GEOLOGI FISIK
BATUAN BEKU
KELAS 02
Disusun oleh :
Nama : Desy Ayu Alvrida
NIM : 410013103
Jurusan Teknik Geologi
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional
Yogyakarta
2013
BATUAN BEKU
rekahan yang sebesar dimensi batolit. Karena besarnya, batholit dapat mendorong
batuan yang di1atasnya. Meskipun batuan yang diterobos dapat tertekan ke atas
oleh magma yang bergerak ke atas secara perlahan, tentunya ada proses lain yang
bekerja. Magma yang naik melepaskan fragmen-fragmen batuan yang
menutupinya. Proses ini dinamakan stopping. Blok-blok hasil stopping lebih padat
dibandingkna magma yang naik, sehingga mengendap. Saat mengendap fragmenfragmen ini bereaksi dan sebagian terlarut dalam magma. Tidak semua magma
terlarut dan mengendap di dasar dapur magma. Setiap frgamen batuan yang berada
dalam tubuh magma yang sudah membeku dinamakan Xenolith.
b) Stock
Seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan dimensinya lebih kecil
dibandingkan dengan batholit, tidak lebih dari 10 km. Stock merupakan penyerta
suatu tubuh batholit atau bagian atas batholit.
c) Dyke
Disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang dibandingkan
dengan batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular, sebagai lembaran yang kedua
sisinya sejajar, memotong struktur (perlapisan) batuan yang diterobosnya.
d) Jenjang Volkanik
Adalah pipa gunung api di bawah kawah yang mengalirkan magma ke
kepundan. Kemudian setelah batuan yang menutupi di sekitarnya tererosi, maka
batuan beku yang bentuknya kurang lebih silindris dan menonjol dari topografi
disekitarnya.
Bentuk-bentuk yang sejajar dengan struktur batuan di sekitarnya disebut konkordan
diantaranya adalah :
a. Sill, adalah intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar terhadap perlapisan
batuan yang diterobosnya. Berbentuk tabular dan sisi-sisinya sejajar.
b. Lakolit, sejenis dengan sill. Yang membedakan adalah bentuk bagian atasnya,
batuan yang diterobosnya melengkung atau cembung ke atas, membentuk kubah
landai. Sedangkan, bagian bawahnya mirip dengan Sill. Akibat proses-proses
geologi, baik oleh gaya endogen, maupun gaya eksogen, batuan beku dapt
tersingka di permukaan.
c. Lopolit, bentuknya mirip dengan lakolit hanya saja bagian atas dan bawahnya
cekung ke atas.
2. Batuan Beku Ekstrusif
Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung
dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagai struktur
yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan lava tersebut.
Struktur ini diantaranya:
Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan.
Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal
seperti batang pensil.
Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal. Hal
ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.
Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan beku.
Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.
Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain
seperti kalsit, kuarsa atau zeolit
GRANIT
72,08
0,37
13,86
0,86
1,72
0,06
0,52
1,33
3,08
0,46
0,53
0,18
DIORIT
51,86
1,50
16,40
2,73
6,97
0,18
6,21
3,40
3,36
1,33
0,80
0,35
GABRO
48,36
1,32
16,84
2,55
7,92
0,18
8,06
11,07
2,26
0,56
0,64
0,24
PERIDOTIT
43,54
0,81
3,99
2,51
9,8
0,21
34,02
3,46
0,56
0,25
0,76
0,05
Komposisi kimia dari beberapa jenis batuan beku yang terdapat pada tabel di atas,
hanya batuan intrusi saja. Dari sini terlihat perbedaan presentase dari setiap senyawa
oksida, salah satu contoh ialah dari oksida SiO2 jumlah terbanyak dimiliki oleh
batuan granit dan semakin menurun ke batuan peridotit (batuan ultra basa).
Sedangkan MgO dari batuan granit (batuan asam) semakin bertambah kandungannya
kearah batuan peridotit (ultra basa).
Kandungan senyawa kimia batuan ekstrusi identik dengan batuan intrusinya,
asalkan dalam satu kelompok. Hal ini hanya berbeda tempat terbentuknya saja,
sehingga menimbulkan pula perbedaan didalam besar butir dari setiap jenis mineral.
Batuan Intrusi
Batuan Ekstrusi
Granit
Riolit
Syenit
Trahkit
Diorit
Andesit
Tonalit
Monsonit
Gabro
Dasar pembagian ini biasanya adalah kandungan
seperti kandungan silika dan kandungan mineral mafik
Dasit
Latit
Basal
oksida tertentu dalam batuan
Kandungan Silika
Lebih besar 66 %
52 66 %
45 52 %
Lebih kecil 15 %
Kandungan Silika
0 33 %
34 66 %
67 100 %
Batuan Gang
Batuan Gang bertekstur porfiritik dengan massa dasar faneritik.
Batuan Gang
Batuan Gang bertekstur porfiritik dengan massa dasar afanitik.
Batuan Lelehan
Batuan Lelehan bertekstur afanitik, dimana individu mineralnya tidak dapat
dibedakan atau tidak dapat dilihat dengan mata biasa.
keluarga syenit trakhit: felsik hingga intermediet, kuarsa atau foid tidak
dominant tapi hadir, K-Felspar dominant dan melebihi Na-Plagioklas,
kadang plagioklas juga tidak hadir
keluarga monzonit latit: felsik hingga intermediet, kuarsa atau foid hadir
dalam jumlah kecil, Na-Plagioklas seimbang atau melebihi K-Felspar
E. WARNA BATUAN
Warna batuan berkaitan erat dengan komposisi mineral penyusunnya.mineral
penyusun batuan tersebut sangat dipengaruhi oleh komposisi magma asalnya sehingga
dari warna dapat diketahui jenis magma pembentuknya, kecuali untuk batuan yang
mempunyai tekstur gelasan. Batuan beku yang berwarna cerah umumnya adalah
batuan beku asam yang tersusun atas mineral-mineral felsik,misalnya kuarsa, potash
feldsfar dan muskovit. Batuan beku yang berwarna gelap sampai hitam umumnya
batuan beku intermediet dimana jumlah mineral felsik dan mafiknya hampir sama
banyak. Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan umumnya adalah batuan beku
basa dengan mineral penyusun dominan adalah mineral-mineral mafik.
F. STRUKTUR BATUAN
Struktur adalah kenampakan hubungan antara bagian-bagian batuan yang
berbeda.pengertian struktur pada batuan beku biasanya mengacu pada pengamatan
dalam skala besar atau singkapan dilapangan.pada batuan beku struktur yang sering
ditemukan adalah:
1. Masif
: Bila batuan pejal,tanpa retakan ataupun lubang-lubang gas
2. Jointing
: Bila batuan tampak seperti mempunyai retakan-retakan. Kenapak
ini akan mudah diamati pada singkapan di lapangan.
3. Vesikular :Dicirikandengan adanya lubang-lubang gas,sturktur ini dibagi lagi
menjadi 3 yaitu:
Skoriaan
: Bila lubang-lubang gas tidak saling berhubungan.
Pumisan
: Bila lubang-lubang gas saling berhubungan.
Aliran
: Bila ada kenampakan aliran dari kristal-kristal maupun
lubang
gas.
4. Amigdaloidal : Bila lubang-lubang gas terisi oleh mineral-mineral sekunder.
G. TEKSTUR BATUAN BEKU
Pengertian tekstur batuan mengacu pada kenampakan butir-butir mineral yang ada
di dalamnya, yang meliputi tingkat kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir,
granularitas, dan hubungan antar butir (fabric). Jika warna batuan berhubungan erat
dengan komposisi kimia dan mineralogi, maka tekstur berhubungan dengan sejarah
pembentukan dan keterdapatannya. Tekstur merupakan hasil dari rangkaian proses
sebelum, dan sesudah kristalisasi. Pengamatan tekstur meliputi :
Tingkat kristalisasi
Tingkat kristalisasi batuan beku dibagi menjadi :
Holokristalin, jika mineral-mineral dalam batuan semua berbentuk kristalkristal.
Hipokristalin, jika sebagian berbentuk kristal dan sebagian lagi berupa
mineral gelaS.
Holohialin, jika seluruhnya terdiri dari gelas.
Ukuran kristal.
Ukuran kristal adalah sifat tekstural yang paling mudah dikenali.ukuran kristal
dapat menunjukan tingkat kristalisasi pada batuan.
Granularitas
Pada batuan beku non fragmental tingkat granularitas dapat dibagi menjadi
beberapa macam yaitu:
a) Equigranulritas Disebut equigranularitas apabila memiliki ukuran kristal yang
seragam. Tekstur ini dibagi menjadi 2 :
Fenerik Granular bila ukuran kristal masih bisa dibedakan dengan mata
telanjang.
Granit dikelompok ini terdiri dari batuan pluton yang biasa biasa disebut
batolit, kenampakan di permukaan bumi sangat besar sedangkan kedalaman dari
batuan ini tidak diketahui besarnya. Granit ini berbutir sangat kasar dengan
kombinasi warna antara putih dengan abu-abu dengan butiran mineral sangat besar.
Tekstur batuan pada dasarnya adalah holokristalin, hipidiomorpik dan
equiganular. Penokris yang besar dari ortoklas, kadang-kadang granit kelompok ini
memiliki tekstur porpiri. Dalam jumlah yang sangat kecil kita akan mendapatkan
xenolit di dalam tubuh granit.
Struktur yang biasa terdapat dibatuan granit ialah struktur foln yang terbagi
dalam tiga kelompok, pertama struktur blok yang berbentuk kubus, kedua
diakibatkan oleh proses konsolidasi dan ketiga akibat proses pelapukan. Struktur
miarolitik ialah rongga berbentuk tidak beraturan yang bisaanya ditumbuhi oleh
kristal-kristal yang berbentuk sempurna. Struktur lain yang basa adalah struktur
orbikular dan rapakular.
Komposisi mineral dan kimia di dalam batuan granit dibagi menjadi tiga, yaitu:
Mineral Utama (essential mineral)
Mineral utama ini terdiri dari kuarsa, potasium feldspar dari jenis petoklas dan
mikraklian, plagioklas dari jenis albit-oligoklas dan sedikit sekali andesin, biotit.
Mineral pengiring ( accessor/mineral)
Dengan bentuk dan jumlah yang sangat kecil,mineral pengiring ini terdiri dari
zirkon, apatit, rutil sphen dan oksida besi.
Mineral skunder (Secondary mineral)
Mineral Skunder terbentuk karena mineral utam, kebanyakan tidak berpindah
tempat, didalam tingkat terakhir dari konsolidasi magma yang kemudian diikuti
oleh proses pelapukan .
granit, seperti terlihat pada foto 1 halaman 113 dimana nama batuan itu adalah
granit dengan mineral utamanya adalah plagioklas, K-feldspa mika (biotit dan
muskovit), dimana kuarsa memperlihatkan tekstur mosaish. Foto 2halaman 113dari
batuan kuarsa monzonit, dimana mineral bertekstur equigranuiar terdiri dari
plagioklas, ortoklas, mikrokiin, homblende yang mulai berubah menjadi klorit
terutama pada bagian tepinya.
Variasi senyawa kimia pada batuan granit yang didominasi oleh silica. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat tabel di bawah ini.
b) Aphantik
Kelompok batuan ini terdiri dari batuan ekstrusi yang berupa lava dan batuan
instrusi yang berupa dike kenampakan di lapangan batuan lava ini berupa aliran
dengan ketebalan yang bervariasi dan penyebaran yang luas. Sedangkan dike terlihat
bertekstur porfiritik atau kacaan, karena peralihan antara tipe plutonik dengan
vulkanik.
Tekstur kelompok ini bertekstur porfiritik yaitu percampuran antara yang kasar
(penokris) seperti dari kuarsa feldspar dan homblende dengan masa dasar yang
berbentuk halus dari mikrokristalin sampai kacaan. Tekstur aliran dikarenakan
perjalanan magma asal ke permukaan bumi dan kemudian menyebar kesegala arah.
Tekstursperulitik biasanya diobsidian yang berbentuk sciatut yang melingkar.
Komposisi mineralogy dari penyusun mineral utama terdiri dari kuarsa,
potassium feldafar dari jenis ortoklasdan sanidin, plagioklas dari jenis oligloklas
sedangkan mineral feromagnesia dari biotit dan horiblende. Mineral pengiringnya
terdiri dari magnetit dan apatit. Sedangkan mineral sekunder terdiri dari hasil alterasi
dari feldspar dan mineral/eromagnesia.
Hasil analisa ini berasal dari Nockolda (1954), memperlihatkan kandungan dan
persentase setiap senyawa oksida dari batuan riolit secara umum kandungan dan
persentase kimia dari batuan instrusi maupun batuan ekstrusi tidak jauh berbeda.
2. Kelompok Syenit
a) Phaneritik.
Gyenit biasa terdapat sebagai stok dan bose, tidak pernah ditemukan sebagai
tubuh yang besar seperti batolit dari granit. Terbentuknya tubuh Gyenit bisa
barasosiasi dengan granit sebagai fasies tipis. Tekstur yang biasa ditemukan adalah
equigranular, holokristallin, peneritik, dan batuan plutorik. 3 butiran Kristal cukup
besar, hal ini terlihat sebagai pegmatik.
Komposisi irineralogi dan kimia bila dibandingkan dengan granit, maka Gyenit
memperlihatkan kandungan alkali ke silica lebih tinggi, Ini disebabkan oleh
berlimpahnya mineral alkali feldspar. Mineral utama terdiri dari potassium feldspar
dari jenis ortoklas dan mikrolin, plagioklas dari jenis albit oligoklas dan mineral
feromagnesia dari homblende sebagian be dan piroksen. Mineral pengiring terdiri
dari asphen, oksida besidan apatit. Sedangkan mineral sekunder merupakan hasil
alterasi dari feldspar yang kemudian membentuk variasi dari mineral lempung.
Variasi mineralogy dari batuan gyenit dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Dimana kandungan alkali (Na2O dan J2O) sangat tinggi, hal ini disebabkan
terlampau banyaknya kandungan mineral potassium feldspar.
b) Aphantit
Batuan kelompok ini biasanya disebut trukit, terjadi sebagai aliranlava yang
meliputi daerah yang luas, juga terdapat sebagai korok vulkanik yang berteksrur
poroiritik. Tekstur batuan seperti tekstur porpiritik dengan fenokris berjumlah lebih
banyak daripada masa dasar. Sebagai masa dasar dari mikrokristalinyang sulit untuk
didentifikasi. Tekstur lain yang biasa terdapat adalah tekstur aliran. Struktur lain
banyak terdapat di batuan kelompok ini, sedangkan struktur vesikuler biasanya
terdapat di atas permukaan dari suatu aliran. Komposisi mineral dari mineral utama
terdiri dari potassium feldspar dari jenis sanidin, ortoklas dan mikrolin, plagloklas,
biotit, homblende dan mineral sugit biasa sebagai variasi dan bila jumlahnya
banyak, maka akan mempengarihi panamaan dari batuan dan biasanya diletakkan di
depan dari trakit sebagai cimtoh augit trakit.
Kandungan mineral pada batuan syenit ialah plagioklas dari jenis
albithormblende, biotit, K-feldspar dari jenis ortoklas dan mikrokiin, nefelin dan
mineral bijihnyamagnetit. Bila batuan tersusun mengandung nefelin, nya menjadi
nefelin syenit. Ukuran Kristal dari mineral itu berukuran kasar feneritik atau dapat
disebut holokristalin. Batuan terakhir porpirl dalam sayatan tipis ini terlihat
kandungan mineralnya ialah K feldspar dari jenis ortoklas berbentuk subhedral
sampai euhadral. Kalsit dapat berbentuk butiran ataupun hasil ubahan, kuarsa
berbentuk ahhedral. Sebagai mineral pengiringnya adalah magnetit berbentuk kubur
dan hematite yang pada umumnya berbentuk anhedral, dalam sayatan ini berwarna
nitara (opak). Sebagai mineral ubahan ialah seririt dan kalsit yang berasal dari
ortoklas atau plagioklas. Variasi senyawa kimia dari batuan traki dapat dilihat pada
tabel dibawah yaitu terdiri dari alkali trakit dan calcalkali crakit
3. Kelompok Diorit
a) Phanertilik.
Kelompok diorite ini, bila bertekstur phaneritik disebut diorite dan bila
aphanitik disebut andesit kelompok ini berada di tengah antara kelompok batuan
asam dan kelompk batuan basa. Sehingga komposisi kimia ataupun mineralogy
berada di tengah dari kedua kelompok itu. Diorit terdapat sebagai stok, dike ataupun
sill juga sebagian kecil berasosiasi dengan yang besar dari batuan asam atau basal.
Tekstur dari diorite adalah holokistallin, equigrabulur dan phanentik dan banyak pula
yang bertekstur porpiritik dengan penokris berbentuk euhedral. Komposisi
mineralogy dimana penyusunmineral utama adalah plagioklas dari jenis oligloklas
andesine dan homblende. Bia terdapat mineral augit memberikan arah bahwa batuan
itu sedikit bersifat basa, sedangan mineral ortoklas mencerminkan batuan tersebut
bersifat asam. Mineral pengiringnya yaitu kuarsa bisa terdapat apuk banyak dan bisa
tidak terdapat sama sekali.
b) Aphantik
Andesit banyakterdapat sebagai lava, tetapi juga terjadi sebagai instrusi
sekunder, seoerti sebagai dike Gunung api di jawa pada umumnya bersifat andesit.
Tekstur dari batuan andesit biasanya porpiritik dengan penokris yang euhedral,
sedangkan massa dasar biasanya mjkrolaristalin sampai kacaan. Tekstur aliran terjadi
dari partikel di dalam porpiritik dimana plagioklas dikelilingi oleh barisan paralel.
Komposisi mineralogy dari batuan andesit sama dengan batuan diorite, dimana pada
andesit lebih banyak kuarsa dan plagioklas dari jenis andesine Penokris dari
plagioklas dan masa dasar dari biotit homblende, piroksen dan mikrolit plagioklas.
Komposisi kimia dari batuan andesit tidak banyak berbeda dengan batuan diorite,
seperti terlihat pada table diatas Hanya beberapa senyawa terlihat tinggi hal ini
disebabkan oleh pengaruh dari magma asal.
Pengamatan secara mikroskopik pada batuan kelompok phaneritik terlihat
pada foto 6 halaman 115 yaitu foto mikrograp tenalit. Sedangkan foto 7 halaman 116
dari batuan diorite, mineral penyusunnya ialah plagioklus dari andesine, sedikit
kuarsa, homblende, biotit dan magnetit. Batuan aphanitiknya terdiri dari homblende
andesit.
Sama besarnya ada yang halus dan ada yang besar. Tekstur demikian disebut
porpiritik. Mineral yang berukuran kasar atau , dari plagioklas dari jenis andesin,
dan homblende. Sedangkan sebagai matrik ialah mikrolit plagioklas, homblende,
bijih dan perisit. Dalam foto ini terlihat adanya struktur aliran yang dibentuk oleh
mikrolit plagioklas yang mengelilingi fenokris plagioklas. Diasit (foto 9 halaman
117) memperlihatkan mineral fenokrisnya dari plagioklas dan homblende,
sedangkan sebagai matriknya terdiri dari kuarsa, feldspar dan sedikit olotit dimana
matrik di sini sangat halus.
4. Kelompok Gabro
a) Phanerttih
Gabro dapat terbentuk sebagai lakolit, stok, dike, dan sil, dan biasanya sebagai
batuan platonic. Kelompok ini memiliki beberapa nama batuan berdasarkan mineral
yang dikandungnya. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tekstur yang biasa
terdapat adalah tekstur equigranular, holokristalin, phanentik, dan pegmatik. Dimana
butiran kristal berukuran kasar-kasar. Struktur yang berkembang pada umumnya
struktur masif dan sistem join. Struktur aliran terlihat dari mineral feldspar dengan
arah liniasi yang sub parallel. Di dalam sayatan tipis ada hal yang menarik dari
reaksi rim dan biasa disebut struktur korona. Hal ini di sebabkan perbedaan
komposisi mineral yang mengelilingi dari pusat. Suatu contoh inti dari olivine
mungkin sekelilingnya dari rim orto piroksin, contoh yang lain inti aupit dan rim
semakin keluar dari homblende dan terluar ditempati oleh kiorit.
Komposisi mineralogi dan kimia dari gabro adalah batuan basa dimana
persentase silika relative rendah, sedangkan persentase besi, magnesium relative
sangat tinggi, dan sodium dan potassium sangat rendah. Mineral plagioklas dan
mineral feromagnesa lebih banyak mengandung kalsium dibandingkan dengan
kelompok batuan sebelumnya.
Kandungan mineralogy seperti mineral plagioklas dari jenis labrodit,
anorditsedangkan yang terbanyak terdapat adalah dari jenis labracont. Mineral
fromagresia dari piroksen jenis orto piroksen maupunklino piroksen (augit). Mineral
olivine jarang sekali didapatkan dalam keadaan segar. Pada umumnya telah
mengalami alterral. Bila terdapat mineral ini didalam batuan gabro maka penamaan
batuan tersebut menjadi olivine gabrro. Sebagai mineral penggiring dan seperti
magnetit, ilmenit, apatit, biotit, kromit, dan spinel dimana jumlah mineral-mineral
tersebut sangat kecil.
b) Aphanitik
Batuan aphanitik dari kelompok gabro disebut basal. Basal sebagian besar
terbentuk sebagai lava pada saat sekarang. Bentuk yang paling banyak terdapat
berupa lembaran di permukaan bumi dan mendomonasi dari batuan beku yang
berhubungan dengan sabuk orogenik (orogenic belt). Penyebaran dari lava basal
sangat luas sekali bahkan sampai 200.000 mil persegi dan dengan ketebalan
maksimum 6000 ft. Suatu contoh sangat baik adalah lava dari gunung di Hawaii, dan
contoh di Indonesia adalah lava gunung galunggung. Tekstur yang banyak terdapat
pada basal adalah holokristalin, juga terdapat kacaan. Tekstur porpiritik disusun dari
Kristal subhedral dan euhedral sebagai fenokris sedangkan sebagai masa dasar dari
mikrokristalin dan kacaan. Tekstur aliran terlihat di bawah mikroskop berupa
penokris yang dikelilingi oleh mikrokristalin secara teratur. Struktur yang banyak
terdapat pada saat sekarang adalah sturktur aliran. Sebagai contoh lava dari gunung
di hawai. Permukaan pada aliran lava sering di temukan struktur rongga (versikular).
Struktur meniang berbentuk polgoral yang tegak lurus. Dan struktur bantal dari lava
dimana pendinginannya terdapat di bawah permukaan air, struktur ini berbentuk lava
sub spheroldal.
Komposisi mineral terdiri dari plagioklas dan piroksin dengan atau tanpa
olivine Kristal-kristal berbentuk dengan di dalam masa dasar mikrokristalin.
Panokris terjadi dari mineral augit, hipersten,hornblende, sedikit liolit, kadangkadang olivin dan terbanyak plagioklas. Sebgai mineral pengirignya terdiri dari
magnetit, ilmenit, sparit. Basal sangat mudah terkena alterasi dengan sedikit uap air
dan air panas di daerah vulkanik akan menghasilkan oksida besi dari mineral
magnetit (mineral bijih) dan mineral bijih dan kaya akan Fe dan Mg, yaitu mineral
olivine.
Pengamatan secara mikroskopik dari batuan kelompok gabro seperti terlihat
pada foto 10 dan 11. Fotomikrograp dari gabro yang disusun oleh mineral-mineral
plagioklas dari jenis labra. Sedangkan mineral dari homblendo, piroksin dari jenis
augit, dan mineral yang khas untuk batuan basa ialah olivine, biasanya mineral
olivine mudah sekali terubah menjadi oksida besi dan mineral lainnya. Sebagai
mineral ubahannya ialah klorit, oksida besi yang berwarna coklat dan serpantin.
Batuan ini bertekstur holokristalin yang equigranular. Batuan norit (foto 12) ,disusun
oleh mineral-minerl hipersten berbentuk subhedral-anhedral, norit, plagioklas klasik.
Sebagai mineral pendampingnya dari mineral bijih yaitu magnetit dan pirit yang
berbentuk subhedral sampai anhedral. Mineral ubahannya mineral mafik ialah biotit
dan klorit sedangkan dari mineral felsik ialah seridit. Batuan diabas (foto 13)
memperlihatkan fotomikrograp denhan mineral-mineral penyusunnya ialah
plagioklas dari jenis labradorit, piroksin, dari jenis augit, dimana mineral yang
disebut diatas sebagai fenokris dengan bentuk
subhedral euhedral. Sebagai mineral penggiringnya ialah biotit dan dari
mineral piroksin terutama bagian tepi atau sekeliling mineral tersebut dan juga
piroksin yang berbentuk mikro.
b) Granodiorit
Granodiorit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar hingga
sedang, berwarna terang, menyerupai granit. Granodiorit dapat digunakan untuk
pengeras jalan, pondasi, dan lain-lain. Granodiorit banyak terdapat di alam dalam
bentuk batolit, stock, sill dan retas yang tersebar di Bukit Barisan, Sumatera.
c) Diorit
Diorit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar hingga sedang, warnanya
agak gelap. Diorit merupakan batuan yang banyak terdapat di alam. Di Jawa Tengah
banyak terdapat di kota Pemalang dan Banjarnegara. Diorit dapat digunakan untuk
pengeras jalan, pondasi, dan lain-lain.
d) Gabro
Gabro adalah batuan beku dalam yang umumnya berwarna hitam, mineralnya berbutir
kasar hingga sedang. Dapat digunakan untuk pengeras jalan, pondasi, dan yang dipoles
sangat disukai karena warnanya hitam, sehingga baik untuk lantai atau pelapis dinding.
Di Pulau Jawa, batuan ini terdapat di Selatan Ciletuh, Pegunungan Jiwo, Serayu, dan
Pemalang.
e) Andesit
Andesit adalah batuan beku permukaan. Batuan lelehan dari diorit, mineralnya
berbutir halus, komposisi mineralnya sama dengan diorit, warnanya kelabu. Gunung api
di Indonesia umumnya menghasilkan batuan andesit dalam bentuk lava maupun
piroklastika. Batuan andesit yang banyak mengandung hornblenda disebut andesit
hornblenda, sedangkan yang banyak mengandung piroksin disebut andesit piroksin.
Batuan ini banyak digunakan untuk pengeras jalan, pondasi, bendungan, konstruksi
beton, dan lain-lain. Adapun yang berstruktur lembaran banyak digunakan sebagai batu
tempel.
f) Basal
Basal adalah batuan beku permukaan. Batuan lelehan dari gabro, mineralnya
berbutir halus, berwarna hitam. Gunungapi di Indonesia umumnya menghasilkan batuan
basal dalam bentuk lava maupun piroklastika. Batuan ini banyak digunakan untuk
pengeras jalan, pondasi, bendungan, konstruksi beton, dan lain-lain. Basal yang
berstruktur lembaran banyak digunakan sebagai batu tempel. Basal umumnya
berlubang-lubang akibat bekas gas, terutama pada bagian permukaannya.
g) Batukaca (Obsidian)
Batukaca adalah batuan yang tidak mempunyai susunan dan bangun kristal (metamorf).
Batukaca terbentuk dari lava yang membeku tiba-tiba, dan banyak terdapat di sekitar
gunungapi. Pada umumnya berwarna coklat, kelabu, kehitaman atau tidak berwarna
(putih seperti kaca). Batukaca yang dihancurkan dengan ukuran kecil dan dicampur
dengan semen, dapat dibuat granit buatan. Di zaman purba, batuan ini banyak digunakan
untuk membuat mata lembing, mata panah, dan lain-lain.
h) Batu Apung
Batu Apung dibentuk dari cairan lava yang banyak mengandung gas. Dengan keluarnya
gas dari cairan lava akan menimbulkan lubang-lubang atau gelembung-gelembung pada
lava yang telah membeku. Lubang-lubang ini berbentuk bola, ellips, silinder atau tak
teratur bentuknya. Dengan adanya lubang-lubang ini membuat batuapung jadi ringan. Di
Indonesia batuapung yang terkenal dihasilkan oleh Gunung Krakatau. Demikian juga
batuapung dapat dibuat dengan cara memanaskan batuan obsidian hingga gasnya keluar.
KESIMPULAN
Batuan ialah segala macam material padat yang menyusun kulit bumi/kerak bumi, baik
yang telah padu maupun lepas. Material padat dapat terjadi dari agregat mineral yang
tersusun oleh 1 macam mineral maupun dari berbagai mineral.Batu adalah material padat dari
agregat mineral yang telah padu.
Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan
membeku. Batuan beku berdasarkan genetiknya yaitu batuan ekstruksi dan batuan instrusi.
Batuan beku berdasarkan komposisi kimianya yaitu Salah satu klasifikasi batuan beku dari
senyawa oksidanya, sepreti SiO2, TiO2, AlO2, Fe2O3, FeO, MnO, MgO, CaO, Na2O, K2O,
H2O+, P2O5.
Batuan beku berdasarkan mineraloginya,biasanya dipergunakan adalah mineral kuarsa,
plagioklas, potassium feldspar dan foid untuk mineral felsik. Sedangkan untuk mafik mineral
biasanya mineral amphibol, piroksen dan olovin.
Struktur batuan beku ada 4, yaitu struktur bantal, struktur vesikular, strutur aliran, struktur
kekar. Deskripsi batuan beku dikelompokkan menjadi 5, yaitu kelompok granit, kelompok
synit, kelompok diorit, kelompok gabro dan kelompok utra basa.