Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak
dikonsumsi masyarakat dan memiliki kandungan lemak yang rendah sehingga
banyak memberikan manfaat kesehatan bagi tubuh manusia. Mengkonsumsi ikan secara benar, baik cara mengolah maupun cara memilih ikan, pastinya akan membuat tubuh kita semakin sehat dan yang lebih hebat lagi adalah ikan mampu membuat seseorang menjadi pintar. Ikan bandeng merupakan suatu komoditas perikanan yang memilik rasa cukup enak dan gurih sehingga banyak digemari masyarakat. Selain itu, harganya juga terjangkau oleh segala lapisan masyarakat. Ikan bandeng digolongkan sebagai ikan berprotein tinggi dan berkadar lemak rendah. Pada umumnya ikan bandeng diolah secara tradisional antara lain dengan cara pengasapan, penggaraman, pemindangan dan presto (Susanto, 2010). Meskipun Daging ikan bandeng dikenal gurih, beraroma khas dan berwarna putih. Tetapi, duri/tulang halusnya banyak sehingga menyebabkan masalah jika akan dikonsumsi. Untuk mengatasi hal ini, ikan bandeng kemudian diolah menggunakan pemasakan bertekanan (autoclave atau pressure cooker) untuk memperoleh produk ikan bandeng yang mempunyai tulang yang lunak yang dikenal sebagai bandeng presto. Produk olahan ikan duri lunak, sesuai dengan namanya, mempunyai duri/tulang yang lunak. Pengolahan ikan duri lunak merupakan modifikasi dari pemasakan tradisional (ikan pindang). Dibandingkan dengan cara tradisional, waktu yang dibutuhkan untuk pemasakan bertekanan lebih singkat. Bandeng presto merupakan makanan yang cukup populer dewasa ini, sehingga sudah dapat ditemui dan cukup laku dijual di pasar-pasar tradisional sampai dengan pasar swalayan. Bandeng Presto dibuat dari bandeng segar utuh, yang mempunyai pengolahan utama yaitu dimasak (dikukus) didalam panci bertekanan tinggi (press cooker) (Irawan, 1997). Proses pengolahan bandeng duri lunak dengan uap air panas bertekanan tinggi menyebabkan tulang dan duri menjadi lunak.
Arifudin, R. 1988. Bandeng Presto dalam Kumpulan Hasil Penelitian Teknologi
Pasca Panen Perikanan. Jakarta: BPTP Badan Standardisasi Nasional. 2006. Standar Nasional Idonesia No. 4106.1-2006 Bandeng Presto Bagian I. Jakarta.
Gusfahmi. 2011. Uji Hedonik. http://achmadgusfahmi.blogspot.com [22 Maret
2013] Hadiwiyoto, S. 1983. Hasil-hasil Olahan Susu, Ikan, Daging dan Telur. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Ilyas. 1983. Teknologi Refrigerasi Hasil Perikanan. Jakarta: CV. Paripurna Irawan, A. 1997. Pengawetan Ikan dan Hasil Perikanan. Solo: Penerbit Aneka. Purnomowati, I. 2006. Bandeng Duri Lunak. Kanisius. Yogyakarta
Rina
O.
2012.
Penggaraman.(internet).
Tersediapada:Http:
http://id.netlog.com/rinaolivewibowo/blog diakses : 20 maret 2016
Siregar, S.B. 1995. Ransum Ternak Ruminansia. Penebar Swadaya, Jakarta.
Soeparno. 1994. Ilmu dan Teknologi Daging. Yogyakarta: UGM Press
Soestiadi. 2007. Membuat aneka olahan bandeng. Penebar Swadaya. Jakart
Susanto, E., 2010. Pengolahan Bandeng (Chanos chanos) Duri Lunak. Semarang: Universitas Diponegoro, 2010. Winarno. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama