Anda di halaman 1dari 17

EBM

A COMPARISON BETWEEN SURGICAL


RESECTION AND RADIOFREQUENCY
ABLATION IN THE TREATMENT OF
HEPATOCELLULAR CARCINOMA

Prathita Amanda Aryani


1102011208

Skenario
Tn. N berumur 50 tahun, berobat ke poli penyakit dalam. Pasien
mengeluhkan nyeri pada perut kanan atas yang dialami sejak 6
bulan yang lalu, hilang timbul namun dua bulan terakhir nyeri
semakin sering. Tn. N merasa mual dan selera makan berkurang
sejak 4 bulan yang lalu sehingga berat badan berkurang 20 kg.
Dari anamnesis diketahui pasien pernah mengidap hepatitis 10
tahun yang lalu dan sering mengkonsumsi alkohol.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan BB 50 kg dengan TB 170 cm.
Tekanan darah dan tanda vital lainnya normal. Pemeriksaan
abdomen terdapat hepatomegali, dengan permukaan hati
bernodul, tepi tumpul dan nyeri tekan (+). Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan peningkatan serum transaminase SGPT
dan SGOT, Alpha Feto-Protein (AFP) 1000 U/L (normal: <10 U/L),
anti-HCV positif. Setelah diberikan analgetik dan hepatoprotektor
nyeri mereda. Setelah dilakukan pemeriksaan USG dan biopsi hati
pasien
didiagnosis
karsinoma
hepatoseluler.
Dokter
menganjurkan untuk dilakukan reseksi hepar namun pasien tidak
siap dan menginginkan tatalaksana lain seperti ablasi dengan
radiofrekuensi (RFA).

Pertanyaan (foreground question)


Apakah radiofrequency ablation (RFA) lebih efektif dalam
mengatasi karsinoma hepatoseluler dibandingkan reseksi
hepar?

PICO
P : Pasien dewasa dengan
diagnosis karsinoma
hepatoseluler
I : reseksi hepar
C:
radiofrequency
ablation
O

:
Reseksi
hepar
memberikan hasil yang
lebih baik dibandingkan
dengan radiofrequency
ablation (RFA).

Website :
http://www.ncbi.nlm.nih.gov
/pmc articles/PMC4127905/
Kata kunci :
surgical resection AND
radiofrequency ablation
AND hepatocellular
carcinoma AND comparison
Limitasi :
Januari 2009 Desember 2014
Jumlah jurnal yang ada : 23

Judul artikel yang dipilih :


A comparison between surgical resection and radiofrequency
ablation in the treatment of hepatocellular carcinoma.
Nama pengarang

Eun Kyu Park, Hee Joon Kim, Choong Young Kim, Young Hoe
Hur, Yang Seok Koh, Jung Chul Kim, Hyun Jong Kim, Jin Woong
Kim and Chol Kyoon Cho

Sumber Jurnal :
Annals of Surgical Treatment and Research 2014;87(2):72-80

Review Journal

Purpose
The aim of this study was to compare the therapeutic effects of radiofrequency
ablation (RFA) and hepatic resection (HR) with regards to procedural morbidity,
mortality, overall survival (OS) and disease-free survival (DFS) rates in hepatocellular
carcinoma (HCC) patients.

Method
Retrospective studies were performed based on the medical records of 129 patients
who underwent curative HR, and 57 who patients received RFA for HCC, between 2005
and 2009. The inclusion criteria of HCC were the presence of three or fewer nodules 3
cm or less in diameter or a single nodule of 5 cm or less.

Results
The 1-, 3- and 5-year OS rates in the HR group were 91.3%, 78.8%, and 64.9%,
compared to 94.4%, 74.0%, and 74.0% in the RFA group, with no significant difference
between the two groups (P = 0.725). The estimated 1- and 3-year DFS rates were
70.0% and 53.0% in the HR group and 65.2% and 24.7% in the RFA group, respectively.
The DFS rates of HR group were significantly higher than RFA group (P = 0.015).
Multivariate analysis identified that recurrence (P = 0.036) and portal hypertension (P
= 0.036) were associated with OS and that portal hypertension (P = 0.048) and
increased serum a-FP (P = 0.008) were the factors significantly associated with DFS.

Conclusion
HCC within Milan criteria should consider hepatectomy as the primary treatment if the
patient's liver function and general conditions are good enough to undergo surgical
operation. But in that RFA revealed similar overall survival to HR, RFA can be an
alternative therapy for patients who are eligible for surgical resection.

Telaah Kritis Jurnal Terapi


Validity
1. Menentukan ada atau tidaknya randomisasi dalam
kelompok dan teknik randomisasi yang digunakan
Tidak Ada.

2. Menentukan ada atau tidaknya pertimbangan dan


penyertaan semua pasien dalam pembuatan
kesimpulan
a. Mengidentifikasi lengkap atau tidaknya follow-up

b. Mengidentifikasi ada tidaknya pasien pada


kelompok randomisasi semula
Tidak ada randomisasi. Namun, terdapat faktor
eksklusi kelompok

3. Mengidentifikasi ada tidaknya blinding pada pasien,


klinisi, dan peneliti
Pada jurnal tersebut menyatakan bahwa adanya
bias. Hal ini tertera pada jurnal sebagai berikut :

4. Menentukan ada atau tidaknya persamaan pada


kedua kelompok di awal penelitian
Adanya persamaan pada kedua kelompok di awal
penelitian, masing-masing kelompok diambil dari rumah
sakit yang sama, waktu yang sama, dan sama-sama
belum pernah menjalankan terapi. Hepatic resection
(HR) atau radiofrequency ablation (RFA) merupakan
terapi pertama yang dilakukan.

5. Menentukan ada tidaknya persamaan perlakuan


pada kedua kelompok selain perlakuan eksperimen
Tidak ada.

Importance
1. Menentukan besarnya efek terapi
Total pasien : HR : 129 pasien
RFA : 57 pasien

EER (Experimental event rate) = 36/57 = 0,6315


CER (Control Event Rate) = 59/129 = 0,4573
ARR (Absolute Risk Reduction) = CER- EER =
0,1742
NNT = 1/ARR = 5,74 = 6

2. Menentukan presisi estimasi efek terapi (95% CI)


95% CI ARR = ARR 1,96 (P1.Q1/n)+(P2.Q2/n)
= 0,1742 1,96 (0,6315.0,3685/57)+(0,4573.0,5427/129)
= 0,1742 1,96 0,004+0,001
= 0,1742 1,96 0,005
= 0,1742 0,1372
= 0,03-0,31

95% CI NNT = 1/ARR


= 1/95%CI ARR : 1/95%CI ARR
= 1/0,03 : 1/0,31
= 33 : 3

Applicability
1. Menentukan
pada pasien
setting)

kemungkinan penerapan
(spectrum pasien dan

Penerapan RFA dapat diberikan kepada pasien


karsinoma hepatoseluler walaupun pasien
tersebut memenuhi syarat untuk dilakukan
reseksi hepar. Keduanya dapat mengatasi selsel karsinoma kecil.

2. Menentukan potensi keuntungan dan kerugian


bagi pasien
Keuntungan radiofrequency ablation (RFA) sebagai
terapi hepatocelullar carcinoma (HCC) dibandingkan
dengan hepatic resection (HR) yaitu less invasive, ratarata
proses
penyembuhan
cepat,
dan
tidak
membutuhkan waktu yang panjang untuk menetap di
rumah sakit. Akan tetapi, RFA juga memiliki kelemahan
yaitu seringnya terjadi kekambuhan lokal setelah terapi
dibandingkan dengan HR. Kelemahan HR sebagai terapi
HCC yaitu pasien memerlukan proses penyembuhan
yang lebih lama dan waktu perawatan di rumah sakit
pasca operasi lebih panjang. HR juga memiliki insidensi
komplikasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan RFA.

Terimakasih
Wassalamualaikum Wr.Wb

Anda mungkin juga menyukai