Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM SATUAN PROSES

PEMBUATAN HCl
SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2014

MODUL

: Pembuatan Asam Klorida (HCl)

PEMBIMBING

: Rintis Manfaati ST, MT

TANGGAL PRAKTIKUM : 14 APRIL


2015
TANGGAL PENYERAHAN: 21 APRIL
DISUSUN OLEH
KELOMPOK : 7
RADEN AHMAD FADHILAH

(141424025)

RIZKA RISMAYANI S.

(141424027)

RYAN MUHAMAD

(141424028)

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2015

II

Tujuan Praktikum
1 Mampu memahami persamaan reaksi, fasa reaksi, jenis reaksi dan kondisi operasi
pembentukan asam klorida dengan bahan baku yang tersedia di laboratorium.
2 Mampu merangkai reaktor sederhana untuk pembentukan asam klorida.
3 Mampu menghitung konsentrasi, massa, mol dan efisiensi proses pembentukan asam
klorida.
Dasar Teori
Asam klorida adalah larutan gas HCl dalam air. Kelarutan gas HCl ini dalam air
dapat mencapai 450 liter per liter air pada suhu 0 oC dan tekanan 1 atmosfer. Gas HCl
tidak berwarna, membentuk kabut jika terkena udara lembab, baunya sangat menusuk
dan sangat asam. Udara yang mengandung 0,004 % gas tersebut dapat membunuh. Asam
klorida pekat yang murni berupa cairan tidak berwarna, sedangkan yang teknis berwarna
agak kuning karena mengandung feri. Asam klorida pekat memiliki massa jenis 1,19 dan
memiliki kadar sebesar 38%. Asam klorida adalah asam yang sangat kuat, dapat
melarutkan hampir semua logam, termasuk Pb pada kondisi panas, kecuali logam-logam
mulia. Asam ini sangat korosif, merupakan asam mineral kuat yang banyak kegunaannya
dalam industri. Asam hidroklorida ditemukan di alam sebagai asam lambung.
Asam klorida digunakan dalam industri kimia sebagai pereaksi kimia dalam
produksi skala besar vinil klorida untuk plastik PVC, dan MDI / TDI untuk poliuretan.
Asam ini memiliki banyak aplikasi-skala yang lebih kecil, termasuk pembersih rumah
tangga, produksi gelatin dan aditif makanan lainnya, anti-kerak (descaling), dan
pengolahan kulit.
Pembuatan HCl
1. Menurut cara Leblanc, HCl dapat dibuat dengan memanaskan hablur NaCl dengan
asam sulfat pekat.
NaCl(s) + H2SO4(l) NaHSO4 + HCl(g) (pada suhu sedang)
2 NaCl(s) + H2SO4(l) Na2SO4 + 2HCl(g) (pada suhu tinggi)
HCl dihasilkan sebagai produk samping dari reaksi antara sodium chloride dengan
sulfuric acid untuk membentuk sodium sulfate melalu reaksi :
NaCl + H2SO4 NaHSO4 + HCl
NaHSO4 + NaCl Na2SO4 + HCl
2 NaCl + H2SO4 Na2SO4 + 2HCl
< 100 oC
HCl yang dihasilkan hanya menyumbang sekitar 2% dari kebutuhan HCl untuk
industri.

2. Dari unsur-unsurnya pada suhu tinggi (600 oC), dilakukan dalam pipa kwarsa yang
dipanaskan.
Cl2 + H2 2 HCl
3. Dari kokas yang dipijarkan dialiri gas klor dan uap air panas (900 oC)
2 H2O + 2 Cl2 + C 4 HCl + CO2
Kegunaan HCl
1.

Di laboratorium digunakan sebagai pengasam, menurunkan pH, penetral basa,


membuat gas klor, gas karbon dioksida dan membuat garam-garam klorida (FeCl3,
CaCl2, KCl dan sebagainya).
2. Dalam aneka industri digunakan dalam pembuatan cat celup, hidrolisis pati menjadi
glukosa, dekstrin, membersihkan logam yang akan dilapisi.

3.

Pengawetan Baja
Fe2O3 + Fe + 6 HCl 3 FeCl2 + 3 H2O
Proses regenerasi yang paling umum ialah proses pirohidrolisis, yang menggunakan
rumus berikut:
4 FeCl2 + 4 H2O + O2 8 HCl+ 2 Fe2O3

4.

Produksi Senyawa Organik


2 CH2=CH2 + 4 HCl + O2 2 ClCH2CH2Cl + 2 H2O (dikloroetana melalui
oksiklorinasi)
kayu + HCl + panas karbon aktif (aktivasi kimia)
5. Produksi Senyawa Anorganik
Fe2O3 + 6 HCl

2 FeCl3 + 3 H2O

(besi(III) klorida dari magnetit)


Senyawa anorganik lain yang dihasilkan dengan adanya asam hidroklorida meliputi
aplikasi di jalan garam kalsium klorida, nikel(II) klorida untuk electroplating, dan
seng klorida untuk industri galvanisasi dan produksi baterai.

CaCO3 + 2 HCl CaCl2 + CO2 + H2


(kalsium klorida dari batu kapur)
6.

Kontrol pH dan Netralisasi


Asam klorida dapat digunakan untuk mengatur keasaman (pH) larutan.
OH + HCl H2O + Cl

7.

Regenerasi Penukar Ion


Asam ini digunakan untuk membilas kation dari resin. Na+ diganti dengan H+ dan
Ca2+ dengan 2 H+.

III

Skema Kerja
3.1 Alat dan Bahan
No

Alat

.
1.
2.
3.

Hot Plate dan magnetic stirer (1 buah)


Erlenmeyer 250 mL (3 buah)
Corong tetes yang terpasang pada

Bahan
NaCl 25 gr
H2SO4 98% 30 mL
Larutan NaOH 0,1 N

probe tetes
untuk di buret
4. Scrubber
(2 buah)
Indikator
PP pekat
Tuangkan
H2SO430
mL
dalam
ukut dan mas
Rangkai
reaktor,
hot plate
60C
Pastikan
tidakkeada
yanggelas
bocor
Timbang 25 gr NaCl masukkan
dalam
reaktor
dan atur
masukkan
magnetic
stirer
5. Selang silikon tahan asam (2 buah)
Aquadest
6. Gelas ukur 100 mL (1 buah)
Vaselin
7. Buret 50 mL (1 buah)
8. Corong kaca (1 buah)
9.
10.

Labu ukur 250 mL (1 buah)


Labu Takar 50 ml (1 buah)

Lakukan analisa pada larutan


HClyang
yangterjadi,
terbentuk
dengan
titrasi
asam
basasaat
3 tersebut
Amati apa
hingga
reaksi
Teteskan
berhenti
H2SO4pekat
yaitu
tidak ada
kegelembung
dalam reaktor
di scrubbe
hingga

3.2

Langkah Kerja

4 yang terbentuk dengan mengambil 1mL dari larutan garam sisa dan encerkan ke 250mL lalu titrasi dengan Na

Reaktor dengan suhu 60C dengan magnetic stirer

Produk HCl dalam scrubber Campuran produk sisa dalam reaktor yaitu Na2SO4

Analisa dengan titrasi asam basa dengan indikator pp dan NaOH 0,1 N

Gambar rangakaianpembuatan HCl (reaktor dan scrubber)

IV

Keselamatan Kerja
Hal hal yang perlu diperhatikan saat praktikum antara lain :
4.1 Pastikan menggunakan Jas Lab selama praktikum
4.2 Gunakan sarung tangan karet saat memindahkan larutan asam
4.3 Gunakan sepatu tertutup
4.4 Gunakan google saat pengambilan larutan asam pekat
4.5 Bekerjalah sesuai SOP
4.6 Baca dan pastikan memahami MSDS dan prosedur kerja dengan teliti

4.7 Bekerjalah dengan hati hati agar tidak ada alat yang rusak maupun pecah

Tabel Pengamatan
No.
Komponen
1. NaCl

Keterangan
Berat : 25 gr

2.

H2SO4

Volume
: 30 mL
Konsentrasi : 98%
Berat Jenis : 1,84 gr/mL

3.

HCl

Volume Larutan : 5 mL
Volume NaOH 0,1 N titrasi

4.

Scrubber 1

: 0,95 mL

Scrubber 2

: 2,55 mL

H2SO4sisa
Volume Larutan

: 5 mL

Volume larutan NaOH 0,1 N titrasi : 6,65mL

VI

Pengolahan Data
6.1 Pengolahan Data Secara Teoritis
a
Mol NaCl Awal
gram NaCl
Mol NaCl =
Mr NaCl
Mol NaCl =

25 gram
58,5 gram/mol

= 0,427 mol
b Mol H2SO4 Awal
Massa = x V x %
Massa = 1,84 gr/mol X 30 ml x 0.98
= 54,096 gr

Mol H2SO4=

gram H 2 SO 4
Mr H 2 SO 4

Mol H2SO4=

54,096 gram
98 gram/mol

= 0,552 mol
Reaksi Secara Teoritis
M : 0,427 mol
2NaCl +

0,552 mol
H2SO4

Na2SO4

R : 0,427 mol
S :
-

0,2135 mol
0,3385 mol

0,2135 mol
0,2135 mol

2HCl
0,427 mol
0,427 mol

d Massa HCl Terbentuk Secara Teoritis


Massa HCl = mol HCl x Mr
Massa HCl = 0,427 mol x 36,5 gr/mol
= 15,5855 gram
6.2 Pengolahan Data Hasil Percobaan
6.2.1 HCl yang Terbentuk pada Scrubber 1
2NaCl + H2SO4
Na2SO4 + 2HCl
a Konsentrasi HCl setelah pengenceran pada scrubber 1 (5ml HCl
scrubber 1 ke 50 ml dan diencerkan kembali 5 ml ke 50 ml)
V NaOH x N NaOH = V HCl x N HCl
V NaOH x N NaOH
N HCl
=
V HCl
=

0,95ml x 0,1 N
5 ml

= 0,019 N
b Konsentrasi HCl scrubber 1 (5 ml HCl ke 50 ml)
V1 x N1= V2x N2
V 1xN1
N2=
V2
=

50 ml x 0,019 N
5 ml

= 0,19 N
Konsentrasi HCl scrubber 1
V1 x N1= V2x N2
V 1xN1
N2=
V2
=

50 ml x 0,19 N
5 ml

= 1,9 N
d Mol yang terbentuk pada scrubber 1
n HCl = N HCl x V HCl
n HCl = 1,9 N x 0,05 L
n HCl = 0,095 mol
e

Massa HCl yang terbentuk pada scrubber 1


m HCl = mol HCl x BM
m HCl = 0,095 mol x 36,5 gr/mol
m HCl = 3,4675 gr

6.2.2

HCl yang Terbentuk pada Scrubber 2


2NaCl + H2SO4
Na2SO4 + 2HCl
a Konsentrasi HCl yang Terbentuk (Pengenceran NaOH 0,1
10ml NaOH ke 100 ml dan diencerkan kembali 5 ml ke 50 ml )
V NaOH x N NaOH = V HCl x N HCl
N HCl =

V NaOH x N NaOH
V HCl

N HCl =

2,55 ml x 0,001 N
5 ml

= 5,1x10-4 N
b Mol yang terbentuk pada scrubber 2
n HCl = N HCl x V HCl
n HCl = 5,1x10-4 N x 0,05L
n HCl = 2,5x10-5 mol
c Massa HCl yang terbentuk pada scrubber 2
m HCl = mol HCl x BM
m HCl = 2,5x10-5 mol x 36,5 gr/mol
m HCl = 9,125x10-4 gram
6.2.3

Massa total HCl yang terbentuk


Massa HCl total = m HCl scrubber 1 + m HCl scrubber 2
Massa HCl total = 3,4675 gram + 0,0009125 gram

= 3,4684 gram
6.2.4

Yield Pembentukkan HCl


berat HCl Percobaan
x 100
% Yield HCl =
berat HCl Teoritis
% Yield HCl =

3,4684 gram
x 100
15 , 5855 gram

% Yield HCl =

mol HCl Percobaan


x 100
mol HClTeoritis

% Yield HCl =

0,095025mol
x 100
0,427 gram

= 22,254%

= 22,254%

6.2.5 Konsentrasi H2SO4 yang sisa


a Konsentrasi H2SO4 sisa pengenceran (1 ml H2SO4 sisa ke 250 ml)
V NaOH x N NaOH = V H2SO4 x N H2SO4
V NaOH x N NaOH
N H2SO4=
V H 2 SO 4
6,65 ml x 0,1 N
5 ml

N H2SO4=

= 0,133 N
b Konsentrasi H2SO4 sisa
V NaOH x N NaOH = V H2SO4 x N H2SO4
V NaOH x N NaOH
N H2SO4=
V H 2 SO 4
N H2SO4=

250 ml x 0,133 N
1 ml

= 33,25 N
c

Mol H2SO4 sisa yang terbentuk


n H2SO4 = N H2SO4 sisa x V H2SO4 sisa
n H2SO4 = 33,25 N x 0,001 L
n H2SO4 = 0,03325 mol

d Massa H2SO4 sisa yang terbentuk


m H2SO4 = mol H2SO4x BM
98 gr /mol
m H2SO4 = 0,03325 mol x
2 Ek

m H2SO4 = 1,62925 gram


6.2.6

Yield Pembentukkan H2SO4


berat H 2 SO 4 Percobaan
x 100
% Yield H2SO4 =
berat H 2 SO 4 Teoritis
%Yield H2SO4 =

1,62925 gram
x 100
54 ,096 gram

= 3,018 %

VII

Pembahasan
Nama : Rizka Rismayani Setiawan
NIM : 141424027
Pada percobaan kali ini bertujuan untuk

membuat HCl dengan mereaksikan

natrium klorida (NaCl) dengan asam sulfat (H2SO4). Reaksi pembentukan tersebut
menghasilkan padatan natrium sulfat (Na2SO4) dan gas HCl.
2NaCl(s) + H2SO4(aq)
Na2SO4(s) + 2HCl(aq)
Percobaan ini dilakukan dengan memasukkan 25 gr NaCl yang telah dihaluskan
terlebih dahulu ke dalam reaktor yang telah dirangkai sebelumnya. Tujuan penghalusan
NaCl adalah memperluas permuakaan NaCl sehingga akan lebih mudah bereaksi.
Reaktor yang telah dirangkai harus dipastikan telah terpasang sempurna sehingga tidak
ada celah yang akan menyebabkan kebocoran gas. Oleh karena itu pemberian vaselin
diperlukaan untuk

menutup celah pada reactor. Setelah serbuk NaCl berada dalam

reaktor, masukkan 30 ml H2SO4 dengan corong tetes. Kegiatan tersebut dilakukan pada
ruang asam. Saat tetesan H2SO4 mulai masuk dalam reactor, segera menutup kaca ruang
asam. Hal ini dilakukan agar gas yang terbentuk tidak menyebar di laboratorium. Reaksi
ditandai dengan terbentuknya gelembung gas pada reactor.
Reaksi pada percobaan tersebut menghasilkan HCl. HCl yang dihasilkan pada
percobaan berupa fasa gas yang kemudian masuk dalam scrubber 1 yang telah berisi 50
ml aquades selanjutnya. Aquades akan mengabsorbsi gas HCl sehingga HCl akan
terabsorbsi dalam aquades dan membentuk fasa larutan, menjadi larutan HCl. Kemudian

gas HCl yang menguap dari scrubber 1 akan masuk ke dalam scrubber 2 yang telah berisi
aquades. Hal tersebut terjadi karena adanya perbedaan tekanan pada reactor dan scrubber
sehingga gas HCl akan berpindah dari tekanan tinggi ke tekanan rendah, sehingga gas
HCl akan berpindah dari reaktor ke scrubber 1 lalu ke scrubber 2. Sama halnya seperti
pada scrubber 1, gas HCl akan diabsorbsi oleh aquades, sehingga dihasilkan larutan HCl.
Maka jelaslah, larutan HCl yang terbentuk pada scrubber 1 dan scrubber 2 berbeda
konsentrasinya. Larutan HCl yang terbentuk pada scrubber 1 akan lebih pekat daripada
scrubber 2. Hal ini terjadi karena gas HCl yang masuk pada scrubber 2 telah
terkondensasi sebelumnya pada scrubber 1.
Proses reaksi dikatakan telah selesai bila sudah tidak terbentuk gelembung gas.
Kemudian larutan HCl yang terbentuk pada scrubber dititrasi dengan NaOH 0,1 N. 5 ml
Larutan HCl pada scrubber 1 diencerkan terlebih dahulu sebelum dititrasi. Proses
pengenceran dilakukan sebanyak 100 kali. Yaitu 5 ml HCl diencerkan pada labu takar 50
ml. Kemudian hasil pengenceran pertama diambil 5 ml dan diencerkan kembali pada labu
takar 50 ml. Hal ini dilakukan karena pada saat titrasi dengan NaOH 0,1 N tidak
menunjukkan perubahan warna walaupun setelah volume NaOH yang dititrasi sebanyak
10 ml. Beda hal nya setelah pengenceran. Titrasi dilakukan secara duplo. Dan didapatkan
volume NaOH rata-rata yang digunakan sebanyak 0,95 ml. Sehingga diketahui
konsentrasi larutan HCl di scrubber 1 adalah 1,9 N, mol yang terbentuk sebanyak 0,095
mol, dan massanya adalah 3,4675 gram.
Titrasi kedua dilakukan pada larutan HCl pada scrubber 2. Sebelumnya titran,
yaitu NaOH diencerkan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan karena konsentrasi titra terlalu
pekat untuk dititrasi dengan HCl pada scrubber 2. NaOH diencerkan sebanyak 2 kali.
Yaitu dengan mengencerkan 10 ml NaOH dalam labu takar 10 ml. Kemudian hasil
pengenceran diambil sebanyak 5 ml dan diencerkan kembali pada labu takar 50 ml.
Setelah selesai pengenceran, kemudian mulailah proses titrasi. Titrasi dilakukan secara
duplo. Volume NaOH rata-rata sebanyak 2,55 ml. Sehingga diketahui konsentrasi larutan
HCl pada scrubber 2 adalah 5,1x10-4 N, mol yang terbentuk sebanyak 2,5x10-5 mol, dan
massanya adalah gram. Massa total HCl pada kedua scrubber sebanyak 9,125x10 -4 gram.
Dan diperoleh persen yield larutan HCl dari kedua scrubber sebesar 22,254%.

Untuk mengetahui konsentrasi H2SO4 sisa dapat diketahui konsentrasinya dengan


dititrasi dengan NaOH 0,1 N. Namun sebelumnya larutan H2SO4 sisa perlu diencerkan
terlebih dahulu, dengan mengambil 1 ml larutan H 2SO4 sisa yang kemudian diencerkan
pada labu takar 250 ml. Lalu hasil pengenceran diambil 5 ml untuk kemudian dititrasi.
Titrasi dilakukan secara duplo. Sehingga diketahui konsentrasi larutan H 2SO4 sisa adalah
33,25 N, mol yang terbentuk sebanyak 0,03325 mol, dan massanya adalah 1,62925 gram.
Dan diperoleh persen yield larutan H2SO4 sisa sebesar 3,018%.
Pada percobaan kali ini didapatkan hasil percobaan berbeda dengan hasil teoritis.
Hal ini disebabkan oleh beberapa factor yaitu:
a

NaCl dan larutan H2SO4 tidak bereaksi sempurna sehingga masih terdapat

larutan H2SO4.
Masih terdapat gas Cl pada reaktor akibat pengabsorbsian yang kurang

sempurna oleh aquades.


Perbedaan tekanan yang tidak sesuai keadaan standar sehinggan sistem tidak
bekerja maksimal.

VIII

IX

Kesimpulan
1. Konsentrasi HCl dari scrubber 1 sebesar 1,9 N.
2. Konsentrasi HCl dari scrubber 2 sebesar 5,1x10-4 N.
3. Massa total HCl hasil percobaan sebanyak 3,4684 gram.
4. Persen total yield HCl dari kedua scrubber sebesar 22,254%.
5. Konsentrasi H2SO4 sisa adalah 33,25 N.
6. Massa H2SO4 sisa adalah 1,62925 gram.
7. Persen yield H2SO4 sisa sebesar 3,018%.

Daftar Pustaka
https://wawasanilmukimia.wordpress.com/2014/01/08/asam-hidroklorida-hcl-dankegunaannya/
https://www.scribd.com/doc/261228560/PEMBUATAN-HCl-2
Ngatin, Agustinus. 2010. Pembuatan HCl.
http://majalahkimia.blogspot.com/2011/06/asam-klorida.html

Anda mungkin juga menyukai