PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan yang berlangsung disegala bidang ekonomi di Indonesia dewasa ini telah
memberikan dampak yang sangat luas di bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan dan
kependudukan. Peningkatan di bidang ekonomi, pendidikan dan kesehatan tercermin anatara
lain dengan meningaktnya usia harapan hidup pria dan wanita, bertambahnya proporasi
wanita yang masuk dalam angkatan keraja dan meningkatnya kebutuhan pelayanan
kesehatan.
Jumlah wanita yang masuk dalam angkatan kerja formal maupun non formal tersebar
di berbagai strata pekerjaan. Bagi mereka yang berada di sektor non formal tidak ada usia
pensiun. Dengan demikian makin banyak wanita Indonesia dewasa ini yang masih aktif
bekerja pada usia klimakterium yang dapat berlangsung dari usia 45-65 tahun.
Dari sudut pandang fisiologi, wanita yang memasuki usia klimakterium akan mengalami
berbagai keluhan dari yang bersifat ringan sampai yang sangat berat baik secara fisik maupun
psikis. Rasa lelah dan semangat yang menurun, pusing kepala, sukar tidur, mudah
tersinggung, apatis, kehilangan kemampuan berkonsentrasi, tegang, cemas, dan perubahan
nafsu seksual merupakan keluhan-keluhan yang diderita wanita yang memasuki usia
klimakterik karena disebabkan menurunnya produksi hormon estrogen. Penurunan hormon
estrogen akan mempengaruhi kualitas pembuluh-pembuluh darah dan metabolisme kalsium
yang dalam jangka panjang akan menaikkan resiko wanita pasca menopouse terkena
penyakit jantung koroner dan osteoporosis. Belum lagi terjadi perubahan-perubahan dalam
hubungan seksual dengan suami yang dapat menimbulkan stress di kedua belah pihak.
Dewasa ini, secara umum nampaknya pada wanita kelas menengah di Indonesia belum
banyak mengetahui bahwa kualitas hidup dan produktifitas mereka dapat dipertahankan
walau telah memasuki usia klimakterium melalui penatalaksanaan umum, pengobatan gejala
non-hormonal dan pengobatan hormonal. Setiap wanita hendaknya siap menghadapi masa
klimakterium dan merencanakan pemeriksaan dokter secara berkala untuk mengetahui,
mencegah dan mengobati berbagai kelainan atau penyakit yang dapat muncul pada kurun
usia ini.
Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin membahas lebih lanjut mengenai klimakterium
dan menopouse.
B. Rumusan Masalah
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFENISI
Menopause adalah haid terakhir pada wanita, yang juga sering diartikan sebagai
berakhirnya fungsi reproduksi seorang wanita. Oleh karena itu, tidak jarang seorang wanita
takut menghadapi saat menopausenya. Kehidupan menjelang dan setelah menopause inilah
yang sering disebut sebagai masa senja atau masa klimakterium.
Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi, berakhir pada awal
seniumdan terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun. Klimakterium merupakan periode
peralihan dari fase reproduksi menuju fase usia tua (senium) yang terjadi akibat menurunnya
fungsi generatif atau pun endokrinologik dari ovarium (Baziad, 2003, hal 1).
Klimakterium yaitu fase peralihan antara pramenopause dan pascamenopause (Baziad,
2003, hal 1). Klimakterium adalah fase terakhir dalam kehidupan wanita atau setelah masa
reproduksiberakhir (Kasdu, 2002, hal 2 ). Klimakterium adalah masa peralihan yang dilalui
seorang wanita dari periode reproduktif keperiode non reproduktif. (Kasdu, 2002, hal 2 ).
Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir masa reproduksi sampai awal mas
senium dan terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun.
Fase klimakterium
Berikut ini pembagian fase klimakterium dibagi menjadi empat fase, yaitu :
1. Premenopause
Fase premenopause adalah fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase
klimakterium. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur dengan perdarahan
yang memanjang dan jumlah darah haid yang relatif tidak banyak dan kadang-kadang
disertai nyeri haid.
2. Perimenopause
Perimenopause merupakan fase peralihan antara premenopause dan pasca
menopause. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur. Sebanyak 40 % wanita
3
siklus haidnya anovulatorik. Pada umumnya wanita telah mengalami berbagai keluhan
klimakterik.
3. Menopause
Fase ketiga ditandai dengan berhentinya haid atau haid yang terakhir akibat
menurunnya fungsi estrogen dalam tubuh. Menopause biasanya terjadi sekitar umur 50
tahun.
4. Pasca menopause
Fase ini merupakan fase dimana seorang wanita tidak mengalami haid selama 12
bulan setelah menopause.
d. Cerviks mengerut
e. Vagina, terjadi penipisan dinding vagina selain itu secret/lendir vagina mulai mengering,
menyulitkan hubungan suami istri
f. Vulva, jaringan vulva menipis karena berkurangnya jaringan lemak, kulit menipis,
pembuluh darah berkurang. Akibatnya sering timbul gatal. Vulva mengering bersamaan
dengan penyempitan lubang masuk vagina menyebabkan kesulitan untuk melakukan
hubungan suami istri
g. Rambut kemaluan pada wanita mulai menipis, sebagian rontok dan mulai beruban
h. Payudara, jaringan lemak berkurang, puting susu mengecil. Akibatnya payudara mulai
lembek, mengendor dan keriput.
i. Hipertensi, turunnya hormon estrogen dan progesteron menyebabkan HDL Cholesterol
menurun dan LDL Cholesterol meningkat
j. Osteoporosis.
Fisiologi Menopause
Menopause adalah fenomena patologis tetapi merupakan bagian normal dari
proses penuaan dan maturasi. Menstruasi berhenti dan karena ovarium tidak lagi aktif,
organ-organ reproduktif menjadi mengecil. Tidak ada lagi ovum yang matur; karenanya,
tidak ada lagi hormon ovarium (estrogen) yang dihasilkan. (Menopause artifisial dapat
terjadi lebih dini bila ovarium diangkat secara bedah atau mengalami kerusakan akibat
radiasi.). Selain perubahan dalam sistem reproduktif yang mengurangi kadar estrogen,
perubahan multi aspek juga terjadi diseluruh tubuh wanita. Perubahan ini termasuk
neuroendokrinologis, biokimia dan perubahan metabolik yang berkaitan dengan penuaan.
(Suzanne C smeltzer, 2002)
Menepouse terjadi pada wanita sewaktu ovariumnya tidak lagi berespon terhadap
LH dan FSH dengan membentuk ekstrogen dan progesteron. Menopause biasanya terjadi
antara usia 40 dan 50, dan dapat berlangsung selama 8-10 tahun. Selama proses
monopouse yang panjang tersebut, terjadi perubahan-perubahan daur haid yang pada
akhirnya berhenti.
Gejala-gejala monopouse disebabkan oleh tidak adanya ekstrogen. Gejala-gejala
dapat berupa kemerahan pada kulit, ( host flushes ), sensasi dispnu ( sulit bernafas ),
5
kelelahan, dan kadnag-kadang iritabilitas atau mudah emosional. Terjadi atrofi dan
kekeringan vagina yang dapat menyebabkan hubungan kelamin terasa nyeri. Penurunan
masa tulang dapat menimbulkan osteoporosis dan kulit menjadi kering.
Klimakterium mengacu pada periode kehidupan seorang wanita saat ia berpindah
dari tahap reproduksi ketahap tidak reproduktif, disertai regresi fungsi ovarium.
(Bobak,2005)
Sebelum haid berhenti, sebenarnya pada seorang wanita terjadi berbagai perubahan dan
penurunan fungsi pada ovarium seperti sklerosis pembuluh darah, berkurangnya jumlah
folikel dan menurunnya sintesis steroid seks, penurunan sekresi estrogen, gangguan umpan
balik pada hipofise.
Penyebab dari klimakterium dan menopause di bagi menjadi 2 yaitu :
1) Alami
Semakin tua, folikel wanita makin resisten terhadap stimulasi hormon gonadotropin dan
reaksi umpan balik negatif terhadap hipotalamus. Akibatnya FSH dan LH di darah akan
naik dan berakibat stimulasi stromal terhadap ovarium. Kadar estrogen dan progesteron
pun menurun. Akhirnya terjadi feedback negatif dengan peningkatan FSH dari kalenjar
hipofise. Tubuh pun bereaksi dengan menopause.
2) Buatan
Akibat tindakan bedah (surgical menopause) atau pengobatan kanker (medical
menopause). Sehingga perlu dilakukan operasi pengangkatan indung telur/ ovarium.
Jumlah folikel yang mengalami atresia makin meningkat, sampai suatu ketika tidak
tersedia lagi folikel yang cukup, produksi estrogen pun berkurang dan tidak terjadi haid lagi
yang berakhir dengan terjadi menopause. Oleh karena itu, menopause diartikan sebagai haid
alami terakhir, hal ini tidak terjadi bila wanita menggunakan kontrasepsi hormonal pada usia
perimenopause. Pendarahan terus terjadi selama wanita masih menggunakan pil kontrasepsi
secara siklik dan wanita tersebut tidak mengalami keluhan klimakterik. Kita tidak pernah
6
tahu kapan wanita tersebut memasuki usia menopause. Untuk menentukan diagnosis
menopause, pil kontrasepsi harus segera dihentikan dan satu bulan kemudian dilakukan
pemeriksaan FSH dan estradiol.
Bila pada usia menopause ditemukan kadar FSH dan estradiol bervariasi (tinggi atau
rendah), maka setelah memasuki usia menopause akan selalu ditemukan kadar FSH yang
tinggi (>40 mlU/ml). Kadar estradiol pada awal menopause dijumpai rendah hanya pada
sebagian wanita, sedangkan pada sebagian wanita lain, apalagi wanita gemuk, kadar estradiol
dapat tinggi. Hal ini terjadi akibat proses aromatisasi androgen menjadi estrogen di dalam
jaringan lemak. Diagnosis menopause merupakan diagnosis retropektif , bila seorang wanita
tidak haid selama 12 bulan, dan dijumpai kadar FSH darah >40 mlU/ml dan kadar estradiol
<30 pg/ml, telah dapat dikatakan wantia tersebut telah mengalami menopause (Baziad,
2003).
WOC Terlampir
9. Kesemutan
10. Gangguan libido
11. Obstipasi
12. Berat badan bertambah
13. Nyeri tulang dan otot
Gambaran Klinis Menopouse
Gejala-gejala yang timbul dan dirasakan mengganggu pada setiap wanita usia menjelang
dan semasa menopause berupa haid tidak teratur, hot flushes (semburan panas didaerah dada,
leher, yang menyebar ke wajah sampai kulit kepala), night sweat, jantung berdebardebar,
sakit kepala / migren, vertigo insomnia (susah tidur), nyeri sendi, nyeri otot, cepat letih,
gairah sex yang menurun, sampai pada perubahan emosi seperti cemas, depresi, dan mudah
tersinggung. Akibat jangka panjang yang harus diperhatikan pada wanita menopause adalah
osteoporosis (tulang keropos), penyakit jantung koroner, stroke, dan pikun.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
a. Identitas Klien: Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, status
pernikahan, pendidikan, pekerjaan, alamat, no register, Tanggal MRS, Tanggal
Pengkajian, Diagnosa medis.
b. Riwayat Penyakit
Riwayat penyakit sekarang : Klien mengalami perubahan pada pola haid menjadi
tidak teratur dan sudah tidak haid sejak beberapa bulan terakhir, disertai dengan
perasaan tidak enak seperti panas yang menyebar dari badan ke wajah (hot
flushes), merasa nyeri pada vagina saat berhubungan, sehingga sering menolak
untuk melakukan hubungan dengan pasangan/ suami.
Riwayat penyakit dahulu : Kaji apakah klien pernah mengalami masalah pada
sistem reproduksi, masalah pada haid/menstruasi, pola menstruasi, ataupun
riwayat obsetrik GPAH pasien.
Riwayat penyakit keluarga: Kaji mengenai penyakit keturunan yang diderita oleh
keluarga, terutama jika ada masalah-masalah yang terkait dengan pola menstruasi
ataupun masalah reproduksi yang terjadi pada keluarga.
10
Kaji adanya perubahan pada pola istirahat dan kebiasaan tidur. Biasanya klien dengan
sindrom klimakterium ataupun menopouse mengalami insomnia atau kesulitan untuk
tidur.
6. Pola persepsi dan kognitif
Gali mengenai persepsi dan pengetahuan klien terkait perubahan yang dialaminya,
memahami gejala terkait perubahan ataupun masalah yang dialami.
7. Pola persepsi dan konsep diri
Kaji faktor stres klien dan cara mengatasi stres, masalah tentang perubahan yang
terjadi, perasaan tidak berdaya, depresi, menarik diri.
8. Pola peran dan hubungan
Kaji apakah terjadi ketidakadekuatan/ kelemahan sistem pendukung, dan masalah
peran dan fungsi, kaji pula bagaimana peran keluarga dan orang terdekat terkait
perubahan yang dialami klien. Serta bagaimana klien diperlakukan di keluarga ataupun
komunitas dan masyarakat.
9. Pola seksualitas dan reproduksi
Kaji apakah terjadi peruganah pala pola seksualitas, Biasanya terjadi perubahan berupa
penurunan libido atau ketertarikan terhadap pasangan.
10.
Nilai kepercayaan
Kaji bagaimana klien melakukan kegiatan ibadah dengan adanya perubahan, kaji pula
bagaimana pengaruh keyakinan dan kepercayaan terhadap koping klien terhadap
keadaannya.
11
d. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Biasanya pasien akan mengalami perubahan mood, kaji tanda-tanda
vital (TTV) klien.
b. Kulit : Lihat adanya kemerahan pada kulit, lesi, ataupun terjadi pengeriputan pada
kulit.
c. Kepala dan rambut : Kaji kesimetrisan, kulit kepala, kebersihan kulit kepala dan
rambut, serta kaji apakah rambut mulai beruban.
d. Mata : Kaji bagaimana sensoris mata seperti refleks pupil, perubahan/gangguan
anatomis ataupun fisiologis mata, serta konjungtiva.
e. Telinga : Kaji bentuk dan fungsional telinga, apakah terjadi penurunan pendengaran.
f. Hidung : Kaji bentuk, sensitivitas/fisiologi penciuman, dan kelainan atau masalah lain
yang mungkin etrjadi, seperti ada massa ataupun cairan.
g. Mulut : Kaji kelembaban dan mukosa bibir serta lidah, dan kebersihan mulut.
h. Leher : Kaji apabila terjadi pembengkakan (seperti kelenjer tiroid) dan masalah pada
pergerakan leher.
i. Dada : Kaji bentuk dan kesimetrisan pergerakan dada, serta ada/tidaknya nyeri tekan.
j. Abdomen : Apakah ada perbesaran organ seperti hati atau limfa, serta adanya nyeri
tekan.
k. Tungkai/ ekstremitas: Kaji kesimetrisan dan kemampuan melakukan aktivitas dengan
baik.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Disfungsi seksual b.d. perubahan struktur/ fungsi seksual
2. Gangguan pola tidur b.d. Ketidaknyamanan akibat gejala penyakit
12
3. Kecemasan b.d. stres psikologis dan kurang pengetahuan mengenai perubahan yang
dialami.
struktur/ fungsi
seksual
yang dialaminya
NIC
Aktivitas:
1. Bantu pasien mengekspresikan
Kriteria hasil:
-
bertambahnya usia
2. Berikan pengetahuan mengenai
Mengekspresikan
kenyamanan
Mengekspresikan
percaya diri
Menerima physiologi
disability
gel
2.
Gangguan pola
tidur b.d.
ketidaknnyamanan
1. Level Kenyamanan
2. Tidur : Level dan pola
Kriteria hasil :
- Jumlah jam tidur
akibat gejala
penyakit
NIC :
Sleep Enhancement
-
adekuat
Fasilitasi
sesudah tidur/
mempertahankan
istirahat
-
untuk
aktivitas
tidur.
3.
1. Ansietas
b.d
Tingkat kecemasan
stresIndicator :
Pengurangan kecemasan
Aktivitas :
psikologis
Gelisah berkurang
dan
Stress berkurang
mengurangi
kurang
Keringat berkurang
Panic berkurang
Ekspresi
pengetahu
an
mengenai
perubahan
yang
dialami.
cemas
berkurang
Kelelahan berkurang
verbal
Tetap
bersama
Anjurkan
pasien
untuk
kecemasan
dan
keluarga
untuk
tetap
bersama klien
Ciptakan suasana yang mendukung
rasa percaya pasien
Bantu
pasien
melakukan
teknik
relaksasi
Teknik penenangan
Aktivitas :
14
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Klimakterium merupakan periode peralihan dari fase reproduksi menuju fase usia tua
(senium) yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif ataupun endokrinologik dari ovarium.
Menopause (klimakterik atau perubahan kehidupan) digambarkan sebagai penghentian
fisiologis haid berhubungan dengan kegagalan fungsi ovarium, selama fungsi reproduktif
menurun dan berakhir
B. Saran
Melalui makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan kita sehingga kita
memahami perubahan-perubahan yang terjadi pada pasien yang mengalami tahap klimakterium
& menopause. Dan diharapkan makalah ini dapat memberikan pengaruh yang positif bagi
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
15
DAFTAR PUSTAKA
16