Anda di halaman 1dari 7

Pengertian Profesi Keguruan

Menurut Kartadinata, profesi guru adalah orang yang memiliki latar belakang
pendidikan keguruan yang memadai, keahlian guru dalam melaksanakan tugas-tugas
kependidikan diperoleh setelah menempuh pendidikan keguruan tertentu, dan kemampuan
tersebut tidak dimiliki oleh warga masyarakat pada umumnya yang tidak pernah mengikuti
pendidikan keguruan.
Profesi guru merupakan suatu bidang pekerjaan khusus yang memerlukan keahlian,
kemampuan, ketelatenan, dan pengetahuan yang digunakan untuk melaksanakan tugas pokok
seperti mendidik, mengajar, membimbing, melatih, serta mengevaluasi peserta didiknya, agar
memiliki sikap dan prilaku yang diharapkan.
Profesi pendidikan adalah satu kegiatan atau pekerjaan sesuai keahliannya yang
diberikan atau diajarkan kepada peserta didik agar bisa berperan aktif dalam hidupnya
sekarang dan masa datang.
Profesi guru memerlukan persyaratan/kriteria khusus yaitu:
1. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual
Jabatan guru memenuhi kriteria ini, karena mengajar melibatkan upaya yang
sifatnya sangat didominasi kegiatan intelektual. Selanjutnya, kegiatan yang dilakukan
anggota profesi adalah dasar bagi persiapan dari semua kegiatan profesional lainnya.
2. Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmuyang khusus
Anggota suatu profesi menguasai bidang ilmu yang membangun keahlian mereka dan
melindungi masyarakat dari penyalahgunaan, amatiran yang tidak terdidik, dan kelompok
tertentu yang ingin mencari keuntungan. Namun, belum ada kesepakatan tentang bidang ilmu
khusus yang melatari pendidikan atau keguruan (Ornstein dan Levine, dalam Soetjipto dan
Kosasi, 2004:19).
3. Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang lama (dibandingkan dengan pekerjaan
yang memerlukan latihan umum belaka)
Terdapat perselisihan pendapat mengenai hal yang membedakan jabatan profesional
dan non-profesional yaitu dalam penyelesaian pendidikan melalui kurikulum. Pertama, yakni
pendidikan melalui perguruan tinggi disediakan untuk jabatan profesional, sedangkan yang
kedua yakni pendidikan melalui pengalaman praktek bagi jabatan non-profesional (Ornstein
dan Levine, 2004:21)
4. Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan
Jabatan guru cenderung menunjukkan bukti yang kuat sebagai jabatan profesional,
sebab hampir tiap tahun guru melakukan kegiatan latihan profesional, baik yang

mendapatkan penghargaan kredit maupun tidak. Justru disaat sekarang ini bermacam-macam
pendidikan profesional tambahan diikuti guru dalam menyetarakan dirinya dengan kualifikasi
yang ditetapkan.
5. Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen.
Diluar negeri barangkali syarat jabatan guru sebagai karier permanen merupakan titik
yang paling lemah dalam menuntut bahwa mengajar adalah jabatan profesional. Banyak guru
baru yang hanya bertahan selama satu atau dua tahun saja pada profesi mengajar, setelah itu
mereka pindah kerja kebidang lain yang lebih menjanjikan bayaran yang lebih tinggi.
6. Jabatan yang menentukan baku (standarnya) sendiri
Karena jabatan guru menyangkut hajat orang banyak, maka baku untuk jabatan guru
ini sering tidak diciptakan oleh anggota profesi sendiri. Baku jabatan guru masih sangat
banyak diatur oleh pihak pemerintah, atau pihak lain yang menggunakan tenaga guru tersebut
seperti yayasan pendidikan swasta.
7. Jabatan yang lebih mementingkan layanan di ataskeuntungan pribadi
Jabatan mengajar adalah jabatan yang mempunyai nilai sosial yang tinggi. Guru yang
baik akan sangat berperan dalam mempengaruhi kehidupan yang lebih baik dari warga
Negara masa depan. Jabatan guru telah terkenal secara universal sebagai suatu jabatan yang
anggotanya termotivasi oleh keinginan untuk membantu orang lain, bukan disebabkan oleh
keuntungan ekonomi ataupun keuangan.
8. Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
Semua profesi yang dikenal mempunyai organisasi profesional yang kuat untuk dapat
mewadahi tujuan bersama dan melindungi anggotanya. Dalam beberapa hal, jabatan guru
telah memenuhi kriteria ini dan dalam hal lain belum dapat dicapai. Di Indonesia telah ada
Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGRI) yang merupakan wadah seluruh guru mulai dari
guru taman kanak-kanak sampai guru sekolah lanjutan tingkat atas, dan ada pula Ikatan
Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) yang mewadahi seluruh sarjana pendidikan.
Oemar Hamalik dalam bukunya Proses Belajar Mengajar (2001;118), guru
professional harus memiliki persyaratan, yang meliputi:
a)Memiliki bakat sebagai guru.
b)

Memiliki keahlian sebagai guru.

c)Memiliki keahlian yang baik dan terintregasi.


d)

Memiliki mental yang sehat.

e)Berbadan sehat.

f) Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas.


g)

Guru adalah manusia berjiwa pancasila.

h)

Guru adalah seorang warga Negara yang baik.


Guru yang profesional harus memiliki kompetensi sebagai berikut :

a) Kompetensi Profesional, artinya guru memiliki pengetahuan yang luas serta dalam dari
bidang studi yang akan diajarkan, serta penguasaan metodologis dalam arti memiliki
pengetahuan konsep. Guru harus mampu memilih metode yang tepat serta mampu
menggunakan berbagai metode dan strategi dalam proses pembelajaran. Guru pun harus
memiliki pengetahuan yang luas tentang landasan kependidikan dan pemahaman terhadap
peserta didik.
b) Kompetensi Personal, artinya guru harus memiliki kepribadian yang mantap, sehingga
mampu menjadi sumber identifikasi bagi subjek. Guru memiliki kepribadian yang patut
diteladani, sehingga mampu melaksanakan kepemimpinan yang dikemukakan oleh Ki
Hajar Dewantara, yaitu : tut wuri handayani, ing madya mangun karso, ing ngarso sung
tulodo. Dalam pepatah Bugis di ungkapakan : ri oloi napatiroang, ritengngai naparagaraga, ri monriwi napaampiri.
c) Kompetensi Sosial, artinya guru harus menunjukkan kemampuan berkomunikasi sosial, baik
dengan peserta didik maupun dengan sesama guru, dengan kepala sekolah bahkan dengan
masyarakat luas.
d) Kompetensi Pelayanan, artinya guru harus memberikan pelayanan sebaik-baiknya

yang

berarti mengutamakan nilai kemanusiaan daripada nilai benda materi

KODE ETIK KEGURUAN


a. Pengertian kode etik
1. Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian, pasal
28 Undang-Undang ini dengan jelas menyatakan bahwa Pegawai Negeri Sipil
mempunyai kode etik sebagai pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan didalam dan
diluar kedinasan.
2. Dalam pidato pembukaan Kongres PGRI XIII,Basumi sebagai ketua umum PGRI
menyatakan bahwa kode atik guru indonesia merupakan landasan moral dan pedoman
tingkah laku guru warga PGRI dalam melaksanakan panggalilan pengabdiannya bekerja

sebagai guru (PGRI, 1973). Dari pendapat ketua umum PGRI ini dapat ditarik kesimpulan
bahwa dalam kode etik guru indonesia terdapat dua unsur pokok yakni: (1) sebagai
landasan moral. (2) sebagai pedona tingkah laku.
Dari uraian tersebut kelihatan, bahwa kode etik suatu profesi adalah norma-norma
yang harus diindahkan oleh setiap anggota profesi di dalam melaksanakan tugas profesinya
dan dalam hidupnya di masyarakat. Norma-norma tersebut berisi petunjuk-petunjuk bagi para
anggota profesi tentang bagaimana mereka melaksanakan profesinya dan larangan-larangan,
yaitu ketentuan-ketentuan tentang apa yang tidak boleh diperbuat atau dilaksanakan oleh
mereka, melainkan juga menyangkut tingkah laku anggota profesi pada umumnya dalam
pergaulan sehari-hari di dalam masyarakat.
Adapun kode etik guru Indonesia adalah :
a.

Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya
yang berjiwa Pancasila.

b.

Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional.

c.

Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan
bimbingan dan pembinaan.

d.

Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses


belajar-mengajar.

e.

Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk
membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.

f.

Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan
martabat profesinya.

g.

Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan social.

h.

Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sarana
perjuangan dan pengabdian.

i.

Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.


b. Fungsi Kode etik guru
Pada dasarnya kode etik memiliki fungsi ganda yaitu sebagai perlindungan dan
pengembangan bagi profesi .fungsi seperti itu sama seperti apa yang dikemukakan Gibson
dan Michel (1945-449) yang lebih mementingkan pada kode etik sebagai pedoman
pelaksanaan tugas professional dan pedoman bagi masyarakat sebagai seorang professional.
Biggs dan blocher(1986-10) mengemukakan tiga fungsi kode etik yaitu
1)

Melindungi suatu profesi dari campur tangan pemerintah

2)

Mencegah terjadinya suatu pertentangan internal dalam suatu profesi

3)

Melindungi para praktisi dari kesalahan praktik suatu profesi. Sutan Zahri dan Syahmiar
Syahrun(1992) mengemukakan :
1) Agar guru terhindar dari penyimpangan tugas yang menjadi tanggung jawabnya
2) Untuk mengatur hubungan guru dengan murid, teman sekerja, masyrakat , dan
pemerintah
3) Sebagai pegangan dan pedoman tingkah laku guru agar lebih bertanggung jawab pada
profesinyau
4) Pemberi arah dan petunjuk yang benar kepada mereka yang menggunakan profesinya
dalam melaksanakan tugas
Kode etik guru sesungguhnya merupakan pedoman yang mengatur hubungan guru
dengan teman kerja, murid dan wali murid, pimpinan dan masyrakat serta dengan misi
tugasnya. Menurut Oteng Sutisna(1986-364)bahwa pentingnya kode etik guru dengan teman
kerjanya difungsikan sebagai penghubung serta saling mendukung dalam bidang mendidik
peserta didik.
Etika hubungan guru dengan peserta didik menuntut terciptanya hubungan berupa
helping relationship(brammer,1979),yaitu hubungan yang bersifat membantu dengan
mengupayakan terjadinya iklim belajar yang kondusif bagi perkembangan peserta didik.
Etika hubungan guru dengan pimpinan di sekolah menuntut adanya kepercayaan. bahwa guru
percaya kepada pimpinannya dalam member tugas dapat dan sesuai kemampuan serta guru
percaya setiap apa yang telah dikerjakan mendapatkan imbalan dan sebaliknya pimpinan
harus

yakin

bahwa

tugas

yang

telah

diberikan

telah

dapat

dilaksanakan

Guru sangat perlu memelihara hubungan baik dengan masyarakat untuk kepentingan
pendidikan. Guru juga harus menghayati apa saja yang menjadi tanggung jawab tugasnya
c. Deskripsi Kode Etik

Guru memiliki kewajiban untuk membimbing anak didik seutuhnya dengan tujuan
membentuk manusia pembangunan yang pancasila. Inilah bunyi kode etik guru yang
pertama dengan istilah berbakti dan membimbing yang artinya mengabdi tanpa pamrih
dan tidak pandang bulu dengan membantu (tanpa paksaan, manusiawi)istilah seutuhnya
lahir batin, secara fisik dan psikis. Jadi guru harus berupaya dalam membentuk manusia
pembangunan pancasila harus seutuhnya tanpa pamrih.

Menentukan tujuan pembelajaran yang harus dicapai, baik yang bersifat umum maupun
khusus

Menjabarkan materi pembelajaran atas sejumlah unit pembelajaran yang dirangkaikan


Memberi pelajaran secara klasikal sesuai dengan unit pelajaran yang sedang dipelajari
Memberikan pertolongan khusus kepada siswa yang belum mencapai tingkat penguasaan
yang ditentukan.

7 Indikator tersebut adalah sebagai berikut :


1.

Memiliki Ketrampilan mengajar yang baik.

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah kompetensi Pedagogik.
Guru yang mempunyai kompetensi pedagogik adalah guru yang mempunyai ketrampilan
mengajar yang baik, yaitu dengan berbagai cara dalam memilih model, strategi dan metode
pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik Kompetensi Dasar dan karakteristik
peserta didiknya.
2.

Memiliki Wawasan yang luas.

Seorang Guru hendaknya secara terus menerus mengembangkan dirinya dengan


meningkatkan penguasaan pengetahuan secara terus menerus sehingga pengetahuan yang
dimilikinya senantiasa berkembang mengikuti perkembangan jaman. Apalagi saat ini
teknologi informasi dan komunikasi sudah sangat maju, merambah hingga kepelosok.
3.

Menguasai Kurikulum.

Kurikulum dapat berubah sesuai dengan kebutuhan pengguna lulusan dan masukan para
pakar. Saat ini pemerintah telah memulai implementasi Kurikulum 2013 secara terbatas.
Penerapan kurikulum baru ini direncanakan akan terus dilaksanakan hingga tuntas di tahun
2015 yang akan datang. Meskipun sebahagian sekolah yang sifatnya non piloting masih
menerapkan KTSP, bagi guru profesional, tentu sudah berusaha untuk mencari tahu mengenai
kurikulum baru ini.
4.

Menguasai media pembelajaran

Guru profesional harus mampu menguasai media pembelajaran, Pengembangan alat/media


pembeljaran dapat berbasis kompetensi lokal maupun modern dan berbasi ICT. Apalagi salah
satu prinsip Kurikulum 2013 adalah penerapan TIK didalam proses pembelajaran, menuntut
guru untuk mampu menguasai media pembelajaran salah satunya pembelajaran berbasis TIK

5.

Penguasaan teknologi.

Penguasaan teknologi mutlak diperlukan oleh guru. Guru hendaknya menguasai materi dan
sekaligus metode penelitiannya sesuai dengan kedalaman materi yang diajarkan. jaringan
dengan Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian dan Instansi yang terkait lainnya. Termasuk
juga perangkat teknologi salah satunya adalah perangkat teknologi komunikasi dan informasi.
Guru yang profesional sudah harus mampu menggunakan laptop, proyektor, internet, dan
perangkat teknologi pendukung pembelajaran lainnya.
6.

Menjadi teladan yang baik.

Guru hendaknya menjadi teladan yang baik bagi peserta didiknya. Teladan dalam artian
dalam segala hal. Meskipun guru juga manusia yang dapat khilaf dan salah, tetapi dalam
pembelajaran dan dihadapan siswa, guru profesional dituntut mampu untuk menjadi contoh
terbaik.
7.

Memiliki kepribadian yang baik.

Untuk menjadi contoh terbaik, maka salah satu hal mutlak yang harus dimiliki oleh seorang
guru profesional adalah guru tersebut harus memiliki kepribadian yang baik. Baik tingkah
polah, perilaku akhlak dan tidak ketinggalan agamanya. Karena tingkah polah, akhlak dan
perilaku akan hadir dengan sendirinya dari kepribadian seseorang yang beragama baik pula.

Anda mungkin juga menyukai