Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Fungsi eksokrin, membentuk getah pankreas yang berisi enzim dan elektrolit.
Fungsi endokrin, sekelompok kecil sel epitelium yang berbentuk pulau-pulau kecil atau
pulau langerhans, yang bersama-sama membentuk organ endokrin yang mensekresikan
insulin.
- Fungsi sekresi eksternal, yaitu cairan pankreas yang dialirkan ke duodenum yang berguna
untuk proses pencernaan makanan di intestinum.
6. Kantung Empedu
Sebuah kantong yang terletak pada lobus di sebelah permukaan bawah hati sampai
pinggir depannya, panjangnya 812 cm berisi 60 cm.
Fungsi kantung empedu :
- Sebagai persediaan getah empedu, membuat getah empedu menjadi kental.
- Getah empedu adalah cairan yang digunakan untuk mencerna lemak.
7. Hati
hati juga termasuk sebagai alat sekresi yang membantu fungsi ginjal dengan cara
memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam
urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino.
8. Usus Halus / Intestinum Minor
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara
lambung dan usus besar. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari
(duodenum), usus kosong (jejenum), usus penyerapan (illeum). Pada usus dua belas jari
terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.
9. Usus Besar / Intestinum Mayor
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum.
Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Usus besar terdiri dari :
- Kolon asendens
- Kolon transversum
- Kolon desendens
- Kolon sigmoid
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan
dan membantu penyerapan zat-zat gizi.
10. Usus Buntu
Apendiks adalah sebagai organ imunologik dan secara aktif berperan dalam sekresi
immunoglobulin (suatu kekebalan tubuh) dimana memiliki/berisi kelenjar limfoid.
11. Umbai Cacing
Umbai cacing adalah organ tambahan pada usus buntu. Umbai cacing terbentuk dari
caecum pada tahap embrio.
12. Rektum
Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Mengembangnya
dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang
menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi.
C. Esensial Nutrisi
Nutrisi esensial adalah nutrisi yang penting namun tidak bisa diproduksi sendiri oleh
tubuh. Kita harus mendapatkan dari makanan atau suplemen tambahan. Bila kita kekurangan
nutrisi esensial ini, kita akan menderita penyakit yang spesifik karena kekurang zat gizi
tersebut. Nutrisi esensial meliputi :
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam diet.
2. Protein
Protein penting untuk mensintetis jaringan tubuh dalam pertumbuhan, pemeliharaan dan
perbaikan.
3. Lemak
Lemak (lipid) merupakan kumpulan zat-zat makanan yang larut dalam eter, kholoform,
etanol dan benzon, dan merupakan nutrien padat yang peling berkalori.
4. Vitamin
Vitamin merupakan subtansi organik kompleks dalam jumlah kecil pada makanan yang
esensial untuk metabolisme normal. Vitamin dibedakan menjadi dua kelompok :
a. Vitamin Yang Larut Dalam Air
1) Vitamin C (Asam Ascorbat)
2) Vitamin B1 (Tiamin)
3) Vitamin B2 (Riboflavin)
4) Vitamin B5 (Niasin)
5) Vitamin B6 (Piridoksin)
6) Vitamin B9 (Asam Folat)
7) Vitamin B12 ( Kobalamin)
8) Asam pantotenat
9) Biotin
b. Vitamin Yang Larut Dalam Lemak
Beberapa contoh vitamin yang larut dalam lemak sebagai berikut :
1) Vitamin A
2) Vitamin D
3) Vitamin E
4) Vitamin K
5.Mineral
Mineral merupakan elemen esensial nonorganic yang berperan dalam pemeliharaan
fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan.
6. Air
Air merupakan komponen kritis dalam tubuh karena fungsi sel bergantung pada
lingkungan cair. Air menyusun 60-70% dari seluruh berat badan.
D. Penyerapan Nutrisi
Absorpsi adalah proses penyerapan suatu zat oleh zat lain. Dalam proses ini, zat yang
diserap masuk ke bagian dalam zat penyerap.
1. Anatomi sistem absorpsi
Absorpsi zat zat gizi terutama terjadi pada permukaan usus halus. Usus halus berbentuk
lipatan lipatan. Tiap lipatan memiliki ribuan jonjot jonjot yang dinamakan vili. Sebuah
vili terdiri atas ratusan sel yang masing masing mempunyai bulu yang sangat halus,
dinamakan mikrovili. Di dalam celah celah antar vili terdapat kripta kripta berupa
kelenjar yang mengeluarkan getah getah usus ke dalam saluran usus halus.
2. Sistem absorpsi
Vili secara terus menerus dalam keadaan bergerak. Tiap molekul zat gizi yang
ukurannya cukup kecil untuk diserap, terjadi di dalam mikrovili dan diserap ke dalam sel.
Pada tiap vili terdapat pembuluh pembuluh darah dan pembuluh pembuluh limfe yang
berasal dari sistem peredaran darah dan sistem limfe, yang merupakan sistem transportasi zat
zat gizi.
Saluran cerna bekerja secara selektif. Bahan yang dibutuhkan tubuh dipecah dalam
bentuk yang dapat diserap dan diangkut ke seluruh tubuh, dan bahan yang tidak digunakan
dikeluarkan dari tubuh.
3. Cara absorpsi
Absorpsi merupakan proses yang sangat kompleks dan menggunakan empat cara : pasif,
fasilitatif, aktif, dan fagositotis.
E. Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi
1. Faktor External
a. Pendapatan
Masalah gizi karena kemiskinan indikatornya adalah taraf ekonomi keluarga, yang
hubungannya dengan daya beli yang dimiliki keluarga tersebut (Santoso, 1999).
b. Pendidikan
Pendidikan gizi merupakan suatu proses merubah pengetahuan, sikap dan perilaku
orang tua atau masyarakat untuk mewujudkan dengan status gizi yang baik (Suliha, 2001).
c. Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupan
keluarganya. Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu (Markum, 1991).
d. Budaya
Budaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah laku dan kebiasaan
(Soetjiningsih, 1998).
2. Faktor Internal
a. Usia
Usia akan mempengaruhi kemampuan atau pengalaman yang dimiliki orang tua
dalam pemberian nutrisi anak balita (Nursalam, 2001).
b. Kondisi Fisik
Mereka yang sakit, yang sedang dalam penyembuhan dan yang lanjut usia, semuanya
memerlukan pangan khusus karena status kesehatan mereka yang buruk (Suhardjo, et, all,
1986).
c. Infeksi
Infeksi dan demam dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan atau menimbulkan
kesulitan menelan dan mencerna makanan (Suhardjo, et, all, 1986).
F. Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kebutuhan Nutrisi
1. Pengetahuan
Rendahnya pengetahuan tentang manfaat makanan bergizi dapat mengakibatkan
terjadinya kesalahan pemenuhan kebutuhan gizi.
2. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan yang bernilai gizi tinggi, dapat
memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah, seseorang yang mengalami
luka di larang mengkonsumsi telur dan ikan, padahal di dalam telur dan ikan terkandung
protein untuk membantu penyembuhan luka.
3. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang buruk atau pantangan terhadap makanan tertentu dapat juga
memengaruhi status gizi. Misalnya, di beberapa daerah, terdapat larangan makan pisang,
pepaya, bagi para gadis remaja. Padahal, makanan itu merupakan sumber vitamin yang baik.
4. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurangnya
variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh rat-zat gizi yang dibutuhkan secara
cukup.
5. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi. Dengan kata lain, orang
dengan status ekonomi kurang biasanya kesulitan dalam menyediakan makanan bergizi.
G. Pengkajian Status Nutrisi (ABCD)
Pengkajian keperawatan tehadap masalah kebutuhan nutrisi dapat meliputi
1. Status nutrisi seseorang dalam hal ini klien dengan gangguan status nutrisi dapat
dikaji :
a.
A : Pengukuran antropometik (antropometik measuremant)
1) Tinggi badan. Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan balita dilakukan dalam
posisi berdiri tanpa alas kaki, sedangkan pada bayi dilakukan dalam posisi berbaring.
2) Berat badan
- Alat serta skala ukur yang digunakan harus sama setiap kali menimbang.
- Pasien ditimbang tanpa alas kaki.
- Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya setiap kali menimbang.
- Waktu penimbangan relatif sama, misalnya sebelum dan sesudah makan.
3) Tebal lipatan kulit
Anjuran klien untuk membuka baju guna mencegah kesalahan pada hasil pengukuran.
Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien.
- Dalam pengukuran TSF utamakan lengan klien yang tidak dominan.
- Pengukuran TSF dilakukan pada titik lengan atas, antara akromion dan olekranon.
- Ketika pengukuran dilakukan, anjurkan klien untuk relaks.
- Alat yang digunakan adalah kaliper
4) Lingkaran tubuh : umumnya area tubuh yang digunakan untuk pengukuran ini adalah kepala,
dada dan otot bagian tengah lengan atas.
5) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan yang dilakukan pada klien merupakan penilaian kondisi fisik yang
berhubungan dengan masalah malnutrisi. Prinsip pemeriksaan ini adalah head to toe yaitu
dari kepala sampai ke kaki.
b.
c.
Rambut
Tanda klinis
Penurunan berat badan, lemah, lesu
Rasa haus adanya dehidrasi
Pertumbuhan terhambat
Kusut, kakuningan, kekurangan pigmen
Kemungkinan kekurangan
-Kalori
-Cairan
-Vitamin A
Protein
Kulit
Mata
Mulut
Gigi
Sistem
neuramuskular
Tulang
Sistem
gastrointestinal
Sistem
endrokin
Sistem
kardiovaskular
Sistem saraf
-Vitamin K
-Tiamin
-Piridoksin dan zat besi
-Sianokobalamin
d.
D : Diet (dietary)
1.
Riwayat diet
- Gangguan pada fungsi mengunyah dan menelan
- Asupan makanan tidak adekuat
- Diet yang salah atau ketat
- Kurangnya persediaan bahan makanan selama 10 hari atau lebih
- Pemberian nutrisi melalui intravena selama 10 hari atau lebih
- Tidak adekuatnya dana untuk penyediaan bahan makanan
- Tidak adekuatnya fasilitas penyiapan bahan makanan
- Tidak adekuatnya fasilitas penyimpanan bahan makanan
- Ketidakmampuan fisik
- Lansia yang tinggal dan makan sendiri
2.
Riwayat penyakit
- Adanya riwayat berat badan berlebih atau berkurang
- Penurunan berat badan dan tinggi badan
- Mengalami penyakit tertentu
- Riwayat pembedahan pada sistem gastrointestinal
- Anoreksia
- Mual dan muntah
- Diare
- Alkoholisme
- Gangguan yang mengenai organ tertentu (kanker)
- Disabilitas mental
- Kehamilan remaja
- Terapi radiasi
3.
Riwayat pemakaian obat-obatan : aspirin, antibiotik, antasida, anti-depresan,
agens anti-hipersentivitas, agens anti-imflamasi, agens anti-neoplastik, digitalis,
laksatif, diuretik, natrium klorida dan vitamin atau preparat nutrien lain.
H. Masalah / Diagnosa Keperawatan Yang Berhubungan Dengan Nutrisi
Diagnosa keperawatan yang dapat terjadi pada masalah kebutuhan nutrisi adalah :
Menurut NANDA, diagnosis keperawatan terkait masalah nutrisi dibagi menjadi tiga :
1. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
2. Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh
3. Resiko Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh.
I.
1.
2.
3.
Tujuan (NOC)
Status nutrisi : intake
makanan dan cairan
Status nutrisi : intake
nutrisi
Intervensi (NIC)
Management nutrisi
Bantuan
Peningkatan Berat Badan
Management nutrisi
Bantuan pengurangan berat
badan
Management nutrisi
Management berat badan
1. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap masalah kebutuhan nutrisi secara umum dapat dinilai dari adanya
kemampuan dalam :
Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam makan serta
adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi kurang dari kebutuhan.
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjukkan dengan tidak adanya tanda kekurangan atau
kelebihan berat badan.
Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukkan dengan adanya
proses pencernaan makan yang adekuat.
DAFTAR PUSTAKA
Markum, A.H. (1991). Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 1. Jakarta : FKUI.
NANDA. 2005-2006. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Prima Medika.
Nursalam. (2001). Pendidikan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : Info
Medika.
Santoso. (1999). Kesehatan dan Gizi. Jakarta : Rineka Cipta.
Soetjiningsih.(1998). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : Universitas Airlangga.
Suhardjo, L.J. Harper, B.J. Deaton dan J,A. Driskel. (1986). Pangan, Gizi dan
Pertanian.
Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.
Suliha. (2001). Pendidika Kesehatan dalam Keperawatan. Jakarta : EGC.
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses
Keperawatan. Edisi
Jakarta : Salemba Medika
1.1. Definisi
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatn dan
penyakit termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan dan bahan-bahan dari lingkungan hidupnya menggunakan bahanbahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan
sisanya.
STATUS NUTRISI
Pemecahan makanan, pencernaan, absorpsi, dan asupan makanan merupakan
factor penting dalam menentukan status nutrisi.
1. Keseimbangan Energi
Energi adalah kekuatan untuk kerja. Manusia membutuhkan energi untuk terusmenerus berhubungan dengan lingkungannya.
Keseimbangan Energi = Pemasukan Energi + Pengeluaran atau
Pemasukan Energi = Total Pengeluaran Energi ( Panas + kerja + energi
simpanan)
a) Pemasukan Energi
Pemasukan energi merupakan energi yang dihasilkan selama oksidasi makanan.
Makanan merupakan sumber utama energi manusia. Dari makanan yang
dimakan kemudian dipecah secara kimiawi menjadi protein, lemak, dan
karbohidrat. Besarnya energi yang dihasilkan dengan satuan kalori. Satu kalori
juga disebut satu kalori besar (K) atau Kkal adalah jumlah panas yang
dibutuhkan untuk menaikan suhu 1 kg air sebesar 1 derajat celcius. Satu kkal =
1 K atau sama dengan 1.000 kalori.
Ketika makanan tidak tersedia maka akan terjadi pemecahan glikogen yang
merupakan cadangan karbohidrat yang disimpan dalam hati dan jaringan otot.
b) Pengeluaran Energi
Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk men-support
jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh. Cadangan energi tubuh berbentuk
senyawa fosfat seperti adenosin triphosfat (ATP).
Kebutuhan energi seseorang ditentukan oleh Basal Metabolisme Rate (BMR) dan
aktifitas fisik. Kebutuhan energi tiap hari ditentukan dengan rumus = (BMR + 24)
+ (0.1 X Konsumsi kkal setiap hari + energi untuk aktivitas ).
Energi untuk aktivitas misalnya : Istirahat = 30 kal/jam , duduk = 40 kal/jam,
Berdiri = 60 kal/jam, Menjahit = 70 kal/jam, Mencuci piring = 130 s/d 176
kal/jam, Melukis 400 kal/jam.
Jika nilai pemasukan energi lebih kecil dari pengeluaran energi maka akan terjadi
keseimbangan negative (-) sehingga cadangan makanan dikeluarkan, hal ini
akan berakibat pada penurunan berat badan. Sebaliknya, jiak pemasukan lebih
banyak dari pengeluaran energi maka akan terjadi keseimbangan positif (+),
kelebihan energi akan disimpan dalam tubuh sehingga terjadi peningkatan berat
badan.
c) Basal Metabolisme Rate
Basal Metabolisme Rate adalah energi yang digunakan tubuh pada saat istirahat
yaitu untuk kegiatan fungsi tubuh seperti pergerakan jantung, pernapasan,
peristaltic usus, kegiatan kelenjar-kelenjar tubuh. Kebutuhan kalori basal
dipengaruhi oleh :
1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Tinggi dan Berat Badan
4. Kalainan endokrin
5. Suhu Lingkungan
6. Keadaan Sakit
2. Karakteristik Status Nutrisi
Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index (BMI) dan
Ideal Body Weight (IBW).
a) Body Mass Index (BMI)
Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan.
BMI dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk
mengkaji kelebihan berat badan (over weight) dan obesitas.
Rumus BMI diperhitungkan :
BB (kg) atau BB (pon) X 704,5
TB (m) TB (inci)2
b) Ideal Body Weight (IBW)
Merupakan perhitungan barat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat.
Berat badan ideal adalah jumlah tinggi dalam sentimeter dikurangi dengan 100
dan dikurangi 10% dari jumlah itu.
Kegiatan yang membutuhkan energi, antara lain :
1. Vital kehidupan, pernafasan, sirkulasi darah, suhu tubuh dan lain-lain
2. Kegiatan mekanik oleh otot
3. Aktivitas otot dan syaraf
4. Energi kimia untuk membangun jaringan, enzim, dan hormone
5. Sekresi cairan pencernaan
6. Absorpsi zat-zat gizi di saluran pencernaan
7. Pengeluaran hasil sisa metabolisme
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan energi :
1. Peningkatan Basal Metabolisme Rate
2. Aktivitas tubuh
3. Faktor usia
4. Suhu Lingkungan
5. Penyakit atau status kesehatan
JENIS-JENIS NUTRISI
1. Karbohidrat
Karbohidrat adalah komposisi yang terdiri dari elemen karbon, hidrogen dan
oksigen.
Karbohidrat dibagi atas :
a. Karbohidrat sederhana (gula) ; bisa berupa monosakarida (molekul tunggal
yang terdiri dari glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Juga bisa berupa disakarida
(molekul ganda), contoh sukrosa (glukosa + fruktosa), maltosa (glukosa +
glukosa), laktosa (glukosa + galaktosa).
b. Karbohidrat kompleks (amilum) adalah polisakarida karena disusun banyak
molekul glukosa.
Fungsi lemak :
1. sebagai sumber energi ; merupakan sumber energi yang dipadatkan dengan
memberikan
9 kal/gr.
2. Ikut serta membangun jaringan tubuh.
3. Perlindungan.
4. Penyekatan/isolasi, lemak akan mencegah kehilangan panas dari tubuh.
5. Perasaan kenyang, lemak dapat menunda waktu pengosongan lambung dan
mencegah timbul rasa lapar kembali segera setelah makan.
6. Vitamin larut dalam lemak.
3. Protein
Protein merupakan konstituen penting pada semua sel, jenis nutrien ini berupa
struktur nutrien kompleks yang terdiri dari asam-asam amino. Protein akan
dihidrolisis oleh enzim-enzim proteolitik. Untuk melepaskan asam-asam amino
yang kemudian akan diserap oleh usus.
Fungsi protein :
Protein menggantikan protein yang hilang selama proses metabolisme yang
normal dan proses pengausan yang normal.
Protein menghasilkan jaringan baru.
Protein diperlukan dalam pembuatan protein-protein yang baru dengan fungsi
khusus dalam tubuh yaitu enzim, hormon dan haemoglobin.
Protein sebagai sumber energi.
4. Vitamin
Vitamin adalah bahan organic yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan
berfungsi sebagai katalisator proses metabolisme tubuh.
kebutuhan
nutrisi
pasien
yang
4.Pengosongan dilambung
5.Factor reflexs duodenum
6.Pergerakan usus halus
a.Gerakan kolon
b.Gerakan mencampur
c.Gerakan mendorong
7.Defekasi
1.4. Komplikasi
Masalah-Masalah Yang, Mempengaruhi / Berhubungan Dengan Kebutuhan Nutrisi
1. Kekurangan/kelebihan nutrisi (mal nutrisi)
2. Kekurangan kalori (marasmus)
Mal nutrisi : bentuk mal nutrisi energi protein terutama disebabkan oleh
kekurangan kalori berat dalam jangka lama,terutama terjadi selama setahun
pertama kehidupan
Tanda-tanda : Refardasi pertumbuhan dan pengurangan lemah bawah kulit dan
otot secara progresif tapi biasanya masih ada nafsu makan dan kesadaran
mental
B.Objektif
a.Tidak tertarik untuk makan.
b.Diare.
c.Adanya bukti kekurangan makanan.
d.Kehilangan rambut yang berlebiahan.
e.Bising usus hiperaktif.
f.Kurangnya minat pada makanan.
Gejala Klinis
1. Rasa enggan untuk makan
2. Merasa tidak mampu untuk makan atau menelan makanan
3. Menurunnya nafsu makan
4. Kehilangan berat badan dan asupan makanan yang adekuat.
bergerak
melawan
tahanan
pemeriksa
tetepi
kekuatanya
Skala ADL
0 : pasien mampu sendiri
1 : pasien memerlukan bantuan/peralatan yang minimal
2 : pasien memerlukan bantuan/sedang dalam pengawasan
3 : pasien memerlukan bantuan terus menerus dan memerlukan alat bantu
khusus
4 : pasien tergantung secara total pada perawat
Pengkajian
3.Pemeriksaan fisik
a.Keadaan fisik:apatis,lesu
b.Berat badan :obesitas,kurus.otot : flaksia,tonus Kurang,tidak mampu bekerja.
c.Sistem saraf:bigung,rasa terbakar,reflek menurun.
d.Fungsi gastrointestinal: anoreksia,konstipasi,diare,pembesaran liver.
e.Kardiovaskuler:denyut nadi lebih dari 100 kali/menit,irama abnormal,tekanan
darah
rendah/tinggi.
f.Rambut: kusam,kering,pudar,kemerahan,tipis,pecah/patah-patah.
g.Kulit: kering,pucat,iritasi,petekhie,lemak disubkutan tidak ada.
h.Bibir: kering,pecah-pecah,bengkak,lesi,stomatitis,membrane mukosa pucat.
i.Gusi: perdarahan,peradangan.
j.Lidah: edema,hiperemasis.
k.Gigi: karies,nyeri, kotor.
l.Mata: konjungtiva pucat,kering,exotalmus,tanda-tanda infeksi.
m.Kuku: mudah patah.
4.Pengukuran antopometri:
a.Berat badan ideal: (TB- 100)*10%
b.lingkar pergelngan tangan
c.lingkar lengan atas (mac) :
Nilai normal
Wanita :28,5c
Pria :28,3 cm
d.Lipatan kulit paad otot trisep (TSF)
Nilai normal Wanita : 16,5-18 cm
Pria :12,5-16,5 cm
INTERVENSI RASIONAL
1.Tingkatkan intake makanan melalui:
a.Mengurani gangguan lingkungan yang berisik dan lain- lain.
b.Berikan obat sebelum makan bila ada indikasi.
c.Jaga privasi pasien.
2.Jaga kebersihan mulut pasien
3.Bantu pasien makan jika tidak mampu.
4.Sajikan makanan yang mudah dicerna,dalam keadaan hangat, tertutup, dan
berikan sedikit-sedikit
tapi seing.
5.Kaji tanda vital,sensori dan bising usus.
6.Monitor hasil lab,seperti glukosa,elektrolit,albumin,Hb, kolaborasi dengan
dokter.
7.Berikan pendidikan kesehatan tentang cara diet, kebutuhan kalori dan tindakan
keperawatan yang berhubungan dengan nutrisi jika pasien menggunakan NGT.
8.Pemberian caiaran/ makanan tidak lebih 150 cc sekali pemberian.
1.Cara khusus untuk meningkatkan nafsu makan.
2.Mulut yang bersih meningkatakan nafsu majkan.
3.Membantu pasien makan.
4.Meningkatkan selera makan dan intake makan.
5.Membantu mengkaji keadaan pasien.
6.Monitor status nutrisi.
7.Meningkatkan pengetahuan agar pasien le bih koopeartifonitor.
8.Menghindari aspirasi.
DAFTAR PUSTAKA
Nanda 2005-2006. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta : Prima
Medika.
Wilkinson, Judith M. 2007. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.
Syaifudin.2006.Anatomi Fisiologi untuk mahasiswa keperawatan.Jakarta: EGC