Anda di halaman 1dari 19

LENDUTAN (DEFLECTION)

Lendutan adalah respon terhadap gaya vertikal yang


diaplikasikan pada perkerasan aspal.
Ada 2 prinsip cara mengaplikasikan gaya tersebut yaitu :
1. Rebound Deflection : adalah pengamatan terhadap
respon balik perkerasan, setelah aplikasi beban
dihilangkan.
Alat yang digunakan Benkelman Beam.
2. True

Deflection : pengamatan terhadap respon


langsung perkerasan pada beberapa titik, setelah
aplikasi beban impact tunggal.
Alat yang digunakan Falling Weight Deflectometer.

Benkelman Beam
Pengujian dilakukan untuk keperluan pemeliharaan
berkala yaitu penentuan tebal lapis tambahan (overlay)
yang diperlukan untuk mempertahankan atau menambah
masa layan perkerasan.
Hal yang harus diperhatikan pada pengujian Benkelman
Beam :
1.Kondisi keleluasaan area pengujian hendaknya seragam
untuk 10 titik pengambilan data dalam 1 km
2.Perlu dilakukan pengujian tambahan pada area yang
secara visual berkarakteristik lain, misal lebih rusak
kondisinya
3.Bila hasil pengukuran lendutan balik melampaui nilai
tertentu yang telah ditentukan maka perlu dilakukan
penambahan jumlah titik pengujian
4.Pengujian tambahan juga diperlukan bila terdapat
indikasi variasi nilai lendutan balik yang tinggi.

PERALATAN BB

PERALATAN BB :
1.Truk
2.Alat

Timbang

(bisa

dibawa-

bawa)
3.Alat BB terdiri dari 2 batang
dilengkapi :
- arloji pengukur,
- alat penggetar,
- alat pendatar
4.Alat penyetel BB :
- Pelat Landasan
- Pelat Penyetel,
- Engsel,

- Sekrup Pengatur
arah horizontal dan
arah vertikal,
- Tiang
- Arloji pengukur
alat penyetel
5.Pengukur Tekanan
Angin
6.Pengukur
Temperatur
7.Rol meter
8.Formulir
9.Perlengkapan
Keamanan
10.Kamera

PELAKSANAAN
Pelaksanaan :
1. Penyiapan Truk
- Beban masing-masing roda belakang ban ganda
4,08 T
- Tekanan angin ban 5,5 kg/cm2
2.Pasang batang BB ke Truk
3.Pengaturan Ketelitian alat BB
- Tempatkan BB pada bidang yang datar
- Atur kaki sehingga BB datar
- Atur alat penyetel dibawah tumit batang
pengukur
- Turunkan Tumit batang sampai pelat penyetel
- Atur kedudukan arloji Pengukur BB dan arloji alat
penyetel
- Atur kedudukan batang arloji pengukur
- Atur jarum arloji pengukur pada angka nol

4. Penyiapan Truk
- Panjang batang dari tumit batang ke sumbu O (A =
2,44 m)
- Panjang batang dari sumbu O ke arloji pengukur (B =
1,22 m)
- Panjang batang dari tumit batang ke kaki depan (C =
2,74 m)
- Panjang batang dari kaki depan ke kaki belakang (D
= 1,52 m)
A: B=2:1
5. Penentuan titik-titik Pengujian
- Jalan tanpa median, lihat pada tabel E1
- Jalan dengan median, dengan tipe 2 x 1 lajur, 2 x 2
lajur, 2 x 3 lajur maka masing-masing dianggap sebagai jalan
1 arah

6. Pengukuran Lendutan
Ada 3 jenis pengukuran yaitu
- Lendutan balik maksimum
- Lendutan balik titik belok
- cekung lendutan
Lendutan Balik Maksimum : Besarnya lendutan balik pada
kedudukan di titik kontak batang BB setelah beban berpindah
sejauh 6 m
Lendutan Balik Titik Belok : Besarnya lendutan balik pada
kedudukan di titik kontak kontak batang BB setelah beban
berpindah sejauh 0,30 m untuk penetrasi, asbuton, dan
laburan atau sejauh 0,4 m untuk beton aspal
Cekungan Lendutan :
lendutan

Kurva yang menggambarkan bentuk

a. Pengukuran Lendutan Balik Maksimum


- Tandai titik pada permukaan yang akan diuji dengan kapur
- Pusatkan salah satu ban ganda pada titik tersebut, bila
yang diuji jalur kiri maka pusatkan ban ganda kiri
- Tumit batang BB diselipkan ditengah-tengah ban ganda
tersebut sehingga tepat dibawah pusat muatan sumbu
gandar dan batang BB masih dikunci.
- Atur BB dalam keadaan datar
- Lepas kunci BB sehingga batang BB dapat dinaikturunkan
- Atur batang arloji pengukur sehingga menyinggung
dengan bagian atas dari batang belakang
- Hidupkan penggetar untuk memeriksa kestabilan jarum
arloji pengukur
- Atur jarum pada angka nol, catat sebagai Pembacaan awal
Jalankan Truk perlahan-lahan maju kedepan dengan
kecepatan maksimum 5 km/jam sejauh 6 meter, setelah truk
berhenti arloji dibaca setiap menit kecepatan perubahan
jarum 0,025 mm/menit atau setelah 3 menit. Catat
sebagai Pembacaan Akhir.
Catat Temperatur jalan (tp)dan temperatur udara
(tu)pada setiap titik pengujian, temperatur tengah (tt) dan
temperatur bawah (tb) bila perlu dicatat setiap 2 jam.

b. Pengukuran Lendutan Balik Titik Belok


- Tandai titik pada permukaan yang akan diuji dengan kapur
- Pusatkan salah satu ban ganda pada titik tersebut, bila
yang diuji jalur kiri maka pusatkan ban ganda kiri
- Tumit batang BB diselipkan ditengah-tengah ban ganda
tersebut sehingga tepat dibawah pusat muatan sumbu ganda
dan batang BB masih dikunci.
- Atur BB dalam keadaan datar
- Lepas kunci BB sehingga batang BB dapat dinaikturunkan
- Atur batang arloji pengukur sehingga menyinggung
dengan bagian atas dari batang belakang
- Hidupkan penggetar untuk memeriksa kestabilan jarum
arloji pengukur
- Atur jarum pada angka nol, catat sebagai Pembacaan awal
Jalankan Truk perlahan-lahan maju kedepan dengan
kecepatan maksimum 5 km/jam sejauh 0,30 meter, setelah
truk berhenti arloji dibaca setiap menit kecepatan perubahan
jarum 0,025 mm/menit atau setelah 3 menit. Catat
sebagai Pembacaan Antara.
Jalankan Truk perlahan-lahan maju kedepan dengan
kecepatan maksimum 5 km/jam sejauh 6 meter, setelah truk
berhenti arloji dibaca setiap menit kecepatan perubahan

c. Pengukuran Cekung Lendutan


- Tandai titik pada permukaan yang akan diuji dengan kapur
- Tempatkan truk arah kemuka sejauh 6 m d
- Letakkan Tumit batang BB pada titik yang akan diuji kemudian :
1. periksa kedudukan batang sehingga as jalan dan kaki batang
terletak pada landasa yang stabil
2. atur jarum arloji pengukur pada angka nol
- Beri tanda pada permukaan jalan mulai dari titik kontak batang
dengan jarak 10 cm, 20 cm, 30 cm, 40 cm, 50 cm, 70 cm, 100 cm, 150
cm, 200 cm dan 600 cm arah kemuka.
- Truk dijalankan mundur perlahan-lahan sehingga tumit batang
terselip diantara salah satu ban ganda belakang da truk berhenti pada
saat pusat muatan ban ganda belakang berada di atas titik kontak
belakang
- Pada waktu truk berjalan mundur dan ban ganda belakang sudah
berada 2 m didepan titik kontak batang dan diperkirakan batang tidak
akan tepat masuk diantara ban ganda yang bersangkutan maka truk
harus maju lagi untuk memperbaiki arah.
- Pada kedudukan ban ganda belakang tersebut dilakukan
pembacaan : pembacaan arloji dilakukan setiap menit sampai
kecepatan perubahan jarum lebih kecil atau sama dengan 0,025
mm/menit atau setelah 3 menit. Catat sebagai pembacaan lendutan
maksimum
- Jalan truk maju perlahan-lahan sejauh 10 cm dari titik kontak

Anda mungkin juga menyukai