Anda di halaman 1dari 13

ACARA I

AIR

A.

Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum Air ini adalah menentukan kadar air pada suatu
sampel dengan metode Thermogravimetri.

B. TINJAUAN PUSTAKA
Penentuan kadar air pada sampel kokis ini dilakukan dengan metode
pengeringan (thermogravimetri). Metode ini caranya relatif mudah dan murah
serta dapat dilakukan secara massal. Yaitu dengan pemanasan dalam oven
dan pendinginan dalam eksikator kemudian dilakukan penimbangan sampai
berat konstan serta tidak memerlukan pereaksi (Sudarmadji, 1996).
Penentuan kadar air tergantung dari sifat bahan. Kadar air dalam
bahan dapat ditentukan dengan metoda pengeringan (Thermogravimetri).
Prinsip metode ini ialah menguapkan air yang ada pada bahan dengan cara
pemanasan, Pada umumnya mengeringkan pada suhu 105 110o C selama 3
jam atau sampai didapat berat konstan dalam oven. Selisih berat sebelum dan
sesudah pengeringan adalah banyaknya air yang diuapkan (Anonim a, 2010).
Air merupakan komponen bahan pangan yang sangat penting
karena kadar air dalam suatu bahan mempengaruhi penampakan, tekstur,
citarasa serta daya simpan suatu bahan. Kadar air bahan adalah kandungan air
dari bahan yang dapat dinyatakan dengan berat basah atau wet basic (wb)
dibagi berat kering atau dry basic (db). Kadar air bahan harus lebih
diperhatikan apabila bahan tersebut harus mengalami penyimpanan yang
lama sebab bahan akan menyerap uap air di udara sekitar jika kadar air bahan
rendah dan kelembaban udara di sekitarnya tinggi. Akibatnya permukaan
bahan menjadi lembab dan mudah terkontaminasi oleh mikroorganisme
(Anonimb, 2010).

Penentuan kandungan air dapat dilakukan dengan beberapa cara. Hal ini
tergantung pada sifat bahannya. Pada umumnya penentuan kadar air dilakukan
dengan mengeringan bahan dalam oven pada suhu 105-110 oC selama 3 jam
atau mencapai berat konstan (thermogravimetri). Untuk bahan-bahan yang
tidak tahan panas, seperti bahan berkadar gula tinggi, minyak, daging, kecap
dan lain-lain pemanasan dilakukan dalam oven vakum dengan suhu yang lebih
rendah. Kadang-kadang pengeringan dilakukan tanpa pemanasan, bahan
dimasukkan dalam eksikator dengan H2SO4 pekat sebagai pengering, hingga
mencapai berat yang konstan (Anonimc, 2010).
Kadar air bahan dapat dianalisis melalui beberapa cara antara lain
thermogravimetri, thermovolumetri, kimiawi (Asetil khlorida, Karl Fisher) atau
Fisis dengan penentuan langsung menggunakan moisture tester. Analisis kadar
air bahan ini sangat penting karena digunakan sebagai standar mutu,
pengawasan mutu an penanganan bahan (Anonimd, 2009)
Pada analisis kadar air menggunakan beberapa jenis tepung dan dengan
metode yang digunakan adalah metode thermogravimetri yakni dengan prinsip
menguapkan air yang ada dalam bahan dengan jalan pemanasan. Kemudian
menimbang bahan sampai berat konstan yang berarti semua air dalam bahan
sudah diuapkan. Namun cara ini memiliki kelemahan antara lain, bahan selain
air juga ikut menguap yakni bahan-bahan yang bersifat volatile dan bahan yang
mengandung senyawa yang dapat mengikat air dengan kuat sulit untuk
melepaskan air meskipun telah dipanaskan (Anonime, 2009)
Bobot yang ringan kadar air makanan pada umumnya disekitar 60 %
atau lebih dari 90 % kecuali biji bijian dan hampir bagian air dikeluarkan.
Sorpsi kadar air isothermis suatu produk makanan menunjukkan hubungan
antara kadar air keseimbangan dari makanan tersebut dengan tekanan uap air
atau kelembaban nisbi keseimbangan pada suhu tertentu ( Buckle, 1985 ).
Semua bahan makanan mengandung air dalam jumlah yang berbedabeda, baik itu bahan makanan hewani maupun bahan makanan nabati. Air
berperan sebagai pembawa zat-zat makanan dan sisa-sisa metabolisme, sebagai

media reaksi yang menstabilkan pembentukan biopolimer, dan sebagainya.


Bahan makanan kita baik yang berupa buah, sayuran, daging, maupun susu,
telah banyak berjasa dalam memenuhi kebutuhan air vmanusia. Buah mentah
yang yang menjadi matang selalu bertambah kandungan airnya. Sampai
sekarang belum diperoleh suatu istilah yang tepat untuk air yang terdapat
dalam bahan makanan. Istilah yang umumnya dipakai hingga sekarang ini
adalah air terikat (bound water). Walaupun sebenarnya istilah ini kurang
tepat, karena keterikatan air dalam bahan berbeda-beda, dan bahkan ada yang
tidak terikat. Karena itulah istilah Air terikat ini dianggap suatu sistem yang
mencakup air yang mempunyai derajat keterikatan berbeda-beda pada bahan
(Winarno, 2004).
Air merupakan kebutuhan penting dalam proses produksi dan
kegiatan lain dalam suatu industri. Untuk itu diperlukan penyediaan air bersih
yang secara kualitas memenuhi standar yang berlaku dan secara kuantitas dan
kontinuitas harus memenuhi kebutuhan industri sehingga proses produksi
tersebut dapat berjalan dengan baik (Fitri Diana, 2006).
C. Metodologi Penelitian
1. Alat
- Botol timbang
- Eksikator
- Oven
- Penjepit
2. Bahan
- Sampel A, B, C, D, E, F

Cara Kerja
Cara kerja pada praktikum I ini adalah :

botol ditimbang dikeringkan dalam oven (1050C selama 1 jam)

Didinginkan dalam desikator 15

Ditimbang

Sampel dihaluskan

Ditimbang 1-2 gr dalam botol timbang

Dikeringkan dalam oven 1050C selama 4 jam

Didinginkan dalam eksikator selama 15


Dipanaskan lagi dalam oven selama 1 jam

ditimbang

Didinginkan dalam desikator selama 15

Ditimbang

D. Hasil dan Pembahasan


1. Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 Data Hasil Pengamatan Kadar Air
Kelompok sampel
Berat
Berat
awal (gr)
akhir (gr)
1
A
13,8874
13,7777
7
17,8112
17,6781
2
B
15,4254
15,2420
8
14,0201
13,8451
3
C
12,6489
12,4596
9
11,9079
11,7240
4
D
14,2003
13,9807
10
13,509
13,0098
5
E
12,1485
11,9632
11
13,7419
13,5837
6
F
19,3862
19,1600
12
14,0045
13,8631
Sumber : Laporan Sementara

Kadar air
(wb)
7,233
7,54
12,0689
11,8595
9,9852
8,85
11,2788
15,324
9,31
9,26
9,7829
9,46

Rata-rata
7,386
11,963
9,417
13,3014
9,285
9,621

2. Pembahasan
Percobaan kali ini ialah menentukan kadar air dalam bahan. Bahan
yang digunakan pada percobaan kelompok kami ialah sampel A. Dalam
menentukan kadar air ini, kami menggunakan metode thermogravitimetri,
atau penentuan kadar air dengan cara dikeringkan menggunakan pemanas.
Prinsip dari metode ini ialah menguapkan air yang ada dalam
bahan dengan jalan pemanasan. Kemudian menimbang bahan sampai berat
konstan yang berarti semua air telah diuapkan.
Kelemahan cara ini adalah, yang pertama, bahan lain disamping air
juga ikut menguap dan ikut hilang bersama dengan uap air. Yang kedua,
adalah dapat terjadi reaksi selama pemanasan yang menghasilkan air atau
zat mudah menguap. Yang ketiga, bahan yang mengandung bahan yang
mengikat air secara kuat sulit melepaskan airnya meskipun sudah
dipanaskan.
Untuk mempercepat penguapan air serta menghindari terjadinya
reaksi yang menyebabkan terbentuknya air atau reaksi yang lain karena

pemanasan maka dapat dilakukan pemanasan dengan suhu rendah dengan


tekanan vakum. Dengan demikian akan diperoleh hasil yang lebih
mencerminkan kadar air yang sebenarnya.
Pada praktikum ini terdapat 6 macam sampel, yaitu sampel A, B,
C, D, E, F. Dengan sampel A = mie instan, sampel B = bihun beras, sampel
C = tepung beras, sampel D = tepung terigu, sampel E = bihun jagung,
sampel F = tepung tapioka. Untuk kelompok 1 dan 7 menggunakan sampel
A, kelompok 2 dan 8 menggunakan sampel B, kelompok 3 dan 9
menggunakan sampel C, kelompok 4 dan 10 menggunakan sampel D,
kelompok 5 dan 11 menggunakan sampel E, kelompok 6 dan 12
menggunakan sampel F.
Dari percobaan yang telah dilakukan, diperoleh berat awal berturut
turut untuk kelompok 1 dan 7 ialah 13,8864 dan 17,8112; kelompok 2
dan 8 ialah 15,4254 dan 14,0201; kelompok 3 dan 9 ialah 12,6489 dan
11,9079; kelompok 4 dan 10 ialah 14,2003 dan 13,1509; kelompok 5 dan
11 ialah12,1485 dan 13,7419; serta kelompok 6 dan 12 ialah 19,3862 dan
14,0045. Untuk berat akhir berturut turut diperoleh data untuk keompok 1
dan 7 ialah13,7777 dan 17,6781 ; kelompok 2 dan 8 ialah 15,4254 dan
14,0201; kelompok 3 dan 9 ialah 12,4596 dan 11,7240; kelompok 4 dan 10
ialah14,2003 dan 13,1509 ; kelompok 5 dan 11 ialah 11,9632 dan 13,5837
kelompok 6 dan 12 ialah 19,1600 dan 13,8631.
Untuk kadar air dan nilai rata-rata didapat hasil berturut turut
yaitu untuk kelompok 1 dan 7 7,18 % dan 7,54 % dengan rata-rata 7,36 %.;
kelompok 2 dan 812,06 % dan 11,8595 %, dengan rata-rata 11,96 %. ;
kelompok 3 dan 9 9,98 % dan 8,85 % dengan rata-rata 9,42 %; kelompok 4
dan 10 11,27 % dan 9,26 %, dengan rata-rata 13,3 %; kelompok 5 dan
119,31 % dan 9,26 %, dengan nilai rata-rata 9,29 %; serta kelompok 6 dan
129,77 % dan 9,46 % dengan nilai rata-rata 9,62 %
. Dari analisa data diatas berat awal dan berat akhir tertinggi
adalah kelompok 6 sampel F sebesar 19,3862 gr dan 19,1600 gr. Sedangkan
kadar air tertinggi adalah 12,06 % kelompok 2 dengan menggunakan

sampel B, dan kadar air rata-rata tertinggi adalah kelompok 2 dan 8 sebesar
11,96 %. Berat awal dan berat akhir terendah adalah kelompok 9 dengan
berat sebesar 11,9079 gr dan 11,7240 gr. Sedangkan kadar air terendah
adalah 7,18 % dari kelompok 1 sampel A, dan kadar air rata-rata terendah
adalah 7,36 % dari kelompok 1 dan 7 sampel A.
E. Kesimpulan
1. Prinsip metode pengeringan dengan cara thermogravitimetri ialah
menguapkan air di dalam bahan dengan jalan pemanasan.
2. Berat awal dan berat akhir tertinggi adalah kelompok 6 sampel F sebesar
19,3862 gr dan 19,1600 gr.
3. Kadar air tertinggi adalah 12,06 % kelompok 2 dengan menggunakan
sampel B
4. Kadar air rata-rata tertinggi adalah kelompok 2 dan 8 sebesar 11,96 %.
5. Berat awal dan berat akhir terendah adalah kelompok 9 dengan berat
sebesar 11,9079 gr dan 11,7240 gr.
6. Kadar air terendah adalah 7,18 % dari kelompok 1 sampel A.
7. Kadar air rata-rata terendah adalah 7,36 % dari kelompok 1 dan 7 sampel .

DAFTAR PUSTAKA

Anonima. 2008. Cookies Ubi Jalar. http://www.warintek.ristek.go.id/pangan/.pdf


(Diakses pada tanggal 27 Oktober 2010).
Anonim b.2010. Kadar Air Tepung . http://www.wikipedia.org.(Diakses pada
tanggal 27 Oktober 2010 pukul 13.00)
c
Anonim . 2009.Penentuan Kadar Air . http://id.wikipedia.org/wiki/kadarair .
(Diakses pada tanggal 27 Oktober 2010 pukul 13.00)
d
Anonim .2009. Kadar Air Tepung . http://www.wikipedia.org.(Diakses pada
tanggal 27 Oktober 2010 pukul 13.00)
e
Anonim .2009. Analisis kadar air. www. kimia.lipi.go.id . .(Diakses pada tanggal
27 Oktober 2010 pukul 13.00)
Buckle, K.A.1985. Ilmu Pangan. Jakarta : UI-PREES.
Hardyanti, Nurandani dan Fitri, Diana. 2006. Studi Evaluasi Instalasi Pengolahan
Air Bersih untuk Kebutuhan Domestik Dan Non Domestik (Studi Kasus
Perusahaan Tekstil Bawen Kabupaten Semarang). Program Studi
Teknik Lingkungan FT Undip Vol.1 No.1 September 2006, ISSN 1907187X.
Sudarmadji. 1996. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Liberti. Yogyakarta.
Winarno,FC. 2004.Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama.

LAMPIRAN
Berat porselin = 16,0470 gr

Berat porselin + sampel A = 17,8112 gr


Berat Sampel = 17,8112 gr-16,0470 gr
= 1,7642 gr
Berat akhir

= 17,6781 gr

% Air (wb)

=
=

CDE
100 %
D

16,047 1,7642 17,6781


x100%
1,7642 gr

= 7,54 %
CDE
100%
E C

% Air (db)

=
= 16,047 1,7642 17,6781 100%
17,6781 16,047

= 8,16%

BeratKons tan BeratBotol


x100%
BeratSampel

% Berat Kering=
=

17,6781 16,047
x100%
1,7642

= 92,45 %

LAPORAN SEMENTARA
ACARA I : AIR
. Alat
- Botol timbang
- Eksikator
- Oven
- Penjepit

Cara Kerja
Cara kerja pada praktikum I ini adalah :

botol ditimbang dikeringkan dalam oven (1050C selama 1 jam)

Didinginkan dalam desikator 15

Ditimbang

Sampel dihaluskan

Ditimbang 1-2 gr dalam botol timbang

Dikeringkan dalam oven 1050C selama 4 jam

Didinginkan dalam eksikator selama 15


Dipanaskan lagi dalam oven selama 1 jam

ditimbang

Didinginkan dalam desikator selama 15

Ditimbang

Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 Data Hasil Pengamatan Kadar Air
Kelompok sampel
Berat
Berat
awal (gr)
akhir (gr)
1
A
13,8874
13,7777
7
17,8112
17,6781
2
B
15,4254
15,2420
8
14,0201
13,8451
3
C
12,6489
12,4596
9
11,9079
11,7240
4
D
14,2003
13,9807
10
13,509
13,0098
5
E
12,1485
11,9632
11
13,7419
13,5837
6
F
19,3862
19,1600
12
14,0045
13,8631
Sumber : Laporan Sementara

Kadar air
(wb)
7,233
7,54
12,0689
11,8595
9,9852
8,85
11,2788
15,324
9,31
9,26
9,7829
9,46

Berat porselin = 16,0470 gr


Berat porselin + sampel A = 17,8112 gr
Berat Sampel = 17,8112 gr-16,0470 gr
= 1,7642 gr
Berat akhir

= 17,6781 gr

% Air (wb)

=
=

CDE
100 %
D

16,047 1,7642 17,6781


x100%
1,7642 gr

= 7,54 %
CDE
100%
E C

% Air (db)

=
= 16,047 1,7642 17,6781 100%
17,6781 16,047

Rata-rata
7,386
11,963
9,417
13,3014
9,285
9,621

= 8,16%

BeratKons tan BeratBotol


x100%
BeratSampel

% Berat Kering=
=

17,6781 16,047
x100%
1,7642

= 92,45 %

Anda mungkin juga menyukai