Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM SATUAN PROSES

PEMBUATAN ASAM KLORIDA


SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2015
MODUL
PEMBIMBING

: PEMBUATAN ASAM KLORIDA


: Rintis Manfaati, ST,. MT
PEMBUATAN : 7 April
2015

Oleh :
Kelompok V
Ilham Dwi Shaputra
Intan Nurazizah Rahman
Lili Awaliyah Darajat
Melani Ismayasari

(141424017)
(141424018)
(141424019)
(141424020)

1 A- D4 Teknik Kimia Produksi Bersih

PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2015
LAPORAN PRAKTIKUM SATUAN PROSES

Modul Praktikum

: Pembuatan Asam klorida (HCl)

Nama Pembimbing

: Rintis Manfaati, ST,. MT

Tanggal Praktek

: 7 April 2015

Tanggal Penyerahan

: 14 April 2015

I.

Tujuan Percobaan

1. Mampu memahami persamaan reaksi, fasa reaksi, jenis reaksi dan kondisi operasi
pembentukan HCl dengan bahan baku yang tersedia di laboratorium.
2. Mampu merangkai reactor sederhana untuk pembentukan HCl.
3. Mampu menghitung konsentrasi, massa, mol dan efisiensi proses pembentukan HCl.
II.

Teori Dasar
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl). HCl

adalah asam kuat, juga digunakan secara luas dalam industri. Asam klorida harus ditangani
dengan keselamatan kerja yang tepat karena merupakan cairan yang sangat korosif dan
berbahaya bagi kesehatan manusia bila kontak atau terserap ke dalam tubuh manusia..
Hidrogen klorida pada suhu kamar berbentuk gas, dimana kelarutannya tinggi di dalam air,
karena teradsorbsi dalam air menjadi asam klorida, sehingga memiliki tekanan uap tertentu.
Asam klorida (HCl) mempunyai sifat fisika sebagai berikut (Condensed Chemical
Dictionary,1981):

Rumus Kimia : HCl

Cairan

: Jernih/bening

Bau

: Tajam, menyengat, membuat iritasi kulit

Berat Molekul: 36,5 g/mol

Densitas

Konsentrasi dalam pasaan: 36%

pH(1% sol/air) : Asam

Titik Didih(kadar 37%): 108,6 0C(1atm)

: 1,19 g/mL

2|P e m b u a t a n A s a m K l o r i d a

Tekanan Uap: 16 kPa (200C)

Spesific Grafity : 1,1 1,19

Sedangkan

sifat

kimia

HCl

adalah

sebagai

berikut

(Condensed

Chemical

Dictionary,1981):

Larut dalam air, bereaksi dalam air merupakan reaksi eksoterm

Bersifat mudah menguap (volatil)

Asam kuat berasap dan mudah mengembun(condensation)

Dapat bereaksi dengan oksidator kuat (MnO2, KMnO4,K2Cr2O7)

Bersifat korosif dan mudah larut dalam zat organic

Bereaksi dengan basa membentuk garam klorida

Asam klorida sebagai campuran dua bahan antara HCl dan H2O mempunyai titik didihkonstan azeotrop pada 20,2% HCl dan 108,6 C (227 F). Asam klorida memiliki empat titik
eutektik kristalisasi-konstan, berada di antara kristal HClH2O (68% HCl), HCl2H2O (51% HCl),
HCl3H2O (41% HCl), HCl6H2O (25% HCl), dan es (0% HCl). Terdapat pula titik eutektik
metastabil pada 24,8% antara es dan kristalisasidari HCl3H2O.
Ciri-ciri fisika asam klorida, seperti titik didih, titik leleh, massa jenis, dan pH tergantung
pada konsentrasi atau molaritas HCl dalam larutan asam tersebut. Sifat-sifat ini berkisar dari
larutan dengan konsentrasi HCl mendekati 0% sampai dengan asam klorida berasap 40% HCl.

3|P e m b u a t a n A s a m K l o r i d a

Massa
Molaritas
jenis

Konsentrasi

kg HCl/kg

kg HCl/m3 Baum

kg/l

pH

mol/dm3

Viskositas

mPas

Kapasitas Tekanan Titik Titik


kalor jenis
uap
didih leleh

kJ/(kgK)

Pa

10%

104,80

6,6

1,048 2,87

0.5

1,16

3,47

0,527

103

18

20%

219,60

13

1,098 6,02

0,8

1,37

2,99

27,3

108

59

30%

344,70

19

1,149 9,45

1,0

1,70

2,60

1.410

90

52

32%

370,88

20

1,159 10,17

1,0

1,80

2,55

3.130

84

43

34%

397,46

21

1,169 10,90

1,0

1,90

2,50

6.733

71

36

36%

424,44

22

1,179 11,64

1,1

1,99

2,46

14.100

61

30

38%

451,82

23

1,189 12,39

1,1

2,10

2,43

28.000

48

26

Tabel 1
Data
Sifat
Fisik

Asam Klorida Berdasarkan Konsentrasi


Suhu dan tekanan referensi untuk tabel di atas adalah 20 C dan 1 atm (101,325 kPa).
(http://id.wikipedia.org/asamklorida/)
Ada berbagai cara atau metode dalam pembuatan asam klorida dengan kemurnian sangat
tinggi dapat dihasilkan dari reaksi :
H2(g) + Cl2(g) 2HCl(g) (+184 kJ)
Reaksi ini memiliki energi yang sangat panas. Sistem yang terjadi diasborp dengan air atau hal
lainnya.Namun proses ini sangat eksotermis dengan suhu nyala > 2000oC, dengan bahan
konstruksi reaktor dari quartz atau grafit.
Asam korida yang dihasilkan sebagai produk samping industri proses sintesis senyawa
organik proses klorinasi, contohnya pada industry alifatik dan aromatic klorohidrokarbon. Asam
klorida yang dihasilkan sebagai produk samping proses ini memenuhi sekitar 90 % kebutuhan
industri.
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38% HCl (pekat). Konsentrasi yang lebih
besar daripada 40% dimungkinkan secara kimiawi dengan teknik sintesa langsung, namun
laju penguapan sangatlah tinggi, sehingga penyimpanan dan penanganannya harus dilakukan
4|P e m b u a t a n A s a m K l o r i d a

dalam suhu rendah. Konsentrasi HCl yang paling optimal untuk pengantaran produk adalah 30%
sampai dengan 34%.Kandungan asam klorida pada kebanyakan cairan pembersih umumnya
berkisar antara 10% sampai dengan 12%. Cairan pembersih tersebut harus diencerkan terlebih
dahulu sebelum digunakan. (hambudi, 2006).
Berikut penjelasan pembuatan Asam Klorida dengan beberapa cara, diantaranya:
1. Sintesa langsung
Dalam industri chlor-alkali, larutan brine (campuran NaCl dan air) dielektrolisis dan akan
menghasilkan gas Klorin (Cl2), NaOH, dan Hidrogen (H2). Gas klorin murni dapat
dikombinasikan dengan gas Hidrogen untuk menghasilkan gas HCl (Hydrogen Chloride).
Cl2 (g) + H2 (g) 2 HCl (g)
Karena reaksi ini sangat eksotermis, Instalasi penggabungan gas ini disebut HCl oven
atau HCl burner. Suhunya dapat mencapai 2000 oC.Gas HCl yang keluar akan
diabsorbsikan ke air menghasilkan HCl (Hydrochloric acid) murni. Reaksi ini dapat
menghasilkan HCl (Hydrochloric acid) dengan tingkat kemurnian yang tinggi.
2. Sintesa Organik
Produksi terbesar HCl (Hydrochloric acid) berasal dari proses pembuatan senyawa
organik yang mengandung klorin dan Fluor seperti Teflon, Freon, CFC, PVC dan lainlain.
R-H + Cl2 R-Cl + HCl
R-Cl + HF R-F +HCl
Gas HCl yang dihasilkan langsung dilarutkan dalam air, dan menghasilkan larutan HCl
dengan standar teknik atau industri (technical or industry grade).
3. Metoda Laboratorium
HCl dapat dihasilkan dengan mencampurkan H2SO4 dengan NaCl. Reaksi yang terjadi
ialah :
NaCl + H2SO4 NaHSO4 + HCl
Reaksi diatas terjadi pada temperature kamar. Dengan menambahkan NaCl ke dalam
generator dan dipanaskan pada suhu diatas 200 oC, reaksinya akan menjadi :
NaCl + NaHSO4 HCl + Na2SO4
Di lingkungan industri,dengan pertimbangan nilai ekonomis dan untuk menghasilkan
keuntungan maksimal, asam klorida dibuat dengan menggunakan bahan baku garam dapur NaCl
dan asam sulfat pekat (H2SO4 98%). Kedua bahan dimasukkan ke dalam reactor yang terbuat dari
besi tuang yang dilengkapi dengan sistem pengaduk. Proses berlangsung pada suhu kamar dan
reaksi kimia yang terjadi adalah:
5|P e m b u a t a n A s a m K l o r i d a

NaCl(s) + H2SO4(aq) NaHSO4(aq) + HCl(g)


NaHSO4(aq) + NaCl(s) Na2SO4(s) + HCl(g) (HCl yang dihasilkan sedikit)
2NaCl(s) + H2SO4(aq) Na2SO4(s) + 2HCl(g) (bila suhu diatas 250C)
Sebagai produk samping, yakni natrium sulfat (Na2SO4) yang terbentuk ditampung di
bagian bawah reactor dan HCl yang menguap kemudian didinginkan agar terjadi kondensasi dan
dimasukkan kedalam air, sehingga membentuk larutan HCl.

III.

Alat dan Bahan


Alat

Bahan

Scrubber 2 buah

Natrium klorida (NaCl) 25 gram

Hotplate

Asam sulfat (H2SO4) 98% pekat

Magnetic stirrer

Larutan NaOH 0,1 N

Buret 50 mL 1 buah

Indikator PP

Corong Kaca 1 buah

Vaselin

Erlenmeyer 250 ml 2 buah

Aquadest

Corong tetes pada probe karet


Selang silicon tahan asam
Gelas ukur 100 ml
IV. Flowsheet Kerja

6 | P50
e m0C
b udengan
atan Asam
suhu
pengadukan yang
memadai

Klorida

Diamati selama
proses

Titrasi asam basa

V. Keselamatan Kerja

Setiap sambungan reactor menggunakan vaselin

reactor dirakit dan digunakan di lemari asam

semua alat harus dalam kondisi kering

gunakan mulut Erlenmeyer dan stirrer bar yang besar

gunakan jaslab dan APD.

7|P e m b u a t a n A s a m K l o r i d a

VI. Data Pengamatan


6.1 Tabel Data Pengamatan

No.

Komponen

Keterangan

1.

NaCl

Berat (gr)

: 25 gram

2.

H2SO4 pekat

Volume (ml)

: 30 mL

Konsentrasi (%)

: 98 %

Berat Jenis (gr/ml)

: 1,84 gr/mL

3.

HCl

Volume larutan (ml) : 5 mL


Volume NaOH 0,1 N titrasi (mL):5,6 mL;
5,6mL

4.

H2SO4 pekat sisa

Volume larutan (ml)

: 5 mL

Volume NaOH 0,1 N titrasi (mL): 0,2mL;


0,7mL

6.2 Pengolahan Data


1. Perhitungan Jumlah HCl Teoritis menurut Stoikiometri Reaksi
Reaksi :
2 NaCl

m=25 gram

mol = gr/BM

H2SO4

v = 30 ml

m= x v

Na2SO4

2HCl

mol = gr/BM

=
8|P e m b u a t a n A s a m K l o r i d a

=1,84 gr/ml x 30 ml

=0,427 mol

= 0,56 mol

= 55,2 gram

Penentuan pereaksi pembatas


2 NaCl

M : 0,427 mol
B :

0,427 mol

S :

H2SO4

Na2SO4

0,56 mol

0,2135 mol

0,2135 mol

0,3465 mol

0,2135 mol

2HCl
-

0,427 mol

(-)

0,427 mol

Maka, pereaksi pembatasnya adalah NaCl.

Mol HCl teoritis = 0,427 mol


Massa HCl teoritis = mol x BM
= 0,427 mol x 36,5 gr/mol
= 15,5855 gram

2. Menghitung Konsentrasi HCl Percobaan


A. Scrubber 1
1. Sebelum Pengenceran HCl

Konsentrasi HCl : VHCl x NHCl = VNaOH x NNaOH


=1,12 N
2. Hasil 10x pengenceran HCl (5mL HCl dalam 50 mL larutan)

Konsentrasi HCl : VHCl x NHCl = VNaOH x NNaOH


9|P e m b u a t a n A s a m K l o r i d a

5 ml x NHCl = 5,6 ml x 0,1 N


NHCl =
= 0,112 N

Massa HCl

: 0,112N x 0,050 L = 5,6 x 10-3 gram

Mol HCl

: 5,6 x 10-3 gram x 36,5 g/mol


= 0,2044 mol

B. Scrubber 2 ( 10x pengenceran NaOH)


1.

VHCL x NHCL = VNaOH x NNaOH


5 ml x NHCL = 0,2 ml x 0,01 N
NHCL =

2.

= 4 x 10-4 N

VHCL x NHCL = VNaOH x NNaOH


10 ml x NHCL = 0,7 ml x 0,01 N

NHCL=

= 7 x 10-4N

Rata-rata konsentrasi HCL = 5,5 x 10-4 N

Massa HCl

: 5,5 x 10-4 N x 0,050 L = 2,75x 10-5 gram

Mol HCl

: 2,75x 10-5 gram x 36,5 g/mol


= 1,003.10-3 mol

3.

Menghitung Yield Pembentukan HCl

Scrubber 1

10 | P e m b u a t a n A s a m K l o r i d a

Yeild HCl =

x 100%

= 47,87%

Scrubber 2

Yeild HCl =

x 100%

= 23,49 %

TITRASI ASAM SULFAT (H2SO4) dalam Na2SO4 (sample 1 mL sisa diencerkan


hinggan 250mL)
4.

Menghitung Konsentrasi, mol, dan Massa H2SO4 sisa


Diketahui : konsentrasi awal = 98%
Volume awal = 30 ml
Teoritis:
Mol sisa = 0,3465 mol
M = mol/volume =0,3465 mol / 0,030 ml = 11,55 N : 2 = 5,775N
Pecobaan:

1. VH2SO4 x NH2SO4 = VNaOH x NNaOH


11 | P e m b u a t a n A s a m K l o r i d a

5 ml x NH2SO4 = 6,9 ml x 0,1 N


NH2SO4=

= 0,138 N

2. VH2SO4 x NH2SO4 = VNaOH x NNaOH


5 ml x NH2SO4 = 5,6 ml x 0,1 N
NH2SO4=

= 0,112 N

Rata rata konsentsai H2SO4


(0,138 N + 0,112 N)/2 = 0,125 N

5.

Penentuan Konsentrasi Garam Na2SO4


Ditanyakan : konsentrasi
Jawab ;
V1N1 = V2N2
5 ml N1= 5,6 ml x 0,1 N
=0,112 N
Konsentrasi garam Na2SO4 yang terbentuk = 0,112 N

VII. PEMBAHASAN
12 | P e m b u a t a n A s a m K l o r i d a

Nama
: Ilham Dwi Shaputra
NIM : 141424017
Pada praktikum kali

dilakukan pembuatan HCl dengan cara

mereaksikan NaCl dengan H2SO4. Produk utama dari reaksi ini adalah
garam natrium sulfat, sedangkan produk sampingnya adalah HCl
dalam bentuk gas, dan disinilah fungsi dari scrubber yang sudah disi
oleh air 50 mL untuk mengabsorsi gas HCl yang dihasilkan di reaktor.
Reaksi antara NaCl dan H2SO4 secara lengkap:
NaCl(s)
NaHSO4(aq) +

H2SO4(aq)
NaCl(s)

2NaCl(s) + H2SO4 (aq)

NaHSO4(aq) + HCl(g)
Na2SO4 (s) + HCl(g) (HCl yang dihasilkan sedikit)
Na2SO4(s)

+ 2HCl(g)

25 gram padatan NaCl yang direaksikan dengan 30mL H 2SO4


yang sebenarnya berlebih untuk 25 gram padatan NaCl. Padatan NaCl
yang disimpan di dasar reaktor ditetesi oleh H 2SO4 dari corong tetes
yang sudah di rangkai sedemikian rapat agar hasil reaksi yang berupa
gas tidak ada yang keluar melalui celah-celah, dan hanya keluar
melalui saluran yang disediakan menuju scrubber. Terbentuknya HCl
ditandai oleh adanya gelembung gelembung di air yang ada di dalam
scrubber.
Hasil perhitungan teoritis HCl yang dihasilkan adalah 0.427 mol,
sedangkan HCl yang didapatkan saat praktikum sebanyak 0.2044 pada
scrubber 1, sedangkan di scrubber 2 dihasilkan 0.001 mol, dan yield
yang didapatkan di masing masing scrubber adalah 47.87 % pada
scrubber 1 dan 0.2349% di scrubber 2.
Proses perhitungan untuk mensahilkan data tersebut dengan
cara mentitrasi HCl pada scrubber 1 yang sudah diencerkan 10x
dengan NaOH 0,1 N. Sedangkan untuk HCl yang discrubber 2, dititrasi
oleh NaOH dengan konsentrasi 0.01 N.

Kesimpulan
13 | P e m b u a t a n A s a m K l o r i d a

Reaksi yang digunakan membentuk produk utama Natrium


Sulfat, sedangakan produk sampingnya yaitu HCl yang di analisis

konsentrasi hasilnya.
Sehingga didapatkan perolehan HCl sebagai berikut :
Scrubber 1 = 0,112 N; 0,2044 mol; 5,6 x 10-3 gram
Scrubber 2 = 5,5 x 10-4 N; 1,003.10-3 mol; 2,75x 10-5 gram

Nama
: Intan Nurazizah Rahman
NIM : 141424018

Asam klorida merupakan larutan jernih, tidak berwarna dari hidrogen klorida
(HCl) dalam air. Asam ini sangat korosif, merupakan asam mineral kuat yang banyak
kegunaannya dalam industri. V Asam klorida dibuat dengan melarutkan hidrogen klorida
dalam air. Asam klorida dapat dihasilkan dengan banyak cara, dan dengan demikian
beberapa prekursor bagi keberadaan asam hidroklorida. Produksi skala besar asam
hidroklorida ialah hampir selalu terintegrasi dengan produksi skali industri dari zat-zat
kimia lain:
Menurut cara Leblanc, HCl dapat dibuat dengan memanaskan hablur NaCl dengan asam
sulfat pekat.
NaCl(s)
+
H2SO4(l)

NaHSO4
+
HCl(g)
(pada
suhu
sedang)
2 NaCl(s) + H2SO4(l) Na2SO4 + 2HCl(g) (pada suhu tinggi)
Dari unsur-unsurnya pada suhu tinggi (600 oC), dilakukan dalam pipa kwarsa yang
dipanaskan.
Cl2 + H2 2 HCl
Dari kokas yang dipijarkan dialiri gas klor dan uap air panas (900 oC)
2 H2O + 2 Cl2 + C 4 HCl + CO2
Kegunaan asam klorida pada skala industri maupun skala rumah tangga
diantaranya adalah:
Asam klorida digunakan pada industri logam untuk menghilangkan karat atau kerak besi
oksida dari besi atau baja.
Sebagai bahan baku pembuatan vinyl klorida, yaitu monomer untuk pembuatan plastik
polyvinyl chloride atau PVC.
HCl merupakan bahan baku pembuatan besi (III) klorida (FeCl3) dan polyalumunium
chloride (PAC), yaitu bahan kimia yang digunakan sebagai bahan baku koagulan dan
flokulan. Koagulan dan flokulan digunakan pada pengolahan air.
Asam klorida dimanfaatkan pula untuk mengatur pH (keasaman) air limbah cair industri,
sebelum dibuang ke badan air penerima.
HCl digunakan pula dalam proses regenerasi resin penukar kation (cation exchange
resin).
14 | P e m b u a t a n A s a m K l o r i d a

Di laboratorium, asam klorida biasa digunakan untuk titrasi penentuan kadar basa dalam
sebuah larutan.
Asam klorida juga berguna sebagai bahan pembuatan cairan pembersih porselen.

Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan HCl dengan cara mereaksikan
25gram padatan NaCl ditambah H2SO4 Pekat 98%. Sebelum direaksikan, pada masing masing scrubber diisi akuades terlebih dahulu sebanyak 50 mL, hal ini bertujuan agar
tidak terjadi ledakan(eksplosif) saat pencampuran, karena konsentrasi asam sulfat yang
digunakan adalah 98% atau digunakan asam sulfat pekat dengan konsentrasi tinggi.
Selain itu, jika penampungan produk gas HCl dalam scrubber, akan meledak. Sehingga
dengan penambahan akuades, maka akan terbentuk produk yang berupa larutan asam
klorida. Selain itu, pastikan corong tetes dan reaktor terpasang baik,kering dan rapat,
digunakan vaselin di sekeliling karet pada corong tetes agar terhindar dari kebocoran.
Selama proses penuangan H2SO4 pekat dilakukan secara hati-hati dan dilakukan di
ruang asam, serta digunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan karet dan gogles.
Penambahan tetes demi tetes H2SO4 dimulai setelah suhu yang diinginkan tercapai,yakni
pada hotplate disetting 600C, ketika proses penambahan H2SO4dimulai segera tutup ruang
asam agar tidak ada gas berbahaya yang terpapar ke laboratorium.
Praktikum ini bertujuan untuk menghitung konsentrasi, massa, mol dan yield
proses pembentukan HCl.
Reaksi yang terjadi pada proses ini adalah sebagai berikut :
NaCl(s)

NaHSO4(aq) +

H2SO4(a q)
NaCl(s)

2NaCl(s) + H2SO4 (aq)

NaHSO4(aq) + HCl(g)
Na2SO4 (s) HCl(g) (HCl yang dihasilkan sedikit)
Na2SO4(s)

+ 2HCl(g)

Dari persamaan reaksi didapat akan didapat produk garam Na2SO4 dan gas HCl.
Sebagai produk samping, Na2SO4(s)
tersisa di bagian reaktor dan gas HCl yang
menguap kemudian terkondensasi pada scrubber sehingga terbentuk larutan HCl.
Terbentuknya gas HCl dapat dilihat dari banyaknya gelembung yang mengalir pada
scrubber 1 dan 2. Fenomena yang terjadi ketika garam dipanaskan dan di tetesi sedikit
demi sedikit H2SO4 pekat melealui corong tetes adalah didalam scrubber terdapat
gelembung-gelembung, gas yang terbentuk dialirkan melalui selang dan ditahan dalam
15 | P e m b u a t a n A s a m K l o r i d a

corong diatas permukaan larutan jenuh NaCl. Pemanasan ini dilakukan sampai tidak
terbentuk gelembung pada scrubber. Gas yang mengalir pada selang merupakan gas HCl
yang terbentuk dari reaksi antara NaCl dengan H2SO4 pekat.Saat dialirkan melalui pipa
yang terhubung pada scrubber, maka terbentuklah produk larutan asam klorida dengan
penambahan akuades yang terdapat pada scrubber sebelumnya. Untuk menentukan
konsentrasi HCl yang didapat, dilakukan titrasi dengan NaOH 0,1 N dan untuk
mengetahui konsentrasi garam Na2SO4 yang didapat dilakukan titrasi dengan NaOH 0,1
N.
Berdasarkan data pengamatan, pengambilan 5mL HCl pada scrubber 1
dilanjutkan dengan proses titrasi larutan HCl oleh NaOH 0,1N, terjadi perubahan warna
yang relatif lambat dengan penambahkan indicator PP. Bahkan volume larutan NaOH
yang telah terpakai relatif banyak. Hal ini mengindikasikan bahwa konsentrasi produk
larutan HCl yang pekat, oleh karena itu dilakukan duplo(sebanyak dua kali titrasi) dengan
pengenceran. Diambilnya 5mL larutan HCl dan dilarutkan dengan akuades hingga
50mL(10kali pengenceran). Sehingga didapatkan konsentrasi HCl yakni sebesar 0,112 N,
dengan massanya sebesar dan molnya adalah sebesar . Maka

persen yield dapat

diperoleh dengan membandingkan hasil produk larutan HCl yang didapatkan dengan
hasil stoikiometri teoritis, yakni sebesar 47,87%.
Pada scrubber 2, dilakukan prosedur yang sama. Untuk mengetahui konsentrasi
produk HCl yang didapatkan, dilakukan proses titrasi HCl oleh NaOH 0,1N. Selama
proses berlangsung, terjadi perubahan warna yang relatif sangat cepat setelah
penambahkan indicator PP dan penambahan satu tetes NaOH dari buret, warna dalam
Erlenmeyer adalah pink tua. Hal ini mengindikasikan bahwa produk HCl yang dihasilkan
pada scrubber 2 terlalu encer atau konsentrasinya rendah, sehingga dilakukan
pengenceran pada titran (pentitrasi) NaOH. Setelah dilakukan pengenceran NaOH,
dilakukan 10 kali pengenceran, yaitu dengan mengambil 10mL NaOH 0,1 N dilarutkan
hingga 100mL larutan pada labu takar. Maka dilakukan secara duplo dengan variasi
volume HCl yang dititrasi, yaitu 5mL dan 10mL(pada titrasi pertama dan kedua)
sehingga didapatkan konsentrasi rata rata dari perolehan titrasi duplo tersebut, yakni
sebesar 5,5 x 10-4 N. Hasil konsentrasi yang diperoleh pada scrubber 2 lebih kecil, artinya
lebih encer dibandingkan dengan scrubber 1. Artinya gas HCl yang mengalir pada
scrubber 2 lebih sedikit dibandingkan dengan scrubber 1. Sehingga massa yang
16 | P e m b u a t a n A s a m K l o r i d a

diperolehnya pun relatif sedikit yaitu sebesar 2,75x 10 -5 gram, sedangkan mol yang
didapatkan

sebesar

1,003.10-3

mol. Persen yield

dapat ditentukan

dengan

membandingkan mol hasil teoritis stoikiometri dengan mol percobaan, yaitu dari hasil
percobaan sebesar 23,49 %. Untuk mengetahui konsentrasi , mol, dan massa H2SO4 sisa,
maka dilakukan proses titrasi oleh NaOH. Sehingga didapatkan nilai konsentrasi rata
rata(dilakukan duplo) sebesar 0,125 N. Selain itu, konsentrasi garam Na2SO4 yang didapat
dapat diketahui, yaitu sebesar 0,112 N.
Dari %yield yang didapatkan, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Pada saat percobaan yaitu pengadukan NaCl dan penetesan H 2SO4 , Magnetic stirrer tidak
stabil, sehingga tidak terjadi pencampuran yang optimum pada reactor. Dan
mempengaruhi banyaknya gas Cl- yang mengalir ke scrubber 1 dan scrubber 2 (Terlihat
dari sediktnya gelembung pada scrubber 1 dan 2). Berdasarkan pengamatan praktikan,
terdapat perbedan yang cukup signifikan antara pengadukan yang optimum dan tidak
pada reactor. Dengan pengadukan optimum pada scrubber 1 larutan HCl yang didapat
cukup pekat dengan terdapatnya lapisan-lapisan seperti larutan HCl sesungguhnya
(ditanda dengan banyaknya gelembung pada scrubber 1), dibandingkan dengan larutan
yang didapat dengan pengadukan tidak optimum larutan yang didat kurang pekat dan
masih tampak seperti aquadest saja. Dari pengamatan tersebut dapat disimpulkan
pengadukan pada reaktor sangat mempengaruhi % perolehan HCl yang didapat.
Selain itu, faktor terlepasnya gas Cl - yang terepas ke udara juga mempengaruhi %
perolehan yang didapat, karena sambungan yag kurang kencang. Sehingga dari beberapa
faktor tersebut beberapa jumlah gas Cl- tidak dapat ditentukan konsentrasinya secara
pasti, sehingga membuat larutan HCl yang didapat berkurang konsentrasinya. Sumber
sumber tidak tercapainya hasil yang diharapkan dalam hitung teoritis
diantaranya putaran stirrer magnetic yang tidak stabil mengakibatkan
tidak meratanya reaksi antara NaCl dan H 2SO4; sambungan antar unit
dalam reaktor tidak rapat; dan juga adanya gas HCl yang tidak
terabsorsi oleh air didalam scrubber.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum, reaksi yang terjadi adalah:

17 | P e m b u a t a n A s a m K l o r i d a

NaCl(s)

H2SO4(aq)

NaHSO4(aq) +

NaCl(s)

2NaCl(s) + H2SO4 (aq)

NaHSO4(aq) + HCl(g)
Na2SO4 (s) HCl(g) (HCl yang dihasilkan sedikit)
Na2SO4(s)

+ 2HCl(g)

Dari persamaan reaksi didapat akan didapat produk garam Na2SO4 dan gas HCl.
Sebagai produk samping, garam Na2SO4(s) tersisa di bagian reaktor dan gas HCl yang
menguap kemudian terkondensasi pada scrubber (terdapat H2O 50mL) sehingga
terbentuk larutan HCl.

Sehingga didapatkan perolehan HCl sebagai berikut :


Scrubber 1 = 0,112 N; 0,2044 mol; 5,6 x 10-3 gram
Scrubber 2 = 5,5 x 10-4 N; 1,003.10-3 mol; 2,75x 10-5 gram

% yield yang didapatkan dengan membandingkan mol hasil teori

(dengan stoikiometri ) dan hasil percobaan, yakni didapatkan hasil % yield


pada scrubber 1 adalah 47,87% dan pada scrubber 2 adalah 23,49 %

Konsentrasi asam sulfat sisa yang didapat berdasarkan percobaan

adalah 0,125N

Konsentrasi garam Na2SO4 yang didapat berdasarkan percobaan

adalah 0,112 N

Perolehan %yield yang didapatkan dikarenakan beberapa factor yang

mempengaruhinya yaitu pengadukan tidak stabil, dan factor terlepasnya


gas HCl ke udara yang menyebabkan perolehan HCl berkurang.

Lili awaliyah darajat (141424019)


Asam klorida merupakan asam kuat yang bersifat generic yang banyak digunakan dalam industri
sebagai pelarut, pengatur asam basa dan sebagai bahan baku untuk proses lainnya. Asam klorida
18 | P e m b u a t a n A s a m K l o r i d a

(HCl) mempunyai sifat sangat korosif dan berbahaya bagi kesehatan manusia bila kontak atau
terserap ke dalam tubuh manusia. Asam klorida merupakan atau tergolong asam kuat (strong
acid) yang mempunyai sifat fisika sebagai berikut (Condensed Chemical Dictionary, 1981) :

Rumus Kimia
Cairan
Bau
Berat Molekul (BM)
Densitas
Konsentrasi dalam pasaran
pH (1 % sol / air)
Titik didih (kadar 37 %)
Tekanan uap
Spesifik Gravity

: HCl
: Berwarna bening
: Tajam, menyengat, membuat iritasi kulit
: 36,5 gr/mol
: 1,19 gr/ml
: 36 %
: Asam
: 108,6 oC (1atm)
: 16 kPa (20oC)
: 1,1-1,19 (Spec. grav. air = 1)

Sedangkan sifat kimia HCl sebagai berikut (Condensed Chemical Dictionary, 1981):

Larut dalam air/bereaksi dengan air merupakan reaksi eksoterm


Bersifat mudah menguap (volatil)
Asam kuat berasap dan mudah mengembun
Dapat teroksidasi oleh oksidator kuat (MnO2, KMnO4 atau K2Cr2O7)
Bersifat korosif dan mudah larutdalam zat organik
Bereaksi dengan basa membentuk garam klorida
Manfaat dari asam klorida (HCL) antara lain adalah menghilangkan karat/kerak pada

besi atau baja ,bahan baku pembuatan Besi (II) atau Besi (III) ,sebagai bahan baku pembuatan
senyawa vinyl klorida, yaitu monomer untuk pembuatan plastik polyvinyl chloride(PVC), bahan
baku koagulan dan flokulan untuk digunakan pada pengolahan air , mengatur keasaman(pH) air
limbah industri dan proses regenerasi resin penukar kation (cation exchange). Selain itu di
laboratorium untuk titrasi penentuan basa dalam larutan, bahan pembuatan cairan pembersih
porselin, campuran antara HCl dan asam HNO3(aqua regia) dapat melarutkan emas.
Asam korida dihasilkan dari produk samping industri proses sintesis senyawa organic
proses klorinasi, contohnya pada industri alifatik dan aromatic klorohidrokarbon. Asam klorida
yang dihasilkan sebagai produk samping proses ini memenuhi sekitar 90 % kebutuhan industri.
Karena banyak penggunaan HCl dalam berbagai bidang, tentu harus adanya cara pembuatan HCl
yang efektif dan efisien. Berikut penjelasan pembuatan Asam Klorida dengan beberapa cara,
diantaranya:
1. Sintesa Organik

19 | P e m b u a t a n A s a m K l o r i d a

Produksi terbesar HCl (Hydrochloric acid) berasal dari proses pembuatan senyawa organik
yang mengandung klorin dan Fluor seperti Teflon, Freon, CFC, PVC dan lain-lain.
R-H + Cl2 R-Cl + HCl
R-Cl + HF R-F +HCl
Gas HCl yang dihasilkan langsung dilarutkan dalam air, dan menghasilkan larutan HCl
dengan standar teknik atau industri (technical or industry grade).
2. Sintesa Langsung
Gas klorin murni dapat dikombinasikan dengan gas Hidrogen untuk menghasilkan gas HCl
(Hydrogen Chloride).
Cl2 (g) + H2 (g) 2 HCl (g)
4. Metoda Laboratorium
HCl dapat dihasilkan dengan mencampurkan H2SO4 dengan NaCl. Reaksi yang terjadi ialah :
NaCl + H2SO4 NaHSO4 + HCl (temperature kamar)
NaCl + NaHSO4 HCl + Na2SO4 (suhu diatas 200 oC)
Pada praktikum kali ini pembuatan HCl dilakukan dengan cara mereaksikan asam sulfat
dengan natrium klorida sehingga dihasilkan produk berupa asam klorida dan natrium sulfat.
NaCl direaksikan dengan H2SO4 dalam lemari asam karena pada pembuatan HCl ini reaksi yang
di hasilkan sangat berbahaya. Dari reaksi tersebut akan menghasilkan gas HCl dan produk
sampingnya NaHSO4. Gas HCl dialirkan ke dalam tabung yang akan terkondensasi,namun pada
saat reaksi tersebut masih ada gas HCl yang tidak tertangkap pada scrubber pertama maka
disediakan scrubber 2, dengan reaksi:
2NaCl (s) + H2SO4 (l)

Na2SO4 (s) + 2HCl (g)

Dari persamaan reaksi didapat akan didapat produk garam Na 2SO4

dan

HCl.

Terbentuknya HCl dapat dilihat dari banyaknya gelembung yang mengalir pada scrubber 1 dan 2.
Untuk menentukan konsentrasi HCl yang didapat dilakukan titrasi dengan NaOH 0,1 N dan
untuk mengetahui konsentrasi garam H2SO4 yang didapat dilakukan titrasi dengan NaOH 0,1 N.
Berdasarkan data praktikum pada scrubber 1 HCL tidak dapat langsung dititrasi karena
HCL yang didapat terlalu pekat, oleh karena itu dilakukan pengenceran HCL 10x, maka didapat
massa HCL sebesar 5,6 x 10-3 gram , konsentrasinya 0,112 N dengan % yield HCl adalah 47,87
% sedangkan scrubber 2 tidak dapat langsung dititrasi juga karena HCl yang didapat terlalu
encer, kemudian NaOH 0,1 N diencerkan 10x menjadi 0,01 N, larutan langsung berubah menjadi
merah, massa HCL yang didapat sebesar 2,75x 10-5 gram, konsentrasinya 5,5 x 10-4 N dengan %
yield HCL adalah 23,49 %. Untuk H2SO4 dengan dititrasi oleh NaOH 0,1 N. Konsentrasi H2SO4
sisa yang didapat sebanyak 0,125 N .
20 | P e m b u a t a n A s a m K l o r i d a

Nilai % yield dihasilkan cukup baik karena pengadukan menggunakan magnetic stirrer
dengan ukuran yang cukup besar berfungsi dengan cukup baik sehingga terjadi pencampuran
yang cukup optimum pada reactor,. Hal tersebut memengaruhi banyaknya gas HCl yang mengalir
ke scrubber 1 dan scrubber 2. Pengadukan akan berpengaruh pada kepekatan HCl yang terbentuk
. Dapat disimpulkan pengadukan pada reactor sangat mempengaruhi % perolehan HCl yang
didapat. Selain itu faktor terlepasnya gas HCl yang terepas ke udara juga mempengaruhi %
perolehan yang didapat, karena sambungan corong tetes dengan reaktor yang kurang kencang
dan rapat . Sehingga dari beberapa faktor tersebut beberapa jumlah gas HCl tidak dapat
ditentukan

konsentrasinya

sehingga

membuat

larutan

HCl

yang

didapat

berkurang

konsentrasinya. Selain itu, NaOH yang dipakai untuk titrasi tidak distandarisasi terlebih dahulu
sehingga perhitungan konsentrasi HCl yang di dapat mungkin kurang tepat.

Melani ismayasari (141424020)


Pada praktikum pembuatan HCl, pertama digunakan NaCl sebanyak 25 gram lalu
direaksikan dengan 30 mL H2SO4 98%. Kondisi operasi sebaiknya dilakukan pada suhu tinggi,
karena konstanta laju reaksi berbanding lurus dengan temperatur sesuai dengan persamaan
Arrhenius yang mengatakan apabila semakin besar suhu dalam suatu reaksi, maka konstanta laju
reaksi pembentukan asam klorida semakin bertambah, sehingga mengakibatkan rate
pembentukan asam klorida juga semakin meningkat. Reaksi yang dilakukan pada temperatur
tinggi, memberikan energi yang lebih banyak ke dalam sistem dan menaikkan laju reaksi dengan
adanya tumbukan yang lebih banyak antar reaktan. Pada praktikum ini kondisi operasi dilakukan
pada temperatur 500-600 C.
Selama proses berlangsung, terdapat beberapa perubahan fisik yang terlihat. Dimana adanya
gelembung-gelembung pada scrubber 1 yang jumlahnya banyak. Hal tersebut menunjukkan
adanya gas yang dihasilkan dari reaksi H 2SO4 dan HCl. Selain itu,larutan pada scrubber 1 lebih
terlihat pekat dibanding pada scrubber 2 dan NaCl yang terdapat di dalam erlenmeyer lama
kelamaan larut karena penambahan H2SO4, namun akhirnya kembali solid sehingga terbentuk
padatan garam Na2SO4.
Setelah gelembung pada scrubber tidak terlihat lagi, rangkaian alat di lepas. Kemudian
dilakukan titrasi untuk mengetahui kadar HCL yang terbentuk pada scrubber 1 dan 2.

21 | P e m b u a t a n A s a m K l o r i d a

Pada praktikum ini terjadi proses absorbsi, yaitu metode yang digunakan untuk
pemisahan gas terlarut dalam liquid. Gas yang diabsorb adalah asam klorida (HCl) yang
dihasilkan dari reaksi antara natrium klorida (NaCl) dengan asam sulfat (H2SO4).
Reaksi yang terjadi yaitu
2NaCl

H2SO4

2 HCl

Na2SO4

Dalam perhitungan stoikiometri didapat HCL yang dihasilkan dari 25 gram garam NaCl adalah
15,5855 gram, sedangkan berdasarkan perhitungan praktikum, HCl yang didapat yaitu 2,75x 10-5
gram dengan konsentrasi rata-ratanya karena dilakukan dua kali titrasi (duplo) yaitu sebesar 5,5 x
10-4 N, dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa massa HCl praktikum lebih kecil
dari teori, hal ini dapat terjadi karena ada sebagian gas HCl yang tidak larut pada kolom yang
berisi air aquades, gas HCl banyak terbuang. Hal ini menyebabkan hasil yang diperoleh kecil.
Sedangkan persen yield dapat ditentukan dengan membandingkan mol hasil teoritis stoikiometri
dengan mol percobaan, maka didapatkan persen yield sebesar 47,87% pada scrubber 1 dan
23,49 % pada scrubber 2. Untuk mengetahui konsentrasi , mol, dan massa H2SO4 sisa, maka
dilakukan proses titrasi oleh NaOH. Sehingga didapatkan nilai konsentrasi rata rata(dilakukan
duplo) sebesar 0,125 N. Selain itu, konsentrasi garam Na2SO4 yang didapat dapat diketahui, yaitu
sebesar 0,112 N.

KESIMPULAN
Reaksi yang terjadi yaitu
2NaCl

H2SO4

2 HCl +

Na2SO4

HCl yang didapatkan dari praktikum ini sebanyak 2,75x 10-5 gram dengan konsentrasinya
5,5 x 10-4 N.
Yield yang didapatkan yaitu sebesar 47,87% pada scrubber 1 dan 23,49 % pada scrubber
2.
Konsentrasi H2SO4 sisa sebesar 0,125 N, sedangakan garam Na2SO4 didapat
konsentrasinya sebesar 0,112 N dan molnya sebesar 0,56 mol .

22 | P e m b u a t a n A s a m K l o r i d a

Daftar Pustaka
Buchel, KH, Moretto, H da Woditsch, Industrial Inorganic Chemistry, Wiley VCH, Federal
Republic of Germany, 2000
Chadwich TF, General Chemistry and Inorganic Chemistry, second edition, S anand & Company,
New Delhi, 1985
Anonim. 2011. Asam Klorida. http://id.wikipedia.org/asamklorida/. (diakses 12 April 20.09
WIB )

LAMPIRAN
23 | P e m b u a t a n A s a m K l o r i d a

(proses penetesan H2SO4 ke dalam reaktor hingga habis)

(Proses titrasi larutan produk HCl yang terbentuk oleh NaOH 0,1N ditambahkan
indicator PP hingga berwarna merah muda menunjukkan titik ekivalen tercapai).

24 | P e m b u a t a n A s a m K l o r i d a

Anda mungkin juga menyukai