PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Tujuan pemasaran adalah memenuhi dan melayani kebutuhan dan
keinginan konsumen sasaran. Pasar konsumen dan perilaku pembelian
konsumen harus dipahami sebelum rencana pemasaran yang nyata dapat
dikembangkan. Pasar konsumen membeli barang & jasa untuk konsumsi
pribadi, dan ini adalah pasar yang paling akhir dimana kegiatan
perekonomian diatur.
Istilah pasar banyak diartikan secara beda sesuai dengan sudut
pandang penglihatan. Disini, kebutuhan dan keinginan konsumen
mengawali kehadiran produk yang dapat memenuhinya. Hal tersebut,
terungkap melalui jembatan penyebrangan motivasi dan kemampuan
membeli yang dimiliki konsumen. Akan tetapi, tidak diingkari kondisinya
bervariasi yang tercengkram perubahan. Kegenerikan produk, jenis
produk, tingkatan produk, dan persaingan merek memberikan pertolongan
kita untuk menentukan pasar. Pasar yang ditentukan dengan cara
demikian, tergores garis batas jelas tujuan, keberadaan alternatif, serta
daya lenting terhadap aksi dobrakan perubahan.
Pelanggan mungkin menyatakan kebutuhan dan keinginan mereka
namun bertindak sebaliknya. Pelanggan mungkin tidak memahami
motivasi mereka yang lebih dalam. Pelanggan mungkin menanggapi
pengaruh yang mengubah pikiran mereka pada menit menit terakhir
perusahaan prosuk, tetap mendapat laba dari memahami bagaimana dan
mengapa pelanggan memebeli. Tidak adanya pemahaman terhadap
motivasi kebutuhan dan kesukaan/prefensi pelanggan anda jelas bias
merusak
pada
tahap
selanjutnya.
Mempelajari
konsumen
akan
produk, harga, saluran pemasaran, pesan iklan dan elemen baru pemasaran
lainnya.
Analisis
Pasar
Konsumen
dan
Perilaku
Pembeli
Apakah
yang
1.2
Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
BAB II
PEMBAHASAN
1. MENGANALISIS PASAR KONSUMEN
Faktor yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen
Pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh karakteristik budaya, sosial,
pribadi, dan psikologis. Biasanya pemasar tidak dapat mengendalikan faktor
faktor semacam itu, tetapi mereka harus memperhitungkannya.
Oleh karenanya motif menggiatkan perilaku orang dan persepsi menentukan
arah perilakunya. Karena perusahaan harus meninjau unsur-unsur yang
mempengaruhi atau memberi bentuk persepsi seseorang. Unsur-unsur ini adalah
budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga, dan situasi.
2.1.1 Faktor Budaya
A. Budaya
Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan tingkah laku
sesorang karena budaya tumbuh dalam suatu masyarakat sejak kecil. Pengertian
budaya itu sendiri adalah kumpulan nila-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan
tingkah laku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan
lembaga penting lainnya (Philip Kotler, 1997). Setiap masyarakat mempunyai
budaya dan pengaruh budaya pada tingkah laku pembelian bervariasi amat besar,
oleh karenanya pemasar selalu mencoba menemukan pergeseran budaya agar
dapat mengetahui produk baru yang mungkin diinginkan.
Contoh : pergeseran budaya dalam hal pakaian yang menuju ke informalitas maka
mengasilkan meningkatnya permintaan pakaian-pakaian santai, dan munculnya
perusahaan garmen dan UKM dimana-mana.
B. Sub-budaya
Subbudaya adalah sekelompok orang yang mempunyai system nilai sama
berdasarkan pada pengalaman hidup dan situasi, termasuk juga agama, kelompok
acuan langsung (tatap muka) atau tidak langsung dalam membentuk sikap dan
tingkah laku sesorang (Philip Kotler,1997).
Contoh : jaringan social Facebook, twitter, dll
B. Keluarga
Selain kelompok keluarga juga sangat mempengaruhi tingkah laku pembeli.
Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam
masyarakat, salah satu contoh yang paling dominan adalah keterlibatan suami-istri
dalam proses pembelian.(Philip Kotler, 1997)
Contoh : anak-anak sangat mempengaruhi keputusan keluarga tentang kemana
mereka akan berlibur atau berbelanja. Hasilnya banyak pusat perbelanjaan yang
menyediakan wahana bermain untuk anak sehingga mereka bias berbelanja
sekaligus mengajak anak-anaknya berlibur.
C. Peran dan Status
Peran dan status seseorang ketika dia menjadi anggota kelompok, klub
organisasi, posisinya ditentukan banyak peran dan status seseorang itu sendiri
dalam organisasi, setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan
yang diberikan oleh masyarakat misalnya peran manajer masyarakat mempunyai
status yang lebih tinggi dalam masyarakat dibanding peran masyarakat lain pada
umumnya.
Contoh : seorang ibu yang bekerja disebuah perusahaan sebagai manajer, secara
otomatis akan membeli pakaian yang sesuai dgn perannya yang rapi, maka
muncullah seragam kerja dll
D.Faktor Pribadi
Keputusan seseorang sebelum membeli suatu produk juga dapat dipengaruhi
oleh faktor pribadi antara lain yaitu:
1. Umur
Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa hidupnya.
Selera akan makanan, pakaian, perabotan dan rekreasi sering kali berhubungan
dengan umur. Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga tahaptahap yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaanya.
Contoh : pertumbuhan penduduk balita naik maka pemasar banyak yang menjual
produk pampers, bedak dan peralatan lain-lain.
2. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Pekerja
kasar cenderung membeli banyak pakaian untuk bekerja, sedangkan pekerja
kantor membeli lebih banyak jas dan dasi. Pemasar berusaha mengenali kelompok
pekerjaan yang mempunyai minat diatas rata-rata akan produk dan jasa mereka.
Contoh : Perusahaan Carhart membuat pakaian yang kuat untuk pakaian tentara
pemadam kebakaran dll.
3. Situasi Ekonomi
Situasi seseorang akan mempengaruhi perilaku dalam membeli produk.
Pemasar produk yang peka terhadap pendapatan mengamati kecenderungan dalam
pendapatan pribadi, tabungan, dan tingkat minat. Bila indikator ekonomi
menunjukan resesi, pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang
ulang, memposisikan kembali, dan mengubah harga produknya.
Contoh : Upah tenaga kerja naik maka perusahaan juga menaikkan harga pokok
penjualan.
4. Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian seseorang yang jelas mempengaruhi tingkah laku membelinya.
Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologi unik yang menyebabkan
respon yang relatif konsisten dan tahan lama terhadap lingkungan dirinya sendiri.
Biasanya tercermin sebagai rasa percaya diri, dominasi, kemudahan bergaul,
menyesuaikan diri, dan keagresifan. Hal ini dapat bermanfaat untuk menganalisis
tingkah laku konsumen untuk pemilihan produk atau merek tertentu.
Contoh : Suatu merk tertentu diasosiasikan sebagai karakteristik perilaku tertentu.
Co jeans Levis dll
lain dengan kesuksesannya. Pada tingkat yang jauh lebih dalam, Ia mungkin
membeli mobil agar merasa kembali muda dan bebas.
Abraham Maslow berusaha menjelaskan mengapa orang digerakkan oleh
kebutuhan tertentu pada saat tertentu pula. Mengapa seseorang menghabiskan
begitu banyak waktu dan tenaga untuk kemauan pribadi dan seseorang lainnya
untuk mendapatkan penghargaan dari orang lain. Menurut Abraham Maslow,
kebutuhan manusia diatur dalam sebuah hierarki, dari kebutuhan yang paling
mendesak yaitu psikologis (rasa lapar, rasa haus), kemudian kebutuhan
keselamatan (keamanan, perlindungan), kebutuhan sosial (perasaan memiliki, rasa
cinta), kebutuhan akan penghargaan (penghargaan diri, pengakuan status dalam
masyarakat), kebutuhan aktualisasi diri (pengembangan dan realisasi diri).
Seseorang berusaha memenuhi kebutuhan yang paling penting dahulu, ketika
kebutuhan itu sudah terpenuhi, kebutuhan itu tidak menjadi pendorong motivasi
dan orang kemudian mencoba memuaskan kebutuhan terpenting lainnya.
Contoh : orang yang kelaparan (kebutuhan psikologis) tidak akan tertarik pada
kejadian terbaru di dunia seni (kebutuhan aktualisasi diri) atau bagaimana orang
lain memandang atau menghargai mereka (kebutuhan sosial atau penghargaan),
atau bahkan apakah mereka menghirup udara yang bersih (kebutuhan
keselamatan). Tetapi ketika masing-masing kebutuhan penting itu terpenuhi,
kebutuhan terpenting berikutnya akan memainkan peranan.
2.2.2 Persepsi
Orang yang termotivasi siap untuk beraksi. Cara orang tersebut bertindak
dipengaruhi oleh persepsi dirinya tentang sebuah situasi. Kita semua mempelajari
aliran informasi melalui lima indera kita : penglihatan, pendengaran, penciuman,
peraba, dan rasa. Meskipun demikian, masing-masing diri kita menerima,
mengatur dan menginterpretasikan informasi sensorik dengan caranya sendiri.
Persepsi (perseption) adalah proses dimana orang memilih, mengatur, dan
menginterpretasikan informasi untuk membentuk gambaran dunia yang berarti.
Orang dapat membentuk persepsi yang berbeda dari rangsangan yang sama
karena tiga proses perseptual (berhubungan dengan rangsangan sensorik) : atensi
selektif, distorsi selektif, dan retensi slektif.
Atensi selektif adalah kecenderungan orang untuk menyaring sebagian besar
informasi yang mereka dapatkan, berarti pemasar harus bekerja sangat keras untuk
menarik atensi konsumen. Contoh, Seseorang mendapat sekitar 3000 sampai
dengan 5000 pesan iklan setiap hari, tidak mungkin orang tersebut dapat
memperhatikan semua rangsangan ini, sehingga akan memberikan perhatian
khusus terhadap beberapa iklan saja.
Distorsi
selektif
menggambarkan
kecenderungan
orang
untuk
menerjemahkan informasi dalam cara yang akan mendukung apa yang telah
mereka percayai. Contoh, Jika Anda tidak mempercayai sebuah perusahaan, Anda
akan menganggap semua iklan, bahkan iklan yang jujur dari perusahaan tersebut
sebagai iklan yang patut untuk dipertanyakan. Distorsi selektif berarti bahwa
pemasar harus berusaha memahami pemikiran (mind sets) konsumen dan
bagaimana pemikiran tersebut akan mempengaruhi interpretasi iklan dan
informasi penjualan.
Retensi selektif adalah kondisi dimana Manusia juga akan melupakan
sebagian besar yang dipelajarinya. Manusia cenderung mempertahankan infomasi
yang mendukung sikap dan kepercayaan mereka. Konsumen biasanya mengingat
hal-hal baik tentang merek yang mereka sukai dan melupakan hal-hal baik tentang
merek pesaing. Contoh, konsumen yang sudah fanatik dengan satu merek tertentu,
akan melupakan hal-hal baik yang ditawarkan oleh merek pesaing, walaupun jika
dilihat dari segi ekonomisnya merek pesaing lebih menguntungkan.
2.2.3 Pembelajaran
Ketika orang bertindak, mereka belajar. Pembelajaran (learning) menggambarkan
perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Ahli teori
pembelajaran mengatakan bahwa perilaku manusia yang paling utama adalah
belajar. Pembelajaran terjadi melalui interaksi dorongan (drives), rangsangan,
pertanda, respon dan penguatan (reinforcoment).
dorongan
seseorang
untuk
aktualisasi
diri
mungkin
pengalamannya
menguntungkan,
konsumen
mungkin
akan
terus
menggunakan kamarea itu, dan responnya akan diperkuat. Lalu konsumen ingin
membeli kamera, atau produk NIKON akan lebih besar
2.2.4 Keyakinan dan sikap
Melalui pelaksanaan dan pembelajaran, seseorang mendapatkan keyakinan dan
sikap. Pada akhirnya, keyakinan dan sikap ini mempengaruhi perilaku pembelian
mereka.
Keyakinan (belief) adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang
sesuatu.Keyakinan bisa didasarkan pada pengetahuan nyata, pendapat, atau iman
dan bisa membawa muatan emosi maupun tidak. Orang mempunyai sikap
menyangkut agama, politik, pakaian, musik, makanan, dan hampir semua lainnya.
Sikap (attitude) menggambarkan evaluasi, perasaan, dan tendensi yang relatif
konsisten dari seseorang terhadap sebuah objek atau ide. Sikap menempatkan
orang kedalam suatu kerangka pikiran utuk menyukai atau tidak menyukai
sesuatu, untuk bergerak menuju atau meninggalkan sesuatu. Pembeli kamera
digital kita mungkin mempunyai sikap seperti membeli yang terbaik, orang
Jepang membuat produk elektronik terbaik di dunia, dan kreativitas dan
ekspresi diri adalah beberapa hal terpenting dalam hidup.Jika demikian kamera
Nikon akan sangat sesuai dengan sikap konsumen yang sudah ada.
Sikap sulit berubah. Sikap seseorang mempunyai pola, dan untuk mengubah
sikap seseorang diperlukan penyesuaian yang rumit dalam banyak hal. Oleh
karena itu perusahaan harus selalu berusaha menyesuaikan produknya dengan
sikap yang sudah ada daripada mencoba merubah sikap. Contoh lainnya adalah :
pada tahun 1994, konsumsi susu mengalami penurunan selama 20 tahun. Persepsi
umum yyang beredar adalah bahwa susu itu tidak sehat, kuno, hanya untuk anakanak, atau hanya untuk membuat kue kering dan cake. Untuk mengubah
pandangan ini, The National Fluid Milk Processors Education program (MilkPEP)
mulai meluncurkan kampanye iklan yang menampilkan selebriti berkumis susu
dan slogan Got milk ?, kampanye ini tidak hanya dikenal luas, tetapi juga
mendulang kesuksesan-kampanye ini tidak hanya menghentikan penurunan
konsumsi susu, bahkan meningkatkannya. Sampai saat ini kampanye tersebut
masih berjalan, meskipun pada mulanya pasar sasarannya adalah wanita berusia
20-an, kampanye ini telah diperluas ke pasar sasaran lainnya dan menjadi idola
dikalangan remaja, lebih besar dari kepuasan orang tua mereka. Remaja
mengoleksi iklan cetak yang menampilkan selebriti mulai dari bintang musik
Kelly Clarkson dan Nelly, sampai para artis seperti Jessica Alba dan Lindsay
Lohan, serta Venus dan Serena Williams. Dengan membangun popularitas
dikalangan remaja, industri ini mendirikn situs web (www.whymilk.com) dimana
para remaja dapat membuat kumisnya sendiri, memeriksa iklan terbaru Got Milk?
Atau mendapatkan fakta tentang semua yang perlu anda ketahu tentang susu.
3. Proses Pengambilan keputusan : Model Lima tahap (pasar
konsumen)
2.3.1 Pengenalan Masalah.
Proses pembelian terjadi ketika pembeli menyadari suatu masalah atau
kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Contoh
rangsangan internal yaitu : rasa akan haus, lapar naik ke tingkat maksimum dan
menjadi dorongan. Contoh rangsangan eksternal : seperti seseorang mengagumi
mobil baru tetangga, atau melihat iklan liburan di televisi.
Dinamika Pencarian.
menyesuaikan produknya dengan sikap yang ada dan tidak berusaha mengubah
sikap itu.
Contoh :
California Milk Processor Board
Setelah menurunnya konsumsi susu di antara orang California selama 20 tahun.
Pada tahun 1993 pembuat susu dari seluruh negara bagian membentuk California
Milk Processor Board (CMPB) dengan salah satu tujuan : agar masyarakat minum
susu lebih banyak. Riset menunjukkan bahwa konsumen sudah menyakini bahwa
susu baik untuk mereka. Jadi kampanye itu akan mengingatkan konsumen tentang
ketidaknyamanan dan gangguan akibat kekurangan susu, yang dikenal dengan
defisiensi susu
Slogan Got Milk mengingatkan konsumen untuk memastikan bahwa meeka
mempunyai susu di kulkas mereka. Setahun setelah peluncuran, volume penjualan
meningkat secara signifikan.
Model Ekspektansi Nilai.
Expectacy Value model adalah pembentukan sikap menduga bahwa konsumen
mengevaluasi produk dan jasa dengan menggabungkan keyakinan merek mereka
(positif & negatif) berdasarkan arti pentingnya.
Misalkan seorang konsumen telah mempersempit kumpulan pilihannya menjadi
empat gadget laptop (A,B,C,D). Diasumsikan ia tertarik pada empat atribut yaitu :
kapasitas memori, kapabilitas grafis, ukuran & berat, dan harga. Jika sebuah
komputer mendominasi semua dari semua kriteria maka sudah barang tentu ia
akan memilihnya.
Merek laptop
Atribut
Kapasitas
Kapabilitas
Ukuran
Memori
Grafis
dan
Berat
Harga
10
Keputusan Pembelian.
Kampanye Intel Inside thn 1990an, yang membuat merek itu menjadi batasan
cutoff pertama bagi banyak konsumen. Mereka hanya akan membeli PC yang
mempunyai microprocessor Intel. Pembuat PC spt IBM, DELL dan Gateway tidak
mempunyai pilihan lain selain mendukung usaha pemasaran intel.
Keputusan konsumen untuk memodifikasi, atau menunda keputusan pembelian
sangat dipengaruhi oleh risiko anggapan. Konsumen dapat menilai banyak jenis
resiko dalam membeli dan mengkonsumsi sebuah produk :
a. Resiko Fungsional : Produk tidak bekerja sesuai harapan
b. Resiko Fisik : Produk mengancam kesejahteraan atau kesehatan fisik
pengguna atau orang lain.
c. Resiko Keuangan : Produk tidak layak untuk harga yang dibayarkan.
d. Resiko Sosial : Produk menimbulkan rasa malu dari orang lain.
e. Resiko Psikologis : Produk mempengaruhi kesehatan jiwa pengguna.
f. Resiko Waktu : Kegagalan produk manghasilkan biaya peluang untuk
menemukan produk memuaskan lainnya.
2.3.5 Perilaku pasca Pembelian
Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami konflik dikarenakan
melihat fitur mengkhawatirkan tertentu atau mendengar hal-hal menyenangkan
tentang merk lain dan waspada terhadap informasi yang mendukung
keputusannya. Komunikasi pemasaran seharusnya memasok keyakinan dan
evaluasi yang memperkuat pilihan konsumen dan membantunya merasa nyaman
tentang merek tersebut.
Karena itu tugas pemasar tidak berakhir dengan pembelian. Pemasar harus
mengamati kepuasan pascapembelian, tindakan pascapembelian, dan penggunaan
produk pascapembelian.
1.
Jika konsumen puas, ia mungkin ingin membeli produk itu kembali. Pelanggan
yang puas juga cenderung mengatakan hal-hal baik tentang merek kepada orang
lain. Dipihak lain, konsumen
Penggunaan
dan
penyingkiran
pasca
pembelian
Pemasar juga harus mengamati bagaimana pembeli menggunakan dan
menyingkirkan produk. Pendorong kuci frekuensi penjualan adalah tingkat
konsumsi produk, semakin cepat pembeli mengkonsumsi sebuah produk, semakin
cepat mereka kembali ke pasar untukmembelinya lagi.
Salah satu peluang meningkatkan frekuensi penggunaan produk terjadi ketika
presepsi konsumen tentang penggunaan mereka berbeda dari kenyataan .
Misalnya, produk Oral B harus menjalankan promosi sikat gigi yang berkaitan
dengan peralihan musim semi sampai penghematan waktu siang hari. Strategi lain
untuk memberikan informasi yang lebih baik kepada pelanggan tentang:
1. Kapan mereka pertama kali menggunakan produk atau harus mengganti
produk
2. Tingkat kinerjanya saat ini. Baterai mempunyai pengukur yang terintegrasi
yang memperlihatkan seberapa besar kekuatan yang tersisa; sikat gigi
mempunyai indicator warna untuk kapan rambut sikat rusak; dan
seterusnya.
2.4 proses pengambilan keputusan pembelian (pasar bisnis)
Tahapan umum dalam proses keputusan-keputusan pembelian menurut
Robinson dan rekan mengidentifikasi delapan tahap dan menyebutnya fase
pembelian (Buyphase). Dalam situasi pembelian-kembali modifikasi atau situasi
pembelian-kembali langsung, beberapa tahap dipadatkan atau dilewatkan. Sebagai
Stimulus
internal
bisa
berupa
keputusan
perusahaan
untuk
kali,
perusahaan
akan
menugaskan
tim
engineering
untuk
menganalisis nilai produk dari proyek. Analisis nilai produk (PVA) adalah sebuah
metode pengurangan biaya dengan cara mempelajari koponen untuk menentukan
apakah komponen dapat dirancang ulang atau distandarkan atau dibuat dengan
metode produksi yang lebih murah.
Contoh :
1. Tim PVA akan mengidentifikasikan komponen overdesain, misalnya
sehingga habis lebih lama daripada produk sendiri.
2.4.3 Pencarian Pemasok
Selanjutnya pembeli berusaha mengidentifikasi pemasok yang paling tepat
melalui direktori perdagangan, kontak dengan perusahaan lain, iklan dagang,
pameran dagang, da internet. Maraknya pembelian lewat internet sekarang ini
mempunyai implikasi yang luas bagi pemasok dan akan mengubah bentuk
pembelian di tahun-tahun mendatang. Perusahaan yang membeli lewat internet
menggunkan pasar elektronik dalam beberapa bentuk.
Contoh :
Situs catalog
Pasar vertical
Membeli produk industri seperti plastic, baja, atau zat kimia atau jasa logistik atau
media dapat mengunjungi situs web khusus (disebut e-hub) misal Plastic.com
Situs lelang Pure Play Pasar online seperti ebay dan Freemarkets.com
mungkin tidak pernah ada tanpa internet. Freemarkets.com menyediakan
lelang online untuk pembeli suku cadang industry, bahan mentah,
komoditas, dan jasa dilebih dari 50 kategori produk dan memfsilitasi dari $
40 miliar nilai perdagangan sejak 1995
Pasar spot (atau bursa) dipasar elektronik spot, harga berubah setiap menit.
ChemConect.com adalah bursa bagi pembeli dan penjual bahan kimia
berjumlah besar seperti bensin, dan merupakan satu contoh keberhasilan
B2B diarea penuh dengan bursa online yang gagal.
Sejumlah pengecer dan pabrikan besar seperti Ace Hardware, Coca-cola dan lainlain
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh karakteristik budaya, sosial,
pribadi, dan psikologis. Biasanya pemasar tidak dapat mengendalikan faktor
faktor semacam itu, tetapi mereka harus memperhitungkannya.
Proses selanjutnya pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor
psikologis utama : motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap.
Latar Belakang
BAB II
Menganalisis Pasar dan Prilaku Pembeli
Stimulus
Stimulus
Karakteristik
Pemasaran
lainnya
Pembeli
Proses
Keputusan
Keputusan
Pembeli
Produk
Ekonomi
Budaya
Pembeli
Pengenalan
Harga
Teknologi
Sosial
masalah
Distribusi
Politik
Pribadi
Pencarian
Pilihan pemasok
Promosi
Budaya
Psikologi
informasi
Penentuan saat
Keputusan
pembelian
pembeli
Jumlah
Perilaku
Pilihan produk
Pilihan merek
pembelian
pembeli
samping
itu
dapat
juga
mempelajari
pemakaian
konsumen,
SOSIAL
PRIBADI
Umur dan
Tahap daur
Kelompok
SubBu
Hidup
Persepsi
Pekerjaan
Keluarga
Status
Ekonomi
Sosial
GI
Motivasi
Acuan
daya
Kelas
PSIKOLO
Peran dan
Status
Pengetahuan
Keyakinan
Gaya Hidup
dan Sikap
Kepribadia
n dan
Konsep
Diri
Gambar 2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku
konsumen (Philip Kotler, 1997:144)
PEMBE
LI
Dapat kita lihat pada gambar diatas bahwasanya yang mempengaruhi tingkah laku
konsumen terdapat berbagai faktor yaitu:
2. 3. 1 Faktor Budaya.
Kelas budaya, subbudaya, dan sosial sangat mempengaruhi prilaku
pembelian konsumen.
Budaya
Budaya ( culture ) adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan
tingkah laku sesorang karena budaya tumbuh dalam suatu masyarakat sejak kecil.
Pengertian budaya itu sendiri adalah kumpulan nila-nilai dasar, persepsi,
keinginan, dan tingkah laku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari
keluarga dan lembaga penting lainnya (Philip Kotler, 1997). Setiap masyarakat
mempunyai budaya dan pengaruh budaya pada tingkah laku pembelian bervariasi
amat besar, oleh karenanya pemasar selalu mencoba menemukan pergeseran
budaya agar dapat mengetahui produk baru yang mungkin diinginkan. Pemasar
harus benar benar memperhatikan nilai nilai budaya di setiap negara untuk
memahami cara terbaik memasarkan produk lama mereka dan mencari peluang
Kelas Sosial.
Kelas sosial adalah divisi masyarakat yang relatif permanen dan teratur dengan
para anggota yang menganut nilai-nilai, minat, dan tingkah laku yang serupa
(Philip Kotler, 1997). Kelas sosial menentukan pemilihan produk dan merek
tertentu dalam bidang-bidang seperti pakaian, peralatan rumah tangga dan
sebagainya.
Ada 7 kelas social yang diidentifikasi oleh ilmuan sosial.
Atas atas (kurang dari 1%) Elit social yang hidup dari kekayaan warisan.
Atas bawah (2%) orang yang memilki kekayaan yang besar karena kemampuan
yang luar biasa dalam profesi atau bisnisnya.
Menengah atas (12 %) tidak memliki status keluraga ataupun kekayaan yang luar
biasa.
Kelas Menengah (32 %) pekerja kerahputih dan kerah biru bergaji menegah yang
tinggal di bagian kota yang lebih baik.
Kelas Pekerja (38 %)pekaerja kerah biru berpenghasilan menengah dan mereka
yang mempelopori gaya hidup kelas pekerja tanpa memperhatikan
penghasilan,latar belakang pendidikan,atau jabatan mereka sekalipun.
Atas bawah (9 %) anggota kelas bawah kerja,meskipun standar hidup mereka
hanya sedikit di atas garis kemiskinan,merek mengerjakan pekerjaan yang tidak
membutuhkan keterampilan dan di gaji sangat rendah.
Bawah Bawah ( 7 %) anggota kelas bawah yang mendapatkan tunjanagan
pemerintah,melarat berkepanjangan dan biasanya tidak memiliki pekerjaan.
Kelas sosial menunjukan prefensi produk dan merk yang berbeda dalam banyak
hal, termasuk pakaian, perabot rumah tangga, kegiatan dalam waktu luang, dan
mobil.
Kelas sosial memiliki beberapa ciri :
1) Pertama, orang-orang di dalam kelas sosial yang sama cenderung berperilaku
lebih seragam daripada orang-orang dari dua kelas sosial yang berbeda.
2) Kedua, orang merasa dirinya menemati posisi yang inferior atau superior di
kelas sosial mereka.
3) Ketiga, kelas sosial ditandai oleh sekumpulan variabel seperti penghasilan,
pekerjaan dan sebagainya.
4) Keempat, individu dapat pindah dari satu tangga ke tangga lain pada kelas
sosialnya selama masa hidup mereka.
Tingkah laku seseorang yang dipengaruhi oleh kelompok kecil. Kelompok yang
mempunyai pengaruh langsung dan seseorang yang menjadi anggotanya disebut
kelompok keanggotaan. Beberapa merupakan kelompok primer yang mempunyai
interaksi reguler tapi informal, seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja.
Beberapa merupakan kelompok sekunder, mempunyai interaksi lebih formal dan
kurang reguler, mencakup kelompok keagamaan, asosiasi professional, dan serikat
pekerja. Kelompok acuan berfungsi sebagai titik perbandingan atau acauan
langsung (tatap muka) atau tidak langsung dalam membentuk sikap dan tingkah
laku sesorang (Philip Kotler,1997).
Menurut CHRYSLER terdapat satu kelompok pada faktor budaya
kelompok kecil / acuan yaitu
Kelompok Referensi.
Kelompok referensi adalah ( reference group ) seseorang adalah semua kelompok
yang mempunyai pengaruh langsung ( tatap muka ) atau tidak langsung terhadap
sikap dan perilaku orang tersebut. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung
di sebut kelompok keanggotaan
( membership group ). Beberapa dari kelompok ini merupakan kelompok primer
( primary group ), dengan siapa seseorang berinteraksi dengan apa adanya secara
terus menerus dan tidak resmi, seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja.
Masyarakat juga menjadi kelompok sekunder ( secondary group ), seperti
agama, profesional, dan kelompok persatuan perdagangan, yang cenderung lebih
resmi dan memerlukan interaksi yang kurang berkelanjutan.
Kelompok referensi mempengaruhi anggota setidaknya dengan tiga cara.
Mereka memperkenalkan perilaku dan gaya hidup baru kepada seseorang, mereka
mempengaruhi sikap dan konsep diri, dan mereka menciptakan tekanan
kenyamanan yang dapat mempengaruhi pilihan produk dan merek. Orang juga di
pengaruhi oleh kelompok diluar kelompoknya. Kelompok aspirasional
( aspirational group ) adalah kelompok yang ingin di ikut oleh orang itu,
kelompok disosiatif ( dissociative group ) adalah kelompok yang nilai dan
perilakunya di tolak oleh orang tersebut.
Jika pengaruh kelompok referensi kuat, pemasar harus menetukkan cara
menjangkau dan mempengaruhi pemimpin opini kelompok. Pemimpin opini
adalah orang yang menawarkan nasihat atau informasi informal tentang produk
atau kategori produk tertentu, misalnya mana yang terbaik dari berbagai merek
atau bagaimana produk tertentu dapat di gunakan. Pemimpin opini seringkali
memiliki kepercayaan yang tinggi, aktif secara sosial, dan terlibat kategori
produk. Pemasar berusaha menjangkau para pemimpin opini dengan
mengidentifikasi karakteristik demografis dan psikografis, mengidentifikasikan
media yang mereka baca, dan mengarahkan pesan kepada mereka.
2.
Keluarga
Peran dan status seseorang ketika dia menjadi anggota kelompok, klub
organisasi, posisinya ditentukan banyak peran dan status seseorang itu sendiri
menyebabkan respon yang relatif konsisten dan tahan lama terhadap lingkungan
dirinya sendiri. Biasanya tercermin sebagai rasa percaya diri, dominasi,
kemudahan bergaul, menyesuaikan diri, dan keagresifan. Hal ini dapat bermanfaat
untuk menganalisis tingkah laku konsumen untuk pemilihan produk atau merek
tertentu.
Masing-masing orang memiliki karakteristik kepribadian yang berbeda
yang mempengaruhi perilaku pembeliannya. Yang di maksud kepribadian adalah
ciri bawaan psikologi manusia (human psychological traits) yang terbedakan yang
menghasilkan tanggapan yang relative konsisten dan bertahan lama terhadap
rangsangan lingkungannya. Kepribadian biasanya digambarkan dengan
menggunakan ciri bawaan seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi,
kehormatan, kemampuan bersosialisasi, pertahanan diri, dan kemampuan
beradaptasi. Kepribadian dapat menjadi variable yang sangat berguna dalam
menganalisis pilihan merek konsumen. Gagasannya adalah bahwa merek juga
mempunyai kepribadian, dan bahwa konsumen mungkin memilih merek yang
kepribadiannya cocok dengan kepribadian dirinya. Kita mendefinisikan
kepribadian merek sebagai bauran spesifik atas ciri-ciri bawaan manusia yang bisa
dikatakan dimiliki oleh merek tertentu.
Jennifer Aaker dan stanford meriset kepribadian merek dan
mengidentifikasi sifat sifat berukut :
5.
pemasar dapat dengan lebih jelas mengarakan merknya ke gaya hidup orang yang
berprestasi.
Kecenderungan utama keempat kelompok yang sumber dayanya
besar adalah :
Yang suka mewujudnyatakan hal-hal yang oleh orang lain dianggap sebagai
impian (actualizers) : sukses, canggih, aktif, "merasa tanggung jawab". Pembelian
yang dilakukan sering mencerminkan selera yang dianggap berbudaya terhadap
produk-produk kelas atas yang berorientasi relung pasar khusus.
Yang suka merealisasikan seluruh ambisi dan potensi diri (fulfilleds) : matang,
puas, nyaman, reflektif. Menyukai daya tahan atau keawetan, fungsi, dan nilai
suatu produk.
Yang suka mencapai sasarna diri melalui keterampilan dan kerja (achievers) :
sukses, berorientasi pada kerja dan karir. Menyukai produk-produk mapan,
bergengsi yang menunjukkan keberhasilan kepada rekan-rekan mereka.
Yang suka mencoba (experiencers) : muda, energik, bersemangat, impulsive
(meledak-ledak), dan suka memberontak. Membelanjakan penghasilan mereka
dalam proporsi yang besar untuk pakaian, makanan cepat saji, musik, film, dan
video.
Kecenderungan utama keempat kelompok yang sumber daya yang lebih
sedikit adalah :
Yang menganggap segalanya sudah baik/benar (believers) : konservatif,
konvensional dan tradisional. Menyukai produk-produk mum dan merek yang
telah mapan.
Yang merasa bersaing (strivers) : tidak pasti, tidak aman, mencari persetujuan,
terbatas sumber dayanya. Menyukai produk bergaya yang meniru pembelian
orang-orang yan lebih makmur.
Pembuat (makers) : praktis, swasembada, tradisional, berorientasi pada keluarga.
Hanya menyukai produk untuk bekerja dan yang mempunyai fungsi tertentu
seperti alat-alat pertukangan, kendaraan niaga, peralatan memancing.
Yang harus berjuang (strugglers) : manula, pensiun, pasif, penuh perhatian,
terbatas sumber dayanya. Konsumen yang cermat dan setia pada pada merek
favorit.
attention ) artinya para pemasar harus bekerja keras dalam rangka menarik
perhatian konsumen, tantangan yang sesungguhnya adalah menjelaskan
rangsangan mana yang akan diperhatikan orang. Berikut ini adalah beberapa
temuan :
1. Orang cendrung memperhatikan rangsangan yang berhubungan dengan
kebutuhannya saat ini.
2. orang cendrung memperhatikan rangsangan yang mereka antisispasi
3. orang cenderung memperhatikan rangsangan yang berdeviasi besar terhadap
ukuran rangsangan normal.
rangsakan yang telah mendapat perhatian bahkan tidak selalu muncul dipikiran
orang persis seperti yang diinginkan oleh pengirimnya. Distorsi selektif adalah
kecendrungan menafsirkan informasi sehingga sesuai dengan pra-konsepsi kita.
Karena konsumen akan sering memelintirkan informasi sehingga sesuai dengan
keyakinan awal mereka tentang merek dan produk.
Informasi
dalam sebuah model di bawah ini (Philip Kotler dan AB. Susanto, 1999; 251):
Sumber : Philip Kotler dan AB. Susanto, Pemasaran di Indonesia, (1999: 251)
Model Proses Pembelian Lima Tahap :
Model ini mempunyai anggapan bahwa para konsumen melakukan lima
tahap dalam melakukan pembelian. Kelima tahap diatas tidak selalu terjadi,
khususnya dalam pembelian yang tidak memerlukan keterlibatan yang tinggi dalam
pembelian. Para konsumen dapat melewati beberapa tahap dan urutannya tidak
sesuai.
a.
Pengenalan Masalah.
Proses membeli dengan pengenalan masalah atau kebutuhan pembeli
menyadari suatu perbedaan antara keadaan yang sebenarnya dan keadaan yang
diinginkanya. Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri
pembeli atau dari luar. Misalnya kebutuhan orang normal adalah haus dan lapar
akan meningkat hingga mencapai suatu ambang rangsang dan berubah menjadi
suatu dorongan berdasarkan pengalaman ynag sudah ada. Seseorang telah
belajar bagaimana mengatasi dorongan itu dan dia didorong kearah satu jenis objek
awal dari interaksi sistem sesuai yang sesui dengan hasil yang kita dapat pada tahap
reference mode. Hipotesa Dynamics juga mengandung perbandingan dengan bukti
empirisdan reformulasi akan diperlukan untuk capai pada suatu hipotesa yang logis
dan sahih sesuai data empiric
Batas Model
Dinamika sebuah sistem dipengaruhi oleh sistem internal dan eksternal. Factor
internal yang mempengaruhi dinamakan factor endogenous dan merupakan variable
yang penting dalam menganalisa sistem. Sedangkan factor eksternal yang
mempengaruhi sistem dinamakan factor exogenous. Karena itu penentuan batas
model perlu ditentukan terlebih dahulu dengan jelas agar kita mudah mendefinisikan
factor endogenous dan exogenous model. Batas model ini membantu kita untuk
memisahkan proses-proses yang menyebabkan adanya kecenderungan internal yang
diungkapkan dalam pola referensi dari proses-proses yang mempresentasikan
pengaruh pengaruh eksogen, yaitu pengaruh yang berasal dari luar sistem
Waktu simulasai
Setelah batas model ditetapkan bersamaaan denag penetapan variable exogenous dan
endogenousnya, pemodel harus menetapkan dengan cermat jangka waktu simulasi
model. Jangka waktu sismulasi amat penting untuk mendapatkan dinamika
perubahan yang dibawa oleh intersksi diantara factor internal dan external model.
Jika waktu simulasi tidak cermat, bisa saja interaksi dalam model.tidak teramati
dengan baik.
b. Pencarian Informasi
Konsumen mungkin tidak berusaha secara aktif dalam mencari
informasi sehubungan dengan kebutuhannya. Seberapa jauh orang tersebut
mencari informasi tergantung pada kuat lemahnya dorongan kebutuhan, banyaknya
informasi yang dimiliki, kemudahan memperoleh informasi, tambahan dan
kepuasan yang diperoleh dari kegiatan mencari informasi. Biasanya jumlah
kegiatan mencari informasi meningkat tatkala konsumen bergerak dari keputusan
Dinamika pencarian
Melalui pengumpulan informasi, konsumen mempelajari merek pesaing dan
fitur mereka. Seperti pada tahap gambar di bawah ini :
Gambar 2. 5. 1
Kumpulan suksesif yang terlibat dalam pengambilan keputusan konsumen.
Ketika konsumen mengumpulkan lebih banyak informasi, hanya beberapa,
kumpulan pilihan, yang menjadicalon kuat. Konsumen membuat pilihan akhir dari
kumpulan lain. Perusahaan juga harus menyusun strategi agar mereknya dapat
masuk ke dalam kelompok kesadaran, pertimbangan, dan pilihan prospek.
Perusahaan juga harus mengidentifikasi merek lain dalam kelompok pilihan
konsumen sehingga perusahaan dapat merencanakan daya tarik kompetitif yang
tepat.
d.
Evaluasi Alternatif
Informasi yang didapat dari calon pembeli digunakan untuk memperoleh
gambaran yang lebih jelas mengenai alternatif-alternatif yang dihadapinya serta daya
tarik masing-masing alternatif. Produsen harus berusaha memahami cara konsumen
mengenal informasi yang diperolehnya dan sampai pada sikap tertentu mengenai
produk merek dan keputusan untuk membeli.
Konsumen akan memberikan perhatian terbesar pada atribut yang
menghantarkan
manfaat
yang
memenuhi
kebutuhan.
Kita
sering
dapat
Keputusan Pembelian
Dalam tahap evaluasi, Produsen harus memahami bahwa konsumen
mempunyai cara sendiri dalam menangani informasi yang diperolehnya dengan
membatasi alternatif-alternatif
yang
harus
dipilih
atau
dievaluasi
untuk
Faktor-
Prilaku Pascapembelian
Apabila barang yang dibeli tidak memberikan kepuasan yang
diharapkan, maka pembeli akan merubah sikapnya terhadap merek barang tersebut
menjadi sikap negatif, bahkan mungkin akan menolak dari daftar pilihan. Sebaliknya
bila konsumen mendapat kepuasan dari barang yang dibelinya maka keinginan untuk
membeli terhadap merek barang tersebut cenderung untuk menjadi lebih kuat.
Produsen harus mengurangi perasaan tidak senang atau perasaan negatif terhadap
suatu produk dengan cara membantu konsumen menemukan informasi yang
membenarkan pilihan konsumen melalui komunikasi yang diarahkan pada orangorang yang baru saja membeli produknya.
Karena itu tugas pemasar tidak berakhir dengan pembelian. Pemasar harus
mengamati :
Kepuasan Pascapembelian.
Kepuasan merupakan fungsi kedekatan antara harapan dan kinerja produk. Jika
kinerja tidak memenuhi harapan, konsumen kecewa. Jika memenuhi harapan,
konsumen pas. Perasaan ini menentukkan apakah nantinya pelanggan membeli
produk kembali dan membicarakan hal hal yang menyenangkan atau tidak
menyenangkan tentang produk itu kepada orang lain.
Tindakan Pascapembelian
Jika konsumen puas, ia mungkin ingin membeli produk itu kembali, pelanggan yang
puas cenderung akan membicarakan hal baik tentang produk yang ia beli. Dan di
pihak lain yang kecewa mungkin akan meninggalkan produk dan mengabaikan
produk dan lebih mencari barang yang nilai dan kualitas ang lebih tinggi.
Penggunaan dan Penyingkiran Pascapembelian
Pemasar juga harus mengamati bagaimana pembeli menggunakan dan
menyingkirkan produk. Pendorong kunci frekuensi penjualan adalah tingkat
konsumsi produk semakin cepat pembeli mengkonsumsi. Jika konsumen membuang
produk, pemasar harus tau bagaimana mereka membuangnya, terutama jika seperti
baterai, kemasan minuman, peralatan elektronik, dan popok sekali pakai agar tidak
merusak lingkungan.
II. 6. Pengambilan Keputusan Konsumen
Proses keputusan konsumen mungkin tidak selalu berkembang dengan gaya
perencanaan yang cermat. Berikut ini beberapa teori dan pendekatan lain untuk
menjelaskannya :
dan didasarkan pada pertimbangan rasional yang tekun tentang informasi data dan
produk yang paling penting, dan rute sekeliling, di mana pembetukan atau perubahan
sikap mencukup jauh lebih sedikit pemikiran dan merupakan konsekuensi dari
asosiasi merek dengan entah petunjuk sekeliling yang positif atau negatif.
Konsumen yang mengkuti rute sentral hanya kalau mereka memiliki
motivasi, kemampuan, dan peluang yang memadai. Dengan kata lain, konsumen
harus mau mengevaluasi merek secara rinci, memiliki merek yang perlu serta
pengetahuan tentang produk atau jasa dalam memori, dan harus ada waktu yang
memadai dan tempat yang tepat untuk benar-benar melakukannya.
Strategi Pemasaran Keterlibatan Rendah.
Banyak produk dibeli pada kondisi rendahna keterlibatan konsumen dan
tidak adanya perbedaan antarmerek yang signifikan. Misalnya garam. Para
konsumen memiliki sedikit keterlibatan pada jenis produk itu. Mereka pergi ke toko
dan mengambil merek tertentu. Jika mereka tetap mengambil merek yang sama, hal
itu karena kebiasaan, bukan karena kesetiaan yang kuat terhadap merek. Terdapat
bukti yang cukup bahwa konsumen memiliki keterlibatan yang rendah dalam
pembelian sebagian besar produk yang murah dan sering dibeli.
Para pemasar menggunakan empat teknik untuk berusaha mengubah produk
dengan keterlibatan rendah menjadi keterlibatan tinggi.
Pertama, mereka dapat produk dengan beberapa isu yang menarik keterlibatan.
Kedua, mereka dapat mengaitkan produk dengan beberapa situasi pribadi yang
menarik keterlibatan.
Ketiga, mereka dapat merancang iklan yang dapat memicu emosi yang berhubungan
dengan nilai pribadi atau pertahanan ego.
Keempat, mereka dapat menambahkan fitur yang penting.
Prilaku Pembelian Pencari Keragaman.
Beberapa situasi pembelian ditandai oleh keterlibatan konsumen yang
rendah, tetapi perbedaan antarmerek signifikan. Dalam situasi itu, konsumen sering
melakukan peralihan merek. Peralihan merek terjadi bukan karena konsumen merasa
tidak puas akan suatu barang tetapi konsumen melakukan peralihan merek hanya
untuk mencari keragaman dan perbandingan harga yang lebih murah dan kualitas
lebih bagus dari barang yang di pake sebelumnya.
Pemimpin pasar dan merek kecil dalam kategori produk ini mempunyai
strategi pemasaran yang berbeda, pemimpin pasar akan berusaha mendorong
perilaku pembelian kebiasaan dengan mendominasi ruang rak dengan beragam versi
produk yang berhubungan tetapi berbeda, menghindari kondisi kehabisan stok, dan
sering mensponsori iklan pengingat. Perusahaan pesaing akan mendorong pencarian
keragaman dengan menawarkan harga yang lebih rendah dan dengan penawaran
khusus.
B.
1.
Heuristik Ketersediaan
Para konsumen mendasarkan prediksi mereka pada cepat dan mudahnya
contoh hasil tertentu masuk dalam pikiran. Jika sebuah contoh masuk pikiran terlalu
mudah, konsumen mungkin menilai terlalu tinggi kemungkinan hasil atau terjadinya
satu peristiwa (event).
2.
Heuristik Representatif
Konsumen mendasarkan prediksi mereka pada seberapa representatif dengan
contoh-contoh lain. Satu alasan mengapa merek-merek yang berbeda dalam kategori
produk yang sama menampilkan kemasan yang begitu mirip adalah bahwa mereka
ingin terlihat sebagai representatif dari kategori tersebut secar keseluruhan.
3.
2.
3.
4.
karena produk merupakan hasil dari suatu perusahaan yang dapat ditawarkan ke
pasar untuk di konsumsi dan merupakan alat dari suatu perusahaan untuk
mencapai tujuan dari perusahaannya. Suatu produk harus memiliki keunggulan
dari produk-produk yang lain baik dari segi kualitas, desain, bentuk, ukuran,
kemasan, pelayanan, garansi, dan rasa agar dapat menarik minat konsumen untuk
mencoba dan membeli produk tersebut.
Perilaku konsumen di pengaruhi oleh tiga faktor : ( budaya ( culture ), sub
budaya ( sub culture ), kelas sosial ); sosial ( keompok referensi / acuan / kecil,
keluarga, peran dan status sosial; pribadi ( usia, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya
hidup, kepribadian dan konsep diri ); psikologi ( motivasi, persepsi, pembelajaraan,
dan memori ). Penelitian di atas semua faktor ini dapat memberikan petunjuk bagi
pemasar untuk menjangkau dan melayani konsumen secara lebih efektif.
Untuk memahami bagaimana kensumen benar benar membuat keputusan
pembelian, pemasar harus mengidentifikasi siapa yang mengambil keputusan da
mempunyai masukan dalam keputusan pembelian ; orang bisa menjadi pemicu,
pihak yang mempengaruhi, pengambilan keputusan, pembeli, atau pengguna.
Promosi pemasaran yang berbeda dengan di targetkan kepada masing masing jenis
orang.
Proses pembelian umum terdiri dari urutan kejadian : pengenalan masalah,
pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca
pembelian. Tugas pemasar mampu memahami perilaku konsumen pada setiap tahap.
Sikap orang lain, faktor situasional yang tidak di antisipasi, dan resiko anggapan,
semuanya mempengaruhi keputusan untuk membeli. Dan juga tingkat kepuasaan
konsumen pascapembelian,pemakaian dan enyikiran barang pasca pembelian, dan
III.
dapat membantu generasi muda untuk dapat mengatasi masalah yang terjadi di
lingkungan pemasaran.
s