Anda di halaman 1dari 48

REFERAT

Skrinning Tumbuh Kembang

Tri Gunadi
2005730065

Dokter Pembimbing:
Dr. Heka Mayasari, SpA

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN PEDIATRI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIANJUR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2012

BAB I
1

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya
antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang dilakukan sedini mungkin
sejak anak masih di dalam kandungan. Upaya kesehatan ibu yang dilakukan sebelum dan
semasa hamil hingga melahirkan, ditujukan untuk menghasilkan keturunan yang sehat
dan lahir dengan selamat (intact survival). Upaya kesehatan yang dilakuakn sejak anak
masih di dalam kandungan sampai lima tahun pertama kehidupannya, ditujukan untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak
agar mencapai tumbuh kembang optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial
serta memiliki inteligensi majemuk sesuai dengan potensi genetiknya.
Berbeda dengan otak orang dewasa, otak balita (bawah lima tahun) lebih plastis.
Plastisitas otak pada balita mempunyai sisi positif dan negatif. Sisi positifnya, otak balita
lebih terbuka untuk proses pembelajaran dan pengkayaan. Sisi negatifnya, otak balitalebih
peka terhadap lingkungan utamanya lingkungan yang tidak mendukung seperti asupan
gizi yang tidak adekwat, kurang stimulasi dan tidak mendapat pelayanankesehatan yang
memadai. Oleh karena masa lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat
peka terhadap lingkungan dan masa ini berlangsung sangat pendek serta tidak dapat
diulang lagi, maka masa balita disebut sebagai masa keemasan (golden period),
jendela kesempatan (window of opportunity) dan masa kritis (critical period).
Mengingat jumlah balita di Indonesia sangat besar yaitu sekitar 10 persen dari seluruh
populasi, maka sebagai calon generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang balita di
Indonesia perlu mendapat perhatian serius yaitu mendapat gizi yang baik, stimulasi yang
memadai serta terjangkau oleh pelayanan kesehatan berkualitas termasuk deteksi dan
intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang. Selain hal-hal tersebut, pelbagai faktor
lingkungan yang dapat mengganggu tumbuh kembang anak juga perlu dieliminasi.
Pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas yang
diselenggarakan melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan
tumbuh kembang balita dilakukan pada masa kritis tersebut di atas. Melakukan
stimulasi yang memadai artinya merangsang otak balita sehingga perkembangan
kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada balita
berlangsung secara optimal sesuai dengan umur anak. Melakukan deteksi dini
penyimpangan tumbuh kembang artinya melakukan skrining atau mendeteksi secara dini
adanya penyimpangan tumbuh kembang balita termasuk menindaklanjuti setiap keluhan
orang tua terhadap masalah tumbuh kembang anaknya. Melakukan intervensi dini
penyimpangan tumbuh kembang balita artinya melakukan tindakan koreksi dengan
memanfaatkan plastisitas otak anak untuk memperbaiki penyimpangan tumbuh kembang
pada seorang anak agar tumbuh kembangnya kembali normal atau penyimpangannya
tidak semakin berat. Apabila balita perlu dirujuk, maka rujukan juga harus dilakukan
sedini mungkin sesuai dengan indikasi.
2

Kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita
yang menyeluruh dan terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara
keluarga (orang tua, pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader,
tokoh masyarakat, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, dan sebagainya)
dengan tenaga profesional (kesehatan, pendidikan dan sosial), akan meningkatkan
kualitas tumbuh kembang anak usia dini dan kesiapan memasuki jenjang pendidikan
formal. Indikator keberhasilan pembinaan tumbuh kembang anak tidak hanya
meningkatnya status kesehatan dan gizi anak tetapi juga mental, emosional, sosial dan
kemandirian anak berkembang secara optimal.
Pembinaan tumbuh kembang anak memerlukan perangkat instrumen untuk stimulasi,
deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang termasuk format rujukan
kasus dan pencatatan-pelaporan kegiatan. pelbagai metoda stimulasi dan deteksi dini telah
banyak dikembangkan oleh para ahli dan lintas sektor terkait. Departemen Kesehatan
bekerjasama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah menyusun pelbagai
instrumen stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang untuk anak umur 0
sampai dengan 6 tahun, yang diuraikan dalam Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi
dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar.
Buku ini ditujukan bukan hanya untuk tenaga kesehatan di puskesmas dan jajarannya
seperti dokter, bidan, perawat, ahli gizi, penyuluh kesehatan masyarakat, dan tenaga
kesehatan lainnya yang peduli anak, tetapi juga untuk petugas sektor lain dalam
menjalankan tugas melakukan stimulasi dan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang
anak. Jika ditemukan penyimpangan tumbuh kembang yang ringan maka pada petugas
sektor lain yang terlatih dapat melakukan tindakan intervensi dengan mengacu pada buku
pedoman ini. Namun pada keadaan dimana diperlukan kompetensi tertentu, maka
tindakan intervensi hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih (dokter, bidan,
perawat maupun tenaga kesehatan lain) baik di tingkat puskesmas maupun rumah sakit
rujukan. Jika petugas sektor lainnya menganggap hasil deteksi dan intervensi dini
meragukan, maka anak tersebut perlu dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit untuk
mendapat pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.
2. Sasaran.
1.) Sasaran langsung:
Sasaran langsung strimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh
kembang adalah Semua anak umur 0 sampai dengan 6 tahun yang ada di wilayah
kerja Puskesmas.
2.) Sasaran tidak langsung:
a. Tenaga kesehatan yang bekerja di lini terdepan (dokter, bidan, perawat, ahli gizi,
penyuluh kesehatan masyarakat, dan sebagainya).
b. Tenaga pendidik, petugas lapangan Keluarga Berencana, petugas Sosial yang
terkait dengan pembinaan tumbuh kembang anak dan
c. Petugas sektor swasta dan profesi lainnya.
3

3. Tujuan
1) Tujuan umum:
Agar semua balita umur 0-5 tahun dan anak prasekolah umur 5-6 tahun tumbuh dan
berkembang secara optimal sesuai dengan potensi genetiknya sehingga berguna bagi
nusa dan bangsa serta mampu bersaing di era global melalui kegiatan stimulasi,
deteksi dan intervensi dini.
2) Tujuan khusus:
a. Terselenggaranya kegiatan stimulasi tumbuh kembang pada semua balita dan anak
prasekolah di wilayah kerja Puskesmas.
b. Terselenggaranya kegiatan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang pada
semua balita dan anak prasekolah di wilayah kerja Puskesmas.
c. Terselenggaranya intervensi dini pada semua balita dan anak prasekolah dengan
penyimpangan tumbuh kembang.
d. Terselenggaranya rujukan terhadap kasus-kasus yang tidak bisa ditangani di
Puskesmas.
4. Kerangka Konsep Pembinaan Tumbuh Kembang Balita dan Anak Prasekolah
5. Indikator Keberhasilan
Tahun 2010, diharapkan 90 persen balita dan anak prasekolah terjangkau oleh
kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang.

BAB II
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK
1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak konsepsi
sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini yang membedakan anak dengan dewasa. Anak
bukan dewasa kecil. Anak menunjukkan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan yang
sesuai dengan usianya.
4

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, berarti
bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat
diukur dengan satuan panjang dan berat.
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan funsi tubuh yang lebih kompleks dalam
kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemnadirian.
Pertumbuhan terjadi secara simulan dengan perkembangan. Berbeda dengan pertumbuhan,
perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang
dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi
dan sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang
utuh.
2. Ciri-ciri dan Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang Anak.
Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Perkembangan menimbulkan perubahan.
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai
dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan intelegensia pada seorang anak akan
menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.
2) Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan
selanjutnya.
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati
tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia
bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh
lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak terhambat. Karena itu perkembangan awal ini
merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.
3) Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda,
baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan
pada masing-masing anak.
4) Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan.
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi
peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat, bertambah
umur, bertambah berat dan tinggibadannya serta bertambah kepandaiannya.
5) Perkembangan mempunyai pola yang tetap.
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu:
a. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke arah
kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal).
b. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu
berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak
halus (pola proksimodistal).
6) Perkembangan memiliki tahap yang berurutan.
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahaptahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat
5

lingkaran sebelum mampu membuat kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan dan
sebagainya.
Proses tumbuh kembang anak juga mempunyai prinsip-prinsip yang saling berkaitan.
Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1) Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar.
Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya, sesuai dengan
potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan perkembangan yang berasal dari
latihan dan usaha. Melalui belajar, anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber
yang diwariskan dan potensi yang dimilki anak.
2) Pola perkembangan dapat diramalkan.
Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan demikian
perkembangan seorang anak dapat diramalkan. Perkembangan berlangsung dari tahapan
umum ke tahapan spesifik, dan terjadi berkesinambungan.
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak.
Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang merupakan
hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Adapun faktor-faktor tersebut antara lain:
1) Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
a. Ras/etnik atau bangsa.
Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia tidak memiliki faktor
herediter ras/bangsa Indonesia atau sebaliknya.
b. Keluarga.
Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek, gemuk atau
kurus.
c. Umur.
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama
kehidupan dan masa remaja.
d. Jenis kelamin.
Fungsi reprosuksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada laki-laki.
Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.
e. Genetik.
Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan
menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh
kembang anak seperti kerdil.
f. Kelainan kromosom.
Kelainan kromosom umunya disertai dengan kegagalan pertumbuhan seperti pada
sindroma Downs dan sindroma Turners.
2) Faktor luar (eksternal).
A. Faktor Prenatal
a. Gizi
Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan mempengaruhi
pertumbuhan janin.
b. Mekanis
Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital seperti club foot.
c. Toksin/zat kimia
6

Beberapa obat-obatan seperti Aminopterin, Thalidomid dapat menyebabkan kelainan


kongenital seperti palatoskisis.
d. Endokrin
Diabetes melitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali, hiperplasia adrenal.
e. Radiasi
Paparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti
mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota gerak, kelainan
kongential mata, kelainan jantung.
f. Infeksi
Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma, Rubella,
Sitomegalo virus, Herpes simpleks) dapat menyebabkan kelainan pada janin: katarak,
bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental, kelainan jantung kongenital.
g. Kelainan imunologi
Eritobaltosis fetalis timbul atas dasar perbedaaan golongan darah antara janin dan ibu
sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah merah janin, kemudian melalui
plasenta masuk dalam peredaran janin dan akan menyebabkan hemolisis yang
selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan Kern icterus yang akan
menyebabkan kerusakan jaringan otak.
h. Anoksia embrio
Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta menyebabkan
pertumbuhan terganggu.
i. Psikologi ibu
Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan mental pada ibu hamil
dan lain-lain.
B. Faktor Persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan
kerusakan jaringan otak.
C. Faktor Pascasalin
a. Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.
b. Penyakit kronis/ kelainan kongenital
Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan
jasmani.
c. Lingkungan fisis dan kimia.
Lingkungan sering disebut melieu adalah tempat anak tersebut hidup yang berfungsi
sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider). Sanitasi lingkungan yang kurang
baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb,
Mercuri, rokok, dll) mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.
d. Psikologis
Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh
orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan, akan mengalami hambatan di
dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
e. Endokrin
Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan menyebabkan anak
mengalami hambatan pertumbuhan.
f. Sosio-ekonomi
7

Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan


yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan anak.
g. Lingkungan pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi tumbuh
kembang anak.
h. Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam keluarga,
misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota
keluarga lain terhadap kegiatan anak.
i. Obat-obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan, demikian
halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf yan menyebabkan
terhambatnya produksi hormon pertumbuhan.
4. Aspek-aspek Perkembangan yang Dipantau.
1) Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak
melakukan pergerakan dan sikap tubuh melibatkan otot-otot besar seperti duduk berdiri,
dan sebagainya.
2) Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh
otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu,
menjimpit, menulis, dan sebagainya.
3) Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan
utnuk memberikan respons terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah
dan sebagainya.
4) Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri
anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai bermain), berpisah dengan
ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya, dan
sebagainya.
5. Periode Tumbuh Kembang Anak.
Tumbuh-Kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan dan berkesinambungan
yang dimulai sejak konsepsi sampai dewasa. Tumbuh kembang anak terbagi dalam beberapa
periode. Berdasarkan beberapa kepustakaan, maka periode tumbuh kembang anak adalah
sebagai berikut:
1) Masa prenatal atau masa intra uterin (masa janin dalam kandungan).
Masa ini dibagi menjadi 3 periode, yaitu :
o Masa zigot/mudigah, sejak saat konsepsi sampai umur kehamilan 2 minggu.
o Masa embrio, sejak umur kehamilan 2 minggu sampai 8/12 minggu.
Ovum yang telah dibuahi dengan cepat akan menjadi suatu organisme, terjadi
diferensiasi yang berlangsung dengan cepat, terbentuk sistem organ dalam tubuh.
o Masa janin/fetus, sejak umur kehamilan 9/12 minggu sampai akhir kehamilan.
Masa ini terdiri dari 2 periode yaitu:
o Masa fetusmdini yaitu sejak umurkehamilan 9 minggu sampai trimester ke 2
kehidupan intra uterin. Pada masa ini terjadi percepatan pertumbuha,
8

pembentukan jasad manusia sempurna. Alat tubuh telah terbentuk serta mulai
berfungsi.
o Masa fetus lanjtu yaitu trimester akhir kehamilan. Pada masa ini pertumbuhan
berlangsung pesat disertai perkembangan fungsi-fungsi. Terjadi transfer
Imunoglobin G (lg G) dari darah ibu melalui plasenta. Akumulasi aasam lemak
esensial seri Omega 3 (Docosa Hexanic Acid) dan Omega 6 (Arachidonic Acid)
pada otak dan retina.
Periode yang paling penting dalam masa prenatal adalah trimester pertama kehamilan. Pada
periode ini pertumbuhan otak janin sangat peka terhadap pengaruh lingkungan janin. Gizi
kurang pada ibu hamil, infeksi, merokok dan asap rokok, minuman beralkohol, obat-obat,
bahan-bahan toksik, pola asuh, depresi berat, faktor psikologis seperti kekerasan terhadap ibu
hamil, dapat menimbulkan pengaruh buruk bagi pertumbuhan janin dan kehamilan. Pada
setiap ibu hamil, dianjurkan untuk selalu memperhatikan gerakan janin setelah kehamilan 5
bulan.
Agar janin dalam kandungan tumbuh dan berkembang menjadi ana sehat, maka selama masa
intra uterin, seorang ibu diharapkan:
o Menjaga kesehatannya dengan baik.
o Selalu berada dalam lingkungan yang menyenangkan.
o Mendapat nutrisi yang sehat untuk janin yang dikandungnya.
o Memeriksa kesehatannya secara teratur ke sarana kesehatan.
o Memberi stimulasi dini terhadap janin.
o Tidak mengalami kekurangan kasih sayang dari suami dan keluarganya.
o Menghindari stres baik fisik maupun psikis.
o Tidak bekerja berat yang dapat membahayakan kondisi kehamilannya.
2) Masa bayi infancy umur 0 sampai 12 bulan.
Masa ini dibagi menjadi 2 periode, yaitu :
o Masa neonatal, umur 0 sampai 28 hari.
Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi
darah, serta mulainya berfungsi organ-organ. Masa neonatal dibagi menjadi 2
periode :
o Masa neonatal dini, umur 0 7 hari.
o Masa neonatal lanjut, umur 8 28 hari.
Hal yang paling penting agar bayi lahir tumbuh dan berkembang menjadi anak
sehat adalah :
o Bayi lahir ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih, di sarana kesehatan
yang memadai.
o Untuk mengantisipasi risiko buruk pada bayi saat dilahirkan, jangan terlambat
pergi ke sarana kesehatan bila dirasakan sudah saatnya untuk melahirkan.
o Saat melahirkan sebaiknya didampingi oleh keluarga yang dapat menenangkan
perasaan ibu.
o Sambutlah kelahiran anak dengan perasaan penuh suka cita dan penuh rasa
syukur. Lingkungan yang seperti ini sangat membantu jiwa ibu dan bayi yang
dilahirkannya.
9

o Berikan ASI sesegera mungkin. Perhatikan refleks menghisap diperhatikan


oleh karena berhubungan dengan masalah pemberian ASI.
o Masa post (pasca) neonatal, umur 29 hari sampai 11 bulan.
Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan berlangsung
secara terus menerus terutama meningkatnya fungsi sistem saraf.
Seorang bayi sangat bergantung pada orang tua dan keluarga sebagai unit pertama
yang dikenalnya. Beruntunglah bayi yang mempunyai orang tua yang hidup
rukun, bahagia dan memberikan yang terbaik untuk anak.
Pada masa ini, kebutuhan akan pemeliharaan kesehatan bayi, mendapat ASI
eksklusif selama 6 bulan penuh, diperkenalkan kepada makanan pendamping ASI
sesuai umurnya, diberikan imunisasi sesuai jadwal, mendapat pola asuh yang
sesuai.
Masa bayi adalah masa dimana kontak erat antara ibu dan anak terjalin, sehingga
dalam masa ini, pengaruh ibu dalam mendidik anak sangat besar.
3) Masa anak dibawah lima tahun (anak balita, umur 12-59 bulan).
Pada masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam
perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi ekskresi. Periode
penting dalam tumbuh kembang anak adalah pada masa balita. Pertumbuhan dasar yang
berlangsung pada masa balita akan mempengaruhi dan menetukan perkembangan anak
selanjutnya.
Setelah lahir terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan
sel-sel otak masih berlangsung; dan terjadi pertumbuhan serabut-serabut syaraf dan
cabang-cabangnya, sehingga terbentuk jaringan syaraf dan otak yang kompleks. Jumlah
dan pengaturan hubungan-hubungan antar sel syaraf ini akan sangat mempengaruhi
segala kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar berjalan, mengenal huruf, hingga
bersosialisasi.
Pada masa balita, perkembangan kemampuan bicara dan bahasa, kreativitas, kesadaran
sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan
perkembangan berikutnya.
Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian anak juga dibentuk pada masa ini,
sehingga setiap kelainan/penyimpangan sekecil apapun apabila tidak dideteksi apalagi
tidak ditangani dengan baik, akan mengurangi kualitas sumber daya manusia dikemudian
hari.
4) Masa anak prasekolah (anak umur 60-72 bulan).
Pada masa ini, pertumbuhan berlangsung dengan stabil. Terjadi perkembangan dengan
aktivitas jasmani yang bertambah dan meningkatnya ketrampilan dan proses berfikir.
Memasuki masa prasekolah, anak mulai menunjukan keinginannya, seiring dengan
pertumbuhan dan perkembangannya.
Pada masa ini, selain lingkungan di dalam rumah maka lingkungan di luar rumah mulai
diperkenalkan. Anak mulai senang bermain di luar rumah. Anak mulai berteman, bahkan
banyak keluarga yang menghabiskan sebagian besar waktu anak bermain di luar rumah
dengan cara membawa anak ke taman-taman bermain, taman-taman kota, atau ke tempattempat yang menyediakan fasilitas permainan untuk anak.

10

Sepatutnya lingkungan-lingkungan tersebut menciptakan suasana bermain yang


bersahabat untuk anak (child friendly environment). Semakin banyak taman kota atau
taman bermain dibangun untuk anak, semakin baik untuk menunjang kebutuhan anak.
Pada masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah, untuk itu panca indra dan sistim reseptor
penerima rangsangan serta proses memori harus sudah siap sehingga anak mampu belajar
dengan baik. Perlu diperhatikan bahwa proses belajar pada masa ini adalah dengan cara
bermain.
Orang tua dan keluarga diharapkan dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan
anaknya, agar dapat dilakukan intervensi dini bila anak mengalami kelainan atau
gangguan.
6. Tahapan Perkembangan Anak Menurut Umur
Umur 0-3 bulan
o
o
o
o
o
o
o
o

Mengangkat kepala setinggi 45


Menggerakkan kepala dari kir/kanan ke tengah.
Melihat dan menatap wajah anda.
Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh.
Suka tertawa keras.
Bereaksi terkejut terhadap suara keras.
Membalas tersenyum ketika diajak bicara/tersenyum.
Mengenal ibu dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, kontak

Umur 3-6 bulan


o
o
o
o
o
o
o
o
o
o

Berbalik dari telungkup ke telentang.


Mengangkat kepala setinggi 90.
Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil.
Menggenggam pensil.
Meraih benda yang ada dalam jangkauannya.
Memegang tangannya sendiri.
Berusaha memperluas pandangan.
Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil.
Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik.
Tersenyum ketika melihat mainan/gambar yang menarik saat bermain sendiri.

Umur 6-9 bulan


o Duduk (sikap tripoid sendiri).
o Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan.
o Merangkak meraih mainan atau mendekati seseorang.
11

o Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya.


o Memungut 2 benda, masing-masing tangan pegang 1 benda pada saat yang
bersamaan.
o Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup.
o Bersuara tanpa arti, mamama, bababa, dadada, tatata.
o Mencari mainan/benda yang dijatuhkan.
o Bermain tepuk angan/ciluk ba.
o Bergembira dengan melempar benda.
o Makan kue sendiri.

Umur 9-12 bulan


o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o

Mengangkat badannya ke posisi berdiri.


Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan di kursi.
Dapat berjalan dengan dituntun.
Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang diinginkan.
Menggenggam erat pensil.
Memasukkan benda ke mulut.
Mengulang menirukan bunyi yang didengar.
Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti.
Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja.
Bereaksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan.
Senang diajak bermain CILI|UK BA.
Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenal.
Umur 12-18 bulan

Berdiri sendiri tanpa berpegangan.


Membungkuk memungut mainan kemudian berdiri kembali.
Berjalan mundur 5 langkah.
Memanggil ayah dengan kata papa, memanggilibu dengan kata mama.
Menumpuk 2 kubus.
Memasukkan kubus di kotak.
Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis/merengek, anak bisa mengeluarkan
suara yang menyenangkan atau menarik tangan ibu.
o Memperlihatkan rasa cemburu/ bersaing.
o
o
o
o
o
o
o

Umur 18-24 bulan


o Berdiri sendiri tanpa berpegangan 30 detik.
o Berjalan tanpa terhuyung-huyung.
o Bertepuk tangan, melambai-lambai.
12

o
o
o
o
o
o

Menumpuk 4 buah kubus.


Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk.
Menggelindingkan bola kearah sasaran.
Menyebut 3 6 kata yang mempunyai arti.
Membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga.
Memegang cangkir sendiri, belajar makan minum sendiri.
Umur 24-36 bulan

Jalan naik tangga sendiri.


Dapat bermain dan menendang bola kecil.
Mencoret-coret pensil pada kertas.
Bicara dengan baik, menggunakan 2 kata.
Dapat menunjuk 1 atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta.
Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama 2 benda atau lebih.
Membantu memungut mainannya sendiri atau membantu mengangkat piring jika
diminta.
o Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah.
o Melepas pakaiannya sendiri.
o
o
o
o
o
o
o

Umur 36-48 bulan


o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o

Berdiri 1 kaki 2 detik.


Melompat kedua kaki diangkat.
Mengayuh sepeda roda tiga.
Menggambar garis lurus.
Menumpuk 8 buah kubus.
Mengenal 2-4 warna.
Menyebut nama, umur, tempat.
Mengerti arti kata di atas, di bawah, di depan.
Mendengarkan cerita.
Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri.
Bermain bersama teman, mengikuti aturan permainan.
Mengenakan sepatu sendiri.
Mengenakan celana panjang, kemeja, baju.
Umur 48-60 bulan

o
o
o
o
o
o
o

Berdiri 1 kaki 6 detik.


Melompat-lompat 1 kaki.
Menari.
Menggambar tanda silang.
Menggambar lingkaran.
Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh.
Mengancing baju atau pakaian boneka.
13

o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o

Menyebut nama lengkap tanpa dibantu.


Senang menyebut kata-kata baru.
Senang bertanya tentang sesuatu.
Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar.
Bicaranya mudah dimengerti.
Bisa membandingkan/membedakan sesuatu dari ukuran dan bentuknya.
Menyebut angka, menghitung jari.
Menyebut nama-nama hari.
Berpakaian sendiri tanpa dibantu.
Menggosok gigi tanpa dibantu.
Bereaksi tenang dan tidak rewel ketika ditinggal ibu.
Umur 60-72 bulan

o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o

Berjalan lurus.
Berdiri dengan 1 kaki selama 11 detik.
Menggambar dengan 6 bagian, menggambar orang lengkap.
Menangkap bola kecil dengan kedua tangan.
Menggambar segi empat.
Mengerti arti lawan kata.
Mengerti pembicaraan yang menggunakan 7 kata atau lebih.
Menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan kegunaannya.
Mengenal angka, bisa menghitung angka 5-10.
Mengenal warna-warni.
Mengungkapkan simpati.
Mengikuti aturan permainan.
Berpakaian sendiri tanpa dibantu.

7. Beberapa Gangguan Tumbuh-Kembang Yang Sering Ditemukan.


1) Gangguan bicara dan bahasa.
Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan anak. Karena
kemampuan berbahasa sensitif terhadap keterlambatan atau kerusakan pada sistem
lainnya, sebab melibatkan kemampuan kognitif, motor, psikologis, emosi dan lingkungan
sekitar anak. Kurangnya stimulasi akan dapat menyebabkan gangguan bicara dan
berbahasa bahkan gangguan ini dapat menetap.
2) Celebral Palsy.
Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubh yang tidak progresif, yang disebabkan
oleh karena suatu kerusakan/gangguan pada sel-sel motorik pada susunan saraf pusat
yang sedang tumbuh/belum selesai pertumbuhannya.
3) Sindrom Down.
Anak dengan Sindrom Down adalah individu yang dapat dikenal dari fenotipnya dan
mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat adanya jumlah kromosom 21
yang berlebih. Perkembangannya lebih lambat dari anak yang normal. Beberapa faktor
14

seperti kelainan jantung kongenital, hipotonia yang berat, masalah biologis atau
lingkungan lainnya dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik dan
keterampilan untuk menolong diri sendiri.
4) Perawakan Pendek.
Short stature atau Perawakan Pendek merupakan suatu terminologi mengenai tinggi
badan yang berada di bawah persentil 3 atau -2 SD pada kurva pertumbuhan yang berlaku
pada populasi tersebut. Penyebabnya dapat karena varisasi normal, gangguan gizi,
kelainan kromosom, penyakit sistemik atau karena kelainan endokrin.
5) Gangguan Autisme.
Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang gejalanya muncul sebelum
anak berumur 3 tahun. Pervasif berarti meliputi seluruh aspek perkembangan sehingga
gangguan tersebut sangat luas dan berat, yang mempengaruhi anak secara mendalam.
Gangguan perkembangan yang ditemukan pada autisme mencakup bidang interaksi
sosial, komunikasi dan perilaku.
6) Retardasi Mental.
Merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang rendah (IQ < 70) yang
menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan
masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal.
7) Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
Merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian
yang seringkali disertai dengan hiperaktivitas.

15

BAB III
DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK
Seteksi dini tumbuh kembang anak adalah pemeriksaan untuk menentukan secara dini
adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah. Dengan
ditemukan secara dini penyimpangan / masalah tumbuh kembang anak, maka intervensi
akan mudah dilakukan, tenaga kesehatan juga mempunyai waktu dalam membuat
rencana tindakan / intervensi yang tepat, terutama ketika harus melibatkan ibu/keluarga.
Ada 3 jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dikerjakan oleh tenaga kesehatan
ditingkat puskesmas dan jaringannya, berupa:
1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu ubtuk mengetahui status gizi yang
kurang/buruk dan mikro/malrosefali.
2. Deteksi dini penyimpangan perkembangan , yaitu untuk mengetahui gangguan
perkembangan anak (keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan daya dengar.
3. Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahui adanya
masalah mental emosional, autisme, dan gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas.
adapun jadwal kegiatan dan jenis skrinning/deteksi dini adanya penyimpangan tumbuh
kembang pada balita dan anak prasekolah oleh petugas tenaga kesehatan adalah sebagai
berikut:

16

BAB IV
TES PERKEMBANGAN DENVER II
Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver Development
Screening Test (DDST) dan Revisied Denver Developmental Screening Test (DDSTR). Adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini
bukan tes diagnostik atau tes IQ. Waktu yang dibutuhkan 15-20 menit.
a. Aspek Perkembangan yang dinilai
Terdiri dari 125 tugas perkembangan.
Tugas yang diperiksa setiap kali skrining hanya berkisar 25-30 tugas
Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai:
1) Personal Social (perilaku sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi
dengan lingkungannya.
2) Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otototot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
3) Language (bahasa)

17

Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan


berbicara spontan
4) Gross motor (gerakan motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
b. Alat yang digunakan
1) Alat peraga: benang wol merah, kismis/ manik-manik, Peralatan makan,
peralatan gosok gigi, kartu/ permainan ular tangga, pakaian, buku gambar/ kertas,
pensil, kubus warna merah-kuning-hijau-biru, kertas warna (tergantung usia
kronologis anak saat diperiksa).
2) Lembar formulir DDST II
3) Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan
cara penilaiannya.
c. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu:
1) Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia:
3-6 bulan
9-12 bulan
18-24 bulan
3 tahun
4 tahun
5 tahun
2) Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan
pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.
d. Penilaian
Jika Lulus (Passed = P), gagal (Fail = F), ataukah anak tidak mendapat kesempatan
melakukan tugas (No Opportunity = NO).
CARA PEMERIKSAAN DDST II
a) Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan
diperiksa. Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun.
b) Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah, jika sama
dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas.
c) Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontal tugas
perkembangan pada formulir DDST.
d) Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F.
e) Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal, Abnormal,
Meragukan dan tidak dapat dites.
1) Abnormal
a) Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih
b) Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan Plus 1
sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak
ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia .
2) Meragukan
a) Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih

18

b) Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang
sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal
usia.
3) Tidak dapat dites
Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau
meragukan.
4) Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas.
Pada anak-anak yang lahir prematur, usia disesuaikan hanya sampai anak usia 2 tahun:
Contoh perhitungan anak dengan prematur:
An. Lula lahir prematur pada kehamilan 32 minggu, lahir pada tanggal 5 Agustus 2006.
Diperiksa perkembangannya dengan DDST II pada tanggal 1 April 2008. Hitung usia
kronologis An. Lula!
Diketahui:
Tanggal lahir An. Lula : 5-8-2006
Tanggal periksa : 1-4-2008
Prematur : 32 minggu
Ditanyakan:
Berapa usia kronologis An. Lula?
Jawab:
2008 4 1 An. Lula prematur 32 minggu
2006 8 5 Aterm = 37 minggu
_________ - Maka 37 32 = 5 minggu
1 7 -26
Jadi usia An. Lula jika aterm (tidak prematur) adalah 1 tahun 7 bulan 26 hari atau
1 tahun 8 bulan atau 20 bulan
Usia tersebut dikurangi usia keprematurannya yaitu 5 minggu X 7 hari = 35 hari,
sehingga usia kronologis An. Lula untuk pemeriksaan DDST II adalah:
1 tahun 7 bulan 26 hari 35 hari = 1 tahun 6 bulan 21 hari Atau 1 tahun 7 bulan atau 19
bulan
Interpretasi dari nilai Denver II
a) Advanced: Melewati pokok secara lengkap ke kanan dari garis usia kronologis
(dilewati pada kurang dari 25% anak pada usia lebih besar dari anak tersebut)
b) OK: Melewati, gagal, atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia
antara persentil ke-25 dan ke-75
c) Caution: Gagal atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia kronologis
di atas atau diantara persentil ke-75 dan ke-90
d) Delay: Gagal pada suatu pokok secara menyeluruh ke arah kiri garis usia kronologis;
penolakan ke kiri garis usia juga dapat dianggap sebagai kelambatan, karena alasan
untuk menolak mungkin adalah ketidakmampuan untuk melakukan tugas tertentu
Interpretasi tes
19

a) Normal : Tidak ada kelambatan dan maksimum dari satu kewaspadaan


b) Suspect : Satu atau lebih kelambatan dan/ atau dua atau lebih banyak kewaspadaan
c) Untestable: Penolakan pada satu atau lebih pokok dengan lengkap ke kiri garis usia
atau pada lebih dari satu pokok titik potong berdasarkan garis usia pada area 75%
sampai 90%
Rekomendasi untuk rujukan tes Suspect dan Untestable:
Skrining ulang pada 1 sampai 2 minggu untuk mengesampingkan faktor temporer

1. Denver Development Screening Test 1, 5

i.

Pendahuluan
Perkembangan anak menggambarkan peningkatan kematangan fungsi
individu, dan merupakan indicator penting dalam menilai kualitas
hidup anak. Oleh karena itu perkembangan anak harus dipantau
secara berkala. Bayi atau anak dengan resiko tinggi terjadinya
penyimpangan perkembangan perlu mendapat prioritas, diantaranya
bayi

premature,

berat

lahir

rendah,

riwayat

asfiksia,

hiperbilirubinemia, infeksi intrapartum, ibu diabetes mellitus, gamely,


ii.

iii.

iv.

dll.
Definisi
Salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan
anak.
Test ini bukan test diagnostic atau test IQ.
Tujuan
Untuk mengetahui dan mengikuti proses perkembangan anak.
Untuk mengatasi secara dini bila ditemukan kelainan perkembangan.
Manfaat
Untuk mengetahui tahap perkembangan yang telah dicapai anak.
Untuk menemukan adanya keterlambatan perkembangan anak sedini

mungkin.
Untuk meningkatkan kesadaran orang tua atau pengasuh anak untuk
berusaha

v.

menciptakan

kondisi

yang

menguntungkan

bagi

perkembangan.
Prosedur DDST
Tahap pertama : secara periodik dilakukan pada semua anak yang
berusia :
3-6 bulan
9-12 bulan
20

Tahap

18-24 bulan
3 tahun
4 tahun
5 tahun
kedua : dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya

hambatan perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan


vi.

dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.


Aspek yang dinilai
Ada 125 tugas perkembangan yang dinilai, yang dikelompokkan menjadi 4
sektor.

Sektor personal sosial.


Kemampuan mandiri
Bersosialisasi
Berinteraksi dengan lingkungan.
Sektor gerakan motorik halus.
Kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan
kegiatan yang melibatkan gerakan-gerakan tubuh tertentu
yang dilakukan otot-otot kecil tetapi memerlukan koordinasi

yang cermat.
Sektor bahasa.
Kemampuan untuk memberikan reflek terhadap suara,
Mengikuti perintah dan berbicara spontan.
Sektor gerakan motorik kasar.
Pergerakan dan sikap tubuh dan biasanya memerlukan tenaga
karena dilakukan otot-otot besar.

vii.

viii.

Persiapan
Usahakan test perkembangan dilakukan pada tempat yang tenang /
tidak bising, dan bersih.
Sediakan meja tulis dengan kursinya dan matras.
Formulir Denver
Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak umur < 6 tahun,
berisi 125 gugus tugas yang disusun dalam formulir menjadi 4 sektor

untuk menjaring fungsi.


Skala umur tertera pada bagian atas formulir yang terbagi dari umur

dalam bulan dan tahun, sejak lahir sampai berusia 6 tahun.


Setiap ruang antara tanda umur mewakili 1 bulan, sampai anak
berumur 24 bulan. Kemudian mewakili 3 bulan, sampai anak berusia
6 tahun.

21

Pada setiap tugas perkembangan yang berjumlah 125, terdapat batas


kemampuan perkembangan yaitu 25%, 50% dan 90% dari populasi
anak lulus pada tugas perkembangan tersebut.
25%
50%
75%

90%

Berjalan

Pada beberapa tugas perkembangan terdapat huruf dan angka pada


ujung kotak sebelah kiri, contohnya R singakatan dari report, artinya
tugas perkembangan tersebut dapat lulus berdasarkan laporan dari
orang tua / pengasuh anak, tetapi apabila memungkinkan maka

penilai dapat memperhatikan apa yang biasa dilakukan oleh anak.


Angka kecil menunjukkan tugas yang harus dikerjakan sesuai dengan

nomor yang ada pada formulir.


Mengkaji kegiatan anak yang meliputi 4 sektor yang dinilai.
Dekat dengan anak.
Menjelaskan pada orang tua bahwa DDST bukan test IQ.
Lingkungan diatur supaya anak merasa nyaman dan aman selama
dilakukan test.

ix.

x.

Alat
Gulungan benang wol merah
Kismis / manik-manik
10 buah kubus warna merah , kuning, hijau, biru 2,5cm x 2,5 cm
Kerincing dengan gagang yang kecil
Botol kaca kecil dengan diameter lubang 1,5cm
Bel/loceng kecil
Bola tennis
Pensil merah
Boneka kecil dengan botol susu
Cangkir plastik dengan gagang / pegangan
Kertas kosong
Prosedur
Sapa orang tua / pengasuh dengan ramah
Jelaskan maksud dan tujuan test DDST pada orang tua
Buat komunikasi yang baik dengan anak
Hitung umur anak dan buat garis umur.
Instruksi umum: catat nama anak, tanggal lahir, dan tanggal
pemeriksaan pada formulir.
Umur anak dihitung dengan cara tanggal pemeriksaan
dikurangi tanggal lahir.
22

Bila anak lahir prematur, koreksi faktor prematuritas. Untuk anak


yang lahir lebih dari 2 minggu sebelum tanggal perkiraan dan

berumur kurang dari 2 tahun, maka harus dilakukan koreksi.


Tarik garis umur dari atas ke bawah dan cantumkan tanggal
pemeriksaan pada ujung atas garis umur . Formulir Denver dapat
digunakan untuk beberapa kali, gunakan garis umur dengan warna

yang berbeda.
Siapkan alat yang dapat dijangkau anak, beri anak beberapa mainan

dari kit sesuai dengan apa yang ingin ditestkan.


Lakukan tugas perkembangan untuk tiap sektor perkembangan
dimulai dari sektor yang paling mudah dan dimulai dengan tugas
perkembangan yang terletak di sebelah kiri garis umur, kemudian
dilanjutkan sampai ke kanan garis umur
Pada tiap sektor dilakukan minimal 3 tugas perkembangan
yang paling dekat di sebelah kiri garis umur serta tiap tugas
perkembangan yang diitembus garis umur
Bila anak tidak mampu untuk melakukan salah satu uji coba
pada langkah i ( gagal/menolak/tidak ada kesempatan ) ,
lakukan uji coba tambahan kesebelah kiri garis umur pada
sektor yang sama sampai anak dapat lulus 3 perkembangan.
Bila anak mampu melakukan salah satu tugas perkembangan
pada langkah i , lakukan tugas perkembangan tambahan ke
sebelah kanan garis umur pada sektor yang sama sampai anak

xi.

gagal pada 3 tugas perkembangan.


Beri skor penilaian dan catat pada formulir DDST.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
Selama test berlangsung, amati perilaku anak. Apakah ada perilaku
yang khas, dibandingkan anak lainnya. Bila ada perilaku yang khas
tanyakan kepada orang tua / pengasuh anak, apakah perilaku tersebut

merupakan perilaku sehari-hari yang dimiliki anak tersebut.


Bila test dilakukan sewaktu anak sakit, merasa lapar dll, dapat

memberikan perilaku yang mengahambat test.


Mulai dengan menyuruh anak melakukan yang mudah untuk memberi

rasa percaya diri dan kepuasan orang tua.


Memberikan pujian walaupun gagal melakukan.
Jangan bertanya yang mengarah ke jawaban.
23

xii.

Intepretasi harus dipertimbangkan sebelum memberitahu orang tua

bahwa test hasil normal atau abnormal.


Tidak perlu membahas setiap item pada orang tua.
Pada akhir test, tanyalah orang tua apakah penampilan anak

merupakan kemampuan atau perilaku pada waktu lain.


Skoring
Passed atau lulus (P/L). Anak melakukan uji coba dengan baik, atau
ibu / pengasuh anak memberi laporan (tepat / dapat dipercaya bahwa

anak dapat melakukannya)


Failure atau gagal (F/G). Anak tidak dapat melakukan uji coba
dengan baik atau ibu / pengasuh anak memberi laporan (tepat) bahwa

anak tidak dapat melakukannya dengan baik.


Refuse atau menolak (R/M). Anak menolak untuk melakukan uji
coba. Penolakan dapat dikurangi dengan mengatakan kepada anak
apa yang harus dilakukan, jika tidak menanyakan kepada anak
apakah dapat melakukannya (uji coba yang dilaporkan oleh ibu /

pengasuh anak tidak diskor sebagai penolakan).


By report berarti no opportunity (tidak ada kesempatan). Anak tidak
mempunyai kesempatan untuk melakukan uji coba karena ada
hambatan. Skor ini hanya boleh dipakai pada uji coba dengan tanda

xiii.

R.
Intepretasi penilaian individual
Lebih ( advanced )
Bilamana seorang anak lewat pada uji coba yyang terletak dikanan
garis umur, dinyatakan perkembangan anak lebih pada uji coba
tersebut.
Garis umur

Normal
Bila seorang

anak

gagal

atau

menolak

melakukan

tugas

perkembangan disebelah kanan garis umur dikategorikan sebagai


normal .
Garis umur

garis umur
F

R
24

Demikian juga bila anak lulus ( P ) , gagal ( F ) atau menolak ( R )


pada tugas perkembangan dimana garis umur terletak antara persentil 25 dan
75, maka dikategorikan sebagai normal.
P

Caution
Bila seorang anak gagal ( F ) atau menolak ( R ) tugas
perkembangan , dimana garis umur terletak pada atau antara persentil
75 dan 90.
F

Delay
F
R anak gaga ( F ) atau menolak ( R ) melakukan uji coba
Bila seorang
yang terletak lengkap disebelah kiri garis umur.
F

No oppurtunity .
Pada tugas perkembangan yang berdasarkan laporan orang tua
melaporkan bahwa anaknya tidak ada kesempatan untuk melakukan
tugas perkembangan tersebut. Hasil ini tidak dimasukkan dalam
mengambil kesimpulan.
No

xiv.

NO

Langkah mengambil kesimpulan


Normal
Bila tidak ada keterlambatan dan atau paling banyak satu caution.
Lakukan ulangan pada kontrol berikutnya.
Suspect
Bila didapatkan 2 caution dan atau 1 keterlambatan .
Lakukan uji ulang dalam 1 -2 minggu untuk menghilangkan faktor

sesaat seperti rasa takut, keadaan sakit atau kelelahan.


Untestable
25

Bila ada skor menolak pada 1 uji coba terletak disebelah kiri garis
umur atau menolak pada > 1 uji coba yang ditembus pada garis umur
pada daerah 75-90%.
Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu.

xv.

Tindak lanjut
Skrinning perkembangan

Suspect / curiga ada gangguan

Evaluasi untuk diagnostik


( development assesment )

Masalah perkembangan

Intervensi dini

Normal

Monitoring perkembangan secara


rutin

Normal

Monitoring perkembangan
secara rutin

26

Gambar 8 : Formulir Denver


27

Perkembangan bayi baru lahir 2,3


Neonatus bermula dari sejak lahir sampai 1 bulan kehidupan. Pada waktu ini , terjadi
perubahan fisiologis yang terjadi pada semua sistem organ dan bayi mulai belajar untuk
berespon terhadap stimulus dari luar.
Peran ibu ayah pada hubungan bayi dan ibu
Merawat bayi baru lahir memerlukan dedikasi karena keperluan bayi baru lahir adalah urgen ,
berterusan dan yang paling sering tidak jelas. Ibu ayah harus segera berespon terhadap
keperluan bayi dan berespon secara empati.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan pada neonatus haruslah meliputi evaluasi terhadap tumbuh dan observasi
terhadap perilakunya. Rata-rata neonatus lahir dengan berat sekitar 3.4kg, bayi laki-laki
sering lebih berat dari bayi perempuan.Sedangkan rata-rata panjang dan lingkar kepala adalah
masing-masing sekitar 50cm dan 35 cm.Setiap parameter tumbuh fisik bayi haruslah diplot
pada kurva tumbuh sesuai dengan ukurannya waktu itu.Respon bayi sewaktu diperiksa
mungkin berguna untuk menilai kepekaannya, keaktifannya dan tonus ototnya.
Urutan pemeriksaan fisik haruslah dilakukan dari yang paling tidak menyakitkan.
Tahun pertama kelahiran
Tahun pertama kelahiran ditandai dengan pertumbuhan fisik, maturasi dan reorganisasi
psikologik.

Anak

akan

mendapat

kemampuan

baru

sepanjang

proses

tumbuh

kembangnya.Tabel dibawah ini akan menggambarkan beberapa milestone pokok yang harus
dicapai anak.
Tabel 1 : Perkembangan anak
Milestone

Average age of attainment ( Mo) Developmental Implications

Gross motor
Holds head steady while 2

Allows

sitting

interaction

Pulls to sit , with no head lag

Brings hands together in 3

more

visual

Muscle tone
Self-discovery of hands

midline
Asymmetric tonic neck reflex 4

Can inspect hands in midline

gone
Sits without support

Increasing exploration
28

Rolls back to stomach

6.5

Truncal flexion, risk of falls

Walks alone

12

Exploration

control

of

proximity to parents
Runs

16

Supervision more difficult

Grasps rattle

3.5

Object use

Reaches for object

Visuomotor coordination

Palmar grasp gone

Voluntary release

Transfers object hand to hand

5.5

Comparison of objects

Thumb-finger grasp

Able to explore small objects

Turn pages of book

12

Increasing autonomy during

Fine motor

book time
Scribbles

13

Visuomotor coordination

Builds tower of 2 cubes

15

Uses objects in combination

Builds tower of 6 cubes

22

Requires visual gross, and


fine motor coordination

Communication and language


Smiles in response to face , 1,5

More active social participant

voice
Monosyllabic babble

Experimentation with sound,


tactile sense

Inhibits to no

Response

to

tone

( nonverbal )
Follows one step command 7

Nonverbal communication

with gesture
Follows one step command 10

Verbal receptive language

without gesture
Says mama or dada

10

Expressive language

Points to object

10

Interactive communication
29

Speaks first real word

12

Beginning of labeling

Speaks 4-6 words

15

Acquisition of object and


personal names

Speaks 10-15 words

18

Acquisition of object and


personal names

Speaks 2 word sentences

19

Beginning grammaticization,
corresponds with 50+ word
vocabulary

Cognitive
Stares momentarily at spot 2

Lack of object permanence

where object disappeared

( out of sight, out of mind )

Stares at own hand

Self-discovery,

cause

and

effect
Bangs 2 cubes

Uncovers toy ( after seeing it 8

Active comparison of objects


Object permanence

hidden )
Egosentric

symbolic

play 12

Beginning symbolic thought

( e.g pretends to drink from


cup )
Uses stick to reach toy

17

Able to link actions to solve


problems

Pretend play with doll ( e.g 17

Symbolic thought

gives doll bottle )

30

31

Perkembangan Fisik 2
Tingkat pertumbuhan lebih lambat pada umur tahun ke dua dan nafsu makan menurun.
Lemak bayi dibakar oleh gerakan yang bertambah, lumbar lordosis berlebihan membuat
perut menonjol. Pertumbuhan otak, disertai mielinisasi yang berlanjut, menghasilkan
penambahan lingkar kepala lebih dari 2 cm dalam 1 tahun.
Sebagian besar anak mulai berjalan sendiri mendekati usia satu tahun, sebagian lagi tidak
dapat berjalan sampai usia 15 bulan. Bayi yang sangat aktif dan berani cenderung berjalan
lebih awal, bayi kurang aktif, lebih penakut dan yang terikat dengan menyelidiki obyekobyek secara terperinci barjalan lebih lambat. Berjalan lebih awal tidak berkaitan dengan
perkembangan di bidang-bidang lain.
Pertama, bayi berjalan tertatih-tatih, lutut membengkok dengan lengan di fleksi di siku,
seluruh batang tubuh berputar pada setiap langkah, jari kaki mungkin menunjuk ke arah luar
dan ke dalam dan kaki menempel pada lantai. Kemudian menuju kemantapan yang lebih
besar dan efisiensi tenaga. Setelah beberapa bulan latihan, pusat gravitasi bergeser ke
belakang dan batang tubuh berdiri lebih stabil, sementara lutut ekstensi dan lengan mengayun
ke samping untuk keseimbangan. Jari-jari kaki ditahan sejajar dan anak itu dapat berhenti,
berputar dan membungkuk tanpa jatuh. Ketika anak dapat berjalan secara bebas, anak dapat
berjalan menjauhi orang tuanya dan menjelajahi lingkungannya. Meskipun anak
menggunakan ibunya sebagai basis rumah/home base, sering kembali kepada ibunya untuk
menentramkan hati lagi, menunjukkan bahwa anak telah mengambil langkah besar menuju
kebebasan.
2.2.2 Perkembangan Kognitif
Penjelajahan benda mempercepat jalannya karena pendekatan, pemegangan, dan pelepasan
hampir sepenuhnya matur dan berjalan bertambah ke hal-hal yang menarik. Anak yang baru
berjalan menggabungkan objek-objek dengan cara-cara baru untuk menciptakan hal-hal
menarik, seperti menumpuk balok-balok atau meletakan barang ke dalam tempat kaset video.
Alat-alat mainan juga lebih mungkin untuk digunakan pada maksud-maksud tujuannya (sisir
untuk rambut, cangkir untuk minum). Meniru orang tua dan anak-anak yang lebih dewasa
adalah cara belajar yang penting. Permainan khayalan yang berpusat pada tubuh anak itu
sendiri (pura-pura minum dari cangkir kosong).
2.2.3 Perkembangan Emosi
Bayi-bayi yang berkembang mendekati kejadian penting atau milestone dari langkahlangkah pertama mereka mungkin mudah marah. Bila mereka mulai berjalan, perubahan
suasana hati utama mereka nyata sekali. Anak yang baru belajar berjalan digambarkan seperti
32

orang yang dimabukan oleh kemampuan mereka yang baru dan oleh kekuatan mereka.
Mereka sering berputar mengelilingi orang tua mereka, seperti planet-planet mengelilingi
matahari, berpindah-pindah, menoleh ke belakang, bergerak lebih jauh dan kemudian kembali
untuk mendapat sentuhan yang menenangkan dari orang tua mereka. Pada lingkungan yang
tidak dikenal, dengan perasaan anak yang takut, orbit-orbit demikian mungkin kecil atau
tidak ada, dalam keadaan lingkungan yang dikenal, anak yang berani dapat berkeliling
sampai tidak terlihat.
Kemampuan anak untuk menggunakan orang tua sebagai tempat aman untuk penjelajahan,
tergantung pada hubungan kasih sayang. Kasih sayang dapat dinilai dari orang tua
meninggalkan anak-anak dalam ruang bermain yang tidak dikenal, situasi asing. Ketika
orang tua mereka pergi, sebagian anak berhenti bermain, menangis, dan mencoba untuk ikut.
Namun, akibat terbesar yang menarik adalah tanggapan anak ketika orang tua mereka
kembali. Anak yang disayangi pergi ke orang tuanya dengan segera untuk diantar, dihibur dan
kemudian dapat kembali bermain. Anak dengan perasaan sayang yang bertentangan
(ambivalen) pergi ke orang tuanya tetapi kemudian menolak untuk dihibur dan mungkin
memukul orang tuanya karena marah. Anak-anak yang dkategorikan sebagai penghindar
mungkin tidak protes ketika orang tua mereka pergi dan mungkin tidak menyambut saat
mereka kembali. Pola tanggapan yang tampak gelisah mungkin mewakili perkembangan bayi
mengembangkan strategi untuk menanggulangi sifat orang tua mereka yang suka
menghukum atau tidak bertanggungjawab dan mungkin meramalkan masalah kognitif dan
masalah emosi di kemudian hari.Persengketaan berlanjut tentang bagaimana bayi bertabiat
dan pengalaman perpisahan sebelumnya mungkin mempengaruhi tafsiran dari akibat situasi
yang aneh.
2.2.4 Perkembangan Bahasa
Komunikasi penting sejak lahir, khususnya nonverbal sebagai interaksi antara bayi dan yang
merawatnya. Penerimaan bahasa mendahului perasaan. Kata-kata pertama mulai muncul pada
usia 9-18 bulan, kebanyakan anak dapat mengucapkan setidaknya 1 sampai 2 kata pada ulang
thun pertama mereka. Ketika bayi mulai mengucapkan kata-kata pertamanya, kira-kira 12
bulan , mereka mulai menanggapi dengan tepat beberapa contoh pernyataan sederhana seperti
tidak, selamat tinggal, saya minta. Pada usia 15 bulan, rata-rata anak menunjuk pada
bagian utama tubuh dan mengunakan 4-6 kata-kata secara spontan dan benar, termasuk kata
benda nama sendiri. Anak yang baru berjalan juga menikmati berkata-kata dengan suku kata
yang banyak tetapi tidak tampak marah ketika tidak ada yang mengerti. Sebagian besar
komunikasi keinginan dan ide berlanjut menjadi non-verbal.
33

2.2.5 Keterlibatan Orang Tua dan Dokter Anak


Orang tua dapat mengungkapkan tentang asupan yang rendah sebagai pertumbuhan yang
lambat. Orang tua yang tidak dapat mengingat kejadian-kejadian penting lain cenderung
mengingat ketika anak mereka mulai berjalan, mungkin karena persamaan simbolis berjalan
dengan sikap mandiri. Pada anak yang baru mulai berjalan seharusnya didorong untuk
menjelajahi lingkungannya, kemampuan anak untuk mencari tahu juga meningkatkan resiko
untuk terluka dan penambahan pengawasan. Dalam ruang pemeriksaan, kebanyakan anak
yang baru mulai berjalan nyaman untuk menjelajahi ruangan, tetapi tetap melekat pada orang
tuanya dibawah stress pemeriksaan. Melakukan sebagian besar pemeriksaan fisik pada
pangkuan orangtuanya membantu menghilangkan rasa takut untuk dipisahkan. Bayi-bayi
yang menjadi bertambah distress, bukan berkurang, di tangan orang tuanya atau yang
menghindari orang tuanya saat stress, mungkin menjadi gelisah. Anak-anak yang muda, bila
mengalami distress, berbalik ke orang asing untuk mendapatkan hiburan bukannya
keorangtuanya

yang

sangat

mengkuatirkan.

Konflik

antara

kebebasan

dan

keamananbermanifestasi dalam masalah disiplin, sifat marah, latihan toilet, dan perubahan
perilaku makan. Orang tua sebaiknya diberitahukan tentang masalah-masalah ini bahwa
peristiwa ini masih dalam batas perkembangan normal anak.
2.3 Tumbuh Kembang Usia 18 24 Bulan
2.3.1 Perkembangan Fisik
Perkembangan motorik ialah suatu kemajuan pada usia ini, dengan perkembangan di dunia di
bidang keseimbangan dan kelincahan serta kemampuan untuk berlari dan menaiki tangga.
Berat dan tinggi meningkat secara bertahap meskipun pertumbuhan kepala terjadi agak
lambat. 90% dari lingkar kepala dewasa didapatkan pada usia 2 tahun, dengan pertambahan
hanya 5 cm yang didapat pada beberapa tahun ke depan.
2.3.2 Perkembangan Kognitif
Pada usia kira-kira 18 bulan, beberapa perubahan kognitif datang menandai kesimpulan
periode sensorimotor. Obyek permanen benar-benar didirikan, balita yang baru belajar
berjalan mengaharapkan adanya obyek yang dapat digerakan walaupun benda itu tidak dapat
dilihat karena sedang bergerak. Sebab dan akibat dimengerti dengan lebih baik, dan balita
memperlihatkan kemampuan dalam menyelesaikan masalah, menggunakan tongkat untuk
menggunakan mainan yang ada di luar jangkauannya dan menggambarkan bagaimana cara
menggerakkan mesin mainan. Perubahan bentuk secara simbolik dalam permainan tidak lagi
terikat pada tubuh balita itu sendiri, sehingga sebuah boneka dapat diberi makan dengan
34

piring kosong. Seperti reorganisasi pada umur 9 bulan, kognitif berubah pada umur 18 bulan,
berkorelasi dengan perubahan penting dalam emosi dan bidang bahasa.
2.3.3 Perkembangan Emosi 2
Pada banyak anak, kebebasan relatif pada periode sebelumnya memberi jalan untuk
menambah keterikatannya pada usia sekitar 18 bulan. Pada fase ini digambarkan sebagai
penyesuaian yang mungkin merupakan reaksi tumbuhya kesadaran dari kemungkinan
berpisah. Banyak orang tua yang mengatakan bahwa mereka tidak bisa kemana-mana tanpa
bersama-sama anaknya. Tidur sendiri seringkali sangat sulit, dengan banyaknya kesalahan
awal dan kemarahan. Banyak anak menggunakan selimut khusus atau mainan sebagai obyek
transisi, sesuatu yang berguna sebagai simbol dari ketidakhadiran orangtua (obyek dalam
istilah psikoanalitik). Obyek transisi tetap pentig sampai peralihan ke pemikiran simbolis
telah dilengkapi dan simbol kehadiran orang tua telah dipenuhi.
Kesadaran sendiri dan pemenuhan standar evaluasi pertama muncul pada usia ini. Anak yang
sedang belajar berjalan memandang cermin untuk pertama kalinya, menyentuh wajah mereka
sendiri bukannya bayangan cermin, jika mereka memperhatikan titik merah pada hidung
mereka atau beberapa penampilan yang tidak biasa. Mereka mulai mengenali ketika
mainannya rusak dan mugkin menyerahkan kepada orang tua untuk diperbaiki. Ketika
tergoda untuk menyentuh objek yang dilarang, mereka mungkin berkata kepada diri mereka
sendiri, jangan, jangan, bukti adanya internalisasi standar perilaku. Bahasa menjadi penting
untuk mengontrol gerak hati, sebab awal, dan hubungan antara ide-ide. Faktanya mereka
sering menyentuh suatu objek untuk menunjukkan kelemahan relatif dari proses hambatan
internalisasi pada tahap ini. Saat perasaan anak berkembang akan dirinya, mereka mulai
mengerti perasaan orang lain dan membangun rasa empati. Anak dapat memeluk anak
lainnya yang mendapatkan distress atau menjadi perhatian ketika seseorang sedang sakit.
Mereka mulai mengerti perasaan anak lainnya jika disakiti, dan kesadaran ini mendorong
mereka untuk menahan perilaku agresif mereka.
2.3.4 Perkembangan Bahasa
Mungkin perkembangan yang paling dramatik pada periode ini ialah bahasa. Memberi nama
objek bertepatan dengan kedatangan pemikiran simbolistik. Setelah menyadari bahwa katakata dapat berarti benda, perbendaharaan kata anak berkembang dari 10-15 kata-kata pada
usia 18 bulan menjadi 50-100 pada usia 2 tahun. Setelah mendapat perbendaharaan kata kira
kira 50 kata, anak-anak mulai menggabungkan kata-kata tersebut untuk memulai kalimat
sederhana, permulaan tata bahasa. Pada tingkat ini, anak mengerti perintah 2 tahap, seperti
berikan bola itu dan pakai sepatumu. Bahasa juga memberikan anak perasaan mengontrol
35

lingkuangan sekitarnya, seperti selamat tinggal atau malam-malam. Kemunculan bahasa


lisan menandakan berakhirnya periode sensorimotor. Seperti anak-anak yang baru berjalanjalan belajar menggunakan simbol-simbol untuk mengungkapkan ide-ide dan menyelesaikan
masalah, kebutuhan untuk kognisi didasarkan pada perasaan langsung dan gerakan
manipulasi berkurang. Bertambahnya perbendaharaan kata yang ekspresif bervariasi antara
usia 12 sampai 24 bulan. Anak laki-laki dan anak yang diajarkan 2 bahasa cenderung
mengalami perkembangan bahasa yang lebih lambat selama usia tersebut. Namun jenis
kelamin dan pajanan 2 bahasa bukan menjadi alasan gagalnya merujuk anak karena terlambat
bicara untuk evaluasi lebih lanjut. Penting untuk diketahui bahwa kebanyakan anak tidak
benar-benar mahir 2 bahasa. Kebanyakan anak banyak mempunyai satu bahasa yang utama
dan bahasa lainnya hanya sebagai bahasa sekunder.
2.3.5 Keterlibatan Orang Tua dan Dokter Anak
Dengan pertambahan gerakan, pembatasan fisik pada penjelajahan anak menjadi kurang
efektif, kata-kata menjadi bertambah penting untuk mengontrol tingkah laku juga kognisi.
Anak-anak dengan pertambahan bahasa yang tertunda sering mempunyai masalah tingkah
laku yang lebih besar. Perkembangan bahasa menjadi mudah ketika orang tua dan pengasuh
memakai kalimat yang sederhana, jelas, menanyakan pertanyaan dan tanggap terhadap
kalimat anak-anak yang tidak sempurna dan komunikasi yang dibuat dengan kata-kata yang
tepat. Periode teratur dengan melihat buku-buku bergambar bersama-sama berlanjut untuk
menyediakan suasana yang ideal untuk perkembangan bahasa. Dalam ruang pemeriksaan,
beberapa prosedur dapat mengurangi rasa cemas anak terhadap keasingan. Awalnya hindari
kontak mata secara langsung. Lakukan pemeriksaan sebanyak mungkin yang dapat
dikerjakan dengan anak ada di pangkuan orangtuanya. Dokter anak dapat menjelaskan
tentang munculnya kembali masalah perpisahan dan penampilan menghargai selimut atau
boneka beruang sebagai fenomena perkembangan. Orang tua harus mengerti tentang
pentingnya penjelajahan. Daripada membatasi pergerakan anak, lebih baik menempatkan
anak pada tempat yang aman atau mengganti 1 aktivitas ke aktivitas lainnya. Metode disiplin,
termasuk hukuman badan, harus didiskusikan, alternatif yang efektif biasanya lebih dihargai.
Membantu orang tua untuk mengerti dan beradaptasi dengan perubahan emosi anak yang
berbeda dapat merupakan intervensi yang penting. Perkembangan rutin harian sangat
membantu anak pada usia ini. Kekakuan dalam rutinitas dapat mencerminkan kebutuhan
penguasaan merubah lingkungan.
2.3.6 Nutrisi pada Toddler
36

Anak kecil membutuhkan diet dengan kandungan energi yang besar, mereka cenderung
makan-makanan tinggi lemak dan karbohidrat namun rendah buah-buahan dan sayur-sayuran.
Secara umum, usia toddler merupakan usia transisi dari perubahan diet tinggi lemak sejak
bayi menjadi diet rendah lemak pada usia pra sekolah dan anak yang lebih tua. Orang tua
harus diberitahu bahwa makanan yang mengandung karbohidrat harus diberikan saat anak
makan menu utama. Pemberian buah-buahan dan sayur-sayuran dengan porsi 80 gram sehari
harus dipikirkan oleh orang tuanya, sangat penting untuk memberikan buah dan sayur pada
setiap kali makan untuk membuat anak terbiasa dengan makanan ini. Dengan memotongmotong sayur atau buah menjadi potongan kecil, diaduk pada penggorengan, dan dibakar
untuk membuat manis rasanya dan ditambahkan pada sup dan saus dapat menambah
konsumsi sayur dan buah pada anak. Susu dan produk susu merupakan sumber kalsium dan
nutrisi lainnya yang sangat penting, dan orang tua sebaiknya memberikan sebanyak 3 kali
sehari. Namun, memberikan banyak susu dapat menggantikan makanan penting lainnya dan
dapat mengarah kepada defisiensi Fe pada toddler. 1 sampai 2 kali pemberian daging, ikan,
dan makanan alternatif bagi vegetarian (seperti telur, buncis, kacang) juga harus diberikan
dan dapat disajikan dengan makanan yang berkuah untuk melembutkan bentuknya. Makanan
tinggi lemak dan karbohidrat (seperti es krim, kue, biskuit) dapat diberikan dalam jumlah
tidak banyak dan tidak boleh menggantikan makanan penting lainnya. Suplemen vitamin
(tetes vitamin A dan D) juga dianjurkan pada anak-anak.
Anak-anak dengan pertambahan berat badan yang sedikit-sedikit menandakan buruknya
pertumbuhan yang disebabkan oleh nutrisi yang rendah dan infeksi, ini merupakan kasus
yang terus-menerus terjadi pada negara berkembang. Namun, anak juga dapat menjadi gemuk
(obes). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi obesitas pada anak, yaitu genetik,
faktor lingkungan, seperti diet yang rendah dan aktivitas fisik yang rendah, merupakan faktor
resiko yang besar membuat bertambahnya berat anak. Terdapat bukti bahwa kebiasaan makan
terus memburuk dibandingkan dengan tahun 1950-an dan beberapa bukti bahwa toddler tidak
aktif daripada yang seharusnya (contohnya di Amerika, penonton televisi semakin banyak
dengan hampir setengahnya anak-anak berusia 2-3 tahun yang menonton lebih dari 3 jam per
hari). Menganjurkan pemberian makan 3 kali sehari ditambah pemberian makanan kudapan,
hindari percekcokan saat makan, namun batasi lama waktu makan, mendorong anak untuk
makan sendiri menggunakan sendok dan cangkir, dan batasi makan makanan gula dan
mengandung natrium.
2.4 Tumbuh Kembang Usia Prasekolah
37

Sebagai anak yang baru berjalan, anak belajar untuk berjalan menjauhi dan mendekati ke
orang dewasa yang dekat atau orangtuanya. Saat usia prasekolah, anakanak menjelajahi
pemisahan emosiaonal, bertukar-tukar antara perlawanan manja dan gembira, antara berani
menjelajah dan sifat melekat. Dengan bertambahnya waktu yang didapat di kelas atau tempat
bermain kemampuan anak untuk beradaptasi kepada aturan baru dan hubungan. Anak-anak
prasekolah mengetahui bahwa mereka dapat berbuat lebih dari yang sebelumnya, tetapi
mereka juga sangat sadar dengan keterbatasan yang diberikan kepada mereka oleh orang
dewasa dan kemampuan terbatas mereka.
2.4.1 Perkembangan Fisik
Pertambahan berat badan dan tinggi badan biasanya berjalan konstan selama periode pra
sekolah. Pada akhir tahun kedua, pertumbuhan tubuh dan otak lambat, dengan penurunan
yang seimbang pada kebutuhan nutrisi dan nafsu makan, dan timbulnya kebiasaan makan
yang memilih-milih. Rata-rata pertambahan berat badan anak kira-kira 2 kg dan tinggi
badan 7-8 cm setiap tahun. Berat badan lahir bertambah 4 kali saat usia 2 tahun. Ketika
berusia 4 tahun rata-rata berat yaitu 40 lb dan tinggi 40 in. Kepala akan tumbuh hanya
bertambah 5 cm antara usia 3 sampai 18 tahun. Anakanak dengan timbunan adipositas awal
(pertambahan pada massa index tubuh) mempunyai resiko untuk gemuk ketika dewasa. 1,8
Pertumbuhan organ seksual sepadan dengan pertumbuhan somatis. Anak prasekolah
mempunyai genu valgum atau pes planus ringan. Batang tubuh langsing seperti pemanjangan
tungkai. Energi fisik memuncak, dan kebutuhan tidur menurun sampai 11-13 jam/hari,
biasanya termasuk sekali tidur siang. Ketajaman penglihatan mencapai 20/30 pada usia 3
tahun dan 20/20 pada usia 4 tahun. Semua 20 gigi primer telah muncul pada usia 3 tahun.
Tabel 3 : perkembangan anak
15 bulan
Motorik

Berjalan sendiri, menaiki tangga dengan merangkak

Adaptasi

Membuat menara 3 tingkat dari kubus , membuat garis menggunakan


crayon, memasukkan kismis ke dalam botol

Bahasa

Berlogat, mengikuti perintah sederhana, menyebut nama objek yang


sudah akrab
Menandakan hasrat atau kebutuhan dengan menunjuk, memeluk orang

Sosial

tua
38

18 bulan
Motorik

Berlari kencang , duduk pada kursi kecil, berjalan menaiki tangga


dengan berpegang pada 1 tangan , menjelajahi laci-laci dan tempat
sampah
Membuat menara 4 tingkat dari kubus , meniru menulis, meniru

Adaptasi

gerakan vertikal, menumpahkan kismis dari botolnya.


10 kata ( rata-rata ) , menamai gambar, mengenal satu atau lebih bagian

Bahasa

tubuh
Makan sendiri, mencari pertolongan jika membutuhkan , komplen jika
basah atau kotor, mencium orang tua dengan mengerutkan bibir

Sosial
24 bulan
Motorik

Berlari dengan baik, naik turun tangga, membuka pintu, memanjat


perabotan rumah tangga, melompat

Adaptasi

Membuat menara tujuh tingkat dari kubus, membuat coretan dengan


pola melingkar, meniru gerakan horizontal, meniru melipat kertas dalam
sekali lihat.
Menggunakan tiga kata dalam satu kalimat ( subjek, predikat, objek )

Bahasa
Sosial

Menggunakan sendok dengan baik , dapat membantu membuka baju,


mendengar cerita ketika ditampilkan gambarnya.

30 bulan
Motorik

Menaiki tangga dengan menggunakan kaki secara bergantian

Adaptasi

Membuat menara 9 tingkat dari kubus , membuat gerakan vertikal dan


horizontal , tetapi tidak membuat gerakan silang, meniru gerakan
melingkar
Menggunakan kata ganti untuk diri sendiri saya mengetahui nama

Bahasa

lengkap sendiri
39

Mambantu menaruh benda, berpura-pura dalam bermain


Sosial
36 bulan
Motorik

Mengendarai sepeda roda tiga , berdiri menggunakan satu kaki

Adaptasi

Membuat menara sepuluh tingkat dari kubus , membuat jembatan


menggunakan tiga kubus, menyalin lingkaran , meniru gerakan silang.

Bahasa

Mengetahui umur dan jenis kelamin, menghitung tiga objek dengan


benar, mengulangi tiga nomor atau sebuah kalimat dengan enam suku
kata.
Bermain permainan sederhana ( bersama-sama anak lain ), membantu

Sosial

memakai baju ( melepaskan kancing baju dan memakai sepatu ) ,


menyuci tangan

48 bulan
Motorik

Melompat dengan satu kaki, melempar bola dengan ayunan tangan


yangg tinggi , menggunakan gunting untuk memotong gambar, mendaki
dengan baik.
Menyalin jembatan dari contohnya, meniru konstruksi gerbang

Adaptasi

menggunakan lima kubus, menyalin tanda silang dan kotak, mengambar


dua sampai empat bagian tubuh manusia selain kepala, dapat
mengetahui perbedaan panjang dua garis.
Menghitung empat koin uang, menceritakan cerita.
Bermain dengan beberapa anak , dengan memulai interaksi sosial dan

Bahasa

peran permainan, pergi ke toilet sendiri.

Sosial
60 bulan
Motorik

Lewat

Adaptasi

Menggambar segitiga, menamai lebih banyak dari 2nama


40

Bahasa

Menyebut 4 warna , mengulang kalimat dari 10 suku kata, menghitung


10 buah koin receh dengan benar

Sosial

Memakai pakaian dan melepas pakaian , bertanya tentang arti kata-kata,


mengikutsertakan seseorang dalam peran bermain.

Kejadian penting atau milestone dari motorik kasar dan halus disajikan dalam tabel 2.1.
Sebagian besar anak berjalan dengan gaya matur dan lari dengan mantap sebelum akhir tahun
ketiganya. Melewati tingkat dasar ini, terdapat variasi yang luas dalam kemampuan seperti
kisaran kegiatan motorik berkembang mencakup melempar, menangkap, dan menendang
bola, mengendarai sepede, menaiki bangunan di lapanagan, menari, dan pola tingkah laku
kompleks lainnya. Tanda-tanda gaya aktivitas kasar seperti tempo, intensitas, dan
kewaspadaan juga sangat bervariasi juga karena bakat bawaan. Walaupun anak dapat berjalan
dengan gaya yang berbeda, berjalan dengan ibu jari tidak seharusnya bertahan.
Pengaruh-pengaruh seperti perbedaan individu pada perkembangan kognitif dan emosi
sebagian bergantung pada tuntutan lingkungan sosial. Anak-anak yang semangat,
terkoordinasi mungkin tumbuh secara emosional dengan orang tua atau guru yang
menekankan aktivitas fisik, namun pada anak-anak dengan tenaga yang kurang, lebih
berotak, mungkin tumbuh dengan orang tua yang menekankan nilai permainan dengan
sungguh-sungguh.
Kemandirian biasanya muncul pada tahun ketiga. Frustasi mungkin akibat dari upaya untuk
mengubah pilihan tangan anak. Variasi dalam perkembangan motorik halus menggambarkan
kecenderungan individu maupun berbagai kesempatan untuk belajar. Anak-anak yang jarang
diizinkan memakai crayon, misalnya, nantinya mengembangkan genggaman pensil orang
dewasa. Kontrol buang air besar dan buang air kecil muncul saat periode ini, dengan
kesiapan untuk ke toilet mempunyai variasi individu dan budaya yang luas. Anak
perempuan cenderung lebih awal dan lebih cepat terlatih daripada anak laki-laki. Ngompol
normal sampai usia 4 tahun pada anak perempuan dan 5 tahun pada anak laki-laki. Banyak
anak-anak mengusai proses ke toilet dengan mudah, terutama sekali sekali ketika mereka
sudah mampu untuk mengatakan secara verbal kebutuhan badannya. Untuk anak lainnya,
latihan toilet dapat juga memanjang dengan kekuatan berontak dari anak. Penolakkan untuk
defekasi di toilet atau pot relatif umum dan dapat mengarah ke konstipasi dan frustasi orang

41

tua. Penghentian latihan (kembali memakai diaper) seringkali memenuhi proses penguasaan
proses bertoilet. Latihan bertoilet menunjukkan peristiwa penting bagi orang tua karena
menandakan kebebasan mereka dari pakaian kotor karena popok. Pada beberapa orang tua
juga mewakili salah satu segi dari perkembangan anak dan satu kebanggaan bahwa anak
mereka telah mendapat kemampuan tertentu pada usia dini. Untuk alasan ini dan
lainnya,mungkin tidak ada peristiwa penting perkembangan lainnya yang terdorong dan lebih
penting dari latihan bertoilet.
Kematangan usia menandakan kesiapan untuk latihan bertoilet, setelah 18 bulan, toddler
mempunyai kapasitas sensorik untuk sadar akan penuhnya rectum atau kandung kemih dan
secara fisik sudah mampu mengontrol shincter anus dan saluran urinarius. Bagian penting
yang berhubungan dengan masalah latihan bertoilet ialah membimbing orang tua tentang
tanda kesiapan anaknya untuk memulai bertoilet, seperti yang diperlihatkan pada tabel 2.2.
Kurang dari 25% dari anak-anak berhasil pada usia 24 bulan, tetapi sebagian besar anak
menguasai bertoilet pada usia 48 bulan. Ingatkan pada orang tua bahwa terjadi proses
perkembangan anak yang normal pada usia ini.
Tanda kesiapan meliputi bahasa yang cukup untuk menggambarkan kebutuhan defekasi, dan
orangtuanya harus mampu mengkomunikasikan dengan anaknya mengenai kebutuhan ini.
Anak menunjukkan sebuah kesadaran bahwa popok harus diganti sudah dapat dipelajari.
Anak yang senang dengan reaksi orang tua dan mau menunjukkan kemampuan mengurus diri
dapat termotivasi menggunakan toilet. Anak yang pada permulaan menunjukkan rasa malu
atau sadar akan kedaruratan tubuh akan pergi ke sudut rumah untuk defekasi dapat diarahkan
ke kamar mandi untuk melakukannya. Bagi orang tua memuji anaknya merupakan suatu
langkah awal. Awalnya orang tua dapat memuji anaknya ketika pergi ke kamar mandi dengan
duduk pada toilet walaupun tidak ada rangsangan untuk defekasi untuk beberapa menit.
Pujian dapat ditingkatkan saat melakukan defekasi. Pada setiap waktu sangat penting bagi
orang tua untuk menjaga sikap yang positif. Anak-anak tidak boleh dipermalukan saat gagal
menggunakan kursi pot atau kecelakaan saat berproses bertoilet. Orang tua harus disiapkan
pada saat anak latihan bertoilet karena memakan waktu beberapa bulan dan kecelakaan sering
terjadi.
Implikasi untuk orang tua dan dokter anak.
Penurunan normal nafsu makan di usia ini sering menimbulkan kecemasan tentang nutrisi.
Sebagian besar, orang tua dapat diyakinkan bahwa jika pertumbuhan normal, masukan anak
adalah cukup. Anak-anak biasanya mengatur jumlah makanannya untuk menyesuaikan
kebutuhan tubuhnya menurut rasa lapar atau kenyang. Asupan setiap hari bervariasi. Kadang42

kadang luas, akan tetapi asupan selama periode 1 minggu relatif stabil. Upaya orang tua
untuk
mengatur asupan anak mengganggu mekanisme pengaturan diri ini karena anak harus
menyetujui atau berontak melawan tekanan. Akibatnya anak menjadi kelebihan makan atau
kekurangan makan. Perlu diketahui juga bahwa pada anak prasekolah dengan anemia
defisiensi Fe anak menjadi kurang aktif terhadap lingkungan sosialnya dan lebih cepat
mendekati ibunya, dan lebih lambat dalam memperlihatkan pengaruh positif dan menyentuh
mainan baru untuk pertama kalinya. Anak yang terlalu aktif meningkatkan resiko untuk
terluka, dan orang tua harus mendapat bimbingan awal mengenai pengamanan. Orang tua
kuatir mengenai kemungkinan hiperaktifitas yang menggambarkan harapan yang tidak
benar, kekuatiran yang berlebihan atau overaktivitas yang sebenarnya. Anak yang terlibat
dalam aktivitas yang gegabah, tidak dapat dikendalikan tanpa memperhatikan keamanan
dirinya, harus dievaluasi lebih lanjut.
2.4.2 Perkembangan Kognitif
Bahasa, kognisi dan permainan semuanya melibatkan fungsi simbolis, suatu cara mengatasi
dunia yang semakin menjadi penting selama periode prasekolah. Periode prasekolah dapat
disamakan dengan stadium praoperasional Piaget (pralogika), ditandai oleh pemikiran ajaib,
egosentris, dan pemikiran yang didominasi oleh kesadaran. Pemikiran ajaib meliputi
kerancuan dari kejadian yang kebetulan untuk sebab dan akibat, animisme (menghubungkan
motivasi kepada benda mati dan kejadian) dan kepercayaan yang tidak realistik terhadap
kekuatan hasrat. Anak-anak mungkin percaya bahwa orang-orang membuat hujan dengan
membawa payung, bahwa matahari turun karena lelah atau bahwa perasaan marah kepada
saudara kandung sesungguhnya dapat membuat saudaranya sakit. Egosentris mengacu kepada
ketidakmampuan anak untuk mengambil pandangan lain dan tidak berarti egois. Anak
mungkin berusaha untuk menyenangkan orang dewasa yang marah dengan membawa boneka
binatang kesayangan. Setelah usia 2 tahun, anak membuat konsep tentang dirinya dan rasa
kebutuhan untuk merasakan semua. Piaget menunjukkan dominasi persepsi di atas logika
dengan urutan yang terkenal dari uji coba pengawetan. Dalam salah satu uji coba, air
dituangkan bolakbalik dalam pot yang tinggi dan kecil ke piring lebar yang lebih rendah, dan
anak-anak ditanya mana yang berisi air lebih banyak. Mereka selalu memilih yang lebih besar
(biasanya pot yang lebih tinggi), bahkan ketika penguji menunjuk bahwa tidak ada air yang
telah diambil atau ditambah. Salah penbgertian demikian menggambarkan hipotesis tentang
perkembangan anak tentang sifat ilmiah dunia, juga kesulitan mereka dalam menyelesaikan
berbagai situasi secara serentak.
43

2.4.3 Perkembangan Bahasa


Perkembangan bahasa terjadi paling cepat terjadi antara usia 2-5 tahun.Perbendaharaan kata
bertambah dari 50-100 kata sampai 2000 lebih. Susunan kalimat meningkat dari telegrafi
kalimat dua- dan tiga-kata sampai penggabungan semua aturan tata bahasa pokok.
Mudahnya, antara usia 2 sampai 5 tahun, jumlah kata-kata dalam kalimat yang khas sama
dengan usia anak (2 pada 2 tahun, 3 pada 3 tahun, dan selanjutnya). Pada usia 21 bulan
sampai 2 tahun, kebanyakan anak menggunakan kalimat posesif (ini bola saya), progresif
(saya sedang bermain), pertanyaan, dan kalimatb penolakan. Saat usia 4 tahun, kebanyakan
anak dapat menghitung sampai dan dapat menggunakan kalimat-kalimat lampau, pada usia 5
tahun, anak dapat menggunakan kalimat-kalimat rencana masa depan. Anak tidak bisa
menggunakan
bahasa kiasan, mereka hanya mengerti arti langsung dari sebuah kata. Sangat penting untuk
membedakan cara bicara (produksi dari suara yang dapat dimengerti) dan bahasa, yang
berkenaan dengan sikap mental yang mendasari. Bahasa terdiri dari fungsi ekspresif dan
reseptif. Variasi bahasa reseptif (mengerti) kurang daripada tingkat kemahiran bahasa
ekspresif. Kemahiran berbahasa secara prinsip tergantung dari input lingkungan. Faktor yang
menentukan ialah jumlah dan variasi cara berbicara kepada anak secara langsung dan dari
seberapa sering orang dewasa bertanya pertanyaan dan mendorong anak untuk berbicara.
Anak yang dibesarkan dalam kemiskinan menunjukan nilai perkembangan bahasa yang lebih
rendah dibandingkan dengan anak yang dibesarkan pada keluarga yang mampu.
Walaupun pentingnya pemajanan bahasa, banyak ahli bahasa yakin bahwa mekanisme dasar
untuk kemahiran berbahsa ialah kabel keras ke dalam otak. Anak tidak hanya meniru
ucapan orang dewasa. Lebih tepatnya mereka meringkas aturan tata bahasa yang rumit dari
bahasa sekitarnya dengan membuat hipotesis lengkap dan memodifikasinya terus-menerus.
Generalisasi yang berlebihan, seperti tambahan sembarangan pada bunyi s di akhir kata
untuk membedakan benda tunggal atau bunyi ed untuk bentuk lampau, memberi bukti
adanya aturan-aturan lengkap tersebut. Bahasa berhubungan dengan perkembangan kognitif
dan emosi. Keterlambatan berbahasa dapat menjadi indikasi pertama bahwa terjadi retardasi
mental pada anak, mempunyai gangguan spektrum autis, atau diperlakukan kurang baik.
Bahasa memainkan peran penting dalam pengaturan perilaku yang mula-mula melalui
pemahaman anak terhadap permintaan dan batas-batas orang dewasa dan kemudian melalu
percakapan pribadi dimana anak mengulangi larangan-larangan orang dewasa yang
pertama kali didengar dan kemudian dijiwai. Bahasa juga memungkinkan anak
mengungkapkan perasaan, seperti marah atau frustasi tanpa melampiaskannya, oleh karena
44

itu, penundaan berbicara anak-anak menunjukkan tingkat temperamen yang lebih tinggi dan
tingkah laku luar yang lain. Perkembangan bahasa prasekolah meletakkan dasar untuk
keberhasilan berikutnya di sekolah. Kira-kira 35% anak di Amerika Serikat boleh masuk
sekolah yang kurang dalam kemahiran bahasa yang merupakan prasyarat penambahan
kemampuan membaca dan menulis. Meskipun sebagian besar anak belajar membaca dan
menulis di sekolah dasar, dasar-dasar kemampuan untuk membaca dan menulis dibina selama
tahun-tahun prasekolah. Melalui pengulangan pemajanan awal pada katakata tulisan, anakanak belajar tentang penggunaan penulisan ( menceritakan cerita atau mengirimkan pesanpesan), dan mengenai bentuknya (kiri ke kanan atas ke bawah). Kesalahan awal dalam
menulis, seperti kesalahan dalam berbicara, menunjukkan bahwa kemahiran membaca dan
menulis merupakan suatu proses aktif yang melibatkan hipotesis generasi dan revisi.
Buku-buku bergambar berperan khusus bukan saja dalam mengenalkan anakanak tentang
kata-kata cetak, tetapi juga dalam perkembangan bahasa lisan. Perbendaharaan kata anak dan
bahasa reseptif meningkat ketika orang tuanya membacakan secara konsisten untuk mereka.
Membaca dengan keras bersama anak merupakan proses yang interaktif dimana orang tua
secara berulang-ulang memfokuskan perhatian anak pada gambar-gambar khusus, bertanya
pertanyaan, dan memberikan timbal balik kepada anak.

Kesimpulan
Untuk tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologik
seseorang yang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu faktor
genetik, lingkungan bio-fisiko-psiko sosial dan perilaku. Proses yang unik dan hasil akhir
yang berbeda-beda yang memberika ciri tersendiri pada setiap anak.
Tujuan Ilmu Tumbuh Kembang adalah untuk mempelajari berbagai hal yang berhubungam
dengan segala upaya untuk menjaga dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak baik fisik,
mental, dan sosial. Juga menegakkan diagnosis dini setiap kelainan tumbuh kembang dan
45

kemungkinan penanganan yang efektif, serta mencari penyebab dan mencegah keadaan
tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
1. Soetjiningsih . Tumbuh kembang anak. Penerbit Buku Kedokteran .Jakarta, 1995
2. Kleigman R, Behrman R, Jenson H., Stanton B. Nelson textbook of pediatrics. 18th
ed .Saunders Elsevier. Philadelphia .2007
3. William W., Myron J., Judith M. Current diagnosis and treatment.19th ed.Mc Graw
Hill .2007
4. WHO child growth standard 2009

46

DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Depkes RI. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga . Depkes RI. Jakarta. 192 : 6 18.
Depkes RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di
Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Depkes RI. Jakarta. 2005. 1-14.
IDAI. Buku Pelatihan Denver II. Unit Kelompok Kerja Tumbuh Kembang /Pediatri Sosial. Jakarta. 1-11.
Markum. A.H. dkk. Ilmu Kesehatan Anak. FKUI. Jakarta. 1991 : 9 -21.
Mirriamstoppard. Complete Baby and Child Care. 1997.
Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta. 1998 : 1 63.
Behrman. Kliegman. Arvin. Ilmu Kesehatan Anak ( Nelson Textbook of Pediatrics ). EGC. Jakarta.
2000 : 37 45.
Dhamayanti. Meita. Stimulasi Tumbuh Kembang Anak Untuk Meningkatkan Emotional Spiritual Quotient
(ESQ). FK Unpad Subbagian Tumbuh Kembang Pediatri Sosial Bagian Ilmu Kesehatan Anak Perjan
RSHS Bandung. Bandung. 2005.

47

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt karena berkat rahmat dan hidayahNya lah penulis dapat menyelesaikan pembuatan referat yang berjudul

Skrinning

Perkembangan .
Ucapan terima kasih tak lupa penulis ucapkan kepada Dr. Heka Mayasari, Sp.A. selaku
konsulen dibagian anak di RSUD Cianjur dan rekan-rekan yang telah membantu penulis
dalam pembuatan referat ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan referat ini masih banyak terdapat
kesalahan. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
guna perbaikan dalam pembuatan referat selanjutnya.
Semoga referat ini dapat berguna bagi kita semua, khususnya bagi para pembaca.

Cianjur, November 2012

Penulis,

48

Anda mungkin juga menyukai