|BAGUS YANUARIS DAKAR|
B https://soundcloud.com/gusdakar
Qo https://www.youtube.com/user/god4plus
'®OWALAH adalah sebuah acara per-
temuan antara musisi dan pendengarnya.
Dalam forum ini musisi akan berhadapan, ber-
diskusi dan berbagi dengan pendengarnya peri-
hal karyanya. Forum ini tidak akan membahas
sebatas pada musik saja, melainkan dari berb-
‘agai perspektif—tergantung dari latar belakang
pendengar yang hadir. Selain sebagai ruang
pertemuan antara musisi dan pendengar,
forum ini dapat menjadi ruang evaluatif dan re-
flektif bagi seorang musisi yang karyanya diba-
has.
Forum ini diinisiasi oleh beberapa aktivis musik
cum musisi dan kalangan non musisi yang
geram dengan kondisi dunia musik hari ini yang
telah dikooptasi, dikuasei, diatur atau bahkan
ancurkan oleh kapitalisme musik nasional
maupun trans-nasional. Tidak berhenti disitu,
kondisi tersebut diperparah oleh term musik
indie (yang seringkali diklaim sebagai sistem al-
ternatif terhadap industri musik mainstream)
yang seringkali diusung oleh pelaku musik
sendiri yang ternyata tidak jauh berbeda
dengan sistem mainstream—baik secara ide-
ologi, sistem distribusi terpusat, peminggiran
sistematis, sinisme paternalistik berdasarkan
genre dan konflik-konflik sektarian tak penting
lainya. Mencoba mengambil langkah yang ber-
beda, OWALAH adalah upaya kecil yang beru-
saha membongkar sistem yang telah mapan
dan kemudian berusaha menawarkan sistem
alternatif melalui pembahasan-pembahasan
berbobot dan strategis—kami_ mer apa
yang telah terjadi dalam dunia musik sema-
ta-mata terjadi akibat kegagalan pandangan
sistem yang telah mapan, bukan semata-mata
kesalahan musisi secara personal.
23
owhLAH #2 OWNLAN & RYA
i
Adagium diatas memang terdengar ambis-
ius, tetapi setiap langkah kecil bagi kami
akan selalu memberikan jalan keluar alter-
natif baru, yang barangkali kedepan—jika
dilakukan secara konsisten—akan merubah
situasi hari ini.
Untuk 18 pertemuan pertama, OWALAH
secara khusus akan mengundang 18 musisi
dengan format solo ataupun band yang
karyanya tergabung dalam album kompilasi
Suar Malabar. Keputusan tersebut diambil
berdasarkan pertimbangan yang sederhana
saja—agar pembahasan lebih kontekstual
dan relevan dengan isu-ist lokal.
Pada OWALAH #1 kami telah mengundang
Lourdy Nico seorang musisi
Malang, tetapi karena beberapa alasan
teknis, publikasi terkait proses diskusi tidak
dapat dipublikasikan. Oleh karena itu pada
OWALAH #2 — Bagus Dakar, kami memberi-
kan catatan dan dokumentasi Rembug
Karya dengan cukup lengkap dalam belum
bentuk majalah mini dengan format e-book.
Majalah mini ini akan dipublikasikan rutin
terhitung satu minggu setelah acara. Hingga
hari ini belum ada media center seperti blog
ataupun website terkait kegiatan ini, mun-
gkin nanti jika telah ada momentum yang
tepat.
solo Kota
Bagi para pembaca sekalian yang tertarik
bergabung, OWALAH sendiri diadakan seb-
ulan sekali pada hari minggu malam pada
pukul 19.00 di Warung Srawung. Akhir kata,
selamat membaca.
byOWALAH #2 ~ BAGUS YANUARIS DAKAR, NUSANTARA
Dipantik oleh Robbani Amal Romis
Dicatat oleh Syahriza RizaPEREMBOG
ROWSUGKARYA
INTERPRETASI TERHADAP KARYA BAGUS DAKAR DALAM ALBUM SUAR MALABAR
SEBUAH PENGANTAR REMBUG KARYA
“MEMPERTANYAKAN (KEMBALI) KESENIAN PARTISIPATORIK”
Pemantik: Robbani Amal Romis
Mendaratlah di negeriku, kau akan tahu keindahanya
Mendaratlah di negeriku
Kau akan tahu keindahanya
Bagimu tidak bagiku
Lihatlah ibu pertiwi
Manggut-manggut dan geleng-geleng
Karena nusantaranya semakin bukan miliknya
Dimana pujianmu tentang negeriku
Hancur!
Hancur negeriku
Lebur, dilebur si buncit
Hancur negeriku
Hancur!
Lihatlah ibu pertiwimu
Manggut-manggut dan geleng-geleng
Karena nusantaranya
Semakin bukan miliknya
Dimana pujianmu tentang negeriku
Hancur
Hancur
Hancur negeriku
Lebur dilebur si buncit-buncit
Hancur negeriku
Hancur..Saya tidak akan memberikan komentar terha-
dap musik Dakar, yang memilih untuk menggu-
nakan blues sebagai medium penyam-
Paian—karena saya bukanlah pengamat atau-
pun kritikus musik—saya kira-kira kawan-kawan,
musisi ada yang lebih kredibel untuk itu. Tulisan,
ini adalah sekedar interpretasi pendengar awam,
terhadap karya musik Dakar. Tidak lebih.
Mendengar pertama kali karya Gus Dakar, saya
merasa tidak terlalu menganggap bahwa lagu ini
istimewa. Liriknya saya kira cenderung klise
(saya berkali-kali mendengar lagu dengan lirik
semacam ini) dan mengingatkan saya pada lwan
Fals, entah mengapa lirik-lirik bernada pesimis-
tik dibaur dengan sedikit paradoks membuatkan
saya mengingatkan padanya—sebuah lagu yang,
cocok disenandungkan dalam konteks pemerin-
tahan diktatoral Soeharto.
PENGANTAR
WEMB0g) ONALATT
Saya mengira bahwa ada se-
dikit romantisme dan glorifi-
kasi masa lalu yang tersirat
dalam lagu Dakar, karena
Nusantara secara_historis
mengacu pada sebuah
kekuasaan Kerajaan Majap-
ahit di masa lalu yang mer
likireputasi__gemilang.
Sekilas terdengar ada gurat
yang cukup
mendalam dalam lagu ini,
mungkin karena__nihilnya
kabar gembira tentang
kondisi sosial, ekonomi dan
poli
kekecewaan
ik Indonesia dewas:
“Mendaratlah di negeriku, Kau akan tahu
keindahanya, Bagimu tidak bagiku”
Tetapi, setelah mendengar beberapa kali,
pandangan saya berbelok kearah yang cukup
berbeda. Indonesia sebagai sebuah wilayah
kepulauan di daerah tropis yang kaya akan
sumberdaya alam serta lanskap mempeso-
nanya justru menyembunyikan penderitaan
rakyatnya, sejak era kolonial hingga ki-
nicmasih dalam kacamata Dakar—kita
tidak menemukan ada perubahan yang aga-
knya terlihat siginifikan.
Mendengar lagu Dakar, saya segera teringat
dengan novel Max Havelaar karya Multatuli
(meskipun karya Dakar dengan Multatuli
tentu tidak bisa dipadankan) yang lahir pada
saat pemerintah Hindia Belanda (sekarang
menjadi Indonesia) menerapkan kebijakan
cultuur stelsee! untuk mengejar target pro-
duksi rempah-rempah dan hasil perkebunan
lain yang sangat digemari oleh penduduk Be-
landa dan atau Eropa.Publik Belanda pada saat itu melihat Hindia
Belanda adalah sebuah tempat impian—tem-
pat dimana lanskap mempesona, eksotisme
pribumi, dan segala kenikmatan surgawi
berada. Mengambil setting daerah Lebak
Banten, Multatuli bercerita tentang seorang,
Residen Hindia Belanda yang teguh untuk me-
nentang kesewenang-wenangan, penindasan
serta penghisapan terhadap pribumi yang
dilakukan oleh kaumnya senditi
novel itu berkisah tentang realitas Hindia Be-
landa yang berbanding terbalik—atau bahkan
bertentangan—dengan imaji publik Belanda.
Belakangan, Novel Max Havelaar mampu mer-
ubah pandangan masyarakat Belanda tentang
Hindia Belanda yang kemudian melahirkan ke-
bijakan politik etis[1], khususnya pula akibat
tekanan kaum sosial demokrat Belanda. Politik
etis adalah alasan mengapa pribumi dapat
mengenyam pendidikan serta lahirnya intelek-
tual-intelektual pribumi yang kemudian men-
Jadi tokoh-tokoh revolusi setelahnya.
Pendeknya
OWN
RUWDUGKARYA
PEREMBUG
Novel tersebut menggambarkan situasi
Hindia Belanda yang mungkin masih relevan
dengan konteks hari ini—dan hampir serupa
dengan bahasa Dakar—bahwa imaji tentang
Indonesia sebagai wilayah yang eksotis,
mempesona dan kaya ternyata tidak ber-
jalan sebanding dengan kesejahteraan
rakyatnya.
Bahwa seluruh kekayaan itu pada kenyata-
anya diobral kepada kapitalisme transnasi:
onal, dan sedikit sekali rakyat Indonesia
mendapatkan bagian atas semua itu. Dalam
slogan-slogan tentang pariwisata_ yang
bertebaran yang menawarkan imaji-imaji,
sensualitas, serta kedalaman puitik tentang
Indonesia ternyata hanya serupa kosmetik
yang menutupi realitassesungguhn-
ya—bahwa diam-diam semua itu,
penghisapan dan penindasan terus terjadi.
Bahkan berbeda dengan sebelumnya, hari
ini—setengah berbisik—saudagar-saudagar,
intelektual-intelektual pribumi dan para
pemuka agama bahkan membangun sind-
ikat dengan korporat itu.
Bagi saya, secara umum musik Dakar memili-
ki potensi yang baik—karena dengan
fleksibilitas, humor, serta musik yang adapta-
tif terhadap setiap kondisi, saya kira sudah
menjadi syarat bagi musisi untuk bersuara di
depan publik pendengar. Hingga pada titik
mampu menggerakkan seseorang, publik
atau bahkan masyarakat.
Tetapi titik itu nampaknya mensyaratkan be-
berapa hal—bahwa musisi haruslah menjadi
bagian, menyatu, dan mendengar audiensn-
ya. Sebuah proses berkarya yang partisipatif.
Bukankah sudah jamak audiens mendengar-
kan musisi?, bagaimana jika sebaliknya?.CATATAN REMBUG KARYA
|e
ORALANTBedah karya Bagus Yanuaris Dakar dari segi kon-
septual dipantik oleh Robbani Amal Romis dan
juga selaku Moderator.
PEEAUA
Robbani Amal Romis
Lirik-liriknya pada mulanya saya rasa tidak ter-
lalu istimewa, cenderung klise dan mengingat-
kan pada dekade awal 90an. Isu-isu seputar
pembangunan tentang —_ pembangunan
ekonomi yang asimetris semasa Orde Baru.
Kemudian adapula
dalam karya Bagus Dakar terkait kejayaan Nu-
santara dimasa lampau, lirik yang bertendensi
romantisme punya sisi paradoks apabila dire-
levansikan dengan kondisi kontemporer: diba-
lik keindahan yang digambarkan dalam lagu
Bagus Dakar ada sesuatu yang tidak terjelas-
kan.
tendensi romantisme
Perspektif Bagus Yanuaris Dakar ini mengingat-
kan kita pada arya Multatuli, Max
Haveelar{2]. Novel Multatuli mampu merubah
kebijakan belanda di akhir dekade 1880-an
dan melahirkan suatu kebijakan kolonial yang
dikenal dengan istilah politik etis. Belakangan
romantisme multatulian melahirkan golongan
intelegensi seperti Soekarno, Tan Malaka dan
sebagainya.
OWNLAL
TON
REMBO RUKKUGRARYA
Karya Bagus Yanuaris Dakar—dalam konteks
seni musik—seringkali kita melihat penden-
gar musik mendengar apa yang diutarakan
oleh sang mu: Dalam konteks gerakan
sosial yang progresif dan partisipatif, kondis-
inya harus terbalik: bahwa musisi menden-
gar aspirasi dari pendengar musik. Proses di:
alektika antara musisi dan pendengar musik.
Bagus Yanuaris Dakar
Romantisme pada masa lalu mendorong kita
untuk merefleksikan realitas hari ini. Bahwa
musik harus mendorong lahirnya kesadaran
politik yang peka akan realitas. Musik blues
yang saya bawakan dalam lagu saya ini
diambil dari semangat perjuangan melawan
ketertindasan budak-budak Afrika-Amerika
di sepanjang Sungai Misissipi Amerika[3]
Dan disana pula musik Blues lahir.
Denny Mizhar
Saya kira ada ketersayatan atau kondisi ket-
ertindasan ketika kita mendengar musik
Blues. Karena musik Blues pada masa awal
kelahirannya muncul di gereja-gereja dan
lingkungan kelas pekerja terutama mereka
yang berkulit hitam. Refleksi atas musik
blues harus memperlihatkan kondisi para-
doksal antara apa yang dibawakan lagu
Bagus Dakar dengan kondisi realitas hari ini.Robbani Amal Romis, Denny Mizhar
Saya rasa Blues memili ciri khas yang unik—yaitu
humor. Tetapi humor musik Blues adalah humor
Parodi tentang ketertindasan.
Feri H. Said
Perkembangan blues tidak sebagaimana di-
bayangkan oleh Denny Mizhar bahwa ia lahir
dari kondisi realitas ketertindasan. Tiap varian
dari musik blues memiliki konteks sosio-his-
torisnya masing-masing. Beberapa musik Blues
seperti Blues Pop (dalam istilah Santoso Febri
Nugroho: Blues Ganteng), Pure Blues, Country
Blues dan lain-lain. Bagi saya Blues yang meng-
gunakan slide sengaja dipilih karena easy listen-
ing.
Bagus Yanuaris Dakar
Bagi saya musik Blues punya semangat relegi-
usitas.
PERKEMBANGAN INDEKS GINI INDONESIA
(19782011)
95
Denny Mizhar
Pilihan blues berdasarkan konteks kelahiran
blues itu sendiri relevan dengan teks atau lirik
dalam lagu Bagus Yanuaris Dakar. Kemudian bagi
saya, butuh waktu panjang untuk membentuk
kesadaran yang didistribusikan melalui musik.
‘Ada beberapa pengetahuan yang dipantik oleh
lirik lagu Bagus Yanuaris Dakar—dalam liriknya
ia menggambarkan bahwa proses penjajahan
OWN
AON
REMBU RUKDUGKARYS
tidak hanya secara material, tetapi juga im-
material seperti kondisi asal_usul_mas-
yarakat pasca-kolonial, bahwa kita tidak
memiliki informasi yang cukup tentang asal
usul sejarah masyarakat Indonesia.
Douwes Dekker pernah menulis tentang
realitas masyarakat di Malang yaitu mas-
yarakat petani kopi pada masa kolonial
(menambahkan).
Isu ekonomi dapat menjadi isu yang domi-
nan. Contohnya adalah Papua. Pemimpin
Indonesia tidak memiliki keberanian untuk
tambang-tambang sing di
Minimal mendeklarasikan hal
Kemudian data World Bank
merebut
Papua.
tersebut.
menunjukkan bahwa kesenjangan di Indo-
nesia lebih besar ketimbang kesenjangan
yang ada di Ethiopia [4] . Bayangkan, Ethip-
ia negeri yang terkenal sangat miskin itu,
Sayangnya musik Bagus Dakar tentang ro-
mantisme masa lalu kurang membawa rasa
dan realitas itu—dengan kata lain masih
terlalu umum.
Robbani Amal Romis
Kita sulit membongkar elemen penindas
dalam ilmu pengetahuan, karena prosedur
ilmu pengetahuan yang sangat mapan.
Denny Mizhar
Yang saya maksud pengetahuan adalah
pengalaman yang tidak dikategorikan oleh
epistemologi barat ilmiah dan rasional
Dalam isitilah lain—tacit knowledge (un-
spoken knowledge)|5]Robbani Amal Romis
Elemen penindas dalam ilmu pengetahuan
menjebak kita pada proseduralisme. Bukan
hanya secara kognitif tetapi juga afektif yaitu
ibawah kesadaran. Sukar untuk menemukan
format perlawanan yang tepat. Saya kira musik
Bagus Yanuaris Dakar tidak mengambil perspek-
tif agitatif dan ini adalah langkah yang mungkin
tepat, karena cara lain untuk melawan struktur
yang mapan adalah justru tidak melakukan
apapun, bermalas-malasan, boikot: anarkisme
pasifl, Selain itu, oksidentalisme dapat menjadi
basic knowlegde bagi gerakan sosial di negara
pasca-kolonial. Termasuk musik.
Han Farhani
Bagus Yanuaris Dakar harus konsisten dengan
musik bluesnya agar menemukan karakteristikn-
ya sendiri. Apabila
Blues kita dapat membongkar
muatan ideologi dari tiap varian blues. Bagaima-
na mutasi ideologis terjadi dan mengaburkan
spirit asilnya.
Kemudian saya akan menggaris bawahi per-
nyataan Denny Mizhar soal kemiskinan. Persoa-
lan kemiskinan harus diklarifikasi ulang: indika-
tor kita yang salah.
menarik dari turunan
kesalahan
10
OWN
RUMSUGKARYVA
GeTATGH
EMBU
Kita hanya dapat melawan_kapitalisme
dengan tidak menggunakan indikator kapi
talisme itu sendiri, contohnya indikator ke-
miskinar i
Denny Mizhar
Sayyed Alatas, Mitos pribumi Malas(6].
Pribumi malas diciptakan oleh kaum kolonial
untuk mendorong produktivitas pertanian di
pedesaan. (orang desa)
karena mereka tidak mau bekerja di perke-
bunan milik belanda.
Mereka malas
Robbani Amal Romis
‘Munculnya pribumi malas karena ada sistem
yang dipaksakan. Padahal fakta memperli-
hatkan bahwa sistem ekonomi masyarakat
Nusantara berbasis keluarga (subsisten)
yang di dorong oleh motivasi kebutuhan
saja. Kemudian menurut saya musik di nu-
santara dapat dikatakan sebagai bentuk
pengharapan, harapan untuk hidup selamat
dan sejahtera. Dengan kata lain jika mas-
yarakat Nusantara bermusik,
berdoa. Dalam konteks hari ini bagi saya
musik bisa bersifat demarginalisasi_ kaum
terpinggirkan. Karena kesenian nusantara
telah terpinggirkan oleh logika dagang.
maka iaSaya sepakat dengan Han Farhani soal indikator
kemiskinan, tetapi disisi lain sayapun tidak sepa-
kat dengan indikator kemiskinan dari oriental-
isme termasuk marxisme yang menggunakan in-
dikator kuantitatif[7].
Santoso Febri Nugroho
Tantangan terbesar kesenian Nusantara adalah
melakukan counter hegemony(8] terhadap ke-
budayaan modern yang terlanjur mengakar di
masyarakat hari ini.
Bagus Dakar
Menurut saya,
modern adalah dengan terus bersikap konsis-
ten. Hal yang terpenting adalah DISIPLIN.
cara. melawan__kebudayaan
AW
11
ATATA
EMBU
Robbani Amal Romis
Konsistensi tanpa strategi adalah sikap yang
kurang tepat. Kita juga tidak dapat terus
terjebak oleh romantisme dan glorifikasi
masa lalu.
OWN
RUMSUGKARYVA
Karya harus didasarkan atas pengalaman
akan realitas. Semakin kaya pengalaman
maka semakin banyak pula tingkat kreati
tas yang bisa diejawantahkan dalam suatu
karya. Ketika kita ingin menghasilkan karya
yang otentik kita harus bersikap partisipatif,
yaitu mengalami proses
langsung di masyarkat atau Turba[9]
keterlibatan
Denny Mizhar
Mengounter kapitalisme dengan cara be-
rangkat dari basis gerakan sosial di akar
rumput adat. Kita mesti menggali bagaima-
nna masyarakat adat menggerakkan pere-
konomian subsisten. Sedangkan spirit me-
nentas penindas dapat dianulir dari tanda
yang didapatkan oleh pendengar musik
blues.
Rheza Dio Primananda
Nada-nada tentatonik dengan sendirinya
memunculkan estetika tentang kepedihan
sahkan tanpa musik blues itu sendi
|. Said
lusik hanya media untuk mendistribusikan
gagasan. Sama halnya dengan musik blues.
rl
Deni
Mizhar
rembug karya ada dua wacana: yaitu
musik (bagi mereka yang mer
denege musik), kedua kajian gerakan sosial.
ki minatLS
Bagus Yanuaris Dakar
Harapan saya menciptakan lagu ini adalah men-
yadarkan masyarakat Indonesia bahwa mas-
yarakat Indonesia itu kaya, namun kekayaan
tersebut justru tidak dapat dinikmati oleh mas-
yarakat Indonesia.
Han Farhani
Setiap nada dasar memiliki suasana yang berbe-
da dan kesalahan memilih nada _membawa
dampak pada pesan yang tidak tersampaikan.
Khusus untuk Bagus Yanuaris Dakar ada pengec-
valian, musik Blues yang berbasis tiga kunci
cenderung mampu menyesuaikan suasana dan
lirik yang dibawakan
Robbani Amal Romis
Bagi saya Blues adalah karya dalam kondisi ket-
erbatasan. Karena jika menilik pada tempat asal-
nya Blues adalah sarana menghibur diri dalam
kondisi yang serba terbatas para budak Afri-
ka-Amerika. Dan chord yang digunakan relatif
lebih mudah, karena mempermudah merekam
peristiwa keseharian para budak.
Medium musik blues yang sederhana mampu
mengurai permasalahan dalam masyarakat yang
lebih luas.
12
em
OWNLAL
REMBUR RUKDUGKARYS
Musik blues dalam konteks hari ini amat se-
hingga_ mampu _membongkar
adanya penindasan bahkan dapat dimulai
dari hal-hal yang sederhana.
derhana
Denny Mizhar
Membuat suatu peristiwa tidak lah mudah,
oleh karena itu momentum menjadi pent-
ing. Mengapa Blues dapat lahir? Karena ada
momentum peristiwa penindasan kaum
putih terhadap kaum kulit hitam. Dan hari
ini kita dapat melihat bahwa seniman sema-
kin lama tidak mampu menangkap momen-
tum, sehingga perlahan seniman berjarak
dengan kondisi masyarakat. Seniman yang
demikian pada akhirnya terjebak pada ko-
modifikasi pasar kapitalisme yang menjad-
ikan musik—termasuk Blues—semata-mata
sebagai komoditas yang dapat diperjual be-
likan.
Hal tersebut dapat diakibatkan karena tidak
adanya ruang-ruang pengetahuan yang ter-
cipta: Ruang epistemik. Ruang tersebut
dapat terjadi ketika kita memiliki latar be-
lakang ideologi yang serupa dan memper-
soalkan sesuatu bersifat kontigen dan cair.
Farhan Rizaldy
Musik-musik hari ini lebih cenderung men-
jual musik mereka tanpa mengetahui musik
yang mereka bawakan.
Robbani Amal Romis
Bagi saya musik yang progresif dan partisi-
patif mampu melebur dan menghancurkan
batas antara musisi dan penikmat musik,
sebagai individu melebur
dengan audiens yang komunal.
dimana_ musiDan itu memberikan prasyarat penting bahwa
musik tidak dapat dilepaskan dari realitas sosial.
Musisi dibentuk oleh latarbelakang sosio-his-
torisnya yang tercermin dari karya-karyanya.
Dan proseduralisme dalam industri musik meng-
hilangkan spirit bagi musik-musik yang bersifat
progresif. Disini forum rembug karya ini adalah
salah satu upaya menghancurkan batas antara
pendengar musik dan musisi lewat proses dialo-
ais.
Bagus Yanuaris Dakar
Secara konseptual saya berkarya atas dasar ker-
induan yang diceritakan oleh kakek. Yang saya
rasakan saat ini berbeda dengan apa yang sudah
diceritakan oleh kakek. Bahwa dulu kakek saya
bercerita. tentang kondisi
lampau yang makmur, makan tidak susah. Seka-
rang kita lihat, betapa susahnya memikirkan
makan untuk besok.
Indonesia masa
Bagus Yanuaris Dakar
Musik yang saya buat lahir dari proses pengala-
man saya. Sesederhana itu. Jika kemudian karya
saya berdampak pada gerakan sosial yang lebih
besar, bagi saya itu bonus saja.
13
OWNLAL
SON
RETBO RUABUGRARYI
Denny Mizhar
Musik terdiri dari dua jenis yaitu musik
yang melakukan konservasi dalam arti
hanya bertahan dengan kedirian asali dari
sang pemusik, ada pula musik yang
melakukan transformasi yang cenderung
beradaptasi dengan realitas modern.
Yang terpenting bukan bagiamana musik
itu dinyanyikan, melainkan bagaimana
musik itu mampu melahirkan transformasi
sosial di masyarakat. Seniman harus hadir
di masyarakat yang memiliki persoalan, se-
hingga masyarakat tersebut memiliki inspi-
rasi bahwa apa yang tengah mereka per-
soalkan memiliki dukungan dari musik.
Robbani Amal Romis
Seniman yang progresif mampu melam-
paui prosedur seperti kategorisasi musik
berdasarkan genre dan sebagainya. Karena
seniman mampu merubah informasi peng-
etahuan yang bersifat eksklusif (dalam arti
hanya dapat dimengerti oleh kalangan aka-
demisi maupun musisi) menjadi lebih se-
derhana dan dapat dicerna oleh mas-
yarakat umum.
Bagus Yanuaris Dakar
Betul, strategi_memproduksi kesadaran
bagi masyarakat saya lakukan dengan cara
menyederhanakan musik (easy listening).
Tebar energi positif adalah salah satu
strategi yang saya ambil dalam mempro-
duksi kesadaran lewat musik.
—Rembug Karya Berakhir—[aJSebuah kebijakan Pemerintah Belanda untuk
menyejahterakan daerah-daerah jajahanya dengan
penyelenggaraan pendidikan dan upaya-upaya pen-
ingkatan kesejahteraan masyarakat pribumi. Meski-
pun kebijakan ini masih terbatas pada kalangan nin-
grat saja. Untuk kalangan pribumi miskin kebijakan
ini masih berbentuk bantuan-bantuan karikatif. Jka~
pun ada yang lebih baik, itu bertujuan untuk mence-
gah resistensi yang lebih dalam dari kalangan pribu-
[2)Max Havelaar karya Multatuli merupakan salah
satu karya penting tentang kondisi sosio-historis
bangsa Indonesia yang berlangsung disekitar rezim
cultuurstelsel. Karya sastra ini bercerita tentang pen-
indasan_kaum kolonial kepada kaum pribumi
dibawah sistem tanam paksa di daerah Lebak,
Banten. Kondisi kaum pribumi yang tertindas dari
dua arah, baik dari kaum kolonial dan kaum pribumi
feodal yang menyandarkan kekuasaannya pada rezim
cultuurstelsel. Pramoedya Ananta Toer merujuk
karya ini dalam New York Times sebagai “Buku yang
Membunuh Kolonialisme”. Seperti karya-karya sastra
yang didasarkan atas kondisi histografis masyarakat
di periode tertentu, karya ini membantah hipotesa
sistem produksi kapitalisme yang diyakini oleh
‘ekonom Eropa bahwa sistem tersebut hanya dapat
berjalan apabila didukung oleh suatu regulasi yang
melindungi pasar bebas. Sebaliknya, rezim cultuurs-
telseljustru menunjukkan bahwa modus produksi ka-
pitalisme dapat bertahan dan lestari bahkan tanpa
pasar bebas. Dalam rezim cultuurstelsel, kapitalisme
berjalan bersamaan dengan feodalisme. Seman-
gat-semangat Multatulian juga dapat kita baca dalam
magnum opus Tetralogi Buru arya Pramoedya.
Untuk lebih lengkap lihat; Multatuli, Max Haveelaar,
Jakarta: Penerbit Narasi, 2013; Robert Van Niel,
Sister Tanam Paksa di Jawa, Jakarta: LP3ES, 2003;
Savitri Scherer, Pramoedya Ananta Toer Luruh dalam
Ideologi, Jakarta: Komunitas Bambu, 2012;
Pramoedya Ananta Toer, Sumi Manusia, Anak Semua
Bangsa, Jejak Langkah, Rumah Kaca, Jakarta: Pener-
bit Lentera
CATATAN | OWN
HUUGKARYS
[3]Bangsa Afrika Amerika telah mendiami pinggi-
ran sungai mississippi sejak abad ke 17 yang
dibawa oleh koloni Perancis dan Spanyol sebagai
budak. Populasi orang-orang Afrika-Amerika se-
makin meningkat setelah perang saudara bera-
khir seiring dengan dideklarasikannya mississippi
menjadi negara kedua yang memisahkan diri dari
Serikat. Migrasi besar kedua terjadi pada abad
berikutnya disekitar tahun 1930-1930 bertepa-
tan dengan depresi besar yang menghantam
‘Amerika. Hampir tiga perempat dari jumlah mi-
grasi adalah orang-orang kulit hitam yang mendi-
ami wilayah urban dan berprofesi sebagai peker-
ja industri. Seiring berjalannya waktu, budaya
kelas pekerja__terbentuk —_ menghasilkan
musik-musik lokal yang kemudian menjadi terke-
nal diseluruh dunia, seperti musik gospel, coun-
try, jazz, blues dan rock roll. Sebagian besar
pencipta musik-musik tersebut adalah orang kulit
hitam yang mendiami delta Mississippi.
Musik-musik yang lahir dari Mississippi dimasa
awal kelahirannya banyak memuat isu-isu sosial
seperti diskriminasi ras diberbagai aspek, kebe-
basan berpendapat dan penuntutan hak-hak sipil
kulit hitam,
[4] Data terakhir world Bank menunjukkan ketim-
Pangan distribusi pendapatan di Indonesia sudah
sangat menghawatirkan. Ketimpangan pendapa-
tan di Indonesia terus meningkat sejak krisis
ekonomi tahun 1997-1998 yang juga mendorong
kejatuhan Soeharto. Kejatuhan Soeharto menan-
dai adanya transisi dari rezim otoritarian menuju
rezim demokrasi semula diharapkan mampu
mendemokratisasikan pendapatan di Indonesia
agar lebih merata. Namun kenyataan justru seba-
liknya, ketimpangan distribusi pendapatan di In-
donesia justru semakin meningkat. Rasio gini
terus meningkat tajam terhitung sejak tahun
2000 hingga tahun 2015 terakhir mencapai 0,41.
Perlu diketahul Revolusi Mesir yang menjadi
agian dari rentetan musim gugur arab—Arab
Spring, indeks rasio gininya mencapai 0,44.[1JSebuah kebijakan Pemerintah Belanda untuk
menyejahterakan daerah-daerah jajahanya dengan
penyelenggaraan pendidikan dan upaya-upaya pen-
ingkatan kesejahteraan masyarakat pribumi. Meski-
pun kebijakan ini masih terbatas pada kalangan nin-
grat saja. Untuk kalangan pribumi miskin kebijakan
ini masih berbentuk bantuan-bantuan karikatif. Jika~
pun ada yang lebih baik, itu bertujuan untuk mence-
gah resistensi yang lebih dalam dari kalangan pribu-
[2]Max Havelaar karya Multatuli merupakan salah
satu _karya penting tentang kondisi sosio-historis
bangsa Indonesia yang berlangsung disekitar rezim,
cultuurstelsel. Karya sastra ini bercerita tentang pen-
kepada kaum pribumi
dibawah sistem tanam paksa di daerah Lebak,
Banten. Kondisi kaum pribumi yang tertindas dari
dua arah, baik dari kaum kolonial dan kaum pribumi
feodal yang menyandarkan kekuasaannya pada rezim
cultuurstelsel. Pramoedya Ananta Toer merujuk
karya ini dalam New York Times sebagai “Buku yang,
Membunuh Kolonialisme”. Seperti karya-karya sastra,
yang didasarkan atas kondisi histografis masyarakat
di periode tertentu, karya ini membantah hipotesa
sistem produksi kapitalisme yang diyakini oleh
‘ekonom Eropa bahwa sistem tersebut hanya dapat
berjalan apabila didukung oleh suatu regulasi yang,
melindungi pasar bebas. Sebaliknya, rezim cultuurs-
telsel justru menunjukkan bahwa modus produksi ka-
pitalisme dapat bertahan dan lestari bahkan tanpa
pasar bebas. Dalam rezim cultuurstelsel, kapitalisme
berjalan bersamaan dengan feodalisme. Seman-
gat-semangat Multatulian juga dapat kita baca dalam
magnum opus Tetralogi Buru karya Pramoedya.
Untuk lebih lengkap lihat; Multatuli, Max Haveelaar,
Jakarta: Penerbit Narasi, 2013; Robert Van Niel,
Sistem Tanam Paksa di Jawa, Jakarta: LP3ES, 2003;
Savitri Scherer, Pramoedya Ananta Toer Luruh dalam
Ideologi, Jakarta: Bambu, 2012;
Pramoedya Ananta Toer, Bumi Manusia, Anak Semua
Bangsa, Jejak Langkah, Rumah Kaca, Jakarta: Pener-
bit Lentera.
indasan kaum kolonial
Komunitas
Oh
RUMIUGK
CATATAN
KAKI
ARVO
[31Bangsa Afrika Amerika telah mendiami pingai-
ran sungai mississippi sejak abad ke 17 yang
dibawa oleh koloni Perancis dan Spanyol sebagai
budak. Populasi orang-orang Afrika-Amerika se-
makin meningkat setelah perang saudara bera-
khir seiring dengan dideklarasikannya mississippi
menjadi negara kedua yang memisahkan diri dari
Serikat. Migrasi besar kedua terjadi pada abad
berikutnya disekitar tahun 1930-1930 bertepa-
tan dengan depresi besar yang menghantam
‘Amerika. Hampir tiga perempat dari jumlah mi-
grasi adalah orang-orang kulit hitam yang mendi-
ami wilayah urban dan berprofesi sebagai peker-
ja industri. Seiring berjalannya waktu, budaya
kelas pekerja_terbentuk — menghasilkan
musik-musik lokal yang kemudian menjadi terke-
nal diseluruh dunia, seperti musik gospel, coun-
try, jazz, blues dan rock n roll. Sebagian besar
pencipta musik-musik tersebut adalah orang kulit
yang, delta Mississippi.
Musik-musik yang lahir dari Mississippi dimasa
awal kelahirannya banyak memuat isu-isu sosial
seperti diskriminasi ras diberbagai aspek, kebe-
basan berpendapat dan penuntutan hak-hak sipil
kulit hitam,
hitam mendiami
[4] Data terakhir world Bank menunjukkan ketim-
Pangan distribusi pendapatan di Indonesia sudah
sangat menghawatirkan, Ketimpangan pendapa-
tan di Indonesia terus meningkat sejak krisis
ekonomi tahun 1997-1998 yang juga mendorong
kejatuhan Soeharto. Kejatuhan Soeharto menan-
dai adanya transisi dari rezim otoritarian menuju
rezim demokrasi semula diharapkan mampu
mendemokratisasikan pendapatan di Indonesia
agar lebih merata. Namun kenyataan justru seba-
liknya, ketimpangan distribusi pendapatan di In-
donesia justru semakin meningkat. Rasio gini
terus meningkat tajam terhitung sejak tahun
2000 hingga tahun 2015 terakhir mencapai 0,41.
Perlu diketahui Revolusi Mesir yang menjadi
agian dari rentetan musim gugur arab—Arab
Spring, indeks rasio gininya mencapai 0,44.[5] Tacit knowlodge dalam kaum oxford adalah; “un-
written, unspoken, and hidden vast storehouse of
knowledge held by practically every normal human
being, based on his or her emotions, experiences, in-
‘sights, intuition, observations and internalized infor-
‘mation. Tacit knowledge is integral to the entirety of
a person's consciousness, is acquired largely through
association with other people, and requires joint or
shared activities to be imparted from on to another.
Like the submerged part of an iceberg it constitutes
the bulk of what one knows, and forms the underly-
ing framework that makes explicit knowledge possi-
ble’.
[6] Mitos yang disebarkan oleh kaum penjajah di
seluruh Eropa dalam abad-abad itu sebenarnya tidak
hanya mengenai kemalasan orang pribumi, tetapi
lebih luas dari pengertian umum. Orang-orang pribu-
mi dalam buku Alatas digambarkan sebagai orang
yang lamban, dungu, terbelakang, curang dan tidak
( intelegensi. Mitos yang merendahkan kaum
pribumi itu sebenamya merupakan refleksi sikap
angkuh dan anggapan diri kaum penjajah sebagai ras.
yang superior di atas kaum pribumi. Mitos itu diper-
lukan untuk mengesahkan politik kerja paksa, jual
paksa dan tanam paksa dalam rezim cultuurstelsel,
Dalam sistem kapitalisme kolonial, kaum kolonial
menanggap kaum pribumi malas atas dasar hasil
kerja kaum pribumi yang tidak sesuai dengan apa
yang kaum kolonial inginkan, yaitu kerja paksa untuk
menghasilkan keuntungan yang besar bagi kaum ko-
lonial. Menurut Alatas, ekspresisikap malas
‘orang-orang pribumi pada dasarnya bukan dikare-
nakan oleh sikap asali kaum pribumi yang tidak ingin,
bekerja, melainkan lebih merupakan sikap_politik
yang enggan bekerja
corang-orang kolonial. S.H. Alatas, Mitos
Pribumi Malas, Jakarta: LP3ES, 1988.
kaum pribumi kepada
Referensi
OWN
ROMIUGK
CATATAN
KAKI TRYE
‘Memang tengah terjah terjadi perdebatan ten-
‘tang pemikiran Marx—apakah marxisme dapat
dikategorisasikan sebagai bagian dari pemikiran
orientalisme atau bukan, Rujukan utama orien-
talisme umumnya datang dari Edward Said dalam
bukunya berjudul Orientalisme: Menggugat He-
gemoni Barat dan Mendudukkan Timur sebagai
Subyek. Said menekankan bahwa orientalisme
beroprasi dalam operasi diskursif lewat teks-teks
seperti karya ilmiah, karya sastra, laporan peneli-
tian dan sebagainya dan juga beroprasi dalam
praksis ideologis yang mengemuka dalam kekua-
tan politik seperti imperialisme dan kolonialisme,
Kebangkitan peradaban barat terhitung sejak era
pencerahan di Eropa telah membagi wilayah
dunia menjadi dua bagian besar yaitu Barat dan
‘Timur, peradaban yang beradab dan peradaban
yang tidak beradab. Suatu cara pandang perad-
aban barat kepada peradaban timur menurut
Said pada dasarnya tak lebih dari upaya dominasi
agar peradaban timur mampu tunduk kepada
kepentingan-kepentingan peradaban__ barat.
Dalam konteks tersebut pemikiran Marx dan
marxisme secara geografis memang Iahir di pu-
sat-pusat peradaban Barat seperti Jerman, Per-
ancis dan Inggris. Apakah marxisme menjadi
bagian dari rezim orientalisme memang masih
menjadi perdebatan mengingat rentang dan
daya jangkau apa yang di pikirkan Marx sendiri
amatlah luas. Said sendiri dalam karyanya juga
menyinggung pemikiran Marx yang ia tuduh se-
agai bagian dari rezim orientalisme. Sikap marx
terhadap bangsa Timur bagi Said adalah simpati
yang “setengah-setengah”, Said mengkritik marx
karena tidak sepenuhnya sudi membongkar kolo-
nialisme yang telah mapan. Berbeda dengan be-
berapa sarjana post-kolonial yang memiliki garis
pemikiran sejenis dengan Said—Gayatri Spivak
misalnya—melihat pemikiran Marx merupakan
salah satu pemikiran yang langsung mengkritik
jantung kapitalisme —kolonial _— dimasanya.
‘Menurut Spivak pemikiran marx yang anti-kolo-
nial dapat dilihat dari teks-teks Marx tua baik
dalam karya momumental Das Kapital atau
karya-karya lainnya yang menaruh perhatian
pada modus produksi asia, kolonialisme di Timur
Jauh (Indonesia) dan kolonialisme spanyol di
‘Amerika Latin.Lihat; Edward Said, Orientalisme, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2009; Karl Marx, Kapital buku 1-3, Jakarta:
HastaMitra; Gayatri Spivak,
Reason, Harvard University Press, 1999, Karl Marx,
Membongkar Akar Krisis Global (Ed. David Renton),
Yogyakarta: Resistbook, 2009, Leela Gandhi, Teori
Postkolonial upaya meruntuhkan hegemoni barat,
Yogyakarta: kalam, 2007, Stephen Morton, Gayatri
ique of post-colonial
Spivak Etika, Subaltern dan kritik Penalaran postkolo-
nial, Yogyakarta: Pararaton, 2008.
[8]Counter Hegemony. Istilah ini lazim ditemukan
dalam karya Antonio Gramsci dan karya-karya grams-
cian diberbagai bidang disiplin ilmu. Bagi Gramsci he-
gemoni merupakan istilah yang ia pergunakan untuk
menjelaskan bagaimana kekuasaan ekonomi kapital-
isme mencoba mendominasi dan mengkapital-
isasikan masyarakat. Hegemoni berlangsung lewat
berbagai macam media seperti negara melalui apara-
tusnya, media massa, dan sistem pendidikan. Untuk
melakukan perlawanan terhadap hegemoni sistem
kapitalisme ini, Gramsci mengajukan solusi counter,
hegemony dengan menitik beratkan pada sektor
pendidikan. Bagi gramsci pendidikan dan juga kaum,
intelektual menekankan peranan penting di mas-
yarakat untuk menjaga kesadaran otentik masyarakat
sebagai seorang manusia seutuhnya. Kata-kata
Gramsci yang terkenal: setiap orang sebenarnya
adalah seorang intelektual namun tidak semua orang
menjalankan fungsi intelektualnya di masyarakat.
Menurut Gramsci, intelektual yang otentik adalah in-
telektual organik, yaitu intelektual yang berpartisipa-
si aktif dalam kehidupan masyarakat, menanamkan
kesadaran baru yang menyingkap kegagalan sistem,
yang telah mapan. Lihat Antonio Gramsci, Prison
Notebooks, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013.
CATATAN | ()
KAKI REMDUGKARYS
[9] Turba! Turun kebawah. Gerakan turun ke-
berintegrasi dengan rakyat bekerja. Turba mer-
upakan konsep tentang hubungan antara pekerja