc.
http://www.cdc.gov/ophss/csels/dsepd/ss1978/lesson1/section9.
html

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai