Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Dalam Mengikuti Program Pendidikan Profesi
Dokter Bagian Ilmu Radiologi di Badan Rumah Sakit Daerah Wonosobo
Diajukan Kepada :
dr. Kus Budayantiningrum, Sp. Rad
Disusun Oleh :
Putri Pratiwi HIdayat
20090310052
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM
PENDIDIKAN PROFESI DOKTER UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA BAGIAN ILMU RADIOLOGI RUMAH SAKIT DAERAH
WONOSOBO
2015
BAB I
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS
Nama
: Ny. S
Umur
: 54 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Pekerjaan
Status
: Menikah
Alamat
: Kalikajar Wonosobo
No CM
: 628312
Keluhan Utama
Riwayat obsgyn :
Pasien merupakan seorang P3A0, semua persalinan pervaginal, riwayat
abortus (-), riwayat menstruasi : pasien mengaku siklus mensnya sudah tidak
lancar. Riwayat KB : pasien mengaku pernah KB suntik dan pil.
Anamnesis Sistem
Sistem Serebrospinal
Sistem Kardiovaskular
debar (-).
: Sesak nafas (-), batuk (-)
Sistem Gastrointestinal
Sistem Urogenital
Sistem Integumentum
Sistem Muskuloskeletal
C.
Sistem Respiratorius
PEMERIKSAAN FISIK
1.
2.
3.
Vital Sign
a.
Suhu
: 37,5 C
b.
Nadi
c.
Pernafasan
d.
a.
4.
Pemeriksaan Kepala
a.
b.
5.
Konjungtiva
Rambut
Pemeriksaan Mata
: Pada mata kanan dan kiri tidak anemis
b. Sklera
Pemeriksaan Hidung
a.
Bentuk
b.
Sekret
7.
Pemeriksaan Mulut
a.
Bibir
: Bibir basah
b.
Lidah
c.
Tonsil
: Tidak membesar
d.
Faring
: Tidak hiperemis
8.
Pemeriksaan Telinga
a.
Bentuk
b.
Sekret
: tidak ada
c.
Fungsional
: pendengaran baik
9.
Pemeriksaan Leher
a.
JVP
: tidak meningkat
b.
Kelenjar tiroid
: tidak membesar
c.
Kelenjar limfonodi
: tidak membesar
d.
Massa
10.
Pemeriksaan Thoraks
a. Paru-paru
1)
4)
b. Jantung
4
1) Inspeksi
2) Palpasi
3) Perkusi
: Batas jantung
a) Kanan atas
d) Kiri bawah
11.
Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Hematologi
Hemoglobin
Leukosit
Diff Count
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Nilai
11.7 g/dl (N)
10.400/ul (N)
1.50% (L)
0.20% (N)
62.40% (N)
28.90% (N)
5
Monosit
Hematokrit
Eritrosit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
BT
CT
GolDa
Urin
Kehamilan
HbsAg
7.00% (N)
37% (N)
4.4 x 106 /ul
535.000/ul (H)
83 fl (N)
27 pg (N)
32 g/dl (N)
2.00 (N)
3.00 (N)
A
Negatif
Negatif
Gambaran Radiologi
USG tanggal 6 Mei 2015
V.Vellea : Batas normal, sludge (+), Batu (+) multipel kecil-kecil dengan aucustic
shadow
Pancreas : Besar normal, struktur echo parenchym homogen
Ren Dx : Besar normal, PCS melebar, batu (-), parenchyma baik.
Ren Sn: Besar normal, PCS tak melebar, batu (-), parencym baik.
Vesica Urinaria : Dinding regular, endapan (-), massa (-)
Uterus : Besar normal, Tampak massa anechoic dengan bagian-bagian
hyperechoic pada parametrium dextra, batas tegas, masa cystic Uk 5,44 x 5,66 dan
massa hyperechoic 4,53 x 3,96 cm
Kesan : Massa cystic dan padat pada parametrium dextra
DDx : Cystoma Ovarii & TPO Dx
Hidronefrosis Dextra
Cholelytiasis kecil-kecil dan Cholecystitis
Foto BNO 2 Posisi 7 Mei 2015
Delatasi Usus
: (-)
: Spur (-)
Inf RL 20 tpm
Inj :
Cefotaxime 2 x 1 gram
Ketorolac 2 x 1 A
Puasa (persiapan USG Pagi Hari)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 1. Anatomi
Ovarium
Epidemiologi
dari semua kanker ginekologi. Angka kematian yang tinggi ini disebabkan
9
Ovarium
berasal dari epitel, yaitu menempati sekitar 8590% dari seluruh kanker
ovarium.
Patofisiologi
Meskipun kanker ovarium menyebabkan 15-20% kanker
10
ovarium bila ada mutasi pada gen BRCA 1 dan gen BRCA 2.
Riwayat pernah menderita kanker payudara atau kanker lainnya pada
usia muda
Sindrom Lynch II
Tidak pernah melahirkan
Melahirkan pertama sekali pada usia > 35 tahun.
terutama tumor ovarium yang kecil. Sebagian besar gejala dan tanda
adalah akibat dari pertumbuhan, aktivitas endokrin, atau komplikasi
tumor-tumor tersebut.
Akibat pertumbuhan
amenore.
Akibat komplikasi
berangsur-angsur
menyebabkan
kista,
dan
hanya
Infeksi pada tumor terjadi jika dekat pada tumor ada sumber
kuman pathogen, seperti appendicitis, diverticulitis, atau salpingitis
akut. Kista dermoid cenderung mengalami peradangan disusul
pernanahan.
Robek dinding kista terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dpaat
pula sebagai akibat trauma, seperti jatuh atau pukulan pada perut dan
lebihs erring pada waktu persetubuhan.
diagnosis keganasan.
Sindrom Meigs
13
papiloma,
angioma, limfangioma
Fibroma ovarii : Dapat mencapai diameter 2-30 cm,
dan beratnya dapat mencapai 20 kg, dengan 90%
unilateral. Permukaannya tidak rata, konsistensi keras,
warnanya merah jambu keabu abuan. Pada tumor ini
sering ditemukan sindrom Meigs (asites +) sehingga
sering diduga ganas, padahal potensi keganasan sangat
14
memproduksi
estrogen
c. Tumor sisa adrenal (maskulinovo-blastoma)
Tumor ini sangat jarang. Tumor ini biasanya
unilateral dan besarnya bervariasi antara 0,5 16 cm
diameter. Beberapa dari tumor ini menyebabkan gejala
maskulinisasi, terdiri atas hirsutisme, pembesaran
klitoris, atrofi mamma, dan perubahan suara. Terapi
Terdapat asites
Tubuh bagian atas kering, sedangkan bagian bawah terjadi edema
tungkai.
TNM dari UICC (Union Intertionale Contra le Cancer) dan sistem FIGO
(Federation Interntionale de Gynecologie et dObstetrigue)
KRITERIA
ICC
1a
1b
1c
F
IGO
Ia
Ib
Ic
2a
IIa
2b
IIb
IIc
III
2c
II
IV
Diagnosis
16
sebagai
defeminisasi,
Laboratorium
Evaluasi perioperatif untuk kecurigaan kanker ovarium
Pemeriksaan Penunjang
1. USG Ginekologi
Ultrasonografi merupakan pemeriksaan penunjang dalam diagnosis suatu
tumor ganas atau jinak. Pada keganasan akan memberikan gambaran dengan
septa internal, padat, berpapil, dan dapat ditemukan adanya asites. Walaupun
ada pemeriksaan yang lebih canggih seperti CT-Scan, MRI, dan positron
tomografi akan memberikan gambaran yang lebih mengesankan, namun pada
penelitian tidak menunjukan tingkat sensitifitas dan spesifisitas yang lebih
baik dari ultrasonografi.
2. CT-Scan (Computed Tomography Scanning)danMRI (Magnetic Resonance
Imaging).
3. Laparoskopi
4. Parasentesis cairan asites
17
penderita dengan asites yang disertai massa pelvis, karena dapat menyebabkan
pecahnya dinding kista akibat bagian yang diduga asites ternyata kista yang
memenuhi rongga perut. Pengeluaran cairan asites hanya dibenarkan apabila
penderita mengeluh sesak akibat desakan pada diafragma.
Bila terdapat cairan ascites yang tidak dapat diterangkan asalnya atau
sebabnya (misalnya akibat Cirrhosis hepatis), laparatomi eksploratif harus
dijalankan.
5. Tumor marker
Serum CA 125 saat ini merupakan petanda tumor yang paling sering
digunakan dalam penapisan kanker ovarium jenis epitel, walaupun sering
disertai keterbatasan. Perhatian telah pula diarahkan pada adanya petanda
tumor untuk jenis sel germinal, antara lain Alpha-fetoprotein (AFP), Lactic
acid dehidrogenase (LDH), human placental lactogen (hPL), plasental-like
alkaline phosphatase (PLAP) dan human chorionic gonadotrophin(hCG).
Tatalaksana
Operasi
18
Komplikasi
19
pada kasus tingkatan lanjut yang dikelola dengan melakukan reseksi usus
sekali atau beberapa kali untuk membuat by pass bila kondisi penderita
mengizinkan.
Prognosis
B.
Stadium
Jenis histologis
Derajatdiferensiasitumor
Residutumor
Free disease interval
Pengamatan Lanjut
HIDRONEFROSIS DEXTRA
Definisi
Hidronefrosis mengacu pada pada pelebaran pelvis dan kaliks ginjal,
disertai atrofi parenkim, akibat obstruksi aliran keluar urin. Obstruksi dapat terjadi
mendadak atau perlahan, dan dapat terletak di semua tingkat saluran kemih, dari
uretra sampai pelvis ginjal. Obstruksi dapat berupa batu. (Robin, 2007).
Etiologi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Jika kedua ginjal kena maka tanda dan gejala gagal ginjal
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
(Adam, 2005)
C.
CHOLECYSTITIS
Definisi
Kolesistitis atau radang kandung empedu adalah inflamasi
akut atau kronis dari kandung empedu, biasanya berhubungan dengan batu
empedu yang tersangkut pada duktus sistikus dan menyebabkan distensi
kandung empedu. keluhan nyeri perut kanan atas,nyeri tekan dan demam.
Epidemiologi
Sejauh ini belum ada data epidemiologis penduduk,
insidensi kolesistitis dinegara kita relatif lebih rendah dibanding negaranegara barat.
Etiologi
Faktor yang mempengaruhi timbulnya serangan kolesistitis
adalah statis cairan empedu, infeksi kuman, dan iskemik didnding kantong
empedu. Penyebab utama kolesistitis adalah batu empedu (90%) yang
teletak diduktus sistikus yang menyebabkan statis cairan empedu,
sedangkan sebagian kecil kasus timbul tanpa adanya batu empedu
(kolesistitis akut kalkulus).
mukosa,
perdarahan,
perlekatan
fibrin,
yang
akhirnya
Patogenesis
Batu
biasanya
menyumbat
duktus
sistikus
yang
Manifestasi Klinik
Keluhan yang khas untuk kolesistitis adalah kolik perut
kanan atas samping epigastrium dan nyeri tekan, takikardi dan kenaiakn
suhu tubuh. Keluhan itu dapat memburuk secara progresif. Kadang-kadang
rasa sakit dapat menjalar kepunggung atau skapula kanan dan kadang
dapat berlangsung selama 60 menit tanpa reda. Berata ringannya sangat
berfariasi tergantung dari adanya kelainan inflamasi yang ringan samapi
dengan ganggren atau perforasi kandung empedu. Sekitar 60-70 % pasien
melaporkan adanya riwayat serangan yang sembuh spontan.
relatif sering terjadi dan dapat menimbulkan gejala dan tanda deplesi
volume vaskuler dan ekstraseluler. Pada pemeriksaan fisk kuadran kanan
atas abdomen hampir selalu nyeri bila dipalpasi. Pada seperempat sampai
separuh pasien dapat dirab kandung empedu yang tegang dan membesar.
23
Inspirasi yang dalam atau batuk sewaktu palpasi subkosta kuadran kanan
atas biasnya menambah nyeri dan menyebabkan inspirasi terhenti ( tanda
murphy).
24
BAB III
TINJAUAN KHUSUS RADIOLOGI
maksimal.
Untuk pemeriksaan kebidanan dan daerah pelvis, buli-buli harus dalam
keadaan penuh.
Gambar USG
25
Kista ovarium
cairan atau setengah cair yang tumbuh dalam ovarium. Kista termasuk
tumor jinak yang terbungkus oleh selaput semacam jaringan. Bentuknya
kistik dan ada pula yang berbentuk seperti anggur. Kumpulan sel-sel tumor
itu terpisah dengan jaringan normal di sekitarnya dan tidak dapat
menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Teknik Sonografi
1. Instrument
a. Probe/ tranducer
c. jelly
2.Persiapan pasien
3.Teknik scaning
a. Transabdominal scaning
Teknik scaning ini digunakan untuk mendeteksi kista ovarium dan
kanker ovaium. Transabdominal ultrasonography lebih baik dibandingkan
endovaginal/transvaginal ultrasonography untuk mengevaluasi besarnya
massa serta struktur intra abdominal lainnya, seperti ginjal, hati, dan asites.
26
Sonogram
1. Pola echo
2. Sonopatologi
Pada USG kista ovarium akan terlihat sebagai struktur kistik yang
27
28
BAB III
PEMBAHASAN
29
Pasien adalah Ny.S seorang wanita berusia 54 tahun. Pasien
Kesan : Massa cystic dan padat pada parametrium dextra DDx : Cystoma
Ovarii & TPO Dx, Hidronefrosis Dextra, Cholelytiasis kecil-kecil dan
Cholecystitis.
macam tumor pada ovarium telah dijelaskan pada Bab II. Ada beberapa faktor
risiko untuk timbulnya keganasan pada ovarium yaitu :
BAB V
KESIMPULAN
31
pemeriksaan
dilakukan.
fisik
dan
Diperlukan
pemeriksaan
tindakan
penunjang
selanjutnya
yang
untuk
32
BAB VI
REFERENSI
33