Anda di halaman 1dari 16

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL INKUIRI

TERBIMBING MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN


DEMONSTRASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI SUHU DAN
KALOR KELAS X SMA NEGERI KEBAKKRAMAT
KARANGANYAR
Oleh:
Aya Sofia
K2312015

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran fisika sesuai dengan tujuan pembelajaran IPA

Ketidak sesuaian metode ceramah yang digunakan sehingga siswa kurang aktif

Berpikir kritis dan Inkuiri Terbimbing

Pemilihan metode; eksperimen dan demonstrasi

Pembelajaran Fisika dengan Model Inkuiri Terbimbing melalui Metode Eksperimen dan
Demonstrasi Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Suhu dan
Kalor Kelas X SMAN Kebakkramat Karanganyar

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa
masalah, yaitu:
1. Pemilihan model dan metode pembelajaran yang belum
mempertimbangkan aspek berpikir kritis.
2. Belum diketahuinya pengaruh penggunaan model Inkuiri Terbimbing
melalui metode eksperimen dan demonstrasi terhadap kemampuan
kognitif Fisika siswa ditinjau dari kemampuan berpikir kritis siswa.
3. Belum diketahuinya pengaruh kemampuan berpikir kritis siswa terhadap
kemampuan kognitif Fisika siswa.

C. Pembatasan Masalah
Dari masalah-masalah yang diidentifikasikan di atas, hal yang dikaji dalam penelitian ini
dibatasi pada:
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah Inkuiri Terbimbing melalui metode
eksperimen dan demonstrasi.
2. Aspek yang akan diteliti adalah perbedaan pengaruh penggunaan model Inkuiri
Terbimbing melalui metode eksperimen dan demonstrasi terhadap kemampuan
kognitif Fisika siswa ditinjau dari kemampuan berpikir kritis.
3. Aspek yang diukur adalah kemampuan berpikir kritis siswa dan kemampuan kognitif
Fisika siswa.
4. Subjek penelitian yang digunakan adalah siswa kelas X SMA Negeri Kebakkramat
Karanganyar Tahun Ajaran 2015/2016
5. Materi pembelajaran yang digunakan adalah Suhu dan Kalor.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka dapat
dirumuskan masalah, yakni:
1. Apakah ada perbedaan pengaruh antara penggunaan model Inkuiri terbimbing
melalui metode eksperimen dan demonstrasi terhadap kemampuan kognitif
Fisika siswa kelas X SMA Negeri Kebakkramat tahun ajaran 2015/2016 pada
materi Suhu dan Kalor?
2. Apakah ada perbedaan pengaruh antara kemampuan berpikir kritis siswa
kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X
SMA Negeri Kebakkramat Tahun Ajaran 2015/2016 pada materi Suhu dan Kalor?
3. Apakah ada interaksi antara pengaruh penggunaan model Inkuiri Terbimbing dan
kemampuan berpikir kritis siswa terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa kelas
X SMA Negeri Kebakkramat Tahun Ajaran 2015/2016 pada materi Suhu dan Kalor?

E. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini memiliki tujuan, yaitu:
1. Mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan pengaruh antara penggunaan model
Inkuiri terbimbing melalui metode eksperimen dan demonstrasi terhadap kemampuan
kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri Kebakkramat tahun ajaran 2015/2016 pada
materi Suhu dan Kalor.
2. Mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan pengaruh antara kemampuan berpikir
kritis siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa kelas
X SMA Negeri Kebakkramat Tahun Ajaran 2015/2016 pada materi Suhu dan Kalor.
3. Mengetahui ada atau tidak adanya interaksi antara pengaruh penggunaan model
Inkuiri Terbimbing dan kemampuan berpikir kritis siswa terhadap kemampuan kognitif
Fisika siswa kelas X SMA Negeri Kebakkramat Tahun Ajaran 2015/2016 pada materi
Suhu dan Kalor.

F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
2. Bagi Peneliti
3. Bagi Siswa
4. Bagi Sekolah

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat pembelajaran fisika
2. Hasil belajar siswa
3. Aktivitas berpikir kritis siswa
4. Model pembelajaran Inkuiri
5. Inkuiri Terbimbing
6. Metode eksperimen
7. Metode demonstrasi
8. Materi ajar

B. Kerangka Berpikir

C. Hipotesis
1. Ada perbedaan pengaruh antara penggunaan model Inkuiri terbimbing
melalui metode eksperimen dan demonstrasi terhadap kemampuan
kognitif Fisika siswa kelas X SMA Negeri Kebakkramat tahun ajaran
2015/2016 pada materi Suhu dan Kalor.
2. Ada perbedaan pengaruh antara kemampuan berpikir kritis siswa kategori
tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X SMA
Negeri Kebakkramat Tahun Ajaran 2015/2016 pada materi Suhu dan Kalor.
3. Ada interaksi antara pengaruh penggunaan model Inkuiri Terbimbing dan
kemampuan berpikir kritis siswa terhadap kemampuan kognitif Fisika
siswa kelas X SMA Negeri Kebakkramat Tahun Ajaran 2015/2016 pada
materi Suhu dan Kalor.

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
SMA Negeri Kebakkramat, Karanganyar
2. Waktu
a. Tahap persiapan
b. Tahap penelitian
c. Tahap penyelesaian

B. Desain Penelitian
BERPIKIR KRITIS (B)

MODEL INKUIRI
TERBIMBING (A)

TINGGI (B1)

RENDAH (B2)

EKSPERIMEN
(A1)

B1A1

B2A1

DISKUSI (A2)

B1A2

B2A1

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Seluruh siswa kelas X SMA Negeri Kebakkramat tahun ajaran 2015/2016
2. Sampel
Sampel diambil dari 2 kelas X SMAN Kebakkramat tahun ajaran 2015/2016. 2 kelas sampel tersebut diuji
kesamaan keadaan awalnnya untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan kemampuan awal dari
kedua kelas tersebut menggunakan uji t dua jalan. Analisis yang digunakan dengan uji t analisis dua
jalan:
a. Hipotesis
b. Statistik uji
c. Daerah kritis
d. Keputusan uji

D. Teknik Pengambilan Sampel


Cluster random sampling
E. Pengumpulan Data
1. Teknik dokumentasi
2. Teknik observasi
3. tes

F. Validasi Instrumen Penelitian


1. Instrumen pembelajaran
RPP dan LKS
2. Instrumen penelitian
a. Instrumen penilaian kognitif
Berupa instrumen tes yang sebelumnya diujikan di kelas lain untuk menentukan kevalidan.
Prasyaratnya:
1) Daya pembeda item
2) Derajat kesukaran item
3) Efektifitas distraktor
4) Realibilitas
b. Instrumen berpikir kritis; lembar observasi

G. Analisis Data
Analisis yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan
1. Uji prasyarat analisis
Prasyarat; populasi berdistribusi normal dan homogen. Maka dilakukan:
a. Uji normalitas (Liliefors)
b. Uji homogenitas (Bartlett)
2. Uji hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan Analisis Variansi (Anava) Dua
Jalan dengan frekuensi sel tak sama, karena yang akan dicari adalah
pengaruhnya terhadap kemampuan kognitif siswa pada dua faktor yaitu
metode pembelajaran (A) dan kerjasama siswa (B).

Anda mungkin juga menyukai