Kelompok : AB 2
Ketua :
Febrina Vienna Soulisa
(1221053)
Sekretaris :
Angel Refanie
(1221075)
Anggota :
Zelina Alviana
(1221007)
Tedy Prima
(1221031)
Nikodemus Leomitro
(1221043)
(1221045)
Pembimbing :
Prof. Dr. Budi Hartanto Susilo, Ir., M.Sc.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Transportasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia. Terdapat hubungan erat antara transportasi dengan jangkauan dan lokasi
kegiatan manusia, barang-barang dan jasa. Dalam kaitan dengan kehidupan manusia,
transportasi memiliki peranan signifikan dalam aspek aspek sosial, ekonomi,
lingkungan, politik dan pertahanan keamanan. Dalam aspek perekonomian, transportasi
mempunyai pengaruh yang besar.
Seiring dengan perkembangan teknologi, peningkatan pengguna jalan terus
meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini menyebabkan bertambahnya kepadatan pada
ruas-ruas jalan, sehingga resiko kecelakaan dan kemacetan adalah suatu masalah yang
perlu dihadapi oleh seorang ahli teknik lalu lintas.
Tingkat kepadatan penduduk akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan
transportasi dalam melayani kebutuhan masyarakat. Semakin tinggi tingkat kepadatan
penduduk di suatu kota semakin tinggi pula jumlah permintaan kendaraan. Pentingnya
transportasi tersebut juga tercermin pada semakin meningkatnya kebutuhan jasa
angkutan bagi mobilitas orang serta barang dari dan ke seluruh pelosok tanah air.
Salah satu bagian terpenting dari teknik lalu lintas adalah fasilitas jalan raya.
Dalam fasilitas jalan raya terdapat dua jenis fasilitas yaitu ruas dan simpang. Ruas itu
sendiri merupakan bagian dari jalan yang menghubungkan simpang yang satu dengan
simpang lainnya. Jadi fungsi dari ruas jalan itu sendiri adalah untuk pergerakan lalu
lintas yang menghubungkan simpang satu dengan simpang lainnya.
Selain itu, tipe kendaraan yang melewati suatu jalan juga berpengaruh terhadap
kepadatan lalu lintas di daerah tersebut. Begitu pula yang terjadi kawasan Jalan Setraria,
Bandung. Kendaraan yang melewati jalan tersebut bermacam-macam, antara lain mobil,
angkot, bus, truk, dan sepeda motor.
Regu AB 2
1.2
kesempatan
dan
kemampuan
pada
mahasiswa
dalam
1.3
Regu AB 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Regu AB 2
No
Klasifikasi Kendaraan
SMP
Bemo
1-2
Bis Berat
2.5
Truk Ringan 2 As
2 - 2.5
Truk 3 As
10
11
Sepeda Motor
0.5 - 1
12
0 - 0.7
3
Jenis Kendaraan
SMP
0,25 smp
1,0
1,3
Dengan SMP (satuan mobil penumpang = passenger car unit = pcu) adalah
satuan untuk mengkonversikan jenis jenis kendaraan yang berbeda kepada satu jenis
kendaraan standar yaitu kendaraan penumpang.
2.1.1
berikut :
1. Penghitungan Mekanik
Fixed dan portable secara otomatis mencatat jumlah total kendaraan. Cara ini
dapat bekerja secara terus menerus tapi tidak dapat mengklasifikasi volume
masing-masing jenis kendaraan. Cara kerjanya menggunakan kabel
berongga, tenaga listrik, sel photo listrik, detektor magnet, dan detektor
radar.
2. Penghitungan Manual
Sebuah team dengan blanko formulir mencatat volume masing masing
jenis kendaraan (klasifikasi), pindah jurusan,kondisi pembebanan, dan
jumlah penumpang. Biasanya dilakukan secara terbatas dalam waktu singkat.
2.1.2
sebagai berikut :
1. LHRT/AADT (Lalulintas Harian Rata-Rata Tahunan/Annual Average Daily
Traffic)
2. LHR/ADT (Lalulintas Harian Rata-Rata/Average Daily Traffic)
Regu AB 2
: > 20.000
SMP
KELAS II A
: 6.000-20.000
SMP
KELAS II B
: 1.500 8.000
SMP
KELAS II C
: < 2.000
SMP
SMP
(Satuan
Mobil
SMP
Penumpang)/PCU
adalah
satuan
unit
untuk
Regu AB 2
2.2.1
Dimana :
d = jarak (meter)
n = jumlah kendaraan yang diamati
ti = waktu perjalanan kendaraan (detik)
3. Kecepatan rata rata waktu (time mean speed = Ut), adalah menggambarkan
distribusi kecepatan kendaraan pada suatu titik di jalan atau kecepatan rata
rata aritmatik. Dinyatakan dalam rumus :
Dimana :
Ui = kecepatan kendaraan (km/jam)
N = jumlah kendaraan yang diamati
4. Kecepatan bergerak (running speed), adalah hasil pembagian jarak yang
ditempuh dengan waktu selama kendaraan dalam keadaan bergerak.
5. Kecepatan perjalanan (overall speed atau travel speed), adalah kecepatan
efektif suatu kendaraan yang menempuh sebuah rute tertentu yang
Regu AB 2
merupakan
kecepatan
menerus
tertinggi
bila
keadaan
cuaca
mengizinkan.
2.2.2
2.2.3
1. Enoscope
2. Manual
3. Graphic recorder, electronic meter, photo electric meter, radar speed meter,
photo graphic method
2.2.4
1. Kecepatan rata-rata :
a. Tabel distribusi frekuensi
b. Pola distribusi kecepatan
2. Lengkung distribusi kecepatan kumulatif :
a. Batas kecepatan aman = 85 persentile
b. Kecepatan rencana = 98 persentile
3. Lengkung distribusi frekuensi :
a. Kecepatan modal menentukan kecepatan yang mempunyai jumlah
kendaraan terbesar.
b. Penyebaran kecepatan rata-rata mempengaruhi kapasitas.
c. Distribusi kecepatan bebas mengikuti lengkung distribusi normal.
Regu AB 2
BAB III
SURVEY LAPANGAN
3.1
sepeda motor maupun kendaraan ringan dan berat yang melalui ruas jalan Setrasari pada
pagi hari dan sore hari. Survey ini dilakukan oleh empat orang yang bertugas masingmasing dua orang di setiap arus jalan selama tiga jam di pagi hari dan tiga jam lagi di
sore hari. Satu surveyor menghitung jumlah sepeda motor yang lewat dan seorang lagi
menghitung jumlah kendaraan ringan maupun berat yang melintas di Jalan Setraria.
3.2
Survey Kecepatan
Survey kecepatan bertujuan untuk mengetahui waktu tempuh kendaraan pada
jarak 50 meter sehingga kemudian dapat dihitung kecepatan kendaraan. Selain mencatat
waktu tempuh kendaraan juga dicatat jenis kendaraan yang melintas tersebut. Survey
kecepatan ini dilakukan oleh dua orang. Satu orang bertugas mencatat waktu tempuh
kendaraan sedangkan yang lainnya memberikan tanda saat kendaraan telah mencapai
jarak 50 meter. Pencatatan waktu dilakukan pada dua arus yaitu masing-masing selama
satu jam.
3.3
tidak memiliki median (pembatas jalan) di tengahnya. Keadaan geometrik pada ruas
jalan tersebut selevel. Di samping jalan terdapat trotoar untuk pejalan kaki dan di
samping ruas jalan lainnya digunakan sebagai parkir kendaraan menuju kawasan
pertokoan. Lebar Jalan Setraria 5 meter.
Regu AB 2
3.3.1
Peta Lokasi
3.3.2
Denah Lokasi
Regu AB 2
3.3.3
10.30 WIB lalu dilanjutkan pada sore hari pukul 15.15 18.15 WIB. Cuaca pada
pagi harinya cerah sedangkan pada sore hari hujan.
3.4
3.5
Metode Survey
Metode yang digunakan dalam survey volume dan kecepatan adalah melalui :
1. Pengamatan langsung, yaitu dengan mendatangi langsung ke lokasi ruas
jalan kemudian menghitung arus.
2. Tinjauan pustaka, yaitu mencari dan mempelajari referensi-referensi yang
berkaitan dengan topik yang sedang dibahas, baik melalui buku-buku
ataupun melalui media elektronik seperti website.
Regu AB 2
10
BAB IV
ANALISIS DATA
4.1
Maret 2014, maka data pengamatan tersebut dianalisa ke dalam bentuk tabee dan grafik.
Hal tersebut dilakukan untuk memudahkan dalam menganalisa data sehingga dapat
ditarik kesimpulan-kesimpulan.
4.1.1
11
4.1.2
1000
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0
SM
17:15 - 18.15
16:15 - 17.15
15:15 - 16.15
9:30 - 10:30
8:30 - 9:30
KB+KR
7:30 - 8:30
Jumlah Kendaraan
Waktu
1000
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0
SM
KB+KR
15:15 - 16.15
16:15 - 17.15
17:15 - 18.15
7:30 - 8:30
8:30 - 9:30
9:30 - 10:30
Jumlah Kendaraan
Waktu
Regu AB 2
12
4.2
4.2.1
13
Interval
Jml Kend.
(km/jam)
f
9
16.085 - 19.585
10
19.585 - 23.085
11
23.085 - 26.585
17
26.585 - 30.085
10
30.085 - 33.585
1
33.585 - 37.085
2
37.085 - 40.585
60
%f
% f kum
15.00
16.67
18.33
28.33
16.67
1.67
3.33
100.00
15.00
31.67
50.00
78.33
95.00
96.67
100.00
25
20
15
10
5
0
15
20
25
30
35
40
Kecepatan (km/jam)
120.00
100.00
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
40.000
Kecepatan (km/jam)
Regu AB 2
14
Interval
Jml Kend.
(km/jam)
f
2
14.925 - 19.425
10
19.425 - 23.925
18
23.925 - 28.425
19
28.425 - 32.925
5
32.925 - 37.425
3
37.425 - 41.925
3
41.925 - 46.425
60
%f
% f kum
3.33
16.67
30.00
31.67
8.33
5.00
5.00
100.00
3.33
20.00
50.00
81.67
90.00
95.00
100.00
30
25
20
15
10
5
0
10
15
20
25
30
35
40
45
40
45
Kecepatan (km/jam)
120
100
80
60
40
20
0
10
15
20
25
30
35
Kecepatan (km/jam)
Regu AB 2
15
4.2.2
Regu AB 2
16
Interval
Jml Kend.
(km/jam)
f
4
16.385 - 18.885
13
18.885 - 21.385
18
21.385 - 23.885
17
23.885 - 26.385
6
26.385 - 28.885
2
28.885 - 31.385
0
31.385 - 33.885
60
%f
% f kum
6.67
21.67
30.00
28.33
10.00
3.33
0.00
100.00
6.67
28.33
58.33
86.67
96.67
100.00
100.00
Frekuensi (%)
30
25
20
15
10
5
0
15
20
25
30
35
Kecepatan (km/jam)
120
100
80
60
40
20
0
15
20
25
30
35
Kecepatan (km/jam)
Regu AB 2
17
Interval
Jml Kend.
(km/jam)
f
2
11.350 - 14.850
7
14.850 - 18.350
11
18.350 - 21.850
16
21.850 - 25.350
17
25.350 - 28.850
6
28.850 - 32.350
1
32.350 - 35.850
60
%f
% f kum
3.33
11.67
18.33
26.67
28.33
10.00
1.67
100.00
3.33
15.00
33.33
60.00
88.33
98.33
100.00
Frekuensi (%)
30
25
20
15
10
5
0
10
15
20
25
30
35
Kecepatan (km/jam)
120
100
80
60
40
20
0
10
15
20
25
30
35
Kecepatan (km/jam)
Regu AB 2
18
4.3
4.3.1
Diketahui : Waktu
Volume kendaraan
= 1853
Jenis kendaraan
= sepeda motor
SMP
=1
Volume maksimum
Vmax =
Vmax =
Vmax = 618 SMP/jam
4.3.2
Diketahui : Waktu
Volume kendaraan
= 1316
Jenis kendaraan
= sepeda motor
SMP
=1
Volume minimum
Vmin =
Vmin =
Vmax = 439 SMP/jam
4.3.3
Diketahui : Arah
Regu AB 2
= Maranatha ke PVJ
d (jarak)
= 50
n (banyak data)
= 120
= 912.24
19
=
=
)(
= 23,678
Diketahui : Arah
= PVJ ke Maranatha
d (jarak)
= 50
n (banyak data)
= 120
= 872,77
=
=
)(
= 24,749
4.3.4
Diketahui : Arah
n (banyak data)
= Maranatha ke PVJ
= 120
= 2940,26
Diketahui : Arah
n (banyak data)
= PVJ ke Maranatha
= 120
= 3141,49
Regu AB 2
20
4.4
Pembahasan
Jalan Setraria merupakan kawasan yang cukup ramai di mana terdapat banyak
Regu AB 2
21
Regu AB 2
22
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil praktikum studi volume dan kecepatan didapat :
Volume maksimum 618 SMP/jam, jenis kendaraan sepeda motor pada pukul
07.30 10.30 (cuaca cerah).
Volume minimum 439 SMP/jam, jenis kendaraan sepeda motor pada pukul
15.15 18.15 (cuaca hujan).
Kecepatan maksimum 43,69 km/jam arah PVJ menuju Maranatha pada pukul
7.30 10.30 (cuaca cerah).
Kecepatan minimum 11,40 km/jam arah PVJ menuju Maranatha pada pukul
15.15 18.15 (cuaca hujan).
Pada keadaan umum, jumlah sepeda motor mendominasi di pagi hari, sedangkan
saat sore hari di mana cuaca hujan kendaraan yang mendominasi adalah mobil dan
kendaraan berat lainnya. Dilihat dari grafik volume kendaraan, disimpulkan pada pagi
hari volume kendaraan arah Maranatha menuju PVJ lebih padat sedangkan pada sore
hari sebaliknya, jumlah kendaraan yang lebih padat adalah pada arah PVJ menuju
Maranatha.
Pada keadaan umum, motor memiliki kecepatan tertinggi di Jalan Setraria
dibandingkan mobil dan kendaraan berat lainnya. Besar kecepatan aman (P85) adalah
sebagai berikut :
Arah Maranatha menuju PVJ 23,8 km/jam 27,8 km/jam. Kecepatan tidak aman
adalah kecepatan di bawah 16,09 km/jam.
Arah PVJ menuju Maranatha 24,8 km/jam 29,33 km/jam. Kecepatan tidak
aman adalah kecepatan di bawah 14,8 km/jam.
Regu AB 2
23
4.2 Saran
Diperlukan ketelitian dalam menghitung kendaraan maupun kecepatan
kendaraan, karena banyak kendaraan yang lewat dengan kecepatan tertentu, dan
tersembunyi di belakang kendaraan lain, sehingga terkadang sulit untuk dihitung. Jika
ingin mendapatkan hasil survey yang mendekati keadaan sebenarnya perlu dilakukan
survey dalam jangka waktu beberapa hari agar data yang didapatkan lebih merinci.
Persen kendaraan dalam keadaan aman masih relatif kecil. Hal ini dikarenakan
kecepatan kendaraan yang melintas di Jalan Setraria pun cukup tinggi sehingga dapat
membahayakan kendaraan lain maupun pejalan kaki yang ingin menyebrang jalan. Oleh
karena itu untuk mengurangi kemacetan ataupun kecelakaan di Jalan Setraria, perlu
dipasang rambu-rambu batas kecepatan di sisi jalan.
Regu AB 2
24