Anda di halaman 1dari 54

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah


Listrik memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari

hari. Listrik telah menjadi sumber energi utama dalam setiap kegiatan yang
dilakukan baik dalam kehidupan rumah tangga maupun industri. Barang yang
sering digunakan di dalam perumahan dan industri 90% selalu menggunakan
energi listrik.
Peningkatan kebutuhan energi listrik terjadi akibat pertambahan penduduk
yang tinggi, tetapi hal ini tidak seimbang dengan peningkatan penyediaan tenaga
listrik, kapasitas daya terpasang masih tetap, sementara kebutuhan masyarakat
terus meningkat. Masyarakat Indonesia tergantung pada pasokan listrik PLN,
tidak hanya untuk kebutuhan penerangan tetapi juga untuk mendukung kegiatan
ekonomi. Akibat yang ditimbulkan adalah sering terjadi pemadaman aliran listrik
oleh PLN, terutama pada saat beban puncak. Hal ini disebabkan oleh akibat
pemakaian beban yang melebihi daya yang telah disediakan.
Kebutuhan energi listrik yang terus meningkat itulah, maka diperlukan
waktu yang tidak sedikit untuk membangun suatu pembangkit tenaga listrik. Para
perencana

sistem

juga

harus

dapat

melihat

kemungkinan-kemungkinan

perkembangan sistem tenaga listrik di tahun - tahun yang akan datang. Maka dari
itu diperlukan pengembangan energi yang meliputi perencanaan pembangkitan,
sistem kontrol dan proteksi, serta sistem transmisi dan distribusi listrik yang akan
disalurkan hingga sampai pada konsumen. Pembangunan pembangkit skala besar

sering terkendala besarnya investasi dan jangka waktu pembangunan yang lama
pada pusat-pusat tenaga listrik dibandingkan pembangunan industry yang lain
maka perlu diusahakan agar dapat memenuhi kebutuhan tenaga listrik tepat pada
waktunya. Dengan kata lain pembangunan bidang kelistrikan harus dapat
mengimbangi kebutuhan tenaga listrik yang akan terus meningkat tiap tahunnya.
Pembangkit listrik yang dimiliki oleh PLN secara umum menggunakan energi
yang termasuk tidak terbaharui, contoh : batubara, BBM. Untuk memenuhi
kebutuhan energi listrik yang terus meningkat itulah, diperlukan pembangkit
tenaga listrik dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada (energi
terbarukan). PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu) adalah pembangkit tenaga
listrik dengan sumber energi terbarukan. Hal ini dilihat dari segi ekonomis dan
keamanan.
Pengembangan PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu) sangat cocok
untuk daerah terpencil atau pedesaan yang pada umumnya masih banyak terdapat
sumber daya bayu terutama daerah yang masih banyak ditumbuhi pepohonan
ataupun tempat terbuka.
PLTB mempunyai keuntungan utama karena sifatnya terbarukan. Hal ini
berarti eksploitasi sumber energi ini tidak akan membuat sumber daya bayu yang
berkurang seperti halnya penggunaan bahan bakar fosil.
Ada beberapa macam turbin angin tipe vertikal, salah satunya adalah
turbin tipe Gorlov. Salah satu keunggulan dari turbin ini adalah efisiensinya lebih
tinggi dibandingkan dengan turbin yang sejenis. Turbin ini sangat cocok untuk
aplikasi skala kecil. Selain itu juga pergerakan turbin tidak tergantung pada arah
mata angin

Dari uraian di atas maka penulis mengambil laporan akhir dengan judul
Rancang Bangun Turbin Angin Poros Vertikal Tipe Gorlov Sebagai
Prototipe Model PLT Bayu di Politeknik Negeri Malang.

1.2

RumusanMasalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah di uraikan, pembahasan ini akan

lebih ditekankan pada:


a. Bagaimana cara merancang turbin bayu poros vertikal tipe Gorlov sebagai
b.

prototipe model PLTB bayu di Polteknik Negeri Malang ?


Bagaimana unjuk kinerja turbin bayu poros vertikal tipe Gorlov sebagai

prototipe model PLTB bayu di Polteknik Negeri Malang?


c. Bagaimana karakteristik turbin bayu poros vertikal tipe Gorlov sebagai
prototipe model PLTB bayu di Polteknik Negeri Malang?
1.3

PembatasanMasalah
Agar pembatasan ini lebih terarah sesuai dengan perumusan masalah maka

pembahasan dibatasi padahal hal berikut:


a. Model turbine sumbu vertikal yang digunakan dalam tugas akhir ini
adalah jenis Gorlov (Helical Blade)
b. Tidak dilakukan perhitungan terhadap sifat-sifat bahan serta efek dari
getaran.
c. Model blade yang digunakan pada trubin ini adalah aerofoil dengan tipe
NACA 0018 dengan jumlah blade 3(tiga).
d. Penulis tidak membahas tentang perhitungan sistem kelistrikan.
e. Penulis tidak membahas tentang perhitugan NACA

1.4

Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan akhir ini adalah:

a. Mengetahui cara merancang turbin poros vertikal tipe Gorlov sebagai


prototipe model PLTB bayu di Polteknik Negeri Malang
b. Mengetahui unjuk kinerja turbin poros vertikal tipe Gorlov sebagai
prototipe model PLTB bayu di Polteknik Negeri Malang
c. Mengetahui karakteristik turbin poros vertikal tipe Gorlov sebagai
prototipe model PLTB bayu di Polteknik Negeri Malang
1.5

SistematikaPenulisan
Dalam pengerjaan penulisan Laporan Akhir ini, agar pembahasan tidak

menyimpang dari prosedur yang telah ditetapkan, oleh karena itu pembahasan
dilakukan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan Laporan Akhir ini sehingga
dapat tersusun Laporan Akhir dengan judul seperti disebutkan dimuka yang berisi
pokok-pokok bahasan seperti berikut :
BAB 1. PENDAHULUAN
Membahas tentang pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan, dan sistematika penulisan.

BAB 2. LANDASAN TEORI


Membahas tentang dasar teori yang sesuai dan materi materi yang
dibutuhkan untuk pengerjaan proyek

BAB 3. METODOLOGI
Membahas tentang tempat pelaksanaan proyek, persiapan alat dan bahan,
serta diagram alir pengerjaan.
BAB 4. ANALISA
Membahas tentang pembuatan dan penentuan material yang digunakan
dalam perencanaan ini.
4

BAB 5. PENUTUP
Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran-saran dari Laporan Akhir ini,
sacara ringkas dan jelas.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5

2.1 Dasar Teori PLTB


2.1.1 Sejarah Pemanfaatan Energi Angin
Dua ribu tahun yang lalu manusia sudah dapat memanfaatkan energi
angin untuk usaha sederhana.Beratus-ratus tahun kemudian energi angin itu
menjadi semakin jelas pemanfaatannya.Kapal kecil dan besar dapat mengarungi
lautan luas dengan bantuan energi angin yang meniup layar kapal. Angin
merupakan udara yang bergerak, udara yang berpindah tempat,mengalir dari
tempat yang dingin ke tempat yang panas dan dari tempat yang panas mengalir ke
tempat yang dingin, demikian terus-menerus.Angin adalah proses alam yang
berlaku secara skala kecil dan skala besar, secara lingkup daerah dan dunia. Di
lapisan atmosfir bawah udara dingin mengalir dari daerah kutub menuju daerah
khatulistiwa dan di lapisan atmosfir atas udara hangat mengalir dari khatulistiwa
menuju daerah kutub.Angin merupakan suatu energi alam yang berlimpah adanya
di bumi yang juga merupakan energi yang murah serta tak pernah habis.Energi
angin

telah

lama

dikenal

dan

dimanfaatkan

oleh

manusia.

Adapun

pemanfaatannya antara lain :


1. Pemompaan air untuk keperluan rumah tangga dan pertanian.
2. Melaksanakan kegiatan pertanian, seperti menggiling jagung, menggiling
tepung, tebu.
3. Membangkitkan tenaga listrik khususnya untuk Pembangkit Listrik Tenaga
Angin terutama untuk daerah yang belum terjangkau oleh PLN.
2.1.2 Asal Energi Angin
Semua energi yang dapat diperbaharui dan bahkan energi pada bahan
bakarfosil kecuali energi pasang surut dan panas bumi berasal dari

Matahari.Matahari meradiasi 1,74 x 1.014 kilowatt jam energi ke Bumi setiap


jam. Dengan kata lain, Bumi menerima 1,74 x 1.017 watt daya.Semua energi yang
dapat diperbaharui dan bahkan energi pada bahan bakarfosil kecuali energi pasang
surut dan panas bumi berasal dari Matahari.Matahari meradiasi 1,74 x 1.014
kilowatt jam energi ke Bumi setiap jam. Dengan kata lain, Bumi menerima 1,74 x
1.017 watt daya.Sekitar 1-2 persen dari energi tersebut diubah menjadi energi
angin.Jadi,energi angin berjumlah 50-100 kali lebih banyak daripada energi yang
diubah menjadi biomassa oleh seluruh tumbuhan yang ada di muka Bumi.
Sebagaimanadiketahui, pada dasarnya angin terjadi karena ada perbedaan
temperatur antara udarapanas dan udara dingin. Daerah sekitar khatulistiwa, yaitu
pada busur 0, adalahdaerah yang mengalami pemanasan lebih banyak dari
Matahari dibanding daerah lainnya di Bumi Daerah panas ditunjukkan dengan
warna merah, oranye, dan kuning padagambar inframerah dari temperatur
permukaan laut yang diambil dari satelit NOAA-7 pada Juli 1984. Udara panas
lebih ringan daripada udara dingin dan akan naik keatas sampai mencapai
ketinggian sekitar 10 kilometer dan akan tersebar ke arah utaradan selatan.
Jika Bumi tidak berotasi pada sumbunya, maka udara akan tiba di kutub
utaradan kutub selatan, turun ke permukaan lalu kembali ke khatulistiwa. Udara
yang bergerak inilah yang merupakan energi yang dapat diperbaharui, yang dapat
digunakan untuk memutar turbin dan akhirnya dapat menghasilkan listrik.

2.1.3 Proses Terjadinya Angin


Angin terjadi bila terdapat pemanasan permukaan bumi yang tak sama
olehsinar matahari. Disiang hari udara di atas lautan relati lebih dingin daripada
daratan.Sinar matahari menguapkan air lautan dan diserap lautan.Penguapan dan
7

obsorsisinar matahari di daratan kurang sehingga udara di atas daratan lebih


panas.Dengan demikian udara di atas mengembang,jadi ringan dan naik ke atas.
Udara dingin yang lebih berat turun mengisi kekurangan udara di daratan,
maka terjadilah aliran udara yang disebit angin dari lautan ke daratan tepi
pantai.Dimalam hari peristiwa yang sebaliknya terjadi, angin di permukaan laut
mengalir daripantai ke tengah lautan dan peristiwa inilah yang dimanfaatkan oleh
para nelayanuntuk mencari ikan di lautan.Angin di lereng gunung juga terjadi
demikian.Padasekitar puncak pegunungan lebih dulu panas dibandingkan dengan
daerah lembah.Karena perbedaan panas ini sehingga menimbulkan perbedaan
tekanan yang akhirnyatimbul angin biasa yang disebut angin lembah dan angin
gunung. Beberapa karakteristik angin :
A. Angin Darat-Laut
Wilayah Indonesia merupakan daerah kepulauan dengan luas lautan lebih
besar dari daratan.Angin darat-laut disebabkan karena daya serap panas yang
berbeda antara daratan dan lautan. Perbedaan karakteristik laut dan darat tersebut
menyebabkan angin di pantai akan bertiup secara kontinyu.

A. Angin Orografi
Angin orografi merupakan angin yang dipengaruhi oleh perbedaan
tekanan antara permukaan tinggi dengan permukaan rendah (angin gunung dan

angin lembah).Pada pagi sampai menjelang siang hari, bagian lereng atau
punggung pegunungan lebih dahulu disinari matahari bila dibandingkan dengan
wilayah lembah.Akibatnya, wilayah lereng lebih cepat panas dan mempunyai
tekanan udara yang rendah, sedangkan suhu udara di daerah lembah masih relatif
dingin sehingga mempunyai tekanan udara yang tinggi. Maka massa udara
bergerak dari lembah ke lereng atau ke bagian punggung gunung. Massa udara
yang bergerak ini disebut sebagai angin lembah.
Pada malam hari, suhu udara di wilayah gunung sudah sedemikian
rendah sehingga terjadi pengendapan massa udara padat dari wilayah gunung ke
lembah yang masih relatif lebih hangat. Gerakan udara inilah yang disebut angin
gunung.
Syarat syarat dan kondisi angin yang dapat digunakan untuk
menghasilkan energi listrik dapat dilihat pada tabel 2.1 dan 2.2 berikut.
Tabel 2.1 Tabel Kondisi Angin

Kela
s
Angi
n
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Tabel kondisi angin


Kecepatan Angin
Kecepatan Angin
m/d
km/jam

0.3 - 1.5
1.6 3.3
3.4 5.4
5.5 7.9
8.0 10.7
10.8 13.8
13.9 17.1
17.2 20.7
20.8 24.4
24.5 28.4
28.5 32.6
>32.6

1 - 5.4
5.5 11.9
12.0 - 19.5
19.6 28.5
28.6 38.5
38.6 49.7
49.8 61.5
61.6 74.5
74.6 87.9
88.0 102.3
102.4 117.0
>118

Kecepatan
Angin
knot/jam
0.58 2.92
3.11 6.42
6.61 10.5
10.7 15.4
15.6 20.8
21 26.8
27.0 33.3
33.5 40.3
40.5 47.5
47.7 55.3
55.4 63.4
63.4

Tabel 2.2 Tingkat Kecepatan Angin 10 Meter di atas Permukaan Tanah


Kelas
Angin

Kecepatan
Angin m/d

Kondisi Alam Daratan

0.00 0.02

2
3

0.3 0 1.5
1.6 3.3

3.4 6.4

5.5 7.9

8.0 10.7

10.8 13.8

13.9 17.1

17.2 20.7

10

20.6 24.4

11

24.5 28.4

12
13

28.5 32.6
32.7 36.9

-----------------------------------------------------Asap tenang, asap lurus ke atas


Asap bergerak mengikuti arah
mata angin
Wajah terasa ada angin, daun
daun bergoyang pelan, petunjuk
arah angin bergerak
Debu jalan, kertas beterbangan,
ranting dan pohon bergoyang
Ranting pohon bergoyang,
bendera berkibar
Ranting besar bergoyang, air
plampun berombak kecil
Ujung pohon melengkung,
hembusan angin berasa di
telinga
Dapat mematahkan ranting
pohon, jalan terasa berat
melawan arah angin
Dapat mematahkan ranting
pohon, rumah roboh
Dapat merobohkan pohon,
menimbulkan kerusakan
Menimbulkan kerusakan parah
Tornado

Angin kelas 3 adalah batas minimum dan angin kelas 8 adalah batas
maksimum energi angin yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi
listrik.
2.1.4 Turbin Angin Sebagai Alternatif Pembangkit Listrik
Menurunnya tinggi muka air di berbagai bendungan - terutama
yangdimanfaatkan sebagai sumber pembangkit listrik tenaga air PLTA -telah
menurunkanpasokan listrik di Jawa hingga 500 megawatt.Sebagai salah satu

10

sumber pemasoklistrik, PLTA bersama pembangkit listrik tenaga uap PLTU dan
pembangkit listrik tenaga gas PLTG memang memegang peran penting terhadap
ketersediaan listrikterutama di Jawa, Madura, dan Bali.Energi angin yang
sebenarnya berlimpah diIndonesia ternyata belum dimanfaatkan sebagai alternatif
penghasil listrik.Padahal, diberbagai negara, pemanfaatan energi angin sebagai
sumber

energi

alternatif

nonkonvensional

sudah

semakin

mendapatkan

perhatian.Hal ini tentu saja didorong oleh kesadaran terhadap timbulnya krisis
energi dengan kenyataan bahwa kebutuhan energi terus meningkat sedemikian
besarnya. Di samping itu, angin merupakan sumber energi yang tak ada habisnya
sehingga pemanfaatan sistem konversi energi angin akan berdampak positif
terhadap lingkungan.
2.1.5 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Bayu
Angin adalah salah satu bentuk energi yang tersedia di alam, Pembangkit
Listrik Tenaga Angin mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik dengan
menggunakan turbin angin atau kincir angin. Cara kerjanya cukup sederhana,
energi angin yang memutar turbin angin, diteruskan untuk memutar rotor pada
generator dibagian belakang turbin angin, sehingga akan menghasilkan energi
listrik. Energi Listrik ini biasanya akan disimpan kedalam batere sebelum dapat
dimanfaatkan.
Sesuai susunan dan fungsi dari beberapa komponen penting dalam turbin
pembangkit listrik tersebut, maka dapat diuraikan tugas dan fungsinya masingmasing.
1. Blades (Bilah Kipas): Kebanyakan turbin angin mempunyai 2 atau 3 bilah
kipas angin yang menghembus menyebabkan turbin tersebut berputar.

11

2. Rotor: Bilah kipas bersama porosnya dinamakan rotor Tower (Menara):


Menara bisa dibuat dari pipa baja, beton, ataupun rangka besi. Karena
kencangnya angin bertambah dengan seiring dengan bertambahnya
ketinggian, maka makin tinggi menara makin besar tenaga angin yang
didapat.
3. Pitch (Sudut Bilah Kipas): Bilah kipas dapat diatur sudutnya sesuai
dengan kecepatan rotor yang dikehendaki. Tergantung kondisi angin yang
4.

terlalu rendah atau terlalu kencang.


Brake (Rem): Suatu rem cakram yang dapat digerakkan secara mekanis
dengan bantuan tenaga listrik atau hidrolik untuk menghentikan rotor atau

5.

saat keadaan darurat.


Low-speed shaft (Poros Puutaran Rendah): Poros turbin yang berputar

kira-kira 30-60 rpm.


6. Gear box (Roda Gigi): Roda gigi menaikkan putaran dari 30-60 rpm
menjadi sekitar 1000-1800 rpm. Ini merupakan tingkat putaran standar
7.

yang disyaratkan untuk memutar generator listrik.


Generator: Generator pembangkit listrik, biasanya sekarang disebut

8.

alternator arus bolak-balik.


Controller (Alat Pengontrol): Alat Pengontrol ini men-start turbin pada
kecepatan angin kira-kira 12-25 km/jam, dan kemudian mematikannya
pada kecepatan 90 km/jam. Turbin tidak beroperasi di atas 90 km/jam.Hal

9.

ini dikarenakan tiupan angin yang terlalu kencang dapat merusakkannya.


Anemometer: Mengukur kecepatan angin dan mengirim data angin ke

alat pengontrol.
10. Wind vane (Tebeng Angin): Mengukur arah angin, berhubungan dengan
penggerak arah yang memutar arah turbin disesuaikan dengan arah angin.
11. Nacelle (Rumah Mesin): Rumah mesin ini terletak di atas menara .Di
dalamnya berisi gearbox, poros putaran tinggi/rendah, generator, alat
pengontrol, dan alat pengereman.

12

12. High-speed shaft (Poros Putaran Tinggi): Berfungsi untuk menggerakkan


generator.
13. Tower (Menara)

Turbin angin adalah bagian dari sistem yang lebih besar.Komponen


lainnya dinamakan komponen penyeimbang sistem/ balance of system (BOS) dan
ada beberapa jenis tergantung kepada jenis sistem yang diinstalasi. Tiga jenis
sistem energi angin yang utama bisa dibedakanyaitu :
1. Sistem yang Terhubung ke jaringan PLN,
Jika jaringan PLN sudah ada di daerah tersebut, maka sistem energi
angin bisa dihubungkan ke jaringan tersebut. Rangkaian Sistem yang Terhubung
ke jaringan PLN dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2.1 Sistem yang Terhubung ke Jaringan PLN


2.

Off grid atau sistem berdiri sendiri


Sistem tersebut bisa beroperasi tanpa topangan eksterior; sangat sesuai

untuk penggunaan di daerah terpencil.Rangkain system off grid dapat dlihat pada
gambar berikut.

13

Gambar 2.2 Sistem Off Grid


3. Sistem Listrik Hybrid Turbin Angin
Sistem Listrik Hybrid Turbin Angin sebaiknya digunakan dengan
sumber-sumber energi lainnya (PV, generator diesel).Ini bisa meningkatkan
produksi energi listrik dari sistem ini dan menurunkan resiko kekurangan
energi.Rangkain sistem hybrid dapat dilihat pada Gambar berikut.

Gambar 2.3 Sistem Listrik Hybrid


2.1.6

Keuntungan dan Kerugian dari Energi Angin


Keuntungan utama dari penggunaan pembangkit listrik tenaga angin
secara prinsipnya adalah disebabkan karena sifatnya yang terbarukan. Hal ini

14

berarti eksploitasi sumber energi ini tidak akan membuat sumber daya angin yang
berkurang seperti halnya penggunaan bahan bakar fosil. Oleh karenanya tenaga
angin dapat berkontribusi dalam ketahanan energi dunia di masa depan.
Tenaga angin juga merupakan sumber energi yang ramah lingkungan,
dimana penggunaannya tidak mengakibatkan emisi gas buang ataupolusi yang
berarti ke lingkungan.
Dampak visual biasanya merupakan hal yang paling serius dikritik.
Penggunaan ladang angin sebagai pembangkit listrik membutuhkan luas lahan
yang tidak sedikit dan tidak mungkin untuk disembunyikan. Penempatan ladang
angin pada lahan yang masih dapat digunakan untuk keperluan yang lain dapat
menjadi persoalan tersendiri bagi penduduk setempat. Selain mengganggu
pandangan akibat pemasangan barisan pembangkit angin, penggunaan lahan untuk
pembangkit angin dapat mengurangi lahan pertanian serta pemukiman.Hal ini
yang membuat pembangkitan tenaga angin di daratan menjadi terbatas.Beberapa
aturan mengenai tinggi bangunan juga telah membuat pembangunan pembangkit
listrik tenaga angin dapat terhambat.Penggunaan tiang yang tinggi untuk turbin
angin juga dapat menyebabkan terganggunya cahaya matahari yang masuk ke
rumah-rumah penduduk.Perputaran sudu-sudu menyebabkan cahaya matahari
yang berkelap-kelip dan dapat mengganggu pandangan penduduk setempat.
Efek lain akibat penggunaan turbin angin adalah terjadinya derau
frekuensi rendah. Putaran dari sudu-sudu turbin angin dengan frekuensi konstan
lebih mengganggu daripada suara angin pada ranting pohon.Selain derau dari
sudu-sudu turbin, penggunaan gearbox serta generator dapat menyebabkan derau
suara mekanis dan juga derau suara listrik.Derau mekanik yang terjadi disebabkan
oleh operasi mekanis elemen-elemen yang berada dalam nacelle atau rumah
pembangkit listrik tenaga angin.Dalam keadaan tertentu turbin angin dapat juga

15

menyebabkan interferensi elektromagnetik, mengganggu penerimaan sinyal


televisi atau transmisi gelombang mikro untuk perkomunikasian.
Pengaruh ekologi yang terjadi dari penggunaan pembangkit tenaga angin
adalah terhadap populasi burung dan kelelawar. Burung dan kelelawar dapat
terluka atau bahkan mati akibat terbang melewati sudu-sudu yang sedang
berputar.Namun dampak ini masih lebih kecil jika dibandingkan dengan kematian
burung-burung akibat kendaraan, saluran transmisi listrik dan aktivitas manusia
lainnya yang melibatkan pembakaran bahan bakar fosil.Dalam beberapa studi
yang telah dilakukan, adanya pembangkit listrik tenaga angin ini dapat
mengganggu migrasi populasi burung dan kelelawar.Pembangunan pembangkit
angin pada lahan yang bertanah kurang bagus juga dapat menyebabkan rusaknya
lahan di daerah tersebut.
Ladang angin lepas pantai memiliki masalah tersendiri yang dapat
mengganggu pelaut dan kapal-kapal yang berlayar. Konstruksi tiang pembangkit
listrik tenaga angin dapat mengganggu permukaan dasar laut. Hal lain yang terjadi
dengan konstruksi di lepas pantai adalah terganggunya kehidupan bawah
laut. Efek negatifnya dapat terjadi seperti di Irlandia, dimana terjadinya polusi
yang bertanggung jawab atas berkurangnya stok ikan di daerah pemasangan turbin
angin.Studi

baru-baru

ini

menemukan

bahwa

ladang pembangkit

listrik

tenaga angin lepas pantai menambah 80 110 dB kepada noise frekuensi rendah
yang dapat mengganggu komunikasi ikan paus dan kemungkinan distribusi
predator laut. Namun begitu, ladang angin lepas pantai diharapkan dapat menjadi
tempat pertumbuhan bibit-bibit ikan yang baru.Karena memancing dan berlayar di
daerah sekitar ladang angin dilarang, maka spesies ikan dapat terjaga akibat
adanya pemancingan berlebih di laut.
16

Dalam operasinya, pembangkit listrik tenaga angin bukan tanpa


kegagalan dan kecelakaan.Kegagalan operasi sudu-sudu akibat perputaran telah
menyebabkan beberapa kecalakaan dan kematian.Kematian juga terjadi kepada
beberapa

penerjun

dan

pesawat

terbang

kecil

yang

melewati

turbin

angin.Reruntuhan puing-puing berat yang dapat terjadi merupakan bahaya yang


perlu diwaspadai, terutama di daerah padat penduduk dan jalan raya. Kebakaran
pada turbin angin dapat terjadi dan akan sangat sulit untuk dipadamkan akibat
tingginya posisi api sehingga dibiarkan begitu saja hingga terbakar habis. Hal ini
dapat menyebarkan asap beracun dan juga dapat menyebabkan kebakaran berantai
yang membakar habis ratusan acre lahan pertanian. Hal ini pernah terjadi pada
Taman Nasional Australia dimana 800 km2 tanah terbakar.Kebocoran minyak
pelumas juga dapat teradi dan dapat menyebabkan terjadinya polusi daerah
setempat, dalam beberapa kasus dapat mengkontaminasi air minum.
2.2 Turbin Angin
Turbin angin mengambil energi angin dengan menurunkan kecepatannya.
Untuk bisa mencapai 100% efisien, maka sebuah turbin angin harus menahan
100%kecepatan angin yang ada, dan rotor harus terbuat dari piringan solid dan
tidak berputar sama sekali, yang artinya tidak ada energi kinetik yang akan
dikonversi. Energi angin bisa ditangkap dengan dua atau tiga buah baling-baling
yang didesain seperti sayap pesawat terbang.Untuk mendapatkan kecepatan angin
yang cukup tinggi, konstan, dan tidak terlalu banyak turbulensi biasanya turbin
angin dipasang di atas sebuah menara pada ketinggian 30 meter atau lebih.Balingbaling yang digunakan berfungsi seperti sayap pesawat udara. Ketika angin

17

bertiup melalui baling-baling tersebut, maka akan timbul udara bertekanan rendah
di bagian bawah dari baling-baling,
Tekanan udara yang rendah akan menarik baling-baling bergerak ke area
tersebut. Gaya yang ditimbulkan dinamakan gaya angkat. Besarnya gayaangkat
biasanya lebih kuat dari gaya tarik. Kombinasi antara gaya angkat dan gaya tarik
menyebabkan rotor berputar seperti propeler dan memutar generator. Turbin angin
bisa digunakan secara stand-alone, atau bisa dihubungkan ke jaringan transmis

2.2.1 Konstruksi Turbin Angin

Gambar 2.4 konstruksi turbin angin


2.2.2 Jenis Turbin Angin dikategorikan berdasarkan posisi sumbu
Vertical Axis Wind Turbine (VAWT)
Horizontal Axis Wind Turbine(HAWT)
2.2.2.1 Vertical Axis Wind Turbine

18

Turbin angin sumbu vertikal merupakan turbin angin yang sumbu rotasi
rotornya tegak lurus terhadap permukaan tanah.Kelebihan utama susunan sudu
vertical ini adalah turbin tidak harus diarahkan ke arah datangnya angin agar
menjadi efektif karena mampu mendayagunakan/menangkap angin dari berbagai
arah.
Karena sulit dipasang di atas menara, JAWT sering dipasang lebih dekat
ke dasar tempat ia diletakkan, seperti tanah atau puncak atap sebuah bangunan.
Pada dasar yang rendah (dekat tanah) kecepatan angin lebih pelan sehingga energi
angin yang tersedia sedikit. Kondisi aliran udara di dekat tanah dan obyek lain
juga kurang mendukung dalam turbin angin karena mampu menciptakan aliran
yang bergolak, yang bisa menyebabkan berbagai permasalahan yang berkaitan
dengan getaran, diantaranya kebisingan dan bearing wear yang akan
meningkatkan biaya pemeliharaan atau memepersingkat umur turbin angin. Jika
tinggi puncak atap yang dipasangi menara turbin angin kira-kira 50% dari tinggi
bangunan, ini merupakan titikoptimal bagi energi angin yang maksimal dan
turbulensi angin yang minimal.

Gambar 2.5 beberapa contoh dari Vertical axis wind turbine (VAWT).

Tipe tipe turbin vertical adalah sebagai berikut :

19

1. Turbin angin Darrieus


Turbin angin Darrieus pada umumnya dikenal sebagai turbin
eggbeater.Turbin angin Darrieus pertama kali ditemukan oleh Georges Darrieus
pada tahun 1931. Turbin angin Darrieus merupakan turbin angin yang
menggunakan prinsip aerodinamik dengan memanfaatkan gaya lift

pada

penampang sudu rotornya dalam mengekstrak energi angin.


Turbin Darrieus memiliki torsi rotor yang rendah tetapi putarannya lebih
tinggi dibanding dengan turbin angin Savonius sehingga lebih diutamakan untuk
menghasilkan energi listrik. Namun turbin ini membutuhkan energi awal untuk
mulai berputar. Rotor turbin angin Darrieus pada umumnya memiliki variasi sudu
yaitu dua atau tiga sudu.Modifikasi rotor turbin angin Darrieus disebut dengan
turbin angin H.

Gambar 2.6 Turbin angin Darrieus

20

Gambar 2.7 Turbin angin Darrieus tipe-H

2. Turbin angin Savonius


Turbin angin Savonius pertama kali diperkenalkan oleh insinyur Finlandia
Sigurd J. Savonius pada tahun 1922. Turbin angin sumbu vertikal yang terdiri dari
dua sudu berbentuk setengah silinder (atau elips) yang dirangkai sehingga
membentuk S, satu sisi setengah silinder berbentuk cembung dan sisi lain
berbentuk cekung yang dilalui angin. Berdasarkan prinsip aerodinamis, rotor
turbin ini memanfaatkan gaya hambat (drag) saat mengekstrak energi angin dari
aliran angin yang melalui sudu turbin. Koefisien hambat permukaan cekung lebih
besar daripada permukaan cembung. Oleh sebab itu, sisi permukaan cekung
setengah silinder yang dilalui angin akan memberikan gaya hambat yang lebih
besar daripada sisi lain sehingga rotor berputar. Setiap turbin angin yang
memanfaatkan potensi angin dengan gaya hambat memiliki efisiensi yang
terbatasi karena kecepatan sudu tidak dapat melebihi kecepatan angin yang
melaluinya.

21

Gambar 2.8 Prinsip rotor savonius

Dengan memanfaatkan gaya hambat, turbin angin savonius memiliki


putaran dan daya yang rendah dibandingkan dengan turbin angin Darrius.
Meskipun demikian turbin savonius tidak memerlukan energi awal memulai rotor
untuk berputar yang merupakan keunggulan turbin ini dibanding turbin Darrieus.
Daya dan putaran yang dihasilkan turbin savonius relatif rendah, sehingga
pada penerapannya digunakan untuk keperluan yang membutuhkan daya kecil dan
sederhana seperti memompa air. Turbin ini tidak sesuai digunakan untuk
pembangkit listrik dikarenakan tip speed ratio dan faktor daya yang relatif rendah.
3. Turbin angin Gorlov
Turbin angin yang dirancang sebagai bentuk tanggapan atas meningkatnya
permintaan untuk turbin angin yang bekerja baik di lingkungan perkotaan, di
mana kecepatan angin lebih rendah dan perubahan arah angin sering terjadi.
Turbin ini adalah hasil pengembangan dari turbin Darrieus. Ini bertujuan
untuk mengurangi masalh vibrasi dan kebisingan dari desain turbin Darrieus
dengan membuat blade helix yang melengkung yang berbeda dari blade yang
lurus.pada turbin Darrieus yang lama, selama blade berputar sudut serangan akan
berubah, ini berdampak pada seluruh area rotasi di mana blade terpasang .Hal ini
menyebabkan getaran yang akan mengurangi kondisi turbin, dan menyebabkan
22

suara yang sangat yang tidak diinginkan di perkotaan .Blade tipe Gorlov, di sisi
lain, berbentuk melengkung dengan model heliks, yang berarti bahwa di
sepanjang jalan yang rotasi, setidaknya bagian dari blade

tidak akan di

kekurangan daya angkat, yang akan sangat mengurangi getaran dan kebisingan
yang dihasilkan.

Gambar 2.9 Turbin tipe Gorlov


2.2.2.2 Horizontal Axis Wind Turbine
Turbin angin sumbu horizontal merupakan turbin angin yang sumbu rotasi
rotornya paralel terhadap permukaan tanah.Turbin angin sumbu horizontal
memiliki poros rotor utama dan generator listrik di puncak menara dan diarahkan
menuju dari arah datangnya angin untuk dapat memanfaatkan energi angin. Rotor
turbin angin kecil diarahkan menuju dari arah datangnya angin dengan pengaturan
baling baling angin sederhana sedangkan turbin angin besar umumnya
menggunakan sensor angin dan motor yang mengubah rotor turbin mengarah pada
angin. Berdasarkan prinsip aerodinamis, rotor turbin angin sumbu horizontal
mengalami gayalift dan gaya drag, namun gaya lift jauh lebih besar dari gaya
drag sehingga rotor turbin ini lebih dikenal dengan rotor turbin tipe lift,
udara.

23

Gambar 2.10 Gaya aerodinamis rotor turbin angin ketika dilalui aliran
Berdasarkan letak rotor terhadap arah angin, turbin angin sumbu
horizontal dibedakan
menjadi dua macam yaitu:
1. Upwind
2. Downwind
Turbin angin jenis upwind memiliki rotor yang menghadap arah datangnya
angin sedangkan turbin angin jenis downwind memiliki rotor yang
membelakangi / menurut jurusan arah angin.

Gambar 2.11 Turbin angin jenis upwind

24

Gambar 2.12 Turbin angin jenis downwind


Rotor pada turbin upwind terletak di depan turbin, posisinya mirip
dengan pesawat terbang yang didorong baling baling. Untuk menjaga turbin
tetap menghadap arah angin, diperlukan mekanisme yaw seperti ekor turbin.
Keuntungannya, naungan menara berkurang. Udara akan mulai menekuk di
sekitar menara sebelum berlalu begitu sehingga ada kehilangan daya dari
gangguan yang terjadi, hanya tidak setingkat dengan turbin downwind.
Kekurangannya, membutuhkan nacelle yang panjang untuk menjaga rotor sejauh
mungkin dari menara untuk menghindari terjadinya tabrakan sudu.Sudu dibuat
kaku untuk menghindari sudu melentur ke arah menara.

Turbin angin downwind memiliki rotor di sisi bagian belakang


turbin.Bentuk nacelle didesain untuk menyesuaikan dengan arah angin, sehingga
tidak membutuhkan mekanisme yaw.Keunggulannya yaitu sudu rotor dapat lebih
fleksibel karena tidak ada bahaya tabrakan dengan menara.Sudu fleksibel
memiliki keuntungan, biaya pembuatan sudu lebih murah dan mengurangi
tegangan pada tower selama keadaan angin dengan kecepatan tinggi karena

25

melentur memberikan beban angin didistribusikan secara langsung ke sudu


daripada ke menara.Sudu yang fleksibel dapat juga sebagai kekurangan dimana
kelenturannya menyebabkan keletihan sudu.Dibelakang menara merupakan
masalah dengan mesin downwind karena menyebabkan turbulensi aliran dan
meningkatkan kelelahan pada turbin.
2.3 Generator
Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari
sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.
Proses ini dikenal sebagai pembangkit listrik. Walau generator dan motor punya
banyak kesamaan, tapi motor adalah alat yang mengubah energi listrik menjadi
energi mekanik. Generator mendorong muatan listrik untuk bergerak melalui
sebuah sirkuit listrik eksternal, tapi generator tidak menciptakan listrik yang sudah
ada di dalam kabel lilitannya. Hal ini bisa dianalogikan dengan sebuah pompa air,
yang menciptakan aliran air tapi tidak menciptakan air di dalamnya. Sumber enegi
mekanik bisa berupa resiprokat maupun turbin mesin uap, air yang jatuh melakui
sebuah turbin maupun kincir air, mesin pembakaran dalam, turbin angin, engkol
tangan, energi surya atau matahari, udara yang dimampatkan, atau apa pun
sumber energi mekanik yang lain.
Pada 1831-1832 Michael Faraday menemukan bahwa perbedaan
potensial dihasilkan antara ujung-ujung konduktor listrik yang bergerak tegak
lurus terhadap medan magnet. Dia membuat generator elektromagnetik pertama
berdasarkan efek ini menggunakan cakram tembaga yang berputar antara kutub
magnet tapal kuda. Proses ini menghasilkan arus searah yang kecil.

26

Desain alat yang dijuluki cakram Faraday itu tidak efisien dikarenakan
oleh aliran arus listrik yang arahnya berlawanan di bagian cakram yang tidak
terkena pengaruh medan magnet. Arus yang diinduksi langsung di bawah magnet
akan mengalir kembali ke bagian cakram di luar pengaruh medan magnet. Arus
balik itu membatasi tenaga yang dialirkan ke kawat penghantar dan menginduksi
panas yang dihasilkan cakram tembaga. Generator homopolar yang dikembangkan
selanjutnya menyelesaikan permasalahan ini dengan menggunakan sejumlah
magnet yang disusun mengelilingi tepi cakram untuk mempertahankan efek
medan magnet yang stabil. Kelemahan yang lain adalah amat kecilnya tegangan
listrik yang dihasilkan alat ini, dikarenakan jalur arus tunggal yang melalui fluks
magnetik.
2.3.1 Prinsip Kerja Generator
Prinsip kerja generator adalah kebalikan daripada saat mesin induksi bekerja
sebagai motor.ketika mesin berfungsi sebagai motor, kumparan stator diberi
tegangan tiga fasa sehingga akan timbul medan putar dengan kecepatan sinkron
(ns). Namun jika motor berfungsi sebagai generator, pada rotor motor diputar oleh
sumber penggerak dengan kecepatan lebih besar daripada kecepatan sinkronnya.
Bila suatu konduktor yang berputar didalam medan magnet (kumparan stator)
akan membangkitkan tegangan sebesar.
Dan bila dihubungkan ke beban akan mengalirkan arus. Arus pada rotor ini
akan berinteraksi dengan medan magnet pada kumparan stator sehingga timbul
arus pada kumparan stator sebagai reaksi atas gaya mekanik yang diberikan. Pada
proses perubahan motor induksi menjadi generator induksi dibutuhkan daya

27

reaktif atau daya magnetisasi untuk membangkitkan tegangan pada terminal


keluarannya. Dalam hal ini yang berfungsi sebagai penyedia daya reaktif adalah
kapasitor yang besarnya disesuaikan dengan daya reaktif yang diperlukan.
Kebutuhan daya reaktif dapat dipenuhi dengan memasang suatu unit
kapasitor pada terminal keluaran, dimana kapasitor menarik daya reaktif kapasitif
atau dengan kata lain kapasitor memberikan daya reaktif induktif pada mesin
induksi. Kerja dari kapasitor ini dapat dipandang sebagai suatu sistem penguat
(eksitasi) sehingga generator induksi juga dikenal dengan sebutan generator
induksi penguatan sendiri (self excited of induction generator). Hal terpenting
yang harus diperhatikan dalam kinerja generator induksi adalah fluksi sisa atau
medan magnet pada kumparan stator, dimana tanpa adanya fluksi sisa ini proses
pembangkitan tegangan tidak akan tejadi.
Dengan adanya fluksi sisa ini dan perputaran rotor akan menimbulkan
tegangan induksi pada rotor. Tegangan induksi ini akan terinduksi pula pada sisi
stator dan akan menimbulkan arus yang akan mengisi kapasitor hingga terjadi
keseimbangan. Keseimbangan tersebut ditandai dengan titik pertemuan antara
lengkung magnetisasi dengan garis reaktansi kapasitif seperti terlihat pada gambar
di bawah ini .Lengkung magnetisasi tersebut terjadi akibat adanya kejenuhan inti
besi dari generator.
Pada generator tidak terdapat hubungan listrik antara stator dengan rotor,
karena arus pada rotor merupakan arus induksi.Sehingga prinsip kerjanya dapat di
simpulkan bahwa :

28

1. Bila sumber tegangan yang dipasang pada kumparan stator, akan timbul
medan putar dengan kecepetan tertentu
2. Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduksi pada rotor
3. Akibatnya pada rotor akan timbul ggl induksi
4. Karena rotor merupakan rangkaian yang tertutup maka ggl induksi
akanmengalirkan arus ( I)
5. Adanya arus (I) dalam medan magnet akan menimbulkan gaya pada rotor
6. Pada kopel muka yang dihasilkan oleh gaya pada rotor cukup besar
memikulkopel beban, rotor akan berputar searah dengan putar rotor
7. Seperti yang telah dijelaskan, ggl induksi akan timbul karena terpotongnya
rotor atau medan putar stator, artinya ggl induksi timbul diperlukan adanya
perbedaan antara kecepatan medan putar stator (Ns) dan kecepata
berputarnya rotor (Nr)
8. Perbedaan kecepatan antara Nr dan Ns disebut slip
9. Besarnya Nr (kecepatan rotor) lebih besar daripada Ns (kecepatan stator)
2.3.3 Permanaen Magnet Generator
Generator ini memiliki dua komponen utama, yaitu stator dan rotor yang
menentukan jenis dan karakteristik generator. Stator adalah bagian dari generator
yang statis (diam atau tidak berubah). Stator berfungsi sebagai kumparan jangkar
yang menghasilkan listrik saat terpotong medan magnet dari rotor. Arus AC yang

29

menuju ke beban disalurkan melalui stator. Rotor adalah bagian generator yang
berputar. Rotor berfungsi sebagai kumparan medan untuk menghasilkan fluks.
Digunakan dua buah rotor yang mengapit stator untuk menghasilkan fluks
magnet. Untuk menghasilkan medan magnetik digunakan magnet permanen pada
rotor yang dilekatkan pada piringan rotor. Dua buah rotor tersebut dihubungkan
menggunakan suatu poros sebagai media putar. Antara rotor dan stator dipisahkan
oleh celah udara (air gap). Jumlah kutub magnet yang digunakan untuk
masingmasing piringan rotor dapat ditentukan menggunakan persamaan sebagai
berikut (Zuhal, 1990) :
f=

P n
x
2 60

....(2.1)

p=

120 f
n

....(2.2)

dengan:
n = Kecepatan putar rotor (rpm)
P = Jumlah kutub rotor
f = frekuensi (Hz)
Perputaran rotor akan memutar medan magnet yang dihasilkan oleh
kumparan medan. Medan putar yang dihasilkan pada rotor akan diinduksikan
pada kumparan jangkar sehingga pada kumparan jangkar yang terletak di stator
akan menghasilkan fluks magnetik yang berubah-ubah besarnya terhadap
waktu.Adanya perubahan fluks magnetik yang melingkupi suatu kumparan akan
menimbulkan ggl induksi pada akhir kumparan tersebut.
T.F. Chan,2007 melakukan penelitian untuk membuat Generator sinkron
magnet. Permanen axial fluks. Dimana jenis generator ini cocok digunakan pada

30

sistem pembangkit listrik tenaga bayu baik dengan turbin angin sumbu vertikal
maupun turbin angin sumbu horizontal. Generator tersebut didesain dengan desain
rotor bagian luar yang dapat secara langsung dikopel atau dipasangkan dengan
turbin angin, selain itu desain dari angker generator tanpa inti dapat
menghilangkan daya tarik magnet antara bagian yang statis dengan bagian yang
bergerak. Hal yang ditinjau dari desain dan konstruksi Generator sinkron magnet
permanen axial fluks ini adalah mempelajari laju kerapatan fluks magnet agar
dapat memprediksi besanya nilai EMF.
Howey pada tahun 2009 telah melakukan penelitian tentang generator listrik
yaitu Generator Magnet Permanen Aksial yang diaplikasikan pada Pembangkit
Listrik Tenaga Piko-Hidro (PLTPH).Daya Piko Hidro sangat baik dan memiliki
biaya murah untuk memproduksi listrik di Negara berkembang, tetapi masih ada
beberapa hal yang dapat dikembangkan dari segi performansinya.Generator
magnet permanen aksial banyak digunakan pada beberapa jenis mesin listrik
untuk turbin bayu namun masih sedikit diaplikasikan pada PLTB. Sehingga D.A.
Howey melakukan penelitian penggunaan Generator Magnet Permanen Aksial
pada PLTPH dapat memproduksi listrik lebih besar dari sekitar 90 % efisiensi
lebih besar dari menggunakan generator sinkron dengan efisiensi sebesar 75%.
permanen pada konstruksi mesin listrik ini adalah :
1. Tidak ada energi yang diserap sistem

medan eksitasi sehingga tidak ada

kerugian eksitasi yang artinya dapat meningkatkan efisiensi.


2. Menghasilkan torsi yang lebih besar daripada menggunakan eksitasi
elektromagnet.

31

3. Menghasilkan performa dinamis yang lebih besar (kerapatan fluks magnet lebih
besar pada celah udara) dibandingkan dengan menggunakan eksitasi.
4. Menyederhanakan konstruksi dan perawatan.
5. Mengurangi biaya pemeliharaan pada beberapa tipe mesin.

Pada mesin fluks aksial ini ada beberapa desain, antara lain adalah :
1. Mesin Sisi Ganda Rotor Tunggal
2. Mesin Sisi Ganda Stator Tunggal
3. Mesin Tunggal
4. Mesin Sisi Ganda Tanpa Besi
5. Mesin Sisi Banyak

2.3.3.1 Konstruksi permanen magnet generator secara umum


Secara umum permanent magnet generator memiliki beberapa
komponen utama seperti digamabarkan seperti pada gamabar 2.13.

Gambar 2.13 Bagian bagian PMG


32

Gambar 2.14 PMG dengan magnet permanen di luar

Gambar 2.15 PMG dengan magnet permanen di poros


2.5 turbin Gorlov
2.5.1 Sejarah turbin Gorlov
Turbin Gorlov Helical adalah jenis turbine yang baru dikembangkan
pada tahun 1995, mengubah energi kinetik yang dihasilkan oleh arus aliran
menjadi energy mekanis/gerak putar, Sebuah turbin yang memodifikasi turbin
Darrieus dengan blade berbentuk helik. Kelemahan dari turbin Darrieus di
dapatkan solusinya oleh turbin Gorlov ini. Turbin di temukan oleh Profesor
Gorlov dari Northeastern University dan salah satunya telah di gunakan sebagai
pembangkit listrik memanfaatkan air pasang surut (tidal energy) di pedesaan

33

Amazon-Brasil, struktur pendukung dalam instalasi turbin jenis ini jauh lebih
mudah.
2.5.2 Konstruksi turbin Gorlov

Gambar 2.16 Tampilan turbin Gorlov dari atas dan samping

Gambar 2.17 Skema turbin Gorlov heliks

Gambar 2.18 Turbin angin vertikal tipe Gorlov


2.5.3 Perancangan turbin Gorlov

34

Ada dua faktor yang mempengaruhi daya yang akan dihasilkan oleh
turbin. Pertama adalah faktor eksternal antara lain massa jenis fluida () kg/m 3,
kecepatan fluida (V) m/s. Kedua adalah

faktor internal yang merupakan

geometri turbin yang berbentuk helik yaitu radius turbin (R) m, tinggi turbin (H)
m, kecepatan sudut yang dapat dihasilkan oleh turbin () rad/s, twist angle (),
pitch angle (d), panjang chord (c) m, jumlah blade (n).
Penentuan daya angin daya angin adalah energi per satuan waktu, maka:
1
2
Pt= ( aliran masa perdetik ) v
2

..(2.3)

1
Pt= ( Cp A v ) v 2
2

..(2.4)

1
3
Pt= A v
2

..(2.5)

Dimana :
Pt = daya mekanik angin (Watt)

v = kecepatan udara (m/s)

Cp = koefisien daya, Cp <0,6

A = luas penampang turbin (m2)

= kerapatan udara (km/m3)

Untuk menentukan daya yang dihasilkan oleh turbin maka menggunakan


persamaan:
1
P= x Cp x x A x v 3
2

..(2.6)

dimana :
Pt = Daya keluaran rotor turbin angin (Watt)
Cp = Koefisien daya turbin angin
= Massa jenis udara (kg/m)
A = Luas sapuan rotor (m)
35

v = Kecepatan angin (m/det)


Tip Speed ratio menentukan karakteristik keluaran dari daya blade. Hal
ini dapat dilihat dengan keluaran daya yang sama dimana blade pada keadaan
turbin yang mempunyai TSR yang besar akan menghasilkan torsi yang besar.
Dengan demikian dalam pemanfaatan energi yang dihasilkan oleh turbin, jenis
beban yang hendak diberikan harus disesuaikan dengan karakteristik keluaran
agar mencapai hasil yang maksimal TSR ( Tip Speed ratio) merupakan
perbandingan antara kecepatan tangensial pada ujung rotor dengan kecepatan
fluida. Perhitungan tip speed ratio dapat ditentukan dengan cara berikut :
Tip speed ratio () =

speed of rotor speed


=
fluids speed

V
v

.D
2v

..

(2.7)
Dengan :
v=Kecepatan fluida (m/s)

D= Diameter turbin (m)

=Tip speed ratio


= Kecepatan sudut (rad/detik)

Setelah didapatkan nilai tip speed ratio , maka dapat ditentukan nilai dari shaft
Speed :
Shaft speed=

60 v
D

..(2.8)

Dengan :

= Tip Speed ratio

= kecepatan fluida (m/s)

=3.14

36

= diameter turbin (m)

Turbin adalah panjang diameter bucket turbin (D) dikali tinggi turbin (h), atau
secara matematis dapat digambarkan pada persamaan:
A=Dh

..(2.9)

Dimana :
A

= luas daerah sapuan turbin (m2)

= diameter turbin (m)

= ketinggian turbin (m)

Penentuan untuk Twist angle


Pada umumnya turbin helikal Gorlov mempunyai dua jenis twist angle
() yaitu twist angle 60 derajat dan twist angle () 120
Penentuan pitch angle
Keliling lingkaran turbin adalah : 2R

Pitch dari turbin adalah :

320 h
=2 R tan

..(2.10)

..(2.11)

Dari kedua persamaan tersebut didapatkan bahwa pitch angle (d) adalah :
=tan1

320 h
2 R

..(2.12)

Untuk menghitung efisiensi turbin dalat di kalkulasi dengan rumus berikut :

37

Pt
Eff Pudara x 100

dengan Pt= T

..(2.13)

Dimana :
Pt

= daya pengukuran (W)

Pfluida = daya yang ada pada fluida (W)


T

= torsi turbin

= kecepatan angular turbin(Rpm)

Sedangkan untuk penghitungan sudu turbin dapat menggunakan persamaan


sebagai berikut :

C=

D
B

..(2.14)

Dimana :
D = Diameter turbin (cm)
B = Jumlah blade
C = Panjang sudu

= Soliditas bahan

Karena profil sudu yang digunakana adalah profil NACA 0018 maka untuk
menghitung ketebalan sudu yang sesuai dengan standart adalah :
t=18 C

..(2.15)

38

2.5.4 Aplikasi turbin Gorlov


Untuk pengaplikasian turbin jenis ini biasanya digunakan pada daerah
yang kecepatan udaranya rendah karena turbin Gorlov ini dapat berputar meski
kecepatan fluida yang menerjang bladenya kecil, seperti ditunjukkan pada table
berikut
Tabel 2.3 daftar jenis turbin
Turbin

Efisiensi

Garman
Tyson
Savonius
seaFlow
Darries
Gorlov
Verdant

15 -18
16
19
20
23
35
43

Daerah Operasi
(m/s)
>0.5
>0.5
>2
>2
>2
>0.6
>2

Tetapi karena beberapa keterbatasan maka penggunaan turbin ini hanya


digunakan untuk hanya dalam kondisi tertentu seperti :
1. Penggunaan untuk turbin air
Turbin Gorlov banyak di aplikasikan untuk turbin air untuk pembangkit mikro
hidro di berbagai Negara seperti Brazil, Amerika, dan Korea.

Gambar 2.19 Mikrohidro di Amazon

39

Gambar 2.20 Turbin air tipe Gorlov di Korea

Gambar 2.21 Turbin air tipe Gorlov di Cape Cod


2. Penggunaan untuk turbin angin
Turbin tipe Gorlov juga sering digunakan sebagai turbin angin untuk pembangkit
mikro untuk gedung gedung tertentu.

40

Gambar 2.22 Turbin angin Gorlov di amerika

Gambar 2.23 Turbin angin Gorlov di London

41

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1

Waktu dan Tempat

Waktu penelitian

: Februari 2016 sampai Mei 2016

Tempat penelitian

: Gedung AG dan Gedung AK Politeknik Negeri


Malang

3.2 Metode Pengambilan Data


Pada penelitian ini, diambil tahapan tahapan untuk memperoleh
kebenaran informasi agar penulisan laporan akhir dan pembuatan alat ini
memperoleh hasil sesuai yang diinginkan dan memberikan dampak positif untuk
masa mendatang. Oleh karena itu, dalam penulisan laporan akhir menggunakan
3.2.1

metode metode yang diterapkan dalam hal ini antara lain :


Studi Literatur

42

Studi literature merupakan studi pemahaman teori dan konsep agar


penulisan laporan akhir dan pembuatan alat ini lebih terarah dan diperoleh kondisi
yang lebih baik dari sebelumnya dan memenuhi standar yang diizinkan. Studi
literature ini dilakukan dengan cara membaca buku, jurnal maupun referensi yang
3.2.2

dapat menunjang penyusunan tugas akhir ini.


Metode Observasi
Observasi bertujuan untuk memperoleh informasi dengan cara pengamatan
langsung terhadap keadaan yang terjadi di tempat sebenarnya. Observasi ini
dilakukan di Gedung AG dan Gedung AK Politeknik .Negeri Malang.

3.2.3

Perancangan alat
Dalam proses pembuatan turbin angin tipe Gorlov ini diperlukan
beberapa material dan alat, yaitu :
3.2.3.1 Bahan
Perancangan model turbin didasarkan atas pertimbangan material yang
banyak tersedia di pasaran dan kemampuan fabrikasi. Proses fabrikasi yang paling
sulit adalah pembuatan sudu turbin dengan penampang aerofoil yang berbentuk
helikal. Untuk itu dalam penelitian ini, sudu turbin dibuat dari bahan aluminium.
Sedangkan bagian turbin lainnya dibuat dari besi.
Profil NACA yang diterapkan pada bentukan airfoil adalah NACA
0018, pertimbangan ini didasarkan pada profil NACA tersebut sering diterapkan
juga pada turbin dengan sudu helikal (Gorlov). Selanjutnya dari bentukan NACA
yang ada tersebut maka dengan mengacu pada panjang dan diameter yang telah
ditetapkan selanjutnya ditentukan besaran-besaran pada chord blade turbin.
3.2.3.2 Alat
Adapun alat-alat yang dibutuhkan adalah :.
1. Gergaji besi

43

2. Mesin las listrik dan Mesin Las Alumunium


3. Mesin bor
5. Tang dan Obeng
6. Mistar / meteran
7. Busur
8. Gunting logam
9. gerinda

44

3.3 Topologi

3.3.1 Turbin angin


Turbin angin sumbu vertikal/tegak (atau TASV) memiliki poros/sumbu
rotor utama yang disusun tegak lurus. Kelebihan utama susunan ini adalah turbin
45

tidak harus diarahkan ke angin agar menjadi efektif. Kelebihan ini sangat berguna
di tempat-tempat yang arah anginnya sangat bervariasi. VAWT mampu
mendayagunakan angin dari berbagai arah.
Dengan sumbu yang vertikal, generator serta gearbox bisa ditempatkan
di dekat tanah, jadi menara tidak perlu menyokongnya dan lebih mudah diakses
untuk keperluan perawatan. Tapi ini menyebabkan sejumlah desain menghasilkan
tenaga putaran yang berdenyut. Drag (gaya yang menahan pergerakan sebuah
benda padat melalui fluida (zat cair atau gas) bisa saja tercipta saat kincir berputar.

Karena sulit dipasang di atas menara, turbin sumbu tegak sering


dipasang lebih dekat ke dasar tempat ia diletakkan, seperti tanah atau puncak atap
sebuah bangunan. Kecepatan angin lebih pelan pada ketinggian yang rendah,
sehingga yang tersedia adalah energi angin yang sedikit. Aliran udara di dekat
tanah dan obyek yang lain mampu menciptakan aliran yang bergolak, yang bisa
menyebabkan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan getaran, diantaranya
kebisingan dan bearing wear yang akan meningkatkan biaya pemeliharaan atau
mempersingkat umur turbin angin. Jika tinggi puncak atap yang dipasangi menara
turbin kira-kira 50% dari tinggi bangunan, ini merupakan titik optimal bagi energi
angin yang maksimal dan turbulensi angin yang minimal.
3.3.2 Generator
Generator sebagai pembangkit tenaga listrik pada pengaplikasian PLTB ini
menggunakan generator tipe PMG atau generator yang menggunakan magnen
permanen pada rotornya sebagai pembangkit medan magnetis yang nantinya akan
berputar mengikuti turbin. Penggunaan generator jenis ini lebih menguntungkan
46

karena tidak diperlukannya suntikan arus DC untuk membangkitkat medan


magnetis. Sehingga konstruksinya lebih simple dan mudah untuk di aplikasikan
serta diamati.

3.3.3 Penyearah
Penyearah Gelombang adalah suatu bagian dari Rangkaian Catu Daya atau
Power Supply yang berfungsi sebagai pengubah sinyal AC (Alternating Current)
menjadi sinyal DC (Direct Current). Rangkaian Rectifier atau Penyearah
Gelombang ini pada umumnya menggunakan Dioda sebagai Komponen
Utamanya. Hal ini dikarenakan Dioda memiliki karakteristik yang hanya
melewatkan arus listrik ke satu arah dan menghambat arus listrik dari arah
sebaliknya. Jika sebuah Dioda dialiri arus Bolak-balik (AC), maka Dioda tersebut
hanya akan melewatkan setengah gelombang, sedangkan setengah gelombangnya
lagi diblokir
3.3.4 Konverter DC DC
Konverter DC-DC berlaku seperti halnya trafo/transformer yang
mengubah tegangan AC tertentu ke tegangan AC yang lebih tinggi atau lebih
rendah. Tidak ada peningkatan ataupun pengurangan daya masukan selama
pengkonversian bentuk energi listriknya. Konverter DC-DC dapat dibagi menjadi
47

dua kategori besar, yaitu yang terisolasi dan yang tak terisolasi. Kata isolasi
disini secara sederhana bermakna adanya penggunaan trafo (Isolasi Galvanis)
antara tegangan masukan dan tegangan keluaran converter DC-DC yang tak
terisolasi dengan istilah direct converter dan converter yang terisolasi dengan
istilah indirect converter
3.3.5 Batere (aki)
Merupakan jenis aki yang dirancang mampu menghasilkan energi (arus
listrik) yang tinggi dalam waktu singkat sehingga dapat menyalakan mesin seperti
mesin kendaraan.Dengan kata lain untuk menghidupkan mesin dibutuhkan arus
listrik yang tinggi. Setelah mesin hidup aki istirahat sambil dicas kembali oleh
generator (alternator).Jadi aki akan selalu penuh terisi arus listrik tidak pernah
sampai habis. Jika aki sering terpakai sampai habis aki jenis ini akan cepat rusak.
Konstruksinya menggunakan banyak pelat tipis secara paralel agar resistansinya
rendah dengan permukaan yang lebih luas agar dapat melepas arus listrik yang
tinggi saat dibutuhkan.Aki jenis ini banyak digunakan pada kendaraan untuk
menyalakan mesin
3.3.6 Inverter
Inverter adalah Rangkaian elektronika daya yang digunakan untuk
mengkonversikan tegangan searah (DC) ke suatu tegangan bolak-balik (AC). Ada
beberapa topologi inverter yang ada sekarang ini, dari yang hanya menghasilkan
tegangan keluaran kotak bolak-balik (push-pull inverter) sampai yang sudah bisa
menghasilkan tegangan sinus murni (tanpa harmonisa). Inverter satu fasa, tiga
fasa sampai dengan multifasa dan ada juga yang namanya inverter multilevel
(kapasitor split, diode clamped dan susunan kaskade). Ada beberapa cara teknik
48

kendali yang digunakan agar inverter mampu menghasilkan sinyal sinusoidal,


yang paling sederhana adalah dengan cara mengatur keterlambatan sudut
penyalaan inverter di tiap lengannya.
3.3.7 Dump Load
Dump

load

adalah

komponen

dengan

resistivitas

rendah

yang

menghasilkan panas dari daya yang disuplaikan. Hal ini digunakan dalam sistem
baik melindungi batere dari pengisian yang berlebihan atau dalam sistem grid-tied
untuk melindungi inverter. Untuk sistem off-grid yang menggunakan batere,
rating daya dari dump load harus setara dengan total output daya sistem. Dalam
sistem grid-tied rekomendasi umum adalah untuk dimensi dump load memiliki
ukuran yang sama, sebagai selisih antara daya terpasang dan rating daya dari
inverter.
3.3.8 Beban
Yang dimaksud beban dalam rancangan ini adalah beban-beban yang dapat
ditampung oleh inverter seperti beban penerangan, televisi, charger, atau yang
lainnya. Bisa disebut juga peralatan peralatan yang mengkonsumsi daya listrik
dengan skala kecil.
3.3.9 Penjelasan diagram alir proses pembuatan turbin:
Adapun penjelasan terhadap diagram alir proses pembuatan turbin yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Memulai.
Melakukan persiapan untuk mendesain dengan mempelajari literatur.
Mengumpulkan data-data yang dibutuhkan untuk mendesain.
Mendesain turbin angin tipe Gorlov.
Membuat desain untuk bentuk sudu, jumlah sudu dan ukuran turbin.
Melakukan penyesuaian dengan keadaan real, jika tidak sesuai dilakukan
pendesainan ulang.
49

7. Melakukan pemilihan bahan.


8. Memulai pembuatan turbin.
9. Merakit bagian- bagian turbin.
10. Pengujian kinerja turbin.
11. Berhasil atau tidak jika berhasil maka dianggap selesai jika tidak
dilakukan perancangan ulang bentuk sudu, jumlah sudu dan ukuran turbin.
12. Selesai.
3.4 Diagram alir proses pembuatan turbin

50

SESUAI

6
SESUAI
7

10

11

12

3.3.9 Penjelasan diagram alir proses pengerjaan laporan:

51

Adapun penjelasan terhadap diagram alir pengerjaan Laporan akhir yaitu:


1. Memulai pengerjaan dengan pembuatan proposal LA
2. Memnentukan permasalahan yang akan di angkat
3. Setelah ditemukan permasalahan yang bisa diangkat, mulai dibuat
rumusan masalah, tujuan serta batasan terhadap permasalahan tersebut.
4. Dilakukan studi dari literatur yang ada untuk medesain turbin.
5. Mencari data-data yang dibutuhkan seperti kecepatan angin,massa jenis
udara, daya generator, dll.
6. Memeriksa kembali data yang diperoleh apakah sudah memenuhi atau
belum jika belum dilakukan pengambilan data ulang.
7. Jika data sudah terpenuhi dilakukan perancangan turbin.
8. Jika turbin sudah jadi maka dilakukan pengujian terhadap turbin.
9. Pengujian dititik beratkan pada kemampuan dan karakteristik turbin.
10. Membuat kesimpulan dari hasil pengujian.
11. Melakukan penulisan laporan akhir.
12. Selesai.

3.4 Diagram alir proses pengerjaan laporan akhir

52

10

11

12

53

3.6 Rencana anggaran biaya


Bahan
Lembaran
alumunium
Plat besi
Pipa besi berongga
bearing
Mur,baut, dan ring
Cat
thinner
Pengelasan

spesifikasi
1220 x 2440 x 1
mm
1220 x 2440 x 2
mm
150 cm
Tipe vertical
(roches)
=19mm
panjang 23 cm
putih
biru
A spesial

Jumla
h
3

Harga satuan

Total harga

404000

1212000

420000

420000

1
3

100000
70000

100000
210000

5000

5000

1kg
0,5 kg
5 liter

100000
50000
30000
2000000
total

100000
50000
150000
2000000
4247000

54

Anda mungkin juga menyukai