Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia.


Rumah atau tempat tinggal, dari zaman ke zaman mengalami perkembangan.
Pada zaman purba manusia bertempat tinggal di gua-gua, kemudian
berkembang dengan mendirikan rumah di hutan-hutan dan di bawah pohon.
Sampai pada abad modern ini manusia sudah membangun rumah bertingkat
dan diperlengkapi dengan peralatan yang serba modern. 1
Keadaan perumahan adalah salah satu faktor yang menentukan keadaan
hygiene dan sanitasi lingkungan. Rumah sehat merupakan salah satu sarana
untuk mencapai derajat kesehatan yang optimum. Untuk memperoleh rumah
yang sehat ditentukan oleh tersedianya sarana sanitasi perumahan. Sanitasi
perumahan adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada
pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang menggunakannya untuk
tempat tinggal berlindung yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia.1,2
Rumah sehat menurut Depkes RI, dapat dinilai berdasarkan komponen rumah,
sarana sanitasi dan perilaku penghuni yang ditinjau dari masing-masing
komponen memenuhi kriteria. Berdasarkan Profil Indonesia tahun 2006, diketahui
bahwa kondisi rumah yang memenuhi syarat sehat untuk tingkat nasional adalah
43,89%. Kondisi pembuangan limbah yang memenuhi syarat sebanyak 62,11%
dan kondisi jamban yang memenuhi syarat 46,54%, keadaan tersebut
menunjukkan bahwa kondisi perumahan di Indonesia saat ini belum memenuhi
syarat kesehatan. 3
1.2. Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat


tentang rumah sehat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Definisi
Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area
sekitarnya yang dipakai sebagai tempat tinggal dan sarana pembinaan

keluarga. Menurut WHO, bahwa rumah adalah struktur fisik atau bangunan
untuk tempat berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan
jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik untuk kesehatan keluarga
dan individu. Menurut Blaang, rumah merupakan kebutuhan pokok untuk
kelangsungan hidup dan kesejahteraan sosialnya, setiap orang membutuhkan
perumahan yang sehat dan layak huni. 4
Rumah sehat adalah bangunan tempat berlindung, bernaung dan
beristirahat serta sebagai sarana pembinaan keluarga yang menumbuhkan
kehidupan sehat secara fisik, mental, rohani dan sosial, sehingga seluruh
anggota keluarga dapat bekerja secara produktif. Rumah sehat menurut
Depkes RI, dapat dinilai berdasarkan komponen rumah, sarana sanitasi dan
perilaku penghuni yang ditinjau dari masing-masing komponen memenuhi
kriteria. 3
Perumahan adalah suatu struktur fisik dimana orang yang menggunakan
sebagai tempat berlindung, dimana lingkungan dari struktur tersebut juga
semua fasilitas dan pelayanan yang diperlukan untuk kesehatan jasmani dan
rohani. Keberadaan perumahan yang sehat, aman, serasi, teratur sangat
diperlukan agar fungsi dan kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik. 5

II.2. Manfaat Rumah Sehat


Derajat kesehatan masyarakat yang optimal dapat diwujudkan jika
masyarakat Indonesia hidup dalam lingkungan dan perilaku yang sehat
termasuk rumah sehat. Hal ini merupakan salah satu indikator Indonesia
Sehat 2010 dan target Millenium Development Goal (MDGs) tahun 2015. 6

Lingkungan permukiman merupakan hal yang sangat penting untuk


diperhatikan karena selalu berinteraksi dengan manusia. Kurang lebih
separuh hidup manusia akan berada di rumah sehingga kualitas rumah akan
sangat berdampak terhadap kondisi kesehatannya. Hal ini dapat dibuktikan
dengan hasil penelitian Ivonne Suzy Handayani (1997), bahwa prevalensi
ISPA di Kelurahan Kali Anyar Jakarta Barat lebih tinggi dari DKI Jakarta,
karena kualitas udara dalam rumah di daerah kumuh tersebut 50%
tidak/kurang memenuhi syarat kesehatan. 5
Menurut American Public Health Association (APHA) rumah dikatakan sehat
apabila: 7,8
- Memenuhi kebutuhan fisik dasar seperti temperature lebih rendah dari
udara di luar rumah, penerangan yang memadai, ventulasi yang nyaman,
dan kebisingan 45-55 dB.
-

Memenuhi kebutuhan kejiwaan.

Melindungi penghuninya dari penularan penyakit menular yaitu memiliki


penyediaan air bersih, sarana pembuangan

sampah dan saluran

pembuangan air limbah yang saniter dan memenuhi syarat kesehatan


-

Melindungi penghuninya dari kemungkinan terjadinya kecelakaan dan


bahaya kebakaran, seperti fondasi rumah yang kokoh, tangga yang tidak
curam, bahaya kebakaran karena arus pendek listrik, keracunan, bahkan
dari ancaman lalu lintas.
Kualitas fisik rumah dalam hal ini ventilasi dan pencahayaan yang

mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA terutama pada Balita. Hal ini terjadi
karena ventilasi dan pencahayaan akan mempengaruhi kualitas udara di
dalam rumah yang akan mempengaruhi kualitas udara di dalam rumah yang

akan menimbulkan penyakit ISPA terhadap penghuni rumah. Cara penularan


ISPA yaitu melalui dahak, ludah, bersin, udara pernapasan yang mengandung
kuman yang terhirup orang sehat kemudian masuk ke saluran pernapasan. 9
Beberapa penelitian lain menunjukkan bahwa kondisi perumahan tidak
sehat mempunyai hubungan terhadap kejadian penyakit. Penelitian Wahyuni
(2005), balita yang menderita DBD 64% dari rumah tidak mempunyai saluran
pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Hasil
penelitian Sulistyorini dan Nindya (2005), bahwa rumah yang mempunyai
ventilasi tidak memenuhi syarat kesehatan 74% berpotensi terhadap kejadian
Infeksi Saluran pernafasan Akut (ISPA) pada balita. 1,5,10
Selain itu dilihat dari beberapa komponen rumah, diketahui rumah yang
jendelanya kecil dapat menyebabkan pertukaran udara tidak dapat berlangsung
dengan baik, akibatnya asap dapur dan asap rokok dapat terkumpul dalam
rumah. Bayi dan anak yang sering menghisap asap lebih mudah terserang
ISPA. Rumah yang lembab dan basah karena banyak air yang terserap di
dinding tembok dan matahari pagi suukar masuk dalam rumah juga
memudahkan anak-anak terserang ISPA. 11

II.3. Syarat Rumah Sehat


Menurut WHO ada beberapa prinsip standar rumah sehat, prinsip ini dapat
dibedakan atas dua bagian: 7,12
1. Yang berkaitan dengan kebutuhan kesehatan, terdiri atas:
a. Perlindungan terhadap penyakit menular, melalui pengadaan air

minum, sistem sanitasi, pembuangan sampah, saluran air, kebersihan


personal dan domestik, penyiapan makanan yang aman dengan
struktur rumah yang aman dengan memberi perlindungan
5

b. Perlidungan terhadap trauma/benturan, keracunan dan penyakit kronis

dengan memberikan perhatian pada strutur rumah, polusi udara rumah,


polusi udara dalam rumah, keamanan dari bahaya kimia dan perhatian
pada penggunaan rumaha sebagai tempat bekerja
c. Stress psikologi dan sosial melalui ruang yang adekuat, mengurangi

privasi, nyaman, memberi rasa aman pada individu, keluarga dan akses
pada rekreasi dan sarana komunitas pada perlindungan terhadap bunyi.
2. Yang berkaitan dengan kegiatan melindungi dan meningkatkan kesehatan

terdiri atas:
a. Informasi dan nasehat tentang rumah sehat dilakukan oleh petugas

kesehatan umumnya dan kelompok masyarakat melalui berbagai


saluran media dan kampanye
b. Kebijakan sosial ekonomi yang berkaitan dengan perumahan harus

mendukung penggunaan tanah dan sumber daya perumahan untuk


memaksimalkan aspek fisik, mental dan sosial
c. Pembangunan sosial ekonomi yang berkaitan dengan perumahan dan

hunian harus didasarkan pada proses perencanaan, formulasi dan


pelaksanaan kebijakan publik dan pemberian pelayanan dengan
kerjasama

intersektoral

dalam

manajemen

dan

perencanaan

pembangunan, perencanaan perkotaan dan penggunaan tanah, standar


rumah, desain dan konstruksi rumah, pengadaan pelayanan bagi
masyarakat dan monitoring serta analisis situasi secara terus-menerus
d. Pendidikan

perencanaan

pada

masyarakat

dan

penentuan

profesional,
kebijakan

petugas

akan

kesehatan,

pengadaan

dan

penggunaan rumah sebagai sarana peningkatan kesehatan

e. Keikutsertaan masyarkat dalam berbagai tingkat melalui kegiatan

mandiri diantara keluarga dan pekampungan.


Parameter yang dipergunakan untuk menentukan rumah sehat adalah
sebagaimana tercantum dalam Permenkes No. 892/Menkes/SK/VII/1999
tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan. Menurut Depkes RI, indikator
rumah yang dinilai adalah komponen rumah yang terdiri dari: langit-langit,
dinding, lantai, jendela kamar tidur, jendela ruang keluarga dan ruang tamu,
ventilasi, dapur dan pencahayaan dan aspek perilaku. Aspek perilaku penghuni
adalah pembukaan jendela kamar tidur, pembukaan jendela ruang keluarga,
pembersihan rumah dan halaman. 3,12
Adapun aspek kostruksi atau komponen yang memenuhi syarat rumah
sehat adalah: 12,13,14,15
1.

Langit-langit
Dibawah kerangka atap/kuda-kuda biasanya dipasang penutup yang
disebut langit-langit yang tujuannya antara lain:
-

Untuk menutup seluruh kostruksi atap dan kuda-kuda penyagga, agar


tidak terlihat dari bawah, sehingga ruangan terlihat rapi dan bersih

Untuk menahan debu yang jatuh dan kotoran yang lain juga menahan
tetesan air hujan yang menembus melalui celah-celah atap

Untuk membuat ruangan antara yang berguna sebagai penyekat


sehingga panas atas tidak mudah menjalar ke dalam ruangan
dibawahnya.

Persyaratan langit-langit yang baik adalah:

a. Langit-langit harus dapat menahan debu dan kotoran lain yang jatuh

dari atap
b. Langit-langit harus menutup rata kerangka atap kuda-kuda penyagga

dengan konstruksi bebas tikus


c. Tinggi langit-langit sekurang-kurangnya 2,4 meter dari permukaan

lantai.

2. Dinding

Adapun syarat-syarat untuk dinding antara lain:


Dinding harus tegak lurus
Dinding harus terpisah dari pondasi oleh suatu lapisan kedap air

sekurang-kurangnya 15 cm dibawah permukaan tanah sampai 20 cm


diatas lantai bangunan, agar air tanah tidak dapat meresap naik keatas,
sehingga dinding tembok terhindar dari basah dan lembab dan tampak
bersih tidak berlumut
Lubang jendela dan pintu pada dinding bila lebarnya kurang dari 1

meter dapat diberi susunan batu tersusun tegak diatas batu, batu
tersusun tegak diatas lubang harus dipasang balok lantai dari beton
bertulang atau kayu awet.
3. Lantai

Lantai harus cukup kuat untuk menahan beban diatasnya. Bahan untuk
lantai biasanya digunakan ubin, kayu plesteran atau bambu dengan syaratsyarat kedap air, tidak licin, stabil tidak lentur waktu diinjak, tidak mudah
aus, permukaan lantai harus rata dan mudah dibersihkan. Yang perlu
diperhatikan dalam pemasangan lantai adalah:

Sekurang-kurangnya 60 cm diatas tanah dan ruang bawah tanah harus


ada aliran tanah yang baik

Lantai harus disusun dengan rapi dan rapat satu sama lain, sehingga
tidak ada lubang-lubang ataupun lekukan dimana debu bisa
bertumpuk, lebih baik jika lantai seperti ini dilapisi dengan perlak atau
plastik ini juga berfungsi sebagai penahan kelembapan yang naik dari
kolong rumah

Untuk kayu-kayu yang tertanam dalam air harus yang tahan air dan
rayap serta untuk konstruksi diatasnya agar digunakan lantai kayu
yang telah dikeringkan dan diawetkan.

4. Tata ruang

Setiap rumah harus mempunyai bagian ruangan yang sesuai dengan


fungsinya. Penataan ruang dalam rumah harus disesuaikan dengan
persyaratan kesehatan rumah, misalnya pemisahan kamar tidur, dapur dan
ruangan lainnya, jumlah kamar tidur yang cukup untuk seluruh anggota
keluarga, jendela yang dibuka pada siang hari agar cahaya matahari dapat
masuk dan udara dapat berputar sehingga akan memperkecil risiko
penularan penyakit infeksi. Rancangan ruangan termasuk peletakan dan
pemilihan bahan bangunan untuk jendela, pintu dan ventilasi di tiap ruang,
iku menentukan adanya kualitas udara yang baik dalam rumah.
5. Ventilasi

Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar kedalam ruangan dan


pengeluaran udara kotoran suatu ruangan tertutup baik alamiah maupun
secara buatan. Ventilasi harus lancar diperlukan untuk menghindari
pengaruh buruk yang dapat merugikan kesehatan manusia pada suatu

ruangan kediaman yang tertutup atau kurang ventilasi. Pengaruh-pengaruh


buruk itu adalah:
-

Berkurangnya kadar oksigen diudara dalam ruangan kediaman

Bertambahnya kadar karbondioksida (CO2) dari pernafasan manusia

Bau pengap yang dikeluarkan oleh keringat, pakaian dan mulut


manusia

Suhu udara dalam ruang naik karena panas yang dikeluarkan badan
manusia

Kelebapan udara dalam ruang kediaman bertambah karena penguapan


air dan kulit pernafasan.
Ventilasi mempunyai fungsi untuk menjaga agar aliran udara di dalam

rumah tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan oksigen (O2) ruang
diperlukan oleh penghuni rumah tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan
menyebabkan kurangnya O2 di dalam rumah yang berarti kadar CO2
(Carbondioksida) yang bersifat racun menjadi tneningkat. Kurangnya
ventilasi juga menyebabkan kelembaban udara di dalam ruangan akan
tinggi dan merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri bibit
penyakit) berkembangbiak. 12
Ventilasi ada 2 macam yaitu ventilasi alamiah dimana aliran udara
didalam ruangan terjadi secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang
angin sedangkan ventilasi buatan dimana aliran udara dalam ruangan
didapat dengan menggunakan kipas angin dan mesin penghisap udara
(Exhouser). 12
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 829/Menkes/SK/VII/1999,
tentang persyaratan kesehatan perumahan, luas ventilasi permanen, minimal 10%

10

dari luas lantai, sehingga udara yang masuk adalah udara segar dan bersih. 12
6. Pencahayaan
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, terutama cahaya
matahari langsung pada pagi hari antara pukul 06.00 s/d pukul 08.00 baik
untuk kesehatan. Cahaya dibedakan menjadi 2 yaitu cahaya alamiah yakni
sinar matahari yang sangat penting karena dapat membunuh bibit penyakit
misal penyakit TBC, disamping melalui pintu dan jendela sinar matahari
dapat juga melewati genteng kaca. Sedangkan cahaya buatan yaitu
menggunakan lampu listrik, api dan lampu minyak tanah.
Dilihat dari aspek sarana sanitasi, maka beberapa sarana lingkungan yang
berkaitan dengan perumahan sehat adalah sebagai berikut: 11,13
1. Sarana air bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak (Permenkes No.416/MENKES/Per/IX/1990). Air minum adalah
air yang syaratnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum yang berasal dari penyediaan air minum (Depkes RI 1994). Air
minum harus memenuhi syarat fisik, kimia, dan bakteriologis.
Sarana air bersih adalah semua sarana yang dipakai sebagai sumber air
bagi penghuni rumah yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari.
Yang perlu diperhatikan adalah:
a. Jarak antara sumber air dengan sumber pengotoran (seperti septic tank,

tempat pembuangan sampah, air limbah) minimal 10 meter


b. Pada sumur gali sedalam 3 meter dari permukaan tanah dibuat kedap

air, yaitu dilengkapi dengan cincin dan bibir sumur

11

c. Penampungan air hujan, sumur artesis, atau terminal air atau

perpiaan/kran atau sumur gali terjaga kebersihannya dan dipelihara


rutin.
2. Jamban

Pembuangan kotoran yaitu suatu pembuangan yang digunakan oleh


keluarga atau sejumlah keluarga untuk buang air besar. Syarat
pembuangan tinja:
a. Kotoran manusia tidak mencemari permukaan tanah
b. Kotoran manusia tidak mencemari air permukaan maupun air tanah,

tidak boleh dibuang langsung ke sungai, danau, laut, jarak jamban > 10
meter dari sumur dan bila membuat lubang jamban jangan sampai
dalam lubang tersebut mencapai sumber air
c. Kotoran manusia tidak dijamah oleh lalat, harus tertutup rapat supaya

lalat tidak bisa menghinggapinya. Oleh karena itu jamban yang sehat
dapat dibuat dengan menggunakan leher angsa atau dilengkapi dengan
tutup
d. Jamban tidak menimbulkan sarang nyamuk
e. Jamban tidak menimbulkan bau yang mengganggu, jamban agar tidak

bau perlu dilengkapi leher angsa atau lubang ventilasi yang cukup
besar dan cukup tinggi
f.

Konstruksi jamban tidak menimbulkan kecelakaan misalnya atap


terlalu rendah atau lantai yang licin.

Ada 4 cara pembuangan tinja, yaitu:


-

Pembuangan tinja diatas tanah, cara ini tidak dianjurkan karena


mengganggu kesehatan

12

Kakus lubang gali (pit privy), salah satu cara yang mendekati
persyaratan kesehatan. Fungsi dari lubang adalah mengisolasi tinja
sedemikian rupa sehigga tidak memungkinkan penyebaran dari bakteri
secara langsung ke penjamu yang baru. Untuk keperluan suatu
keluarga, garis tengah lubang + 90 cm dengan kedalaman 2,5 meter.
Dindingnya diperkuat dengan batu, dapat ditembok atau tidak, macam
kakus ini hanya baik digunakan dimana air tanah letaknya dalam

Kakus air (aqua pravy), cara ini hampir mirip dengan kakuslubang
gali, hanya lubang kakus dibuat dari tangki yang kedap air yang berisi
air, terletak langsung dibawah tempat jongkok.

Septic tank merupakan cara yang paling memuaskan dan dianjurkan,


terdiri dari tanki sedimentasi yang kedap air dimana tinja dan air
ruangan masuk dan mengalami proses dekompensasi, didalam tanki
tinja akan berada selama 1-3 minggu tergantung kapasitas tanki

3. Pembuangan Air Limbah

Air limbah adalah air yang tidak bersih mengandung berbagai zat yang
bersifat membahayakan kehidupan manusia atau hewan, dan lazimnya
karena hasil pembuangan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, sumber
air limbah yang lazim dikenal adalah:
a. Berasal dari rumah tangga misalnya air dari kamar mandi dan dapur
b. Berasal dari perusahaan misalnya dari hotel, restoran dan kolam

renang
c. Berasal dari industri seperti dari pabrik baja, pabrik tinta dan pabrik cat
d. Berasal dari sumber lainnya seperti air tinja yang tercampur air

comberan dan lain sebagainya

13

4. Sampah

Sampah adalah semua atau produk sisa dalam bentuk padat, sebagai akibat
aktifitas manusia, yyang dianggap tidak bermanfaat dan tidak dikehendaki
oleh pemiliknya dan dibuang sebagai barang tidak berguna. Syarat tempat
sampah adalah:
a. Terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan, kuat sehingga tidak

mudah bocor dan kedap air


b. Tempat sampah harus mempunyai tutup, tetapi tutup ini dibuat

sedemikian rupa sehingga mudah dibuka, dikosongkan isinya serta


dibersihkan
c. Ukuran tempat sampah sedemikian rupa sehingga mudah diangkat dan

ditutup
d. Harus ditutup rapat sehingga tidak menarik serangga atau binatang-

binatang lainnya seperti tikus, kucing, kecoa, dan lain-lain


Variabel yang dianalisis untuk menggambarkan rumah sehat meliputi 14
variabel yang ada di dalam data Susenas, yaitu lokasi rumah, kepadatan
hunian, jenis lantai, pencahayaan, ventilasi, air bersih, jenis jamban (WC),
kepemilikan jamban, pembuangan akhir tinja, cara pembuangan air limbah,
keadaan saluran/got, pembuangan sampah, polusi udara, dan bahan bakar
untuk masak.

Tabel 1. Variabel dan Nilai skor variabel rumah sehat


Penetapan skor kategori rumah sehat sebagai berikut :
- Baik : skor 35- 42 ( > 83%)
- Sedang : skor 29-34 ( 69-83%)
14

- Kurang : skor < 29 ( < 69%)

Cara penilaian 14 parameter yang dipakai sebagai parameter rumah sehat :


1. Baik = memenuhi syarat kesehatan, adalah bila persentase parameter
tersebut mencapai di atas 83%.
2. Sedang = bila persentase parameter tersebut antara 69%-83%
3. Kurang = bila persentase parameter kurang dari 69%.

15

BAB III
PENUTUP

Rumah sehat adalah bangunan tempat berlindung, bernaung dan


beristirahat serta sebagai sarana pembinaan keluarga yang menumbuhkan
kehidupan sehat secara fisik, mental, rohani dan sosial, sehingga seluruh anggota
keluarga dapat bekerja secara produktif. Rumah sehat menurut Depkes RI, dapat
dinilai berdasarkan komponen rumah, sarana sanitasi dan perilaku penghuni yang
ditinjau dari masing-masing komponen memenuhi kriteria
Lingkungan permukiman merupakan hal yang sangat penting untuk
diperhatikan karena selalu berinteraksi dengan manusia. Kurang lebih separuh
hidup manusia akan berada di rumah sehingga kualitas rumah akan sangat
berdampak terhadap kondisi kesehatannya.
Menurut Depkes RI, indikator rumah yang dinilai adalah komponen rumah
yang terdiri dari: langit-langit, dinding, lantai, jendela kamar tidur, jendela ruang
keluarga dan ruang tamu, ventilasi, dapur dan pencahayaan dan aspek perilaku.
Aspek perilaku penghuni adalah pembukaan jendela kamar tidur, pembukaan
jendela ruang keluarga, pembersihan rumah dan halaman.

16

Anda mungkin juga menyukai