Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Latar Belakang
Kulit telah dimanfaatkan sebagai alas kaki, pakaian, tenda, alat tulis
menulis, bahan penutup luka, bahan gendang dan lain-lainnya.Namun,
kebanyakan orang belum mengetahui atau mengenal manfaat dari kulit kaki ayam,
dimana kulit tersebut dapat di olah menjadi bahan makanan.Meskipun saat ini
sebagian orang sudah mempunyai ketarampilan dalam mengolah kulit kaki ayam,
namun kegiatan pengolahan kulit tersebut hanya terdapat di daerah - daerah
tertentu.
Kripik ceker ayam adalah produk maknan ringan, dibuat dari kulit kaki
ayam melalui tahap proses pengembangan kulit, perebusan, pengeringan dan
dilanjutkan penggorengan untuk keripik kulit kaki ayam siap dikonsumsi.
Manggunakan bahan yang menunjang terbentuknya kripik ceker ayam yaitu
perendaman larutan asam cuka berfungsi untuk mengurangi mikro organisme
yang tidak menguntungkan dan melisiskan lebak pada kulit ayam.Perendaman
dengan menggunakan kapur berfungsi untuk meningkatkan tingkat kerenyahan
dan meningkatkan daya kembung dari keripik ceker ayam saat digoreng.
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kripik seker ayam
sehingga bisa diterima oleh konsumen yaitu alat dan bahan yang gunakan, proses
pembuatan serta hasil dalam pembuatan kripik ceker tersebut dengan
memperhatikan warna, kerenyahan, aroma serta tingkat kesukaan pada kripik
ceker ayam. Hal ini yang melatar belakangi dalam praktikum kripik ceker ayam.
TINJAUAN PUSTAKA
krusial
bagi
kesehatan
karena
merupakan
pertahanan
terdepan
(Dharmojono, 2001).
Kulit mempunyai fungsi ganda (multiple function) yang unik yaitu
melindungi sel dan jaringan yang lebih dalam dari pengaruh lingkungan seperti
kekeringan, kimiawi, mekanik, mikroba, jamur, parasite, sinar ultra-violet, dan
lain lain. Mengatur dan membantu mempertahankan suhu tubuh.Sebagai organ
neuroreseptor
seraya
memonitor
rangsangan
rangsangan
dari
pada kelopak mata, pipi, dahi dan perut. Sel sel epidermis ini disebut keratinosit
(Tranggono, 2007).
Para ahli histologi membagi epidermis dari bagian terluar hingga ke dalam
menjadi lima lapisan yaitu lapisan tanduk (stratum corneum) terdiri atas beberapa
lapis sel yang pipih, mati, tidak memiliki inti, tidak mengalami proses
metabolisme, tidak berwarna, dan sangat sedikit mengandung air, berfungsi untuk
memproteksi tubuh dari pengaruh luar. Lapisan jernih (stratum lucidum) terletak
tepat dibawah stratum corneum, merupakan lapisan yang tipis, jernih, sangat
tampak jelas pada telapak tangan dan telapak kaki.Lapisan berbutir butir
(stratum granulosum) tersusun oleh sel sel keratinosit yang berbentuk poligol,
berbutir kasar, berinti mengkerut.Lapisan malphigi (stratum spinosum atau
malphigi layer) memiliki sel yang berbentuk kubus dan seperti berduri, intinya
besar dan oval.Lapisan basal (stratum germinativum atau membrane basalis)
adalah lapisan terbawah epidermis, terdapat sel sel melanosit, yaitu sel sel
yang tidak mengalami keratinisasi dan fungsinya hanya membentuk pigmen
melanin dan memberikannya kepada sel sel keratinosit melalui dendrit
dendritnya (Tranggono, 2007).
Dermis berbeda dengan epidermis tersusun oleh sel sel dalam berbagai
bentuk dan keadaan, dermis terutama terdiri dari bahan dasar serabut kolagen dan
elastin.Serabut kolagen dapat mencapai 72 persen dari keseluruhan berat kulit
manusia bebas lemak. Dermis terdapat adneksa adneksa kulit seperti folikel
rambut, papilla rambut, kelenjar keringat, saluran keringat, kelenjar sebasea, otot
penegak rambut, ujung pembuluh darah dan ujung saraf, juga sebagaian serabut
lemak yang terdapat pada lapisan lemak bawah kulit (Tranggono, 2007).
Tinjauan Umum Kripik Ceker Ayam
produk
keripik
yang
dibuat
oleh
masyarakat tidak
Asam asetat dalam ilmu kimia disebut juga Acetid acid (Acidum acetitum),
akantetapi dikalangan masyarakat asam asetat biasanya disebut cuka atau asam
cuka. Asam cuka merupakan bahan tidak berwarna, larut dalam air dan
mempunyai rasa yang asam serta mudah teroksidasi menjadi C0 2. Asam asetat
dengan kadar kurang lebih 25% beredar bebas dipasaran dan biasanya ada yang
bermerk dan ada yang tidak bermerk.Pada cuka yang bermerk biasanya tertera
atau tertulis kadar asam asetat pada etiketnya.Sifat asam cuka ada dua yaitu
sifat fisika dimana asam cuka berbentuk cairan jernih, tidak berwarna, baunya
menyengat, pH asam, memiliki rasa asam yang sangat tajam sekali. Asam cuka
dibuat dengan fermentasi alkohol oleh bakteri Acetobacter. Pembuatan dengan
cara ini biasa digunakan dalam pembuatan cuka (Muin, 2014).
Pembuatan keripuk kulit sangat mudah dilakukan dan tidak memerlukan
bahan yang mahal. Proses pembuatan pada umumnya adalah pemilihan kulit
sebagai bahan baku kulit (harus dari kulit yang sehat, bukan dari ternak
yang sakit, kulit bersih dan tidak busuk), pencucian (washing) untuk
membersihkan sisa kotoran yang masih menempel, perendaman jika kulit berasal
dari kulit awetan atau kulit kering supaya kulit kering menjadi basah seperti kulit
segar, pengapuran (liming) direndam dalam larutan kapur tohor (Ca(OH 2)
supaya kulit membengkak, lapisan epidermis dan bulu mudah dihilangkan
serta untuk meningkatkan daya kembang dan kerenyahan kerupuk rambak,
buang kapur (deliming), mencuci kulit dengan air mengalir supaya sisa
kapur hilang, pengerokan bulu (terutama dari kulit sapi, kerbau dan kelinci),
perebusan (boiling) pada suhu dan waktu tertentu sesuai jenis kulit supaya kulit
matang, pemotongan kulit sesuai selera, perendaman dalam bumbu (umumnya
adalah garam dan bawang putih), penjemuran dibawah sinar matahari sampai
kering, penggorengan (dilakukan dua tahap, yaitu dengan minyak yang tidak
terlalu panas (suhu 80oC) kemudian dimasukkan dalam minyak yang panas
(suhu 100oC) sampai kerupuk rambak kulit mengembang dengan sempurna.Proses
selanjutnya yaitu pengemasan dalam kantong plastik serta pemasaran. Rempah rempah yang digunakan dalam proses pembuatan kerupuk rambak akan
menambah rasa lezat, rasa sedap dan rasa gurih. Selain itu bumbu-bumbu
yang digunakan akan menghilangkan bau anyir (Muin, 2014).
Bumbu selain sebagai berperan menghilangkan bau anyir juga, juga yang
paling penting adalah sebagai pemberi rasa dan penambah kelezatan pada
kerupuk. Bawang putih digunakan sebagai pelengkap bumbu yang mampu
memberikan
rasa
sedap
dan gurih
pada
kerupuk.
Penambahan
garam
dilakukan untuk memberikan rasa gurih dan rasa asin, selain itu juga berperan
dalam menghambat pertumbuhan mikroorganisme (Said, dkk., 2014).
Lada, disebut juga Merica/Sahang, yang mempunyainama Latin Piper
Albi
minyaklemak,
juga pati.
Lada
(anion),
(Cl),
danbisa
anion
juga
dan ion
klorida (NaCl),
Bawang
Putih
Allium
Sativum)
adalah
genus Allium sekaligus nama dari umbi yang dihasilkan. Mempunyai sejarah
penggunaan oleh manusia selama lebih dari 7.000 tahun, terutama tumbuh di Asia
Tengah,dan sudah lama menjadi bahan makanan di daerah sekitar Laut Tengah,
serta bumbu umum di Asia, Afrika, dan Eropa.Dikenal di dalam catatan Mesir
kuno, digunakan baik sebagai campuran masakan maupun pengobatan.Umbi dari
tanaman
bawang
putih
merupakan
bahan
utama
untuk
bumbu
dasar
tambahan
makanan yang
di Amerika
Latin dikenal
sebagai cilantro.Tumbuhan ini berasal dari Eropa Selatan dan sekitar Laut Kaspia
Suryatini, (2008).
METODE PRAKTIKUM
menit, menaruh kulit ceker ayam di loyang, mengoven kulit ceker ayam selama
satu hari dengan suhu 80oC. Kemudian menimbang kulit ceker ayam setelah di
oven, menghitung rendemen kedua, menggoreng kulit ceker ayam dan setelah itu
siap menguji organoleptik kripik ceker ayam berupa warna, kerenyahan, aroma
dan kesukaan.
Uji Organoleptik
Warna
Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna
(berwarna putih).Identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang cahaya
tersebut.
Hitam
1
Coklat muda
2
Kerenyahan
Kerenyahan adalah ukuran dan susunan (jaringan) bagian suatu benda; jalinan
atau penyatuan bagian-bagian sesuatu sehingga membentuk suatu benda (seperti
susunan serat dalam kain, susunan sel-sel dalam tubuh);
Tidak renyah
1
Sangat renyah
2
Aroma
Aroma adalah suatu cara pemilihan makanan yang harus dibedakan dari rasa
(taste) makanan tersebut. Aroma merupakan atribut makanan yang meliputi
penampakan, bau, rasa, tekstur, dan suhu
Tidak beraroma
1
Kesukaan
Aroma khas
2
Sangat suka
2
Warna
Kerenyahan
Aroma
Kesukaan
3
3
2
2
Berdasarkan tabel 2, diperoleh hasil bahwa warna pada kripik ceker ayam
bernilai 3 yaitu cokelat tua, dikarenakan adanya proses pemanasan dan
penggorengan yang mengakibatkan kripik ceker ayam menjadi cokelat tua. Hal ini
sesuai dengan pendapat Said., dkk (2014) yang menyatakan hasil larutan asam
(CH3COOH) cenderung memberikan warna kecoklatan, reaksi ini terkait oleh
adanya peningkatan suhu, lama penyinaran dan perubahan pH.
Kerenyahan pada kripik ceker ayam bernilai 3 yaitu agak renyah, hal ini di
karenakan adanya penambahan larutan kapur, asam cuka dan suhu yang
menyebabkan terjadinya kerenyahan pada kripik ceker ayam. Hal ini sesuai
dengan pendapat Said., dkk (2014) menyatakan bahwa fungsi
dari
kedua
Kesukaan yang diperoleh dari kripik ceker ayam bernilai 2 yaitu panelis
kurang suka, dikarenakan adanya pencampuran bumbu bumbu yang berlebihan
pada kripik ceker ayam mempengaruhi kesukaan. Hal ini sesuai dengan pendapat
Said dkk, (2014) menyatakan bahwa bumbu selain sebagai berperan
menghilangkan bau anyir juga, juga yang paling penting adalah sebagai pemberi
rasa dan penambah kelezatan. Bawang putih digunakan sebagai pelengkap
bumbu yang mampu memberikan rasa sedap dan gurih . Penambahan garam
dilakukan untuk memberikan rasa gurih dan rasa asin, selain itu juga berperan
dalam menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Namun karena penambahan
bumbu berlebihan rasa menjadi tidak enak.
Nilai Rendemen
Tabel 3. Nilai rendemen
Rendemen
Rendemen 1
Rendemen 2
Nilai (%)
19,04 %
27,08 %
kulitnya, merendam dengan larutan asam cuka selama lima menit, merendam
dengan larutan kapur selama dua hari, pemberian bumbu, mengukus kulit ceker
ayam, mengoven kulit ceker ayam selama sehari, menggoreng kulit ceker ayam.
Setelah pembuatan keripik ceker ayam, uji organoleptik dihasilkan yaitu warna
cokelat tua, kerenyahan agak renyah, aroma agak beraroma khas,kesukaan yaitu
suka. Nilai rendemen pada kripik ceker ayam adalah rendemen pertama 19,04 dan
rendemen kedua 27,08%.
Saran
Proses pembuatan kripik ceker ayam sebaiknya memperhatikan proses
lamanyaperendaman larutan asam cuka dan kapur, bumbu yang digunakan,
pengukusan, pengeringan dan penggorengan terhadap kulit ceker ayam, sehingga
menghasilkankripik ceker ayam memiliki kualitas baik.
DAFTAR PUSTAKA
Miwada.S. dan Simpen. N. 2001. Optimalisasi potensi ceker ayam (shank) hasil
limbah rpa melalui metode ekstraksi termodifikasi untuk menghasilkan
gelatin.Jurnal.Jurusan Produksi Ternak Fakultas PeternakanUniversitas
Udayana, Denpasar.
Muin, N. 2004.Pengaruh perbedaan bagian kulit dan lama perendaman dalam
larutan asam cuka (CH3COOH) terhadap kualitas kerupuk kulit
kerbau.Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.
Muraham, D. 2011. Pengaruh lama perendaman dalam larutan sodium
trypolyphosphate (Na5P3O10) terhadap kadar air, protein, kalsium dan
organoleptik keripik leher ayam. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas
Andalas, Padang.
Said.M.I, Abustam.E.dan Arifuddin. 2014. Kualitas organoleptik kerupuk kulit
kaki ayam yang diproduksi dari jenis ras ayam dan larutan perendam
berbeda. Jurnal Sain Peternakan Indonesia 9 (2).
Suryatini (2008).Dapur Naga di Indonesia.Jakarta:PTGramediaPustakaUtama.
Hal 106
Tranggono.R.I., dan Latifah.F. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuann
Kosmetik. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Widati, A., Mustakim, Indriani, S. 2007.Pengaruh lama pengapuran terhadap
kadar air, kadar protein, kadar kalsium, daya kembang dan mutu
organoleptik kerupuk rambak kulit sapi. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil
Ternak. 2 (1) : 47-56.
LAMPIRAN
Lampiran 3. Perhitungan Uji Organoleptik
Warna
Jumlah
= 10 + 6
= 16
Banyaknya orang menguji
Rata rata =
Jumlah
16
6
= 2,6
Kerenyahan
Jumlah
= 3(6)
= 18
Rata rata =
Jumlah
18
6
=3
Aroma
Jumlah
=1+5+6
= 12
Rata rata =
Jumlah
12
6
=2
Kesukaan
Jumlah
=3+4+6
= 13
Rata rata
Jumlah
Banyaknya orang menguji
13
6
= 2,2
Rendemen
Rendemen 1 (%)
Rendemen 2 (%)
48 gram
252 gram 100%
= 19,04 %
Berat kulit kaki setelah dikeringkan
=
100%
Berat kulit kaki setelah dikuliti
=
13
48 100%
= 27,08 %
Lampiran 4. Dokumentasi
Penambahan bumbu