Konsep adalah gagasan yang memadukan berbagai unsur ke dalam suatu kesatuan.
Dalam arsitektur, suatu konsep mengemukakan suatu cara khusus bahwa syarat-syarat suatu
rencana, konteks, dan keyakinan dapat digabungkan bersama. Suatu konsep harus
mengandung kelayakan, ia menunjang maksud-maksud dan cita-cita pokok suatu proyek dan
memperhatikan karakteristik-karakteristik dan keterbatasan-keterbatasan yang khas dari
setiap proyek.
Gagasan arsitektur adalah konsep yang telah disederhanakan menjadi soal arsitektonis
formal seperti siang hari, ruang, urutan ruang, integrasi struktur dan bentuk, dan penapakan
(siting) dalam bentuk alam.
Suatu tema adalah suatu pola atau gagasan spesifik yang berulang di seluruh
rancangan suatu proyek.
Gagasan superorganisasi mengacu kepada konfigurasi geometris umum atau hirarki
yang harus diperhatikan oleh bagian-bagian suatu proyek. Suatu gagasan superorganisasi
memungkinkan variasi pola di antara bagian-bagian, hanya selama mereka memperkuat pola
keseluruhan. Tujuan gagasan superorganisasi adalah untuk memberi cukup struktur bagi pola
sedemikian rupa sehingga masing-masing bagian dapat dikembangkan dengan keistimewaankeistimewaannya sendiri dan masih menunjang keseluruhannya.
Parti (skema) dan esquisse (sketsa) adalah produk menurut konsep dan grafik dari
suatu metode pengajaran khusus, metode ini menghendaki agar dapat mengembangkan
kecakapan konseptual sampai suatu tingkat yang tinggi.
Terjemahan harafiah adalah tujuan guna mengembangkan suatu konsep dan diagram
yang dapat menjadi rencana yang disederhanakan untuk proyek yang bersangkutan.
Menurut Barnes: Sebuah bangunan harus memiliki gagasan kuat yang lebih bersifat
arsitektur daripada seni patung atau seni lukis- gagasan yang berhubungan dengan kegiatan
dalam bangunan Bila seorang arsitek bertanya pada arsitek lain: Jenis bangunan apa yang
sedang Anda buat? orang harus segera dapat menarik abstraks, atau diagram, dari gagasan
arsiteknya.
Wawasan adalah gagasan yang dianggap tidak penting, namun selalu masih terdapat
kemungkinan bahwa ada suatu dasar kebenaran yang penting yang tersembunyi bahkan
dalam setiap ucapan yang fasih. Dalam arsitektur, suatu konsep yang tepat untuk suatu
proyek mungkin terus-menerus menolak artikulasi, dan mungkin perlu untuk menciptakan
wawasan sebagai suatu langkah dalam merumuskan suatu konsep yang tepak, baik sebagai
suatu teknik kunci dan siasat tekan harga jual rumah maupun sebagai akibat mutlak dari
kekurangan pengalaman dalam perancangan dan perumusan konsep.
Konsep serupa dengan gagasan, dalam arti keduanya merupakan pemikiran spesifik
yang kita miliki sebagai hasil dari suatu pemahaman. Dalam arsitektur, suatu konsep
mengidentifikasi bagaimana berbagai aspek persyaratan untuk suatu bangunan dapat
dipersatukan dalam suatu pemikiran spesifik yang langsung mempengaruhi rancangan dan
konfigurasinya.
Skenario konseptual meluaskan pernyataan konsep, dapat digunakan untuk
mengidentifikasi bagaimana semua gagasan dan persoalan penting yang dapat ditinggalkan
dalam suatu pernyataan konsep yang lebih singkat dapat dipersatukan dalam satu pernyataan
cerita yang panjang. Sekalipun bagian-bagian tiap skenario mungkin telah jelas ditetapkan
dari sejak awal, skenario menggunakan pengertian-pengertian yang diperoleh selama proses
perancangan untuk mempertalikannya bersama.
HIRARKI KONSEP
Suatu pemahaman tenatang hubungan hirarkis antara wawasan, gagasan, konsep, dan
skenario konseptual menjadi landasan untuk mengembangkan suatu proses guna melahirkan
konsep-konsep yang tepat untuk bangunan.
Dalam tahap-tahap awal suatu proyek, gagasan mempunyai kesempatan yang baik
untuk dapat dipahami, terutama bila pikiran terbuka bagi pemikiran pembaharuan, tidak
biasa, dan imajinatif, yang mungkin membantu memecahkan perancangan yang unik atau
sulit dan persyaratan yang bersifat perencanaan. Sehingga kemiripan, kemungkinan interaksi,
dan pengelompokan gagasan menjadi nyata. Pengamatan-pengamatan ini menciptakan dasar
yang memberikan argumen terus-menerus untuk melakukan segala sesuatu.
Bila arsitek tidak memiliki cita-cita untuk acuan dan menggunakannya dalam
konseptualisasi dan mengembangkan rancangan-rancangan mereka, tugas mereka akan
lebih sulit.
Wawasan, gagasan, konsep, dan skenario merupakan suatu rangkaian kesatuan
kontinum yang dapat menjadi dasar penting bagi arsitektur. Pencaharian akan konsep yang
tepat dan penerapannya dapat membantu menciptakan arsitektur yang baik.
universitas X akan menjadi sarjana ulung karena beberapa tamatan dari universitas tersebut
juga merupakan sarjana ulung. Analogi ini menjadi lebih kuat jika kita mempertimbangkan
juga perbedaan yang ada pada para lulusan sebelumnya.
5. Relevan dan tidaknya masalah yang dianalogikan. Bila tidak relevan sudah barang tentu
analoginya tidak kuat dan bahkan bisa gagal. Bila kita menyimpulkan bahwa mobil yang baru
kita beli setiap liter bahan bakarnya akan enempuh jarak 15 km berdasarkan analogi mobil B
yang sama modelnya serta jumlah candela dan tahun produksinya sama dengan mobil yang
kita beli ternyata dapat menempuh jarak 15 km setiap liter bahan bakarnya maka analogi
serupa adalah analogi yang tidak relevan.
D. Analogi yang menyimpang
Meskipun analogi merupakan corak penalaran yang popular namun tidak semua penalaran
analogi merupakan analogi induktif yang benar. Ada masalah yang tidak memenuhi syarat
atau tidak bisa diterima meskipun sepintas sulit bagi kita menunjukkan kekeliruannya.
Kekeliruan ini terjadi karena membuat persamaan yang tidak tepat.
1. Kekeliruan pertama adalah kekeliruan pada analogi induktif.
Contoh: saya heran mengapa orang takut berpergian dengan pesawat terbang karena sering
terjadi kecelakaan pesawat terbang dan tidak sedikit meminta korban. Bila demikian
sebaiknya orang jangan tidur ditempat tidur karena hamper semua manusia menemui ajalnya
di tempat tidur
Disini naik pesawat ditakuti karena sering menimbulkan petaka yang menyenbabkan maut.
Sedang orang tidur karena jarang sekali atau boleh dikatakan tidak pernah ada orang
menemui ajalnya karena kecelakaann tempat tidur melainkan karena penyakit yang di
idapnya. Jadi orang menyamakan dua hal yang berbeda.
2. Kekeliruan kedua adalah pada analogi deklaratif
Contoh: Negara kita sudah banyak berhutang. Dengan pembangunan lima tahun kita harus
menumpuk utang terus-menerus dari tahun ketahun. Pembangunan lima tahun ini memaksa
rakyat dan bangsa Indonesia seperti naik perahu yang sarat yang semakin tahun semakin sarat
(dengan utang) dan akhirnya tenggelam. Saudara-saudara tidak ingin tenggelam dan mati
bukan? Karena itulah kita lebih baik tiodak naik kapal sarat itu. Kita tidak perlu
melaksanakan pemabngunan itu..
Disini seorang tidak setuju dengan pembangunan lima tahun yang sedang dilaksanakan
dengan analogi yang pincang. Memang Negara kita perlu melakukan pinjaman untuk
membangun. Pinjaman itu digunakan seproduktif mungkin sehingga dapat meningkatkan
devisa Negara. Dengan demikian penghasilan perkepala akan meningkat di banding
sebelumnya. Demikian seterusnya dari tahun ke tahun sehingga peningkatan kesejahteraan
rakyat akan tercapai. Pembicara disini hanya menekankan segi utangnya saja, tidak
memperhitungkan segi-segi positif dari kebijaksanaan menempuh pinjaman.
Analogi menyimpang model kedua ini amat banyak digunakan dalam perdebatan maupun
dalam propaganda untuk menjatuhkan pendapat lawan maupun mempertahankan kepentingan
sendiri. Karena sifatnya seperti benar analogi ini sangat efektif pengaruhnya terhadap
pendengar.
E. Analisis kritis
Defenisi analogi adalah suatu proses penalaran dengan menggunakan perbandingan dua hal
yang berbeda dengan cara melihat persamaan dari dua hal yang di perbandingkan tersebut
sehingga dapat digunakan untuk memperjelas suatu konsep
Namun demikian, banyak pula orang memakai analogi yang ngawur dalam penalaran atau
argumentasinya. Analogi ngawur adalah suatu bentuk perbandingan yang mencoba membuat
suatu idea atau gagasan terlihat benar dengan cara membandingkannya dengan idea atau
gagasan lain yang sesungguhnya tidak mempunyai hubungan dengan idea atau gagasan yang
pertama tadi. Misalnya apabila seorang menyamakan kepala Negara dengan kepala manusia
dipotong maka akan matilah manusia tersebut begitu pula apabila kepala Negara di bunuh,
maka Negara itu akan hancur. Jelas contoh tersebut suatu analogi ngawur karena Dengan
adanya sedikit pembahasan makalah ini maka diharapkan agar orang-orang yang memakai
analogi ngawur itu bisa mengetahui arti analogi sebenarnya dan bisa menggunakan analogi
dengan baik dan benar karena kita manusia yang berakal dan harus memanfaatkannya agar
kita menjadi orang yang cakap pikir. Penggunaan analogi dengan baik dan benar akan sangat
berguna. Ilmu berkembang berkat pemakaian analogi secara baik dan benar.
PENUTUP
Kesimpulan
a. Analogi dalam bahasa Indonesia ialah kias (arab:qasa:mengukur, membandingkan).
Berbicara tentang analogi adalah berbicara tentang dua hal yang berlainan, Mundiri
mengatakan analogi kadang-kadang disebut juga analogi induktif yaitu proses penalaran dari
suatu fenomena menuju fenomena lain yang sejenis.
b. Analogi ada beberapa macam diantaranya:
1. analogi induktif
analogi induktif adalah analogi yang sdisusun berdasarkan persamaan principal yang ada
pada kedua fenomena, kemudian dicari kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena
pertama terjadi juga pada fenomena kedua. Bentuk argument ini sebagaimana generalisasi
tidak pernah menghasilkan kebenaran yang mutlak
2. analogi deklaratif
analogi deklaratif disebut juga analogi penjelas yang merupakan m,etode untuk menjelaskan
atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samara, dengan sesuatu yang sudah
dikenal
c. Cara menilai analogi
1. sedikit banyak peristiwa sejenis yang dianalogikan
2. sedikit banyak aspek-aspek yang menjadi dasar analogi
3. sifat analogi yang kita buat
4. mempertimbangkan ada tidaknya unsur-unsur yang berbeda pada peristiwa yang
dianalogikan
5. relevan dan tidaknya masalah yang di analogikan
d. Analogi yang menyimpang
Meskipun analogi merupakan corak penalaran yang popular namun tidak semua penalaran
analogi benar. Ada masalah yang tidak memenuhi syarat atau tidak bisa diterima meskipun
sepintas sulit bagi kita menunjukkan kekeliruannya.
1. Kekeliruan pertama adalah kekeliruan pada analogi induktif
2. Kekeliruan kedua adalah pada analogi deklaratif