TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Jahe merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu.
Jahe berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari India sampai Cina. Oleh
karena itu kedua bangsa ini disebut-sebut sebagai bangsa yang pertama kali
memanfaatkan jahe terutama sebagai bahan minuman, bumbu masak dan obatobatan tradisional. Jahe termasuk dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae),
se-famili dengan temu-temuan lainnya seperti temu lawak (Cucuma
xanthorrizha), temu hitam (Curcuma aeruginosa), kunyit (Curcuma
domestica), kencur (Kaempferia galanga), lengkuas (Languas galanga) dan
lain-lain.
Jahe (Zingiber officinale) merupakan akar-akaran segar atau kering dari
Zingiber officinale. Ahli botani Inggris William Roscoe (1753-1831)
mempopularkan nama Zingiber Officinale pada tahun 1807. Keluarga jahe
merupakan kelompok tanaman tropis, terutama yang berasal dari Indonesia
dan Malaysia. Terdiri atas lebih dari 1200 spesies tanaman dalam 53 genera.
Genus Zingiber terdiri dari 85 spesies tanaman obat aromatik yang berasal
dari Asia Timur dan Australia tropis. Nama genus tersebut diturunkan dari kata
Sanskrit yang menunjukkan bentuk tanduk, yang menerangkan tonjolan
keluar pada bagian rimpang. Tanaman jahe tumbuh tegak selama bertahuntahun dengan ketinggian 1-3 kaki. Cabangnya dikelilingi pelepah sebagai
tempat tinggal daun-daunan bertingkat dua. Kayunya menyerupai paku
kekuningan dengan bunga-bunga bertepi ungu yang menjadi penguat di
bagian bawahnya yang berwarna kuning kehijauan, namun, jahe jarang
berbunga dalam pembudidayaan (Foster 2000 dalam Aminah 2004).
Jahe merupakan tanaman jenis rimpang yang sejak dulu digunakan
manusia sebagai bahan rempah dan obat-obatan. Cabang dari rimpang jahe,
biasanya berbentuk jari manusia dan memiliki bau harum, karena memiliki
kandungan minyak atsiri. Kandungan ilmiah lain yang dimiliki jahe adalah
gingerol, minyak terbang, dan limonene. Tanaman ini juga mengandung zat
aktif shogaol dan gingerol yang berfungsi untuk membangkitkan energi.
Bahkan, para ahli menyebutnya sebagai jenis tanaman antioksidan terkuat
sedunia (Anonim). Rasa dominan pedas pada jahe disebabkan senyawa keton
bernama zingeron. Aroma jahe disebabkan oleh minyak atsiri sedangkan
kandungan oleoresinnya menyebabkan rasa pedas (Koswara 1995).
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil jahe karena mempunyai
iklim yang sesuai untuk pertumbuhan jahe. Sehingga tanaman jahe mudah
tumbuh dan telah dibudidayakan di Indonesia. Nama daerah jahe antara lain
halia (Aceh), beeuing (Gayo), bahing (BatakKaro), sipodeh (Minangkabau),
jahi (Lampung), jahe (Sunda), jae (Jawa danBali), jhai (Madura), melito
(Gorontalo), geraka (Ternate), dsb.
2.2 Klasifikasi jahe
Klasifikasi tanaman jahe adalah sebagai berikut:
Dunia
: Spermatophyt
Kelas
: Angiospermae
Subkelas : Monocotyledoneae
Ordo
: Musales
Famili
: Zingiberaceae
Genus
: Zingiber
Species : Zingiber officinale
Berdasarkan pada bentuk, warna dan aroma rimpang serta komposisi
kimianya, di Indonesia dikenal 3 tipe jahe yaitu :
1)
Jahe putih besar (Z. officinalevar. officinarum) mempunyai rimpang
besar berbuku, berwarna putih kekuningan dengan diameter 8,478,50
cm, aroma kurang tajam, tinggi dan panjang rimpang 6,2011,30 dan
15,8332,75 cm, warna daun hijau muda, batang hijau muda dengan
2)
3)
Jahe merah
Tanaman jahe
anti muntah, pereda kejang, anti pengerasan pembulih darah, peluruh keringat,
anti inflamasi, anti mikroba dan parasit, anti piretik, anti rematik, serta
merangsang pengeluaran getah lambung dan getah empedu. Berdasarkan
sejumlah penelitian, jahe memiliki manfaat antara lain untuk merangsang
pelepasan hormon adrenalin dan memperlebar pembuluh darah sehingga darah
mengalir lebih cepat dan lancar. Hal tersebut mengakibatkan tekanan darah
menjadi turun. Jahe mengandung dua enzim pencernaan yang penting.
Pertama, protease yang berfungsi memecah protein. Kedua, lipase yang
berfungsi memecah lemak. Kedua enzim ini membantu tubuh mencerna dan
menyerap makanan. Jahe sekurangnya mengandung 19 komponen bioaktif
yang berguna bagi tubuh. Komponen yang paling utama adalah gingerol yang
bersifat antikoagulan, yaitu mencegah penggumpalan darah. Gingerol
diperkirakan juga membantu menurunkan kadar kolesterol. Jahe dapat
menghambat serotonin sebagai senyawa kimia pembawa pesan yang
menyebabkan perut berkontraksi dan menimbulkan rasa mual (Sahelian 2007
dalam Amalia 2004). Menurut Schuler (1990) dalam Aminah (2004), jahe
mempunyai beberapa manfaat yaitu sebagai antioksidan dan antikanker. Jahe
adalah salah satu bahan pangan yang mengandung senyawa fenol yang
berperan sebagai antioksidan.
Jahe juga termasuk jenis bahan pangan yang berpotensi dalam pencegah
kanker karena terbukti memiliki aktivitas antioksidan dan antikanker
(antikarsinogenik) yang tinggi. Menurut Megawati (2007), Dr.Francesca
Borelli dan kawan-kawan dari University of Naples Frederico mengulas
beberapa literatur medis untuk mempelajari jahe, mereka menemukan enam
penelitian yang menguji jahe pada wanita hamil. Dikemukakan, jahe berfungsi
lebih baik dibandingkan plasebo atau vitamin B6 dan dianggap aman untuk
wanita hamil. Jahe, dalam beberapa penelitian, dapat mengatasi mual, muntah,
bahkan hiperemesis gravidarum. Mengonsumsi jahe dapat merangsang
pengeluaran air liur dan memperlancar cairan pencernaan.
2.5 Efek merugikan Jahe
Menurut Leach & Kumar (2008) dalam Bachtiar, 2010 menyatakan dalam
evidence synthesis, ada dua penelitian yang melaporkan efek merugikan
ekstrak jahe seperti rasa panas pada lambung (6,9%), perubahan rasa (7,5%),
dyspepsia, nausea dan konjungtivitis masing-masing (1,5%).
2.6 Teknologi Pengolahan
Jahe Dalam proses pengolahan jahe, pengolahan bahan mentah
menjadi bahan setengah jadi termasuk kandungan senyawa yang berperan
dalam performansinya, harus tetap diperhatikan karena berkaitan dengan
hasil akhir olahan. Setelah panen, rimpang harus segera dicuci dan
dibersihkan dari tanah yang melekat. Pencucian disarankan menggunakan
air yang bertekanan, atau dapat juga dengan merendam jahe dalam air,
kemudian disikat secara hati-hati. Setelah pencucian jahe ditiriskan dan
diangin-anginkan dalam ruangan yang berventilasi udara yang baik,
sehingga air yang melekat akan teruapkan. Kemudian jahe dapat diolah
menjadi berbagai produk atau langsung dikemas dalam karung plastik
yang berongga dan siap untuk diekspor. Dari jahe dapat dibuat berbagai
produk yang sangat bermanfaat dalam menunjang industri obat tradisional,
farmasi, kosmetik dan makanan/minuman. Ragam bentuk hasil olahannya,
antara lain berupa simplisia, oleoresin, minyak atsiri dan serbuk. Berikut
ini beberapa pengolahan jahe terpadu.
1. Simplisia
Dalam Modifikasi Peraturan Perundangundangan Obat Tradisional,
simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain,
berupa bahan yang telah dikeringkan (Ditjen. POM, 1982).
Pengeringan merupakan proses pengurangan kadar air sampai batas
yang terbaik sekitar 8 10 %; karena pada tingkat kadar air tersebut,
kemungkinan bahan cukup aman terhadap pencemaran, baik yang
disebabkan oleh jamur ataupun insektisida. Ada berbagai cara
pengeringan, yaitu dengan penjemuran langsung, dianginkan ataupun
dengan udara panas yang mengalir. Proses pembuatan simplisia pada
prinsipnya meliputi tahap-tahap pencucian, pengecilan ukuran dan
pengeringan. Pada tahap awal, rimpang dicuci (kadar air diperkirakan
sekitar 85 90%), diiris-iris dengan ketebalan 7 8 mm. Setelah
dijemur atau kering ketebalan akan menjadi 5 6 mm dengan
Cara
ini
memanfaatkan
sirkulasi
udara
untuk
Karakteristik
Kadar air, maksimum
Kadar minyak atsiri, maksimum
Kadar abu, maksimum
Berjamur/berserangga
Nilai
12 %
1,5%
8,0%
Tidak ada
6
2. Minyak Atsiri
Minyak atsiri adalah minyak yang mudah menguap yang terdiri atas
campuran zat yang mudah menguap dengan komposisi dan titik didih
yang berbeda. Sebagian besar minyak atsiri diperoleh dengan cara
penyulingan atau hidrodestilasi. Dewasa ini, minyak atsiri banyak
digunakan dalam berbagai industri, seperti industri parfum, kosmetik,
essence, farmasi dan flavoring agent. Biasanya, minyak atsiri yang
berasal dari rempah digunakan sebagai flavoring agent makanan.
Bahkan dewasa ini sedang dikembangkan penyembuhan penyakit
dengan aromatheraphy, yaitu dengan menggunakan minyak atsiri yang
berasal dari tanaman. Minyak atsiri yang disuling dari jahe berwarna
bening sampai kuning tua bila bahan yang digunakan cukup kering.
Lama penyulingan dapat berlangsung sekitar 10 15 jam, agar minyak
dapat tersuling semua. Kadar minyak dari jahe sekitar 1,5 3 %.
Standar mutu minyak jahe, masih mengacu pada ketentuan EOA
(Essential Oil Association)
No
1
2
3
4
5
SPESIFIKASI
Warna
Bobot jenis
Indeks bias
Putaran optik
Bilangan penyabunan, maksimum
PERSYARATAN
Kuning muda - kuning
25/25C 0,877 0,882
(nD 25) 1,486 1,492
(-28)-(-45)
20
3. Oleoresin
Oleoresin merupakan campuran resin dan minyak atsiri yang
diperoleh dari ekstraksi dengan menggunakan pelarut organic. Jahe
mengandung resin yang cukup tinggi sehingga bisa dibuat sebagai
oleoresin. Keuntungan dari oleoresin adalah lebih higienis, dan
mempunyai kekuatan lebih bila dibandingkan dengan bahan asalnya.
Penggunaan oleoresin dalam industri lebih disukai, karena aromanya
lebih tajam dan dapat menghemat biaya pengolahan.
4. Bubuk Jahe
Bubuk jahe merupakan komponen utama dalam resep bumbu kari.
Disamping itu digunakan juga dalam perusahaan bir, brandi, dan
anggur jahe. Dalam pembuatan bubuk jahe, bahan yang digunakan
adalah jahe kering sempurna (kadar air sekitar 8-10 %). Bahan tersebut
kemudian digiling halus dengan ukuran, sekitar 50-60 mesh dan
dikemas dalam wadah yang kering.
5. Jahe Segar
Jahe segar merupakan jahe yang baru dipanen dan belum mengalami
perubahan struktur maupun bentuknya. Setelah jahe dipanen dan
dicuci
dengan
air
penyemprot
yang
bertekanan,
kemudian
KARATERISTIK
Kesegaran jahe
Rimpang bertunas
Kenampakan irisan
SYARAT
Segar
Tidak ada
Cerah
METODE PENGUJIAN
Visual
Visual
Visual
melintang
4
Bentuk rimpang
Utuh
Visual
5
Serangga hidup
Bebas
visual
Tabel 3. Penggolongan Jahe Segar berdasarkan mutu
Keterangan:
a. Kesegaran: Jahe dinyatakan segar apabila kulit jahe tampak
halus, mengkilat dan tidak keriput
b. Bentuk rimpang: Rimpang jahe segar dinyatakan utuh bila
cabang-cabang dari rimpang jahe tidak ada yang patah, dengan
maksimum 2 penampang patah pada pangkalnya
c. Rimpang bertunas: Jahe segar dinyatakan mempunyai rimpang
bertunas apabila salah satu atau beberapa ujung dari rimpang
telah bertunas
d. Kenampakan irisan: Jahe segar bila diiris melintang pada salah
satu rimpangnya maka penampangnya berwarna cerah khas
jahe segar
6. Anggur Jahe
Untuk pembuatan anggur jahe diperlukan bahan baku berupa jahe
gajah, karena jenis ini mempunyai rasa yang tidak pedas, kandungan
minyak atsiri yang rendah dan seratnya tidak terlalu kasar. Anggur
adalah sejenis minuman beralkohol yang dibuat secara fermentasi dari
9
sari buahbuahan. oleh sejenis ragi. Sari buah-buahan disini diganti sari
jahe dengan penambahan gula kemudian difermentasi sampai kadar
alkohol tertentu .
7. Jahe Kering.
Jahe kering adalah jahe yang diawetkan melalui proses pengeringan
baik pengeringan menggunakan tenaga surya maupun dengan
pengeringan buatan. Jahe kering dalam perdagangan dapat disajikan
dalam bentuk dikuliti, tanpa dikuliti dan setengah dikuliti.
a. Tidak dikuliti. Jahe kering tidak dikuliti mempunyai beberapa
tipe yang dikenal dengan istilah coated, unscraped dan
unpeeled yang biasanya akan diproses lebih lanjut untuk
pembuatan minyak jahe (ginger oil) dan oleoresin. Pengolahan
jahe kering yang tidak dikuliti caranya sederhana yaitu : setelah
rimpang dibersihkan dari segala kotoran dan tanah lalu dijemur
selama 7 - 8 hari. Sebelum dikeringkan sebaiknya jahe
direndam dalam air mendidih selama 10 - 15 menit untuk
mematikan enzimenzim yang ada dirimpang. Setelah direndam
dalam air panas dianjurkan juga direndam dalam air dingin
yang mengandung natrium bikarbonat dan kemudian dicuci
dengan air dingin baru dikeringkan.
b. Setengah dikuliti. Sedangkan jahe kering setengah dikuliti atau
dikuliti penuh mempunyai beberapa tipe seperti peeled,
uncoated dan scraped yang umumnya dipergunakan dalam
industri obat-obatan makanan dan minuman. Untuk membuat
jahe kering yang setengah dikuliti atau dikuliti penuh caranya
adalah dengan merendam rimpang jahe bersih dalam air selama
semalam untuk mempermudah pengulitan (pengupasan).
Selanjutnya kulit pada bagian permukaan yang datar dikelupas,
sedangkan pada bagian celah-celah tidak dibuang. Kemudian
dicuci lagi dengan air secara hati-hati. Di Indonesia
pengelupasan kulit dilakukan dengan pisau dari bambu yang
tajam ujungnya, atau digunakan sendok, setelah bersih barulah
rimpang dijemur setelah 5-8 hari, kalau diinginkan warna
10
garam dapur.
Setelah dicampur dibiarkan selama 15 hari.
KARAKTERISTIK
Bau dan rasa
Kadar air, % (bobot/bobot),
SYARAT MUTU
Khas
12,0
CARA PENGUJIAN
Organoleptik
SP-SMP-7-1975 (ISO R 939-
maks
Kadar Minyak ar,
1,5
1969 (E))
SP-SMP-37-1975
(ml/100g),min
Kadar abu, % (bobot/bobot),
8,0
SP-SMP-35-1975 (ISO R
maks
Berjamur dan berserangga
Benda asing,%
Tak ada
2,0
929-1969 (E))
Organoleptik
SP-SMP-32-1975 (ISO R
(bobot/bobot), maks
937-1969 (E))
Tabel 4. Syarat Mutu Jahe Kering (Sesuai SNI 01-3393-1994)
10. Jahe dalam sirup
Jahe dan sirup bahan bakunya dapat berupa jahe asin yang
dipindahkan dari larutan garam asam kemudian dicuci bersih atau
dapat juga langsung dibuat dari jahe segar yang dinilai lebih ekonomis,
adapun cara pembuatannya adalah:
11
berikut:
a) Pengumpulan bahan dan determinasi tanaman yang dilakukan
di Herbarium Bogoriense,
Biologi,
Lembaga
b) Pembuatan
Botani
Pusat Penelitian
simplisia
c) Pemeriksaan
Bidang
rimpang
karakteristik
jahe merah.
simplisia meliputi pemeriksaan
penetapan
kadar
dan
air dengan
etanol
dengan
metode Gravimetri, kadar abu total dan tidak larut asam dengan
metode Gravimetri.
d) Ekstraksi
rimpang
menggunakan
kemudian
jahe
merah
dengan cara
perkolasi
dipekatkan
dengan
12
diperoleh
ekstrak
kental kemudian
3,5
Propilen glikol 15
Metil paraben
0,18
Air suling ad
100
kemudian
berat
diangkat
dalamnya selama
15
HPMC
dan
HPMC
dikembangkan
menit,
setelah
sedikit demi
sedikit
sambil
digerus
sampai
yang
akan
digunakan
mengandung
ekstrak
Ekstrak
Sediaan gel
G1
G2
G3
G4
G5
(g)
13
Basis gel
10
10
10
10
ad (g)
100
sama
dilakukan
untuk
membuat
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Penggunaan Jahe sebagai obat Herbal
1. Kegunaan : sebagai obat osteoarthritis dengan gejala nyeri dan
kekakuan sendi
14
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Cara pembuatan :
1. Setengah kilogram jahe dicuci bersih tanpa dikupas kulitnya, lalu
2.
3.
4.
5.
diiris tipis-tipis
Setelah itu, tambahkan air 400 ml dan diblender
Setelah diblender, lalu disaring pakai kain saring ( kain sifon)
Ampas yang ada di kain sifon juga diperas sampai kering
Air yang disaring dibiarkan mengendap selama 20 menit untuk
memisahkan pati nyadengan ekstrak jahe, kemudian patinya
dibuang.
6. Air ekstrak jahe yang sudah terpisah dari patinya diletakkan di
wajan lalu direbus
7. Air diaduk terus searah searah jarum jam hingga kering dan terjadi
pengkristalan. Lama mengaduk kurang lebih 45 menit.
8. Setelah kering lalu diangkat dan disaring denagn saringan untuk
memisahkan kristal yang halus dan yang kasar. Kristal yang masih
kasar diblender lalu di saring sampai habis
9. Setelah ekstrak jahe jadi, kemudian dimasukkan kapsul kemasan
250 mg.
B. Simplisia atau Ekstrak Jahe
Selain diekstrak menjadi kapsul, bisa juga diekstrak dikemas ke dalam
plastik
kecil
atau
wadah
yang
tertutup
rapat.
Untuk
menyajikan minuman dari ekstrak jahe merah ini sangat mudah. Anda
tinggal masukan ekstrak jahe merah ke dalam gelas. Soal takaran,
sesuaikan dengan selera anda. Lalu beri air es atau air hangat, sesuai
dengan selera anda. Jika menurut Anda minuman ekstrak jahe merah
buatan Anda kurang manis, Anda bisa tambahkan gula secukupnya.
Untuk menambah rasa dan aroma, Anda tambahkan saja perasan
lemon atau jeruk nipis.
1.
2.
Bersihkan jahe merah dengan cara dicuci dengan air yang mengalir
3.
4.
Masukan air pada gilingan jahe merah. Perbandingan air dan jahe
merah sebesar 1:4 (satu liter air untuk empat kilogram jahe merah).
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
17
sehingga
proses
destruksi
tulang
lebih
cepat
daripada
konstruksinya.
Pengobatan untuk penderita artritis reumatoid saat ini sudah banyak
dikembangkan baik sintetis maupun herbal. Penggunaan obat herbal
dikategorikan tinggi apalagi masyarakat semakin tahu bahwa obat sintetis
menimbulkan efek samping lain yang tidak diinginkan. Obat obat sintetis
untuk artitis reumatoid yang saat ini digunakan seerti obat golongan DMARD
18
19
Dosis estrak etanol jahe merah yang digunakan adalah dosis bertingkat,
yaitu 14 mg/200 g bb; 28mg/200g bb, dan 56 mg/200 g bb.
Pembuatan ekstrak etanol 70% rimpang jahe merah
Bahan :
1. Serbuk kering jahe merah 240 g
2. 1 L etanol 70%
Alat :
1. Botol
2. Rotary evaporator
3. Shaker
4. Kertas saring
Cara pembuatan
1. Serbuk kering jahe merah yang diperoleh sebanyak 240 g dimasukkan
2.
3.
4.
5.
kedalam botol
Lalu ditambahkan 1 L etanol 70%
Dikocok selama 6 jam menggunakan shaker
Didiamkan sampai 24 jam
Ampasnya disaring dengan kertas saring (proses diulangi beberapa kali
20
Hasil penelitian Booth (2004), ada sekitar 2% wanita hamil pada trimester
I mengalami masalah mual dan muntah yang berat sehingga diperlukan
perawatan medis. Tanda bahaya yang paling utama pada masalah mual
muntah adalah dehidrasi karena berisiko terhadap kesehatan ibu dan janin.
Oleh karena itu, diperlukan asupan cairan yang adekuat sebagai pengganti
cairan yang hilang.
Sebagian Ibu hamil merasakan bahwa mual dan muntah merupakan suatu
hal yang tidak nyaman dan mengganggu aktivitas sehari-hari bahkan banyak
dari wanita hamil yang harus mengkonsumsi obat-obatan atau tindakan
altematif lain untuk mengatasi mual dan muntah. Obat-obatan yang sering
diberikan pada wanita hamil yang mengalami mual muntah adalah obat yang
mengandung efek anti mual seperti vitamin B6. Namun bahan-bahan ini
dilaporkan memiliki efek samping seperti sakit kepala, diare dan mengantuk
(Laura, 2009).
Disamping itu, ramuan tradisional pun bisa digunakan dengan meminum
secangkir wedang jahe hangat. Di India, jahe dibuat sebagai minuman untuk
mengatasi rasa mual pada wanita hamil. Jahe dapat dikonsumsi dalam
berbagai bentuk seperti minuman, permen, atau manisan.
Tetapi wanita hamil tidak boleh mengkonsumsi jahe secara berlebihan
karena jahe dapat merangsang uterus. Oleh karena itu, ibu hamil yang pemah
mengalami keguguran tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi jahe karena
dapat meningkatkan resiko keguguran (Dechacare, 2009).
Sebuah studi yang dilakukan oleh Meltzer, (2000) dipublikasikan dalam
American Journal of Obstetric and Gynecology (2001) menemukan bahwa
jahe sangat membantu dalam mengurangi morning sickness. Penelitian
dilakukan dengan memberikan kapsul yang berisi jahe pada satu kelompok
yang berjumlah 32 orang dan memberikan kapsul placebo pada satu
kelompok lainnya yang berjumlah 35 orang. Setelah dilakukan tindakan
pengobatan selama empat hari, proporsi wanita hamil yang mengalami mual
dan muntah pada kelompok jahe (12 dari 32 orang, sekitar 37,5% ) lebih
rendah dibandingkan kelompok placebo (23 dari 35orang, sekitar 65,7%).
Penelitian tentang bagaimana mengurangi mual dan muntah yang terjadi
selama kehamilan dengan berbagai teknik sudah banyak dilakukan
diIndonesia. Namun, menggumakan jahe sebagai altematif dalam mengurangi
21
kecoklatan
Kupas jahe 250 mg dan cuci hingga bersih
Geprek jahe menggunakan pisau dan masukkan pada teh yang
5.
sudah disiapkan
Jika senang rasa manis bisa bubuhkan gula 1-2 sendok makan atau
disesuaikan.
2. Wedang Jahe
Bahan : Jahe 500 mg, air 200 ml, gula
Alat : parutan, pisau, panci, gelas, sendok
Cara Pembuatan :
1.
Kupas jahe 500 mg dan cucilah hingga bersih
2.
Parutlah jahe yang sudah dikupas hingga halus
3.
Rebus air 200 ml hingga mendidih
4.
Masukkan parutan jahe tadi kedalam air yang sudah mendidih
5.
Tunggu selama 15 menit hingga warnanya berubah menjadi
6.
22
PERHATIAN :
1. Pada wanita hamil tidak dianjurkan untuk mengonsumsi jahe terlalu
banyak karena dapat meningkatkan rangsangan pada uterus (rahim).
2. Wanita yang pernah mengalami keguguran juga tidak dianjurkan untuk
mengonsumsi segala macam jenis jahe.
4. Kegunaan Terapi jahe merah untuk menurunkan nyeri haid
Haid atau menstruasi atau datang bulan merupakan salah satu ciri
kedewasaan perempuan. Biasanya diawali pada usia remaja 9-12 tahun, dan
ada sebagian kecil yang mengalami lebih lambat dari itu 13-15 tahun. Sejak
saat itu perempuan akan terus mengalami haid sepanjang hidupnya, setiap
bulan hingga mencapai usia 45-55 tahun atau biasa disebut menopouse. Masa
rata-rata perempuan haid antara 3-8 hari dengan siklus rata-rata haid selama
28 hari, masa rata-rata dan siklus rata-rata antara satu perempuan dengan
perempuan yang lain berbeda-beda dan sangat bervariasi (Anurogo &
wulandari, 2011).
Permasalahan nyeri haid adalah permasalahan yang paling sering
dikeluhkan perempuan. Nyeri haid dapat menyerang perempuan yang
mengalami haid pada usia berapapun, tidak ada batasan usia dan sering
disertai dengan kondisi-kondisi yang memperberat seperti ; pusing,
berkeringat dingin, bahkan hingga pingsan. Jika seperti ini, tentunya nyeri
haid tidak boleh dibiarkan begitu saja. Nyeri haid harus diatasi dengan benar.
Nyeri menstruasi umum dirasakan oleh perempuan pada hari-hari pertama
menstruasi. Gejala-gejala nyeri menstruasi umumnya berupa sakit yang
datang secara tidak teratur dan tajam, serta kram dibagian bawah perut
biasanya menyebar ke bagian belakang, menjalar ke kaki, pangkal paha, dan
vulva (bagian luar alat kelamin perempuan). Sebagian doktor beranggapan
bahwa nyeri menstruasi terjadi karena prostaglandin, yaitu zat yang
menyebabkan otot rahim berkontraksi. Pada sebagian perempuan, nyeri
menstruasi yang dirasakan dapat berupa nyeri yang samar, tetapi bagi
sebagian yang lain dapat terasa kuat bahkan bisa membuat aktivitas
terganggu.
Nyeri haid jika tidak segera diatasi akan mempengaruhi fungsi mental dan
fisik individu sehingga mendesak untuk segera mengambil tindakan/terapi
23
24
untuk
mengatasi
nyeri
akibat
menstruasi
dengan
cara
25
DAFTAR PUSTAKA
Bactiar, arif. 2010. Pengaruh estrak jahe terhadap tanda dan gejala osteoartritis
pada pasien rawat jalan dipuskesmas pandanwangi kota malang. Jakarta :
universitas indonesia Thesis diakses di https://www.google.com/url?
q=http://lib.ui.ac.id/file%3Ffile%3Ddigital/137246-T%2520Arief
%2520Bachtiar.pdf&sa=U&ved=0ahUKEwjNy5nX_bvJAhUBjo4KHUv9
CjIQFggFMAA&client=internal-udscse&usg=AFQjCNG8yjYfF1fctdYuNyHP0qyeSM812Q
Bactiar, arif. 2010. Pengaruh estrak jahe terhadap tanda dan gejala osteoartritis
pada pasien rawat jalan dipuskesmas pandanwangi kota malang. Jakarta :
universitas indonesia Thesis
Brashers, Valentina. 2008. Aplikasi Klinis Patofisiologi : Pemeriksaan dan
Manajemen Ed.2. Jakarta : EGC
Carter, M. A. 2006. Osteoartritis. In S. A. Price, & L. A. Wilson, Patofisiologi :
Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC.
Fitriyah,N.2012. Efek estrak etanol 70 % rimpang jahe merah terhadap
peningkatan kepadatan tulang tikus putih betina ra (rheumatoid arthritis)
26
di
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/1646/A08dkr.pdf;js
essionid=4D228AA972C53DDDEC74822E1371A935?sequence=4
Lestari, Indah. 2014. Terapi Kompres Jahe dan Massage pada Osteoartritis di
Panti Werda St. Theresia Dharma Bhakti Kasih Surakarta. Skripsi.
Surakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surakarta Kusuma Husada.
Prospek dan arah pengembangan agrisbisnis tanaman obat
diakses di
27
28