Anda di halaman 1dari 11

Percobaan XI - Hal.

1 dari 11
D E PA RT E M E N P E N D I D I K A N D A N K E B U D AYA A N

POLITEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Veteran, PO Box 04 MALANG - 65145 Telepon (0341) 551340, 551341 Fax. (0341) 551708

11
I.

TRIAKSIAL (TRIAXIAL)

PENDAHULUAN
Dibandingkan dengan percobaan Geser Langsung maupun Kuat Tekan Bebas,
pelaksanaan percobaan Triaksial diketahui lebih rumit, namun diakui sebagai cara
yang paling baik untuk mendapatkan parameter-parameter geser tanah c dan , oleh
karena kondisi tegangan-tegangan dilapangan dapat ditirukan dengan cara
pemberian tegangan sel (3) pada benda uji. Selain itu pada percobaan Triaksial
tersedia pula fasilitas untuk mengukur tekanan air pori dan perubahan volume
selama pelaksanaan pengujian.
Beberapa jenis pengujian yang dapat dilakukan pada percobaan Triaksial antara
lain:
-

Unconsolidated Undrained test, adalah pengujian tanpa konsolidsi dan tanpa


pengaliran, disebut sebagai pengujian cepat atau U-test. Pada semua tahapan
pengujian, keran pengaliran (sistim tekanan air pori) dalam keadaan tertutup.
Cara pengujian ini tidak dapat diterapkan pada jenis tanah non-kohesif jenuh
(S = 100%). Parameter geser yang didapatkan dari cara pengujian ini berdasarkan konsep tegangan total (total pressure). Pengujian ini memberikan
parameter geser Cu dan u.

Consolidated Undrained test, adalah pengujian dengan konsolidasi tanpa


pengaliran, disebut juga pengujian konsolidasi-cepat atau CU-test. Pada
tahap pemberian tegangan sel (3) keran pengaliran (sistim tekanan air pori)
dalam keadaan terbuka, dan ditunggu hingga proses konsolidasi berakhir
yang dapat diamati melalui tabung perubahan volume. Untuk mempercepat
proses konsolidasi pada tanah kohesif, biasanya digunakan cara-cara khusus,
antara lain dengan memasang kolom pasir ditengah-tengah benda uji, atau
Laboratorium Mekanika Tanah Politeknik Negeri Malang

Percobaan XI - Hal. 2 dari 11

membungkus benda uji dengan lembaran tipis kertas saring. Sesudah


konsolidasi selesai, keran pengaliran dibuka, kemudian diberikan tegangan
deviator sampai terjadi keruntuhan. Parameter geser yang diperoleh dari
pengujian ini berdasarkan konsep tegangan efektif (effective stress), yang
dinyatakan dalam notasi c' dan '.
-

Consolidated Drained test, adalah pengujian dengan konsolidasi dan


pengaliran, disebut juga pengujian konsolidasi-lambat atau CD-test. Pada
semua tahapan pengujian keran pengaliran (sistim tekanan air pori) dalam
keadaan terbuka. Seperti halnya pada CU-test, beban deviator diberikan
setelah proses konsolidasi selesai. Pembebanan dilakukan dengan lambat,
dimana tegangan air pori yang timbul cukup kecil, sehingga tidak mempengaruhi parameter geser yang diperoleh. Seperti halnya pada CU-test parameter
geser yang diperoleh berdasarkan konsep tegangan efektif (effective stress),
yang dinyatakan dalam notasi c' dan '.

Ukuran sel Triaksial yang sesuai dengan diameter benda uji tersedia dalam berbagai
ukuran, namun yang umum digunakan adalah sel untuk benda uji berdiameter
38mm, dengan perbandingan tinggi terhadap diameter (L/d) yang disyaratkan
berkisar antara 2.0 sampai 3,0. Pengujian dengan diameter benda uji yang lebih
besar dapat dilakukan, selama peralatan yang diperlukan tersedia. Sesuai dengan
keperluannya benda uji dapat dibuat dari contoh tanah asli (undisturbed), maupun
buatan (remoulded).
Untuk satu seri percobaan Triaksial, diperlukan minimal 2 (dua) buah benda uji
dengan kadar air dan berat isi yang kurang lebih sama (identik).
Prinsip dasar dari pelaksanaan pengujian yaitu; mula-mula terhadap masing-masing
benda uji diberikan tegangan sel dan ditunggu sampai stabil, selanjutnya berikan
tegangan deviator dimana beban dibaca pada regangan tetap tertentu (strain
controlled), hingga tercapai keruntuhan. Tergantung pada jenis pengujian, selama
pemberian tegangan sel, keran pengaliran dapat dalam keadaan tertutup
(unconsolidated), atau terbuka (consolidated).

Laboratorium Mekanika Tanah Politeknik Negeri Malang

Percobaan XI - Hal. 3 dari 11

Selanjutnya berdasarkan data yang diperoleh dari pelaksanaan pengujian, dapat


digambarkan grafik lingkaran Mohr untuk menentukan kohesi (c) dan sudut geser
dalam ( ) tanah yang diperlukan untuk berbagai perhitungan stabilitas.
II.

TUJUAN PERCOBAAN
2.1

Peserta pelatihan dapat melaksanakan percobaan Triaksial dengan prosedur


standar secara benar.

2. 2

Peserta pelatihan dapat menggambarkan lingkaran Mohr, serta dapat menentukan besarnya nilai kohesi (c) dan sudut geser dalam (), dari contoh tanah
yang diuji.

III.

PERALATAN
3.1

Mesin tekan yang dilengkapi dengan cincin beban dan arloji regangan dengan ketelitian 0.01mm.

IV.

3.2

Sel Triaksial.

3.3

Tabung belah pencetak benda uji.

3.4

Karet membran, karet seal, penjepit dan batu pori

3.5

Pompa vakum dan tabung isap.

3.6

Timbangan dengan ketelitian 0.1gram, jangka sorong, pisau tipis, dll.

3.7

Tabung air bertekanan, dilengkapi manometer pengukur tegangan.

3.8

Peralatan untuk penentuan kadar air.

PENYIAPAN BENDA UJI


Cara pembuatan benda uji dari contoh tanah non-kohesif (pasir lepas) jauh lebih
sulit dibandingkan dengan tanah kohesif (lempung).
Berikut ini dijelaskan cara pembuatan benda uji dari jenis tanah kohesif, yang dapat
dicetak langsung dari tabung contoh, contoh kubus, ataupun dari contoh tanah
buatan.

Laboratorium Mekanika Tanah Politeknik Negeri Malang

Percobaan XI - Hal. 4 dari 11

4.1

Benda uji berbentuk silinder, dengan perbandingan tinggi (L) terhadap


diameter (do) 2 s/d 3.

4.2

Untuk benda uji berdiameter 38mm, besar butir maksimum harus


<0.1 diameter benda uji.

4.3

Untuk benda uji berdiameter 76mm, besar butir maksimum harus <1/6
diameter benda uji.

4.5

Benda uji dapat dibuat dari:


4.5.1

Tanah asli dalam tabung contoh.


a.

Keluarkan contoh tanah dari tabung sepanjang 1-2cm dengan


alat pengeluar contoh (extruder), kemudian potong dan ratakan dengan pisau/kawat tipis.

b.

Pasang cetakan belah benda uji diatas tabung contoh, keluarkan contoh dengan alat pengeluar contoh sepanjang cetakan
belah, kemudian potong dan ratakan dengan pisau/kawat
tipis.

c.

Ratakan sisi yang lain dengan pisau tipis, kemudian keluarkan dari cetakan.

4.5.2

Tanah buatan (remoulded)


a.

Siapkan contoh tanah dari bekas benda uji asli atau contoh
tanah lain sejenis.

b.

Sesuaikan kadar air, kemudian cetak contoh tanah kedalam


tabung yang telah diketahui volumenya, agar didapatkan
berat isi yang dikehendaki.

c.
4.6

Lakukan seperti langkah 4.5.1 a s/d c, diatas.

Timbang berat, dan ukur diameter serta tinggi benda uji.


-

Catat tinggi benda uji dari rata-rata 4 (empat) tempat pengukuran.

Catat diameter benda uji rata-rata dengan rumus:


do =

da + 2dt + db
[mm]
4

dimana:
Laboratorium Mekanika Tanah Politeknik Negeri Malang

Percobaan XI - Hal. 5 dari 11

do

diameter benda uji rata-rata, digunakan untuk


menghitung luas penampang mula-mula (Ao).

da

diameter rata-rata dari 2 (dua) pengukuran pada


bagian atas benda uji.

dt

diameter rata-rata dari 2 (dua) pengukuran pada


bagian tengah benda uji.

db

diameter rata-rata dari 2 (dua) pengukuran pada


bagian bawah benda uji.

4.7

Pasang karet membran pada benda uji yang telah disiapkan, lakukan secara
hati-hati agar struktur tanah tidak terganggu, gunakan tabung isap dan pompa vakum.

V.

PROSEDUR PERCOBAAN
5.1

Letakkan benda uji pada pusat alas mesin tekan secara vertikal.

5.2

Pasang sel Triaksial serta kencangkan kedua mur, agar pada saat pemberian
tegangan sel, air tidak keluar.

5.3

Beri tegangan sel/keliling (3) pada benda uji pertama sebesar nilai
tegangan total horisontal yang ada pada kedalaman pengambilan contoh
tanah, dengan rumus:
3 = h = Ko x v
dimana:
h

tegangan horisontal [kg/cm2]

Ko

tekanan tanah diam (at rest coefficient), untuk tanah kohesif


berkonsolidasi normal diambil sebesar 0.40 s/d 0.80

tegangan vertikal = wet . h [kg/cm2]

wet

berat isi tanah basah [kg/cm3]

kedalaman pengambilan contoh tanah [cm]

Laboratorium Mekanika Tanah Politeknik Negeri Malang

Percobaan XI - Hal. 6 dari 11

5.4

Jalankan mesin sampai batang tekan menyentuh cincin beban dan pelat
penutup bagian atas benda uji (ditandai dengan bergeraknya jarum arloji
pada cincin beban).

5.5

Atur arloji regangan dan arloji cincin beban pada posisi nol pembacaan.

5.6

Mesin dijalankan kembali dengan kecepatan sebesar 0,50mm s/d 1,25mm


permenit atau menurut petunjuk instruktur.

5.7

Catat bacaan arloji cincin beban setiap 1/4menit atau 1/2menit atau menurut
petunjuk instruktur.

5.8.

Lanjutkan pengamatan hingga tercapai keruntuhan, dengan ketentuan:


-

Pembacaan arloji beban telah menunjukkan nilai tetap pada 3 (tiga)


pembacaan terakhir berturut-turut.

Telah terjadi regangan sebesar 20%.

5.9.

Setelah selesai, kurangi tegangan keliling secara bertahap sampai nol.

5.10.

Lepaskan sel Triaksial, ambil benda uji amati dan buat sketsa bentuk
keruntuhannya.

5.11.

Timbang benda uji, dan cari kadar airnya.

5.12.

Ganti dengan benda uji yang baru, ulangi langkah 5.1 s/d 5.2.

5.13.

Ulangi langkah 5.3 dengan dengan tegangan keliling sebesar 2 (dua) kali
tegangan keliling yang pertama.

5.14.
VI.

Ulangi langkah 5.4 s/d 5.11.

PERHITUNGAN & PELAPORAN


6.1

Besar regangan aksial dihitung dengan rumus:

L
x 100%
Lo

dimana:

regangan aksial [%]

perubahan panjang benda uji [cm]

Lo

panjang benda uji semula [cm]

Laboratorium Mekanika Tanah Politeknik Negeri Malang

Percobaan XI - Hal. 7 dari 11

VI.2

Luas penampang benda uji rata-rata:


A =

Ao
[cm 2 ]
1-

dimana: Ao = luas penampang benda uji semula [cm2]


6.1

Tegangan deviator:

Pi
[kg/cm 2 ]
A

dimana:
i

tegangan deviator untuk regangan ke-i [kg/cm2]

Pi

beban aksial (terkalibrasi) untuk regangan ke-i, dari masingmasing benda uji [kg]

A
6.2

luas penampang rata-rata [cm2]

Tegangan utama terbesar (major principle stress):


fi

3i +

dimana:

6.3

fi

tegangan aksial runtuh dari benda uji ke-i [kg/cm2]

3i

tegangan keliling dari benda uji ke-i [kg/cm2]

tegangan devitor runtuh dari benda uji ke-i [kg/cm2]

Gambar lingkaran Mohr (Gambar 11.1) untuk masing-masing benda uji:


-

Jarak pusat lingkaran (OC) diukur pusat sumbu dapat ditentukan


dengan rumus:

OCi =

rumus:

1i 3i
[kg/cm2]
2

Jari-jari dar masing-masing lingkaran, ditentukan dengan


Laboratorium Mekanika Tanah Politeknik Negeri Malang

Percobaan XI - Hal. 8 dari 11

ri =

1i - 3i
[kg/cm2]
2

Tegangan geser [kg/cm2]

Gambar 12.1

r2
c

r1
3-1

C1 3-2 1-1

C2

1-2

Tegangan aksial [kg/cm2]

6.4

Berdasarkan gambar 11.1 diatas tentukan nilai parameter-parameter geser


tanah sebagai berikut:
-

Nilai kohesi (c) adalah jarak vertikal dari pusat sumbu ke titik
potong garis singgung kedua lingkaran dengan sumbu vertikal

Sudut geser dalam () adalah sudut kemiringan garis


singgung kedua lingkaran terhadap sumbu horisontal.

6.5

Gambar sketsa benda uji pada saat runtuh, untuk menentukan jenis
keruntuhannya.

6.6

VII.

Cantumkan dalam laporan jenis pengujian yang dilakukan.

REFERENSI
7.1

ASTM D 2580-70
Laboratorium Mekanika Tanah Politeknik Negeri Malang

Percobaan XI - Hal. 9 dari 11

7.2

AASHTO T234-70

7.3

Bowles, J. E.,"Engineering Properties of Soils and their Measurement"


Experiment No.15

7.4

Manual Pemeriksaan Bahan Jalan No.01/MN/BM/1976, PB - 0116 - 76

Laboratorium Mekanika Tanah Politeknik Negeri Malang

Percobaan XI - Hal. 10 dari 11

Laboratorium Mekanika Tanah Politeknik Negeri Malang

Percobaan XI - Hal. 11 dari 11

Laboratorium Mekanika Tanah Politeknik Negeri Malang

Anda mungkin juga menyukai