Anda di halaman 1dari 21

Disusun oleh :

1.Ervina Novianti
2.Fandi Darsono
3.Fransiska Cathrine
4.Florence
5.Gannu
6.Irmawati
7.Ika Rosintan
8.Indriana

Seorang peneliti apabila hendak mendiagnosis suatu


penyakit yang disebabkan bakteri harus dilakukan secara
cermat dan terperinci mulai dari bentuk, jenis, ukuran,
bentuk koloni dan masih banyak lagi. Namun, karena bakteri
memiliki ukuran yang sangat mikro, warna yang transparan
dan tidak berwarna ketika disuspensikan dalam media air
sehingga bakteri yang akan diteliti tersebut sulit untuk
diidentifikasi. Oleh karena itu, dilakukan pewarnaan
terhadap bakteri untuk mempermudah mengidentifikasi
suatu jenis bakteri tersebut.
Pewarnaan yang dilakukan bermacam-macam jenisnya
tergantung
tujuan dilakukan pewarnaan dan banyaknya
pewarna yang digunakan. Misalnya pewarnaan sederhana
dilakukan untuk melihat bentuk morfologi dan struktural
bakteri menggunakan
pewarna tunggal atau pewarnaan
gram dilakukan untuk mengklasifikasi bakteri menjadi 2
kelompok besar dan menggunakan banyak macam pewarna.
Dengan adanya perwarnaan ini kita dapat mengidentifikasi
dan mengelompokan jenis-jenis bakteri menjadi lebih mudah
dengan bantuan mikroskop.

Tujuan
1.
Dapat mengetahui jenis-jenis pewarnaan pada
bakteri.
2. Dapat mengetahui dan membedakan bentuk-bentuk
morfologi dasar bakteri.
3.
Dapat mengidentifikasi dan mengklasifikasi jenis
bakteri.

Rumusan Masalah
1.Apa saja bentuk-bentuk morfologi bakteri?
2.Apa saja jenis-jenis pewarnaan bakteri?
3.Apa tujuan dari masing-masing pewarnaan?

Manfaat
1.Mempermudah dalam mengidentifikasi bakteri.
2.Dapat memahami cara melakukan pewarnaan bakteri

Pewarnaan sederhana, merupakan pewarna yang paling


umum digunakan. Disebut demikian karena hanya digunakan
satu
jenis
cat
pewarna
untuk
mewarnai
organisme.
Kebanyakan bakteri telah bereaksi dengan pewarna-pewarna
sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofil (suka akan
basa). Zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan
sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromofornya
bersifat positif). Pewarnaan sederhana ini memungkinkan
dibedakannya bakteri dengan bermacam-macam tipe morfologi
(coccus, vibrio, basillus, dsb) dari bahan-bahan lainnya yang
ada pasa olesan yang diwarnai (Hadiotomo, 1990).
Pewarnaan kapsul bertujuan untuk membedakan kapsul
dari sel bakteri. Kapsul tidak dimiliki oleh semua bakteri.
Bakteri yang memiliki kapsul umumnya adalah yang memiliki
patogenitas yang tinggi dimana kapsul tersebut melindungi sel
bakteri dari mekanisme fagositosis sel inang. Pewarnaan
kapsul lebih sulit dibandingkan pewarnaan yang lain, karena
kapsul adalah materi yang larut air sehingga mungkin dapat
hilang/ tercuci dengan pembilasan yang berlebihan. Setelah di
warnai kapsul akan tampak sebagai daerah bening yang
mengelilingi sel tersebut.

Pewarnaan gram ditujukan untuk mengklasifikasi bakteri ke


dalam dua kelompok besar, yaitu gram positif dan gram negatif.
Pewarnaan gram merupakan salah satu pewarnaan diferensial, dimana
dibutuhkan lebih dari satu pewarna untuk mewarnai bakteri. Pewarna
pertama yg digunakan disebut pewarna primer, ini digunakan untuk
mewarnai seluruh sel. Reagen kedua yg ditambahkan disebut zat
penghilang warna (decolorizing agent). Pewarna akhir yg digunakan
adalah pewarna tandingan yg memiliki warna kontras terhadap
pewarna primer.
Pewarnaan spora bertujuan untuk membedakan antara spora
dan
bakteri dengan bentuk sel vegetatif bakteri. Struktur di dalam sel pada
tempat-tempat yang khas dibentuk oleh spesies ini disebut endospora.
Endospora dapat bertahan hidup dalam keadaan kekurangan nutrien,
tahan terhadap panas, kekeringan, radiasi UV serta bahan-bahan kimia.
Ketahanan tersebut disebabkan oleh adanya selubung spora yang tebal
dan keras. Sifat-sifat ini menyebabkan dibutuhkannya perlakuan yang
keras untuk mewarnainya. Hanya bila diperlukan panas yang cukup,
pewarna yang sesuai dapat menembus endospora. Tetapi sekali
pewarna memasuki endospora, sukar untuk dihilangkan. Ukuran dan
letak endospora di dalam sel merupakan ciri-ciri yang digunakan untuk
membedakan
spesies-spesies
bakteri
yang
Membentuknya
(Dwidjoseputro, 1989).

1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah
mikroskop, objek gelas, ose bulat, penjepit kayu,lampu
spritus, korek api, pipet tetes, dan hand sprayer
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah
Aquadest steri, Biakan Eschericia coli, Biakan Bacillus
subtilis , Biakan Salmonella typii, Biakan Klebsiella
pneumoniae, Minyak imersi, Tissue roll, Alcohol 96 %,
Spirtus, Methylen blue , karbol fuchsin, gentien violet,
larutan lugol, larutan Nacl , larutan tinta cina

Sebelum
melakukan pewarnaan terhadap bakteri ,
dilakukan fiksasi bakteri dengan cara :

1. Pewarnaan Sederhana
a. Preparat yang telah difiksasi diletakkan di tempat

pewarnaan, dituangi zat warna yang telah disaring,


misalnya : metilem blue, gentian violet atau karbol
fuchsin. Diamkan 30-60 s.
b. Zat warna dibuang, dibilas dengan air kran.
c. Preparat dikeringkan diantara 2 kertas saring atau di
udara.
d. Amati hasil pewarnaan dengan mikroskop.

2. Pewarnaan kapsul
-

Teteskan Nacl 0,8% diatas kaca, kemudian tanamkan


1 mata sengketin / secukupnya biakan bakteri ,
campurkan
Letakkan di sebelah campuran tadi 1 tetes tinta cina
Campur tinta cina dgn bakteri, hapuskan dgn
menggunakan alas kaca lain spserti membuat
preparat rekatan darah
Keringkan,fiksasi/rekatkan di atas api.
Tuangi karbol fuchsin yang telah ditipiskan 1: 10,
panaskan 1-2 detik atau dgn karbol thionin, diamkan
selama 5 10 menit
Zat warna dibuang, bilas dengan air keran
Keringkan di antara kertas saring atau udara
Amati hasil pewarnaan

3. Pewarnaan Gram
- Preparat yg telah dikeringkan & difiksasi dituangi
karbol gentien violet ,selama 5 menit
- Zat warna dibuag, preparat dituangi larutan lugol ,
selama 1 menit
- Preparat dimasukkan ke beaker glass berisi alkohol
96% sambil digoyang selama 30 detik/ sampai tidak ada
lagi zat warna yg luntur mengalir dr preparat
- Bilas dengan air keran
- Preparat dituangi dgn karbol fuchsjin selama 1 2
menit
- Zat warna dibuangm bilas dgn air keran, keringkan di
antara kertas saring / di udara
- Amati hasil pewarnaan

4. Pewarnaan spora
- Buat suspensi tebal bakteri dalam 0,5ml air garam
0,85% dalam tabung
- Tambahkan karbol fuchsin sama banyaknya dengan
Nacl (0,5 ml)
- Panaskan di atas api kecil selama 6 menit
- Buat preparat dari suspensi di atas , keringkan ,
rekatkan
- Rendam dalam asam belerang (H2So4) 1% untuk
membuang zat warna yang berlebihan selama 1 3 detik
- Bilas dengan air keran
- Tuangi air metilen biru , diamkan selama 2 4 menit
- Zat warna dibuang, bilas dengan air kran, keringkan di
atas kertas saring /di udara
- Amati hasil pewarnaan

Jenis
Pewarnaan

Gambar

Keterangan

Nama : Eschericia coli


Zat warna :
Karbol Fuschin
Bentuk : Basil
Pewarnaan
Sederhana

Rangakaian : Rantai
Nama : Bacillus
subtilis
Zat warna : Gentian
violet
Bentuk : Basil

Jenis
Pewarnaan

Gambar

Keterangan

Nama : Salmonella
typhii
Zat warna : Gentian
violet
Bentuk : Batang
Pewarnaan
Sederhana

Rangakaian : Rantai
Nama :
Staphylococcus
aureus
Zat warna : Metilen
blue
Bentuk : Coccus

Jenis
Pewarnaan

Gambar

Keterangan

Bakteri : Klebsiella
pneumoniae
Pewarnaan
Kapsul

Bentuk bakteri : basil


Warna selubung : putih
Dasar pewarnaan :
merah

Pewarnaan
Spora

Bakteri : Bacillus subtillis


Warna spora : merah
Warna badan bakteri :
biru
Zat warna : karbol
fuchsin dan methylen
blue
Letak spora : terminal

Jenis
Pewarnaan

Gambar

Keterangan

Bakteri : Bacillus
subtilis
Warna : ungu
Bentuk : basil
Rangkaian : rantai
Gram : positif (+)

Pewarnaan
Gram

Bakteri : klebsiella
pheumoniae
Bentuk : basil
Rangkaian : rantai
Warna : merah
Gram : negatif (-)

Jenis-jenis pewarnaan , yaitu :


1. Pewarnaan sederhana
- Pada pewarnaan sederhana digunakan pewarna tunggal,
misalny gentian violet, metilen blue atau karbol fuschin.
- Dengan adanya pewarnaan ini, maka struktur, bentuk
dan rangkaian suatu jenis bakteri dapat kita ketahui
seperti bakteri E. coli, Salmonella typhi dan Bacillus
subtilis memiliki struktur morfologi yang hampir sama
yaitu berbentuk basil dengan rangkaian rantai sedangkan
bakteri Staphylococcus
aureus mempunyai struktur
morfologi coccus dengan rangkaian tandan anggur.
- Hasil pewarnaan berupa bakteri berwarna biru (metilen
biru), bakteri berwarna merah (karbol fuchsin) dan
bakteri berwarna ungu (gentian violet).
2. Pewarnaan kapsul
-Pewarnaan ini bertujuan untuk membedakan kapsul
bakteri dengan sel bakterinya.

- Pewarna yang biasa digunakan adalah tinta cina dan karbol

fuschin.
- Hasil pewarnaan berupa sel bakteri berwarna merah dan
kapsul tidak berwarna.
Kapsul bersifat non-ionik, sehingga pewarnaannya tidak
dapat dilakukan menggunakan prosedur yang sederhana.
3. Pewarnaan Gram
- Pewarnaan ini bertujuan untuk mengklasifikasi bakteri ke
dalam 2 kelompok besar , yaitu Gram positif (+) dan Gram
negatif (-) berdasarkan perbedaan struktur dinding sel
bakteri.
- Pewarnaan ini menggunakan banyak pewarna antara lain
gentian violet (pewarna primer) , lugol (sebagai mordant) ,
alkohol 96 % ( decolorizing agent) dan karbol fuschin
( counterstarin).
Bakteri
gram
negatif
adalah
bakteri
yang
tidak
mempertahankan warna ungu pada metode pewarnaan gram
dan bakteri gram positif akan mempertahankan warna ungu
gelap setelah dicuci dengan alkohol. Pada saat penambahan
counterstarin, maka semua bakteri gram negatif menjadi
berwarna merah atau merah muda sedangkan bakteri gram
positif tetap ungu.

-Banyak spesies bakteri gram negatif yang bersifat patogen, yang

berarti mereka berbahaya bagi organisme inang. Hal ini berkaitan


dengan komponen tertentu pada dinding sel gram negatif,
terutama lapisan lipopolisakarida (dikenal juga dengan LPS /
endotoksin).
4. Pewarnaan spora

- Pewarnaan spora ini bertujuan untuk membedakan antara

spora bakteri dengan sel vegetatif bakteri.


-Waktu pemanasan sangat berpengaruh dalam terbentuknya
spora, jika waktu pemanasan tidak lama , maka spora tidak
terlihat. Sumber panas untuk pemanasan dapat dilakukan di
atas api spiritus selama 6 menit atau di water bath dengan
suhu 80C selama 10 menit.
- Pewarna yang digunakan karbol fuschin (pewarna primer)
dan metilen blue (counterstrain) dengan air sebagai
decolorizing agent.
- Hasilnya berupa bakteri warna biru dan spora warna merah.
-

Jeni s
Pewarnaan

Nama
Bakteri

Pewarna
Yg digunakan

Bentuk

Rangkaian

Eschericia coli

Karbol Fuschin

Basil

Rantai

Bacillus subtilis

Gentian violet

Basil

Rantai

Salmonella
typhii

Gentian violet

Basil

Rantai

Staphylococcus
aureus

Metilen biru

Coccus

Tandan
anggur

Jenis
pewarnaan

Nama
Bakteri

Pewarna yg
digunakan

Hasil
Pewarnaan

Pewarnaan
Gram

Pewarnaan
Spora

Bacillus subtilis

-Karbol Fuschin
- Metilen Biru

Spora :
Merah
Bakteri :
Biru

Gram (+)

Pewarnaan
Kapsul

Klebsiella
pneumoniae

-Tinta cina
- Karbol Fuschin

Kapsul :
putih

Gram (-)

Pewarnaan
Sederhana

- Jika waktunya memungkinkan, sebaiknya pewarnaan kapsul,


spora dan gram dilakukan terhadap keempat jenis bakteri
sehingga kita dapat mengidentifikasi keempat jenis bakteri
tersebut.

- Diktat penuntun praktikum mikrobiologi


-Dwidjoseputro, D., 1989. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Malang :
Djambatan.
Hadiotomo, Ratna Siri., 1990. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek.
Jakarta : Pt Gramedia.
- http://firebiology07.wordpress.com/2009/04/19/teknikpewarnaan-mikroorganisme/.
- http://www.scribd.com/doc/52117204/PEWARNAAN
-Filzahazny., 2008, , http:/wordpress.com/Penganta-tentangbakteri.htm.
-Fauziah., 2008, www.fkugm2008.com/wpcontent/uploads/HSC/1- 2x/6/Praktikum6.pdf
- Jimmo., 2008, http ://Pembuatan PReParAT dan
PengeCaTAnnyA _ BLoG KiTa.mht,.
-Rizki., 2008, http ://ngecat bakterimakul
rizki.blogspot.com/2008/02/materi- kuliah.html.

Anda mungkin juga menyukai