banyak, kesulitan menyusun rencana HACCP per jenis makanan, tidak efisien Bahan baku, digunakan sangat banyak Pangan hasil industri jasa boga, disajikan rentang waktu singkat, dikonsumsi segera setelah dimasak 3
Apabila waktu antara pengolahan dan
penyajian cukup lama (>4jam) seperti pada katering, maka perhatian khusus harus diberikan pada WAKTU &SUHU
PENYIMPANAN dan PEMANASAN
KEMBALI
Penyusunan rencana HACCP industri jasa
boga memerlukan pendekatan berbeda dengan pangan olahan industri lain Industri Jasa Boga, semua jenis pangan dikelompokan dalam pangan tipe 1, 2 dan 3 berdasarkan diagram alir Analisis bahaya dilakukan berdasarkan frekuensi proses DANGER ZONE, bahaya mikrobiologi 5
Kelompok Pangan 1
Jenis pangan yang tidak mengalami proses
pemanasan Tidak ada proses pembunuhan mikroorganisme (misalnya pemanasan), bahan baku harus memenuhi syarat mutu & keamanan Memelihara mutu, keamanan selama proses sampai dengan konsumsi 6
1. Penerimaan bahan baku (receiving)
2. Penyimpanan bahan baku (storage) 3. Penyiapan (preparation) 4. Penyimpanan produk (holding) 5. Penyajian produk (serving) 6. Kelompok ini : sushi, sashimi, salad, irisan daging, irisan keju, salad tuna, karedok, buah potong, rujak buah
Kelompok Pangan 2
Jenis pangan yang mengalami proses
pemanasan Proses pemasakan/pemanasan, dapat menginaktifkan mikroorganisme, tahap pemanasan, Titik Kritis, dikendalikan Pengendalian utama proses pemasakan suhu dan waktu
Kelompok Pangan 2
Penanganan pasca pemanasan menjadi Titik
kritis, sumber kontaminasi silang Pengendalian suhu, program sanitasi pekerja dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Penerimaan bahan baku (receiving)
Penyimpanan bahan baku (storage) Penyiapan (preparation) Pemasakan (heating) Penyimpanan produk (holding) Penyajian produk (serving) Kelompok ini: nasi goreng, nasi uduk, ayam goreng, ikan bakar, hamburger, telur dadar, sate ayam, opor ayam 10
Kelompok Pangan 3
Jenis pangan mengalami proses
pemanasan, pendinginan, pemanasan kembali dan penyimpanan suhu tinggi (>65C) Mengalami pemasakan (pemanasan), tahapan menjadi titik kritis Pendinginan dan pemanasan kembali produk juga dapat berkontribusi pada tingkat keamanan produk 11
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Penerimaan bahan baku (receiving)
Penyimpanan bahan baku (storage) Penyiapan (preparation) Pemasakan (cooking / heating) Pendinginan produk (cooling) Pemanasan kembali (reheating) Penyimpanan panas (hot holding) Penyajian produk (serving) Kelompok ini: sup, gravy, chili, rendang daging, gudeg, opor ayam 12
Analisa Bahaya & Tindakan Pencegahan
Suhu DANGER ZONE:5 - 60C
Suhu mendukung pertumbuhan,
perkembangbiakan mikroorganisme produk berada kisaran suhu tersebut, peluang peningkatan jumlah mikroorganisme dalam produk
13
Analisa bahaya, asumsi bahaya
mikrobiologi bahaya berperan untuk mutu dan keamanan pangan ready to eat Bahaya kimia & fisik ditangani dengan baik saat penerimaan bahan baku, penetapan spesifikasi jelas, sortasi ketat, meminimalkan bahaya fisik Analisis bahaya membagi produk berdasarkan frekuensi (berapa kali) suatu produk melewati DANGER ZONE 14
15
Pangan Tipe 1
Pangan tidak pernah/ sedikit sekali
terpapar pada DZ, juga tidak pernah mendapatkan perlakuan panas yang cukup untuk menginaktifkan mikroorganisme Tindakan Pencegahan harus menjamin :
16
Bahan baku tidak mengandung mikroba,
jumlah mendekati kerusakan/ membahayakan kesehatan Penyimpanan dingin berjalan baik, mempertahankan jumlah mikroba rendah, mikroba utilitas (total plate count, kapang, khamir), pembusukan tidak terjadi, menekan pertumbuhan pathogen 17
Pangan Tipe 2
Mengalami pemanasan cukup,
menginaktifkan mikroba, mikroba vegetatif tidak membentuk spora Tindakan Pencegahan harus menjamin : 1. Bahan baku tidak mengandung mikroba, jumlah berlebih, pembentuk spora 18
2. Proses pemanasan yang dirancang
terpenuhi / tercapai 3. Tidak terjadi kontaminasi ulang pascapemanasan dan segera dilakukan penyimpanan pada suhu >60C untuk mencegah germinasi spora
19
Pangan yang lebih kompleks, mengalami
pemanasan dua kali, penyimpanan dingin Tindakan Pencegahan harus menjamin : 1. Penyimpanan dingin dikendalikan suhunya 2. Pemanasan dilakukan, kecukupan panas tercapai / terpenuhi, pemanasan kembali, dilakukan, suhu dan waktu cukup, terkendali 3. Tidak terjadi kontaminasi ulang pascapemanasan 20
Di Indonesia
Panduan frekuensi suatu produk melalui
DZ, dicermati baik, kebiasaan konsumen/ produsen jasa boga menyimpan pangan pada suhu DZ, khususnya : 1. Pangan jenis 1 : rujak dari warung / restoran 2. Pangan jenis 2 : warung tegal, restoran padang 21
Di Indonesia
Dipertimbangkan adanya ketidaktahuan,
ketidakpedulian, kecerobohan atau kesengajaan dalam hal : 1. Suplai bahan baku (pemasok memiliki reputasi baik/ sembarang/ pasar?) 2. Penggunaan bahan kimia berbahaya sebagai BTP? 22