Anda di halaman 1dari 1

Brassinosteroid (BR)

Sejarah BR : Pada tahun 1979, grove dkk menemukan brassinosteroid pada


tanaman brassica napus. Yang ditemukan pada ekstrak minyak
yang dihasilkan serbuk sari, yang pada awalnya diperkirakan
sebagai giberelin.
Bentuk alami dan sintesis BR : BR adalah turunan hasil hidrolisis dari 5 choleston dengan variasi struktur pada substitusi ring A, B, & C17
berpengaruh terhadap aktivitas senyawanya.
Tempat sintesis : biji, serbuk sari dan jaringan vegetatif.
Perkusor dan biosintesis : BR tersintesis dari asetil CoA melalui jalur asam
mevalovik dengan hasil pre-kursor brassinolide. BR disintesis sebagai
cabang jalur terpenoid, dumulai dengan polimerisasi 2-farnesil-difosfat
menjadi C30 tripentan squalen. Squalen kemudian mengalami
pengakhiran satu seri cincin untukpentacyclic triterpenoid yang
merupakan prekursor cycloartenol. Brasinosteroid : campsterol,
sitosterol, kolesterol.
Fungis fisiologis dalam tanaman : 1) Meningkatkan laju pemanjangan sel
tumbuhan pada batang. 2) menjaga keberadaan pigmen pada daun
(menghambat penuaan pada daun). 3) Mengakibatkan lekuk pada daun
rumput-rumputan. 4) Menghambat proses gugurnya daun. 5)
Menghambat pertumbuhan akar. 6) meningkatkan resistensi pucuk
tumbuhan kepada stres lingkungan. 7) Merangsang pertumbuhan sel di
pucuk tumbuhan. 8) Merangsang pertumbuhan pucuk tumbuhann 9)
merangsang diferensiasi xylem 10) menghambat pertumbuhan pucuk
pada saat kahat udara dan endogenus karbohidrat.
Peranan ZPT pada kultur jaringan : 1) pemanjangan tunas. 2) meningkatkan
aktivitas nitrat. 3) meningkatkan nukleus dan kloroplas. 4) dapat
mengurangi penghambatan perkecambahan.
Hasil penelitian : sakurai dan fujioka pada tahun 1997, mempelajari biosintesis
BR menggunakan tapak dara (Cataranthus roseus) dan terdapat dua
jalur yaitu Earl C6 oxidation dan late C6 oxidation.

Anda mungkin juga menyukai