Anda di halaman 1dari 6

1.

HUKUM, DAN KEUTAMAAN


MENINGGALKANNYA

SHALAT

SERTA

HUKUM

ORANG

YANG

Shalat adalah atau dari lima rukun Islam. Shalat merupakan tiang agama yang tidak akan
tegak tanpanya. Shalat adalah ibadah pertama yang Allah wajibkan. Shalat adalah amal pertama
yang diperhitungkan di hari kiamat. Shalat adalah wasiat terakhir Rasulullah saw kepada ummatnya
ketika hendak meninggalkan dunia. Shalat adalah ajaran agama yang terakhir ditinggalkan.
Allah swt menyuruh memelihara shalat setiap saat, ketika mukim atau musafir, saat aman
atau ketakutan. Firman Allah:



}

*
[239 238 : { ]
Peliharalah segala shalat (mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah karena Allah (dalam
shalatmu) dengan khusyu`Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka shalatlah sambil berjalan
atau berkendaraan. Kemudian apabila kamu telah aman, maka sebutlah Allah (shalatlah),
sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui..(QS. 238-239)
Sebagaimana Allah telah menjelaskan cara shalat di waktu perang, yang menegaskan bahwa
shalat tidak boleh ditinggalkan dalam kondisi yang paling genting. Firman Allah:

{





[103 - 101 :]
Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu menqashar
sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu
adalah musuh yang nyata bagimu. Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu)
______________________________________
Materi Fiqih shalat 01

lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari
mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang shalat
besertamu) sujud (telah menyempurnakan seraka`at), maka hendaklah mereka pindah dari
belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum
bersembahyang, lalu bersembahyanglah mereka denganmu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan
menyandang senjata. Orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta
bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus. Dan tidak ada dosa atasmu meletakkan
senjata-senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu kesusahan karena hujan atau karena kamu memang
sakit; dan siap-siagalah kamu. Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi
orang-orang kafir itu. Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu), ingatlah Allah di waktu
berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka
dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang
ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (QS. An Nisa:101-103)
Allah swt mengancam orang-orang yang mengabaikan shalat,


}





} : [59: { ]


[5 4 : { ]

Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan
memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan. (QS. Maryam: 59)
Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
(QS. Al Maun: 4-5)
Rasulullah saw telah menjelaskan bahwa shalat menghapus kesalahan.
Bagaimana pendapatmu jika ada sungai di depan pintu rumah di antaramu, mandi di sana lima kali
sehari, apakah masih ada daki di tubuhnya? Mereka menjawab: tidak ada Ya Rasulallah. Sabda
Nabi: itulah perumpamaan shalat lima waktu, Allah menghapus kesalahan denan shalat. HR Al
Bukhariy dan Muslim.
Ada beberapa hadits dari Rasulullah saw tentang kafirnya orang yang meninggalkan shalat,
antara lain:


1. Hadits Jabir ra berkata: Rasulullah saw bersabda:

Batas
antara kufur dengan seseorang adalah shalat. HR Muslim, Abu Daud, At Tirmidziy, Ibnu
Majah dan Ahmad.
2. Hadits Buraidah, berkata: Rasulullah saw bersabda:

perjanjian antara kami dengan mereka adalah shalat, maka barang siapa yang
meninggalkannya, maka ia kafir. HR. Ahmad dan Ashabussunan.
3. Hadits Abdullah bin Syaqiq Al Uqailiy, berkata: Para shahabat Nabi Muhammad saw tidak
pernah menganggap amal yang jika ditinggalkan menjadi kafir selain shalat. HR. At
Tirmidzi, Al Hakim dan menshahihkannya dengan standar Al Bukhari Muslim,
______________________________________
Materi Fiqih shalat 01

Para sahabat dan para imam telah berijma, bahwa barang siapa yang meninggalkan shalat
karena mengingkari kewajibannya, atau melecehkannya hukumnya kafir murtad. Sedangkan jika
meninggalkannya dengan sengaja, tidak mengingkari kewajibannya, hukumnya kafir juga menurut
sebagian shahabat, antara lain: Umar bin Khaththab, Abdullah ibnu Masud, Abdullah ibnu Abbas,
Muadz bin Jabal, demikian juga menurut imam Ahmad bin Hanbal. Sedangkan menurut jumhurul
ulama, bahwa orang yang meninggalkan shalat dengan tidak mengingkari kewajibannya tidak
membuatnya kafir, akan tetapi fasik yang disuruh bertaubat, dan jika tidak mau bertaubat maka
dihukum mati, bukan kafir murtad menurut Asy Syafiiy dan Malik. Abu Hanifah berkata: Tidak
dibunuh tetapi ditazir dan disekap (dipenjara) sampai mau shalat.
Meskipun shalat tidak diwajibkan kecuali kepada muslim yang berakal, dan baligh, hanya
saja ia dianjurkan untuk diperintahkan kepada anak-anak yang sudah berumur tujuh tahun, dan
dipukul, jika tidak mengerjakannya setelah berusia sepuluh tahun, agar menjadi kebiasaannya.
Seperti dalam hadits: perintahkan anakmu shalat ketika berusia tujuh tahun, dan pukullah ia jika
berusia sepuluh tahun, pisahkan tempat tidur mereka. HR Ahmad, Ab Daud, dan Al Hakim, yang
mengatakan hadits ini shahih sesuai dengan persyaratan imam Muslim.
2. WAKTU SHALAT
Shalat yang diwajibkan atas setiap muslim sehari semalam adalah lima waktu, sesuai dengan
hadits seorang Arabiy yang menemui Rasulullah saw dan bertanya: Ya Rasulullah beritahukan
kepadaku tentang shalat fardhu yang telah Allah wajibkan kepadaku? Jawab Nabi: Shalat lima
waktu, kecuali jika kamu beribadah sunnah. Kemudian orang itu bertanya dan Rasulullah
memebaritahukan beberapa syariat Islam. Orang itu berkata: Demi Allah yang telah memuliakanmu,
saya tidak akan beribadah sunnah sedikitpun dan tidak akan mengurangi kewajiban sedikitpun. Lalu
Rasulullah bersabda:


Orang arabiy itu beruntung jika ia benar


(dengan ucapannya). HR Al Bukhari dan Muslim.
Allah swt telah menetapkan waktu setiap shalat fardhu, dan memerintahkan kita untuk
berdisiplin memeliharanya, dengan firman Allah: Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang
ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. QS. An Nisa:103, waktu itu adalah:
1. Shalat fajar, wakutnya sejak terbit fajar shadiq sehingga terbit matahari, disunnahkan
pelaksanaannya di awal waktu menurut Syafiiyah 1, inilah yang lebih shahih, dan
disunnahkan melaksanakannya di akhir waktu meurut madzhab Hanafi.2
2. Shalat zhuhur, waktunya sejak tergelincir matahari dari pertengahan langit, sehingga
bayangan benda sama dengan aslinya. Disunnahkan mengakhirkannya ketika sangat panas,
dan di awal waktu di selain itu. Seperti yang diriwayatkan oleh Al Bukhari dari Anas ra.3
3. Shalat ashar, waktunya sejak bayangan benda sama dengan aslinya, di luar bayangan waktu
zawal, sampai terbenam matahari. Disunnahkan melaksanakannya di awal waktu, dan
makruh melaksanakannya setelah matahari menguning. Shalat ashar disebut shalat wustha.

Hujjah Imam Syafi;I adalah hadits Ibnu Masud, Bahwa Rasulullah saw shalat shubuh pertama di awal waktu, lalu
shalat hari berikutnya di akhir waktu, kemudian shalat Rasulullah pada saat masih gelap setelah itu sampai wafat. HR Al
Baihaqi, dengan sanad shahih. Juga hadits Aisyah ra: Bahwasannya para wanita mukminah kembali ke rumahnya
setelah shalat shubuh bersama Nabi Muhammad saw, mereka tidak dapat dikenali karnea masih gelap. HR Al Jamaah
2
dalil madzhab Hanafi adalah hadits: Akhirkan shalat fajar, sesungguhnya ia lebih besar pahalanya. HR Al Khamsah
dan disahihkan oleh At Tirmidziy
3
Adalah Rasulullah jika di saat sangat dingin mensegerakan shalat dan jika di waktu sangat pamas menunda sehingga
agak dingin ketika shalat
______________________________________
Materi Fiqih shalat 01

4. Shalat maghrib, waktunya sejak terbenam matahari, sehingga hilang rona merah.
Disunnahkan melaksanakannya di awal waktu,4 dan diperbolehkan mengakhirkannya selama
belum hilang rona merah di langit.
5. Shalat isya, waktunya sejak hilang rona merak sehingga terbit fajar. Disunnahkan
mengakhirkan pelaksanaannya hingga tengah malam. Diperbolehkan juga melaksanakannya
setalah tengah malam, dan makruh hukumnya tidur sebelum shalat isya dan berbincang
sesudahnya.
Dari Jabir bin Abdillah ra: Bahwa Rasulullah saw kedatangan Malaikat Jibril alaihissalam, dan
berkata: Bangun lalu shalatlah, maka Rasulullah shalat zhuhur ketika matahari bergeser ke arah
barat, kemudian Jibril as datang kembali di waktu ashar dan mengatakan: Bangun dan shalatlah.
Maka Rasulullah saw shalat ashar ketika bayangan benda sudah sama dengan aslinya. Kemudian
Jibril as mendatanginya di waktu maghrib ketika matahari terbenam, kemudian mendatanginya
ketika isya dan mengatakan bangun dan shalatlah. Rasulullah shalat isya ketika telah hilang rona
merah. Lalu Jibril mendatanginya waktu fajar ketika fajar sudah menyingsing. Keesokan harinya
Jibril datang waktu zhuhur dan mengatakan: Bangun dan shalatlah. Rasulullah shalat zhuhur ketika
bayangan benda telah sama dengan aslinya. Lalu Jibril mendatanginya waktu ashar dan berkata:
Bangun dan shalatlah. Rasulullah saw shalat ashar ketika bayangan benda telah dua kali benda
aslinya. Jibril as mendatanginya waktu maghrib di waktu yang sama dengan kemarin, tidak berubah.
Kemudian Jibril mendatanginya di waktu isya ketika sudah berlalu separoh malam, atau sepertiga
malam, lalu Rasulullah shalat isya. Kemudian Jibril mendatanginya ketika sudah sangat terang, dan
mengatakan: Bangun dan shalatlah. Maka Rasulullah shalat fajar. Kemudian Jibril as berkata: antara
dua waktu itulah waktu shalat. HR Ahmad, An NasaI dan At Tirmidziy. Al Bukhari mengomentari
hadits ini: Inilah hadits yang paling shahih tentang waktu shalat.
Waktu-waktu yang dijelaskan dalam hadits di atas adalah waktu jawaz (boleh), dan dalam
kondisi udzur dan darurat, waktu shalat itu membentang sampai datang waktu shalat berikutnya.
Kecuali waktu shalat fajar yang habis dengan terbitnya matahari. Seperti yang diriwayatkan dari
Abudullah bin Amr bin Ash, bahwa Rasulullah saw bersabada: Waktu zhuhur itu ketika matahari
telah bergeser sampai bayangan seseorang sama dengan tingginya, selama belum datang waktu
ashar, dan waktu ashar itu selama matahari belum menguning, waktu maghrib selama belum hilang
awan merah, waktu isya hingga tengah malam, dan waktu shubuh dari sejak terbit fajar sehingga
terbit matahari.HR Muslim
Jika seorang muslim tertidur sebelum melaksanakan shalat fardhu atau lupa belum
melaksanakannya, maka ia wajib melaksanakannya ketika ingat, seperti yang pernah
disebutkan dalam hadits Rasulullah saw
Makruh hukumnya shalat sunnah setelah shubuh sehingga terbit matahari, dan sesudah ashar
sehingga terbenam matahari. Sedangkan shalat fardhu maka sah hukumnya tanpa makruh.
Dan menurut madzhab Syafiiy tidak makruh shalat sunnah pada dua waktu ini jika ada
sebab tertentu seperti tahiyyatul masjid. Sedangkan ketika matahari terbit, terbenam dan
ketika tepat di tengah, maka hukum shalat di waktu itu tidak sah menurut madzhab Hanafi,
baik shalat fardhu maupun sunnah, baik qadha maupun ada (bukan qadha). Dan menurut
madzhab Syafiiy makruh hukumnya shalat sunnah tanpa sebab. Kecuali jika sengaja shalat
ketika sedang terbit atau saat terbenam, maka haram. Dan menurut madzhab Maliki haram
hukumnya shalat sunnah pada waktu itu meskipun ada sebab. Tetapi diperbolehkan shalat
fardhu baik qadha maupun ada pada saat terbit atau terbenam matahari. Sedang ketika saat
matahari berada tepat di tengah maka hukumnya tidak makruh dan tidak haram.
4

Hadits Rafi bin Khudaij: Kami shalat maghrib bersama Rasulullah saw, ketika selesai shalat di antara kami masih
melihat letak sandalnya. HR Muslim.
______________________________________
Materi Fiqih shalat 01

3. ADZAN DAN IQAMAT


: Adzan artinya pemberitahuan tentang telah datang waktu shalat, dan lafadhnya adalah

(2x) (2x) (4x)


( 2x) (2x)
( 2x)

.
sedang iqamat dengan menambahkan (
) setelah: ( 2x)
1. Adzan dan iqamat hukumnya sunnah muakkadah untuk melaksanakan shalat fardhu, bagi
munfarid maupun berjamaah, menurut jumhurul ulama. Keduanya hukumnya wajib di
masjid menurut imam Malik dan fardhu kifyaah menurut imam Ahmad
2. Disunnhkan bagi yang mendengar adzn untuk menguapkan seperti yang diucapkan oleh
muadzdzin kecuali dalam bacaan
( 2x)
( 2x) yang

kemudian bershalawat atas Nabi


dijawab dengan :
sesudah adzan dan mengucapkan :



Ya Allah
Pemiliki panggilan yang sempurna ini, dan shalat yang tegak. Berikan kepada Nabi
Muhammad wasilah dan keutamaan, berikan kepadanya tempat yang terpuji yang telah
Engkau janjikan. HR. Al Bukhariy
3. Disunnahkan berdoa antara adzan dan iqamat. Di antara doa matsur dalam hal ini adalah
yang diriwayatkan dari Sad bin Abi Waqas, dari Rasulullah saw:Barang siapa yang
mengucapkan ketika mendengar muadzdzin:

Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, Maha Esa, Tiada sekutu baginya. Dan bahwa
Nabi Muhammad adalah hamba dan utusannya. Aku ridha Allah sebagai Tuhanku, Islam
agamaku, Nabi Muhammad saw sebagai utusan. Akan diampuni dosa-dosanya. HR Muslim
dan At Tirmidziy.
4. Disunnahkan ada jarak antara adzan dan iqamat untuk memberi kesempatan orang hadir ke
masjid. Diperbolehkan juga iqamat selain orang yang adzan5. Disunnahkan bagi yang
mendengar qamat untuk menguapkan seperti yang dikatakan oleh orang yang qamat.
Sebagaimana disunnahkan pula berdiri ketika orang yang qamat mengucapkan
(

5. Diajarkan bagi orang yang mengqadha shalat yang terlewatkan untuk adzan dan iqamat. Dan
jika shalat yang ditinggalkan itu banyak maka adzan unutk shalat pertama dan qamat untuk
setiap shalat.
6. Diperbolehkan berbicara dll antara qamat dan shalat, dan tidak mengulang iqamat meskipun
penghalang itu panjang. Hal ini ditetapkan dalam As Sunnah seperti dalam riwayat Al
Bukhariy
7. Wanita tidak disunnahkan adzan dan iqamat. Tetapi tidak apa-apa jika melakukannya. Aisyah
ra pernah melakukannya seperti yang diriwayatkan oleh Al Baihaqi.
5

hadits yang menyatakan: Barang siapa adzan dia yang qamat, adalah dhaif

______________________________________
Materi Fiqih shalat 01

______________________________________
Materi Fiqih shalat 01

Anda mungkin juga menyukai