KHGK
KHGK
1406528301
Skenario 4
Penggunaan antibiotik tambahan secara sistemik dapat meningkatkan hasil perawatan
periodontal karena dapat menekan patogen periodontal pada pasien yang mengalami
periodontitis. Namun demikian, pemilihan antibiotik yang diberikan sebagai penunjang
periodontal harus didasarkan pada kerentanan bakteri yang hendak disingkirkan.
Antibiotik pada terapi periodontal
1. Diagnosis klinis dan situasi menentukan kebutuhan terapi antibiotik sebagai tambahan
dalam mengontrol penyakit periodontal yang aktif. Diagnosis dapat berubah, misalnya
setelah dilakukan perawatan.
2. Aktivitas penyakit yang diukur dari attachment loss, eksudat nanah, dan bleeding on
probing merupakan indikasi dari keterlibatan periodontal dan adanya mikroba.
3. Antibiotik dipilih berdasarkan komposisi mikroba pada plak, status medis pasien, dan
medikasi yang sedang diterima.
4. Sampling plak mikroba dapat dilakukan lalu setelah itu dokter gigi dapat mengetahui
pathogen yang ada dan antibiotic apa yang harus di berikan.
5. Sample plak dapat dilakukan pada pemeriksaan awal, root planing, reevaluasi, atau saat
supportive therapy. Perlu diingat indikasi test mikroba, yaitu periodontitis agresif,
refractory, dan karena penyakit sistemik.
6. Antibiotik berhasil menurunkan kebutuhan bedah periodontal pada pasien periodontitis
kronis.
7. Terapi antibiotik tidak boleh dilakukan sebagai monoterapi, tetapi merupakan bagian dari
rencana perawatan yang komperhensif, yang meliputi irigasi permukaan akar, OH yang
optimal, dan supportive therapy yang rutin.
8. Agen antimikroba berguna dalam memperbaiki kualitas penyembuhan regeneratif.
Pemakaian antibiotik 1-2 hari sebelum bedah dan dilanjutkan sampai minimal 8 hari.
Terapi Antibiotik Kombinasi
Amoksisilin
Obat spektrum luas yang sering diberikan pada pasien periodontis untuk mengobati abses
periodontal. Antibiotik ini memiliki distribusi jaringan yang sangat baik namun konsentrasi
relatif rendah pada crevicular fluid. Mengingat bahwa beberapa patogen periodontal
menghasilkan -laktamase yang dapat menginaktivasi -laktam. kombinasi amoksisilin dan asam
klavulanat harus dipertimbangkan dengan cermat.
Metronidazol
Aktivitas spektrum sempit terutama menargetkan bakteri anaerob secara ketat, telah dilaporkan
dalam beberapa penelitian sebagai agen yang efektif untuk mengobati periodontitis refraktori
dimana melibatkan P. gingivalis dan / atau P. intermedia. Hal ini memungkinkan untuk
pencapaian konsentrasi antibakteri yang efektif di dalam jaringan gingiva dan crevicular fluid.
Pemberian metronidazole secara oral tampaknya memiliki dampak yang kecil pada mikroflora
dalam mulut dan usus
Tetrasiklin
Aktif terhadap patogen periodontal penting seperti A. actinomycetemcomitans; mereka juga
memiliki sifat anti-kolagenase dan dapat mengurangi kerusakan jaringan dan resorpsi tulang.
Meskipun tetrasiklin yang diberikan secara sistemik mencapai konsentrasi yang relatif tinggi
dalam crevicular fluid, berbagai variasi pada pasien telah diamati. Perbedaan-perbedaan ini
mungkin menjelaskan adanya perbedaan yang diamati dalam respon klinis dengan pemberian
tetrasiklin secara sistemik. Tetrasiklin diindikasikan untuk infeksi periodontal dimana pathogen
Sumber: carranza