Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Tri Gunadi
2005730065
Dokter Pembimbing:
Dr. Heka Mayasari, SpA
BAB I
1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya
antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang dilakukan sedini mungkin
sejak anak masih di dalam kandungan. Upaya kesehatan ibu yang dilakukan sebelum dan
semasa hamil hingga melahirkan, ditujukan untuk menghasilkan keturunan yang sehat
dan lahir dengan selamat (intact survival). Upaya kesehatan yang dilakuakn sejak anak
masih di dalam kandungan sampai lima tahun pertama kehidupannya, ditujukan untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak
agar mencapai tumbuh kembang optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial
serta memiliki inteligensi majemuk sesuai dengan potensi genetiknya.
Berbeda dengan otak orang dewasa, otak balita (bawah lima tahun) lebih plastis.
Plastisitas otak pada balita mempunyai sisi positif dan negatif. Sisi positifnya, otak balita
lebih terbuka untuk proses pembelajaran dan pengkayaan. Sisi negatifnya, otak balitalebih
peka terhadap lingkungan utamanya lingkungan yang tidak mendukung seperti asupan
gizi yang tidak adekwat, kurang stimulasi dan tidak mendapat pelayanankesehatan yang
memadai. Oleh karena masa lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat
peka terhadap lingkungan dan masa ini berlangsung sangat pendek serta tidak dapat
diulang lagi, maka masa balita disebut sebagai masa keemasan (golden period),
jendela kesempatan (window of opportunity) dan masa kritis (critical period).
Mengingat jumlah balita di Indonesia sangat besar yaitu sekitar 10 persen dari seluruh
populasi, maka sebagai calon generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang balita di
Indonesia perlu mendapat perhatian serius yaitu mendapat gizi yang baik, stimulasi yang
memadai serta terjangkau oleh pelayanan kesehatan berkualitas termasuk deteksi dan
intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang. Selain hal-hal tersebut, pelbagai faktor
lingkungan yang dapat mengganggu tumbuh kembang anak juga perlu dieliminasi.
Pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas yang
diselenggarakan melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan
tumbuh kembang balita dilakukan pada masa kritis tersebut di atas. Melakukan
stimulasi yang memadai artinya merangsang otak balita sehingga perkembangan
kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada balita
berlangsung secara optimal sesuai dengan umur anak. Melakukan deteksi dini
penyimpangan tumbuh kembang artinya melakukan skrining atau mendeteksi secara dini
adanya penyimpangan tumbuh kembang balita termasuk menindaklanjuti setiap keluhan
orang tua terhadap masalah tumbuh kembang anaknya. Melakukan intervensi dini
penyimpangan tumbuh kembang balita artinya melakukan tindakan koreksi dengan
memanfaatkan plastisitas otak anak untuk memperbaiki penyimpangan tumbuh kembang
pada seorang anak agar tumbuh kembangnya kembali normal atau penyimpangannya
tidak semakin berat. Apabila balita perlu dirujuk, maka rujukan juga harus dilakukan
sedini mungkin sesuai dengan indikasi.
2
Kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita
yang menyeluruh dan terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara
keluarga (orang tua, pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader,
tokoh masyarakat, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, dan sebagainya)
dengan tenaga profesional (kesehatan, pendidikan dan sosial), akan meningkatkan
kualitas tumbuh kembang anak usia dini dan kesiapan memasuki jenjang pendidikan
formal. Indikator keberhasilan pembinaan tumbuh kembang anak tidak hanya
meningkatnya status kesehatan dan gizi anak tetapi juga mental, emosional, sosial dan
kemandirian anak berkembang secara optimal.
Pembinaan tumbuh kembang anak memerlukan perangkat instrumen untuk stimulasi,
deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang termasuk format rujukan
kasus dan pencatatan-pelaporan kegiatan. pelbagai metoda stimulasi dan deteksi dini telah
banyak dikembangkan oleh para ahli dan lintas sektor terkait. Departemen Kesehatan
bekerjasama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah menyusun pelbagai
instrumen stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang untuk anak umur 0
sampai dengan 6 tahun, yang diuraikan dalam Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi
dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar.
Buku ini ditujukan bukan hanya untuk tenaga kesehatan di puskesmas dan jajarannya
seperti dokter, bidan, perawat, ahli gizi, penyuluh kesehatan masyarakat, dan tenaga
kesehatan lainnya yang peduli anak, tetapi juga untuk petugas sektor lain dalam
menjalankan tugas melakukan stimulasi dan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang
anak. Jika ditemukan penyimpangan tumbuh kembang yang ringan maka pada petugas
sektor lain yang terlatih dapat melakukan tindakan intervensi dengan mengacu pada buku
pedoman ini. Namun pada keadaan dimana diperlukan kompetensi tertentu, maka
tindakan intervensi hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih (dokter, bidan,
perawat maupun tenaga kesehatan lain) baik di tingkat puskesmas maupun rumah sakit
rujukan. Jika petugas sektor lainnya menganggap hasil deteksi dan intervensi dini
meragukan, maka anak tersebut perlu dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit untuk
mendapat pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.
2. Sasaran.
1.) Sasaran langsung:
Sasaran langsung strimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh
kembang adalah Semua anak umur 0 sampai dengan 6 tahun yang ada di wilayah
kerja Puskesmas.
2.) Sasaran tidak langsung:
a. Tenaga kesehatan yang bekerja di lini terdepan (dokter, bidan, perawat, ahli gizi,
penyuluh kesehatan masyarakat, dan sebagainya).
b. Tenaga pendidik, petugas lapangan Keluarga Berencana, petugas Sosial yang
terkait dengan pembinaan tumbuh kembang anak dan
c. Petugas sektor swasta dan profesi lainnya.
3
3. Tujuan
1) Tujuan umum:
Agar semua balita umur 0-5 tahun dan anak prasekolah umur 5-6 tahun tumbuh dan
berkembang secara optimal sesuai dengan potensi genetiknya sehingga berguna bagi
nusa dan bangsa serta mampu bersaing di era global melalui kegiatan stimulasi,
deteksi dan intervensi dini.
2) Tujuan khusus:
a. Terselenggaranya kegiatan stimulasi tumbuh kembang pada semua balita dan anak
prasekolah di wilayah kerja Puskesmas.
b. Terselenggaranya kegiatan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang pada
semua balita dan anak prasekolah di wilayah kerja Puskesmas.
c. Terselenggaranya intervensi dini pada semua balita dan anak prasekolah dengan
penyimpangan tumbuh kembang.
d. Terselenggaranya rujukan terhadap kasus-kasus yang tidak bisa ditangani di
Puskesmas.
4. Kerangka Konsep Pembinaan Tumbuh Kembang Balita dan Anak Prasekolah
5. Indikator Keberhasilan
Tahun 2010, diharapkan 90 persen balita dan anak prasekolah terjangkau oleh
kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang.
BAB II
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK
1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak konsepsi
sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini yang membedakan anak dengan dewasa. Anak
bukan dewasa kecil. Anak menunjukkan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan yang
sesuai dengan usianya.
4
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, berarti
bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat
diukur dengan satuan panjang dan berat.
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan funsi tubuh yang lebih kompleks dalam
kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemnadirian.
Pertumbuhan terjadi secara simulan dengan perkembangan. Berbeda dengan pertumbuhan,
perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang
dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi
dan sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang
utuh.
2. Ciri-ciri dan Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang Anak.
Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Perkembangan menimbulkan perubahan.
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai
dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan intelegensia pada seorang anak akan
menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.
2) Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan
selanjutnya.
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati
tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia
bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh
lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak terhambat. Karena itu perkembangan awal ini
merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.
3) Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda,
baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan
pada masing-masing anak.
4) Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan.
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi
peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat, bertambah
umur, bertambah berat dan tinggibadannya serta bertambah kepandaiannya.
5) Perkembangan mempunyai pola yang tetap.
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu:
a. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke arah
kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal).
b. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu
berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak
halus (pola proksimodistal).
6) Perkembangan memiliki tahap yang berurutan.
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahaptahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat
5
lingkaran sebelum mampu membuat kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan dan
sebagainya.
Proses tumbuh kembang anak juga mempunyai prinsip-prinsip yang saling berkaitan.
Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1) Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar.
Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya, sesuai dengan
potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan perkembangan yang berasal dari
latihan dan usaha. Melalui belajar, anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber
yang diwariskan dan potensi yang dimilki anak.
2) Pola perkembangan dapat diramalkan.
Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan demikian
perkembangan seorang anak dapat diramalkan. Perkembangan berlangsung dari tahapan
umum ke tahapan spesifik, dan terjadi berkesinambungan.
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak.
Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang merupakan
hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Adapun faktor-faktor tersebut antara lain:
1) Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
a. Ras/etnik atau bangsa.
Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia tidak memiliki faktor
herediter ras/bangsa Indonesia atau sebaliknya.
b. Keluarga.
Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek, gemuk atau
kurus.
c. Umur.
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama
kehidupan dan masa remaja.
d. Jenis kelamin.
Fungsi reprosuksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada laki-laki.
Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.
e. Genetik.
Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan
menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh
kembang anak seperti kerdil.
f. Kelainan kromosom.
Kelainan kromosom umunya disertai dengan kegagalan pertumbuhan seperti pada
sindroma Downs dan sindroma Turners.
2) Faktor luar (eksternal).
A. Faktor Prenatal
a. Gizi
Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan mempengaruhi
pertumbuhan janin.
b. Mekanis
Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital seperti club foot.
c. Toksin/zat kimia
6
pembentukan jasad manusia sempurna. Alat tubuh telah terbentuk serta mulai
berfungsi.
o Masa fetus lanjtu yaitu trimester akhir kehamilan. Pada masa ini pertumbuhan
berlangsung pesat disertai perkembangan fungsi-fungsi. Terjadi transfer
Imunoglobin G (lg G) dari darah ibu melalui plasenta. Akumulasi aasam lemak
esensial seri Omega 3 (Docosa Hexanic Acid) dan Omega 6 (Arachidonic Acid)
pada otak dan retina.
Periode yang paling penting dalam masa prenatal adalah trimester pertama kehamilan. Pada
periode ini pertumbuhan otak janin sangat peka terhadap pengaruh lingkungan janin. Gizi
kurang pada ibu hamil, infeksi, merokok dan asap rokok, minuman beralkohol, obat-obat,
bahan-bahan toksik, pola asuh, depresi berat, faktor psikologis seperti kekerasan terhadap ibu
hamil, dapat menimbulkan pengaruh buruk bagi pertumbuhan janin dan kehamilan. Pada
setiap ibu hamil, dianjurkan untuk selalu memperhatikan gerakan janin setelah kehamilan 5
bulan.
Agar janin dalam kandungan tumbuh dan berkembang menjadi ana sehat, maka selama masa
intra uterin, seorang ibu diharapkan:
o Menjaga kesehatannya dengan baik.
o Selalu berada dalam lingkungan yang menyenangkan.
o Mendapat nutrisi yang sehat untuk janin yang dikandungnya.
o Memeriksa kesehatannya secara teratur ke sarana kesehatan.
o Memberi stimulasi dini terhadap janin.
o Tidak mengalami kekurangan kasih sayang dari suami dan keluarganya.
o Menghindari stres baik fisik maupun psikis.
o Tidak bekerja berat yang dapat membahayakan kondisi kehamilannya.
2) Masa bayi infancy umur 0 sampai 12 bulan.
Masa ini dibagi menjadi 2 periode, yaitu :
o Masa neonatal, umur 0 sampai 28 hari.
Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi
darah, serta mulainya berfungsi organ-organ. Masa neonatal dibagi menjadi 2
periode :
o Masa neonatal dini, umur 0 7 hari.
o Masa neonatal lanjut, umur 8 28 hari.
Hal yang paling penting agar bayi lahir tumbuh dan berkembang menjadi anak
sehat adalah :
o Bayi lahir ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih, di sarana kesehatan
yang memadai.
o Untuk mengantisipasi risiko buruk pada bayi saat dilahirkan, jangan terlambat
pergi ke sarana kesehatan bila dirasakan sudah saatnya untuk melahirkan.
o Saat melahirkan sebaiknya didampingi oleh keluarga yang dapat menenangkan
perasaan ibu.
o Sambutlah kelahiran anak dengan perasaan penuh suka cita dan penuh rasa
syukur. Lingkungan yang seperti ini sangat membantu jiwa ibu dan bayi yang
dilahirkannya.
9
10
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
Berjalan lurus.
Berdiri dengan 1 kaki selama 11 detik.
Menggambar dengan 6 bagian, menggambar orang lengkap.
Menangkap bola kecil dengan kedua tangan.
Menggambar segi empat.
Mengerti arti lawan kata.
Mengerti pembicaraan yang menggunakan 7 kata atau lebih.
Menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan kegunaannya.
Mengenal angka, bisa menghitung angka 5-10.
Mengenal warna-warni.
Mengungkapkan simpati.
Mengikuti aturan permainan.
Berpakaian sendiri tanpa dibantu.
seperti kelainan jantung kongenital, hipotonia yang berat, masalah biologis atau
lingkungan lainnya dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik dan
keterampilan untuk menolong diri sendiri.
4) Perawakan Pendek.
Short stature atau Perawakan Pendek merupakan suatu terminologi mengenai tinggi
badan yang berada di bawah persentil 3 atau -2 SD pada kurva pertumbuhan yang berlaku
pada populasi tersebut. Penyebabnya dapat karena varisasi normal, gangguan gizi,
kelainan kromosom, penyakit sistemik atau karena kelainan endokrin.
5) Gangguan Autisme.
Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang gejalanya muncul sebelum
anak berumur 3 tahun. Pervasif berarti meliputi seluruh aspek perkembangan sehingga
gangguan tersebut sangat luas dan berat, yang mempengaruhi anak secara mendalam.
Gangguan perkembangan yang ditemukan pada autisme mencakup bidang interaksi
sosial, komunikasi dan perilaku.
6) Retardasi Mental.
Merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang rendah (IQ < 70) yang
menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan
masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal.
7) Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
Merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian
yang seringkali disertai dengan hiperaktivitas.
15
BAB III
DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK
Seteksi dini tumbuh kembang anak adalah pemeriksaan untuk menentukan secara dini
adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah. Dengan
ditemukan secara dini penyimpangan / masalah tumbuh kembang anak, maka intervensi
akan mudah dilakukan, tenaga kesehatan juga mempunyai waktu dalam membuat
rencana tindakan / intervensi yang tepat, terutama ketika harus melibatkan ibu/keluarga.
Ada 3 jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dikerjakan oleh tenaga kesehatan
ditingkat puskesmas dan jaringannya, berupa:
1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu ubtuk mengetahui status gizi yang
kurang/buruk dan mikro/malrosefali.
2. Deteksi dini penyimpangan perkembangan , yaitu untuk mengetahui gangguan
perkembangan anak (keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan daya dengar.
3. Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahui adanya
masalah mental emosional, autisme, dan gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas.
adapun jadwal kegiatan dan jenis skrinning/deteksi dini adanya penyimpangan tumbuh
kembang pada balita dan anak prasekolah oleh petugas tenaga kesehatan adalah sebagai
berikut:
16
BAB IV
TES PERKEMBANGAN DENVER II
Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver Development
Screening Test (DDST) dan Revisied Denver Developmental Screening Test (DDSTR). Adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini
bukan tes diagnostik atau tes IQ. Waktu yang dibutuhkan 15-20 menit.
a. Aspek Perkembangan yang dinilai
Terdiri dari 125 tugas perkembangan.
Tugas yang diperiksa setiap kali skrining hanya berkisar 25-30 tugas
Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai:
1) Personal Social (perilaku sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi
dengan lingkungannya.
2) Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otototot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
3) Language (bahasa)
17
18
b) Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang
sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal
usia.
3) Tidak dapat dites
Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau
meragukan.
4) Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas.
Pada anak-anak yang lahir prematur, usia disesuaikan hanya sampai anak usia 2 tahun:
Contoh perhitungan anak dengan prematur:
An. Lula lahir prematur pada kehamilan 32 minggu, lahir pada tanggal 5 Agustus 2006.
Diperiksa perkembangannya dengan DDST II pada tanggal 1 April 2008. Hitung usia
kronologis An. Lula!
Diketahui:
Tanggal lahir An. Lula : 5-8-2006
Tanggal periksa : 1-4-2008
Prematur : 32 minggu
Ditanyakan:
Berapa usia kronologis An. Lula?
Jawab:
2008 4 1 An. Lula prematur 32 minggu
2006 8 5 Aterm = 37 minggu
_________ - Maka 37 32 = 5 minggu
1 7 -26
Jadi usia An. Lula jika aterm (tidak prematur) adalah 1 tahun 7 bulan 26 hari atau
1 tahun 8 bulan atau 20 bulan
Usia tersebut dikurangi usia keprematurannya yaitu 5 minggu X 7 hari = 35 hari,
sehingga usia kronologis An. Lula untuk pemeriksaan DDST II adalah:
1 tahun 7 bulan 26 hari 35 hari = 1 tahun 6 bulan 21 hari Atau 1 tahun 7 bulan atau 19
bulan
Interpretasi dari nilai Denver II
a) Advanced: Melewati pokok secara lengkap ke kanan dari garis usia kronologis
(dilewati pada kurang dari 25% anak pada usia lebih besar dari anak tersebut)
b) OK: Melewati, gagal, atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia
antara persentil ke-25 dan ke-75
c) Caution: Gagal atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia kronologis
di atas atau diantara persentil ke-75 dan ke-90
d) Delay: Gagal pada suatu pokok secara menyeluruh ke arah kiri garis usia kronologis;
penolakan ke kiri garis usia juga dapat dianggap sebagai kelambatan, karena alasan
untuk menolak mungkin adalah ketidakmampuan untuk melakukan tugas tertentu
Interpretasi tes
19
i.
Pendahuluan
Perkembangan anak menggambarkan peningkatan kematangan fungsi
individu, dan merupakan indicator penting dalam menilai kualitas
hidup anak. Oleh karena itu perkembangan anak harus dipantau
secara berkala. Bayi atau anak dengan resiko tinggi terjadinya
penyimpangan perkembangan perlu mendapat prioritas, diantaranya
bayi
premature,
berat
lahir
rendah,
riwayat
asfiksia,
iii.
iv.
dll.
Definisi
Salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan
anak.
Test ini bukan test diagnostic atau test IQ.
Tujuan
Untuk mengetahui dan mengikuti proses perkembangan anak.
Untuk mengatasi secara dini bila ditemukan kelainan perkembangan.
Manfaat
Untuk mengetahui tahap perkembangan yang telah dicapai anak.
Untuk menemukan adanya keterlambatan perkembangan anak sedini
mungkin.
Untuk meningkatkan kesadaran orang tua atau pengasuh anak untuk
berusaha
v.
menciptakan
kondisi
yang
menguntungkan
bagi
perkembangan.
Prosedur DDST
Tahap pertama : secara periodik dilakukan pada semua anak yang
berusia :
3-6 bulan
9-12 bulan
20
Tahap
18-24 bulan
3 tahun
4 tahun
5 tahun
kedua : dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya
yang cermat.
Sektor bahasa.
Kemampuan untuk memberikan reflek terhadap suara,
Mengikuti perintah dan berbicara spontan.
Sektor gerakan motorik kasar.
Pergerakan dan sikap tubuh dan biasanya memerlukan tenaga
karena dilakukan otot-otot besar.
vii.
viii.
Persiapan
Usahakan test perkembangan dilakukan pada tempat yang tenang /
tidak bising, dan bersih.
Sediakan meja tulis dengan kursinya dan matras.
Formulir Denver
Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak umur < 6 tahun,
berisi 125 gugus tugas yang disusun dalam formulir menjadi 4 sektor
21
90%
Berjalan
ix.
x.
Alat
Gulungan benang wol merah
Kismis / manik-manik
10 buah kubus warna merah , kuning, hijau, biru 2,5cm x 2,5 cm
Kerincing dengan gagang yang kecil
Botol kaca kecil dengan diameter lubang 1,5cm
Bel/loceng kecil
Bola tennis
Pensil merah
Boneka kecil dengan botol susu
Cangkir plastik dengan gagang / pegangan
Kertas kosong
Prosedur
Sapa orang tua / pengasuh dengan ramah
Jelaskan maksud dan tujuan test DDST pada orang tua
Buat komunikasi yang baik dengan anak
Hitung umur anak dan buat garis umur.
Instruksi umum: catat nama anak, tanggal lahir, dan tanggal
pemeriksaan pada formulir.
Umur anak dihitung dengan cara tanggal pemeriksaan
dikurangi tanggal lahir.
22
yang berbeda.
Siapkan alat yang dapat dijangkau anak, beri anak beberapa mainan
xi.
xii.
xiii.
R.
Intepretasi penilaian individual
Lebih ( advanced )
Bilamana seorang anak lewat pada uji coba yyang terletak dikanan
garis umur, dinyatakan perkembangan anak lebih pada uji coba
tersebut.
Garis umur
Normal
Bila seorang
anak
gagal
atau
menolak
melakukan
tugas
garis umur
F
R
24
Caution
Bila seorang anak gagal ( F ) atau menolak ( R ) tugas
perkembangan , dimana garis umur terletak pada atau antara persentil
75 dan 90.
F
Delay
F
R anak gaga ( F ) atau menolak ( R ) melakukan uji coba
Bila seorang
yang terletak lengkap disebelah kiri garis umur.
F
No oppurtunity .
Pada tugas perkembangan yang berdasarkan laporan orang tua
melaporkan bahwa anaknya tidak ada kesempatan untuk melakukan
tugas perkembangan tersebut. Hasil ini tidak dimasukkan dalam
mengambil kesimpulan.
No
xiv.
NO
Bila ada skor menolak pada 1 uji coba terletak disebelah kiri garis
umur atau menolak pada > 1 uji coba yang ditembus pada garis umur
pada daerah 75-90%.
Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu.
xv.
Tindak lanjut
Skrinning perkembangan
Masalah perkembangan
Intervensi dini
Normal
Normal
Monitoring perkembangan
secara rutin
26
Anak
akan
mendapat
kemampuan
baru
sepanjang
proses
tumbuh
kembangnya.Tabel dibawah ini akan menggambarkan beberapa milestone pokok yang harus
dicapai anak.
Tabel 1 : Perkembangan anak
Milestone
Gross motor
Holds head steady while 2
Allows
sitting
interaction
more
visual
Muscle tone
Self-discovery of hands
midline
Asymmetric tonic neck reflex 4
gone
Sits without support
Increasing exploration
28
6.5
Walks alone
12
Exploration
control
of
proximity to parents
Runs
16
Grasps rattle
3.5
Object use
Visuomotor coordination
Voluntary release
5.5
Comparison of objects
Thumb-finger grasp
12
Fine motor
book time
Scribbles
13
Visuomotor coordination
15
22
voice
Monosyllabic babble
Inhibits to no
Response
to
tone
( nonverbal )
Follows one step command 7
Nonverbal communication
with gesture
Follows one step command 10
without gesture
Says mama or dada
10
Expressive language
Points to object
10
Interactive communication
29
12
Beginning of labeling
15
18
19
Beginning grammaticization,
corresponds with 50+ word
vocabulary
Cognitive
Stares momentarily at spot 2
Self-discovery,
cause
and
effect
Bangs 2 cubes
hidden )
Egosentric
symbolic
play 12
17
Symbolic thought
30
31
Perkembangan Fisik 2
Tingkat pertumbuhan lebih lambat pada umur tahun ke dua dan nafsu makan menurun.
Lemak bayi dibakar oleh gerakan yang bertambah, lumbar lordosis berlebihan membuat
perut menonjol. Pertumbuhan otak, disertai mielinisasi yang berlanjut, menghasilkan
penambahan lingkar kepala lebih dari 2 cm dalam 1 tahun.
Sebagian besar anak mulai berjalan sendiri mendekati usia satu tahun, sebagian lagi tidak
dapat berjalan sampai usia 15 bulan. Bayi yang sangat aktif dan berani cenderung berjalan
lebih awal, bayi kurang aktif, lebih penakut dan yang terikat dengan menyelidiki obyekobyek secara terperinci barjalan lebih lambat. Berjalan lebih awal tidak berkaitan dengan
perkembangan di bidang-bidang lain.
Pertama, bayi berjalan tertatih-tatih, lutut membengkok dengan lengan di fleksi di siku,
seluruh batang tubuh berputar pada setiap langkah, jari kaki mungkin menunjuk ke arah luar
dan ke dalam dan kaki menempel pada lantai. Kemudian menuju kemantapan yang lebih
besar dan efisiensi tenaga. Setelah beberapa bulan latihan, pusat gravitasi bergeser ke
belakang dan batang tubuh berdiri lebih stabil, sementara lutut ekstensi dan lengan mengayun
ke samping untuk keseimbangan. Jari-jari kaki ditahan sejajar dan anak itu dapat berhenti,
berputar dan membungkuk tanpa jatuh. Ketika anak dapat berjalan secara bebas, anak dapat
berjalan menjauhi orang tuanya dan menjelajahi lingkungannya. Meskipun anak
menggunakan ibunya sebagai basis rumah/home base, sering kembali kepada ibunya untuk
menentramkan hati lagi, menunjukkan bahwa anak telah mengambil langkah besar menuju
kebebasan.
2.2.2 Perkembangan Kognitif
Penjelajahan benda mempercepat jalannya karena pendekatan, pemegangan, dan pelepasan
hampir sepenuhnya matur dan berjalan bertambah ke hal-hal yang menarik. Anak yang baru
berjalan menggabungkan objek-objek dengan cara-cara baru untuk menciptakan hal-hal
menarik, seperti menumpuk balok-balok atau meletakan barang ke dalam tempat kaset video.
Alat-alat mainan juga lebih mungkin untuk digunakan pada maksud-maksud tujuannya (sisir
untuk rambut, cangkir untuk minum). Meniru orang tua dan anak-anak yang lebih dewasa
adalah cara belajar yang penting. Permainan khayalan yang berpusat pada tubuh anak itu
sendiri (pura-pura minum dari cangkir kosong).
2.2.3 Perkembangan Emosi
Bayi-bayi yang berkembang mendekati kejadian penting atau milestone dari langkahlangkah pertama mereka mungkin mudah marah. Bila mereka mulai berjalan, perubahan
suasana hati utama mereka nyata sekali. Anak yang baru belajar berjalan digambarkan seperti
32
orang yang dimabukan oleh kemampuan mereka yang baru dan oleh kekuatan mereka.
Mereka sering berputar mengelilingi orang tua mereka, seperti planet-planet mengelilingi
matahari, berpindah-pindah, menoleh ke belakang, bergerak lebih jauh dan kemudian kembali
untuk mendapat sentuhan yang menenangkan dari orang tua mereka. Pada lingkungan yang
tidak dikenal, dengan perasaan anak yang takut, orbit-orbit demikian mungkin kecil atau
tidak ada, dalam keadaan lingkungan yang dikenal, anak yang berani dapat berkeliling
sampai tidak terlihat.
Kemampuan anak untuk menggunakan orang tua sebagai tempat aman untuk penjelajahan,
tergantung pada hubungan kasih sayang. Kasih sayang dapat dinilai dari orang tua
meninggalkan anak-anak dalam ruang bermain yang tidak dikenal, situasi asing. Ketika
orang tua mereka pergi, sebagian anak berhenti bermain, menangis, dan mencoba untuk ikut.
Namun, akibat terbesar yang menarik adalah tanggapan anak ketika orang tua mereka
kembali. Anak yang disayangi pergi ke orang tuanya dengan segera untuk diantar, dihibur dan
kemudian dapat kembali bermain. Anak dengan perasaan sayang yang bertentangan
(ambivalen) pergi ke orang tuanya tetapi kemudian menolak untuk dihibur dan mungkin
memukul orang tuanya karena marah. Anak-anak yang dkategorikan sebagai penghindar
mungkin tidak protes ketika orang tua mereka pergi dan mungkin tidak menyambut saat
mereka kembali. Pola tanggapan yang tampak gelisah mungkin mewakili perkembangan bayi
mengembangkan strategi untuk menanggulangi sifat orang tua mereka yang suka
menghukum atau tidak bertanggungjawab dan mungkin meramalkan masalah kognitif dan
masalah emosi di kemudian hari.Persengketaan berlanjut tentang bagaimana bayi bertabiat
dan pengalaman perpisahan sebelumnya mungkin mempengaruhi tafsiran dari akibat situasi
yang aneh.
2.2.4 Perkembangan Bahasa
Komunikasi penting sejak lahir, khususnya nonverbal sebagai interaksi antara bayi dan yang
merawatnya. Penerimaan bahasa mendahului perasaan. Kata-kata pertama mulai muncul pada
usia 9-18 bulan, kebanyakan anak dapat mengucapkan setidaknya 1 sampai 2 kata pada ulang
thun pertama mereka. Ketika bayi mulai mengucapkan kata-kata pertamanya, kira-kira 12
bulan , mereka mulai menanggapi dengan tepat beberapa contoh pernyataan sederhana seperti
tidak, selamat tinggal, saya minta. Pada usia 15 bulan, rata-rata anak menunjuk pada
bagian utama tubuh dan mengunakan 4-6 kata-kata secara spontan dan benar, termasuk kata
benda nama sendiri. Anak yang baru berjalan juga menikmati berkata-kata dengan suku kata
yang banyak tetapi tidak tampak marah ketika tidak ada yang mengerti. Sebagian besar
komunikasi keinginan dan ide berlanjut menjadi non-verbal.
33
yang
sangat
mengkuatirkan.
Konflik
antara
kebebasan
dan
keamananbermanifestasi dalam masalah disiplin, sifat marah, latihan toilet, dan perubahan
perilaku makan. Orang tua sebaiknya diberitahukan tentang masalah-masalah ini bahwa
peristiwa ini masih dalam batas perkembangan normal anak.
2.3 Tumbuh Kembang Usia 18 24 Bulan
2.3.1 Perkembangan Fisik
Perkembangan motorik ialah suatu kemajuan pada usia ini, dengan perkembangan di dunia di
bidang keseimbangan dan kelincahan serta kemampuan untuk berlari dan menaiki tangga.
Berat dan tinggi meningkat secara bertahap meskipun pertumbuhan kepala terjadi agak
lambat. 90% dari lingkar kepala dewasa didapatkan pada usia 2 tahun, dengan pertambahan
hanya 5 cm yang didapat pada beberapa tahun ke depan.
2.3.2 Perkembangan Kognitif
Pada usia kira-kira 18 bulan, beberapa perubahan kognitif datang menandai kesimpulan
periode sensorimotor. Obyek permanen benar-benar didirikan, balita yang baru belajar
berjalan mengaharapkan adanya obyek yang dapat digerakan walaupun benda itu tidak dapat
dilihat karena sedang bergerak. Sebab dan akibat dimengerti dengan lebih baik, dan balita
memperlihatkan kemampuan dalam menyelesaikan masalah, menggunakan tongkat untuk
menggunakan mainan yang ada di luar jangkauannya dan menggambarkan bagaimana cara
menggerakkan mesin mainan. Perubahan bentuk secara simbolik dalam permainan tidak lagi
terikat pada tubuh balita itu sendiri, sehingga sebuah boneka dapat diberi makan dengan
34
piring kosong. Seperti reorganisasi pada umur 9 bulan, kognitif berubah pada umur 18 bulan,
berkorelasi dengan perubahan penting dalam emosi dan bidang bahasa.
2.3.3 Perkembangan Emosi 2
Pada banyak anak, kebebasan relatif pada periode sebelumnya memberi jalan untuk
menambah keterikatannya pada usia sekitar 18 bulan. Pada fase ini digambarkan sebagai
penyesuaian yang mungkin merupakan reaksi tumbuhya kesadaran dari kemungkinan
berpisah. Banyak orang tua yang mengatakan bahwa mereka tidak bisa kemana-mana tanpa
bersama-sama anaknya. Tidur sendiri seringkali sangat sulit, dengan banyaknya kesalahan
awal dan kemarahan. Banyak anak menggunakan selimut khusus atau mainan sebagai obyek
transisi, sesuatu yang berguna sebagai simbol dari ketidakhadiran orangtua (obyek dalam
istilah psikoanalitik). Obyek transisi tetap pentig sampai peralihan ke pemikiran simbolis
telah dilengkapi dan simbol kehadiran orang tua telah dipenuhi.
Kesadaran sendiri dan pemenuhan standar evaluasi pertama muncul pada usia ini. Anak yang
sedang belajar berjalan memandang cermin untuk pertama kalinya, menyentuh wajah mereka
sendiri bukannya bayangan cermin, jika mereka memperhatikan titik merah pada hidung
mereka atau beberapa penampilan yang tidak biasa. Mereka mulai mengenali ketika
mainannya rusak dan mugkin menyerahkan kepada orang tua untuk diperbaiki. Ketika
tergoda untuk menyentuh objek yang dilarang, mereka mungkin berkata kepada diri mereka
sendiri, jangan, jangan, bukti adanya internalisasi standar perilaku. Bahasa menjadi penting
untuk mengontrol gerak hati, sebab awal, dan hubungan antara ide-ide. Faktanya mereka
sering menyentuh suatu objek untuk menunjukkan kelemahan relatif dari proses hambatan
internalisasi pada tahap ini. Saat perasaan anak berkembang akan dirinya, mereka mulai
mengerti perasaan orang lain dan membangun rasa empati. Anak dapat memeluk anak
lainnya yang mendapatkan distress atau menjadi perhatian ketika seseorang sedang sakit.
Mereka mulai mengerti perasaan anak lainnya jika disakiti, dan kesadaran ini mendorong
mereka untuk menahan perilaku agresif mereka.
2.3.4 Perkembangan Bahasa
Mungkin perkembangan yang paling dramatik pada periode ini ialah bahasa. Memberi nama
objek bertepatan dengan kedatangan pemikiran simbolistik. Setelah menyadari bahwa katakata dapat berarti benda, perbendaharaan kata anak berkembang dari 10-15 kata-kata pada
usia 18 bulan menjadi 50-100 pada usia 2 tahun. Setelah mendapat perbendaharaan kata kira
kira 50 kata, anak-anak mulai menggabungkan kata-kata tersebut untuk memulai kalimat
sederhana, permulaan tata bahasa. Pada tingkat ini, anak mengerti perintah 2 tahap, seperti
berikan bola itu dan pakai sepatumu. Bahasa juga memberikan anak perasaan mengontrol
35
Anak kecil membutuhkan diet dengan kandungan energi yang besar, mereka cenderung
makan-makanan tinggi lemak dan karbohidrat namun rendah buah-buahan dan sayur-sayuran.
Secara umum, usia toddler merupakan usia transisi dari perubahan diet tinggi lemak sejak
bayi menjadi diet rendah lemak pada usia pra sekolah dan anak yang lebih tua. Orang tua
harus diberitahu bahwa makanan yang mengandung karbohidrat harus diberikan saat anak
makan menu utama. Pemberian buah-buahan dan sayur-sayuran dengan porsi 80 gram sehari
harus dipikirkan oleh orang tuanya, sangat penting untuk memberikan buah dan sayur pada
setiap kali makan untuk membuat anak terbiasa dengan makanan ini. Dengan memotongmotong sayur atau buah menjadi potongan kecil, diaduk pada penggorengan, dan dibakar
untuk membuat manis rasanya dan ditambahkan pada sup dan saus dapat menambah
konsumsi sayur dan buah pada anak. Susu dan produk susu merupakan sumber kalsium dan
nutrisi lainnya yang sangat penting, dan orang tua sebaiknya memberikan sebanyak 3 kali
sehari. Namun, memberikan banyak susu dapat menggantikan makanan penting lainnya dan
dapat mengarah kepada defisiensi Fe pada toddler. 1 sampai 2 kali pemberian daging, ikan,
dan makanan alternatif bagi vegetarian (seperti telur, buncis, kacang) juga harus diberikan
dan dapat disajikan dengan makanan yang berkuah untuk melembutkan bentuknya. Makanan
tinggi lemak dan karbohidrat (seperti es krim, kue, biskuit) dapat diberikan dalam jumlah
tidak banyak dan tidak boleh menggantikan makanan penting lainnya. Suplemen vitamin
(tetes vitamin A dan D) juga dianjurkan pada anak-anak.
Anak-anak dengan pertambahan berat badan yang sedikit-sedikit menandakan buruknya
pertumbuhan yang disebabkan oleh nutrisi yang rendah dan infeksi, ini merupakan kasus
yang terus-menerus terjadi pada negara berkembang. Namun, anak juga dapat menjadi gemuk
(obes). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi obesitas pada anak, yaitu genetik,
faktor lingkungan, seperti diet yang rendah dan aktivitas fisik yang rendah, merupakan faktor
resiko yang besar membuat bertambahnya berat anak. Terdapat bukti bahwa kebiasaan makan
terus memburuk dibandingkan dengan tahun 1950-an dan beberapa bukti bahwa toddler tidak
aktif daripada yang seharusnya (contohnya di Amerika, penonton televisi semakin banyak
dengan hampir setengahnya anak-anak berusia 2-3 tahun yang menonton lebih dari 3 jam per
hari). Menganjurkan pemberian makan 3 kali sehari ditambah pemberian makanan kudapan,
hindari percekcokan saat makan, namun batasi lama waktu makan, mendorong anak untuk
makan sendiri menggunakan sendok dan cangkir, dan batasi makan makanan gula dan
mengandung natrium.
2.4 Tumbuh Kembang Usia Prasekolah
37
Sebagai anak yang baru berjalan, anak belajar untuk berjalan menjauhi dan mendekati ke
orang dewasa yang dekat atau orangtuanya. Saat usia prasekolah, anakanak menjelajahi
pemisahan emosiaonal, bertukar-tukar antara perlawanan manja dan gembira, antara berani
menjelajah dan sifat melekat. Dengan bertambahnya waktu yang didapat di kelas atau tempat
bermain kemampuan anak untuk beradaptasi kepada aturan baru dan hubungan. Anak-anak
prasekolah mengetahui bahwa mereka dapat berbuat lebih dari yang sebelumnya, tetapi
mereka juga sangat sadar dengan keterbatasan yang diberikan kepada mereka oleh orang
dewasa dan kemampuan terbatas mereka.
2.4.1 Perkembangan Fisik
Pertambahan berat badan dan tinggi badan biasanya berjalan konstan selama periode pra
sekolah. Pada akhir tahun kedua, pertumbuhan tubuh dan otak lambat, dengan penurunan
yang seimbang pada kebutuhan nutrisi dan nafsu makan, dan timbulnya kebiasaan makan
yang memilih-milih. Rata-rata pertambahan berat badan anak kira-kira 2 kg dan tinggi
badan 7-8 cm setiap tahun. Berat badan lahir bertambah 4 kali saat usia 2 tahun. Ketika
berusia 4 tahun rata-rata berat yaitu 40 lb dan tinggi 40 in. Kepala akan tumbuh hanya
bertambah 5 cm antara usia 3 sampai 18 tahun. Anakanak dengan timbunan adipositas awal
(pertambahan pada massa index tubuh) mempunyai resiko untuk gemuk ketika dewasa. 1,8
Pertumbuhan organ seksual sepadan dengan pertumbuhan somatis. Anak prasekolah
mempunyai genu valgum atau pes planus ringan. Batang tubuh langsing seperti pemanjangan
tungkai. Energi fisik memuncak, dan kebutuhan tidur menurun sampai 11-13 jam/hari,
biasanya termasuk sekali tidur siang. Ketajaman penglihatan mencapai 20/30 pada usia 3
tahun dan 20/20 pada usia 4 tahun. Semua 20 gigi primer telah muncul pada usia 3 tahun.
Tabel 3 : perkembangan anak
15 bulan
Motorik
Adaptasi
Bahasa
Sosial
tua
38
18 bulan
Motorik
Adaptasi
Bahasa
tubuh
Makan sendiri, mencari pertolongan jika membutuhkan , komplen jika
basah atau kotor, mencium orang tua dengan mengerutkan bibir
Sosial
24 bulan
Motorik
Adaptasi
Bahasa
Sosial
30 bulan
Motorik
Adaptasi
Bahasa
lengkap sendiri
39
Adaptasi
Bahasa
Sosial
48 bulan
Motorik
Adaptasi
Bahasa
Sosial
60 bulan
Motorik
Lewat
Adaptasi
Bahasa
Sosial
Kejadian penting atau milestone dari motorik kasar dan halus disajikan dalam tabel 2.1.
Sebagian besar anak berjalan dengan gaya matur dan lari dengan mantap sebelum akhir tahun
ketiganya. Melewati tingkat dasar ini, terdapat variasi yang luas dalam kemampuan seperti
kisaran kegiatan motorik berkembang mencakup melempar, menangkap, dan menendang
bola, mengendarai sepede, menaiki bangunan di lapanagan, menari, dan pola tingkah laku
kompleks lainnya. Tanda-tanda gaya aktivitas kasar seperti tempo, intensitas, dan
kewaspadaan juga sangat bervariasi juga karena bakat bawaan. Walaupun anak dapat berjalan
dengan gaya yang berbeda, berjalan dengan ibu jari tidak seharusnya bertahan.
Pengaruh-pengaruh seperti perbedaan individu pada perkembangan kognitif dan emosi
sebagian bergantung pada tuntutan lingkungan sosial. Anak-anak yang semangat,
terkoordinasi mungkin tumbuh secara emosional dengan orang tua atau guru yang
menekankan aktivitas fisik, namun pada anak-anak dengan tenaga yang kurang, lebih
berotak, mungkin tumbuh dengan orang tua yang menekankan nilai permainan dengan
sungguh-sungguh.
Kemandirian biasanya muncul pada tahun ketiga. Frustasi mungkin akibat dari upaya untuk
mengubah pilihan tangan anak. Variasi dalam perkembangan motorik halus menggambarkan
kecenderungan individu maupun berbagai kesempatan untuk belajar. Anak-anak yang jarang
diizinkan memakai crayon, misalnya, nantinya mengembangkan genggaman pensil orang
dewasa. Kontrol buang air besar dan buang air kecil muncul saat periode ini, dengan
kesiapan untuk ke toilet mempunyai variasi individu dan budaya yang luas. Anak
perempuan cenderung lebih awal dan lebih cepat terlatih daripada anak laki-laki. Ngompol
normal sampai usia 4 tahun pada anak perempuan dan 5 tahun pada anak laki-laki. Banyak
anak-anak mengusai proses ke toilet dengan mudah, terutama sekali sekali ketika mereka
sudah mampu untuk mengatakan secara verbal kebutuhan badannya. Untuk anak lainnya,
latihan toilet dapat juga memanjang dengan kekuatan berontak dari anak. Penolakkan untuk
defekasi di toilet atau pot relatif umum dan dapat mengarah ke konstipasi dan frustasi orang
41
tua. Penghentian latihan (kembali memakai diaper) seringkali memenuhi proses penguasaan
proses bertoilet. Latihan bertoilet menunjukkan peristiwa penting bagi orang tua karena
menandakan kebebasan mereka dari pakaian kotor karena popok. Pada beberapa orang tua
juga mewakili salah satu segi dari perkembangan anak dan satu kebanggaan bahwa anak
mereka telah mendapat kemampuan tertentu pada usia dini. Untuk alasan ini dan
lainnya,mungkin tidak ada peristiwa penting perkembangan lainnya yang terdorong dan lebih
penting dari latihan bertoilet.
Kematangan usia menandakan kesiapan untuk latihan bertoilet, setelah 18 bulan, toddler
mempunyai kapasitas sensorik untuk sadar akan penuhnya rectum atau kandung kemih dan
secara fisik sudah mampu mengontrol shincter anus dan saluran urinarius. Bagian penting
yang berhubungan dengan masalah latihan bertoilet ialah membimbing orang tua tentang
tanda kesiapan anaknya untuk memulai bertoilet, seperti yang diperlihatkan pada tabel 2.2.
Kurang dari 25% dari anak-anak berhasil pada usia 24 bulan, tetapi sebagian besar anak
menguasai bertoilet pada usia 48 bulan. Ingatkan pada orang tua bahwa terjadi proses
perkembangan anak yang normal pada usia ini.
Tanda kesiapan meliputi bahasa yang cukup untuk menggambarkan kebutuhan defekasi, dan
orangtuanya harus mampu mengkomunikasikan dengan anaknya mengenai kebutuhan ini.
Anak menunjukkan sebuah kesadaran bahwa popok harus diganti sudah dapat dipelajari.
Anak yang senang dengan reaksi orang tua dan mau menunjukkan kemampuan mengurus diri
dapat termotivasi menggunakan toilet. Anak yang pada permulaan menunjukkan rasa malu
atau sadar akan kedaruratan tubuh akan pergi ke sudut rumah untuk defekasi dapat diarahkan
ke kamar mandi untuk melakukannya. Bagi orang tua memuji anaknya merupakan suatu
langkah awal. Awalnya orang tua dapat memuji anaknya ketika pergi ke kamar mandi dengan
duduk pada toilet walaupun tidak ada rangsangan untuk defekasi untuk beberapa menit.
Pujian dapat ditingkatkan saat melakukan defekasi. Pada setiap waktu sangat penting bagi
orang tua untuk menjaga sikap yang positif. Anak-anak tidak boleh dipermalukan saat gagal
menggunakan kursi pot atau kecelakaan saat berproses bertoilet. Orang tua harus disiapkan
pada saat anak latihan bertoilet karena memakan waktu beberapa bulan dan kecelakaan sering
terjadi.
Implikasi untuk orang tua dan dokter anak.
Penurunan normal nafsu makan di usia ini sering menimbulkan kecemasan tentang nutrisi.
Sebagian besar, orang tua dapat diyakinkan bahwa jika pertumbuhan normal, masukan anak
adalah cukup. Anak-anak biasanya mengatur jumlah makanannya untuk menyesuaikan
kebutuhan tubuhnya menurut rasa lapar atau kenyang. Asupan setiap hari bervariasi. Kadang42
kadang luas, akan tetapi asupan selama periode 1 minggu relatif stabil. Upaya orang tua
untuk
mengatur asupan anak mengganggu mekanisme pengaturan diri ini karena anak harus
menyetujui atau berontak melawan tekanan. Akibatnya anak menjadi kelebihan makan atau
kekurangan makan. Perlu diketahui juga bahwa pada anak prasekolah dengan anemia
defisiensi Fe anak menjadi kurang aktif terhadap lingkungan sosialnya dan lebih cepat
mendekati ibunya, dan lebih lambat dalam memperlihatkan pengaruh positif dan menyentuh
mainan baru untuk pertama kalinya. Anak yang terlalu aktif meningkatkan resiko untuk
terluka, dan orang tua harus mendapat bimbingan awal mengenai pengamanan. Orang tua
kuatir mengenai kemungkinan hiperaktifitas yang menggambarkan harapan yang tidak
benar, kekuatiran yang berlebihan atau overaktivitas yang sebenarnya. Anak yang terlibat
dalam aktivitas yang gegabah, tidak dapat dikendalikan tanpa memperhatikan keamanan
dirinya, harus dievaluasi lebih lanjut.
2.4.2 Perkembangan Kognitif
Bahasa, kognisi dan permainan semuanya melibatkan fungsi simbolis, suatu cara mengatasi
dunia yang semakin menjadi penting selama periode prasekolah. Periode prasekolah dapat
disamakan dengan stadium praoperasional Piaget (pralogika), ditandai oleh pemikiran ajaib,
egosentris, dan pemikiran yang didominasi oleh kesadaran. Pemikiran ajaib meliputi
kerancuan dari kejadian yang kebetulan untuk sebab dan akibat, animisme (menghubungkan
motivasi kepada benda mati dan kejadian) dan kepercayaan yang tidak realistik terhadap
kekuatan hasrat. Anak-anak mungkin percaya bahwa orang-orang membuat hujan dengan
membawa payung, bahwa matahari turun karena lelah atau bahwa perasaan marah kepada
saudara kandung sesungguhnya dapat membuat saudaranya sakit. Egosentris mengacu kepada
ketidakmampuan anak untuk mengambil pandangan lain dan tidak berarti egois. Anak
mungkin berusaha untuk menyenangkan orang dewasa yang marah dengan membawa boneka
binatang kesayangan. Setelah usia 2 tahun, anak membuat konsep tentang dirinya dan rasa
kebutuhan untuk merasakan semua. Piaget menunjukkan dominasi persepsi di atas logika
dengan urutan yang terkenal dari uji coba pengawetan. Dalam salah satu uji coba, air
dituangkan bolakbalik dalam pot yang tinggi dan kecil ke piring lebar yang lebih rendah, dan
anak-anak ditanya mana yang berisi air lebih banyak. Mereka selalu memilih yang lebih besar
(biasanya pot yang lebih tinggi), bahkan ketika penguji menunjuk bahwa tidak ada air yang
telah diambil atau ditambah. Salah penbgertian demikian menggambarkan hipotesis tentang
perkembangan anak tentang sifat ilmiah dunia, juga kesulitan mereka dalam menyelesaikan
berbagai situasi secara serentak.
43
itu, penundaan berbicara anak-anak menunjukkan tingkat temperamen yang lebih tinggi dan
tingkah laku luar yang lain. Perkembangan bahasa prasekolah meletakkan dasar untuk
keberhasilan berikutnya di sekolah. Kira-kira 35% anak di Amerika Serikat boleh masuk
sekolah yang kurang dalam kemahiran bahasa yang merupakan prasyarat penambahan
kemampuan membaca dan menulis. Meskipun sebagian besar anak belajar membaca dan
menulis di sekolah dasar, dasar-dasar kemampuan untuk membaca dan menulis dibina selama
tahun-tahun prasekolah. Melalui pengulangan pemajanan awal pada katakata tulisan, anakanak belajar tentang penggunaan penulisan ( menceritakan cerita atau mengirimkan pesanpesan), dan mengenai bentuknya (kiri ke kanan atas ke bawah). Kesalahan awal dalam
menulis, seperti kesalahan dalam berbicara, menunjukkan bahwa kemahiran membaca dan
menulis merupakan suatu proses aktif yang melibatkan hipotesis generasi dan revisi.
Buku-buku bergambar berperan khusus bukan saja dalam mengenalkan anakanak tentang
kata-kata cetak, tetapi juga dalam perkembangan bahasa lisan. Perbendaharaan kata anak dan
bahasa reseptif meningkat ketika orang tuanya membacakan secara konsisten untuk mereka.
Membaca dengan keras bersama anak merupakan proses yang interaktif dimana orang tua
secara berulang-ulang memfokuskan perhatian anak pada gambar-gambar khusus, bertanya
pertanyaan, dan memberikan timbal balik kepada anak.
Kesimpulan
Untuk tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologik
seseorang yang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu faktor
genetik, lingkungan bio-fisiko-psiko sosial dan perilaku. Proses yang unik dan hasil akhir
yang berbeda-beda yang memberika ciri tersendiri pada setiap anak.
Tujuan Ilmu Tumbuh Kembang adalah untuk mempelajari berbagai hal yang berhubungam
dengan segala upaya untuk menjaga dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak baik fisik,
mental, dan sosial. Juga menegakkan diagnosis dini setiap kelainan tumbuh kembang dan
45
kemungkinan penanganan yang efektif, serta mencari penyebab dan mencegah keadaan
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
1. Soetjiningsih . Tumbuh kembang anak. Penerbit Buku Kedokteran .Jakarta, 1995
2. Kleigman R, Behrman R, Jenson H., Stanton B. Nelson textbook of pediatrics. 18th
ed .Saunders Elsevier. Philadelphia .2007
3. William W., Myron J., Judith M. Current diagnosis and treatment.19th ed.Mc Graw
Hill .2007
4. WHO child growth standard 2009
46
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Depkes RI. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga . Depkes RI. Jakarta. 192 : 6 18.
Depkes RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di
Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Depkes RI. Jakarta. 2005. 1-14.
IDAI. Buku Pelatihan Denver II. Unit Kelompok Kerja Tumbuh Kembang /Pediatri Sosial. Jakarta. 1-11.
Markum. A.H. dkk. Ilmu Kesehatan Anak. FKUI. Jakarta. 1991 : 9 -21.
Mirriamstoppard. Complete Baby and Child Care. 1997.
Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta. 1998 : 1 63.
Behrman. Kliegman. Arvin. Ilmu Kesehatan Anak ( Nelson Textbook of Pediatrics ). EGC. Jakarta.
2000 : 37 45.
Dhamayanti. Meita. Stimulasi Tumbuh Kembang Anak Untuk Meningkatkan Emotional Spiritual Quotient
(ESQ). FK Unpad Subbagian Tumbuh Kembang Pediatri Sosial Bagian Ilmu Kesehatan Anak Perjan
RSHS Bandung. Bandung. 2005.
47
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt karena berkat rahmat dan hidayahNya lah penulis dapat menyelesaikan pembuatan referat yang berjudul
Skrinning
Perkembangan .
Ucapan terima kasih tak lupa penulis ucapkan kepada Dr. Heka Mayasari, Sp.A. selaku
konsulen dibagian anak di RSUD Cianjur dan rekan-rekan yang telah membantu penulis
dalam pembuatan referat ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan referat ini masih banyak terdapat
kesalahan. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
guna perbaikan dalam pembuatan referat selanjutnya.
Semoga referat ini dapat berguna bagi kita semua, khususnya bagi para pembaca.
Penulis,
48