Anda di halaman 1dari 34

CASE REPORT

TETANUS

Disusun oleh :
Nuraga Wishnu Putra
1102011199
Pembimbing :
dr. Nasir Okbah, Sp. S
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN ILMU
SARAF FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
RSUD dr.Slamet Garut.
2016

BAB I CASE
IDENTITAS PASIEN

Nama
: Ny. Osin
Umur
: 70 tahun
Jenis kelamin
: Wanita
Agama : Islam
Alamat : Bayongbong
Pekerjaan
: Tidak Bekerja
Pendidikan
: SD
Tanggal Masuk : 22 Maret 2016
Tanggal Keluar: 23 Maret 2016

Anamnesis

Keluhan Utama : Kaku pada Seluruh


Tubuh
Riwayat Penyakit Sekarang :
Kaku pada seluruh
tubuh 2 hari smrs

Pasien demam sejak


3 hari smrs

Tidak ada luka,


gigitan, keluar cairan
dari telinga. Pasien
sudah 2 tahun sakit
gigi.

Datang tiba tiba saat


tiduran

Kaku terasa pada


bagian tubuh lain
seperti leher, tangan,
kaki

4 hari belakangan gigi


sedang sakit sekali.
Ada sakit kepala.
Tidak ngantuk terus.

Kaku terus terusan,


tidak hilang timbul

Tidak pingsan, tidak


lemah sebelah, tidak
makan daun herbal,
tidak sering kram.

Kaku awalnya dirasa


pada mulut

Riwayat Penyakit
Dahulu
dan
Keluarga

Riwayat penyakit jantung disangkal pasien


Riwayat darah tinggi diakui pasien
Riwayat penyakit gula disangkal pasien
Sebelumnya pernah divaksin tetanus tapi sudah
puluhan tahun yang lalu.
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit serupa pada keluarga
disangkal, riwayat penyakit jantung, penyakit
diabetes dan penyakit darah tinggi disangkal.
Keluarga tidak pernah menderita penyakit ini.

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum
Keadaan umum
: Sakit Sedang
Kesadaran
: Compos Mentis
Tekanan darah
: 160/80 mmHg
Nadi
: 81x/menit reguler
Respirasi
: 24x/menit
Suhu
: 37,5C
Turgor
: baik
Berat badan
: 55 kg
Kepala
: Normocephal
Konjungtiva
: Tidak anemis
Sklera
: Tidak ikterik
Leher
: KGB tidak teraba, JVP tidak meningkat
Thoraks
: Simetris bilateral
Jantung : BJ I,II reguler murni, Murmur (-),
Gallop (-)
Heart Rate : 88 x/menit
Paru
: Vesikuler Ka = Ki, Rhonki -/-,
Wheezing -/ Abdomen
: Datar, lembut, nyeri tekan (-), bising usus
normal
12x/ menit
Extremitas
: Akral hangat, edema -/

Pemeriksaan Neurologi
Inspeksi:
Kepala
: Normocephal, tidak ada
deformitas
Columna vertebra : Tidak ada deformitas

Rangsang Meningeal

Kuduk Kaku : +
Kaku kuduk
:Brudzinski 1 : Brudzinski 2 : Brudzinski 3 : Brudzinski 4 : Laseque
: Tidak terbatas, > 700
Kernig
: Tidak terbatas, > 1300

Saraf Otak
N. cranialis

Kanan

Kiri

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Campus (tes konfrontasi)

dbn

dbn

Refleks cahaya langsung

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

N. I (Olfaktorius) Penciuman

N. II (Optikus)
Ketajaman Penglihatan

Fundus okuli

N. III (Okulomotorius)/ N. IV
(Troklearis)/ N. VI (Abdusens)
Ptosis

(-)

(-)

Pupil

Isokor, D : 3mm

Isokor, D : 3mm

Ortoforia

Ortoforia

Baik segala arah

Baik segala arah

Refleks cahaya tak langsung


Posisi mata
Gerakan bola mata
Nistagmus

N. V (Trigeminus)
Sensorik
Oftalmicus

dbn

dbn

Maksillaris

dbn

dbn

Mandibularis

dbn

dbn

tidak dilakukan

tidak dilakukan

Refleks kornea
Motorik
Refleks mengunyah

Trismus derajat 2

N. VII (Facialis)
Mengangkat alis mata

dbn

dbn

Memejamkan mata

dbn

dbn

Lipatan nasolabial

dbn

dbn

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Pendengaran

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Keseimbangan

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Rasa kecap 2/3 bagian muka lidah

N. VIII (Vestibulokoklearis)

N. IX (Glosofaringeus) / N. X (Vagus)
Suara bicara

dbn

Menelan

dbn

Refleks faring
Uvula
Refleks kecap 1/3 belakang

tidak dilakukan
dbn
tidak dilakukan

N. XI ( Assesorius )
Menenggok kanan kiri
Mengangkat Bahu

Kuduk Kaku
Kuduk Kaku

N. XII ( Hipoglossus )
Gerakan Lidah

dbn

Atrofi otot lidah

dbn

Tremor Lidah/fasikulasi

dbn

Motorik
Pemeriksaan
Anggota badan atas

Kekuatan

Tonus

Atrofi

Fasikulasi

Baik/baik

Meningkat /

Meningkat
Anggota badan bawah

Baik/baik

Meningkat /
Meningkat

Cara berjalan

Tidak dilakukan

Sensorik
Pemeriksaan

Permukaan

Dalam

Anggota badan atas

Meningkat

Meningkat

Batang tubuh

Meningkat

Meningkat

Anggota badan bawah

Meningkat

Meningkat

6. Vegetatif

BAK
BAB
Diet
Keringat

: Dalam batas normal


: Dalam batas normal
: Dalam batas normal
: Dalam batas normal

7. Koordinasi
Cara bicara : Rero
Tremor
: Tidak ada
Test telunjuk hidung : Baik, dismetria (-)
namun tangan pasien menguncup dan
menyentuh hidung dengan seluruh jari
Test tumit lutut : Baik, dismetria (-)
Test romberg
: Tidak dilakukan

Reflex Fisiologis
Refleks

Dextra / Sinistra

Biseps

Meningkat / Meningkat

Triseps

Meningkat / Meningkat

Brachioradialis

Meningkat / Meningkat

Patella

Meningkat / Meningkat

Achiles

Meningkat / Meningkat

Reflex Patologis
Refleks

Ekstremitas Dextra

Ekstremitas Sinistra

Babinski

Chaddock

Openheim

Gordon

Schaeffer

9. Pemeriksaan fungsi luhur


Hubungan psikis

Kurang baik, pasien merasa minder atas


penyakitnya

Afasia

Motorik
Sensorik
Anomik
Global

::::-

Ingatan
Jangka pendek : Dalam batas normal
Jangka panjang : Dalam batas normal

DIAGNOSA KERJA
Tetanus
dd/ Intoksikasi Striknin, Paralytic
Rabies

PEMERIKSAAN
PENUNJANG/USULAN
PEMERIKSAAN
1. Laboratorium :Darah rutin (Hb, Ht,
Leukosit, Trombosit, Eritrosit, Hitung
jenis leukosit)Kimia klinik (SGOT,
SGPT, Kolesterol, Trigliserida, Ureum,
Kreatinin, Asam Urat , GDS, Elektrolit :
Na, K, Cl, Ca )
2. Pemeriksaan EKG

22 Juli 2015
Darah Rutin
Hb
: 14,6 g/dL
Ht
: 45 %
Leukosit : 13190 /mm3
Trombosit : 355.000/ mm3
Eritrosit
: 4.95 juta/mm3
Laju Endap Darah : 42/73 mm/jam

Kimia Klinik
SGOT
: 22 U/L
SGPT
: 19 U/L
Ureum
: 57 mg/dL
Kreatinin
: 1.4 mg/dL
Kolesterol Total : 174 mg/dL
Kolesterol HDL: 66 mg/dL
Kolesterol LDL : 72 mg/dL
Trigliserida
: 115 mg/dL
Glukosa Darah Puasa : 72 mg/dL
Asam Urat
: 4.1 mg/dL

Elektrolit
Natrium
Kalium
Klorida
Kalsium

: 147 mEq/L
: 4,5 mEq/L
: 125 mEq/L
: 4.39 mg/dL

Philips Score
Masa inkubasi : 2-5 hari = 4
Lokalisasi nyeri / Port dentree :
Kepala : 4
Imunisasi : Ada, > 10 Tahun yang
lalu : 4
Faktor yang memberatkan :
Keadaan yang tidak memberatkan
jiwa (Hipertensi stage 2) : 4
Total score: 24 = Berat (>16)

TERAPI
Infus RL 500cc 15 gtt/menit
Inj Stesolid 10 mg tiap 6 jam pelan
pelan IV
Inj Metronidazole 4 x 500 mg IV
Inj Ranitidin 2 x 50 mg IV
20.000 International Units ATS IM (1
Amp)/hari selama 2 hari atau 3000
International Units Tetanus
Imunoglobulin

PROGNOSIS
Quo ad vitam
: dubia ad
bonam
Quo ad functionam : dubia ad
bonam
Quo ad sanationam : dubia ad
bonam

RESUME
Kaku seluruh tubuh 2 hari smrs,
sakit gigi lama, demam tinggi 3 hari
smrs, vaksin tetanus > 10 tahun yll.
Kuduk kaku +
Trismus derajat 2
Refleks fisiologis meningkat semua
Diagnosa : Tetanus
Faktor resiko : Karies Dentis

Follow Up Terlampir

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PENDAHULUAN
Tetanus adalah suatu toksemia akut yang
disebabkan oleh neurotoksin yang dihasilkan
oleh Clostridium tetani ditandai dengan spasme
otot yang periodik dan berat.(5)
Tetanus ini biasanya akut dan menimbulkan
paralitik spastik yang disebabkan tetanospasmin.
Tetanospamin merupakan neurotoksin yang
diproduksi oleh Clostridium tetani.(6,7)

Etiologi
Tetanus disebabkan oleh bakteri gram positif;
Cloastridium tetani Bakteri ini berspora, dijumpai
pada tinja binatang terutama kuda, juga bisa
pada manusia dan juga pada tanah yang
terkontaminasi dengan tinja binatang tersebut.
Spora ini bisa tahan beberapa bulan bahkan
beberapa tahun, jika ia menginfeksi luka
seseorang atau bersamaan dengan benda
daging atau bakteri lain, ia akan memasuki tubuh
penderita tersebut, lalu mengeluarkan toksin
yang bernama tetanospasmin. (1)

Patogenesis

DIAGNOSIS
Diagnosis tetanus dapat diketahui dari
pemeriksaan fisik pasien sewaktu
istirahat, berupa : 1.Gejala klinik
Kejang tetanic, trismus, dysphagia,
risus sardonicus ( sardonic smile ).
Adanya luka yang mendahuluinya.
Luka adakalanya sudah dilupakan.
Kultur: C. tetani (+).
Lab : Bisa didapatkan SGOT, CPK
meninggi serta dapat dijumpai
myoglobinuria.(1.16.18)

DIAGNOSIS BANDlNG

Penatalaksanaan
Jaga hygiene gigi
Antibiotika :
Pada penelitian yang dilakukan di
Indonesia, metronidazol telah menjadi
terapi pilihan yang digunakan di beberapa
pelayanan kesehatan. Metronidazol
diberikan secara iv dengan dosis inisial
15 mg/kgBB dilanjutkan dosis 30
mg/kgBB/hari dengan interval setiap 6
jam selama 7-10 hari. Metronidazole
digunakan sebagai terapi antibiotik lini
pertama pada kasus tetanus dan penisilin
prokain digunakan sebagai lini kedua.

Antitoksin
Antitoksin dapat digunakan Human Tetanus
Immunoglobulin ( TIG) dengan dosis 3000-6000 U,
satu kali pemberian saja, secara IM tidak boleh
diberikan secara intravena karena TIG mengandung
"anti complementary aggregates of globulin ", yang
mana ini dapat mencetuskan reaksi allergi yang
serius.
Bila TIG tidak ada, dianjurkan untuk menggunakan
tetanus antitoksin, yang berawal dari hewan, dengan
dosis 40.000 U, dengan cara pemberiannya adalah :
20.000 U dari antitoksin dimasukkan kedalam 200 cc
cairan NaC1 fisiologis dan diberikan secara
intravena, pemberian harus sudah diselesaikan
dalam waktu 30-45 menit. Setengah dosis yang
tersisa (20.000 U) diberikan secara IM pada daerah
pada sebelah luar.(1.8.9)

Tetanus Toksoid
Pemberian Tetanus Toksoid (TT)
yang pertama,dilakukan bersamaan
dengan pemberian antitoksin tetapi
pada sisi yang berbeda dengan alat
suntik yang berbeda. Pemberian
dilakukan secara I.M. Pemberian TT
harus dilanjutkan sampai imunisasi
dasar terhadap tetanus selesai.

Antikonvulsan

Pencegahan
Sampai pada saat ini pemberian
imunisasi dengan tetanus toksoid
merupakan satu-satunya cara dalam
pencegahan terjadinya tetanus.
Pencegahan dengan pemberian
imunisasi telah dapat dimulai sejak
anak berusia 2 bulan, dengan cara
pemberian imunisasi aktif( DPT atau
DT ).(10,11,19).

Komplikasi
Komplikasi pada tetanus yang
sering dijumpai: laringospasm,
kekakuan otot-otot pematasan atau
terjadinya akumulasi sekresi berupa
pneumonia dan atelektase serta
kompressi fraktur vertebra dan
laserasi lidah akibat kejang. Selain
itu bisa terjadi rhabdomyolisis dan
renal failure (11,13)

Prognosis
Prognosis tetanus diklasifikasikan dari tingkat
keganasannya, dimana :
Ringan; bila tidak adanya kejang umum ( generalized
spasm )
Sedang; bila sekali muncul kejang umum
Berat ; bila kejang umum yang berat sering terjadi.
Masa inkubasi neonatal tetanus berkisar antara 3 -14 hari,
tetapi bisa lebih pendek atau pun lebih panjang. Berat
ringannya penyakit juga tergantung pada lamanya masa
inkubasi, makin pendek masa inkubasi biasanya prognosa
makin jelek.

Daftar Pustaka
1.
2.

Adams. R.D,et al : Tetanus in :Principles of New'ology,McGraw-Hill,ed 1997, 1205-1207.


Behrman.E.Richard : Tetanus, chapter 193, edition 15 th, Nelson, W.B.Saunders Company, 1996, 815 -817.

3.

Feigen. R.D : Tetanus .In : Bchrmlan R.E, Vaughan V C , Nelson W.E , eds. Nelson Textbook of pediatrics,
ed. 13 th, Philadelphia, W.B Saunders Company, 1987, 617 - 620.
Glickman J, Scott K.J, Canby R.C: Infectious Disese, Phantom notes medicine ,ed. 6 th, Info Acces and
Distribution Ltd, Singapore,1995, 53-55.
Gilroy, John MD, et al :Tetanus in : Basic Neurology, ed.1.982, 229-230
Harrison: Tetanus in :Principles of lnternal Medicine, volume 2, ed. 13 th, McGrawHill. Inc,New York,
1994, .577-579.
Hendarwanto: llmu Penyakit Dalam, jilid 1, Balai Penerbit FK UI, Jakarta, 1987, 49- 51.
Hamid,E.D, Daulay, AP, Lubis, CP, Rusdidjas, Siregar H : Tetanus Neonatorum in babies Delivered by
Traditional Birth Attendance in Medan, Vol. 25, Paeditrica Indonesiana, Departement of Child Health,
Medical School University of lndonesia, Sept-Okt 1985, 167 -174.
Krugman Saaul, Katz L.. Samuel, Gerhson AA, Wilfert C ; Infectious diiseases of children, ed. 9 th, St
Louis, Mosby, 1992, 487-490
Lubis, CP: Management of Tetanus in Children, Paeditricaa Indonesiana, vol.33, Depart. Of Child Health,
Medical School, University of Indonesia, Sept-Okt 1993, 201-208.
Lubis, CP :Tetanus Neonatorum dan anak, Diktat Kuliah Ilmu Kesehatan Anak, Peny. lnfeksi, bag II, Balai
Penerbit FK USU, Medan, 1989, 21-40.
Menkes, JH: Textbook of child Neurology, in Tetanus Neonatorun, ed. 3 th, Lea and Frebringer,
Philadelphia, 1985, 521-522.
Peter. G. Red Book, Report of the committee on infectious diseases, ed.24 th, American Academy of
Pediatrics, 1997, 518-519.
Scheld, Michael W. Infection of the central nervous system, Raven Press Ltd, New York, 1991, 603 -620..
Srikiatkhachord Anaan, dkk ; Tetanus , Arbor Publishing Coorp. Neurobase,1993, 1- 13.
Samuels, AM. Tetanus, Maanual of Neurologic Therapeutic, ed. 2 nd, Ljttle Brown, and Company, Boston,
1978, 387-390.
Scaletta, T A. Schaider, JJ. Infection prophylaxjs, Emergent Management of Trauma, 1 th ed, McGrawhill,
Toronto, 1996, 437-438.
Simon, Roger.P.MD, et. all : Tetanus in: Clinical Neurology, ed 1989,Appleton and Lange,USA, 141-142.
Wegwood, RJ .Davis, DS. Ray, GC. Kelley, Vc: Infections of Children, 2 nd ed, Philadelphia, 1982, 626636.

4.
5.
6.
7.
8.

9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.

Anda mungkin juga menyukai