Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MATA KULIAH KIMIA DASAR I


LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

Disusun Oleh:
Nama : Rudi Cahyono
NIM : DBD 113 160
Dosen :
Meiry Frid Dwiyansi, ST.MT.

UNIVERSITAS PALANGKARAYA
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan Rahmat dan

Karunia-Nya sehingga

penulis dapat

menyusun tugas Pengantar Teknik Mesin Fluida ini tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan tugas ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas
ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang
Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan tugas selanjutnya.
Akhir kata semoga tugas kam i ini dapat memberikan manfaat kepada kita
sekalian

Palangkaraya, Desember 2015

Penyusun

DAFTAR ISI
Kata Pengantar

Daftar Isi

ii

BAB I
Pendahuluan

BAB II
Pembahasan
A. Jenis-Jenis Larutan

B. Larutan Elektrolit

1. Larutan Elektrolit Kuat

2. Larutan Elektrolit Lemah

C. Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit

D. Perbedaan Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

14

E. Mengapa Larutan Mengantarkan Arus Listrik

15

F. Ion Dalam Larutan Elektrolit

16

1. Senyawa Ionik

16

2. Senyawa Kovalen Polar

17

BAB III
Penutup
Kesimpulan

18

Daftar Pustaka

19

BAB I
PENDAHULUAN
Pengertian Larutan
Larutan didefinisikan sebagai campuran dua atau lebih zat yang membentuk satu
macam fasa (homogen) dan sifat kimia setiap zat yang membentuk larutan tidak
berubah. Arti homogen menunjukkan tidak ada kecenderungan zat-zat dalam
larutan terkonsentrasi pada bagian-bagian tertentu, melainkan menyebar secara
merata di seluruh campuran. Sifat-sifat fisika zat yang dicampurkan dapat berubah
atau tidak, tetapi sifat-sifat kimianya tidak berubah.
Catatan :
Larutan homogen adalah larutan dengan penyebaran molekul yang merata dalam
suatu campuran.
Contoh :
1.

Larutan dari campuran alkohol dan air. Sifat fisika dan kimia setiap zat
tidak berubah.

2.

Larutan dari campuran gula pasir dan air. Sifat fisika gula berubah dari
kristalin menjadi molekuler, tetapi sifat-sifat kimianya tidak berubah.

3.

Larutan dari campuran NaCl dan air. Sifat-sifat fisika NaCl berubah dari
kristalin menjadi ion-ionnya, tetapi sifat kimia NaCl tidak berubah.
Ada dua komponen yang berhubungan dengan larutan, yaitu pelarut dan zat
terlarut. Pelarut adalah zat yang digunakan sebagai media untuk melarutkan zat
lain. Umumnya, pelarut merupakan jumlah terbesar dari sistem larutan. Zat
terlarut adalah komponen dari larutan yang memiliki jumlah lebih sedikit dalam
sistem larutan. Selain ditentukan oleh kuantitas zat, istilah pelarut dan terlarut
juga ditentukan oleh sifat fisikanya (struktur). Pelarut memiliki struktur tidak
berubah, sedangkan zat terlarut dapat berubah (perhatikan Gambar 1).

Gambar 1. Peristiwa pelarutan dari tablet effervescent (air sebagai pelarut dan
tablet zat terlarut)
Contoh:
Sirup tergolong larutan. Di dalam sirup, jumlah air lebih banyak daripada gula.
Oleh karena struktur air tidak berubah (air tetap berupa cair), sedangkan struktur
gula berubah dari kristalin menjadi molekuler. Air tetap dinyatakan sebagai
pelarut. Larutan tidak terbatas pada sistem cairan, dapat juga berupa padatan atau
gas. Udara di atmosfer adalah contoh larutan sistem gas (pelarut dan terlarut
berwujud gas). Logam kuningan adalah contoh sistem larutan padat (campuran
tembaga dan seng).
Komposisi Larutan
Apa yang dimaksud komposisi larutan? Komposisi larutan adalah perbandingan
zat-zat di dalam campuran. Untuk menentukan komposisi larutan digunakan
istilah kadar dan konsentrasi. Kedua istilah ini menyatakan kuantitasm zat terlarut
dengan satuan tertentu. Satuan yang digunakan untuk menyatakan kadar larutan
adalah persen berat (%b/b), persen volume (%V/V), dan bagian per sejuta (bpj)
atau ppm (part per million).

Kadar Larutan
2

Persen berat menyatakan fraksi berat zat terlarut terhadap berat larutan dalam
satuan persen. Persen berat biasa diterapkan dalam campuran padat-cair atau
padat-padat. Secara matematika, persen berat suatu zat dirumuskan sebagai
berikut.

LARUTAN adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan
dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik.
Larutan terdiri atas zat terlarut dan pelarut.
Berdasarkan daya hantar listriknya (daya ionisasinya), larutan dibedakan dalam
dua macam, yaitu larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.
Sampai di sini, yang telah dibahas adalah, cairan satu komponen, yakni cairan
murni.Fasa cair yang berupa sistem dua atau multi komponen, yakni larutan juga
sangat penting.Larutan terdiri atas cairan yang melarutkan zat (pelarut) dan zat
yang larut di dalamnya (zat terlarut). Pelarut tidak harus cairan, tetapi dapat
berupa padatan atau gas asal dapat melarutkan zat lain. Sistem semacam ini
disebut sistem dispersi.Untuk sistem dispersi, zat yang berfungsi seperti pelarut
disebut medium pendispersi, sementara zat yang berperan seperti zat terlarut
disebut dengan zat terdispersi (dispersoid).
Baik pada larutan ataupun sistem dispersi, zat terlarut dapat berupa padatan,
cairan atau gas.Bahkan bila zat terlarut adalah cairan, tidak ada kesulitan dalam
membedakan peran pelarut dan zat terlarut bila kuantitas zat terlarut lebih kecul
dari pelarut.Namun, bila kuantitas zat terlarut dan pelarut, sukar untuk
memutuskan manakah pelarut mana zat terlarut. Dalam kasus yang terakhir ini,
Anda dapat sebut komponen 1, komponen 2, dst.
Tabel 1.1
Zat terlarut Pelarut Contoh
Gas
Gas
Udara, semua campuran gas
Gas

Cair

Karbon dioksida dalam air


3

Gas

Padat

Hidrogen dalam platina

Cair

Cair

Alkohol dalam air

Cair

Padat

Raksa dalam tembaga

Padat

Padat

Perak dalam platina

Padat
Cair
Garam dalam air
Kita sering mendengar kata larutan.Ada larutan gula, larutan garam, larutan
teh.Tapi bagaimana dengan air kopi?Apakah kita menganggapnya sebagai sebuah
larutan?
Suatu campuran terdiri dari dua komponen utama, yaitu zat terlarut dan zat
pelarut.Jika dari contoh di atas zat terlarutnya adalah, gula, garam, teh, dan kopi;
sedangkan zat pelarutnya adalah air.
Suatu zat dikatakan larutan jika campuran antara zat terlarut dan pelarutnya
bersifat homogen.Artinya tidak terdapat batas antar komponennya, sehingga tidak
dapat dibedakan lagi antara zat pelarut (air) dan terlarutnya.Beda halnya dengan
air kopi, masih terdapat perbedaan antara keduanya, walaupun secara kasat mata,
airnya sudah berubah warna menjadi hitam.Hal ini juga berlaku untuk campuran
antara pasir dan air.Anda bisa menambahkan sendiri contoh-contonya. Untuk air
kopi kita menyebutnya sebagai larutan heterogen/campuran .
Pada tahun 1887, seorang ahli kimia dari Swedia Svante August Arrhenius
berhasil melakukan pengamatan terhadap sifat listrik larutan.Dia menyatakan
bahwa larutan dapat menghantarkan arus listrik jika larutan tersebut mengandung
partikel-partikel yang bermuatan listrik (ion-ion) dan bergerak bebas didalam
larutannya.Pembuktian adanya larutan elektrolit dapat kita lakukan dengan
percobaan sederhan. Persiapkan larutan garam dapur (NaCl), asam cuka dapur
(CH3COOH), larutan gula (C12H22O11) dan larutan alkohol C2H5OH (etanol),
larutan ini mudah kita sediakan, kemudian kita tuang kedalam beker gelas
BAB II
PEMBAHASAN
A.

Jenis-jenis Larutan

Berdasarkan kemampuannya menghantarkan listrik, larutan dapat dibedakan


sebagai larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit.Larutan elektrolit
mengandung zat elektrolit sehingga dapat menghantarkan listrik, sementara
larutan non-elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik.

B.

Larutan Elektrolit

Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrikZat


elektrolit dapat berupa senyawa ion atau senyawa kovalen polar yang dapat
terhidrolisis (bereaksi dengan air).Larutan elektrolit terbentuk dari suatu zat yang
larut atau terurai kedalam bentuk ion-ion dan membuat larutan menjadi konduktor
elektrik.Ion merupakan atom-atom yang bermuatan elektrik.
Seorang ahli kimia dari Swedia (1887), Svante August Arrhenius (1859 1927)
menjelaskan bahwa larutan elektrolit mengandung atom-atom bermuatan listrik
(ion-ion) yang bergerak bebas, hingga mampu untuk menghantarkan arus listrik
melalui larutan
Contoh : larutan HCl.
Hantaran listrik melalui larutan HCl. Dalam larutan, molekul HCl terurai menjadi
ion H+ dan Cl- :
HCl (aq) g H+(aq) + Cl-(aq)

Gambar 1.konduktivitas elektrolit


Ion-ion H+akan bergerak menuju Katode (elektrode negatif/kutub negatif),
mengambil elektron dan berubah menjadi gas hidrogen.
2H+(aq) + 2e H2(g)
Ion-ion Cl- bergerak menuju Anode (elektrode positif / kutub positif), melepas
elektron dan berubah menjadi gas klorin.
2Cl-(aq) Cl2(g) + 2e
Jadi : arus listrik menguraikan HCl menjadi H2 dan Cl2 (disebut reaksi
elektrolisis).
2H+(aq) + 2Cl-(aq) H2(g) + Cl2(g)
Arus listrik adalah aliran muatan.Arus listrik melalui logam adalah aliran
elektron, dan arus listrik melalui larutan adalah aliran ion-ion.Ion-ion ini berasal
dari zat-zat yang terlarut dan terionisasi menjadi atom-atom bermuatan.Karena itu,
larutan elektrolit dapat berupa asam, basa maupun garam.Larutan asam adalah
larutan dimana zat terlarutnya terdisosiasi melepaskan ion hidrogen (H+) di dalam
larutan.Larutan basa adalah larutan dimana zat terlarutnya terdisosiasi
melepaskan ion hidroksida (OH-) di dalam larutan.Larutan garam adalah larutan
dimana zat terlarutnya bersifat netral dan terdisosiasi menjadi ion-ion pembentuk
garamnya di dalam larutan.Jenis dan konsentrasi (kepekatan) suatu larutan dapat
berpengaruh terhadap daya hantar listriknya.Untuk menunjukkan kekuatan
elektrolit digunakan derajat ionisasi yaitu jumlah ion bebas yang dihasilkan oleh
suatu larutan.Derajat ionisasi (a) didapat dari perbandingan antara jumlah zat
yang mengion dengan jumlah zat yang dilarutkan. Makin besar harga a , makin
kuat keelektrolitan larutan tersebut.

Dari nilai derajat ionisasi tersebut, larutan elektrolit dapat dibedakan menjadi
larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah.

1. Larutan elektrolit kuat


Larutan elektrolit kuat adalah larutan elektrolit dimana zat yang terlarut
terionisasi seluruhnya (ionisasi sempurna a = 1). Karena banyaknya ion yang
dihasilkan, larutan ini dapat menghantarkan listrik dengan baik.Persamaan reaksi
ionisasi elektrolit kuat ditandai dengan anak panah satu arah ke kanan (reaksi
irreversible).
Elektrolit kuat, karakteristiknya adalah sebagai berikut:
1.

Menghasilkan banyak ion

2.

Molekul netral dalam larutan hanya sedikit/tidak ada sama sekali

3.

Terionisasi sempurna, atau sebagian besar terionisasi sempurna

4.

Jika dilakukan uji daya hantar listrik: gelembung gas yang dihasilkan
banyak, lampu menyala

5.

Penghantar listrik yang baik

6.

Derajat ionisasi = 1, atau mendekati 1

7.

Contohnya adalah: asam kuat (HCl, H2SO4, H3PO4, HNO3, HClO4); basa
kuat (NaOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2, LiOH), garam NaCl

Di bawah ini diberikan beberapa jenis kation dan anion yang dapat membentuk
larutan elektrolit kuat.

Kation : Na+, L+, K+, Mg2+, Ca2+, Sr2+, Ba2+, NH4+


Anion : Cl-, Br-, I-, SO42-, NO3-, ClO4-, HSO4-, CO32-, HCO32Larutan ini biasanya berupa larutan asam kuat, basa kuat, dan garam.
a. Asam Kuat
Larutan Asam kuat adalah zat asam yang terionisasi 100% dalam larutan.Karena
itu, larutan ini dapat menghasilkan ion hidrogen yang banyak untuk dapat
menhantarkan listrik dengan baik.
b. Basa Kuat
Larutan Basa kuat adalah zat basa yang terpisah 100% menjadi ion logam dan ion
hidroksida dalam larutan.Karena itu, larutan ini juga dapat menghasilkan ion
hidroksida yang banyak untuk dapat menghantarkan listrik dengan baik.
c. Garam
Suatu garam akan terdiosiasi sempurna di dalam air menjadi kation dan anionnya.
Oleh karena itu, larutab garam digolongkan kepada larutan elektrolit kuat

2. Larutan elektrolit lemah


Larutan elektrolit lemah adalah larutan elektrolit dimana zat yang terlarut tidak
terionisasi seluruhnya (ionisasi sebagian 0 < a <1 ). Sifat kekonduktorannya buruk
karena sedikitnya zat yang mengion.Persamaan reaksi ionisasi elektrolit lemah
ditandai dengan panah dua arah (reaksi reversible) artinya tidak semua molekul
terurai (ionisasi tidak sempurna).

Elektrolit lemah, karakteristiknya adalah sebagai berikut:


1.

Menghasilkan sedikit ion

2.

Molekul netral dalam larutan banyak

3.

Terionisasi hanya sebagian kecil

4.

Jika dilakukan uji daya hantar listrik: gelembung gas yang dihasilkan
sedikit, lampu tidak menyala

5.

Penghantar listrik yang buruk

6.

Derajat ionisasi mendekati 0

7.

Contohnya adalah: asam lemah (cuka, asam askorbat, asam semut), basa
lemah [Al(OH)3, NH4OH, Mg(OH)2, Be(OH)2]; garam NH4CN
Larutan ini biasanya berupa larutan asam lemah dan basa lemah,
a. Asam Lemah
Asam lemah adalah zat asam yang tidak terionisasi seluruhnya ketika zat asam
tersebut dilarutkan dalam air.Tetapan ionisasinya dituliskan dalam bentuk Ka. Ka
didefinisikan sebagai:

b. Basa Lemah
Basa lemah adalah zat basa yang tidak berubah seluruhnya menjadi ion hidroksida
dalam larutan. Tetapan ionisasinya dituliskan dalam bentuk Kb. Kb didefinisikan
sebagai:

C. Larutan Elektrolit dan Larutan Non Elektrolit


Logam dapat menghantarkan listrik sebab adanya elektron yang dapat bergerak
bebas. Aliran listrik sendiri adalah aliran elektron yang bergerak dari potensial
tinggi ke potensial rendah. Air murni tersusun atas molekul-molekul H2O. Adakah
elektron bebas dalam molekul H2O Molekul H2O bersifat netral, tidak memiliki
elektron bebas. Akibatnya, Anda dapat menduga bahwa air murni tidak
memiliki potensi untuk menghantarkan listrik.

Bagaimana jika dalam air terdapat zat terlarut? Bergantung pada sifat zat terlarut,
ada larutan yang dapat menghantarkan listrik ada juga yang tidak dapat
menghantarkan listrik. Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik disebut
larutan elektrolit, sedangkan larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik
disebut larutan nonelektrolit.

Untuk mengetahui daya hantar listrik dari larutan, Anda dapat mempelajari hasil
percobaan berikut. Terdapat beberapa macam larutan dengan kadar tertentu, yang
dilewatkan aliran listrik ke dalamnya. Indikator yang digunakan adalah lampu
listrik kecil seperti pada Gambar 2.

10

Gambar 2. Pengujian daya hantar listrik pada larutan.

Gambar 3. Desain pengujian daya hantar listrik larutan.


Skema / desain percobaan (Gambar 3)

Keterangan gambar :
1. Larutan uji
2. Elektrode
3. Lampu baterai

11

4. Sumber arus (AC/DC)

No.

Larutan

1.

Garam dapur 5% berat

2.

Alkohol 10% volume

3.

Gula pasir 5% berat

4.

Cuka 10% volume

5.

Asam Klorida 10% volume

Berdasarkan data hasil pengamatan, diketahui bahwa garam dapur (NaCl) dan
asam klorida (HCl) dapat menyala dengan terang. Asam asetat atau cuka
(CH3COOH) menyala, tetapi redup. Adapun alkohol (C2H5OH) dan gula pasir
(C12H22O11) tidak menyala, mengapa?

Pada Bab Ikatan Kimia, Anda sudah belajar tentang senyawa ion dan senyawa
kovalen. Bagaimana sifat listrik dari kedua senyawa itu? Senyawa ion terbentuk
melalui transfer elektron menghasilkan kation dan anion. Kedua spesi kimia ini
memiliki muatan listrik positif dan negatif. Contohnya adalah garam dapur atau
NaCl.

Jika garam dapur dilarutkan ke dalam air, akan terurai membentuk ion-ionnya
sehingga

dalam

larutan

NaCl

terdapat

spesi

yang

bermuatan listrik,

yakni Na+ dan Cl (perhatikan Gambar 4).

12

NaCl(aq) Na+(aq) + Cl(aq)

Gambar 4. Model pelarutan NaCl.

Pada saat elektrode dihubungkan dengan sumber arus, ion-ion Na+ dan Cl akan
bergerak menuju elektrode-elektrode yang berlawanan muatan dengan membawa
muatan listrik. Jadi, listrik dapat mengalir dari satu elektrode ke elektrode lain
melalui ion-ion dalam larutan. Alkohol dan gula pasir tergolong senyawa kovalen.
Apa yang terjadi jika kedua senyawa ini dilarutkan dalam air?

Oleh karena pembentukan ikatan kovalen tidak melalui transfer elektron maka
senyawa kovalen tidak terionisasi (dengan beberapa pengecualian), melainkan
terurai secara molekuler (perhatikan Gambar 5).

13

Gambar 5. Model pelarutan gula pasir.


Akibatnya, di dalam larutan tidak ada spesi yang dapat menghantarkan arus litrik.

C2H5OH(l) C2H5OH(aq)
C12H22O11(s) C12H22O11(aq)

D. Perbedaan Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit


Perbedaan keduanya dapat dilihat dari tabel berikut ini,
No
1

Elektrolit

Non-elektrolit

Lemah

Kuat

Kurang dapat

Dapat

Tidak dapat

menghantarkan

menghantarkan

menghantarkan

listrik dengan baik listrik dengan

listrik

sangat baik
2

Terjadi proses

Terjadi proses

Tidak terjadi

ionisasi (terurai

ionisasi

proses ionisasi

14

menjadi ion-ion)

(terurai menjadi

yang tidak

ion-ion) dengan

sempurna

sempurna

Lampu menyala
redup atau
3

ada gelembung

Lampu menyala Lampu tidak

gas

terang dan ada

menyala dan

banyak

tidak ada

gelembung gas

gelembung gas

Berupa larutan

Berupa larutan

Berupa larutan

asam basa lemah

asam basa kuat

gula, alkohol dan

(sedikit)
4

urea

E. Mengapa Larutan Menghantarkan Arus Listrik


Larutan elektrolit dapat menghantarkanarus listrik sedangkan larutan nonelektrolit
tidak menghantarkan arus listrik, telah dijelaskan oleh seorang ahli kimia swedia
Svante August Arrhenius (1859-1927).Didasarkan pada teori ionisasi Arhenius,
larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena di dalam larutan
terkandung atom-atom atau kumpulan atom yang bermuatan listrik yang bergerak
bebas.Atom atau kumpulan atom yang bermuatan listrik disebut ion.
Perubahan suatu senyawa menjadi ion-ion dalam suatu larutan disebut
prosesionisasi. Proses ionisasi merupakan salah satu cara menunjukan
pembentukan ion-ion, umumnya ditulis tanpa melibatkan molekul air atau pelarut,
namun terkadang molekul air dituliskan juga. Misalnya HCl yang dilarutkan
dalam air dapat ditulis dalam dua persamaan:
HCl

H+ + Cl

HCl + H2O

H3O+ + Cl

CH3COOH

H+ + CH3COO

15

CH3COOH + H2O

H3O+ + CH3COO

Ketika diberi beda potensial, Ion yang bermuatan negatif bergerak menuju anoda
(+) sedangkan ion yang bermuatan positif bergerak menuju katoda (-) karena
adanya perbedaan muatan. Aliran ion inilah yang menyebabkan larutan elektrolit
dapat menghantarkan arus listrik.
Senyawa seperti glukosa, etanol, gula tebu dan larutan urea dalam bentuk padatan,
lelehan maupun larutan tidak dapat menghantarkan arus listrik karena tidak
mengalami ionisasi atau tetap dalam bentuk molekul.

F. Sumber Ion Dalam Larutan Elektrolit


Ion-ion yang timbul dalam larutan elektrolit terdiri dari dua sumber yaitu senyawa
ionik dan senyawa kovalen polar.
1.

Senyawa Ionik

Senyawa ionik tersusun atas ion-ion sekalipun dalam dalam bentuk padat atau
kering.Misalnya NaCl dan NaOH.NaCl tersusun dari ion Na+ dan ion Cl
sedangkan NaOH tersusun dari ion Na+ dan ion OH.
Senyawa-senyawa ionik dalam keadaan padat tidak dapat menghantarkan arus
listrik karena ion-ion yang terikata dengan kuat, sehingga tidak ion-ion tersebut
tidak mengalami mobilisasi ketika diberi beda potensial.
Namun apabila senyawa ionik dilarutkan dalam pelarut polar misalnya air, maka
senyawa ionik adalah suatu elektrolit. Hal ini disebabkan ion-ion yang awalnya
terikat kuat pada kisi terlepas kemudian segera masuk dan menyebar dengan air
sebagai medium untuk bergerak.
Perlu diketahui bahwa semua senyawa ionik yang yang dapat larut dalam pelarut
polar seperti air dan lelehan senyawa ionik merupakan suatu elektrolit.Tetapi
lelehan senyawa ionik memiliki daya hantar listrik yang lebih baik dibanding
larutannya.

16

Hal ini disebabkan susunan ion-ion dalam lelehan senyawa ionik lebih rapat
dibanding dalam bentuk larutan, sehingga ion-ion yang ada lebih mudah atau
lebih cepat bergerak menuju anoda dan katoda ketika diberi beda potensial.
2.

Senyawa kovalen polar

Senyawa-senyawa kovalen baik kovalen polar maupun nonpolar dalam keadaan


murni tidak dapat menghantarkan arus listrik.Tetapi senyawa kovalen polar dapat
menghantarkan arus listrik jika dilarutkan dalam pelarut yang sesuai.Hal ini
disebabkan senyawa kovalen polar dalam pelarut yang sesuai mampu membentuk
ion-ion.
Misalnya senyawa kovalen polar mampu membentuk ion di dalam air sehingga
dapat menghantar arus listrik.Tetapi senyawa kovalen polar tidak mampu
membentuk ion di dalam benzena sehingga tidak dapat menghantarkan arus
listrik.HCl, NH3 dan CH3COOH merupakan beberapa contoh senyawa kovalen
polar.

BAB III
17

PENUTUP

Kesimpulan
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa suatu larutan akan dapat
menghantarkan arus listrik apabila larutan tersebut memiliki ion-ion yang
bergerak bebas, tapi apabila ion-ion berbentuk rapat dan kuat, sehingga tidak
dapat bergerak bebas maka larutan tersebut tidak dapat menghantarkan listrik.
Saran
Saran yang penulis berikan yaitu bahwa, dari pendapat-pendapat para ahli
tersebut, mari kita hasilkan penemuan-penemuan baru yang belum pernah
ditemukan sebelumnya, sampai mana kemampuan kita untuk menemukan
penemuan baru, dan janganlah kita membeda-bedakan pendapat-pendapat para
ahli, jika semuanya itu memang benar.

18

Daftar pustaka
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/01/larutan-elektrolit-dannonelektrolit.html#ixzz2o7MLiiig
http://idrissetiawanalwysclever-skiripsi.blogspot.com/2012/07/makalah-kimialarutan-elektrolit-dan.html
http://mediabelajaronline.blogspot.com/2010/03/larutan-elektrolit-dan-nonelektrolit.html

19

Anda mungkin juga menyukai