Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1|
Medical
Faculty
of
Sriwijaya
University
FA KU LTA S K E D O KT E RA N
JURUSAN KEDOKTERAN UMUM
YUSDELA TRISA
04011181520176
a. Menekankan pada ketercapaian kompetensi peserta didik baik secara individual
maupun klasikal
b. Berorientasi pada hasil belajar (learning out comes) dan keberagaman
c. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang
bervariasi
d. Sumber belajar bukan guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur
edukatif
e. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau
pencapaian suatu kompetensi
Prinsip dasar kegiatan belajar mengajar yang dikembangkan dalam KBK adalah
mengembangkan kemampuan berfikir logis, kritis, kreatif, bersikap dan bertanggung
jawab pada kebiasaan dan prilaku sehari-hari melalui pembelajaran secara aktif yaitu:
a. Berpusat pada siswa
b. Mengembangkan keingintahuan dan imajinasi
c. Memiliki semangat mandiri kerjasama dan berkompetensi perlu dilatih untuk terbiasa
bekerja mandiri, kerjasama dan berkompetensi
d. Menciptakan kondisi yang menyenangkan
e. Mengembangkan kemampuan dan pengalaman belajar
f. Karakteristik mata pelajaran (Depdiknas, 2003:10)
Untuk memotivasi peserta didik belajar disarankan strategi pembelajaran
menggunakan prinsip-prinsip kebermaknaan pengetahuan dan keterampilan prasyarat,
pemodelan, komunikasi terbuka, keaslian dan tugas yang menantang, latihan yang tepat
dan aktif, penilaian tugas, kondisi dan frekuensi yang menyenangkan, keragaman
pendekatan, mengembangkan beragam kemampuan, melibatkan sehanyak mungkin
indera, keseimbangan pengaturan pengalaman belajar (termasuk refleksi dan pemberian
waktu yang 3 cukup untuk berpikir, dan memberikan kesempatan untuk membangun
sendiri gagasannya).
Pendidikan tinggi yang mengembangkan pendidikan profesi menuntut para
lulusannya kompeten dalam bidangnya contohnya kedokteran. Pendidikan tinggi
semacam itu memerlukan pembekalan yang sangat relevan dengan situasi nyata di
lapangan dalam pekerjaannya nanti. Dengan sendirinya selain pembekalan pengetahuan
yang relevan, lulusannya perlu mempunyai pengalaman beiajar yang bermakna baik
berupa keterampilan, sikap, maupun nilai-nilai moral yang relevan dengan profesi yang
akan diembannya.
Kelebihan/Keunggulan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) :
2|
Medical
Faculty
of
Sriwijaya
University
FA KU LTA S K E D O KT E RA N
JURUSAN KEDOKTERAN UMUM
YUSDELA TRISA
04011181520176
a. Mengembangkan kompetensi-kompetensi peserta didik pada setiap aspek mata
pelajaran dan bukan pada penekanan penguasaan konten mata pelajaran itu
sendiri.
b. KBK bersifat alamiah (konstekstual), karena berangkat berfokus dan bermuara
pada hakikat peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai
dengan potensinya masing-masing. Dalam hal ini peserta didik merupakan subjek
belajar dan proses belajar berlangsung secara alamiah dalam bentuk bekerja dan
mengalami berdasarkan standar kompetensi tertentu, bukan transfer pengetahuan
(transfer of knowledge).
c. Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) boleh jadi mendasari pengembangan
kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan ilmu pengetahuan dan keahlian
tertentu dalam suatu pekerjaan, kemampuan memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari, serta aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara
optimal berdasarkan standar kompetensi tertentu.
d. Mengembangakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik /siswa
(student oriented). Peserta didik dapat bergerak aktif secara fisik ketika belajar
dengan memanfaatkan indra seoptimal mungkin dan membuat seluruh tubuh serta
pikiran terlibat dalam proses belajar. Dengan demikian, peserta dapat belajar
dengan bergerak dan berbuat, belajar dengan berbicara dan mendengar, belajar
dengan mengamati dan menggambarkan, serta belajar dengan memecahkan
masalah dan berpikir. Pengalaman-pengalaman itu dapat diperoleh melalui
kegiatan mengindra, mengingat, berpikir, merasa, berimajinasi, menyimpulkan,
dan menguraikan sesuatu. Kegiatan tersebut dijabarkan melalui kegiatan
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
e. Guru diberikan kewenangan untuk menyusun silabus yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi di sekolah/daerah masing-masing sesuai mata pelajaran yang
diajarkan.
f. Bentuk pelaporan hasil belajar yang memaparkan setiap aspek dari suatu mata
pelajaran memudahkan evaluasi dan perbaikan terhadap kekurangan peserta didik
dalam kegiatan pembelajaran.
g. Penilaian yang menekankan pada proses memungkinkan peserta didik untuk
mengeksplorasi kemampuannya secara optimal, dibandingkan dengan penilaian
yang terfokus pada konten.
h. Ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam
pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama
yang berkaitan dengan keterampilan.
3|
Medical
Faculty
of
Sriwijaya
University
FA KU LTA S K E D O KT E RA N
JURUSAN KEDOKTERAN UMUM
YUSDELA TRISA
04011181520176
a. Dalam kurikulum dan hasil belajar indikator sudah disusun, padahal indikator
sebaiknya disusun oleh guru, karena guru yang paling mengetahui tentang kondisi
peserta didik dan lingkungan.
b. Konsep KBK sering mengalami perubahan termasuk pada urutan standar
kompetensi dan kompetensi dasar sehingga menyulitkan guru untuk merancang
pembelajaran secara berkelanjutan.
c. Paradigma guru dalam pembelajaran KBK masih seperti kurikulum-kurikulum
sebelumnya yang lebih pada teacher oriented.
d. Memandang kompetensi sebagai sebuah entitas yang bersifat tunggal, padahal
kompetensi merupakan a complex combination of knowledge,attitudes,
skills and values displayed in the context of task performance .(Gonczi, 1997),
sistem pengukuran perilaku yang menggunakan paradigma behaviorisme
ditenggarai tidak mampu mengukur sesuatu perilaku yang dihasilkan dari
pembelajaran bermakna (significant learning) (Barrie dan Pace,1997), dan
kendala yang dihadapi dalam mengimplementasikan KBK adalah waktu,biaya
dan tenaga yang banyak
Terdapat beragam metode pembelajaran untuk Kurikulum Berbasis Kompetensi, di
antaranya adalah: (1) Small Group Discussion; (2) Role-Play & Simulation; (3) Case
Study; (4) Discovery Learning (DL); (5) Self-Directed Learning (SDL); (6) Cooperative
Learning (CL); (7) Collaborative Learning (CbL); (8)Contextual Instruction (CI); (9)
Project Based Learning (PjBL); dan (10) Problem Based Learning and Inquiry (PBL).
4|
Medical
Faculty
of
Sriwijaya
University
FA KU LTA S K E D O KT E RA N
JURUSAN KEDOKTERAN UMUM
YUSDELA TRISA
04011181520176
dilaksanakan dibandingkan dengan pendekatan pembelajaran tradisional. Hal ini dapat
dimengerti bahwa para dokter yang nanti bertugas pada kenyataannya selalu dihadapkan
pada masalah pasiennya sehingga harus mampu menyelesaikannya. Walaupun pertama
dikembangkan dalam pembelajaran di sekolah kedokteran tetapi pada perkembangan
selanjutnya diterapkan dalan pembelajaran secara umum.
Pembelajaran berbasis masalah(PBL) bermaksud untuk memberikan ruang gerak
berpikir yang bebas kepada siswa untuk mencari konsep dan menyelesaikan masalah
yang terkait dengan materi yang disampaikan oleh pengajar. Memiliki ketrampilan
tentang alam sekitar untuk mengembangkan pengetahuan tentang proses alam
sekitar,mampu menerapkan berbagi konsep matematika untuk menjelaskan gejala alam
dan mampu menggunakan teknologi sederhana untuk memecahkan masalah yang
ditemukan pada kehidupan sehari-hari (Depdikbud:1994).
Pembelajaran Problem Based Learning mempunyai beberapa unsur-unsur yang
mendasar pada pendidikan sebagai berikut:
1. Integrated Learning
Pembelajaran mengintegrasikan seluruh bidang pelajaran
Pembelajaran bersifat menyeluruh melibatkan aspek-aspek perkembangan anak
Anak membangun pemikiran melalui pengalaman langsung
2. Contextual Learning
Anak belajar sesuatu yang nyata, terjadi, dan dialami dalam kehidupannya
Anak merasakan langsung manfaat belajar untuk kehidupannya
3. Constructivist Learning
Anak membangun pemikirannya melalui pengalaman langsung (hand on
experience)
Learning by doing
4. Active Learning
Anak sebagai subyek belajar yang aktif menentukan, melakukan dan
mengevaluasi (PLAN-DO-REVIEW)
5. Learning Interesting
Pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan bagi anak karena anak terlibat
langsung dalam menentukan masalah.
Metode pembelajaran PBL itu sendiri berlangsung dalam enam fase secara berurutan,
yaitu:
5|
Medical
Faculty
of
Sriwijaya
University
FA KU LTA S K E D O KT E RA N
JURUSAN KEDOKTERAN UMUM
YUSDELA TRISA
04011181520176
Fase 1: Pengajuan permasalahan. Soal yang diajukan seperti dinyatakan sebelumnya
harus tidak terstruktur dengan baik, dalam arti untuk penyelesaiannya diperlukan
informasi atau data lebih lanjut, memungkinkan banyak cara atau jawaban, dan cukup
luas kandungan materinya.
Fase2: Apa yang diketahui diketahui dari permasalahan? Dalam fase ini setiap
anggota akan melihat permasalahan dari segi pengetahuan yang telah dimiliki
sebelumnya. Kelompok akan mendiskusikan dan menyepakati batasan-batasan
mengenai permasalahan tersebut, serta memilah-memilah isu-isu dan aspek-aspek yang
cukup beralasan untuk diselidiki lebih lanjut. Analisis awal ini harus menghasilkan titik
awal untuk penyelidikan dan dapat direvisi apabila suatu asumsi dipertanyakan atau
informasi baru muncul kepermukaan.
Fase 3: Apa yang tidak diketahui dari permasalahan? Di sini anggota kelompok akan
membuat daftar pertanyaan-pertanyaan atau isu-isu pembelajaran yang harus dijawab
untuk menjelas permasalahan. Dalam fase ini, anggota kelompok akan mengurai
permasalahan menjadi komponen-komponen, mendiskusikan implikasinya, mengajukan
berbagai penjelasan atau solusi, dan mengembangkan hipotesis kerja. Kegiatan ini
seperti fase brainstorming dengan evaluasi; penjelasan atau solusi dicatat. Kelompok
perlu merumuskan tujuan pembelajaran, menentukan informasi yang dibutuhkan, dan
bagaimana informasi ini diperoleh.
Fase 4: Alternatif Pemecahan. Dalam fase ini anggota kelompok akan mendiskusikan,
mengevaluasi, dan mengorganisir hipotesis dan mengubah hipotesis. Kelompok akan
membuat daftar Apa yang harus dilakukan? yang mengarah kepada sumberdaya yang
dibutuhkan, orang yang akan dihubungi, artikel yang akan dibaca, dan tindakan yang
perlu dilakukan oleh para anggota. Dalam fase ini anggota kelompok akan menentukan
dan mengalokasikan tugas-tugas, mengembangkan rencana untuk mendapatkan informasi
yang dibutuhkan. Informasi tersebut dapat berasal dari dalam kelas, bahan bacaan, buku
pelajaran, perpustakaan, perusahaan, video, dan dari seorang pakar tertentu. Bila ada
informasi baru, kelompok perlu menganalisa dan mengevaluasi reliabilitas dan
kegunaannya untuk penyelesaian permasalahan yang sedang dihadapi.
Fase 5: Laporan dan Presentasi Hasil. Pada fase ini, setiap kelompok akan menulis
laporan hasil kerja kelompoknya. Laporan ini memuat hasil kerja kelompok dalam fasefase sebelumnya diikuti dengan alasan mengapa suatu alternatif dipilih dan uraian
tentang alternatif tersebut. Pada bagian akhir setiap kelompok menjelaskan konsep yang
terkandung dalam permasalahan yang diajukan dan penyelesaian yang mereka ajukan.
6|
Medical
Faculty
of
Sriwijaya
University
FA KU LTA S K E D O KT E RA N
JURUSAN KEDOKTERAN UMUM
YUSDELA TRISA
04011181520176
Misalnya, rumus apa yang mereka gunakan. Laporan ini kemudian dipresentasikan dan
didiskusikan dihadapan semua siswa.
Fase 6: Pengembangan Materi. Dalam fase ini guru akan mengembangkan materi
yang akan dipelajari lebih lanjut dan mendalam dan memfasilitasi pembelajaran
berdasarkan konsep-konsep yang diajukan oleh setiap kelompok dalam laporannya.
Dengan memperhatikan kegiatan pada setiap fase, para peserta didik
menggunakan banyak waktunya untuk mendiskusikan masalah, merumuskan hipotesis,
menentukan fakta yang relevan, mencari informasi, dan mendefinisikan isi pembelajaran
itu sendiri. Tidak seperti pembelajaran tradisional, tujuan pembelajaran dalam PBL tidak
ditetapkan dimuka. Sebaliknya, setiap anggota kelompok akan bertanggungjawab untuk
membangun isi-isu atau tujuan berdasarkan analisa kelompok tentang permasalahan yang
diberikan
Kelebihan metode pendekatan problem-based learning:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
7|
Medical
Faculty
of
Sriwijaya
University
FA KU LTA S K E D O KT E RA N
JURUSAN KEDOKTERAN UMUM
YUSDELA TRISA
04011181520176
c. Membutuhkan kemampuan pengajar yang mampu mendorong kerja siswa dalam
kelompok secara efektif, artinya pengajar memiliki kemampuan memotivasi
peserta didik yang baik.
d. Terkadang sumber yang dibutuhkan tidak tersedia dengan lengkap.
a.
b.
c.
d.
e.
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
d.
8|
Medical
Faculty
of
Sriwijaya
University
FA KU LTA S K E D O KT E RA N
JURUSAN KEDOKTERAN UMUM
YUSDELA TRISA
04011181520176
e. Membuat kita menjadi lebih mandiri.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
saling
1.4. MCQ-CBT
MCQs
(MultipleChoiceQuestions) adalah metode uji yang paling banyak digunakan
dalam menguji pemahaman tentang suatu konsep ilmu (knowsatauknowshow). MCQs
yang dikembangkan disusun dengan menggunakan konsep keyfeatures, yaitu
9|
Medical
Faculty
of
Sriwijaya
University
FA KU LTA S K E D O KT E RA N
JURUSAN KEDOKTERAN UMUM
YUSDELA TRISA
04011181520176
memfokuskan pertanyaan pada pemahaman konsepkonsep yang vital bagi keberhasilan
penanganan suatu masalah kesehatan. MCQs ini terdiri dari vignette atau skenario kasus
klinik yang diikuti dengan pertanyaan dengan 5 pilihan jawaban dengan hanya 1 pilihan
jawaban yang paling tepat/benar. Jawaban salah (disebut pengecoh/distractor) bisa salah
atau kurang tepat jika dibandingkan dengan kunci jawaban. Untuk menguji level knows
dan knowshow, MCQs memiliki validitas yang baik serta dengan jumlah sampling yang
cukup banyak juga memiliki reliabilitas yang baik.
CBT
Metode MCQs dengan komputer yang kemudian disebut computer-based testing
(CBT) memberikan tampilan yang lebih baik pada gambaran atau pencitraan pasien.
CBT juga memberikan kemudahan dalam hal scoring, analisa, maupun pelaporan
hasil.Hasil ujian dapat diproses lebih cepat dan efisien. Alternatif CBT, dalam kondisi
tertentu dimana CBT tidak dapat dilaksanakan, maka MCQ dilakukan menggunakan
Paper Based Testing (PBT). Kondisi tertentu yang dimaksud dibahas dalam petunjuk
pelaksanaan.
10 |
Medical
Faculty
of
Sriwijaya
University
FA KU LTA S K E D O KT E RA N
JURUSAN KEDOKTERAN UMUM
YUSDELA TRISA
04011181520176
yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap
adanya tujuan.
Motivasi belajar pada mulanya adalah suatu kecenderungan alamiah dalam diri
manusia, tapi kemudian terbentuk sedemikian rupa dan secara berangsur-angsur, tidak
hanya sekedar menjadi penyebab dan mediator belajar tetapi juga sebagai hasil belajar itu
sendiri (Woldkowski & Jaynes 2004).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, motivasi belajar
adalah suatu proses alamiah dari dalam diri manusia yang ditandai dengan munculnya
suatu tingkah laku terhadap suatu tujuan yang ingin dicapai dalam belajar.
2.2. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Menurut Woldkowski & Jaynes (2004) ada empat pengaruh utama dalam
motivasi belajar sesorang yaitu: budaya, keluarga, sekolah dan diri anak itu sendiri.
a. Budaya
b. Keluarga
c. Sekolah
d. Anak
Sedangkan menurut Sardiman (2006), ada beberapa cara untuk menumbuhkan
motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah:
1. Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai symbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak
siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai nilai/angka yang baik.
2. Hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidak selalau demikian
karena hadiah untuk setiap pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi
seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk suatu pekerjaan
tersebut.
3. Saingan/kompetensi
Saingan/kompetensi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong
belajar siswa.
4. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan
menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan
mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai motivasi yang cukup penting.
5. Memberikan ulangan juga merupakan sarana motivasi.
6. Mengetahui hasil
Dengan mengetahui grafik hasil belajar, maka ada motivasi pada diri siswa
untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.
7. Pujian
11 |
Medical
Faculty
of
Sriwijaya
University
FA KU LTA S K E D O KT E RA N
JURUSAN KEDOKTERAN UMUM
YUSDELA TRISA
04011181520176
Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan
mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.
8. Hukuman
Hukuman kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.
9. Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi
untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.
10. Minat
Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah
kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan
lancar kalau disertai dengan minat.
11. Tujuan yang diakui
Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, dapat menimbulkan
gairah untuk terus belajar.
2.3. Jenis Jenis Motivasi Belajar
Terdapat dua factor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar yang
dikemukakan oleh Santrock (2008)yaitu:
a. Motivasi ekstrinsik, yaitu melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu
yang lain (cara untuk mencapai tujuan), seperti imbalan dan hukuman.
b. Motivasi intrinsik, yaitu motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi
sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Terdapat dua jenis motivasi intrinsik,
yaitu:
1) Motivasi intrinsik berdasarkan determinasi diri dan pilihan
personal
2) Motivasi intrinsik berdasarkan pengalaman optimal.
12 |
Medical
Faculty
of
Sriwijaya
University
FA KU LTA S K E D O KT E RA N
JURUSAN KEDOKTERAN UMUM
YUSDELA TRISA
04011181520176
13 |
Medical
Faculty
of
Sriwijaya
University
FA KU LTA S K E D O KT E RA N
JURUSAN KEDOKTERAN UMUM
YUSDELA TRISA
04011181520176
kumpulan-kumpulan informatif pengetahuan faktual, yang tanpa ini semua ilmu-ilmu
klinik tidak dapat didirikan, dalam arti pengertian-pengertian dalam ilmu klinik sukar
dicapai tanpa bekal pengetahuan itu. Selain bekal dalam kuantitas ilmu informatif, ilmuilmu yang bersifat morfologik, misalnya anatomi, histology, patologi anatomi, dll.,
member bekal dalam kemampuan observasi dan deskripsi, sedang yang membentuk
kumpulan ilmu-ilmu yang bersifat fungsional, seperti fisiologi, biokimia, farmakologi,
dll. adalah ide-ide, teori-teori dan kesimpulan-kesimpulan, sehingga dari sinilah berasal
kemampuan berargumentasi serta menimbang-nimbang kanyataan-kenyataan, yang
merupaan inti dalam profesi kedokteran. Ilmu Kedokteran Dasar sewajarnya diberikan
dalam waktu yang tidak terlalu pendek untuk memberi kesempatan pengembangan yang
cukup.
3.2. Cara Pemberian Ilmu Kedokteran Dasar
Cara pemberian ilmu dalam Ilmu Kedokteran Dasar masih selalu merupakan
persoalan yang perlu dipecahkan. Dalam beberapa prguruan tinggi ilmu-ilmu tersebut
diberikan dalam apa yang disebut system blok, yaitu diberikan saling berurutan satu
sesuudah yang lain. Sistem ini mempunyai keuntungan bahkan dalam saat mahasiswa
mempelajari satu disiplin ilmu, perhatiannya tidak terbagi.
Tetapi umumnya sekarang ilmu-ilmu dasar, misalnya anatomi, histology,
fisiologi, dan biokimia, diajarkan bersama-sama dalam satu jangka waktu. ini
berdasarkan atas anggapan bahwa semua ilmu-ilmu preklinik saling ada hubungannya
sampai derajat tertentu, sehingga mempelajarinya masing-masing secara betul-betul
terpisah tidak ada artinya atau malah merugikan. dalam hubungan ini struktur hendaknya
dipelajari berdampingan dengan fungsi, dan sekarang semakin banyak usaha dilakukan
untuk mengkoordinasi kedua hal ini, sehingga mahsiswa mempunyai kesempatan untuk
memadukan struktur dan fungsi di dalam pikirannya sendiri dan menciptakan gambaran
yang tersusun dengan baik tntang biologi manusia.
14 |
Medical
Faculty
of
Sriwijaya
University
FA KU LTA S K E D O KT E RA N
JURUSAN KEDOKTERAN UMUM
YUSDELA TRISA
04011181520176
4. Gaya Belajar
Bagaimana cara kita belajar akan sangat mempengaruhi struktur otak kita. Hal
inilah yang kemudian kita kenal sebagai Learning Style (Gaya Belajar). Gaya belajar
dapat dibagi berdasarkan modalitas, spectrum, dan gaya terima.
Modalitas
Secara singkat, modalitas belajar adalah suatu cara bagaimana otak menyerap
informasi yang masuk melalui panca indera secara optimal. Menurut Howard Gardner
modalitas belajar tersebut dapat dikarakteristik menjadi gaya belajar Auditory, Visual,
Reading dan Kinesthetic
a. Auditory
Orang yang memiliki gaya belajar Auditory, belajar dengan mengandalkan
pendengaran untuk bisa memahami sekaligus mengingatnya. Karakteristik model belajar
ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama untuk menyerap informasi
atau pengetahuan. Artinya, untuk bisa mengingat dan memahami informasi tertentu, yang
bersangkutan haruslah mendengarnya lebih dulu. Mereka yang memiliki gaya belajar ini
15 |
Medical
Faculty
of
Sriwijaya
University
FA KU LTA S K E D O KT E RA N
JURUSAN KEDOKTERAN UMUM
YUSDELA TRISA
04011181520176
umumnya susah menyerap secara langsung informasi dalam bentuk tulisan, selain
memiliki kesulitan menulis ataupun membaca.
Beberapa ciri seorang Auditory antara lain :
Suka berbicara.
Kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya.
b. Visual
Orang yang memiliki gaya belajar Visual, belajar dengan menitikberatkan
ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu
agar mereka paham. Ciri-ciri orang yang memiliki gaya belajar visual adalah kebutuhan
yang tinggi untuk melihat dan menangkap informasi secara visual sebelum mereka
memahaminya. Konkretnya, yang bersangkutan lebih mudah menangkap pelajaran lewat
materi bergambar. Selain itu, mereka memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna,
disamping mempunyai pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik. Hanya saja
biasanya mereka memiliki kendala untuk berdialog secara langsung karena terlalu reaktif
terhadap suara, sehingga sulit mengikuti anjuran secara lisan dan sering salah
menginterpretasikan kata atau ucapan.
Beberapa karakteristik Visual adalah :
16 |
Medical
Faculty
of
Sriwijaya
University
FA KU LTA S K E D O KT E RA N
JURUSAN KEDOKTERAN UMUM
YUSDELA TRISA
04011181520176
Biasanya orang yang Visual dapat duduk tenang di tengah situasi yang ribut/ramai
tanpa merasa terganggu.
c. Reading
Orang yang memiliki gaya belajar Reading adalah orang yang belajar dengan
menitikberatkan pada tulisan atau catatan. Karakteristik ini benar-benar menempatkan
bacaan atau tulisan sebagai alat utama untuk menyerap informasi atau pengetahuan.
Artinya, untuk bisa mengingat dan memahami informasi tertentu, yang bersangkutan
haruslah membaca atau menuliskannya lebih dulu. Mereka yang memiliki gaya belajar
ini menyukai hal-hal yang berbau teoritis dan umumnya susah menyerap secara langsung
informasi dalam bentuk peragaan atau praktis. Orang yang memiliki gaya belajar
Reading biasanya memiliki karakteristik sebagai berikut.
Huruf-huruf indah dan tulisan rapi merupakan hal yang sangat berkesan bagi mereka
d. Kinesthetic
Orang yang memiliki gaya belajar, Kinesthetic mengharuskan individu yang
bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa
mengingatnya.
Orang yang memiliki gaya belajar Kinesthetic biasanya memiliki karakteristik :
17 |
Medical
Faculty
of
Sriwijaya
University
FA KU LTA S K E D O KT E RA N
JURUSAN KEDOKTERAN UMUM
YUSDELA TRISA
04011181520176
a.
18 |
Medical
Faculty
of
Sriwijaya
University
FA KU LTA S K E D O KT E RA N
JURUSAN KEDOKTERAN UMUM
YUSDELA TRISA
04011181520176
Apa yang menjadi karakteristik bagi pemikir Concret Sequensial [CS]?
b.
Menganalisis ide-ide.
Melakukan penelitian.
19 |
Medical
Faculty
of
Sriwijaya
University
FA KU LTA S K E D O KT E RA N
JURUSAN KEDOKTERAN UMUM
YUSDELA TRISA
04011181520176
Menggunakan contoh yang tepat, sebagai hasil dari penelitian yang akurat.
c.
20 |
Medical
Faculty
of
Sriwijaya
University
FA KU LTA S K E D O KT E RA N
JURUSAN KEDOKTERAN UMUM
YUSDELA TRISA
04011181520176
Apa yang menjadi karakteristik bagi pemikir Abstract Random [AR]?
Belajar sendirian.
Memberikan penjelasan.
Berkompetisi.
d.
21 |
Medical
Faculty
of
Sriwijaya
University
FA KU LTA S K E D O KT E RA N
JURUSAN KEDOKTERAN UMUM
YUSDELA TRISA
04011181520176
Rutinitas.
a. Analitik
Orang yang berpikir secara Analitik dalam memandang segala sesuatu cenderung
lebih terperinci, spesifik, terorganisasi, dan teratur. Namun kurang bisa memahami
masalah secara menyeluruh. Dalam mengerjakan tugas, seorang Analitik akan
mengerjakan tugasnya secara teratur, dari satu tahap ke tahap berikutnya. Mereka
memiliki kecenderungan untuk mengerjakan satu tugas dalam satu waktu. Orang yang
memiliki cara berpikir secara Analitik seringkali memikirkan sesuatu berdasarkan logika.
Mereka sangat sulit belajar bila ada gangguan, karena biasanya pikirannya hanya
terfokus pada satu masalah saja. Untuk mengatasi keadaan ini, sebaiknya orang yang
22 |
Medical
Faculty
of
Sriwijaya
University
FA KU LTA S K E D O KT E RA N
JURUSAN KEDOKTERAN UMUM
YUSDELA TRISA
04011181520176
memiliki cara berpikir secara Analitik belajar sendirian, baru bergabung dengan
temannya untuk bersosialisasi setelah selesai belajar.
b. Global
Orang yang berpikir secara Global cenderung melihat segala sesuatu secara
menyeluruh, dengan gambaran yang besar, namun demikian mereka dapat melihat
hubungan antar satu bagian dengan bagian yang lain. Orang yang Global juga dapat
melihat hal-hal yang tersirat, serta menjelaskan permasalahan dengan kata-katanya
sendiri. Mereka dapat melihat adanya banyak pilihan dalam mengerjakan tugas dan dapat
mengerjakan beberapa tugas sekaligus. Orang yang berpikir secara Global dapat
bekerjasama dengan orang lain. Senang memberi dan menerima pujian, bahkan mereka
cenderung memerlukan lebih banyak dorongan semangat dalam memulai mengerjakan
sesuatu. Mereka dapat menerima kritikan secara pribadi. Mereka akan mengalami
kesulitan bila harus menjelaskan sesuatu setahap demi setahap. Orang yang memiliki
cara berpikir secara Global dominan biasanya kurang memiliki kerapian, walau
sebenarnya mereka memiliki keinginan besar untuk merapikannya, namun seringkali
keinginannya kurang terlaksana. Untuk mengatasi hal ini sebaiknya mereka belajar untuk
menyederhanakan sistemnya.
DAFTAR PUSTAKA
23 |
Medical
Faculty
of
Sriwijaya
University
FA KU LTA S K E D O KT E RA N
JURUSAN KEDOKTERAN UMUM
YUSDELA TRISA
04011181520176
TASIKMALAYA/DINDIN_ABDUL_MUIZ_LIDINILLAH_%28KD-TASIKMALAYA
%29-197901132005011003/132313548%20-%20dindin%20abdul%20muiz
%20lidinillah/Problem%20Based%20Learning.pdf
Characteristics of Adult Learners. 2012.
http://online.rit.edu/faculty/teaching_strategies/adult_learners.cfm
Panduan Pelaksanaan Uji Kompetensi Bagi Mahasiswa Program Profesi Dokter.2014.
https://xa.yimg.com/kq/groups/72329636/1149212802/name/Panduan
%2BUK.docx&ved=0CC0QFjAHahUKEwi547bg9ufHAhUFA44KHVzRAJ8&usg=AF
QjCNFmGsO4eLtI0OnTvuCz00rKcms6vw&sig2=zhtPLShPIl3n_JzsysdyPw
24 |
Medical
Faculty
of
Sriwijaya
University