Anda di halaman 1dari 23

PENYULUHAN

PENCEGAHAN STROKE DENGAN PERUBAHAN GAYA HIDUP

Oleh :
Joyce
I1A008031

SMF Ilmu Kesehatan Masyarakat


FK Unlam Banjarmasin
Juni, 2013

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN.........................................................................................

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................

A. Gaya Hidup....................................................................................................
1. Makanan...................................................................................................
2. Minuman..................................................................................................
3. Olahraga...................................................................................................
4. Merokok...................................................................................................
5. Obat-obatan..............................................................................................
6. Dan lain-lain.............................................................................................
B. Stroke.............................................................................................................
C. Gaya Hidup dan Pencegahan Stroke..............................................................

5
6
8
9
11
12
12
12
13

SKEMA......................................................................................................................

16

TABEL KOMPARASI...............................................................................................

17

BAB III. RINGKASAN.............................................................................................

19

BAB IV. PENUTUP...................................................................................................

21

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................

22

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gaya hidup selalu mengalami perubahan seiring perkembangan zaman.
Perubahan pola hidup berpengaruh terhadap kesehatan dan peningkatan penyakit
yang terjadi dewasa ini. Menurut Menkes Republik Indonesia Sujudi, perubahan pola
hidup yang sangat menyolok mengakibatkan banyak masalah kesehatan sehingga saat
ini banyak bermunculan penyakit. Perkembangan penyakit berawal dari penyakit
infeksi,

kemudian

menghadapi

penyakit

degenerative,

mengenai

penyakit

serebrovaskuler, dan lainnya berkaitan dengan jantung dan saraf (1)


Penyakit stroke sebenarnya dapat digolongkan dalam penyakit kronis karena
terjadinya melalui proses yang panjang, meskipun serangan stroke bisa terjadi secara
mandadak. Proses perjalanan penyakit hingga terjadinya serangan stroke mungkin
sudah terjadi beberapa tahun. Stroke adalah penyebab kematian yang ketiga di
Amerika Serikat dan banyak negara industri di Eropa. Bila dapat diselamatkan,
kadang-kadang penderita mengalami kelumpuhan di anggota badannya, hilangnya
sebagian ingatan atau kemampuan bicaranya (2)
Dalam menekan angka stroke berulang, hal-hal yang perlu dan harus
diperhatikan adalah mengetahui faktor risiko dan melakukan upaya-upaya, baik
dalam memodifikasi gaya hidup, menjalani terapi yang diperlukan dan yang tidak
kalah penting adalah melakukan pemeriksaan yang dapat memberikan informasi
optimal faktor risiko yang dimiliki seseorang untuk terjadinya stroke ataupun stroke
berulang. Mengetahui faktor-faktor risiko dan mengadopsi gaya hidup sehat
merupakan langkah terbaik yang dapat ambil untuk mencegah stroke (2)

Oleh karena pentingnya mengetahui tentang masalah ini, maka pada makalah
ini akan dibahas mengenai gaya hidup dan pencegahan stroke

B. Sasaran Penyuluhan
Pasien yang datang berobat ke Posyandu Lansia Bumi Cahaya Bintang
Banjarbaru.

C. Tujuan Penyuluhan
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dengan penyuluhan diharapkan
pasien yang berobat terutama dewasa muda dan orang tua mampu memahami dan
mengerti mengenai stroke, mengenali gejalanya serta mencegah terjadinya
stroke dengan menjalankan gaya hidup sehat.
D.

Tempat Pelaksanaan
Posyandu Lansia Bumi Cahaya Bintang Banjarbaru

E.

Pelaksana
Dokter muda Fakultas Kedokteran UNLAM yang sedang menjalani stase
Ilmu Kesehatan Masyarakat.

F.

Metode
Ceramah
G. Media

Leaflet

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Gaya Hidup
Gaya hidup menurut Kotler adalah pola hidup seseorang di dunia yang
diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan
keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya (3)
Secara umum dapat diartikan sebagai suatu gaya hidup yang dikenali dengan
bagaimana orang menghabiskan waktunya (aktivitas), apa yang penting orang
pertimbangkan pada lingkungan (minat), dan apa yang orang pikirkan tentang diri
sendiri dan dunia di sekitar (opini). Sedangkan menurut Minor dan Mowen gaya
hidup adalah menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana membelanjakan
uangnya, dan bagaimana mengalokasikan waktu. Selain itu, gaya hidup menurut
Suratno dan Rismiati adalah pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan sehari-hari
yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapat yang bersangkutan. Gaya hidup
mencerminkan keseluruhan pribadi yang berinteraksi dengan lingkungan (3)
Dari berbagai di atas dapat disimpulkan bahwa gaya hidup adalah pola hidup
seseorang yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapatnya dalam
membelanjakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu. Faktor-faktor utama
pembentuk gaya hidup dapat dibagi menjadi dua yaitu secara demografis dan
psikografis. Faktor demografis misalnya berdasarkan tingkat pendidikan, usia, tingkat
penghasilan dan jenis kelamin, sedangkan faktor psikografis lebih kompleks karena
indikator penyusunnya dari karakteristik konsumen (3)

1. Makanan
Pola makan atau pola konsumsi pangan merupakan susunan jenis dan jumlah
pangan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu .
Santosa dan Ranti mengungkapkan bahwa pola makan merupakan

berbagai

informasi yang memberi gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan
yang dimakan tiap hari oleh suatu orang dan merupakan ciri khas untuk suatu
kelompok masyarakat tertentu (4)
Pola makan adalah tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam
memenuhi kebutuhannya akan makan yang meliputi sikap,

kepercayaan dan

pemilihan makanan. Sikap orang terhadap makanan dapat bersifat positif dan negatif.
Sikap positif atau negatif terhadap makanan bersumber pada nilai-nilai affective yang
berasal dari lingkungan (alam, budaya, sosial dan ekonomi) dimana manusia atau
kelompok manusia itu tumbuh. Demikian juga halnya dengan kepercayaan terhadap
(4)
Pola makan adalah tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam
memenuhi kebutuhannya akan makan yang meliputi sikap,

kepercayaan dan

pemilihan makanan. Sikap orang terhadap makanan dapat bersifat positif dan negatif.
Sikap positif atau negatif terhadap makanan bersumber pada nilai-nilai affective yang
berasal dari lingkungan (alam, budaya, sosial dan ekonomi) dimana manusia atau
kelompok manusia itu tumbuh. Demikian juga halnya dengan kepercayaan terhadap
makanan yang berkaitan dengan nilai-nilai cognitive yaitu kualitas baik atau buruk,
menarik atau tidak menarik. Pemilihan adalah proses psychomotor untuk memilih
makanan sesuai dengan sikap dan kepercayaannya (5).

Pola makan dapat didefinisikan sebagai cara seseorang atau sekelompok


orang dalam memilih makanan dan mengkonsumsi sebagai tanggapan pengaruh
psikologi, fisiologi, budaya, dan sosial (6).

Tabel 2.1 Jumlah porsi makanan yang dianjurkan pada usia remaja
Makan pagi

Makan siang

Makan malam

06.00-07.00 WIB
Nasi 1 porsi 100 gr beras

13.00-14.00 WIB
Nasi 2 porsi 200 gr beras

20.00 WIB
Nasi 1 porsi 100 gr beras

Telur 1 butir 50 gr

Daging 1 porsi 50 gr

Daging 1 porsi 50 gr

Susu sapi 200 gr

Tempe 1 porsi 50 gr

Tahu 1 porsi 100 gr

Sayur 1 porsi 100 gr

Sayur 1 porsi 100 gr

Buah 1 porsi 75 gr

Buah 1 porsi 100 gr


Susu skim 1 porsi 20 gr

Mengonsumsi makanan dari restoran makanan cepat saji, terutama yang


menyediakan menu Western Style, semakin sering ditemukan di masyarakat kota-kota
besar khususnya para remaja. Selain jumlah restoran-restoran tersebut semakin
banyak di berbagai penjuru kota, menu makanan cepat saji umumnya cepat dalam
penyajian (7)
Kebiasaan makan ini ternyata menimbulkan masalah baru karena makanan
siap saji umumnya mengandung lemak, karbohidrat, dan garam yang cukup tinggi
tetapi sedikit kandungan vitamin larut air dan serat. Bila konsumsi makanan jenis ini
berlebih akan menimbulkan masalah gizi lebih yang merupakan faktor risiko
beberapa penyakit degeneratif yang saat ini menempati urutan pertama penyebab
kematian (7)
Makanan olahan, seperti yang dinyatakan dalam iklan televisi, secara
berlebihan, meski dalam iklan diklaim kaya akan vitamin dan mineral, sering terlalu
banyak mengandung gula serta lemak, disamping zat aditif. Konsumsi makanan jenis

ini secara berlebihan dapat berakibat kekurangan zat gizi lain. Kegemaran pada
makanan olahan yang mengandung zat ini menyebabkan remaja mengalami
perubahan patologis yang terlalu dini (8).
Pada usia remaja (10-18 tahun), terjadi proses pertumbuhan jasmani yang
pesat serta perubahan bentuk dan susunan jaringan tubuh, disamping aktivitas fisik
yang tinggi. Besar kecilnya angka kecukupan energi sangat dipengaruhi oleh lama
serta intensitas kegiatan jasmani tersebut (9).
Penentuan kebutuhan akan zat gizi

secara umum didasarkan pada

Recommended Daily Allowances (RDA) yang disusun berdasarkan perkembangan


kronologis, bukan kematangan. Karena itu, jika konsumsi energi remaja kurang dari
jumlah yang dianjurkan, tidak berarti kebutuhannya berdasarkan data yang diperoleh
dari pemeriksaan klinis, biokimiawi, antropometris, diet serta psikososial. WHO
menganjurkan rata-rata konsumsi energi makanan sehari adalah 10-15% berasal dari
protein, 15-30% dari lemak, dan 55-75% dari karbohidrat (9).
Selain itu, makan makanan sehat. Sebuah diet sehat otak harus mencakup (9):
-

Lima atau lebih porsi harian buah dan sayuran, yang mengandung zat gizi
seperti kalium, folat dan antioksidan yang dapat melindungi Anda terhadap
stroke.

Makanan kaya serat larut, seperti havermut dan kacang-kacangan.

Makanan kaya akan kalsium, mineral yang ditemukan untuk mengurangi


risiko stroke.

Produk kedelai, seperti tempe, miso, tahu dan susu kedelai, yang dapat
mengurangi low-density lipoprotein (LDL) kolesterol dan meningkatkan
kadar kolesterol HDL Anda.

Makanan kaya omega-3 asam lemak, termasuk ikan air dingin, seperti salmon,
makarel dan tuna.

2. Minuman
Seluruh fungsi biologis tubuh kita sangat bergantung pada air. Proses
pernapasan, pencernaan, aktifitas kelenjar, mengatur suhu tubuh, sekresi dan lain-lain
hanya dapat bekerja dengan baik melalui media air. Rata-rata tubuh orang dewasa
terdiri dari 75%-80% air. Kendati lebih dari setengah tubuh kita terdiri dari air, kita
pun kehilangan air tersebut cukup banyak setiap harinya. Tubuh kita membutuhkan
2.5 liter air setiap harinya meskipun kita tidak melakukan aktivitas apapun, atau
hanya duduk saja. Kebutuhan akan air penting sekali untuk dipenuhi secukupnya
setiap hari (10).
Hasil dari penelitian di Perth menyatakan bahwa terdapat peranan minuman
alcohol dalam penyakit cerebrovaskular dalam etiologi stroke (11).
3. Olahraga
Olahraga adalah aktivitas untuk melatih tubuh seseorang, tidak hanya secara
jasmani tetapi juga secara rohani (misalkan catur). Olahraga dapat meningkatkan
peredaran darah ke otak. Selain itu olahraga yang rutin bisa meningkatkan
kemampuan tubuh untuk menyuplai lebih banyak oksigen serta glukosa yang sangat
dibutuhkan sebagai bahan bakar (12).
Olahraga juga memiliki berbagai manfaat, yaitu (12):
a. Olah raga mengurangi risiko penyakit
Olah raga menjaga Anda dari berbagai penyakit seperti tekanan darah tinggi,
diabetes tipe 2, penyakit jantung dan osteoporosis. Bila Anda sudah mengidap
penyakit itu, berolah raga secara teratur akan membantu mengelolanya sehingga tidak
berkembang membahayakan.

10

Olah raga bahkan mengurangi risiko stroke, sakit punggung bawah (LBP),
kanker usus besar, kanker payudara, kanker paru dan endometrium.
Jogging, bermain tenis atau berenang bermanfaat mencegah stroke pada kaum
pria. Sebuah riset baru menemukan bahwa pria yang berolah raga secara teratur
dengan intensitas sedang dan berat lebih kecil kemungkinannya terkena stroke
dibandingkan pria yang kurang aktif. Riset tersebut meneliti 3.298 orang dengan usia
rata-rata 69 tahun yang tinggal di Manhattan Utara, New York. Pria yang berolah raga
63% lebih kecil kemungkinannya terkena stroke dibandingkan mereka yang tidak
berolah raga (Neurology, 24 November 2009). Namun, olah raga tampaknya tidak
memberikan dampak yang sama bagi kaum wanita.
b. Olah raga mengurangi stres
Kegiatan fisik merangsang berbagai zat kimia dalam otak yang akan membuat
Anda lebih bahagia dan rileks. Anda juga akan merasa lebih bugar, percaya diri dan
terhindar dari depresi bila Anda berolahraga secara teratur.
c. Olah raga menjaga berat badan
Melakukan kegiatan fisik membakar kalori dalam tubuh kita. Semakin
intensif, semakin banyak kalori yang terbakar sehingga mengurangi timbunan lemak
dalam tubuh. Tentu saja, Anda juga harus mengimbanginya dengan pola makan yang
sehat agar lemak tidak kembali tertimbun dalam tubuh. Berat badan yang ideal sangat
penting bagi kita agar tetap sehat dan panjang umur.
d. Olah raga meningkatkan energi
Kegiatan fisik membuat sistem kardiovaskuler berjalan dengan baik,
memperlancar jumlah oksigen dan sari makanan yang didistribusikan ke seluruh
jaringan tubuh. Akibatnya, Anda akan memiliki energi yang lebih besar untuk
menjalani kehidupan Anda.
e. Olah raga membuat tidur lebih nyenyak
Berolah raga secara teratur membuat tidur lebih mudah dan lebih lelap.
Kualitas tidur yang baik pada gilirannya akan meningkatkan konsentrasi,

11

produktivitas dan kualitas emosi. Namun demikian, jangan berolah raga terlalu dekat
dengan waktu tidur sehingga justru membuat sulit tidur.
f. Olah raga meningkatkan kualitas hubungan antar manusia
Cobalah berolah raga bersama anggota keluarga Anda, misalnya pergi ke
kolam renang atau bersepeda santai bersama. Keakraban di antara Anda akan
meningkat. Anda juga bisa menggalakkan olahraga bersama di kantor dan lingkungan
Anda untuk meningkatkan keakraban.
4. Merokok
Merokok

menyebabkan

banyak

penyakit

serius

termasuk

penyakit

kardiovaskuler (penyakit jantung), kanker paru, dan penyakit paru obstruktif kronis
(emfisema, bronkitis kronis). Perokok berisiko jauh lebih besar untuk terkena
penyakit ini dibandingkan non-perokok. Merokok juga bersifat adiktif dan dapat
sangat sulit untuk dihentikan. Ini adalah pandangan setiap organisasi medis dan
ilmiah terkemuka di seluruh dunia (14)
Berdasarkan penelitian di Australia, perokok yang menghisap lebih dari 20
rokok setiap hari memiliki peningkatan resiko yang signifikan pada kedua jenis
stroke, baik itu stroke hemorrhage ataupun stroke iskemik (15)
5. Obat-obatan
Kebiasaan masyarakat meminum obat tanpa konsultasi atau saran dokter,
ternyata beresiko lebih tinggi. Meminum obat, baik yang ditentukan oleh dokter
maupun tidak, sebenarnya tetap memiliki resiko (16).
6. Dan lain-lain
Menurut peneliti di Amerika, pola tidur pada wanita setengah baya dapat
meningkatkan resiko terjadinya stroke, baik pola tidur dengan durasi yang terlalu

12

singkat maupun yang terlalu panjang. Peningkatan resiko paling tinggi, yaitu sebesar
70% terjadi pada wanita yang tidur selama 9 jam atau lebih dalam semalam (13)
Hubungan antara durasi tidur dengan kematian telah ditemukan oleh beberapa
penelitian sebelumnya. Namun, saat itu masih sedikit bukti yang menunjukkan
adanya hubungan antara pola tidur dengan penyakit kardiovaskular (13)
Dalam penelitian yang terbaru ini, ditemukan wanita dengan durasi tidur 6
jam atau kurang, 8 jam, dan 9 jam atau lebih terjadi peningkatan resiko stroke sebesar
14%, 24%, dan 70%, jika dibandingkan dengan yang tidur normal selama 7 jam (13)
Sedangkan pada kelompok wanita yang pada awal penelitian telah memiliki
penyakit kardiovaskular dan tidur dengan durasi 6 jam atau kurang, juga terjadi
peningkatan resiko stroke sebesar 22% (13)

B. Stroke
Stroke (bahasa Inggris: stroke, cerebrovascular accident, CVA) adalah suatu
kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu.
Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan serangkaian reaksi
biokimia, yang dapat merusakkan atau mematikan sel-sel saraf di otak. Kematian
jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan
itu. Stroke adalah penyebab kematian yang ketiga di Amerika Serikat dan banyak
negara industri di Eropa. Bila dapat diselamatkan, kadang-kadang penderita
mengalami kelumpuhan di anggota badannya, hilangnya sebagian ingatan atau
kemampuan bicaranya. Beberapa tahun belakangan ini makin populer istilah
serangan otak. Istilah ini berpadanan dengan istilah yang sudah dikenal luas,
serangan jantung. Stroke terjadi karena cabang pembuluh darah terhambat oleh
emboli. Emboli bisa berupa kolesterol atau udara (17)

13

WHO (1996) mendefinisikan

stroke sebagai manifestasi klinik gangguan

serebral fokal maupun global yang berlangsung cepat, berlangsung lebih dari 24 jam
atau berakhir dengan maut tanpa ditemukan penyebab lain selain gangguan vaskular.
Di Eropa setiap tahunnya 200 dari tiap 100.000 orang menderita stroke dan
meyebabkan angka kematian sebesar 275.000-300.000 di Amerika (17).
Stroke dapat dibagi menjadi dua kelompok besar : (17,18)
1. Perdarahan (stroke hemoragik)
2. Infark (istroke non hemoragik/iskemik)
Diagnosa banding antara keduanya adalah sebagai berikut: (17,18)
Tabel 2. Diagnosa banding stroke hemoragik dan non hemoragik
Gejala
Permulaan
Waktu serangan
Peringatan sebelumnya
Nyeri/sakit kepala
Muntah
Kejang
Kesadaran menurun
Bradikardi
Perdarahan retina
Papil edem
Kaku kuduk, kernig, Brudzinsky
Ptosis
Lokasi

Perdarahan
Sangat akut
aktif
++
++
++
++
++
++
++
++
++
subkortikal

Infark
Subakut
Bangun pagi
++
+/kortikal/subkortikal

C. Gaya Hidup dan Pencegahan Stroke


Mengetahui faktor-faktor risiko dan mengadopsi gaya hidup sehat merupakan
langkah terbaik yang dapat ambil untuk mencegah stroke. Secara umum, gaya hidup
sehat berarti yaitu: (19)

14

1.

Kontrol tekanan darah tinggi (hipertensi). Salah satu hal paling penting yang
dapat Anda lakukan untuk mengurangi risiko stroke adalah untuk menjaga
tekanan darah terkendali. Jika anda pernah mengalami stroke, menurunkan
tekanan darah anda dapat membantu mencegah serangan transient ischemic
berikutnya atau stroke. Berolahraga, mengelola stres, menjaga berat badan yang
sehat, dan membatasi asupan natrium dan alkohol adalah cara-cara untuk menjaga
tekanan darah tinggi di cek. Selain rekomendasi untuk perubahan gaya hidup,
dokter mungkin meresepkan obat untuk mengobati tekanan darah tinggi, seperti :
Angiotensin-Converting Enzyme (ACE) inhibitor antara lain ;

Quinapril, Captopril, Lisinopril, Benazepril, Enalapril, Fosinopril, Imidapril,


Moexipril, Perindopril, Ramipril, Trandolapril, Zofenopril
Antagonis

Kalsium

antara

lain

Amlodipine,

Aranidipine,

Azelnidipine, Barnidipine, Cilnidipine, Clevidipine, Isradipine, Efonidipine,


Felodipine, Lacidipine, Lercanidipine, Manidipine, Nicardipine, Nifedipine,
Nilvadipine, Nimodipine, Nisoldipine, Nitrendipine, Pranidipine, Verapamil,
Diltiazem
o

Diuretikum antara lain


Kerja

cepat

yaitu

:Bumetanide,

Ethacrynic

acid,

Furosemide,Torsemide, Hydrochlorothiazide

Hemat kalsium yaitu : Amiloride, Triamterene, Spironolactone


Beta Bloker antara lain : Bisoprolol fumarate, Carvedilol, Propranolol
HCl, Atenolol, Metoprolol, Nadolol, Pindolol, Timolol, Acebutolol, Betaxolol,
Celiprolol , Esmolol, Nebivolol, Alprenolol, Bucindolol , Carteolol, Labetalol,
Oxprenolol, Penbutolol, Sotalol

2.

Turunkan kolesterol dan lemak jenuh asupan. Makan kurang kolesterol dan
lemak, terutama lemak jenuh, dapat mengurangi plak di arteri Anda. Jika Anda
tidak dapat mengendalikan kolesterol melalui perubahan pola makan sendirian,
dokter Anda mungkin akan meresepkan obat penurun kolesterol.

15

3.

Jangan merokok. Berhenti merokok mengurangi risiko stroke. Beberapa tahun


setelah berhenti, seorang mantan perokok risiko stroke adalah sama dengan bukan
perokok.

4.

Kontrol diabetes. Anda dapat mengelola diabetes dengan diet, olahraga,


pengendalian berat badan dan pengobatan. Kontrol ketat gula darah Anda dapat
mengurangi kerusakan otak Anda jika Anda mengalami stroke.

5.

Menjaga berat badan yang sehat. Kelebihan berat badan lain yang
memberikan kontribusi pada faktor-faktor risiko stroke, seperti tekanan darah
tinggi, penyakit jantung dan diabetes.

6.

Berolahragalah secara teratur. Latihan aerobik mengurangi risiko stroke Anda


dalam banyak cara. Olahraga dapat menurunkan tekanan darah, meningkatkan
tingkat-tinggi density lipoprotein (HDL) kolesterol, dan meningkatkan kesehatan
secara keseluruhan pembuluh darah dan jantung. Hal ini juga membantu Anda
menurunkan berat badan, mengendalikan diabetes dan mengurangi stres. Olah
raga secara bertahap sampai 30 menit kegiatan - seperti berjalan, joging, berenang
atau bersepeda jika tidak setiap hari, 1 hari dalam seminggu.

7.

Kelola stres. Stres dapat menyebabkan peningkatan sementara dalam tekanan


darah - faktor risiko untuk pendarahan otak - atau hipertensi bertahan lama. Juga
dapat meningkatkan kecenderungan darah membeku, yang dapat meningkatkan
risiko stroke iskemik. Menyederhanakan hidup Anda, berolahraga dan
menggunakan teknik relaksasi semua pendekatan yang dapat Anda belajar untuk
mengurangi stres.

8.

Minum alkohol dalam jumlah sedang, atau tidak sama sekali. Alkohol dapat
menjadi faktor risiko dan tindakan pencegahan stroke. Pesta minum dan berat
konsumsi alkohol meningkatkan resiko tekanan darah tinggi dan stroke iskemik
dan perdarahan.

9.

Jangan gunakan obat-obatan terlarang. Banyak jalan obat, seperti kokain dan
kokain, yang menjadi faktor risiko untuk TIA atau stroke.

16

SKEMA

Gaya

STROKE

Makanan
Minuman
Olahraga
Merokok
11
- Obat-obatan
12

hal 6
hal 8
hal 9
hal
hal

- Stroke hemoragik
hal 13
- Stroke non hemoragik hal

Gaya hidup dan


Pencegahan
stroke

- Kontrol TD
hal
13
- Turunkan kolesterol
dan lemak jenuh
hal 14
- Jangan merokok hal
14
- Kontrol diabetes hal
14
- Menjaga BB
hal 15

17

TABEL KOMPARASI
Tabel 1. Multivariate Analysis of Risk Factors for All Strokes and First-Ever Strokes
Risk factor
Alcohol, g/d*
0
1-20
21-40
41-60
>61
Tobacco
Nonsmoker
Ex-smoker
1 -20 cigarettes daily
>21 cigarettes daily
History of hypertension
Claudication
Previous stroke or TIA
Use of reduced-fat or skim milk
Consumption of meat >4 times weekly
Adding salt to food
Consumption of fish >2 times per month

All strokes combined


OR
95% CL
1.0
0.62
0.83
0.65
2.75

0.40-0.94
0.37-1.88
0.20-2.17
0.98-7.73

1.0
0.75
1.99
3.52
2.33
1.93
4.81
0.49
2.17
1.53
-

0.46-1.24
1.04-3.79
1.35-9.14
1.57-3.47
1.10-3.39
2.89-8.01
0.31-0.76
1.33-3.53
1.01-2.31
-

First ever strokes


OR
95 % CL
1.0
0.67
0.98
0.40
6.71
1.0
0.65
2.57
4.74
2.87
2.61
0.44
2.30
0.60

0.40-1.12
0.38-2.50
0.09-1.89
1.68-26.8

0.36-1.18
1.12-5.89
1.55-14.5
1.74-4.73
1.22-5.55
0.25-0.77
1.29-4.08
model
0.36-0.99
-

18

Tabel 2. Results of Univariate Analyses of Risk Factors for All Strokes Combined
Risk Factor
Alcohol, g/d*
0
1-20
21-40
41-60
>61
Tobacco
Nonsmoker
Ex-smoker
1-20 cigarettes daily
>21 cigarettes d^ly
History of hypertension
Claudication
Diabetes mellitus
Previous myocardial infarction
Regular use of aspirin
Previous stroke or TIA
Use of reduced-fat or skim milk
Consumption of meat >4 times weekly
Adding salt to food
Consumption of fish >2 times per month
Margarine used "usually" or "always"
Always trimming fat from meat
Always removing skin from poultry

OR

95 NaCL

1.0
0.43
0.67
0.55
2.51

0.32-0.58
0.38-1.16
0.23-1.28
1.33-4.74

1.0
0.88
1.58
5.83
2.35
2.58
2.14
1.88
1.37
6.27
0.51
1.62
2.01
0.77
1.05
0.81
0.85

0.65-1.20
1.07-2.32
3.24-10.5
1.83-3.04
1.83-3.62
1.49-3.08
1.35-2.62
1.04-1.81
4.46-8.81
0.38-0.69
1.19-2.19
1.53-2.63
0.56-1.01
0.81-1.36
0.62-1.06
0.65-1.10

19

BAB III
RINGKASAN

Stroke hingga saat ini masih merupakan pembunuh no. 3 di dunia dan penyebab
kecacatan no 1 di dunia, setiap tahunnya di Amerika Serikat tercatat sekitar 900.000 kasus
stroke, dan dari angka tersebut. Kecacatan dan angka kematian yang timbul pada kasus
stroke berulang jauh lebih tinggi dari angka kecacatan dan kematian dari kasus stroke
sebelumnya, sehingga sudah jelas bagi kita bahwa melakukan penatalaksanaan stroke adalah
penting. Namun tidak kalah penting (bahkan beberapa pihak mengatakan lebih penting),
untuk melakukan segala daya upaya yang tepat, cermat, dan optimal dalam menekan angka
terjadinya stroke berulang.
Dalam menekan angka stroke berulang, hal-hal yang perlu dan harus diperhatikan
adalah mengetahui faktor risiko dan melakukan upaya-upaya, baik dalam memodifikasi
gaya hidup, menjalani terapi yang diperlukan dan yang tidak kalah penting adalah
melakukan pemeriksaan yang dapat memberikan informasi optimal faktor risiko yang
dimiliki seseorang untuk terjadinya stroke ataupun stroke berulang.
Berikut ini adalah beberapa strategi jitu mencegah stroke seperti diungkapkan oleh:
1. Diet Sehat dan Seimbang
Diet sehat dan seimbang dapat diartikan dengan mengonsumsi banyak buah dan
sayuran segar, susu rendah lemak, rendah kolesterol dan rendah natrium (asupan garam
harian tidak boleh melebihi 2.300 mg atau sekitar 1 sendok teh)
2. Aktivitas fisik secara teratur
Latihan dengan tingkat sedang (akumulasi 30-60 menit) 4 sampai 7 hari dalam
minggu. Misalnya, jalan santai, jogging, bersepeda, berenang. Untuk pasien berisiko tinggi
direkomendasikan untuk mengikuti program yang diawasi secara medis.
3. Kendalikan Berat Badan
Mempertahankan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada kisaran 18,5 sampai 24,9 kg/m2
dan lingkar pinggang kurang dari 80 cm bagi wanita dan kurang dari 90 cm bagi pria
(standar Asia Timur dan Selatan).

20

4. Stop Merokok
Rokok merupakan salah satu faktor pemicu terbesar terjadinya stroke. Segera
berhenti merokok dan sebisa mungkin tinggal di lingkungan yang bebas dari asap rokok.
Ada beberapa cara untuk menghentikan kebiasaan merokok dengan terapi pengganti nikotin
(permen karet, patch) dan terapi tingkah laku.
5. Batasi Konsumsi Alkohol
Mengonsumsi alkohol sebenarnya tidak akan menjadi masalah asalkan tidak
berlebihan. Konsumsi alkohol sebaiknya cukup dua gelas standar atau kurang per hari.
Untuk pria, tidak boleh lebih dari 14 gelas per minggu. Sedangkan untuk perempuan kurang
dari 9 gelas per minggu.
6. Kendalikan Hipertensi
Menurunkan tekanan darah yang tinggi sampai target kurang dari 140/90 mmHG
(tanpa penyakit penyerta lain).
7. Kontrol Gula Darah
Bagi penderita diabetes, target penurunan tekanan darah lebih agresif kurang dari
130/80. Kontrol gula darah dengan target HbA1C <6,5 persen.
8. Hiperkolesterolemia
Bagi penderita kolesterol tinggi (hiperkolesterolemia), pemberian statin dan
modifikasi gaya hidup dengan target kadar kolesterol LDL kurang dari 100 mg/dl.

21

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Terdapat hubungan antara umur, jenis kelamin, kebiasaan mengkonsumsi makanan
berlemak dan kolesterol, kebiasaan mengkonsumsi air putih dan kebiasaan merokok
dengan kejadian stroke.
2. Dalam menekan angka stroke berulang, hal-hal yang perlu dan harus diperhatikan adalah
mengetahui faktor risiko dan melakukan upaya-upaya, baik dalam memodifikasi gaya
hidup, menjalani terapi yang diperlukan dan yang tidak kalah penting adalah melakukan
pemeriksaan yang dapat memberikan informasi optimal faktor risiko yang dimiliki
seseorang untuk terjadinya stroke ataupun stroke berulang.
B. Saran
Diharapkan melalui makalah ini pengetahuan tentang stroke gejala serta pencegahan
melalui pola hidup sehat sehingga dapat mengurangi angka kesakitan dan kecacatan
akibat stroke. Dalam hal ini sangat diperlukan peran aktif serta dukungan baik dari
orang terdekat yaitu keluarga, petugas kesehatan, kader posyandu, dan pemerintah.

22

DAFTAR PUSTAKA
1. Rosa P, Meylani, Putro G. Hubungan Gaya Hidup Terhadap Kejadian Stroke di Rumah
Sakit Umum Daerah Gambiran Kediri. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. 2008; 11:
263-369.
2. Sumanti F. Upaya Pencegahan Stroke Berulang. Neuro Intervensi. 2011
3. Anonymous. Sosiologi Budaya. Jakarta. 2012
4. Santosa, Ranti. Kesehatan dan Gizi . Jakarta: Renaka Cipta. 2004
5. Khumaidi. Sistem Sertifikasi, Jounal Internet.2008
6. Suharjo, 1990. Penilaian Keadaan Gizi Masyarakat.IPB Bogor
7. K Ali Khomsan. 2003. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada
8. Arisman. 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi. Buku
Kedokteran EGC: Jakarta.
9. Almatsier, Sunita, 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia. 132-150
10. Jimenez M, Stephanie E. Chiuve, Robert J. Glynn, Meir J. Stampfer. Alkohol
Consumption and Risk of Stroke in Women. American Heart Association. 2012;940-945
11. Shinton R, Beevers G. Meta-analysis of Relation Between Cigaratte Smoking and Stroke.
Br Med J. 1989;298:789-784.
12. Anonymous. Healthy Lifestyle. Event Guidelines.HOSA. 2011
13. Harsono. 2000. Kapita Selekta Neurologi. Yogyakarta. Gajah Mada University Press.
14. Aminuddin A. dkk. Gambaran Umum Tentang Gangguan Darah Otak (GPDO). Dalam
Harsono (Editor). Kapita Selekta Neurologi Edisi II. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press, 1996.
15. Jamrozik K, Dphill, Robyn J. Broadhurst.The Role of Lifestyle Factor in the Etiology of
Stroke. Department of Neurology Royal Perth Australa. 2012;25:51-57
16. Sidharta, Priguna dan Mahar Mardjono. 2000. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta. PT. Dian
Rakyat.
17. Kwon SU, Kim JS, Lee JH, Lee MC. Ischemic stroke in Korean young adults.
Department of Neurology, University of Ulsan, Asan Medical Center. 2011
18. Paul A. Lapchak, A New Embolus Injection Method to Evaluate Intracerebral
Hemorrhage in New Zealand White Rabbits. Cedars-Sinai Medical Center, Department of
Neurology, FAHA. 2011.
19. James D.Marsh, Salah G.Keyrouz. Stroke Prevention and Treatment. Journal of the
American of Cardiology. 2010;56:9

23

Anda mungkin juga menyukai