Anda di halaman 1dari 212

PANCASILA

&
KEWARGANEGARAAN
TEK158037
YANU PRAPTO S
TEKNIK ELEKTRO UNUD

TUJUAN
Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa dapat :
memahami landasan dan tujuan Pendidikan Pancasila dan
Pancasila sebagai paradigma kehidupan bermasyarakat
bernegara, berbangsa sehingga dapat memperluas wawasan
berfikir mereka dalam mengaktualisasikan nilai-nilai pancasila
menumbuhkan kesadaran akan semangat kesinambungan
antara masa lalu dengan masa kini
mengetahui, memahami dan menghayati Pancasila baik
sebagai dasar negara maupun sebagai pandangan hidup
mengetahui dan memahami prinsip-prinsip yang terkandung
dalam batang tubuh UUD 1945 dan sistem pemerintahan
berdasarkan Demokrasi Indonesia
2

LATAR BELAKANG

Sejak lahirnya era reformasi secara terang benderang


nila-nilai luhur Pancasila yang seharusnya dipakai
sebagai kompas dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara mulai diabaikan, baik dalam tatanan supra
struktur politik, maupuninfra struktur politik.
Dalam tatanan Supra Struktur Politik dapat disimak dari :
Majelis Permusyawaratan Rakyat RI mencabut
Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 tentang Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, merupakan
titik awal pengabaian Pancasila dalam segala fungsinya.
3

Gencarnya usaha untuk memasukkan kembali teks


Piagam Jakarta, dengan menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya dan usaha mengamandemen
Pasal 29 UUD 1945 pada saat dilakukan amandemen
UUD 1945 oleh MPR RI merupakan usaha yang terang
benderang untuk mengabaikan Pancasila.

Pengabaian yang sangat fundamental adalah tidak


dicantumkannya lagi Mata Pelajaran atau mata kuliah
Pendidikan Pancasila sebagai kurikulum Wajib (Pasal 37
ayat (1) dan ayat (2) UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.

Pengabaian nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa


dan bernegara tersebut kini dengan terang benderang dapat
kita lihat dampaknya.

Bentrok antar kelompok dalam agama dan antar agama,


merupakan salah satu bentuk pemaksaan pembenaran
bagi agamanya kepada pihak lain.
Hal ini sudah barang tentu tidak sesuai dengan nilai-nilai
yang terkandung dalam Sila Pertama Pancasila yaitu :
Ketuhanan Yang Maha Esa karena makna Ketuhanan
Yang Maha Esa ini seharusnya diartikan sebagai
Ketuhanan Yang Berkemanusiaan, Berpersatuan,
Berkerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dan Perwakilan, serta Berkeadilan.

Peristiwa Pembunuhan dengan mutilasi, perampokan


dibarengi dengan pembunuhan dan sejuta peristiwa lain
sejenis, menunjukkan telah hilangnya nilai-nilai luhur
Sila kedua Pancasila yaitu Kemanusiaan Yang Adil dan
Beradab
Tawuran antar pelajar, pemuda, banjar dan desa
sampai memakan korban yang disebabkan oleh hal-hal
yang sangat sepele merupakan bukti nyata tidak
adanya rasa persatuan antar mereka yang jelas-jelas
diamanatkan oleh Sila Ketiga Pancasila yaitu Persatuan
Indonesia.

Hujan interupsi dan bahkan perkelahian yang dipertonton- kan


oleh para Wakil Rakyat di Gedung DPR yang terhormat pada
saat sidang merupakan ekspresi yang bertolak belakang dari
roh Demokrasi Indonesia yaitu Kerakyatan yang dipimpin oleh
Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan
Perwakilan yang merupakan sila keempat Pancasila.

Protes dihampir setiap keputusan pengadilan atau badanbadan lain seperti KPU dalam Pilkada menunjukkan adanya
jurang pemisah yang dalam antara rasa keadilan masyarakat
dan rasa keadilan para pemegang otoritas, jangan disalahkan
kemudian kalau dikatakan hukum itu hanya tajam ke bawah
tetapi tumpul keatas, peristiwa penghukuman pengambilan tiga
biji kakao oleh seorang nenek, diadilinya anak-anak yang
tebak-tebakan dengan

uang, disisi lain sulitnya untuk mengadili koruptor


merupakan wajah penegakan hukum di negeri ini yang
sangat jauh dari nilai-nilai keadilan sebagaimana
diamanatkan oleh Sila kelima Pancasila.
Perlu dilakukan gerakan nasional untuk melakukan
aktualisasi dan implementasi nilai-nilai luhur Pancasila
sebagai Dasar Filosofis dan dasar Negara dalam kita
berbangsa dan bernegara

SISTEM PENILAIAN

Absensi : 15 % (dengan kehadiran minimal


75 %)
Tugas
: 15 %
MS
: 30 %
UAS
: 40 %

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Drs. Notonagoro, S.H., Pembukuan UUD 1945, UGM,


Yogyakarta
Pancasila Dasar Falsafah Negara,
Beberapa Hal Mengenai Falsafah Pansacila
Prof. Dr. Soediman K., Beberapa Pikiran Tentang Pancasila
Kaelan, Pendidikan Pancasila, Yogyakarta
Kansil C. S. T., Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
Dasar Falsafah Negara, Jakarta

10

PENGERTIAN PANCASILA
1. Secara Etimologis
2. Secara Historis
3. Secara Terminologis
1. Secara Etimologis (asal usul kata)
Pancasila berasal dari Bahasa India yakni Bahasa
Sansekerta, bahasa kasta brahmana. Sedang bahasa rakyat
jelata adalah prakerta.
Menurut Prof. H. Moh. Yamin Pancasila ada dua macam arti
yaitu :

11

Panca : artinya lima


Syila

: dengan satu i (i biasa), artinya batu sendi,


alas atau dasar
Syiila : dengan dua i (i panjang), artinya peraturan
yang penting, baik, atau senonoh
Dari kata syiila ini dalam Bahasa Indonesia menjadi
susila artinya hal yang baik. Dengan demikian maka
perkataan Pancasyila berarti batu sendi yang lima,
berdasarkan yang lima, atau lima dasar Sedang
Pancasyiila berarti lima aturan hal yang penting, baik
atau senonoh.
12

2. Secara Historis
Secara historis istilah Pancasila mula-mula
dipergunakan oleh masyarakat India yang
memeluk Agama Budha.
Pancasila berarti lima aturan (Five moral
principles) yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh
para penganut biasa/awam Agama Budha, yang dalam
bahasa aslinya yaitu Bahasa Pali. Pancasila yang
berisikan lima pantangan yang bunyinya menurut
ensiklopedia atau kamus Budhisme :

13

1.

Panatipata veramani sikkhapadam samadiyami


Jangan mencabut nyawa setiap yang hidup.
Maksudnya dilarang membunuh.

2.

Adinnadana veramani sikkhapadam samadiyami


Janganlah mengambil barang yang tidak diberikan.
Maksudnya dilarang mencuri

3.

Kameshu micchacara veramani sikkhapadam


samadiyami
Janganlah berhubungan kelamin yang tidak sah dengan
perempuan. Maksudnya dilarang berzina.

4.

Musawada veramani sikkhapadam samadiyami


Janganlah berkata palsu. Maksudnya dilarang berdusta.
14

5. Sura meraya-majja pamadattha veramani sikkhapadam


samadiyami
Janganlah meminum minuman yang menghilangkan
pikiran. Maksudnya dilarang minum minuman keras.
Selanjutnya istilah Pancasila masuk dalam kasanah
kesusastraan Jawa kuno pada zaman Majapahit di bawah
Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada. Istilah pancasila
terdapat dalam buku keropak Negara Kertagama yang
berupa syair pujian ditulis oleh pujangga istana
bernama Mpu Prapanca selesai pada tahun 1365,
yakni pada sarga 53 bait 2 yang berbunyi sebagai berikut :

15

Yatnanggegwani pancasyila kertasangska rabhi


sakakakrama
artinya : Raja menjalankan dengan setia kelima pantangan
(pancasila) itu begitu pula upacara-upacara adat dan
penobatan-penobatan.
Selain terdapat dalam buku Negara Kertagama yang
masih dalam jaman Majapahit istilah pancasila juga
terdapat dalam buku Sutasoma karangan Mpu Tantular.
Dalam buku Sutasoma ini istilah pancasila disamping
mempunyai arti berbatu sendi yang lima (dalam bahasa
sansekerta) juga mempunyai arti pelaksanaan kesusilaan
yang lima, pancasila krama, yaitu :
16

1. Tidak boleh melakukan kekerasan


2. Tidak boleh mencuri
3. Tidak boleh berjiwa dengki
4. Tidak boleh berbohong
5. Tidak boleh mabuk minum minuman keras
Demikianlah perkembangan istilah Pancasila dari bahasa
sansekerta menjadi Bahasa Jawa kuno yang artinya tetap
sama dengan yang terdapat di jaman Majapahit.

17

Sesudah Majapahit runtuh dan Islam tersebar ke seluruh


Indonesia maka sisa-sisa dari pengaruh ajaran moral
Budha yaitu pancasila masih terdapat juga dan dikenal
masyarakat Jawa sibagai lima larangan (pantangan,
wewaler, pamali) dan isinya agak lain yaitu yang disebut "
Ma Lima" yaitu lima larangan yang dimulai dari kata "ma".
Larangan tersebut adalah :
1. Mateni : artinya membunuh
2. Maleng : artinya mencuri
3. Madon : artinya berzina
4. Madat : artinya menghisap candu
5. Maen : artinya berjudi

18

Lima larangan moral atau "Ma Lima" ini dalam


masyarakat Jawa masih dikenal dan masih juga menjadi
pedoman moral, tetapi namanya bukan Pancasila, tetapi
tetap "Ma
Lima".
3. Secara Terminologis (mengistilah)
Secara terminologis, yaitu dimulai sejak sidang BPUPKI
(Dokuritsu Junbi Cosakai) tanggal 1 Juni 1945, Pancasila
dipergunakan oleh Bung Karno untuk memberi nama
pada lima prinsip dasar Negara Indonesia yang
diusulkannya.
19

Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia merdeka,


keesokan harinya 18 Agustus 1945 disahkanlah UUD '45
yang sebelumnya masih merupakan rencana di mana
dalam pembukaannya memuat rumusan lima Dasar
Negara Republik Indonesia yang diberi nama Pancasila.
Artinya lima dasar yang dimaksud ialah dasar falsafah
Negara Republik Indonesia yang isinya sebagaimana
tertera dalam alinea IV bagian akhir pembukaan UUD '45.
Selanjutnya istilah Pancasila dalam Bahasa Indonesia
dan secara yuridis yang dimaksudkan adalah 5 sila
Pancasila yang kita anut saat ini.

20

Penggunaan Terakhir Istilah Pancasila


Pancasila yang semula berasal dari bahasa sansekerta
yang berarti lima aturan hal yang penting, dan selanjutnya "Ma Lima" dalam bahasa Jawa kuno berarti lima
pantangan yang kesemuanya itu dipergunakan dalam
Agama Budha, yang akhirnya Pancasila menjadi
Bahasa Indonesia yang dipakai sebagai istilah untuk
nama dasar filsafat negara Republik Indonesia sampai
sekarang.

21

Disamping perkembangan arti istilahnya, penulisanya


pun mengalami proses perkembangan. Menurut ejaan
aslinya ditulis huruf latin pertama-tama, ditulis dengan
" Panca-Syila". Kemudian disesuaikan dengan ejaan
Bahasa Indonesia lama menjadi Pantja-Sila.
Karena istilah Pancasila dipakai nama dasar filsafat
negara yang isinya merupakan satu kesatuan, maka
menurut Prof. Notonagoro penulisannya tidak dapat
dipisahkan, tetapi harus dirangkai jadi satu ejaan yang
disempurnakan, dan penulisannya menjadi "Pancasila".

22

SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA

Pembentukan BPUPKI (29 April 1945)


Sidang Pertama (29 Mei 1 Juni 1945) : Muh. Yamin
menyampaikan usulan tertulis rancangan UUD RI.
Didalamnya tercantum rumusan lima asas dasar negara
Ketuhanan yang Maha Esa
Kebangsaan Persatuan Indonesia
Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan Perwakilan
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

23

Pembentukan BPUPKI (29 April 1945)


Sidang Pertama (29 Mei 1 Juni 1945) : Ir. Soekarno di
hari ketiga menyampaikan lima hal untuk menjadi dasardasar negara yaitu :
Kebangsaan Indonesia
Internasionalisme atau Perikemanusiaan
Mufakat atau Demokrasi
Kesejahteraan Sosial
Ketuhanan yang Berkebudayaan

24

Panitia Kecil pada tanggal 22 Juni 1945 berhasil


menyusun Rancangan Pembukaan UUD 1945 yang
disebut dengan Piagam Jakarta. Di dalamnya terdapat
rumusan Sistematika Pancasila yaitu :
Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi pemeluk-pemeluknya
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan Perwakilan
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

25

Sidang Kedua (10 16 Juli 1945) : Selain mengesahkan


Piagam Jakarta sebagai mukaddimah Rancangan UUD
1945, BPPK juga mengesahkan batang tubuh UUD 1945
yang memuat dua ketentuan penting yaitu :
Negara berdasar ketuhanan yang maha esa dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemelukpemeluknya.
Presiden adalah orang Indonesia asli yang beragama
Islam

26

SISTEMATIKA PANCASILA DALAM SEJARAH


PERKEMBANGAN KETATANEGARAAN
PERIODE : 17 AGUSTUS 1945 27 DESEMBER 1949
Periode pertama terbentuknya negara RI, konstitusi yang
berlaku adalah UUD 1945 yang disahkan oleh PPKI
tanggal 18 Agustus 1945 yang dalam pembukaannya
terdapat rumusan Pancasila (5 sila).
Sistem Presidensiil berjalan dengan kabinet bertanggung
jawab kepada presiden namun sistem ketatanegaraan
berubah sejak ada Maklumat wapres No. X tanggal 16
Oktober 1945 terdapat KNIP yang melakukan fungsi
legislatif dari sebelumnya pembantu presiden.
Sejak itu sistem presidensiil berubah menjadi sistem
parlementer sehingga para menteri bertanggung jawab
kepada parlemen (KNIP).
27

Sementara sistem pemerintahan berubah namun tekstual


dalam UUD1945 tidak berubah, maka sistem pemerintahan dan administrasi negara tersebut menyalahi UUD 1945
(Inu Kencana Syafiie).

28

SISTEMATIKA PANCASILA DALAM SEJARAH


PERKEMBANGAN KETATANEGARAAN
PERIODE : 27 DESEMBER 1949 17 AGUSTUS 1950.
Atas dasar KMB, terjadi perubahan sistem ketatanegaraan
Indonesia dari negara kesatuan menjadi negara RIS
Sebagai negara RIS, maka UUD 1945 tidak berlaku lagi
sehingga rumusan Pancasila dalam pembukaan UUD
1945 juga tidak berlaku.
27 Desember 1949 disepakatilah konstitusi RIS. UUD
1945 hanya berlaku di negara bagian RI.
Dalam mukaddimah konstitusi RIS, terdapat rumusan dan
sistematika Pancasila yaitu :
29

Ketuhanan yang maha Esa


Peri Kemanusiaan
Kebangsaan
Kerakyatan
Keadilan Sosial
Mukaddimah tersebut telah maenghapuskan sama sekali
jiwa, semangat atau isi mukaddimah UUD 1945 sebagai
penerjemahan resmi proklamasi kemerdekaan Indonesia,
termasuk perubahan susunan kata-kata kelima sila dalam
Pancasila.
Masa ini membuka jalan bagi penafsiran Pancasila secara
bebas dan sesuka hati sehingga menjadi sumber segala
penyelewengan di dalam sejarah ketatanegaraan
Indonesia
30

SISTEMATIKA PANCASILA DALAM SEJARAH


PERKEMBANGAN KETATANEGARAAN
PERIODE : 17 AGUSTUS 1950 5 JULI 1959.
Sistem ketatanegaraan berdasarkan konstitusi RIS
tidak berjalan lama karena isi konstitusi tidak mengakar
dari kehendak rakyat dan bukan merupakan keputusan
politik dari rakyat Indonesia = pemaksaan dan rekayasa
pihak luar.
Disepakatilah mendirikan NKRI lagi (19 Mei 1950) dan
rancangan UUD dibuat oleh BP KNP, DPR dan Senat
RIS disahkan (14 Agustus 1950) dan mulai berlaku(17
Agustus 1950)
Indonesia menggunakan UUDS 1950 ; UU No 7 Tahun
1950
Dalam mukaddimah UUDS 1950 terdapat rumusan dan
sistematika Pancasila yang sama dalam konstitusi RIS,
yaitu :

31

Ketuhanan yang maha Esa


Peri Kemanusiaan
Kebangsaan
Kerakyatan
Keadilan Sosial
Sistem pemerintahan atas dasar UUDS 1950 adalah
sistem parlementer. Kepala negara sebagai pucuk
pimpinan pemerintahan tidak dapat diganggu gugat
karena kepala negara dianggap tidak pernah bersalah.
Hasil Pemilu 1955 menghasilkan konstituante untuk
menyusun UUD perubahan UUDS 1950, tetapi 2,5
tahun bersidang tidak berhasil.
32

SISTEMATIKA PANCASILA DALAM SEJARAH


PERKEMBANGAN KETATANEGARAAN
PERIODE : 5 JULI 1959 SEKARANG.
Dekrit Pre siden 5 Juli 1959 menandai kembali berlakunya
UUD 1945 sehingga rumusan sistematika Pancasila tetap
seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945
alinea ke empat.
Untuk mewujudkan pemerintahan negara berdasar UUD
1945 dan Pancasila dibentuklah alat-alat perlengkapan
negara :
Presiden dan Menteri-Menteri
DPR-GR
MPRS
DPAS
33

Meski kembali ke UUD 1945, namun dalam sistem


ketatanegaraan terdapat beberapa penyimpangan :
Pelaksanaan demokrasi terpimpin dengan presiden
membentuk MPRS & DPAS
Penentuan masa jabatan presiden seumur hidup
Berdirinya PKI yang berhaluan atheisme
Adanya kudeta dari PKI yang jelas-jelas akan membentuk
negara komunis diIndonesia sebagai penyimpangan terbesar

Menyikapi kondisi ketatanegaraan yang semrawut


tersebut, memunculkan Tritura yang salah satu isinya
adalah pelaksanaan kembali secara murni dan konsekuen
Pancasila dan UUD 1945

34

Masa 5 Juli 1959 11 Maret 1966


- Terjadi banyak penyelewengan
- Keluarlah Tritura sebagai dasar terbitnya Supersemar
1966
Masa 11 Mare t 1966 19 Oktober 1999
- Kilasan sejarah Orde Baru
- Kelemahan UUD 1945 dimanfaatkan oleh Presiden
Soeharto denganmenguasai proses rekrutmen MPR
melalui rekayasa undang-undang susunan dan
kedudukan parlemen, meski pemilu terselenggara
- 21 Mei 1998 Presiden Soeharto mengundurkan diri

35

Masa 19 Oktober 1999 Se karang


- Pertanggungjawaban BJ Habibie ditolak MPR
- Amandemen I UUD 1945 (19 Oktober 1999 18
Agustus 2000)
- Amandemen II UUD 1945 (18 Agustus 2000 9 Nov
2001)
- Amandemen III UUD 1945 (9 November 2001 10
Agustus 2002)
- Amandemen IV UUD 1945 (10 Agustus 2002 sekarang)

36

Hasil Amandemen UUD 1945 mempertegas deklarasi


negara hukum dari semula hanya ada di dalam
penjelasan menjadi bagian dari batang tubuh UUD 1945
Pemisahan kekuasaan negara ditegaskan
Dasar hukum sistem pemilu diatur
Pemilu langsung diterapkan bagi presiden dan wakil
presiden
Periodisasi lembaga kepresidenan dibatasi secara
tegas
Kekuasaan kehakiman yang mandiri
Akuntabilitas politik melalui proses rekrutmen anggota
parleman (suara terbanyak)
Adanya perlindungan secara tegas terhadap HAM

37

Satu hal yang perlu dicatat bahwa amandemen hanya


dilakukan terhadap batang tubuh UUD 1945 tanpa
sedikitpun merubah pembukaan UUD 1945 yang pada
hakekatnya adalah ruh negara proklamasi.
Dengan tidak diubahnya Pembukaan UUD 1945 maka
sistematika dan rumusan Pancasila tidak mengalami
perubahan.

38

SEJARAH NKRI DAN PANCASILA


Proklamasi 17-8-45
Negara Federasi (RIS) 27-12-1949 : UUD 45 diganti
dengan Konstitusi RIS.
Atas kesepakatan negara-negara bagian dibentuk
kembali Negara Kesatuan 15-8-1950 (UUD Sementara
1950).
Perbedaan UUD 45 dengan Konstitusi RIS & UUD
Sementara: tidak menjelaskan keterkaitan Pancasila dg
batang tubuh, menggunakan sistem demokrasi liberal
(bukan demokrasi PS).
39

Pertentangan ideologi- Kelompok gol ekstrim agama


menginginkan negara berdasarkan agama, sehingga timbul
berbagai pemberontakan. Contoh: Kartosuwiryo (1949-1964),
Kahar Muzakar (1950), Ibnu Hajar(1953), dll.
Pertentangan ideologi
- Berbagai pemberontakan lain terhadap NKRI yang
bertujuan menggantikan Pancasila atau pun memisahkan
diri dari NKRI. Keadaan demikian mendorong bangsa
Indonesia untuk kembali kepadaUUD 1945 melalui DEKRIT
PRESIDEN 1959-sek.
- Golongan Komunis: 1946 (Peristiwa Tiga Daerah: Brebes,
Tegal & Pekalongan); 1948 (Muso di Madiun~ ingin
mendirikan negara RI berdasarkan ajaran Marxisme/
Leninisme); 1965 (G30S/PKI).
40

Orde Baru: bertekad untuk mewujudkan dan melaksanakan


kembali Pancasila secara murni dan konsekuen. (Pancasila
harus dihayati) konsekuen Pancsila harus dihayati,
dilaksanakan dalam rumusan yang sederhana & jelas, agar
dimengerti, diamalkan, mewujud nyata dalam kehidupan
& tingkah laku.
22 Maret 1978 ditetapkan Tap MPR Nomor II/MPR/1978
tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
(P-4 atau Ekaprasetya Panca Karsa).
Dibentuk BP-7 di tingkat Pusat dan Daerah sebagai suatu
lembaga yang memasyarakatkan Pancasila.

41

Setelah 5 tahun dilaksanakan P-4, Pancasila ditetapkan


sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa & bernegara.
Pelaksanaan P-4 dipraktikkan tidak benar oleh birokrasi, yaitu
dikaitkan dengan persyaratan formal yg mengutamakan
formalitas perolehan piagam dari pada pemahaman nilai-nilai
Pancasila untuk dihayati dan diamalkan.
Fakta : penampilan sikap dan perilaku yg penuh ketidak
jujuran dan ketidakadilan.
Memasuki abad 21, semakin kuat keterkaitan antar bangsa,
sehingga penafsiran tunggal dan kaku terhadap Pancasila
(sebagai ideologi tertutup) menyulitkan dalam menghadapi
tantangan global.
42

Orde Reformasi : Pencabutan dan penggantian Tap MPR


No. II/MPR/1978 tentang P-4, yg diganti dengan Tap MPR
No. XVIII/MPR/1998, sekaligus menetapkan Pancasila
sebagai dasar negara (~ ideologi nasional sbg cita-cita &
tujuan negara).
Era Demokrasi, mungkin muncul penafsiran yang berbedabeda dan menyimpang dari nilai-nilai dasar Pancasila,
misalnya: Pencabutan UU No.8 Tahun 1985 tentang satusatunya asas bagi orsospol kebebasan partai menentukan
asasnya sendiri-sendiri; Muncul berbagai partai dengan
asas sila-sila tertentu; dikembangkan masyarakat madani
dg berbagai penafsiran yg kurang mengaitkan PS.
43

PELAKSANAAN SISTEM
PEMERINTAHAN
NEGARA RI
Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia

Menurut UUD 1945


Menurut UUD 1945, bahwa sistem pemerintahan
Negara Republik Indonesia tidak menganut sistem
pemisahan kekuasaan atau separation of power (Trias
Politica) murni sebagaimana yang diajarkan
Montesquieu, akan tetapi menganut sistem pembagian
kekuasaan (distribution of power). Hal-hal yang
mendukung argumentasi tersebut, karena UndangUndang Dasar 1945 :
44

Tidak membatasi secara tajam, bahwa tiap kekuasaan


itu harus dilakukan oleh suatu organisasi/badan tertentu
yang tidak boleh saling campur tangan.
Tidak membatasi kekuasaan itu dibagi atas 3 bagian
saja dan juga tidak membatasi kekuasaan dilakukan
oleh 3 organ saja
Tidak membagi habis kekuasaan rakyat yang dilakukan
MPR, pasal 1 ayat 2, kepada lembaga-lembaga negara
lainnya.

45

a. Pokok-pokok Sistem Pemerintahan Republik Indonesia


1) Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi yang luas.
Wilayah negara terbagi dalam beberapa provinsi. Provinsi
tersebut adalah Nanggroe Aceh Darussalam, Bali, Banten,
Bengkulu, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Daerah Istimewa
Yogyakarta, Gorontalo, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Lampung, Maluku,
Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,
Papua, Papua Barat, Riau, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan,
Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sumatra
Barat, Sumatra Utara, dan Sumatra Selatan.
2) Bentuk pemerintahan adalah republik, sedangkan sistem
pemerintahan adalah presidensial.
46

3) Pemegang kekuasaan eksekutif adalah Presiden yang


merangkap sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.
Presiden dan wakilnya dipilih dan diangkat oleh MPR untuk
masa jabatan 5 tahun. Namun pada pemilu tahun 2004,
Presiden dan Wakil Presiden dipilih secara langsung oleh
rakyat dalam satu paket untuk masa jabatan 2004 2009.
4) Kabinet atau menteri diangkat dan diberhentikan oleh
presiden, serta bertanggung jawab kepada presiden.
5) Parlemen terdiri atas 2 bagian (bikameral), yaitu Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah
(DPD). Para anggota DPR dan DPD merupakan anggota MPR.
DPR terdiri atas para wakil rakyat yang dipilih melalui pemilu
dengan sistem proporsional terbuka. Anggota DPD adalah para
wakil dari masing-masing provinsi yang berjumlah 4 orang dari
tiap provinsi. Anggota DPD dipilih oleh rakyat melalui pemilu
dengan sistem distrik perwakilan banyak.
47

Selain lembaga DPR dan DPD, terdapat DPRD provinsi dan


DPRD kabupaten/kota yang anggotanya juga dipilih melaui
pemilu. DPR memiliki kekuasaan legislatif dan kekuasaan
mengawasi jalannya pemerintahan.
6) Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Mahkamah Agung
dan badan peradilan di bawahnya, yaitu pengadilan tinggi
dan pengadilan negeri serta sebuah Mahkamah Konstitusi
dan Komisi Yudisial.
7) Sistem pemerintahan negara Indonesia setelah
amandemen UUD 1945, masih tetap menganut Sistem
Pemerintahan Presidensial, karena Presiden tetap sebagai
kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Presiden
juga berada di luar pengawasan langsung DPR dan tidak
bertanggung jawab pada parlemen. Namun sistem
pemerintahan ini juga mengambil unsur-unsur dari sistem
parlementer dan melakukan pembaharuan untuk
menghilangkan kelemahan-kelemahan yang ada dalam
sistem presidensial.
48

b. Beberapa variasi dari Sistem Pemerintahan


Presidensial RI
1) Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR
atas usul DPR. Jadi, DPR tetap memiliki kekuasaan
mengawasi presiden meskipun secara tidak langsung.
2) Presiden dalam mengangkat pejabat negara perlu
pertimbangan dan/atau persetujuan DPR. Contohnya
dalam pengangkatan Duta untuk negara asing, Gubernur
Bank Indonesia, Panglima TNI dan Kepala Kepolisian.
3) Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu
pertimbangan dan/atau persetujuan DPR. Contohnya
pembuatan perjanjian internasional, pemberian gelar,
tanda jasa, tanda kehormatan, pemberian amnesti dan
abolisi.
49

4) Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal


membentuk undang-undang dan hak budget (anggaran).
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas, dapat
difahami bahwa dalam perkembangan sistem
pemerintahan presidensial di negara Indonesia (terutama
setelah amandemen UUD 1945) terdapat perubahanperubahan sesuai dengan dinamika politik bangsa
Indonesia. Hal itu diperuntukkan dalam memperbaiki
sistem presidensial yang lama. Perubahan baru tersebut
antara lain, adanya pemilihan presiden langsung, sistem
bikameral, mekanisme cheks and balance dan pemberian
kekuasaan yang lebih besar pada parlemen untuk
melakukan pengawasan dan fungsi anggaran.
50

Secara umum dengan dilaksanakannya amandemen


Undang-Undang Dasar 1945 pada era reformasi, telah
banyak membawa perubahan yang mendasar baik
terhadap ketatanegaraan (kedudukan lembaga-lembaga
negara), sistem politik, hukum, hak asasi manusia,
pertahanan keamanan dan sebagainya. Berikut ini dapat
dilihat perbandingan model sistem pemerintahan negara
republik Indonesia sebelum dan setelah dilaksanakan
amandemen Undang-Undang Dasar 1945 :

51

Masa Orde Baru (Sebelum amandemen UUD 1945)


Di dalam Penjelasan UUD 1945, dicantumkan pokokpokok Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia
sebagai berikut :
- Indonesia adalah negara hukum (rechtssaat)
- Negara Indonesia berdasar atas hukum (rechtsstaat),
tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsaat).
Ini mengandung arti bahwa negara, termasuk di dalamnya pemerintah dan lembaga-lembaga negara lain,
dalam melaksanakan tugasnya/ tindakan apapun harus
dilandasi oleh hukum dan dapat dipertanggung
jawabkan secara hukum.
52

Masa Reformasi (Setelah Amandemen UUD 1945)


- Negara Indonesia adalah negara Hukum.
- Tercantum di dalam Pasal 1 ayat (3), tanpa ada
penjelasan.

53

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA


PEMBANGUNAN NASIONAL

Ambruknya komunisme semakin memberikan keyakinan


terhadap kebenaran Pancasila

Menurunnya kadar konflik yang berlatar belakang ideologi


pada pasca perang dingin memberikan peluang
pengembangan Pancasila sebagai dasar negara maupun
ideologi nasional.

Implementasi Pancasila sbg ideologi terbuka perlu


diwaspadai, karena dapat mengarah pada kebebasan yang
tidak terbatas/liberalisme.

54

Kekhawatiran pengaruh paham liberal disebabkan pula oleh


keberhasilan ekonomi negara maju, yg seolah-olah
menyatakan rumusan paham liberal paling benar & paling
tepat untuk menjadi dasar pembangunan bangsa & negara.
Pandangan global yang lebih mementingkan ekonomi
mengurangi tekanan terhadap ideologi Pancasila. Kegiatan
politik pemerintah serta peran LSM menyangkut isu HAM,
Demokratisasi, dan Lingkungan hidup cenderung menjadi
alternatif pilihan masyarakat dalam menyalurkan aspirasinya.
Perkembangan LSM di masa ORBA sangat ditekan, karena
LSM selalu mengkritik kebijakan pemerintah.

55

Di era reformasi: Pancasila sebagai dasar negara tidak


dipermasalahkan, demokrasi yg menjadi ciri utama era
reformasi menilai pelaksanaan P-4 bersifat indoktrinatif dan
penjabarannya dinilai tidak berhasil dan tidak sesuai lagi dg
jamannya.Banyak tatanan politik yang berubah dan berbagai
paradigma baru muncul.
Bersamaan dengan itu dalam Pemilu 1999 muncul 48 partai
politik dengan ciri-ciri sebagai berikut: menurut catatan hasil
Pemilu 1999: sekitar 80% suara diberikan kepada partai
politik berasaskan Pancasila.35 parpol PS, 9 parpol Islam, 2
parpol Islam & PS, 1 parpol demokrasi religius, dan 1 parpol
demokrasi kerakyatan

56

Pemilu 2004 memunculkan 24 partai dg ciri-ciri: 16 parpol


berdasarkan PS, 6 parpol agama, dan 2 parpol
Marhaenisme.
Walaupun parpol berasaskan demokrasi kerakyatan tidak
berhasil ikut, tetapi dalam kenyataannya perjuangan para
simpatisannya cukup berhasil, seperti : dipulihkannya hakhak politik para mantan G30S/PKI melalui Keputusan MK,
dan ikrar damai Forum Silaturahmi Anak Bangsa.
UU RI NO.27 tentang Perubahan KUHP yg berkaitan dg
kejahatan thd keamanan neg, a.l. berisi ancaman penjara
15 th bagi yg mengembangkan dan menyebarkan ajaran
Komunisme/Maxisme-Leninisme, serta ancaman maks 20
th bagi yg berusaha meniadakan atau mengganti
Pancasila.
57

Peran LSM mendapat posisi yg lebih strategis, yaitu


pemberdaya masyarakat dalam pembangunan melalui
berbagai cara. Diantaranya: advokasi, pendampingan,
penelitian, dan kegiatan pembangunan langsung di
lapangan.Peran LSM berkembang pesat dan diakui dunia
internasional, serta menjadi penyeimbang yg dapat berperan
lebih besar dalam menyerap aspirasi masyarakat dan
memonitor pelaksanaan pembangunan.

58

Munculnya berbagai konflik sosial dan konsepsi yang


mengarah pada disintegrasi bangsa, Seperti: Aceh,
Irian Jaya, Riau; usulan diubahnya NKRI menjadi
Negara Federal; Pemberlakuan Syariat Islam di Aceh,
dll.Berbagai tuntutan yang timbul di era reformasi
mendorong untuk lebih ditingkatkan aktualisasi
Pancasila sbg ideologi terbuka.Cepatnya perubahanperubahan politik di era reformasi menunjukkan makin
berkembangnya demokrasi di Indonesia.

59

PANCASILA SEBAGAI SUATU


SISTEM FILSAFAT
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya
merupakan sistem filsafat.
Yang dimaksud sistem adalah suatu kesatuan bagianbagian yang saling berhubungan, saling bekerja sama
untuk tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan
suatu kesatuan yang utuh.
Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat pada
hakikatnya merupakan suatu kesatuan organis. Artinya,
antara sila-sila Pancasila itu saling berkaitan, saling
berhubungan bahkan saling mengkualifikasi. Pemikiran
dasar yang terkandung dalam Pancasila, yaitu pemikiran
tentang manusia yang berhubungan dengan Tuhan,
dengan diri sendiri, dengan sesama, dengan masyarakat
bangsa yang nilai-nilai itu dimiliki oleh bangsa Indonesia.
60

Dengan demikian Pancasila sebagai sistem filsafat memiliki ciri


khas yang berbeda dengan sistem-sistem filsafat lainnya, seperti
materialisme, idealisme, rasionalisme, liberalisme, komunisme
dan sebagainya.
Ciri sistem Filsafat Pancasila itu antara lain:
1. Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang
bulat dan utuh. Dengan kata lain, apabila tidak bulat dan utuh
atau satu sila dengan sila lainnya terpisah-pisah maka itu
bukan Pancasila.
2. Susunan Pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh
itu dapat digambarkan sebagai berikut:

Sila 1, meliputi, mendasari dan menjiwai sila 2,3,4 dan 5;

61

Sila 2, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, dan mendasari dan


menjiwai sila 3, 4 dan 5;
Sila 3, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, dan mendasari dan
menjiwai sila 4, 5;
Sila 4, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3, dan mendasari dan
menjiwai sila 5;
Sila 5, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3,4.

Inti sila-sila Pancasila meliputi:


Tuhan, yaitu sebagai kausa prima
Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial
Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri
Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan
gotong royong
Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang
lain yang menjadi haknya.
62

Membahas Pancasila sebagai filsafat berarti mengungkapkan


konsep-konsep kebenaran Pancasila yang bukan saja
ditujukan pada bangsa Indonesia, melainkan juga bagi
manusia pada umumnya.
Wawasan filsafat meliputi bidang atau aspek penyelidikan
ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Ketiga bidang tersebut
dapat dianggap mencakup kesemestaan.
Oleh karena itu, berikut ini akan dibahas aspek Ontologis
Pancasila, Epistemologis Pancasila dan Aksiologis Pancasila.

63

Secara ontologis, kajian Pancasila sebagai filsafat


dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui hakekat
dasar dari sila-sila Pancasila. Hakekat dasar ontologis
Pancasila adalah manusia karena manusia merupakan
subyek hukum pokok dari sila-sila Pancasila.
Epistemologi adalah bidang/cabang filsafat yang
menyelidiki asal, syarat, susunan, metode, dan validitas
ilmu pengetahuan. Pancasila sebagai suatu sistem filsafat
pada hakikatnya adalah suatu sistem pengetahuan.
Pancasila menjadi pedoman atau dasar bagi bangsa
Indonesia dalam memandang realitas alam semesta,
manusia, masyarakat, bangsa, dan negara tentang makna
hidup serta sebagai dasar untuk menyelesaikan masalah
yang dihadapi dalam hidup dan kehidupan.

64

Pancasila dalam pengertian seperti itu telah menjadi


suatu sistem cita-cita atau keyakinan-keyakinan (belief
system) sehingga telah menjelma menjadi ideologi.
Aksiologi mempunyai arti nilai, manfaat, pikiran dan atau
ilmu/teori.
Menurut Brameld, aksiologi adalah cabang filsafat yang
menyelidiki : tingkah laku moral, yang berwujud etika,
ekspresi etika, yang berwujud estetika atau seni dan
keindahan, sosio politik yang berwujud ideologi.

65

Nilai-Nilai Pancasila Menjadi Dasar Dan Arah


Keseimbangan Antara Hak Dan Kewajiban.
Dengan memahami nilai-nilai dari sila-sila Pancasila
akan terkandung beberapa hubungan manusia yang
melahirkan keseimbangan antara hak dan kewajiban
antar hubungan tersebut, yaitu sebagai berikut :
1.Hubungan Vertikal
Adalah hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha
Kuasa sebagai penjelmaan dari nilai-nilai Ketuhanan
Yang Maha Esa.

66

2.Hubungan Horisontal
Adalah hubungan manusia dengan sesamanya baik
dalam fungsinya sebagai warga masyarakat, warga
bangsa maupun warga negara. Hubungan itu melahirkan
hak dan kewajiban yang seimbang.
3.Hubungan Alamiah
Adalah hubungan manusia dengan alam sekitar.

67

PANCASILA SEBAGAI SUMBER


NILAI

PENGERTIAN NILAI

Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu,


menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia.
Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau
berguna bagi kehidupan manusia.
Adanya dua macam nilai tersebut sejalan dengan
penegasan pancasila sebagai ideologi terbuka.
Perumusan pancasila sebagai dalam pembukaan
UUD 1945. Alinea 4 dinyatakan sebagai nilai dasar
dan penjabarannya sebagai nilai instrumental.

68

Nilai dasar tidak berubah dan tidak boleh diubah lagi.


Betapapun pentingnya nilai dasar yang tercantum
dalam pembukaan UUD 1945 itu, sifatnya belum
operasional. Artinya kita belum dapat menjabarkannya
secara langsung dalam kehidupan sehari-hari.
Penjelasan UUD 1945 sendiri menunjuk adanya
undang-undang sebagai pelaksanaan hukum dasar
tertulis itu. Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam
pembukaan UUD 1945 itu memerlukan penjabaran
lebih lanjut. Penjabaran itu sebagai arahan untuk
kehidupan nyata. Penjabaran itu kemudian dinamakan
Nilai Instrumental.

69

Nilai Instrumental harus tetap mengacu kepada nilai-nilai


dasar yang dijabarkannya Penjabaran itu bisa dilakukan
secara kreatif dan dinamis dalam bentuk-bentuk baru
untuk mewujudkan semangat yang sama dan dalam
batas-batas yang dimungkinkan oleh nilai dasar itu.
Penjabaran itu jelas tidak boleh bertentangan dengan
nilai-nilai dasarnya.

70

CIRI-CIRI NILAI
Sifat-sifat nilai menurut Bambang Daroeso (1986)
adalah Sebagai berikut.
a. Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam
kehidupan manusia. Nilai yang bersifat abstrak tidak
dapat diindra. Hal yang dapat diamati hanyalah objek
yang bernilai itu. Misalnya, orang yang memiliki
kejujuran. Kejujuran adalah nilai, tetapi kita tidak bisa
mengindra kejujuran itu. Yang dapat kita indra adalah
niliai kejujuran itu.

71

b. Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung


harapan, cita-cita, dan suatu keharusan sehingga nilai
nemiliki sifat ideal (das sollen). Nilai diwujudkan dalam
bentuk norma sebagai landasan manusia dalam bertindak.
Misalnya, nilai keadilan. Semua orang berharap dan
mendapatkan dan berperilaku yang mencerminkan nilai
keadilan.
c. Nilai berfungsi sebagai daya dorong/ motivator dan
manusia adalah pendukung nilai. Manusia bertindak
berdasar dan didorong oleh nilai yang diyakininya.
Misalnya, nilai ketakwaan. Adanya nilai ini menjadikan
semua orang terdorong untuk bisa mencapai derajat
ketakwaan.
72

MACAM-MACAM NILAI
Dalam filsafat, nilai dibedakan dalam tiga macam, yaitu
a. Nilai logika adalah nilai benar salah.
b. Nilai estetika adalah nilai indah tidak indah.
c. Nilai etika/moral adalah nilai baik buruk.
Berdasarkan klasifikasi di atas, kita dapat memberikan
contoh dalam kehidupan.
Jika seorang siswa dapat menjawab suatu pertanyaan, ia
benar secara logika.
Apabila ia keliru dalam menjawab, kita katakan salah.
Kita tidak bisa mengatakan siswa itu buruk karena
jawabanya salah. Buruk adalah nilai moral sehingga
bukan pada tempatnya kita mengatakan demikian.
73

Nilai moral adalah suatu bagian dari nilai, yaitu nilai yang
menangani kelakuan baik atau buruk dari manusia.moral
selalu berhubungan dengan nilai, tetapi tidak semua nilai
adalah nilai moral. Moral berhubungan dengan kelakuan
atau tindakan manusia. Nilai moral inilah yang lebih
terkait dengan tingkah laku kehidupan kita sehari-hari.
Contoh nilai estetika adalah apabila kita melihat suatu
pemandangan, menonton sebuah pentas pertunjukan,
atau merasakan makanan, nilai estetika bersifat subjektif
pada diri yang bersangkutan. Seseorang akan merasa
senang dengan melihat sebuah lukisan yang menurutnya
sangat indah, tetapi orang lain mungkin tidak suka
dengan lukisan itu. Kita tidak bisa memaksakan bahwa
luikisan itu indah.
74

Notonegoro dalam Kaelan (2000) menyebutkan adanya


3 macam nilai. Ketiga nilai itu adalah sebagai berikut.
a. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna
bagi kehidupan jasmani manusia atau kebutuhan
ragawi manusia.
b. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi
manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau
aktivitas.
c. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna
bagi rohani manusia. Nilai kerohanian meliputi;
1) Nilai kebenaran yang bersumber pada akal (rasio,
budi, cipta) manusia.

75

2) Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada


unsur perasaan (emotion) manusia.
3) Nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada
unsur kehendak (karsa,Will) manusia.
Nilai religius yang merupakan nilai kerohanian tertinggi
dan mutlak serta bersumber pada kepercayaan atau
keyakinan manusia.

76

MAKNA NILAI DALAM PANCASILA


Diterimanya pancasila sebagai dasar negara dan ideologi
nasional membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai
pancasila dijadikan landasan pokok, landasan
fundamental bagi penyeleng-garaan negara Indonesia.
Pancasila berisi lima sila yang pada hakikatnya berisi lima
nilai dasar yang fundamental.
Nilai-nilai dasar dari pancasila tersebut adalah nilai
Ketuhanan Yang Maha Esa, Nilai Kemanusiaan Yang Adil
dan Beradab, nilai Persatuan Indonesia, nilai Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan, dan nilai Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat indonesia.
77

a. Nilai Ketuhanan
Nilai ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya
pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan
sebagai pancipta alam semesta. Dengan nilai ini menyatakan
bangsa indonesia merupakan bangsa yang religius bukan bangsa
yang ateis. Nilai ketuhanan juga memilik arti adanya pengakuan
akan kebebasan untuk memeluk agama, menghormati
kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak berlaku
diskriminatif antar umat beragama.
b. Nilai Kemanusiaan
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti
kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral
dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan
memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.
78

c. Nilai Persatuan
Nilai persatuan indonesia mengandung makna usaha ke arah
bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa
nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai
sepenuhnya terhadap
keanekaragaman yang dimiliki bangsa indonesia.
d. Nilai Kerakyatan
Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan
cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga
perwakilan.
79

e. Nilai Keadilan
Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung
makna sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya
masyarakat Indonesia Yang Adil dan Makmur secara lahiriah
ataupun batiniah.
Nilai-nilai dasar itu sifatnya abstrak dan normatif. Karena
sifatnya abstrak dan normatif, isinya belum dapat
dioperasionalkan. Agar dapat bersifat operasional dan eksplisit,
perlu dijabarkan ke dalam nilai instrumental. Contoh nilai
instrumental tersebut adalah UUD 1945 dan peraturan
perundang-undangan lainnya.
Sebagai nilai dasar, nilai-nilai tersebut menjadi sumber nilai.
Artinya, dengan bersumber pada kelima nilai dasar diatas dapat
dibuat dan dijabarkan nilai-nilai instrumental penyelenggaraan
negara Indonesia.
80

PANCASILA SEBAGAI ETIKA


(nilai, moral, norma)

Pancasila memuat nilai-nilai luhur dan mendalam yang


menjadi pandangan hidup dan dasar negara yakni nilai
dasar, nilai instrumental dan nilai praksis :
Nilai dasar adalah azas yang kita terima sebagai dalil
yang kurang lebih mutlak.
Nilai instrumental adalah pelaksanaan umum nilainilai dasar biasanya dalam norma sosial dan norma
hukum yang selanjutnya terkristalisasi dalam
lembaga-lembaga yang sesuai dengan kebutuhan
tempat dan waktu.

81

Nilai praktis adalah nilai yang sesungguhnya kita


laksanakan dalam kenyataan.
Pancasila sebagai sumber perubahan hukum : berfungsi
sebagai paradigma hukum terutama kaitannya dengan
berbagai macam upaya perubahan atau pembaharuan
hukum dengan fungsi :
Fungsi Konstitutif; menentukan dasar suatu tata
hukum yang memberi arti dan makna bagi hukum
itu sendiri.
Fungsi Regulatif; menentukan apakah suatu hukum
positif itu merupakan produk yang adil atau tidak
adil. Sumber dari segala sumber hukum (sumber
hukum formal dan sumber material hukum).
82

Pancasila sebagai Nilai Pertahanan dan Keamanan:


bukan hanya pada para aparat penegak hukum yang
dengan sendiri nya harus berlandaskan nila-nilai serta
norma yang bersumber pada landasan filosofis negara
Pancasila, tetapi juga untuk politisi dan intelektual.
Pancasila sebagai moral perorangan, moral bangsa dan
moral negara mempunyai pengertian :
Dasar negara Republik Indonesia yang merupakan
sumber dari segala sumber hukum yang ada dan
berlaku.
Pandangan hidup bangsa Indonesia yang dapat
mempersatukan serta memberi petunjuk dalam
mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan lahir batin
dalam masyarakat yang beraneka ragam sifatnya
83

Jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia karena


Pancasila merupakan ciri khas Bangsa Indonesia
yang tidak dapat dipisahkan dari Bangsa Indonesia
serta yang membedakan bangsa Indonesia dengan
bangsa lain.

84

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA


A. Pancasila Sebagai Dasar Negara .

Pengertian Dasar Negara


Dasar Negara adalah landasan kehidupan bernegara. Setiap
negara harus mempunyai landasan dalam melaksanakan
kehidupan bernegaranya. Dasar negara bagi suatu negara
merupakan suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara.

Dalam hal ini Pancasila dipergunakan sebagai dasar pengatur


(penyelenggaraan) pemerintahan negara

Pembukaan UUD 1945 : .., maka disusunlah kemerdekaan


kebangsaan Indonesia itu dalam suatu undang-undang dasar
yang berbentuk dalam suatu susunan negara Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada.
85

Pancasila merupakan sumber kaidah hukum konstitusional


yang mengatur negara RI serta seluruh unsur-unsurnya,
yaitu rakyat, wilayah dan pemerintahan.
Pancasila terkait dengan struktur kekuasaan secara formal.
Pancasila meliputi suasana kebatinan atau cita hukum yang
menguasai hukum dasar negara, yang dirangkum dalam 4
pokok pikiran dalam pembukaan UUD 45:

86

1. Negara melindungi segenap bangsa Indonesia &


seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas
persatuan, dengan mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Negara kesatuan: negara yg melindungi dan meliputi
seluruh bangsa mengatasi segala paham golongan,
segala paham perseorangan
2. Negara hendaknya mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat.

87

3. Negara berkedaulatan rakyat berdasarkan atas


kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan.
4. Negara berdasar atas Ketuhanan YME menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab
Dasar negara bagi suatu negara merupakan sesuatu
yang amat penting.
Negara tanpa dasar negara berarti negara tersebut
tidak memiliki pedoman dalam penyelenggaraan
kehidupan bernegara, maka akibatnya negara tersebut
tidak memiliki arah dan tujuan yang jelas, sehingga
memudahkan munculnya kekacauan.
Dasar negara sebagai pedoman hidup bernegara
mencakup cita-cita negara, tujuan negara, norma
bernegara.
88

B. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia


Dalam pengertian ini, Pancasila disebut juga way of life,
weltanschaung, wereldbeschouwing, wereld en levens
beschouwing, pandangan dunia, pandangan hidup,
pegangan hidup dan petunjuk hidup.
Dalam hal ini Pancasila digunakan sebagai petunjuk arah
semua semua kegiatan atau aktivitas hidup dan kehidupan
dalam segala bidang. Hal ini berarti bahwa semua tingkah
laku dan tindak dann perbuatan setiap manusia Indonesia
harus dijiwai dan merupakan pencatatan dari semua sila
Pancasila. Hal ini karena Pancasila merupakan suatu
kesatuan, tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain,
keseluruhan sila dalam Pancasila merupakan satu
kesatuan organis.

89

C. Sila Sila Pancsila


a. Sila Katuhanan Yang Maha Esa
Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan oleh
karenanya manuasia percaya dan taqwa terhadap
Tuhan YME sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang
adil dan beradab.
b. Sila kemanusian Yang Adil dan Beradab
Kemanusiaan yang adil dan beradab menunjang tinggi
nilai-nilai kemanusiaan, gemar melakukan kegiatan
kegiatan kemanusiaan, dan berani membela kebenaran
dan keadilan. Sadar bahwa manusia adalah sederajat,
maka bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian
dari seluruh umat manusia, karena itu
dikembangkanlah sikap hormat dan bekerja sama
dengan bangsa bangsa lain.
90

c. Sila Persatuan Indonesia


Dengan sila persatuan Indonesia, manusia Indonesia
menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan
dan keselamatan bangsa dan negara diatas kepentingan
pribadi dan golongan. Persatuan dikembangkan atas
dasar Bhineka Tunggal Ika, dengan memajukan
pergaulan demi kesatuan dan persatuan bangsa.
d. Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan
Manusia Indonesia menghayati dan menjungjung tinggi
setiap hasil keputusan musyawarah, karena itu semua
pihak yang bersangkutan harus menerimannya dan
melaksanakannya dengan itikad baik dan penuh rasa
tanggung jawab.

91

Disini kepentingan bersamalah yang diutamakan di


atas kepentingan pribadi atau golongan. Pembicaraan
dalam musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan
sesuai dengan hati nurani yang luhur. Keputusankeputusan yang diambil harus dapat dipertanggung
jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa,
menjungjung tinggi harkat dan martabat manusia serta
nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
Dalam melaksanakan permusyawaratan, kepercayaan
diberikan kepada wakil-wakil yang dipercayanya.

92

e. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Dengan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, manusia Indonesia menyadari hak dan
kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan
sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Dalam
rangka ini dikembangkan perbuatannya yang luhur
yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan
dan gotong royong.
Untuk itu dikembangkan sikap adil terhadap sesama,
menjaga kesinambungan antara hak dan kewajiban
serta menghormati hak-hak orang lain.

93

Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan dasar


negara Republik Indonesia.
Pancasila juga merupakan sumber kejiwaan masyarakat
dan negara Republik Indonesia.
Maka manusia Indonesia menjadikan pengamalan
Pancasila sebagai perjuangan utama dalam kehidupan
kemasyarakatan dan kehidupan kengaraan.
Oleh karena itu pengalamannya harus dimulai dari setiap
warga negara Indonesia, setiap penyelenggara negara
yang secara meluas akan berkembang menjadi
pengalaman Pancasila oleh setiap lembaga kenegaraan
dan lembaga kemasyarakatan, baik dipusat maupun di
daerah.
94

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA


IDEOLOGI BANGSA

Nilai Dasar, Instrumental, Praktis

IDEOLOGI TERTUTUP VS IDEOLOGI TERBUKA


Adalah suatu bangunan Ideologi yang
tidak menerima ide, gagasan,atau
konsep dari luar

Adalah suatu bangunan Ideologi yang


membuka diri untuk menerima ide,
gagasan,atau konsep dari luar
Pancasila sebagai dasar negara RI
merupakan ideologi yang terbuka
Karena dengan pemahaman secara
kreatif dan dinamis terbukalah
peluang bagi bangsa Indonesia untuk
secara terus menerus
mengembangkan melalui konsesnsus95
konsesus nasional

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI


BANGSA DAN NEGARA
Ideologi : ajaran, doktrin, teori atau ilmu yang diyakini
kebenarannya, disusun secara sistematis dan diberi
petunjuk pelaksanaannya dalam menanggapi dan
menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa & bernegara.
Setiap bangsa dan negara yang ingin berdiri kokoh
kuat, tidak mudah terombang-ambing oleh kerasnya
persoalan hidup berbangsa dan bernegara harus
memiliki dasar negara dan ideologi negara yang kokoh
dan kuat

96

Mempelajari Pancasila lebih dalam menjadikan kita


sadar sebagai bangsa Indonesia yang memiliki jati diri
dan harus diwujudkan dalam pergaulan hidup seharihari untuk menunjukkan identitas bangsa yang lebih
bermartabat dan berbudaya tinggi.
Keterkaitan Ideologi dengan Pandangan Hidup akan
membedakan ideologi suatu bangsa dengan bangsa
Ideologi negara dikaitkan dengan pengaturan
penyelenggaraan negara
Ideologi nasional mencakup ideologi negara dan
ideologi yang berhubungan dengan pandangan hidup
bangsa.
97

Setiap bangsa yang menegara selalu memiliki falsafah,


baik yg dibakukan secara tertulis maupun tidak tertulis, yg
merupakan landasan bagi ideologi negara, atau pedoman
dasar bagi sistem pengaturan kehidupan berbangsa &
bernegara Ideologi: keseluruhan prinsip atau norma yang
berlaku dalam suatu masyarakat meliputi berbagai aspek
(ipoleksosbudhankam), sbg pedoman dasar dalam
mengatur kehidupan berbangsa & bernegara.
Contoh - AS : Declaration of Independence ~ ideologi
Liberal-kapitalistik; Ex Uni Soviet: Manifesto Komunis
~ideologi Komunis-Sosialis; Jepang: Tenno Koodo
Seismisme; Arab Saudi: Islamisme; RRC: San Ming Chu
Hui; Indonesia: Pancasila
98

Ideologi nasional bangsa Indonesia yg tercermin dan


terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan
ideologi perjuangan yg sarat dg jiwa dan semangat
perjuangan bangsa dalam mewujudkan negara merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Pancasila adalah ideologi terbuka : memberi peluang untuk
mengembangkan pemikiran baru dan kreatif harus dapat
menjawab tantangan jaman, khususnya di era globalisasi
yang ditandai oleh perubahan-perubahan yang cepat dan
penuh ketidak pastian.

99

Faktor Pendorong Keterbukaan Ideologi Pancasila


Kenyataan dalam proses pembangunan nasional dan
dinamika masyarakat yang berkembang secara cepat.
Kenyataan menujukkan bahwa bangkrutnya ideologi yang
tertutup dan beku cenderung meredupkan perkembangan
dirinya.
Pengalaman sejarah politik masa lampau.
Tekad untuk memperkokoh kesadaran akan nilai-nilai dasar
Pancasila yang bersifat abadi dan hasrat mengembangkan
secara kreatif dan dinamis dalam rangka mencapai tujuan
nasional.
100

Sekalipun Pancasila sebagai ideologi bersifat terbuka, namun


ada batas-batas keterbukaan yang tidak boleh dilanggar, yaitu:
Stabilitas nasional yang dinamis
Larangan terhadap ideologi marxisme, leninnisme dan
komunisme
Mencegah berkembangnya paham liberalisme
Larangan
terhadap
pandangan
ekstrim
yang
menggelisahkan kehidupan bermasyarakat
Penciptaan norma-norma baru harus melalui konsensus.

101

Makna Pancasila sebagai Ideologi Bangsa


Makna Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia adalah
bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila itu
menjadi cita-cita normatif bagi penyelenggaraan bernegara.
Dengan kata lain, visi atau arah dari penyelenggaraan kehidupan
berbangsa dan bernegara Indonesia adalah terwujudnya
kehidupan yang ber-Ketuhanan, yang ber-Kemanusiaan, yang
ber-Persatuan, yang ber-Kerakyatan, dan yang ber-Keadilan.
Pancasila sebagai ideologi nasional selain berfungsi sebagai
cita-cita normatif penyelenggaraan bernegara, nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila merupakan nilai yang disepakati
bersama, karena itu juga berfungsi sebagai sarana pemersatu
masyarakat yang dapat memparsatukan berbagai golongan
masyarakat di Indonesia.
102

Keterbukaan bukan berarti boleh mengubah Nilai


Dasar Pancasila yang sudah disepakati sebagai
perjanjian luhur, sedangkan pelaksanaannya dapat
disesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan jaman
yang dihadapi.

103

Hukum Pancasila

Hukum disini dapat digambarkan sebagai lady of justice, nilai


nilai yang terkandung dalamnya adalah persamaan (Equality
before the law) yaitu dengan gambar matanya di tutup seloah
olah hukum tidak membeda satu orang dengan orang lain baik
berdasarkan agama, suku, golangan dan status ekonomi.

Selanjutnya adanya skala untuk pertimbangan, yaitu bahwa di


dalam hukum harus mendengarkan kedua belah pihak dan
bersengketa dan mempertimbangkan dengan bukti bukti yang
ada.

Sebuah keputusan harus berdasarkan fakta fakta yang di


sampaikan.

Gambar yang terakhir adalah Law enforcement


yaitu penegakan hukum yang di lambangkan
dengan pedang. Hukum di terapkan dengan
kekuasaan yang legitimate. Oleh karena itu hukum
harus di dasarkan pada persamaan, pertimbangan
dan pelaksanaan.
Tanpa ketiga faktor tersebut maka hukum kita itu
mati hanya sebagai law in the bookshelf.
Selain itu kita juga harus memahami simbol garuda
pancasila, dengan 5 nilai pancasila.
Tata Hukum Pancasila adalah Tata Hukum
Indonesia.

Pengantar Tata Hukum Indonesia adalah sama


seperti Tata Hukum Pancasila oleh karena itu
hukum pancasila adalah hukum tertulis di
Indonesia, hukum yang hidup di indonesia dan
hukum yang di cita citakan oleh bangsa indonesia.
Oleh karena hukum di Indonesia harus
mencerminkan. Hukum yang akan mengakui tuhan
yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan indonesia, kerakayatan dan
keadilan sosial.
Semua permasalahan yang di hadapi oleh bangsa
ini harus dapat diselesaikan oleh Hukum pancasila.

Sebelum menuju ke hukum pancasila kita sudah


mengenal lima pasal didalam pancasila sebagai
beriku :
sila-ketuhanan-yang-maha-esa
Perkataan Ketuhanan berasal dari Tuhan.
Siapakah Tuhan itu? Jawaban kita ialah Pencipta
segala yang ada dan semua makhluk.
Keberadaan Tuhan tidaklah disebabkan oleh
keberadaan daripada makhluk hidup dan siapapun,
sedangkan sebaliknya keberadaan daripada
makhluk dan siapapun justru disebabkan oleh
adanya kehendak Tuhan.

Karena itu Tuhan adalah prima causa, yaitu sebagai


penyebab pertama dan utama atas timbulnya
sebab-sebab yang lain.
Negara Indonesia didirikan atas landasan moral
luhur, yaitu berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa yang sebagai konsekuensinya, maka negara
menjamin kepada warga negara dan penduduknya
untuk memeluk dan untuk beribadah sesuai dengan
agama dan kepercayaannya, seperti pengertiannya
terkandung dalam:

a.Pembukaan UUD 1945 aline ketiga, yang antara


lain berbunyi:
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa ....
Dari bunyi kalimat ini membuktikan bahwa negara
Indonesia tidak menganut paham maupun
mengandung sifat sebagai negara sekuler.
Sekaligus menunjukkan bahwa negara Indonesia
bukan merupakan negara agama, yaitu negara
yang didirikan atas landasan agama tertentu,
melainkan sebagai negara yang didirikan atas
landasan Pancasila atau negara Pancasila.

b.Pasal 29 UUD 1945


(1) Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa
(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk
untuk memeluk agamanya masing- masing dan untuk
beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya.
Oleh karena itu di dalam negara Indonesia tidak boleh ada
pertentangan dalam hal Ketuhanan YangMaha Esa, dan
sikap atau perbuatan yang antiterhadap Tuhan Yang Maha
Esa, anti agama. Sedangkan sebaliknya dengan paham
Ketuhanan Yang Maha Esa ini hendaknya diwujudkan dan
dihidup suburkan kerukunan hidup beragama, kehidupan
yang penuh toleransi dalam batas- batas yang diizinkan
oleh atau menurut tuntunan agama masing-masing, agar

terwujud ketentraman dan kesejukan di dalam kehidupan


beragama. Untuk senantiasa memelihara dan mewujudkan
3 model kerukunan hidup yang meliputi :
1.Kerukunan hidup antar umat seagama
2.Kerukunan hidup antar umat beragama
3.Kerukunan hidup antar umat beragama dan
Pemerintah.
Tri kerukunan hidup tersebut merupakan salah satu faktor
perekat kesatuan bangsa.

Di dalam memahami sila I Ketuhanan Yang Maha Esa,


hendaknya para pemuka agama senantiasa berperan di depan
dalam menganjurkan kepada pemeluk agama masing-masing
untuk menaati norma-norma kehidupan beragama yang
dianutnya, misalnya : bagi yang beragama Islam senantiasa
berpegang teguh pada kitab suci Al-Quran dan Sunnah Rasul,
bagi yang beragama Kristen (Katolik maupun Protestan)
berpegang teguh pada kitab sucinya yang disebut Injil, bagi
yang beragama Budha berpegang teguh pada kitab suci
Tripitaka, bagi yang beragama Hindu pada kitab sucinya yang
disebut Wedha.
Sila ke I, Ketuhanan Yang Maha Esa ini menjadi sumber utama
nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia, yang menjiwai dan
mendasari serta membimbing perwujudan dan Sila II sampai
dengan Sila V.

sila-kemanusian-yang-adil-dan-beradab
Kemanusiaan berasal dari kata manusia, yakni makhluk
ciptaAN Tuhan Yang Maha Esa, yang memiliki potensi, pikir,
rasa, karsa dan cipta. Karena potensi ini manusia
mempunyai, menempati kedudukan dan martabat yang
tinggi. Kata adil mengandung makna bahwa suatu
keputusan dan tindakan didasarkan atas ukuran / normanorma yang obyektif, dan tidak subyektif, sehingga tidak
sewenang-wenang.
Kata beradab berasal dari kata adab, artinya budaya. Jadi
adab mengandung arti berbudaya, yaitu sikap hidup,
keputusan dan tindakan yang selalu dilandasi oleh nilai-nilai
budaya, terutama norma sosial dan kesusilaan / moral.

Kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung


pengertian adanya kesadaran sikap dan perbuatan
manusia yang didasarkan kepada potensi budi nurani
manusia dalam hubungannya dengan norma-norma
dan kebudayaan umumnya.
Potensi kemanusiaan dimiliki oleh semua manusia di
dunia, tanpa memandang ras, keturunan dan warna
kulit, serta bersifat universal.
Kemanusiaan yang adil dan beradab bagi bangsa
Indonesia bersumber pada ajaran Tuhan Yang Maha
Esa yakni sesuai dengan kodrat manusia sebagai
ciptaanNya.
Hal ini selaras dengan :
a.pembukaan UUD 1945 alinea pertama
b.Pasal 27, 28, 29, 30 dan 31 UUD 1945

Sila Persatuan Indonesia

Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea II disebutkan bahwa


perjuangan pergerakan Indonesia telah sampailah pada saat
yang berbahagia dengan selamat sentausa menghantarkan
rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan
Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil
dan makmur .
Berdasarkan pernyataan yang terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945 tersebut maka pengertian
Persatuan Indonesia dalam perjuangan kemerdekaan
Indonesia merupakan faktor yang penting dan sangat
menentukan keberhasilan perjuangan rakyat Indonesia.
Persatuan merupakan suatu syarat yang mutlak untuk
terwujud suatu negara dan bangsa dalam mencapai tujuan
bersama.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


peranan persatuan Indonesia masih tetap
memegang kunci pokok demi terwujudnya tujuan
bangsa dan negara Indonesia. Oleh kerena itu
pengertian Persatuan Indonesia sebagai hasil yaitu
dalam wujud persatuan wilayah, bangsa, dan
susunan negara, namun juga bersifat dinamis yaitu
harus senantiasa dipelihara, dipupuk, dan
dikembangkan.
Jadi makna Persatuan Indonesia adalah bahwa
sifat dan keadaan negara Indonesia harus sesuai
dengan hakikat satu.

Sifat dan keadaan negara Indonesia yang sesuai dengan


hakikat satu berarti mutlak tidak dapat dibagi, sehingga
bangsa dan negara Indonesia yang menempati suatu
wilayah tertentu merupakan suatu negara yang berdiri
sendiri memiliki sifat dan keadaannya sendiri yang terpisah
dari negara lain di dunia ini. Sehingga negara Indonesia
merupakan suatu diri pribadi yang memiliki ciri khas, sifat
dan karakter sendiri yang berarti memiliki suatu kesatuan
dan tidak terbagi-bagi.
Makna Persatuan Indonesia dibentuk dalam proses
sejarah yang cukup panjang sehingga seluruh bangsa
Indonesia memiliki suatu persamaan nasib, satu kesatuan
kebudayaan, kesatuan wilayah serta satu kesatuan asas
kerokhanian Pancasila yang terwujud dalam persatuan
bangsa, wilayah, dan susunan negara.

Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat


Kebijaksanaan Dalam permusyawaratan/
Perwakilan
Sistem pemerintahan yang mendasarkan diri kepada
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/ Perwakilan, telah tercermin dalam pasalpasal di UUD45, sebagai berikut:
1. BAB II MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, pasal
2 s/d pasal 3.
2. BAB III KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA,
pasal 4 s/d pasal 16.
3. BAB IV DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG, dihapus
pada amandemen IV 2002.
4. BAB V KEMENTERIAN NEGARA, pasal 17

5. BAB VI PEMERINTAH DAERAH, pasal 18, 18A,


dan 18B
6. BAB VII DEWAN PERWAKILAN RAKYAT. Pasal 19
s/d pasal 22B
7. BAB VIIA - DEWAN PERWAKILAN DAERAH, pasal
22C, 22D
8. BAB VIIB PEMILIHAN UMUM, pasal 22E
9. BAB VIII - HAL KEUANGAN, pasal 23 s/d 23D
10. BAB VIIIA - BADAN PEMERIKSA KEUANGAN,
pasal 23E s/d 23G
11. BAB IX KEKUASAAN KEHAKIMAN, pasal 24 s/d
pasal 25

Pasal-pasal tersebut telah mengalami empat kali


amandemen untuk sampai pada bentuk yang sekarang ini
yang pada hakekatnya membagi kekuasaan negara untuk
lebih berimbang diantara lembaga tinggi negara (MPR, DPR,
DPD, BPK, Presiden dan Mahkamah Agung) sehingga
kekuasaan tidak terpusat terlalu besar di Presiden
(Eksekutif) saja seperti yang tercermin pada UUD45
sebelum amandemen.
Kalau kita membahas sila ke 4 dari Pancasila, ada
kebutuhan melihat Pancasila sebagai suatu keutuhan, tidak
bisa melihat Pancasila satu persatu sila yang ada, karena
kalau kita melihat sila dalam Pancasila satu persatu, kita
tidak akan bisa melihat sesuatu yang unik di Pancasila

Kita harus melihat Pancasila dalam bentuk


kesatuan atau benang merah yang terangkai dalam
sila-sila Pancasila sehingga maknanya adalah
sebuah prinsip dasar yang unik dan hanya dipunyai
oleh bangsa Indonesia yang berbeda dengan
prinsip yang mendasari demokrasi barat ataupun
komunis/sosialis.
Karena itu kita bisa membentuk persepsi baru
tentang Pancasila sebagai konsep dasar bangsa
Indonesia dalam melaksanakan Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat
dengan sistem penyelenggaraan

Negara secara demokratis yaitu sesuai dengan sila ke-4 dari


Pancasila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan tapi
sistem demokrasi yang dibangun harus dalam koridor atau
dalam ruang lingkup sila-sila yang lain dalam Pancasila.

Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Interpretasi dan pelaksanaan terhadap pasal 33 ayat 3 s/d 4
dan pasal 34 UUD45.
Pasal 33 ayat 3 mengatakan: bumi dan air dan kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara
dan dipergunakan untuk sebesar besar kemakmuran rakyat
(Note: Ini masih asli UUD45 dari awal).
Pasal 33 ayat 4 mengatakan: Perekonomian nasional
diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan
prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan
menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi
nasional (Note: Ini hasil amandemen ke-4 tahun 2002).

Demokrasi ekonomi adalah prinsip ekonomi


kerakyatan yang ekonomi disusun dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat.
Efesiensi keadilan. Yang dimaksud keadilan dalam
bidang ekonomi yaitu distribusi kekayaan yang
lebih adil diantara rakyat Indonesia.
Berwawasan lingkungan. Setiap kebijakan
pemerintah yang mencakup eksplorasi hutan dan
pertambangan harus berwawasan lingkungan.
Kemandirian. Pemerintah harus menjalankan
konsep ekonomi mandiri.

Menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi


nasional. Kesenjangan perkembangan ekonomi antara
Indonesia Bagian Barat dan Bagian Timur sampai saat ini
saja belum bisa dijembatani dengan baik.
Ini adalah yang menjadi dasar negara Republik Indonesia
dan sekaligus menjadi dasar filosofis negara Lalu
bagaimana kaitan dengan hukum ?
Apa yang disebut dengan Hukum yang berketuhanan yang
maha esa?
Bagaimana hukum yang berkemanusiaan yang adil dan
beradab?
Bagaimana hukum dalam mempersatukan indonesia?

Bagaimana kerakyatan yang dipinpin oleh hikmat


kebijsanaan dalam perusyawaratan/ perwakilan dalam
sistem hukum indonesia?
Apakah hukum dapat menciptakan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat indonesia?
Pada akhirnya pertanyaan-pertanyaan ini harus bisa dijawab
oleh hukum.

AKTUALISASI PANCASILA SEBAGAI


PARADIGMA
KEHIDUPAN BANGSA DI LINGKUNGAN
KAMPUS
Tri Dharma PT
Pendidikan
Penelitian
Pengabdian kepada Masyarakat

Tujuan PT :
1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota
masyarakat yg memiliki kemampuan akademik
dan/atau profesional.

127

2. Mengembangkan dan menyebar luaskan


IPTEKS serta mengupayakan penggunaannya
untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat
dan memperkaya kebudayaan nasional.

Moral Etika Pancasila


Perlunya sosialisasi budaya etika pluralisme yaitu etika
yang mengajarkan sopan santun dlm sikap dan mau
menerima beda pendapat dlm musyawarah dan
mufakat sebagai penjelmaan demokrasi pancasila.

128

Tradisi Kebebasan Akademik


Masyarakat ilmiah perlu dikembangkan dlm lingkungan
PT
Otonomi PT merupakan syarat mutlak bagi
pengembangan IPTEKS.
Kebebasan Mimbar Akademik
PT memiliki otonomi yg menghendaki adanya kebebasan
akademik (academic freedom) yaitu serangkaian kegiatan
akademik untuk mencari kebenaran ilmiah.
Lewat mimbar akademik (proses perkuliahan).
129

Otonomi Keilmuan
IPTEKS dapat memperoleh otonomi (kemandirian) dlm
melakukan kegiatannya utk mempelajari alam semesta, tetapi
masalah moral akan tetap timbul bila berkaitan dengan
penggunaan pengetahuan ilmiah tersebut. ( Bayi tabung,
Kloning, Nuklir dll).
IPTEKS hanya memiliki otonomi dlm sisi kajian internal
(terbatas pada penerapan metodologinya untuk mencapai
kebenaran ilmiah).
Peran mahasiswa di Masyarakat
Perkembangan IPTEKS di masyarakat akan tergantung pada
kemampuan ilmuwan utk mengkomunikasikan hasil inovasi yg
telah dicapai. Masyarakat ilmiah yg lahir dari PT adalah
pelopor dari pola2 pikir pembaharuan.
130

Mhs merupakan kelompok masyarakat yang sedang


berproses untuk menjadi ilmuwan.
Berbagai peran mhs di masyarakat :
a. Mhs sbg pribadi yg sdg berproses memerlukan
pembinaan akademik.
b. Mhs berperan sbg agent of modernisation, terutama
membantu masyarakat miskin.
c. Mhs perlu belajar utk mengkomunikasikan hasil2
penelitian dan laporan hasil kajian dan diskusinya
kepada masyarakat.

131

Kampus Sbg Kekuatan Moral Penegakan Hukum dan


HAM
Kampus diharapkan menjadi kekuatan moral dlm
mengembangkan HUKUM, HAM dan demokrasi. Karena
kampus adalah tempat pengembangan ilmu.
Sedangkan hukum adalah aturan yg disepakati agar
terjadi keteraturan hidup, HAM merupakan hak bawaan
kodrat yg dimiliki semua orang pd segala jaman, sedang
demokrasi merupakan cara utk menyelesaikan masalah
dlm kehidupan.

132

ANCAMAN TERHADAP PANCASILA


SECARA KONSTITUSIONAL:

Mengganti PS dengan Ideologi lain


Menciptakan berbagai peraturan per- UU-an yang tidak
mengacu kepada Pancasila
Nilai-Nilai Pancasila tidak diaktualisasikan
Mengaburkan arti Pancasila
Mengemas hal-hal yang seolah-olah menjunjung tinggi HAM
dan demokrasi dan keterbukaan pada hal bertentangan
dengan Pancasila.
Memanipulasi Pancasila

133

SECARA INSKONSTITUSIONAL,
Melalui pendekatan :
Ideologi berbagai asas parpol memperoleh kekuasaan
politik melalui subversi, pengembangan ideologi lain.
Tekanan ekonomi.
Sosial budaya dalam kondisi krisis multidimensial.
Hankam (huru hara , kekerasan).

134

Ancaman Faktual Terhadap Pancasila


1. KOMUNISME
Menganut paham internasionalisme (~masyarakat
komunis dunia tidak dibatasi oleh kesadaran nasional)
Membangun negara berdasarkan kelas (merombak
kapitalisme oleh kaum proletar)
Ajaran bersifat atheis (berdasarkan kebendaan)
2. LIBERALISME/KAPITALISME
(paham individualisme: hak & kebebasan individu)
3. IDEOLOGI AGAMA (berdasar kaidah agama tertentu)
4. FASISME/MILITARISME (mendambakan negara yang
kuat dg pemusatan kekuatan tunggal dengan cara
membangun nasionalisme ekslusif, dan mengandalkan
kekuatan militer yg menganggap rendah harkat dan
martabat dan HAM
135

UPAYA MEWASPADAI ANCAMAN


TERHADAP PANCASILA
1. PENANGGULANGAN KELEMAHAN PANCASILA :
a. Pengembangan

- pengembangan nilai-nilai dasar melalui jalur ideal normatif,


atau jalur aktual empiris.
- pengembangan cara-cara yg sesuai dengan paradigma baru
- pengembangan dengan melibatkan semua pihak untuk
menjaga obyektivitasnya
b. Penjabaran

: harus konsisten dg nilai-nilai


dasarnya, mampu menjawab tantangan jaman, revisi UU yang tidak
sesuai dengan Pancasila

c. Implementasi: kontrol penyimpangan secara ketat, kembangkan


keterbukaan, tegakkan hukum, serta peraturan yang berlaku.
136

2. PENANGGULANGAN ANCAMAN FAKTUAL


a. Komunisme
- Pemasyarakatan secara luas tentang adanya pertentangan
mendasar antara Komunisme & PS
- Pemantauan secara berlanjut perkembangan ajaran
ideologi komunis dan kegiatan negara-negara komunis
yang berpeluang membangkitkan paham komunis
- Tindakan tegas thd pemanfaatan peluang oleh pengikutnya
- Optimalisasi kultur politik yang berdasarkan Pancasila
b. Liberalisme
- Peningkatan kesadaran bahwa NKRI berdasarkan PS
- Peningkatan kesadaran & rasa tanggung jawab ttg HAM
- Aktualisasi Pol ekonomi dalam rangka demokrasi ekonomi
137

c. Ideologi Agama
- Peningkatan kesadaran bangsa majemuk
- Membina kerukunan antar umat beragama
- Meningkatkan ketaatan hukum, moral, etika & agama.
- Peningkatan pemahaman PS sbg pandangan hidup, dasar
negara dan ideologi nasional
d. Fasisme/Militerisme
- Perlu kesadaran bersama antar komponen bangsa bahwa
hanya TNI & POLRI sebagai kekuatan bersenjata resmi
- Meningkatkan kesadaran berdemokrasi Pancasila
- Mempertebal rasa kesatuan & persatuan
- Memasyarakatkan hakekat TNI bahwa TNI dari, oleh dan
untuk rakyat
138

e. Primordialisme
- Meningkatkan kesadaran kemajemukan Indonesia
- Meminimalkan berbagai masalah SARA
- Mempercepat tercapainya keadilan sosial bagi rakyat
f. Pragmatisme
- Meningkatkan pemahaman thd ajaran agama masingmasing
- Meningkatkan moral & etika masyarakat
- Meningkatkan pemahaman Pancasila
- Meningkatkan pentingnya persatuan dan kesatuan
- Meningkatkan kesadaran untuk mendahulukan
kepentingan umum
139

HAK DAN KEWAJIBAN WNI


PENGERTIAN WARGA NEGARA

Warga negara merupakan terjemahan kata citizens


(bhs Inggris) yang mempunyai arti ; warganegara, petunjuk dari
sebuah kota, sesama warga negara, sesama penduduk,
orang setanah air, bawahan atau kaula.

Warga mengandung arti peserta, anggota atau warga dari


suatu organisasi atau perkumpulan. Warga negara artinya
warga atau anggota dari organisasi yg bernama negara

Ada istilah rakyat, penduduk dan warga negara. Rakyat lebih


merupakan konsep politis. Rakyat menunjuk pada orangorang yang berada dibawah satu pemerintahan dan tunduk
pada pemerintahan itu.
140

Istilah rakyat umumnya dilawankan dengan penguasa.


Penduduk adalah orang orang yang bertempat tinggal di
suatu wilayah negara dalam kurun waktu tertentu.

PENGERTIAN KEWARGANEGARAAN
Kewarganegaraan ( CITIZENSHIP) artinya keanggotaan
yang menunjukkan hubungan atau ikatan antara negara
dengan warga negara.
Istilah kewarganegaraan dibedakan menjadi dua yaitu
a. kewarganegaraan dalam arti yuridis dan sosiologis
b. kewarganegaraan dalam arti formil dan materiil
Kewarganegaraan seseorang mengakibatkan orang tersebut
memiliki pertalian hukum serta tunduk pada hukum negara
yang bersangkutan.
141

Orang yang sudah memiliki kewarganegaraan tidak jatuh


pada kekuasaan atau kewenangan negara lain. Negara
lain tidak berhak memperlakukan kaidah kaidah hukum
pada orang yang bukan warga negaranya.
Setiap negara berdaulat berwenang menentukan siapa-siapa
yang menjadi warga negara.
Dalam menentukan kewarganegaraan seseorang, dikenal
adanya asas berdasar kelahiran dan asas kewarganegaraan
berdasarkan perkawinan
Penentuan kewarganegaraan didasarkan pada sisi kelahiran
dikenal dua asas yaitu asas Ius Soli dan asas Ius Sanguinis
Penentuan kewarganegaraan didasarkan pada aspek
perkawinan mencakup asas kesatuan hukum dan asas
persamaan derajat.
142

Negara tidak terikat oleh negara lain dalam menentukan


kewarganegaraan . Negara lain juga tidak boleh
menentukan siapa saja yang menjadi warga negara dari
suatu negara.
Problem kewarganegaraan adalah munculnya apatride
dan bipatride bahkan multipatride. Hal ini dikarenakan
perbedaan asas kewarganegaraan yg digunakan negara.

WARGA NEGARA INDONESIA


Yang menjadi warga negara ialah orang Indonesia asli
dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan
undang-undang sebagai warga negara.

143

Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang


asing yang bertempat tinggal di Indonesia.
Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur
dengan undang-undang (pasal 26 UUD 1945).
Undang-undang yang mengatur tentang warga negara
adalah UU No 12 th 2006 tentang Kewarganegaraan
Indonesia. UU ini sebagai pengganti atas UU No 62 th
1958.
Sebelumnya, pembagian penduduk Indonesia berdasar
Indishe Staatregeling 1927 pasal 163, (warisan Belanda)
yaitu;
Golongan Eropa,
Golongan Timur Asing,
Golongan Bumiputra atau Pribumi
144

KEWARGANEGARAAN INDONESIA
Peraturan yang mengatur perihal kewarganegaraan di
Indonesia adalah UU No 12 th 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia
Hal-hal yang diatur dalam undang -undang ini adalah perihal;
siapa yang menjadi warga negara Indonesia ; syarat dan tata
cara memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia ;
kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia dan; syarat &
tata cara memperoleh kembali Kewarganegaraan Republik
Indonesia
Asas asas yang dipakai dalam UU ini adalah; asas ius
sanguinis, asas ius soli terbatas, asas kewarganegaraan
tunggal dan asas kewarganegaraan ganda terbatas
Undang undang ini tidak mengatur perihal isi kewarganegaraan
(hak dan kewajiban warga negara)
145

KEDUDUKAN WARGA NEGARA DALAM NEGARA


Dengan memiliki status sebagai warga negara, maka orang
memiliki hubungan hukum dengan negara. Hubungan itu
berwujud status, peran, hak dan kewajiban secara timbal
balik.
Sebagai warga negara maka ia memiliki hubungan timbal
balik yang sederajat dengan negaranya
Secara teori, status warga negara meliputi status pasif,
aktif, negatif dan positif.
Peran (role) warga negara juga meliputi peran yang pasif,
aktif, negatif dan positif (Cholisin, 2000)

146

PERAN WARGA NEGARA


Peran pasif adalah kepatuhan warga negara terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Peran aktif merupakan aktivitas warga negara untuk
terlibat (berpartisipasi) serta ambil bagian dalam
kehidupan bernegara, terutama dalam mempengaruhi
keputusan publik.
Peran positif merupakan aktivitas warga negara untuk
meminta pelayanan dari negara untuk memenuhi
kebutuhan hidup.
Peran negatif merupakan aktivitas warga negara untuk
menolak campur tangan negara dalam persoalan pribadi

147

Di Indonesia , hubungan antara warga negara dengan


negara (hak dan kewajiban) digambarkan dalam UUD 1945

Hubungan antara warga negara dengan negara Indonesia


tersebut digambarkan dalam pengaturan mengenai hak dan
kewajiban yang mencakup berbagai bidang

Hak dan kewajiban warga negara tercantum dalam pasal 27


sampai dengan pasal 34 UUD 1945

Penjabaran lanjut mengenai hak dan kewajiban warga


negara dituangkan dalam berbagai peraturan perundangundangan. Contoh hak dan kewajiban WNI dalam bidang
pendidikan pada pasal 31dijabaran kedalam UU No. 20 tahun
2003 tentang Sisdiknas

148

Disamping adanya hak dan kewajiban warga negara


terhadap negara , dalam UUD 1945 hasil amandemen I
telah dicantumkan adanya hak asasi manusia dan
kewajiban dasar manusia yaitu pada pasal 28 I J
UUD 1945
Selain itu ditentukan pula hak dan kewajiban yang
dimiliki negara terhadap warga negara.
Hak dan kewajiban negara terhadap warga negara
pada dasarnya merupakan kewajiban dan hak warga
terhadap negara

149

Beberapa contoh kewajiban negara adalah kewajiban


negara untuk menjamin sistem hukum yang adil,
kewajiban negara untuk menjamin hak asasi warga
negara , kewajiban negara untuk mengembangkan
sistem pendidikan nasional untuk rakyat, kewajiban
negara memberi jaminan sosial, kewajiban negara
memberi kebebasan beribadah.
Beberapa contoh hak negara adalah hak negara untuk
ditaati hukum dan pemerintahan, hak negara untuk
dibela, hak negara untuk menguasai bumi air dan
kekayaan untuk kepentingan rakyat.

150

UUD
1945
ISI UUD 1945

Terdiri atas dua bagian : Pembukaan dan Pasal-pasal


Pembukaan terdiri atas 4 alinea sebagai perwujudan
pandangan hidup, cita cita, dan falsafah yang merupakan
nilai-nilai luhur bangsa.
Pembukaan merupakan pokok kaidah yang fundamental bagi
NKRI
Nomor pasal mulai dari pasal 1 pasal 37.
Jumlah keseluruhan 21 bab, 73 pasal, 170 ayat, 3 pasal
Aturan Peralihan dan 2 pasal Aturan Tambahan
Bagian pasal berisi pengaturan mengenai; Bagian pasal berisi
pengaturan mengenai; identitas negara, lembaga negara,
sistem pemerintahan negara, hubungan warga negara dengan
negara, konsepsi negara , perubahan konstitusi , aturan
peralihan dan aturantambahan
151

KESEPAKATAN DASAR MENGENAI UUD 1945


Tidak mengubah Pembukaan UUD 1945
Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI)
Mempertegas sistem presidensiil
Penjelasan UUD 1945 yang memuat hal-hal normatif akan
dimasukan ke dalam pasal-pasal
Perubahan dilakukan dengan cara addendum

152

PERUBAHAN UUD 1945.


Perubahan atas UUD 1945 dilakukan dengan sistem
amendemen (melampirkan naskah perubahan pada
naskah asli)
Atau dilakukan dengan cara addendum (menyisipkan
kenaskah konstitusi asli). Bagian yang diamandemen menjadi
satu kesatuan dari konstitusi. Isi dari konstitusi asli yang
belum berubah masih tetap eksis
Amandemen konstitusi berbeda dengan pembaharuan
konstitusi . Yang terakhir ini berlaku konstitusi yang
sama sekali baru Konstitusi lama atau asli ditinggalkan
UUD 1945 terdiri dari lima naskah.
1) Naskah 1945 yang ditetapkan melalui Dekrit Presiden
5 Juli 1959.
2) Naskah perubahan pertama ditetapkan 19 Oktober
1999.
153

3) Naskah perubahan kedua ditetapkan 18 Agustus


2000.
4) Naskah perubahan ketiga ditetapkan November 2001.
5) Naskah perubahan ditetapkan 10 Agustus 2002.
Kelima naskah dijadikan satu, yang masing-masing
berlaku mengikat sesuai dengan tanggal ditetapkannya

154

DEMOKRASI
PENGERTIAN DEMOKRASI (SECARA ETIMOLOGIS)

Demokrasi berasal dari Bahasa Yunani yakni Demos


(rakyat) dan Cratos/Cratein (Pemerintahan atau
Kekuasaan) sehingga secara bahasa demokrasi adalah
pemerintahan rakyat atau kekuasaan rakyat.
Konsep demokrasi lahir di Yunani kuno dipraktekkan
dalam hidup bernegara antara abad ke-6 SM abad ke-4
SM.
Demokrasi yang dipraktekkan pada saat itu adalah
demokrasi langsung artinya hak rakyat untuk membuat
keputusan politik dijalankan oleh seluruh rakyat atau
warga negara (300.000 orang)
155

HAKEKAT DEMOKRASI
Demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional
untuk mencapai keputusan politik dimana individu-individu
memperolehkekuasaan untuk memutuskan cara
memperjuangkan kompetisi atas suara rakyat.
(Joseph. A. Schmeter)
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana
keputusan pemerintah yang penting secara langsung atau
tidak langsung didasarkan pada kesepakatan mayoritas
yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa (Sidney
Hook)

156

Demokrasi sebagai suatu sistem pemerintahan di mana


pemerintah dimintai tanggung jawab atas tindakantindakan mereka di wilayah publik oleh warga negara
yang bertindak secara langsung melalui kompetisi dan
kerja sama dengan para wakil mereka yang telah terpilih.
(Philipe C. Schmitter)
Demokrasi sebagai sistem politik merupakan suatu
sistem yang menunjukkan bahwa kebijakan umum
ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang
diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihanpemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip
kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana
terjaminnya kebebasan politik (Henry B. Mayo)
157

DEMOKRASI SEBAGAI BENTUK PEMERINTAHAN


Plato membagi bentuk pemerintahan secara klasik :
Monarki, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang
oleh seseorang sebagai pemimpin tertinggi dan
dijalankan untuk kepentingan rakyat banyak
Tirani, yakni bentuk pemerintahan yang dipegang oleh
seseorang sebagai pemimpin tertinggi dan dijalankan
untukk epentingan pribadi
Aristokrasi, yakni bentuk pemerintahan yang dipegang
oleh sekelompok orang yang memimpin dan dijalankan
untuk kepentingan rakyat banyak
158

Demokrasi, yaitu bentuk pemerintahan yang


dijalankan oleh rakyat dan dijalankan untuk
kepentingan rakyat banyak.
Mobokrasi/Okhlorasi, bentuk pemerintahan yang
dijalankan oleh rakyat yang tidak tahu apa-apa, tidak
berpendidikan, tidak paham pemerintahan yang
akhirnya pemerintahan yang dijalankan tidak berhasil
untuk kepentingan rakyat banyak.

159

Nicollo Machiavelli membagi bentuk pemerintahan


yang diterima dan dianut hingga saat ini :
Monarki, yaitu bentuk pemerintahan yang bersifat
kerajaan yang dipimpin oleh raja, kaisar, sultan,
dsb. Pemimpin ditunjuk atas dasar keturunan atau
pewarisan
Republik, yakni bentuk pemerintahan yang dipimpin
oleh seorang presiden atau perdana menteri.
Pemimpin dipilih atas dasar pemilihan

160

DEMOKRASI SEBAGAI SISTEM POLITIK


Henry B Mayo : demokrasi sebagai sistem politik merupakan
suatu sistem yang menunjukkan bahwa kebijakan umum
ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi
secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan berkala yang
didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan
dalam suasana terjaminnya kebebasan politik.
Huntington : sistem politik dikatakan demokratis apabila para
pembuat keputusan kolektif yang paling kuat dalam sistem itu
dipilih melalui pemilu yang adil, jujur dan berkala dan di dalam
sistem itu para calon bebas bersaing untuk memperoleh
suara dan hampir semua penduduk dewasa berhak
memberikan suaranya.

161

JENIS DEMOKRASIi BERDASARKAN PRINSIP IDEOLOGI

Demokrasi Liberal :
Demokrasi ini memberikan kebebasan yang luas pada
individu.
Campur tangan pemerintah diminimalkan bahkan ditolak .
Tindakan sewenang-wenang pemerintah terhadap warganya
dihindari.
Pemerintah bertindak atas dasar konstitusi .
Demokrasi Proleter/rakyat :
Demokrasi ini bertujuan menyejahterakan rakyat.
Negara yang dibentuk tidak mengenal perbedaan kelas.
Semua warga negara mempunyai persamaam dalam
hukum dan politik

162

JENIS DEMOKRASI BERDASARKAN WEWENANG & HUBUNGAN


ANTAR ALAT KELENGKAPAN NEGARA

Demokrasi Sistem Parlementer :


DPR lebih kuat dari pada pemerintah
Menteri bertanggung jawab kepada parlemen
Program kebijaksanaan kabinet disesuaikan dengan
tujuan politik anggota parlemen
Kedudukan kepala negara sebagai simbol tidak dapat
diganggu gugat.
Demokrasi Sistem Presidensiil:
Negara dikepalai presiden
Kekuasaan eksekutif dijalankan berdasarkan
kedaulatan yang dipilih oleh rakyat
163

Presiden memiliki kekuasaan mengangkat dan


memberhentikan menteri
Menteri tidak bertanggung jawab kepada DPR
Presiden dan DPR mempunyai kedudukan yang
sama sebagai lembaga negara tidak dapat saling
membubarkan

164

PRINSIP SISTEM POLITIK DEMOKRASI


(Sukarna, 1981)
Pembagian kekuasaan (eksekutif, legislatif, yudikatif)
Pemerintahan konstitusional
Pemerintahan berdasar hukum
Pemerintahan mayoritas
Pemerintahan dengan diskusi
Pemilu yang bebas
Parpol lebih dari satu & mampu menjalankan fungsinya
Manajemen yang terbuka
Pers yang bebas
Pengakuan terhadap hak minoritas
Perlindungan terhadap HAM
Peradilan yang bebas dan tidak memihak
Pengawasan terhadap administrasi negara
165

Mekanisme politik yang berubah antara kehidupan


politik masyarakat dan pemerintah
Kebijakan pemerintah dibuat oleh badan perwakilan
Penempatan pejabat pemerintahan atas dasar merit
system bukan pool system
Penyelesaian secara damai bukan kompromi
Jaminan terhadap kebebasan individu dalam batasbatas tertentu
UUD yang demokratis
Prinsip persetujuan

166

PRINSIP SISTEM POLITIK NON-DEMOKRASI


Kekuasaan (eksekutif, legislatif, yudikatif) menjadi satu
Pemerintahan tidak berdasarkan konstitusi
Pemerintahan berdasar atas kekuasaan (rule of power)
Pembentukan pemerintahan tidak berdasarkan musyawarah
Pemilu yang tidak demokratis
Parpol hanya satu dan memonopoli kekuasaan
Manajemen pemerintahan tertutup dan tidak bertanggung
jawab
Menekan dan tidak mengakui hak minoritas warga negara
Tidak ada kebebasan berpendapat. Pers yang dibatasi
Tidak ada perlindungan terhadap HAM
Badan Peradilan yang tidak bebas dan bahkan memihak
167

Tidak ada kontrol terhadap administrasi negara


Mekanisme politik yang tidak dapat berubah antara
kehidupan politik masyarakat dan pemerintah
Penyelesaian permasalahan dengan cara kekerasan
Tidak ada jaminan terhadap hak-hak dan kebebasan
individu
Prinsip dogmatisme dan banyak berlaku doktrin

168

DEMOKRASI SEBAGAI SIKAP HIDUP


Pemerintahan atau sistem politik demokratis tidak
datang, tumbuh dan berkembang dengan sendirinya
Demokrasi bukanlah taken for granted,
demokrasi membutuhkan usaha nyata dari setiap warga
maupun penyelenggara negara untuk berperilaku
sedemikian rupa sehingga mendukung pemerintahan
atau sistem politik demokrasi
Perilaku demokrasi terkait dengan nilai-nilai demokrasi
akan membentuk kultur demokrasi

169

KULTUR DEMOKRASI
Henry B. Mayo dan Mirriam Budiardjo (1990):

Menyelesaikan pertikaian-pertikaian secara damai dan


sukarela
Menjamin terjadinya perubahan secara damai dalam suatu
masyarakat yang selalu berubah
Pergantian penguasa dengan teratur
Penggunaan paksaan sesedikit mungkin
Pengakuan dan penghormatan terhadap nilai
keanekaragaman
Menegakkan keadilan
Memajukan ilmu pengetahuan
Pengakuan dan pernghormatan terhadap kebebasan
170

Zamroni (2001):
Toleransi
Kebebasan mengemukakan pendapat
Menghormati perbedaan pendapat
Memahami keanekaragaman dalam masyarakat
Terbuka dan komunikasi
Menjunjung nilai dan martabat kemanusiaan
Percaya diri
Tidak menggantungkan pada orang lain
Saling menghargai
Mampu mengekang diri
Kebersamaan
Keseimbangan
171

Nurcholish Madjid (2003):


Kesadaran akan Pluralisme
Prinsip Musyawarah
Adanya pertimbangan moral
Permufakatan yang jujur dan adil
Pemenuhan segi-segi ekonomi
Kerja sama antar warga
Pandangan hidup demokrasi sebagai unsur yang
menyatu dengan sistem pendidikan

172

Demokrasi di Indonesia
Periode 1945 1959 : Demokrasi Parlementer
Periode 1959 1965 : Demokrasi Terpimpin
Periode 1965 1998 : Demokrasi Pancasila Terpimpin
Periode 1998 sekarang : Demokrasi Pancasila Civil
Society

173

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI DEMOKRASI DALAM


DEMOKRASI PANCASILA
Demokrasi Pancasila

1. Kedaulatan rakyat
2. Republik Demokrasi
3. Negara berdasar atas hukum
4. Pemerintahan yang konstitusional
5. Sistem Perwakilan
6. Prinsip Musyawarah
7. Prinsip Ketuhanan Pancasila

174

PENYIMPANGAN NILAI-NILAI DEMOKRASI DAN UPAYA


REORIENTASI NILAI
Penyimpangan DEMOKRASI
PANCASILA ORDE BARU

1. Pemilu lebih
demokratis
2. Parpol lebih
mandiri dan
tidak dominan
3. Pengaturan HAM
4. Lembaga
demokrasi lebih
berfungsi

1. Penyelenggaraan Pemilu yang tidak jujur dan


tidak adil
2. Pengekangan kebebasan berpolitik bagi PNS
(monoyalitas)
3. Masih ada intervensi pemerintah terhadap
lembaga peradilan.
4. Kurangnya jaminan kebebasan mengemukakan
pendapat
5. Sistem kepartaian yang t idak otonom
6. Maraknya praktek kolusi, korupsi dan
nepotisme dalam segala aspek
7. Pembatasan jumlah parpol secara paksa
8. Adanya pembatasan pers
Upaya perbaikan DEMOKRASI PANCASILA
PASCA ORDEBARU
175

Hubungan Pemilu dan Parpol dalam Sistem Demokrasi


Unsur penting demokrasi yang perlu mendapat perhatian
adalah pemilu dan partai politik
Pemilu merupakan mekanisme demokrasi untuk
memutuskan pergantian pemerintah di mana rakyat
dapat menyalurkan hak politiknya secara bebas dan
aman.
Selain sebagai struktur kelembagaan politik yang
anggotanya bertujuan mendapatkan kekuasaan dan
kedudukan politik, parpol adalah sebagai wadah bagi
penampungan aspirasi rakyat
Peran tersebut merupakan implementasi nilai-nilai
demokrasi yakni keterlibatan masyarakat untuk
melakukan kontrol terhadap penyelenggaraan negara
176

Terkait dengan sistem politik adalah sistem kepartaian


yang berbeda padasetiap negara :
Sistem satu partai
Sistem Dwipartai
Sistem Banyak Partai

177

PENDIDIKAN DEMOKRASI
Pendidikan Demokrasi secara Formal : pendidikan yang
lewat tatap muka, diskusi timbal balik, prersentasi, serta
studi kasus
Pendidikan Demokrasi secara Informal : pendidikan yang
lewat tahap pergaulan di rumah maupun masyarakat,
sebagai bentuk aplikasi nilai berdemokrasi sebagai hasil
interaksi terhadap lingkungan sekitarnya dan langsung
dapat dirasakan hasilnya
Pendidikan Demokrasi secara Nonformal : pendidikan yang
melewati lingkungan masyarakat secara lebih makro
karena pendidikan di luar sekolah memiliki parameter yang
signifikan terhadap pembentukan jiwa seseorang.

178

HAM
PENGERTIAN HAM

Istilah HAM merupakan terjemahan dari Human Rights


(Inggris)
Di Indonesia dikenal dengan Hak Azasi atau hak-hak
dasar atau hak-hak fundamental.
UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM mendefinisikasi
HAM sebagai seperangkat hak yang melekat pada
hakekat keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan
YME.

179

HAKEKAT & CIRI HAM

Hakekat HAM adalah konsep moral, sehingga


penerapannya sangat dipengaruhi oleh kesadaran
manusia.
Cir i-ciri HAM
Merupakan hak yang berisi norma yang sudah pasti
dan memiliki prioritas tinggi yang penegakannya
bersifat wajib
Bersifat universal
Dianggap ada dengan sendirinya
Dipandang sebagai norma yang penting
Mengaplikasikan kewajiban bagi individu dan
pemerintah
Menetapkan standar minimal bagi praktek
kemasyarakatan dan kenegaraan yang baik
180

KONSEP HAM
Menurut konsep negara-negara Barat :
Berkehendak meninggalkan konsep negara yang
mutlak
Berkehendak untuk mendirikan federasi rakyat yang
bebas, negara sebagai koordinator dan pengawas
Filosofi Dasar : hak azasi tertanam dalam diri
individu
Hak azasi lebih dulu ada dibanding tatanan negara

181

Menurut konsep Sosialis:


Hak azasi hilang dari individu dan terintegrasi dalam
masyarakat
Hak azasi manusia tidak ada sebelum negara ada
Negara berhak membatasi hak azasi manusia
apabila situasi menghendaki
Menurut konsep bangsa Asia-Afrika:
HAM tidak boleh bertentangan dengan ajaran agama/
sesuai dengan kodratnya
Masyarakat sebagai keluarga besar dengan
penghormatan utama untuk kepala keluarga
Individu tunduk kepada kepala adat yang menyangkut
tugas dan kewajiban anggota masyarakat
182

Menurut Konsep Pancasila :


Manusia adalah mahluk Tuhan, berperan sebagai
pengelola dan pemelihara alam semesta secara
seimbang
Hak dan kewajiban azasi manusia bersumber dari
ajaran agama
HAM meliputi hak hidup, hak keluarga, hak
mengembangkan diri, hak keadilan, hak kemerdekaan,
hak berkomunikasi, hak keamanan
Perumusan HAM dilandasi oleh pemahaman adanya
hubungan manusia dengan tuhan, manusia dan
lingkungannya
Bangsa Indonesia menyadari, mengakui,menghormati,
dan menjamin HAM orang lain sebagai suatu
kewajiban
183

NKRI memiliki hak azasi yang harus dihormati dan


ditaati oleh setiap warga negara.
Sebagai anggota PBB, bangsa dan negara Indonesia
memiliki tanggung jawab dan kewajiban menghormati
deklarasi HAM PBB sepanjang tidak bertentangan
dengan Pancasila.

184

Menurut Konsep PBB :


Suatu pelaksanaan umum yang baku tentang HAM bagi
semua bangsa dan negara
Pengakuan dan pelaksanaan hak dan kebebasan secara
umum dan efektif oleh bangsa-bangsa dari negara
anggota
HAM meliputi hak sipil, politik, ekonomi, sosial dan
kebudayaan yang dinikmati manusia di dunia yang
mendorong penghargaan terhadap HAM
Manakala manusia telah memproklamasikan diri menjadi
suatu kaum atau bangsa dalam suatu negara status
manusia individual akan menjadi status warga negara
Pemberian hak sebagai warga negara diatur dalam
mekanisme kenegaraan
Sebagai warga negara, tiap individu tidak hanya
memperoleh hak tetapi juga kewajiban.

185

SEJARAH HAM DI INDONESIA


Periode Sebelum Kemerdekaan

Budi Utomo, pemikiran : hak kebebasan berserikat dan


mengeluarkan pendapat
Perhimpunan Indonesia, pemikiran : hak untuk menentukan
nasib sendiri
Syarikat Islam, pemikiran : hak penghidupan yang layak dan
bebas dari penindasan dan diskriminasi rasial
Indische Partij, pemikiran : hak untuk mendapatkan
kemerdekaan dan perlakuan yang sama
PNI, pemikiran : hak untuk memperoleh kemerdekaan
Organisasi pendidikan Nasional, pemikiran : hak
menentukan nasib sendiri, mengeluarkan pendapat,
berserikat & berkumpul, persamaan di muka hukum dan
turut dalam penyelenggaraan negara
186

Periode Setelah Kemerdekaan (1)


1945 1950
Hak untuk merdeka
Hak kebebasan untuk berserikat melalui organisasi
politik yang didirikan
Hak kebebasan untuk menyampaikan pendapat di
parlemen
1950 1959
Parpol dengan beragam ideologinya
Kebebasan pers yang bersifat liberal
Pemilihan umum dengan sistem multipartai
Parlemen sebagai lembaga kontrol pemerintah
Wacana pemikiran HAM kondusif karena
pemerintah memberikan kebebasan
187

Periode Setelah Kemerdekaan (2)


1959 1966
Pemikiran HAM dalam masa ini tidak mendapat ruang
kebebasan dari pemerintah terhadap hak sipil
Sikap pemerintah bersifat restriktif (pembatasan yang
ketat oleh kekuasaan)
Sistem pemerintahan berubah dari parlementer ke
demokrasi terpimpin
1966 1998
Kurun waktu 1967-1970 berusaha melindungi
kebebasan dasar manusia yang ditandai dengan
judicial review yang diberikan ke MA
Kurun waktu 1970-1980 pemerintah melakukan
pemasungan HAM dengan sikap defensif dan represif
ditandai dengan produk hukum yang bersifat
membatasi
188

Kurun waktu 1990 an, pemikiran HAM sudah ada


realisasinya dengan dibentuknya Komnas HAM
(Keppres 50/1997)
Kurun waktu 1998 sekarang, HAM mendapat
pengakuan resmi terutama dalam amandemen UUD
1945 termasuk keluarnya UU No. 39 Tahun 1999
tentang HAM

189

HAM DALAM FILSAFAT PANCASILA


Secara filsafati, Pancasila memandang bahwa manusia
dianugerahi oleh Tuhan akal budi dan nurani yang memberi
kemampuan untuk membedakan yang baik dan buruk yang
akan membimbing dan mengarahkan perilaku manusia
HAM dalam nilai dasar Pancasila tidak saja berisi
kebebasan dasar tetapi juga berisi kewajiban dasar yang
melekat secara kodrati. Hak dan kewajiban azasi ini tidak
dapat diingkari. HAM menajdi dasar berbangsa & bernegara
Pancasila sebagai dasar negara mengandung konsep bahwa
manusia diciptakan oleh Tuhan bersifat monodualistik, yakni
sebagai mahluk individu yang bersifat perorangan sekaligus
mahluk sosial
Kewajiban menjunjung tinggi HAM tercermin dalam
pembukaan UUD 1945
190

HAM dalam UUD 1945


Hak atas kedudukan yang sama dalam hukum dan
pemerintahan (Ps. 27 ayat 1)
Hak atas penghidupan yang layak (Ps. 27 ayat 2)
Hak atas bela negara (Ps. 27 ayat 3)
Hak atas kebebasan berserikat/berkumpul (Ps. 28)
Hak atas kebebasan beragama (Ps. 29 ayat 2)
Hak atas pertahanan dan keamanan (Ps.30 ayat 1)
Hak atas pendidikan (Ps. 31 ayat 1)

191

HAM dalam UU No. 39/1999


Hak Hidup (Ps. 9)
Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan (Ps. 10)
Hak mengembangkan diri (Ps. 11-16)
Hak memperoleh keadilan (Ps.17-19)
Hak atas kebebasan pribasi (20-27)
Hak atas rasa aman (Ps. 28-35)
Hak atas kesejahteraan (Ps. 36-42)
Hak turut serta dalam pemerintahan (Ps. 43-44)
Hak wanita (45-51)
Hak Anak (52-66)
192

PENEGAKAN HAM DI INDONESIA


Penguatan upaya pemberantasan korupsi melalui RAN
Taskor
Pelaksanaan RAN Taskor sebagai Gerakan Nasional
Peningkatan penegakan hukum terhadap terorisme dan
penyalahgunaan narkoba
Peningkatan efektifitas dan penguatan lembaga/instansi
hukum yang bertugas mencegah korupsi
Peningkatan efektifitas dan penguatan lembaga/instansi
hukum yang bertugas menegakkan HAM
Peningkatan upaya penghormatan persamaan terhadap
setiap warga negara di depan hukum melalui keteladanan
kepala negara
Pelaksanaan audit reguler atas seluruh kekayaan pejabat
pemerintah dan negara
193

Peninjauan serta penyempurnaan konsep dasar dalam


mewujudkan proses hukum yang lebih sederhana, cepat,
tepat dan biaya terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
Peningkatan berbagai kegiatan operasional penegakan
hukum dan HAM dAlam rangka penyelenggaraan ketertiban
sosial
Pembenahan sistem manajemen kelembagaan hukum yang
transparan
Penyelamatan barang bukti akuntabilitas kinerja yang berupa
dokumen/arsip lembaga negara untuk mendukung
penegakan hukum dan HAM
Peningkatan k oordinasi dan kerja sama yang menjamin
efektifitas penegakan hukum dan HAM
Pembaharuan materi hukum yang terkait dengan
pemberantasan korupsi
194

Peningkatan pengawasan arus lalu lintas orang keluar


maupun ke dalam negeri
Peningkatan fungsi intelijen agar aktifitas terorisme dapat
dicegah
Peningkatan penanganan dan tindakan hukum terhadap
penyalahgunaan narkotika

195

LEMBAGA PENEGAKAN HAM DI INDONESIA


Komnas HAM
Komnas Perlindungan Anak Indonesia
Komisi Nasional Perlindungan Anak
Komisi Perlindungan Anak Indonesia
Komnas Perempuan
Pengadilan HAM

196

HAM DALAM AJARAN AGAMA

Tak seorangpun diantara kamu benar-benar orang beriman


sebelum dia menginginkan bagi saudara-saudaranya apa
yang dia inginkan bagi dirinya sendiri (Sunnah-Islam)
Perbuatlah terhadap orang lain apa yang kamu kehendaki
mereka perbuat terhadap kamu, karena demikianlah
ajaran hukum Taurat dan Firman yang disampaikan Allah
melalui para Nabi (Kristen)
Janganlah menyakiti orang lain dengan cara-cara yang
akan mendapati dirimu sendiri disakiti (Budha)
Jangan lakukan kepada orang lain apa yang kamu
sendiri tidak suka dilakukan pada dirimu. Maka tidak akan
ada kepahitan/kemarahan melawanmu, baik dalam
keluargamu maupun di dalam negeri (Konfusius)
197

TANTANGAN PENEGAKAN HAM DI INDONESIA


Tantangan bagi bangsa Indonesia adalah berkaitan dengan adanya
pelanggaran berat terhadap HAM. Pelanggaran berat yang sesuai
dengan UU No. 26 Tahun 2000 tentangPengadilan HAM
mencakup Kejahatan Genosida dan Kejahatan Kemanusiaan
Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan
dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan
seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnik,
kelompok agama
Kejahatan kemanusiaan adalah salah satu perbuatan yang
dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau
sistemik yang diketahuinya bahwa serangan itu ditujukan
langsung terhadap penduduk sipil

198

199

200

201

202

203

204

205

206

207

208

209

210

211

212

Anda mungkin juga menyukai