Anda di halaman 1dari 130

ANALISIS PROPOSAL PENGAJUAN PEMBIAYAAN

IMPLAN PADA BANK SYARIAH MANDIRI


CABANG SALATIGA
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Ahli Madya

Oleh
ROBIATUL AWALIYAH
NIM: 201 10 012

PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH


JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2013

ii

KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 32706 Fax. 323433 Kode pos. 50721 Salatiga
http//www.stainsalatiga.ac.id e-mail:akademik@stainsalatiga.ac.id

LEMBAR PERSETUJUAN
Lamp : 3 (tiga) eksemplar
Hal

: Pengajuan Naskah Tugas Akhir


Kepada
Yth. Ketua STAIN Salatiga
Di tempat
Asalamualaikum Wr.Wb
Setelah memperoleh berbagai pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan,
maka tugas akhir di bawah ini:
Nama : Robiatul Awaliyah
Nim

: 201 10 012

Judul

: Analisis Proposal Pengajuan Pembiayaan Implan Pada Bank Syariah


Mandiri Cabang Salatiga

Dapat diajukan dalam Sidang Munaqasah.


Wassalamualaikum Wr.Wb

iii

KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 32706 Fax. 323433 Kode pos. 50721 Salatiga
http//www.stainsalatiga.ac.id e-mail:akademik@stainsalatiga.ac.id

TUGAS AKHIR
ANALISIS PROPOSAL PENGAJUAN PEMBIAYAAN IMPLAN PADA
BANK SYARIAH MANDIRI CABANG SALATIGA
DISUSUN OLEH
ROBIATUL AWALIYAH
201 10 012
Telah dipertahankan di hadapan Panitia Dewan Penguji Tugas Akhir
Jurusan Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga,
pada tanggal 29 Agustus 2013 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna
memperoleh gelar Ahli Madya Ekonomi Islam (A.Md E.Sy)

iv

KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 32706 Fax. 323433 Kode pos. 50721 Salatiga
http//www.stainsalatiga.ac.id e-mail:akademik@stainsalatiga.ac.id

LEMBAR PERSEMBAHAN

Dalam segala proses hidup serta proses penyelesaian Tugas Akhir


penyusun memperoleh dukungan dan doa dari berbagai pihak. Sebagai bentuk
apresiasi, saya persembahkan Tugas Akhir ini kepada:
1. Kedua orangtua, Bapak Suadi dan Ibu Suyat Mini, serta adikku Salma
Sabilla. Keluarga besar Alm. Bapak Sukiman dan Alm. Bapak
Ridwan.
2. Saudara, sahabat, serta motivator terhebat, kawan-kawan STAIN
Music Club (SMC). Khususnya teman-teman angkatan Zealous
(Nanda, Inas, Irsa, Laela, Wini, Anis, Tika, Ika, Andre, Ageng, Lukas,
Dongong, Rizal). Teman-teman LETS PLAY, LADIES NOISE
(Maya, Marsel, Nana, Ella), kakak-kakakku (Tuba, Zulfi, Ari, Udin,
White, Pakjo, Danang, Teguh), dan cewek-cewek VOICE ALTO yang
tak henti memberi pengertian, semangat, motivasi, dan hiburan.
Precious One, Syaiful Azhar atas bantuan dan doa yang saling
terpanjatkan.
3. Sahabatku yang selalu membuatku tersenyum dan selalu menagih
traktiran atas wisudaku. My Lovely Best Friends, Harnum, Diva, Gee,
Imam, Hell, Uhad, Upik, Pepi, Fitri, Yuni, Qjul, Tenggek, Panjul,
Gejrod, Eek, Tiwi.
4. Teman-teman Kampus STAIN lainnya, terutama Genk Chorow, Egha
dan Kejus. Serta teman-teman D-III Perbankan Syariah yang
kepanjangan jika disebut satu per satu. Terima kasih untuk segala
dukungannya.

vi

MOTTO

TIDAK PERLU BELI MOBIL UNTUK BISA MENYETIR,


NAMUN JANGAN MENYETIR
JIKA TANPA TUJUAN

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penyusun haturkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan
tugas akhir yang berjudul Analisis Proposal Pembiayaan Implan Pada Bank
Syariah Mandiri Cabang Salatiga .
Shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw yang
senantiasa kita harapkan syafaatnya kelak dihari kiamat. Terselesaikannya tugas
akhir ini merupakan sebuah apresiasi bagi berbagai pihak yang selama ini turut
membimbing penyusun dalam perkuliahan hingga penyelesaian tugas akhir.
Penyusun menyadari bahwa proses pembuatan tugas akhir ini tidaklah
mudah dan memiliki banyak kendala. Sehingga penyusunan tugas akhir ini
sangatlah jauh dari kesempurnaan dan tak luput dari kekurangan-kekurangan.
Dengan rendah hati, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dan memperbaiki karya ilmiah ini sehingga menjadi lebih baik dalam
penyusunan di masa mendatang.
Banyak bimbingan serta arahan yang diperoleh dari beberapa pihak demi
terwujudnya tugas akhir ini sebagai syarat lulus dari Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri Salatiga. Untuk itu, penyusun ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini
khususnya kepada:

viii

1. Bapak Dr. Imam Sutomo,M.Ag selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama


Islam Negeri Salatiga.
2. Bapak Drs. H. Mubasirun, M.Ag selaku Ketua Jurusan Syariah
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.
3. Bapak Abdul Aziz N.P, S.Ag, M.M selaku Ketua Program Studi
Perbankan Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Salatiga.
4. Bapak Anton Bawono, S.E, M.Si selaku Pembimbing Akademik,
terima kasih atas saran, koreksi, arahan, dan motivasinya.
5. Bapak/Ibu Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga yang
telah memberikan ilmunya dengan tulus dan ikhlas.
6. Bapak Sri Wijono Aji Nugroho, S.E selaku Kepala Cabang, bapak
Wisudoto Patria, selaku Acoount Officer dan juga kepada segenap Staf
Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga.
7. Ayahanda dan Ibunda (Suadi dan Suyat Mini) beserta adik serta
keluarga terdekat yang penuh kasih sayang telah berusaha memberikan
motivasi,

doa

serta

dalam

menempuh

kehidupan

khususnya

perkuliahan ini. Semoga Allah memberi rahmat dan hidayahnya


kepada mereka. Amin.
8. Teman-teman Progdi Perbankan Syariah, teman-teman STAIN Musik
Club, terima kasih telah memberikan motivasi serta kesan yang tidak
akan pernah terlupakan dalam hidup penyusun yaitu kekompakan,
keceriaan dan semangat.

ix

9. Semua pihak yang penyusun tidak bisa disebutkan satu persatu yang
selama ini telah membantu penyusun, semoga amal ibadah mereka
dijadikan sebagai amal kebajikan oleh Allah SWT. Amin.
Akhir kata, penyusun harap tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi
penyusun khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Semoga segala bantuan,
doa dan motivasi dari berbagai pihak yang telah membantu penyelesaian tugas
akhir ini mendapat ridha dari Allah SWT. Amin.
Salatiga, 4 September 2013
Penyusun

Robiatul Awaliyah

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .........................................

ii

LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI .................................................. iii


PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................... iv
LEMBAR PERSEMBAHAN ................................................................

M O T T O ... ......................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................... vii
DAFTAR ISI .........................................................................................

DAFTAR TABEL .................................................................................. xiii


DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xv
ABSTRAK ... ......................................................................................... xvi
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...........................................................................

B. Rumusan Masalah ......................................................................

C. Tujuan Penelitian .......................................................................

D. Penelitian Terdahulu ..................................................................

E. Jenis dan Metode Penelitian........................................................ 10


F. Manfaat Penelitian ..................................................................... 13
G. Batasan Masalah.......................................................................... 14
H. Sistematika Penulisan ............................................................... 15

xi

BAB II: Landasan Teori


A. Telaah pustaka ............................................................................. 16
1. Perbankan Syariah................................................................. 16
2. Analisis Pembiayaan ............................................................. 18
3. Jenis-jenis Pembiayaan Bank Syariah................................... 21
4. Pembiayaan BSM Implan ..................................................... 23
5. Teori Penghitungan Plafond Pembiayaan Implan ................ 34
6. Analisis 5C dan 7A ............................................................... 37
7. Prosedur Pembiayaan ............................................................ 45
B. Kerangka Teoritik........................................................................ 49
BAB III LAPORAN OBJEK
A. Lokasi Penelitian ......................................................................... 50
B. Paparan data Hasil Penelitian ...................................................... 50
1.

Sejarah Bank Syariah Mandiri (BSM) ................................ 50

2.

Profil Perusahaan.................................................................. 53

3.

Visi dan Misi ........................................................................ 54

4.

Struktur Organisasi............................................................... 56

BAB IV ANALISIS DATA


A. Tahapan Pelaksanaan Pembiayaan Implan.................................. 57
B. Tahap Prospek, Permohonan dan Investigasi .............................. 60

xii

C. Analisis Proposal Pembiayaan Implan ........................................ 61


1.

Analisis 7A ........................................................................... 61

2.

Analisis 5C ........................................................................... 70

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................. 83
B. Saran ........................................................................................... 84
DAFTAR KATA
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : BSM PKPA ....................................................................... 25


Gambar 3.1 : Struktur Organisasi BSM Cabang Salatiga ....................... 56
Gambar 4.1 : Proses Pembiayaan Implan ............................................... 57
Gambar 4.2 : Skema Pembiayaan Implan ............................................... 58
Gambar 4.3 : Analisis 5C ........................................................................ 70
Gambar 4.4 : BI Checking 1 ................................................................... 71
Gambar 4.5 : BI Checking 2 ................................................................... 72
Gambar 4.6 : BI Checking 3 ................................................................... 73
Gambar 4.7 : BI Checking 4.................................................................... 73

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Perbedaan BSM Implan dan BSM PKPA............................. 25


Tabel 2.2 : Tujuan BSM Implan ............................................................. 27
Tabel 2.3 : Ketentuan Umum BSM Implan ............................................ 29

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Formulir Permohonan Pembiayaan


Lampiran 2: Nota Analisa Pembiayaan
Lampiran 3: Nota Analisa Pembiayaan Pola Channeling
Lampiran 4: Surat Edaran Pembiayaan
Lampiran 5: Nota Pembimbing
Lampiran 6: Dokumentasi (Foto)

xvi

ABSTRAK
Robiatul Awaliyah. 2013. TUGAS AKHIR. Judul: ANALISIS PROPOSAL
PENGAJUAN IMPLAN PADA BANK SYARIAH
MANDIRI CABANG SALATIGA
Pembimbing : Anton Bawono,S.E,M.Si
Kata Kunci : Bank Syariah, Pembiayaan Implan
Pembiayaan merupakan penyaluran dana yang dilakukan oleh bank kepada
nasabah kekurangan dana. Sebelum bank menentukan sebuah pembiayaan,
terlebih dahulu calon nasabah harus memenuhi ketentuan yang dimiliki oleh bank.
Setelah beberapa persyaratan dipenuhi, maka pihak bank akan melakukan
penganalisaan terhadap proposal yang diajukan. Beberapa model analisis data
seperti Analisis 7A DAN 5C direkomdasikan untuk mengetahui keadaan calon
nasabah. Sehingga resiko yang mungkin dihadapi oleh bank dapat terakomodir.
Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif dengan tujuan untuk
mendeskripsikan aplikasi 7A dan 5C pada proposal pembiayaan yang diajukan
calon nasabah. Selain itu metode ini membantu peneliti untuk memperoleh
berbagai informasi tentang ketentuan dan persyaratan yang harus dipenuhi pada
proposal pembiayaan. Dengan metode kuantitatif yang digunakan secara
bersamaan, membantu penyusun untuk melakukan analisa terhadap aspek
keuangan yang dimiliki oleh calon nasabah.
Analisis 5C (Caracter, Capital, Capacity, Collateral, dan Condition of
Economic) yang diterapkan oleh BSM Cabang Salatiga dalam menganalisis
pembiayaan benar-benar diterapkan dan analisis ini dalam prakteknya untuk lebih
memfalidkan data, maka dikembangkan lagi dan ditambah dengan adanya analisis
7A. Adapun analisis 7A tersebut meliputi: Aspek hukum/legalitas, Aspek
Manajemen, Aspek Tekhnik atau Produksi, Aspek Pemasaran, Aspek Keuangan,
Aspek Jaminan, dan Aspek Sosial Ekonomi-AMDAL. Namun dalam prakteknya
terdapat ketentuan yang berbeda pada Analisis 7A, karena BSM Cabang Salatiga
melakukan penyesuaian dengan jenis produk yang sedikit lebih berbeda dengan
jenis pembiayaan lain. Dalam hal ini sasaran pembiayaan merupakan dinas
pendidikan sehingga beberapa aspek tidak diikutsertakan, yakni Aspek Pasar dan
Pemasaran, Aspek Sosial Ekonomi dan Aspek AMDAL.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perbankan sebagai lembaga penghimpun dan penyalur dana
memiliki berbagai jenis jasa yang menawarkan berbagai kemudahan pada
manusia untuk memenuhi kebutuhan akan modal kerja, kebutuhan
konsumtif, tabungan masa depan, maupun sekedar memenuhi kebutuhan
hiburan semata. Banyak harapan yang ditujukan pada lembaga ini.Baik
dari masyarakat umum, investor, wirausahawan, maupun pemerintah.
Yang dimaksud dengan Perbankan adalah segala sesuatu yang
menyangkut bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan
proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Sedangkan bank adalah
salah satu badan usaha finansial yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup masyarakat banyak. (Darmawi, 2011 : 1)
Bank merupakan salah satu faktor yang dapat membantu
tergeraknya perekonomian di negara kita. Seperti kita ketahui kebutuhan
akan sandang dan pangan sangatlah tinggi, sedangkan tingkat keinginan
masyarakat akan kebutuhan tersier semakin meningkat seiring dengan

perkembangan teknologi. Semakin tinggi gaji yang diperoleh bukan


menjadikan semakin terjaminnya kehidupan masyarakat namun justru
memicu tingginya tingkat konsumerisme yang menuju titik dimana gaji
yang diterima masih belum cukup untuk memenuhi keinginan tersebut.
Kenyataan ini diperoleh setelah melihat fenomena pada beberapa
bank, dimana para pegawai pemerintahan masih mengharap dana
tambahan untuk memenuhi kebutuhan konsumtif maupun wirausaha.
Dapat dilihat bahwa rincian gaji yang diterima seorang pegawai
pemerintahan pun ternyata masih belum dapat memenuhi seluruh
kebutuhan pegawainya.Maka dari itu pihak bank perlu meneliti secara
lebih lanjut penggunaan pembiayaan yang diajukan oleh pegawai.
Sebagai lembaga penggerak perekonomian negara, tidaklah mudah
untuk mempertahankan konsistensi dan kedisiplinan administratif demi
kelancaran kegiatan dan tentunya mengurangi tingkat kesalahan akan
keputusan pemberian pembiayaan. Bank sebagai lembaga penyalur dana
perlu mengetahui motivasi serta tujuan penggunaan dana.
Pemberian pembiayaan yang kurang mendapat informasi yang
akurat dapat menjadikan pembiayaan tersebut gagal.Pembiayaan dapat
dikatakan gagal apabila pembiayaan tersebut mengalami macet, atau yang
kita pahami sebagai tagihan yang menunggak.Maka dari itu perlu adanya
prosedur yang digunakan dalam sebuah perbankan.Hal ini dimaksudkan
supaya bank dapat memprediksikan tingkat resiko yang mungkin dapat

terjadi akibat pemberian pembiayaan.Seluruh pembiayaan memiliki


tingkat resiko tertentu yang dapat diantisipasi bank melalui seleksi
administratif yang ketat dan konsisten demi mengurangi resiko tersebut.
Perusahaan atau organisasi yang bergerak di bidang jasa
peminjaman dana atau yang kita sebut dengan pembiayaan pasti memiliki
prosedur

pembiayaan

untuk

menghindari

kesalahan

pengambilan

keputusan. Salah satu masalah yang perlu diperhatikan dalam hal ini
adalah analisis proposal pengajuan pembiayaan.
Proposal pengajuan pembiayaan diharapkan mengandung beberapa
unsur yang nantinya dapat membantu bank untuk memperoleh informasi
mengenai

calon

debitur.

Ketiga

unsur

pokok

tersebut

adalah

(Darmawi,2011:106):
1. Untuk apa dana kredit itu akan dipergunakan oleh peminjam.
2. Sumber dana yang primer untuk melunasi kredit itu.
3. Sumber dana sekunder yang akan dipakai untuk membayar
kembali kredit.
Jika salah satu dari ketiga hal tersebut tidak memenuhi kriteria
yang diinginkan oleh bank, maka tidak akan dilakukan pencairan atas
proposal tersebut. Namun dalam penilaiannya, sebuah bank tidak akan
berhenti sampai disitu, namun banyak faktor lain yang dipertimbangkan.
Faktor-faktor lainnya tidaklah sama antara satu bank dengan bank lainnya.

Perbedaan tersebut terjadi karena perbedaan managemen yang mengatur


berjalannya suatu bank.
Beberapa faktor lainnya dapat diperoleh dari wawancara maupun
penelitian lapangan oleh pihak bank. Dari wawancara dan penelitian
lapangan tersebut harus memenuhi beberapa poin (Darmawi,2011:108)
sebagai berikut:
1. Karakter si pemohon kredit.
2. Kewenangan (kapasitas) si pemohon untuk melakukan pinjaman.
3. Kapital yang sudah dimiliki.
4. Kemampuan perusahaan untuk mengeluarkan laba.
5. Kualitas manajemen perusahaan yang bersangkutan.
6. Kolateral yang dapat dikuasai oleh bank.
7. Kondisi perekonomian.
Ketujuh poin diatas dianggap sangat penting bagi kelanjutan
pembiayaan yang diberikan. Seorang nasabah yang memiliki karakter yang
baik, dalam artian ia jujur, bertanggungjawab, serta memiliki komitmen
tentu saja sangat mempermudah pelunasan suatu pembiayaan. Namun
karakter yang baik tidaklah menjadi acuan utama.Berbagai poin yang
tercantum saling terkait satu dengan lainnya.Seluruh poin yang telah
disebutkan diatas haruslah dapat terpenuhi supaya mampu mencapai
sebuah pembiayaan yang berkualitas.

Selain poin diatas, terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan untuk


dapat memberikan kelancaran serta kenyamanan dalam proses pembiayaan
yaitu fasilitas kredit. Adapun unsur yang terkadung dalam fasilitas kredit
adalah kepercayaan, kesepakatan, jangka waktu, resiko, dan balas jasa
(Kasmir, 2002: 103-104).
Lalu bagaimana penerapan teori-teori diatas ke dalam praktek
perbankan?Perlu kajian yang lebih dalam untuk mengetahui jawaban atas
pertanyaan

tersebut.Dalam

kesempatan

ini

penyusun

mengkaji

pembiayaan implan pada Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga.Produk


implan merupakan sebuah produk yang cukup mendapat respon baik dari
sebagian besar nasabah pembiayaan bank tersebut.Pembiayaan implan
adalah sebuah produk pembiayaan yang ditujukan kepada pegawai instansi
Negara maupun swasta.Dimana calon nasabah menjaminkan Surat
Keterangan Pegawai untuk memperoleh pembiayaan tersebut.
Dengan melihat secara sederhana akan terlihat bahwa pembiayaan
ini dirasa tidak memiliki resiko yang cukup tinggi mengingat nasabah
merupakan pegawai yang memiliki penghasilan tetap. Namun tidak ada
pembiayaan yang tidak memiliki resiko.Terdapat banyak hal yang harus
terpenuhi untuk menunjukkan potensi pembiayaan.
Bank syariah mandiri sangat menyadari akan pentingnya
penganalisaan terhadap calon nasabah pembiayaan. Pemberlakuan
prosedur dan syarat-syarat terhadap pembiayaan Implan diharap mampu

menghasilkan pembiayaan yang berkualitas.Selain prosedur yang harus


dilaksanakan sesuai komitmen, analisis terhadap calon nasabah sangat
menentukan

kualitas

pembiayaan

bank.Gagalnya

suatu

analisismenyebabkan kesalahan presepsi bank terhadap nasabah maupun


sebaliknya.
Analisis yang dilaksanakan terhadap produk Implan tidak jauh
berbeda dengan produk pembiayaan lainnya. Dirasa bank tidak akan
menemui kesulitan yang berlebih pada produk ini. Namun, prinsip kehatihatian perlu tetap dijunjung tinggi untuk mengurangi kemungkinan merugi
pada bank.
Standar yang diinginkan untuk memenuhi sebuah pembiayaan
yang berkualitas, perlu diketahui oleh pihak bank dan nasabah. Hal ini
dimaksudkan supaya terdapat persamaan presepsi atas suatu pembiayaan
sehingga dapat mempermudah jalannya pembiayaan pada waktu
mendatang. Sebuah solusi untuk mempermudah hal tersebut adalah
dengan mengkaji sebuah proses penganalisaan suatu proposal pembiayaan.
Melalui
mendeskripsikan

penelitian
syarat

tersebut,
dan

dimaksudkan

ketentuan

produk

bank

mampu

pembiayaan

Implan.Sehingga lebih mudah bagi calon nasabah untuk dapat memenuhi


dan memahami maksud dan tujuan dari penganalisaan pembiayaan.
Masih banyak pihak yang kurang mengetahui untuk apa
penganalisaan dilakukan. Terutama dari pihak calon nasabah, seringkali

memaksakan

diri

untuk

memperoleh

produk

pembiayaan

tanpa

mengetahui bagaimana kelanjutan bagi dirinya sendiri maupun bank.Maka


dari itu, penelitian atas produk pembiayaan, dalam hal ini produk Implan,
dirasa sangat menarik untuk dilakukan.
Berdasarkan berbagai latar belakang yang telah disebutkan diatas,
penyusun tertarik untuk mengambil judul ANALISIS PROPOSAL
PENGAJUAN PEMBIAYAAN IMPLAN PADA BANK SYARIAH
MANDIRI CABANG SALATIGA.
Sebuah pembiayaan terwujud atas kesepakatan antara pihak bank
maupun nasabah.Sehingga sangat diharuskan adanya sebuah kesepakatan
mengenai

keuntungan

yang

diperoleh

dari

masing-masing

pihak.Penyusunberharap, melalui penelitian yang dilakukan mampu


memberi keuntungan bagi banyak pihak.
B. Rumusan Masalah
Dari berbagai latar belakang yang telah penyusun sampaikan diatas
maka muncul beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tahapan pelaksanaan pembiayaan Implan pada Bank
Syariah Mandiri Cabang Salatiga?
2. Bagaimana proses analisis yang dilakukan terhadap sebuah
proposal pengajuan Implan?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah:
1. Mengetahui tahapan pengajuan pembiayaan Implan pada Bank
Syariah Mandiri Cabang Salatiga.
2. Menganalisis sebuah proposal pengajuan pembiayaan Implan.
D. Penelitian Terdahulu
Dari hasil analisis yang dilakukan oleh Nurul melalui skripsinya
yang berjudul APLIKASI 6CDALAM ANALISIS PEMBIAYAAN
MURABAHAH DI BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) CABANG
MALANG, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Adapun analisis 6C yang ada di BSM Cabang Malang, yakni
Caracter, Capital, Capacity, Collateral, Condition of Economic dan
Constraint. Analisis 6C yang diterapkan oleh BSM Cabang Malang
dalam

menganalisis

pembiayaan

murabbahah

benar-benar

diterapkan dan analisis ini dalam prakteknya untuk lebih


memfalidkan data, maka dikembangkan lagi dan ditambah dengan
adanya analisis 7A. Adapun analisis 7A tersebut meliputi: Aspek
hukum/ legalitas, Aspek Manajemen, Aspek Tekhnik atau Produksi,
Aspek Pemasaran, Aspek Keuangan, Aspek Jaminan, dan Aspek
Sosial Ekonomi-AMDAL.
2. Dalam penilaian analisis 6C Account Officer (AO) di lapangan akan
membuat

analisis

kelayakan

nasabah

dari

berbagai

segi.

AccountOfficer juga akan menilai dengan apa adanya sesuai apa


yang ada dilapangan (obyektif). Sifat kehati-hatian merupakan
prinsip yang dianut oleh petugas lapangan (AO) BSM Cabang
Malang. Adapun masalah yang timbul pada aplikasi 6C dalam
analisis pembiayaan murabahah di BSM Cabang Malang, masih
ada permasalahan dalam aplikasi 6C-nya, salah satu masalah yang
terjadi adalah pada jaminan atau collateral. Adapun kebijakan dari
BSM Cabang Malang untuk menyelesaikan permasalahan tersebut
adalah: 1) Membaca permasalahan yang terjadi pada nasabah
tersebut, apakah masih ada I tikat/ kemauan untuk membayar. 2)
Adapun

untuk

mempunyai

penyelesaian

model-model

masalah

tersebut

penyelamatan

dan

pihak

BSM

penyelesaian

pembiayaan bermasalah. Seperti: Penyehatan pembiayaan melalui


Rescheduling dan Restruring, Penyelamatan pembiayaan melalui
Reconditioning, dan yang terakhir adalah dengan cara penyelesaian
pembiayaan melalui saluran hukum.
Dalam penelitian yang cukup terkait yang dilakukan oleh Lika Nur
Ahtofareni (2010) melaui skirpsinya yang berjudul Analisis Pelaksanaan
Pembiayaan Implan PadaBank Syariah Mandiri(Studi Pada PT. Bank
Syariah Mandiri Kantor CabangPembantu Pasuruan) menghasilkan
kesimpulan Bahwa analisis pelaksanaan pembiayaan implan pada Bank
Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Pasuruan adalah dengan
menggunakan analisis 5C+6A dan aspek internal Bank Syariah Mandiri

10

Kantor Cabang Pembantu Pasuruan yang meliputi komposisi dan kualitas


SDM. Pelaksanaan pembiayaan implan pada BSM KCP Pasuruan
menggunakan pola chaneling, yaitu pihak BSM KCP Pasuruan hanya
sebagai

penyalur

saja,

dan

yang

bertanggung

jawab

adalah

perusahaan/instansi tempat karyawan itu bekerja. Hal diatas dilaksanakan


dengan mudah, karena persyaratannya juga mudah, sehingga pelaksanaan
pembiayaan implan ini membawa kemudahan bagi nasabah. Dengan
menitikberatkan pada kemudahan bagi nasabah, pembiayaan implan
konsumtif tanpa agunan ini membawa kontribusi terhadap pendapatan
sebesar 38,25%.
E. Jenis Dan Metode Penelitian

1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif, menurut Hasan
(2000:13-14) penelitian deskriptif adalah penelitian yang mempelajari
masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam
masyarakat serta situasi-situasi termasuk tentang hubungan-hubungan,
kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses
yang sedang berlangsung dan pengaruhpengaruh suatu fenomena.
Sedangkan penelitian kuantitatif menurut Wikipedia bahasa
Indonesia adalah adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagianbagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian
kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model
matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena

11

alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian


kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara
pengamatanempiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan
kuantitatif.
2. Metode Pengumpulan Data
Agar dapat diperoleh data-data yang dapat diuji kebenarannya,
relevan dan lengkap, maka peneliti menggunakan instrumen sebagai
berikut:
a. Studi Kepustakaan, yaitu dengan membaca beberapa literatur
buku yang ada kaitannya dengan tema dan judul penelitian.
Dalam hal ini peneliti menggunakan teori untuk membahas
permasalahan yang ada, misalnya teori bank syariah, penerapan
pembiayaan implan dan lain sebagainya.
b. Studi Lapangan
1) Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu.Dokumen bisa berbentuk tulisan, atau karya-karya
monumental dari seseorang. (Sugiono,2008:240). Peneliti
menggunakan teknik dokumentasi sebagai sarana untuk
mendapatkan data tentang pembiayaan Implan, analisis
pembiayaan
mendukung.

Implan,

serta

data-data

lainnya

yang

12

Sedangkan

menurut

Arikunto

(2002:206)

dokumentasi adalah metode yang dipakai untuk mencari


data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
transkip, baku, surat kabar, agenda dan lain sebagainya.
Data ini berupa: faktur, jurnal, surat-surat, notulen hasil
rapat, menu atau dalam bentuk laporan program. Dari
dokumen-dokumen yang ada peneliti akan memperoleh
data tentang sejarah berdirinya BSM, struktur organisasi,
jobdiscription, visi dan misi, kegiatan operasionalnya, serta
penerapan analisis pembiayaan yang digunakan oleh Bank
Syariah Mandiri Cabang Salatiga.
2) Wawancara
Wawancara adalah cara memperoleh data dengan
tanya jawab secara langsung kepada pihak Bank Syariah
Mandiri Cabang Salatiga tentang pembiayaan Implan yang
terkait

dengan

prosedur

pelaksanaan,

prinsip-prinsip

pembiayaan, analisis data, dan data-data terkait lainnya.


Dalam hal ini, penyusun memperoleh narasumber dari
marketing pembiayaan terkait, dan Account Officer (AO).
3) Observasi
Observasi
(2002:134)

adalah

atau

pengamatan

metode

menurut

pengumpulan

data

Bungin
yang

digunakan untuk menghimpun data penelitian, data-data

13

penelitian tersebut dapat diamati oleh peneliti. Dalam arti


bahwa data tersebut

dihimpun melalui

pengamatan

penelitian dengan menggunakan panca indra. Peneliti


melakukan pengamatan langsung dalam kegiatan penerapan
pelaksanaan pembiayaan Implan di Bank Syari ah Mandiri
Cabang Salatiga.
F. Manfaat Penelitian
Diharap melalui penelitian dan penyusunan tugas akhir ini dapat
memberikan manfaat bagi penyusun pada khususnya, serta bagi akademisi
dan masyarakat pada umumnya mengenai produk pembiayaan implan.
1. Bagi Penyusun
Penelitian
mempraktekan

diharap
teori

yang

mampu
telah

mengembangkan
diterima

pada

dan

bangku

perkuliahan.Serta menambah kemampuan baru dalam menganalisa


sebuah proposal pengajuan pembiayaaan pada Bank Syariah
Mandiri Cabang Salatiga.

14

2. Bagi Akademisi
Penelitian diharap dapat memberikan informasi bagi
akademisi mengenai produk pembiayaan pada Bank Syariah
Mandiri dan praktik penganalisaannya dalam hal ini produk
pembiayaan implan.Sekaligus sebagai sumber pembanding antara
teori yang dipelajari dengan praktek yang dijalankan.
3. Bagi Masyarakat
Penelitian

diharap

mampu

memperkenalkan

produk

pembiayaan implant kepada masyarakat luas sehingga menjadi


sebuah referensi baru dalam dunia perbankan.
G. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, penyusun mencoba meneliti mengenai
analisis proposal pembiayaan implan yang diajukan oleh calon nasabah
Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga.Perlu adanya batasan masalah
untuk lebih mempermudah penelitian ini untuk lebih efektif dan efisien.
Pembatasan penelitian pada tugas akhir ini yaitu pada syarat
pengajuan pembiayaan implan bagi institusi dan perorangan, serta analisis
terhadap proposal yang diajukan.Baik institusi maupun perorangan.

15

H. Sistematika Penulisan
Penyusunmembatasi penyusunan ini kedalam lima bab. Bab
pertama adalah Bab Pendahuluan Dalam bab ini diuraikan tentang Latar
Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan
Penelitian, Metode Penelitian, Kerangka Pemikiran, Batasan Masalah,
Objek Penelitian, Sistematika Penulisan.
Bab selanjutnya adalah Landasan Teori. Dalam bab ini diuraikan
tentang

Pengertian

Bank,

Pengertian

Pembiayaan,

Jenis-Jenis

Pembiayaan, dan Jenis Pembiayaan Implan.


Bab ketiga adalah Laporan Objek. Dalam bab ini diuraikan tentang
Sejarah Objek Penelitian dan Susunan Organisasi.
Bab keempat adalah Analisis Data. Dalam bab ini membahas
mengenai Tinjauan Umum terhadap Produk Pembiayaan Implan Bank
Syariah Mandiri, Pengolahan dan Analisis Data, Pembahasan.
Bab terakhir adalah Penutup. Dalam bab ini penyusun menyajikan
kesimpulan dan saran. Kesimpulan diambil berdasarkan pada penelitian
yang dilakukan melalui analisis data.

16

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
1. Perbankan Syariah
a. Pengertian Bank Syariah
Bank Syariah adalah Bank Umum yang melaksanakan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran
(UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 tahun
1992 tentang Perbankan).
Menurut Ascarya (2007:2) secara umum bank syariah
dapat didefinisikan sebagai bank dengan pola bagi hasil yang
merupakan landasan utama dalam segala operasinya, baik
dalam produk pendanaan, pembiayaan, maupun dalam produk
lainnya.
Dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang
perubahan Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang
Perbankan. Bank yang berprinsip syariah adalah bank umum
yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip
syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran. Prinsip syariah adalah aturan perjanjian
berdasarkan syariat islam antara bank dan pihak lain untuk
menyimpan dana atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan

17

lainnya yang sesuai dengan syariat. Usaha bank syariah adalah


pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah),
pembiayaan berdasarkan usaha patungan (musyarakah), jual
beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau
pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa (ijarah).
Dari beberapa pengertian diatas, kegiatan perekonomian
dianjurkan menggunakan prinsip bagi hasil, prinsip jual beli,
maupun sewa. Prinsip lain yang dianggap merugikan, seperti
bunga, tidak diperkenankan dalam kegiatan bank syariah.
Diharapkan dengan berjalannya sistem syariah, mampu
mengurangi eksploitasi dana oleh pihak bank secara berlebih
sehingga memberatkan nasabah.
b. Fungsi Pokok Bank Syari ah
Perbankan

Syariah

merupakan

lembaga

yang

melaksanakan tiga fungsi utama selayaknya Bank umum lain,


yaitu menerima simpanan dana, menyalurkan dana dan
memberikan jasa pengiriman uang.
Dalam Pasal 3 dan 4 Undang -Undang Perbankan
menyebutkan fungsi dan tujuan Perbankan Indonesia, yaitu:
1) Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai
penghimpun dan penyalur dana masyarakat.
2) Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan

18

pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas


nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat
banyak.
Di

dalam

sejarah

perekonomian

umat

Islam,

pembiayaan yang dilakukan dengan akad yang sesuai syariah


telah menjadi bagian dari tradisi umat Islam sejak zaman
Rasulullah SAW.Bentuk akad seperti menerima titipan,
meminjamkan uang dan pembiayaan usaha, serta melakukan
berbagai akad terkait dengan jasa keuangan sudah merupakan
bagian dari kehidupan muamalat saat itu.Dengan demikian,
fungsi utama perbankan modern seperti menerima deposit,
memberikan kredit dan melakukan jasa transfer keuangan, dan
lain-lain merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
kehidupan umat Islam.

2. Analisis Pembiayaan
a. Pengertian Pembiayaan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998
tentang Perbankan BAB I Pasal 1 Nomor12,yang dimaksud
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk

19

mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka


waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
Dalam buku yang ditulis oleh Muhammad (2005:17)
pembiayaan atau financing adalah pendanaan yang diberikan
oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi
yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun
lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang
dikeluarkan

untuk

mendukung

investasi

yang

telah

direncanakan.
b. Unsur Pembiayaan
Menurut

Kasmir

(2001:74)

adapun

unsur-unsur

pembiayaan yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas


pembiayaan adalah sebagai berikut:
1) Kepercayaan
Yaitu

suatu

keyakinan

pemberi

kredit/pembiayaan (bank) bahwa pembiayaan yang


diberikan bank berupa uang, barang atau jasa akan
benarbenar diterima kembali dimasa tertentu di masa
datang.
2) Kesepakatan
Antara si pemberi dengan penerima pembiayaan
harus ada kesepakatan.Kesepakatan ini dituangkan

20

dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak


menandatangani hak dan kewajiban masing-masing.
3) Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki
jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa
pengembalian kredit yang telah disepakati.
4) Resiko
Faktor resiko kerugian dapat diakibatkan dua hal
yaitu resiko kerugian yang diakibatkan nasabah sengaja
tidak mau membayar kreditnya pada hal mampu dan
resiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak
senagaja.Semakin panjang jangka waktu suatu kredit
semakin besar resiko tidak tertagih, demikian pula
sebaliknya.
5) Balas Jasa
Balas jasa atas kredit pada bank konvensional
dalam bentuk bunga, biaya provisi dan komisi serta
biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan
bank.Sedangkan bagi bank syariah atas pembiayaan
yang diberikan balas jasanya ditentukan dengan bagi
hasil.

21

3. Jenis-Jenis Pembiayaan Bank Syari ah


Pada prinsipnya jenis pembiayaan hanya terdapat satu saja,
yaitu pemberian pinjaman dana yang diberikan oleh bank kepada
nasabah yang akan dikembalikan kembali pada suatu waktu yang
telah diperjanjikan sebelumnya. Akan tetapi, perkembangan
penggunaan dana bank mulai variatif serta variabel yang
mendorong peminjaman dana pun juga makin beraneka macam.
Oleh karena itu jenis pembiayaan kini mulai dipilah-pilah menurut
penggunaan, jangka waktu dan keperluan.Jenis pembiayaan
menurut Kasmir (2001:74) dibagi ke dalam 3 kriteria, yaitu
menurut

penggunaan,

jangka

waktu

dan

keperluan.Akan

didiskripsikan pada penjelasan di bawah ini.


Jenis Pembiayaan menurut penggunaan antara lain:
a. Pembiayaan konsumtif
Pembiayaan ini digunakan nasabah untuk keperluan
konsumsi, dengan arti dana pembiayaan yang diberikan
bank, akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan
nasabah. Misalnya untuk pembelian barang rumah tangga,
peralatan rumah tangga, dan lain sebagainya.
b. Pembiayaan produktif
Dengan pembiayaan ini kegunaan atas dana
pembiayaan bank akan meningkat dan terlihat dengan jelas

22

karena pembiayaan ini digunakan untuk penggunaan usaha


produksi, perdagangan maupun investasi.
Jenis Pembiayaan menurut jangka waktu antara lain:
a. Pembiayaan Jangka Pendek, yaitu pembiayaan dengan
jangka waktu maksimal 1 tahun.
b. Pembiayaan Jangka Menengah yaitu pembiayaan dengan
jangka waktu antara 1-10 tahun.
c. Pembiayaan Jangka Panjang yaitu pembiayaan dengan
jangka waktu lebih dari10 tahun.
Jenis Pembiayaan menurut keperluannya antara lain:
a. Pembiayaan produksi
Pembiayaan ini diberikan kepada perusahaan atau
lembaga yang bermaksud untuk meningkatkan hasil
produksi perusahaan baik dalam hal kualitas maupun
kuantitas. Bantuan ini kebanyakan digunakan untuk
menutupi biaya-biaya perusahaan secara luas, seperti biaya
bahan baku, bahan pembantu dan biaya produksi lainnya.
b. Pembiayaan perdagangan
Pelaksanaan pemberian pembiayaan perdagangan
dimaksudkan untuk membantu lancarnya perdagangan antar
Negara maupun dalam suatu Negara.

23

c. Pembiayaan investasi
Pembiayaan

ini

sering

disamakan

dengan

pembiayaan produksi, padahal pada dasarnya memiliki


maksud

yang

dimaksudkan

berbeda.Pembiayaan
untuk

keperluan

perdagangan

investasi

bagi

ini
para

pengusaha. Maka terdapat beberapa ciri yang membedakan


pembiayaan

itu,

antara

lain:

(1)

digunakan

untuk

penanaman modal, (2) mempunyai perencanaan yang


terarah

dan

matang,

dan

(3)

waktu

penyelesaian

pembiayaan berjangka menengah dan panjang.


Dengan melihat berbagai ciri yang telah disebutkan di atas,
dapat dilihat bahwa penggunaan pembiayaan ini adalah untuk
keperluan menambahan barang modal, perbaikan barang modal
beserta fasilitas lain yang berkaitan dengan hal tersebut.
4. Pembiayaan BSM Implan
Implan merupakan kata serapan dari Bahasa Inggris
Implant secara bahasa berarti menanamkan atau memasukkan.
Sedangkan dalam kamus ekonomi, Implant berarti menanamkan
atau invest.
Menurut keterangan yang berhasil diperoleh dari web milik
Bank Syariah Mandiri, pengertian dari produkBSM Implan adalah
pembiayaan konsumer dalam valuta rupiah yang diberikan oleh
bank kepada karyawan tetap Perusahaan yang pengajuannya

24

dilakukan

secara

massal

(kelompok).BSM

Implan

dapat

mengakomodir kebutuhan pembiayaan bagi para karyawan


perusahaan, misalnya dalam hal perusahaan tersebut tidak memiliki
koperasi karyawan, koperasi karyawan belum berpengalaman
dalam kegiatan simpan pinjam, atau perusahaan dengan jumlah
karyawan terbatas.
Produk Implan merupakan sebuah produk pembiayaan yang
menjadi sub bagian dari produk konsumtif massal. Dimana
terdapat 2 produk jasa yaitu BSM PKPA dan BSM Implan.BSM
PKPA sendiri memiliki diartikan sebagai pembiayaan kepada
Koperasi Karyawan untuk Para Anggotanya (PKPA) adalah
penyaluran

pembiayaan

melalui

koperasi

karyawan

untuk

pemenuhan kebutuhan konsumer para anggotanya (kolektif) yang


mengajukan
penyaluran

pembiayaan
yang

kepada

dipergunakan

koperasi
adalah

karyawan.

executing

Pola

(koperasi

karyawan sebagai nasabah), sedangkan proses pembiayaan dari


koperasi karyawan kepada anggotanya dilakukan dan menjadi
tanggung jawab penuh koperasi karyawan.
Produk BSM Implan merupakan pembiayaan konsumer
dalam valuta rupiah yang diberikan oleh bank kepada karyawan
tetap perusahaan/koperasi karyawan yang pengajuannya dilakukan
secara massal (kelompok).BSM Implan dapat mengakomodir
kebutuhan pembiayaan bagi para anggota koperasi karyawan atau

25

karyawan perusahaan, misalnya dalam hal perusahaan tersebut


tidak memiliki koperasi karyawan, koperasi karyawan belum
berpengalaman dalam kegiatan simpan pinjam, atau perusahaan
dengan jumlah karyawan terbatas.

BANK SYARIAH MANDIRI


INSTANSI

Karyawan

Executing (PKPA)

Karyawan

Karyawan

Chaneling (Implan)

Sumber: Data Terolah


Gambar 2.1
BSM PKPA

Dari bagan di atas dapat dilihat bahwa produk pembiayaan


PKPA

sangat

berkaitan

erat

dengan

produk

Implan

ini

sendiri.Namun tentu terdapat perbedaan dan persamaan diantara


kedua produk ini.
Tabel 2.1
Perbedaan BSM Implan dan BSM PKPA
BSM PKPA
Persamaan
Pendaftaran dilakukan secara
massal melalui instansi terkait.

BSM Implan

26

Bersifat konsumtif multiguna


Perbedaan
Debitur adalah Instansi

Debitur adalah perorangan

Penandatanganan

akad Penandatanganan

dilakukan oleh Instansi


Tanpa

akad

dilakukan oleh Calon Debitur

penandatanganan Menandatangani

perjanjian kerja sama karena kerja

sama

perjanjian

untuk

bersedia

telah tercantum pada akad yang dipotong gaji melalui instansi


sebelumnya ditandatangani
Sumber : Data Terolah
BSM

Implan

memberikan

fasilitas

pembiayaan

konsumer kepada sejumlah karyawan (kolektif) dengan


rekomendasi perusahaan/instansi (approve company), di mana
pembayaran angsurannya dikoordinasi oleh perusahaan/instansi
melalui pemotongan gaji langsung. Hal ini memiliki banyak
keuntungan bagi pihak bank dan meminimalisir rawannya
kredit macet karena menggunakan sistem potong gaji pada
setiap tanggal yang disetujui pada perjanjian kerja sama.
Produk BSM Implan memiliki tujuan. Antara lain:
a. Mempercepat pertumbuhan portofolio pembiayaan
retail.
b. Meminimalisasi
collection,

overhead/operational

melalui

kerja

sama

cost

dan
dengan

27

perusahaan/instansi dengan cara pemotongan gaji


langsung.
c. Meningkatkan jumlah customer based (number of
account) pembiayaan, sehingga terjadi spreading risk.
Dari beberapa tujuan diatas akan memunculkan
keuntungan bagi bank instansi maupun anggota.
Tabel 2.2
Tujuan BSM Implan
Instansi

Anggota Instansi

Salah satu bentuk penghargaan Kesempatan


kepada karyawan.

dan

kemudahan

memperoleh fasilitas pembiayaan.

Outsourcing sumber dana dan


administrasi pinjaman.

Sumber: Data Terolah

Pembiayaan Implan terdiri atas dua komponen yang


masing-masing memiliki kriteria yang harus dimiliki supaya
pembiayaan ini dapat terealisasikan.Komponen tersebut adalah
instansi/perusahaan dan perorangan/indifidu yang dalam hal ini
adalah karyawan instansi terkait.Menurut Surat Edaran
pembiayaan terdapat beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh
instansi yang akan berkerja sama dalam pembiayaan ini antara
lain:

28

a. Lembaga pemerintahan, BUMN/BUMD,

perusahaan

multinasional, perusahaan besar yang telah masuk


bursa/go publik, atau perusahaan swasta yang bonafide
yang telah berjalan minimal 5 tahun dan tidak dalam
proses hukum.
b. Lembaga Koperasi sesuai dengan SE No. 8/032/PEM
tanggal 13 Juli 2006 tentang Rating Sektor Ekonomi
untuk Pembiayaan).
c. Memiliki legalitas usaha seperti Akte Pendirian
Usaha/Anggaran Dasar, SIUP, NPWP, TDP dan telah
memiliki organisasi.
Kriteria yang telah disebutkan di atas merupakan objek
bagi

produk

pembiayaan

Implan

ini.

Supaya

saling

berkesinambungan, terdapat beberapa kriteria yang diharap


dimiliki oleh indifidu calon debitur yang akan memperoleh
pembiayaan ini, antara lain:
a. Nasabah Cakap Hukum sesuai dengan pasal 1330
KUHP
b. Usia minimal 21 tahun dan pada saat jatuh tempo
fasilitas maksimal 55 tahun dan belum pensiun
c. Keanggotaan sebagai anggota koperasi dan karyawan
tetap minimal 2 tahun dan memiliki penghasilan THP di
atas Rp. 1.000.000

29

d. PNS/CPNS, mengisi dan menandatangani formulir


permohonan pembiayaan, kartu identitas suam/istri,
KK, akte nikah/cerai, surat persetujuan suami/istri,
NPWP, slip gaji/surat keterangan penghasilan terakhir,
SK pengangkatan, surat pernyataan persetujuan SKPG.
Untuk dapat mempermudah analisis terhadap calon
debitur terlebih dahulu kita harus memahami kententuan umum
yang dimiliki oleh produk pembiayaan ini. Karena calon
debitur yang tidak memenuhi kententuan umum yang telah
ditetapkan, maka tidak akan tercapainya dana pembiayaan yang
ia harapkan. Penyusuntelah mencari informasi mengenai
ketentuan produk pembiayaan Implan kepada karyawan
terkait.Beberapa kententuan tersebut dapat dilihat melalui tabel
dibawah ini.
Tabel 2.3
Ketentuan Umum BSM Implan
Ketentuan Umum
1

Akad, terdiri dari:


a. PKPA

Wakalah wal Murabahah/ijarah

Channeling/
BSM Implan
b. PKPA
Executing

Mudharabah wal Murabahah/ijarah

30

Tujuan

Pembiayaan konsumer untuk anggota

Pembiayaan

koperasi

Plafond maksimal

a. Maksimal Rp50 juta untuk per

pembiayaan

anggota pegawai swasta


b. Maksimal Rp35 juta untuk CPNS
c. Maksimal Rp100 juta per anggota
untuk PNS, BUMN, TNI/POLRI

Jangka Waktu

a. 1

s.d.

tahun

untuk

PNS,

BUMN/BUMD, TNI/POLRI
b. Renovasi dan pembangunan rumah,
jangka waktu maksimal15 tahun
c. Perusahaan Swasta/PTdengan aset
< Rp25 miliar jangka waktu 1
sampai dengan 3 tahun dan jangka
waktu 1 sampai dengan 5 tahun
untuk

Perusahaan

Swasta/PT

dengan aset Rp25 miliar


d. 1 sampai dengan 10 tahun untuk
nasabah BSM Implan
5

Pendapatan Bank

Debt to Service Untuk PNS/CPNS/BUMN/TNI POLRI


Ratio (DSR)

Bagi Hasil

(vide SE No. 11/043/PEM, tanggal 14


Desember 2009)

31

a. 33% untuk penghasilan 2,5 kali


UMP
b. 40% untuk penghasilan 2,5 kali
UMP
s.d. Rp10 juta
c. 50% untuk penghasilan > Rp10 juta
Untuk Swasta dan yayasan (vide SENo.
10/017/PEM, tanggal 10 Juni 2008)
a. 33% untuk penghasilan 2,5 kali
UMP
b. 40% untuk penghasilan 2,5 kali
UMP s.d. Rp15 juta
c. 50% untuk penghasilan > Rp15 juta
7

Asuransi

a. Asuransi jiwa & pembiayaan


b. PNS,BUMN, TNI/POLRI cukup dicover asuransi jiwa
c. Pegawai swasta dan CPNS di-cover
asuransi

penjaminan/jiwa

perluasan PHK
8

Biaya-biaya

a. Biaya Administrasi 1%
b. Biaya Premi Asuransi,
c. Biaya Notaris
d. Biaya Materai

dan

32

Pemberian

Non revolving

Fasilitas
Pembiayaan
10

Jaminan

Bagi Instansi:
a. Jaminan

kelancaran

pembayaran

angsuran
b. Anggota koperasi/ karyawan adalah
pegawai tetap
c. Kebenaran dan keabsahan data
anggota koperasi/ karyawan
d. Jaminan tidak adanya sidestreaming
Bagi Anggota Instansi:
a. SKPG kepada bendahara
b. Sesuai

bentuk

agunan,

tanggungan/fiducia

hak
untuk

pembiayaan dengan agunan


c. Menyerahkan dokumen pembiayaan
11

Price

PNS,

TNI/POLRI,

antara lain:
1 tahun

12,25%

2 tahun

12,75%

3 tahun

13,25%

4 tahun

13,75%

BUMN/BUMD

33

5 tahun

14,00%

6 tahun

14,50%

7 tahun

15,00%

8 tahun

15,50%

9 tahun

16,00%

10 tahun

16,50%

Untuk Pegawai Swasta antara lain:


1 tahun

12,50%

2 tahun

13,00%

3 tahun

13,50%

4 tahun

14,00%

5 tahun

14,50%

Sumber : BSM Cabang Salatiga


Setiap calon debitur yang menginginkan produk
pembiayaan ini haruslah mampu memenuhi ketentuan yang
telah menjadi standar. Melalui proses wawancara, analisa dan
komite yang dilakukan oleh bagian terkait dapat diperoleh
sebuah keputusan pembiayaan.
5. Teori Penghitungan Plafond Pembiayaan Implan pada Bank
Syariah Mandiri
Setiap bank memiliki standar penghitungan yang berbedabeda pada tiap produk pembiayaan yang dimiliki.Pembiayaan
Implan pada Bank Syariah Mandiri menggunakan beberapa rumus

34

pengembangan untuk memperoleh perhitungan kapasitas yang


dimiliki oleh calon nasabah.Dalam penelitian kali ini, peneliti
memperoleh berbagai rumus pengembangan yang telah dibuat oleh
karyawan BSM Cabang Salatiga.Rumus pengembangan ini
dianggap penting, mengingat banyak karyawan yang bekerja secara
instan menggunakan formula pada program yang telah disediakan.
Dengan mengetahui rumus pengembangan ini, perhitungan
akan terlihat lebih sederhana sehingga karyawan akan mudah
memahami dasar dari perhitungan tersebut. Rumus pengembangan
tersebut terlihat pada tabel di bawah ini:
DSR (Debt Service Ratio)=40% x 90% x Pendapatan
Keterangan:
DSR

:Potensi Awal Pembiayaan

40%

:diibaratkan pendapatan nasabah 100% (60%


keperluan pribadi dan 40% sisa dana)

90%

:diibatarkan total pegawai pada lembaga


adalah 100% (90% mengambil pembiayaan
dan 10% tidak)

Pendapatan

:Jumlah pendapatan yang diterima oleh


seluruh pegawai pada lembaga

35

Kapasitas keuangan harus dihitung paling awal untuk


mengetahui seberapa potensi keuangan yang dimiliki oleh calon
nasabah.Setelah mengetahui kapasitas nasabah, selanjutnya dapat
diketahui potensi yang dimiliki oleh calon nasabah dengan
menggunakan rumus yang telah tersedia pada Nota Analisa
Pembiayaan. Jika dituliskan menggunakan formula, maka akan
tampak seperti tabel di bawah ini.

Perhitungan Potensi Pembiayaan


Pendapatan

Potensi Awal Pembiayaan (DSR)

Kewajiban Karyawan pada Bank Lain

Kewajiban Instansi pada Bank Lain

Sisa Potensi Pembiayaan

Keterangan:
Pendapatan

:Jumlah pendapatan yang diterima oleh


seluruh pegawai pada lembaga

DSR

:Potensi Awal Pembiayaan

Kewajiban pada Bank Lain:Kewajiban yang dikeluarkan


oleh pegawai ke Bank selain BSM

36

Kewajiban Instansi pada Bank Lain:Kewajiban yang


dikeluarkan oleh instansi ke Bank selain
BSM

Dari penghitungan di atas dapat diketahui potensi yang


dimiliki oleh calon nasabah. Jika masih terdapat sisa potensi yang
tersedia, maka bank akan meneruskan analisis pada tahap
selanjutnya.

Perhitungan

dilakukan

sesuai

dengan

tahapan

perhitungan pada Nota Analisa Pembiayaan.Dengan menggunakan


rumus yang telah tertera pada Nota Analisa Pembiayaan seperti
pada tabel di bawah ini:
Perhitungan Plafond
Induk Pembiayaan

Potensi Pembiayaan x Rate of Return


x JangkaWaktu (bulan)

Keterangan:
Potensi Pembiayaan :DSR
Rate of Return

:Pricing yang ditentukan oleh bank

Jangka Waktu

:Jangka Waktu Pembiayaan yang


diinginkan

37

6. Analisis 5C, dan 7A


a. Analisis 5C
Analisis 5C dianggap sebagai analisis yang cukup
efektif digunakan pada Perbankan karena analisis ini
terbukti telah cukup mendiskripsikan keadaan nasabah
pembiayaan. Analisa ini dapat dijabarkan ke dalam poinpoin di bawah ini:
1) Character
Characterdisini adalah watak atau sifat
calon debitur.Tujuannya adalah untuk memberikan
keyakinan kepada bank syariah bahwa sifat atau
watak

dari

debitur

benar-benar

dapat

dipercaya.Keyakinan ini tercermin dari tercermin


dari latar belakang calon debitur baik pekerjaannya
maupun kepribadiannya.Menurut Kasmir (2000:
104), Character merupakan ukuran untuk menilai
kemauan nasabah untuk membayar pembiayaan.
Orang yang memiliki karakter baik, akan berusaha
semaksimal

mungkin

untuk

membayar

pembiayaannya. Untuk menilai karakter ini memang


sulit, karena masing-masing manusia mempunyai
sifat atau watak yang berbeda satu sama lainnya.
Oleh karena itu pihak bank atau bagian pembiayaan

38

harus menguasai praktek untuk dapat mengetahui


sifat atau watak dari pada calon debiturnya dan
harus mempunyai pengalaman yang cukup dalam
menilai

karakter

seseorang

sehingga

dapat

mengambil kesimpulan tentang karakter calon


debitur dengan benar. Unsur-unsur character: (1)
dapat dipercaya, (2) akhlaknya baik dan (3)
kemauan untuk membayar.
Untuk

mendapatkan

gambaran

tentang

karakter, pihak bank dapat menempuh dengan


berbagai cara yaitu, sebagai berikut: meneliti dari
daftar riwayat hidupnya, meminta informasi tentang
debitur dari lingkungan sekitarnya, sebagaimana
sikap kesehariannya dan lain-lainnya.
2) Capacity
Untuk menilai kemampuan calon debitur
dalam

membayar

pembiayaannya,

dapat

dihubungkan dengan kemampuannya mengelola


bisnis serta kemampuannya mencari laba. Sehingga
pada akhirnya akan terlihat kemampuannya dalam
mengembalikan

pembiayaan.

Semakin

banyak

sumber pendapatan seseoarang, maka semakin besar


kemampuannya untuk membayar pembiayaan yang

39

diperolehnya.Menurut Kasmir (2000: 104) terdapat


beberapa unsur Capacity, yaitu: (1) kemampuan
dalam berbisnis dan (2) kemampuan dalam mencari
keuntungan.
Pada buku yang ditulis oleh Kasmir (2000:
104) pengukuran kapasitas dari calon debitur dapat
diperoleh melalui beberapa pendekatan, yaitu
Pendekatan Historis dan Pendekatan Finansial.
Pendekatan Historis, yaitu menilai nasabah dari
sejarah usaha nasabah yang bersangkutan, apakah
usahanya

banyak

mengalami

kegagalan

atau

mengalami perkembangan yang semakin maju dari


waktu kewaktu. Sedangkan Pendekatan Finansial
adalah dengan menilai posisi neraca dan laporan
perhitungan laba rugi untuk beberapa periode
terakhir

untuk

mengetahui

seberapa

besar

keuntungan atau kerugian serta resiko usahanya.


3) Collateral
Menurut

Kasmir

(2000:

104),

Collateraldapat diartikan sebagai jaminan yang


diberikan calon debitur baik yang berupa fisik
(barang) maupun non fisik (surat berharga).
Jaminan harus diteliti keabsahannya, sehingga jika

40

terjadi suatumasalah yang menyalai kesepakatan


awal, jaminan yang dititipkan akan dapat dicairkan
secepat mungkin.
Unsur-unsur collateral dapat dijelaskan ke
dalam beberapa poin, antara lain:(1) mempunyai
nilai lebih tinggi dari pada jumlahpembiayaan yang
akan dianjurkan (2) harus dilihat keabsahan
barangnya (3) memiliki nilai ekonomis, yakni jika
dijual, laku dipasarandan produktif.
4) Capital
Capitaldipergunakan

untuk

mengetahui

sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki debitur


terhadap usaha yang akan dibiayai. Calon debitur
wajib

memiliki

memperoleh
Penilaian

sejumlah

pembiayaan
terhadap

dana
yang

permodalan

guna
ia

dapat

inginkan.

sangat

erat

hubungannya dengan nilai modal yang dimiliki


calon nasabah guna membiayai proyek yang akan
dijalankan.
Besarnya kemampuan modal calon nasabah
dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan
yang dimiliki.Semakin besar perusahaan yang
dimiliki, semakin mudah memperoleh data modal

41

sendiri.Tapi untuk usaha kecil biasanya tidak tidak


mempunyai laporan keuangan maka pihak bank
harus melakukan wawancara, dan kunjungan ke
calon nasabah untuk menyusun sendiri perkiraan
laporan keuangan sehingga diperoleh informasi
tentang modal sendiri.
Beberapa unsur-unsur capital, antara lain:
(1) mempunyai sumber modal yang jelas dan tetap
dan (2) penggunaan modal yang efektif. Jika kedua
unsur tersebut tidak dapat terpenuhi oleh calon
debutir, maka tidak akan terperoleh pembiayaan
yang diinginkan.
5) Condition of economic
Dalam menilai pembiayaan hendaknya juga
menilai bagaimana kondisi ekonomi sekarang dan
dimasa yang akan datang sesuai dengan sektor
masing-masing. Dalam kondisi perekonomian yang
kurang stabil sebaiknya pembiayaan untuk sektor
tertentu jangan diberikan terlebih dahulu, harus
melihat bagaimana prospek usaha tersebut dimasa
yang akan datang. Penilaian terhadap kondisi ini
untuk mengetahui sejauh mana kondisi-kondisi
yang mempengaruhi perekonomian suatu daerah

42

sehingga dapat memberikan dampak, baik bersifat


positif maupun negatif terhadap perusahaan yang
akan dibiayai. Unsur-unsur condition antara lain: (1)
usahanya lancar, (2) mempunyai prospek kedepan
yang baik dan (3) kondisi perekonomian.
b. Analisis 7A
Untuk menganalisa sebuah proposal pembiayaan,
baik dalam bank konvensional maupun bank syariah,
tidaklah cukup menggunakan sebuah sistem analisis seperti
yang dibahas sebelumnya. Dalam prakteknya, penggunaan
sistem 5C selalu diimbangi dengan penggunaan sistem 7A,
yang meliputi 7 aspek penilaian kredit, atau dalam hal ini
kita sebut sebagai pembiayaan. Penilaian dengan 7 aspek
ini sering disebut sebagai studi kelayakan usaha.
a) Aspek Yuridis/Hukum
Yang dinilai dalam aspek ini adalah masalah
legalitas badan usaha serta izin-izin yang dimiliki
perusahaan yang mengajukan kredit.Menurut Kasmir
(2004:120)

penilaian

keabsahan

dan

dimulai

dengan

meneliti

akte

pendirian

kesempurnaan

perusahaan, sehingga dapat diketahui siapa-siapa


pemiliknya

dan

besarnya

modal

masing-masing

pemilik. Kemudian juga diteliti keabsahannya dari

43

dokumen atau surat-surat penting lainnya seperti: Surat


Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Surat Izin Usaha
Industri (SIUI), Tanda Daftar Perusahaan (TDP),
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan lain
sebagainnya.
b) Aspek Pasar dan Pemasaran
Dalam aspek ini yang kita nilai adalah besar
kecilnya permintaan terhadap produk yang dihasilkan
sekarang ini dan di masa yang akan datang, sehingga
diketahui prospek pemasaran produk tersebut. Menurut
Kasmir (2004:120) yang perlu diteliti dalam aspek ini
adalah hasil penjualan atau produksi minimal 3 bulan
yang lalu, rencana penjualan dan produksi minimal 3
tahun yang akan datang, peta kekuatan pesaing yang
ada, seperti market share yang dikuasai, dan prospek
produk secara keseluruhan.
c) Aspek Keuangan
Aspek yang dinilai adalah sumber-sumber dana
yang

dimiliki

untuk

membiayai

usahanya

dan

bagaimana penggunaan dana tersebut. Di samping itu


hendaknya dibuatkan cash flow keuangan perusahaan.
Dari cash flow tersebut terlihat pendapatan dan biaya

44

sehingga dapat dinilai layak atau tidak usaha tersebut,


termasuk keuntungan yang diharapkan.
d) Aspek Teknis/Operasi
Merupakan aspek yang membahas masalah yang
berkaitan dengan produksi, lokasi dan lay out, seperti
kapasitas mesin yang digunakan. Masalah lokasi usaha
seperti

kantor

pusat,

cabang

atau

pergudangan.

Demikian pula dengan masalah lay out gedung dan


ruangan.
e) Aspek Manajemen
Aspek ini digunakan untuk menilai struktur
organisasi perusahaan, sumber daya manusia yang
dimiliki

serta

latar

belakang

pendidikan

dan

pengalaman sumber daya manusianya. Pengalaman


perusahaan dalam mengelola berbagai proyek yang ada
juga menjadi pertimbangan lain.
f) Aspek Sosial Ekonomi
Aspek sosial ekonomi adalah menganalisis
dampaknya yang timbul akibat adanya proyek terhadap
perekonomian masyarakat dan sosial masyarakat secara
umum, seperti meningkatnya ekspor barang atau
sebaliknya mengurangi ketergantungan terhadap impor,
mengurangi pengangguran, meningkatkan pendapatan

45

masyarakat, tersedianya sarana dan prasarana, dan


membuka isolasi daerah tertentu.
g) Aspek Amdal
Amdal

atau

analisis

dampak

lingkungan

merupakan analisis terhadap lingkungan baik darat, air


atau udara, termasuk kesehatan manusia apabila proyek
tersebut dijalankan. Analisis ini dilakukan secara
mendalam sebelum kredit tersebut disalurkan, sehingga
proyek

yang

dibiayai

tidak

akan

mengalami

pencemaran lingkungan di sekitarnya.


7. Prosedur pembiayaan
Secara umum prosedur pemberian pembiayaan oleh badan
hukum menurut pendapat Kasmir (2010:110) adalah sebagai
berikut:
a. Pengajuan Berkas-Berkas
Dalam
permohonan

hal

ini

kredit

pemohon

yang

kredit

dituangkan

mengajukan
dalam

suatu

proposal.Kemudian dilampiri dengan berkas-berkas lainnya


yang dibutuhkan. Pengajuan proposal kredit hendaknya
yang berisi antara lain alatr belakang, maksud dan tujuan,
besarnya kredit

dan

jangka waktu, cara

pemohon

mengembalikan kredit, jaminan, akte notaris, TDP, NPWP,

46

neraca dan laporan laba rugi, bukti diri dari pinjaman


perusahaa, fotokopi sertifikat jaminan dan nomor rekening.
Latar belakang perusahaan berisi hal-hal seperti
riwayat hidup singkat perusahaan, jenis bidang usaha,
identitas perusahaan, nama pengurus berikut pegetahuan
dan

pendidikanya,

perkembangan

perusahaan

serta

relasinya dengan pihak-pihak pemerintah dan swasta.


Sedangkan maksud dan tujuan ialah apakah untuk
memperbesar omset penjualan atau peningkatan kapasitas
produksi atau mendirikan pabrik (perluasan) serta tujuan
lainnya
Cara pemohon mengembalikan kredit, dijelaskan
secara rinci cara-cara nasabah dalam mengembalikan
kreditnya apakah dari hasil penjualan atau cara lainnya. Hal
yang tak kalah penting adalah jaminan kredit.Hal ini
merupakan jaminan untuk menutupi setengah resiko
terhadap kemungkinan macetnya suatu kredit baik yang ada
unsur kesengajaan atau tidak. Penilaian terhadap jaminan
ini harus teliti jangan sampai terjadi sengketa, palsu atau
sebagainya
b. Penyelidikan Berkas Pinjaman
Tujuanya adalah untuk mengetahui apakah berkas
yang diajukan sudah sesuai persyaratan dan sudah

47

benar.Jika menurut pihak perbankan belum lengkap atau


cukup maka nasabah diminta untuk segera melengkapinya
dan apabila sampai batas tertentu nasabah tidak sanggup
melengkapi

kekurangan

tersebut,

maka

sebaiknya

permohonan kredit dibatalkan saja.


c. Wawancara Pertama
Merupakan penyedikan kepada calon peminjam
dengan langsung berhadapan dengan calon peminjam,
untuk meyakinkan apakah berkas-berkas tersebut sesuai
dan lengkap seperti dengan bank yang inginkan.Wawancara
ini juga ingin mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah
yang sebenarnya. Hendaknya dalam wawancara ini dibuat
serileks mungkin sehingga diharapkan hasil wawancara
akan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
d. On the sport
Merupakan kegiatan pemeriksaan lapangan dengan
meninjau berbagai objek yang akan dijadikan usaha atau
jaminan. Kemungkinan hasilnya dicocokkan dengan hasil
wawancara.Pada saat hendak melakukan on the spot
hendaknya jangan diberi tahu pada nasabah. Sehingga
apayang kita lihat dilapangan sesuai dengan kondisi
yangsebenarnya.
e. Wawancarakedua

48

Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin


ada kekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukan
onthespot di lapangan.Catatan yang ada pada permohonan
dan pada saat wawancara satu dicocokkan dengan pada saat
on thespot apakah ada kesesuaian dan mengandung unsur
kebenaran.
f. Keputusan kredit
Keputusan kredit dalam hal ini menentukan apakah
kredit akan diberikan atau ditolak, jika aditerima maka kan
dipersiapkan administrasinya, biasanya keputusan kredit
yang akan mencakup jumlah uang yang diterima, jangka
waktu kredit dan biaya yang harus dibayar. Keputusan ini
biasanya merupakan keputusan team. Begitu juga dengan
kredit yang ditolak, maka hendaknya dikirim surat
penolakan sesuai dengan alasan masing-masing.
g. Penandatanganan akad kredit/ perjanjian lainnya
Kegiatan

ini

merupakan

kelanjutan

dari

diputuskannya kredit, maka sebelum kredit dicairkan


terlebih dahulu calon nasabah menandatangani akad kredit
tersebut, mengikat jaminan dengan hipotik dan surat
perjanjian

atau

pernyataan

yang

dianggap

perlu.

Penandatanganan dilaksanakan antara bank derngan debitur


secara langsung atau dengan melalui notaris.

49

h. Realisasi kredit
Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan
surat-surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro
atau tabungan di bank yang bersangkutan.
i. Penyaluran dan penarikan dana
Adalah pencairan atau pengambilan uang dari
rekening sebagai realisasi dari pemberian kredit dan dapat
diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit yaitu sekaligus
atau secara bertahap.
B. Kerangka Teoritik

Jenis Pembiayaan
BSM IMPLAN
Analisis Proposal
Pembiayaan

Penerapan Analisis 5C

Penerapan Analisis 7A
Kesesuaian
Proposal Diterima

Proposal Ditolak

50

BAB III
LAPORAN OBJEK

A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga,
yang berlokasi di Ruko Diponegoro No.A6-A7 Jalan Diponegoro No.77
ASalatiga.
B. Paparan Data Hasil Penelitian
1. Sejarah Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga
Dari informasi yang telah tersedia pada web Bank Syariah
Mandiri, penyusun menemukaan bahwa perusahaan Perbankan ini
memiliki

nilai-nilai

perusahaan

yang

menjunjung

tinggi

kemanusiaan dan integritas telah tertanam kuat pada segenap insan


Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak awal pendiriannya.Kehadiran
BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah
sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998.
Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli
1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di
panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak
negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan
masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha.Dalam kondisi tersebut,
industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank
konvensional mengalami krisis luar biasa.Pemerintah akhirnya

51

mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi


sebagian bank-bank di Indonesia.
Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB)
yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT
Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena
dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan
melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta
mengundang investor asing.
Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan
(merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya,
Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT
Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999.Kebijakan
penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT
Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB.
Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri
melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan
Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk
mengembangkan

layanan

perbankan

syariah

di

kelompok

perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya


UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk
melayani transaksi syariah (dual banking system).
Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa
pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat

52

untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank


konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim
Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem
dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari
bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan
prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri
sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23
tanggal 8 September 1999.
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum
syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK
Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999.
Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior
Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui
perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul
pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah
Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25
Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.
Pada tahun-tahun selanjutnya mulai didirikan Kantor
Cabang Pembantu di berbagai kota di Indonesia. Salah satunya
berada di kawasan Salatiga yaitu Bank Syariah Mandiri Cabang
Salatiga yang mulai beroperasi pada tanggal 10 Januari 2011.Bank
Syariah ini berada pada Ruko Diponegoro A6-A7, Jalan
Diponegoro Nomor 77 Salatiga.

53

PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh


sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan
nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya.
Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang
menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam
kiprahnya di perbankan Indonesia.BSM hadir untuk bersama
membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.
2. Profil Perusahaan
Untuk mengetahui informasi mengenai Perusahaan, dapat diakses
pada web yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Yang mencakup
profil sebagai berikut:
a. Profil:
Nama

: PT Bank Syariah Mandiri

Alamat

: Wisma Mandiri I, Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta


10340 Indonesia

Telepon

: (62-21) 2300 509, 3983 9000 (Hunting)

Faksimili : (62-21) 3983 2989


Situs Web : www.syariahmandiri.co.id
Tanggal Berdiri

: 25 Oktober 1999

Tanggal Beroperasi: 1 November 1999

54

Modal Dasar

: Rp2.500.000.000.000,-

Modal Disetor

: Rp1.158.243.565.000,-

Kantor Layanan

: 796 kantor, yang tersebar di 33 provinsi di


seluruh Indonesia.

Jumlah jaringan ATM BSM: 825 ATM Syariah Mandiri, ATM


Mandiri 10,361, ATM Bersama 47,669 unit
(include ATM Mandiri dan ATM BSM),
ATM Prima 50,316 unit, EDC BCA 196,870
unit, ATM BCA 10,596 dan Malaysia
Electronic Payment System (MEPS) 7,435
unit.
Jumlah Karyawan: 16.554 orang (Per Mei 2013)
b. Kepemilikan Saham
1) PT Bank Mandiri (Persero)Tbk.: 231.648.712 lembar
saham (99,999999%)
2) PT Mandiri Sekuritas: 1 lembar saham (0,000001%).
3. Visi dan Misi
a. Visi Bank Syariah Mandiri
Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha.

55

b. Misi
1) Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan

yang

berkesinambungan.
2) Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan
penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM.
3) Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional
dalam lingkungan kerja yang sehat.
4) Mengembangkan nilai-nilai syariah universal.
5) Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar
perbankan yang sehat.

56

4. Struktur Organisasi
Susunan Organisasi Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga

KEPALA CABANG

DKP
PKP
Pelaksana

OPERATIONMA
NAGER

MARKETING
MANAGER

AccountOf
ficer

Funding
Officer

Costumer
Service

Pelaksana
Admin

Teller

Pelaksana
SDI & GA

Pelaksana
D&C

PelaksanaMarketingSup
port

Security
Sumber: BSM Cabang Salatiga

Messenger
Driver
OfficeBoy

Gambar 3.1
Struktur Organisasi BSM Cabang Salatiga

57

BAB IV
ANALISIS DATA

A. Tahapan Pelaksanaan Pembiayaan Implan


Terdapat langkah-langkah yang ditempuh oleh BSM Cabang
Salatiga selaku penggerak bisnis BSM di Salatiga.Dilakukan dengan
sistematis dan terarah supaya mampu meminimalisir resiko yang mungkin
saja timbul dalam pembiayaan. Jika digambar secara sederhana, proses
pembiayaan Implan dapat dilihat melalui gambar di bawah ini.
BSM IMPLAN

INSTANSI

KEBUTUHAN
ANGGOTA
MODAL
INSTANSI
KERJA/INVES
Sumber: Data Terolah
TASI Gambar 4.1
Proses Pembiayaan Implan

Dari gambar tersebut dapat terlihat bahwa BSM Implan dapat


memberikan manfaat bagi Instansi antara lain untuk kebutuhan
penambahan modal maupun investasi dan mencukupi kebutuhan
konsumtif multiguna bagi anggota instansi. Namun langkah tersebut dapat
dikembangkan kembali menurut kebutuhan kantor cabang masing-masing.
Dalam pengerjaan pembiayaan di lapangan, BSM KC Salatiga sering

58

melakukan improvisasi untuk menemukan langkah yang tepat dalam


menghadapi calon debitur yang cukup variatif. Beberapa langkah yang
sering ditempuh dapat digambarkan melalui skema di bawah ini:
Wakalah

2b
Perjanjian Kerja
Sama
Pembiayaan

BANK

Perusahaan

Komite
Pembiayaan

SYARIAH
1

2a

MANDIRI

Persetujuan Alokasi
Plafond Induk Sesuai
Wewenang Pemutusan

Penjaminan
Pembiayaan

Sumber: BSM Cabang Salatiga

Rekomendasi

Anggot
a

Channeling
(wewenang
pemutusan
pembiayaan
cabang/KCP)

Cabang melakukan fungsi:


Penjualan, analisa, dan
pemantauan pembiayaan

Instan
5si

Akad pembiayaan
(murabahah/ijarah)
Langsung ke BSM

Perusahaan
Penjamin
(Asuransi)

Tanpa agunan
de
Dengan agunan

Pemutusan penjaminan
pembiayaan (disetujui/tidak

disetujui)

Gambar 4.2
Skema Pembiayaan Implan

Melalui skema di atas, dapat kita lihat proses pelaksanaan


pembiayaan Implan pada BSM Cabang Salatiga. Untuk lebih memahami
dalam analisis yang akan dilakukan nantinya, terlebih dahulu akan dibahas
secara singkat mengenai proses pelaksanaan pembiayaan Implan dengan
bantuan skema di atas.

59

Pada kasus pembiayaan ini peneliti mengambil contoh sebuah


Instansi Pendidikan di wilayah Kabupaten Semarang.Setelah dilakukan
penawaran dan persetujuan, instansi berkewajiban memasukkan data-data
terkait pembiayaan. Data-data tersebut antara lain:
1. Akte pendirian/Anggaran Dasar perusahaan yang telah mendapat
pengesahan dari pejabat yang berwenang dan telah memiliki
perizinan/legalitas usaha lainnya seperti SIUP, TDP, dan NPWP.
2. Untuk instansi, melampirkan susunan manajemen perusahaan yang
sesuai dengan akta pendirian/perubahan terakhir. Hal itu untuk
membuktikan pengurus tersebut benar adanya dan tidak fiktif.
3. Telah memiliki laporan keuangan perusahaan yang tersusun
dengan baik dan wajar, minimal untuk periode 2 tahun terakhir.
Laporan tersebut hendaknya telah disahkan oleh Badan Pemeriksa
yang telah dibentuk. Data laporan keuangan perusahaan diperlukan
untuk menilai kapasitas perusahaan terkait dengan tingkat resiko
pembiayaan sebagai dasar penentuan besarnya alokasi pembiayaan
yang diberikan.
Data yang telah masuk kemudian akan dibawa ke rapat komite
dimana BSM melakukan penentuan plafond induk pembiayaan yang dapat
diberikan kepada instansi terkait. Penentuan ini merupakan wewenang dari
kepala cabang dan karyawan terkait pembiayaan, dalam hal ini marketing
lending.

60

Jika langkah pertama telah dilakukan. Selanjutnya BSM dan


instansi akan melakukan perjanjian kerja sama. Setelah penandatanganan
perjanjian kerja sama, instansi memiliki peran sebagai channeling agent
yaitu penyalur pembiayaan kepada end user dalam hal ini adalah karyawan
instansi. Dengan begitu segala pembiayaan yang diajukan kepada BSM
akan terlebih dahulu melalui seleksi oleh kepengurusan instansi. Dalam
hal ini dapat melalui bendahara dan ketua instansi. Pembiayaan yang telah
lolos dari bendahara instansi akan masuk ke BSM dan akan ditindaklanjuti
sedemikian sehingga terwujud pembiayaan Implan antara BSM dengan
karyawan instansi melalui proses channeling oleh instansi terkait.

B. Tahap Prospek, Permohonan dan Investigasi


Dalam penelitian ini peneliti memiliki beberapa analisis yang akan
digunakan dalam mengkaji pembiayaan Implan. Dalam hal ini adalah
analisis 7A dan 5C. Pembahasan ini akan dipisahkan menjadi beberapa
tahapan.
Unit Cabang memiliki kewenangan untuk menentukan target
pasar.Dalam penelitian yang diambil oleh penyusun, BSM Cabang
Salatiga menentukan target pasar yaitu pada Dinas Kependidikan di daerah
Kabupaten Semarang.Setelah melalui pengamatan dan pertimbangan, bank
melakukan penawaran padaInstansi.Pada awal pengenalan produk, terlebih
dahulu bank perlu memastikan apakah sekolah tersebut termasuk ke dalam

61

kriteria yang terdapat pada salah satu ketentuan Instansi. Ketentuan


tersebut antara lain:
1. Instansi Pemerintah, BUMN/BUMD, Perusahaan Multinasional
atau Perusahaan Swasta Bonafide.
2. Perusahaan telah beroperasi minimal 5 tahun dan tidak fiktif.
3. Perusahaan dengan reputasi baik.
4. Sektor industri sangat menarik, menarik atau cukup menarik.
Setelah melalui wawancara pada anggota instansi, rekanan instansi,
penduduk sekitar wilayah instansi berada serta pada studi kasus
pembiayaan

sebelumnya,

maka

dapat

ditarik

kesimpulan

bahwa

instansimemenuhi 4 ketentuan di atas dan layak melanjutkan langkah


analisis.Sebuah instansi yang telah memenuhi ketentuan tersebut dapat
dikatakan lolos dari langkah investigasi dan verifikasi.

C. Analisis Proposal Pembiayaan Implan


1. Analisis 7A
Setelah proses investigasi dan verifikasi dilakukan dan
memenuhi beberapa target market, langkah selanjutnya yang perlu
dianalisis adalah Analisis 7A. Analisa ini terdiri dari AnalisisAspek
Yuridis/Hukum, Aspek Pasar dan Pemasaran, Aspek Keuangan, Aspek
Teknis/Operasi, Aspek Manajemen, Aspek Sosial Ekonomi dan Aspek
AMDAL.

62

a. Analisis Manajemen
Analisis
kelengkapan
instansi.Dalam

Manajemen

persyaratan
hal

ini

dilakukan

yang
seperti

dengan

menyangkut
Akta

melihat

manajemen

Pendirian

dan

perubahannnya/AD/ART, RAT, KTP pengurus, SIUP, TDP,


NPWP serta Surat Keterangan Sehat dari Dinas Koperasi
apabila ada.
Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan pada
manajemen instansi, ditemukan sebuah resiko yang mungkin
terjadi yaitu tidak terbayarnya kewajiban angsuran nasabah
karena saldo pada rekening nasabah tidak mencukupi untuk
melakukan pendebetan. Namun dengan berbagai dialog yang
dilakukan, ditemukan sebuah mitigasi dengan cara pembayaran
gaji karyawan atau guru yang melalui bendahara sekolah telah
terlebih dahulu di debet untuk pembayaran angsuran. Dengan
demikian, resiko tidak terbayarnya kewajiban angsuran masingmasing karyawan sekolah dapat dicegah dengan baik.
b. Aspek Yuridis
Berbagai syarat pada Aspek Manajemen berkaitan
dengan Aspek Yuridis instansi. Dengan tambahan lampiran
berupa susunan manajemen perusahaan yang sesuai dengan
akta pendirian/perubahan terakhir, KTP, KK, Akta Nikah, Slip
Gaji serta SK yang kesemuanya terkait dengan pengurus harian

63

instansi. Dalam kasus ini, instansi telah memenuhi persyaratan


yang

berkaitan

disimpulkan

dengan

bahwa

Aspek

proposal

Yuridis.Sehingga

dapat

lanjut

ke

dapat
tahapan

selanjutnya.
c. Aspek Sosial Ekonomi
Dalam pembahasan aspek ini menyangkut kondisi
sosial

ekonomi

yang

dapat

terbangun

akibat

adanya

pembiayaan Implan.Tidak dipungkiri bahwa gaji yang diterima


seorang guru belum dapat digunakan untuk mencukupi
kebutuhan secara keseluruhan.Pembiayaan Implan membantu
mewujudkan atas kebutuhan tersebut.Namun, belum dapat
berpengaruh pada kondisi ekonomi secara luas, karena sifat
dari produk ini konsumtif multiguna.Dalam pembahasan pada
Nota Analisis Pembiayaan yang dibuat oleh BSM Cabang
Salatiga tidak mencantumkan mengenai Aspek Sosial Ekonomi
ini. Karena pandangan yang menganggap bahwa jenis
pembiayaan apapun secara umum akan membantu pergerakan
ekonomi masyarakat. penyusun berpandangan bahwa, analisa
akan lebih efektif jila Aspek Sosial Ekonomi akan lebih
menguntungkan jika diterapkan pada Analisa Pembiayaan
Implan ke depannya.

64

d. Analisis Teknis/Operasi
Pada analisis teknis yang dilakukan oleh BSM Cabang
Salatiga dibagi menjadi 2 tahap. Yaitu:
1) Mekanisme pembiayaan kepada karyawan
Dalam pemberian fasilitas Implan kepada
karyawan instansi, skim yang digunakan adalah
Murabahah. Skim ini dianggap sesuai dengan tujuan
pembiayaan yaitu konsumtif pembelian barang-barang
yang diperlukan oleh karyawan instansi dimana pada
tahap awal pihak sekolah telah melakukan seleksi
terhadap para karyawan yang mengajukan permohonan
fasilitas Implan dan memberikan rekomendasi apabila
memang layak untuk diberikan fasilitas Implan.
Karyawan yang menjadi rekomendasi sekolah
selanjutnya

diwajibkan

menyetorkan

persyaratan

pembiayaan ke bank untuk kemudian dilakukan


penganalisaan lebih lanjut. Persyaratan bagi nasabah
perseorangan meliputi, mengisi dan menandatangani
formulir permohonan pembiayaan, kartu identitas
suam/istri, KK, akte nikah/cerai, surat persetujuan
suami/istri,

NPWP,

penghasilan

terakhir,

slip
SK

pernyataan persetujuan SKPG.

gaji/surat

keterangan

pengangkatan,

surat

65

Jika persyaratan tersebut dapat dipenuhi maka


selanjutnya bank melakukan tahapan kedua.Pada tugas
pakhir ini, penyusun fokus terhadap pembiyaan Implan
pada

perusahaan.Maka,

penganalisaan

terhadap

pembiayaan Implan indifidu tidak ditampilkan secara


kompleks.
2) Mekanisme pencairan dan pembayaran angsuran
Nasabah yang lanjut ke tahapan selanjutnya
diwajibkan untuk membuka rekening pada Bank
Syariah Mandiri karena pencairan dana dilakukan
dengan mengkredit rekening masing-masing karyawan.
Sedangkan pembayaran angsuran dilakukan dengan
mendebet saldo rekening masing-masing nasabah
dimana bendahara telah melakukan pendebetan pada
setiap rekening karyawan yang telah mendapat fasilitas
pembiayaan.

Sehingga

resiko

tidak

terbayarnya

kewajiban angsuran setiap karyawanakan dapat dicegah


dengan pendebetan secara otomatis.
Namun dengan kedua teknis dan langkah yang
demikian, masih ditakutkan akan timbul resiko-resiko antara
lain ketakutan jika pegawai belum menyetorkan biaya
administrasi, asuransi dan biaya lain. Dengan dialog dan
perjanjian antara instansi dan bank, pada akhirnya resiko ini

66

dapat dicegah dengan perjanjian bahwa sebelum pegawai


menyetorkan dana pembayaran biaya-biaya tersebut, maka
pencairan pembiayaan Implan belum akan dilakukan. Jika
aspek teknis dapat dipenuhi dengan baik maka calon nasabah
kan dapat menerima pembiayaan dengan syarat, analisa lain
terkait pembiayaan implan dapat terpenuhi.
e. Aspek AMDAL
Analisis ini memperhitungkan dampak pada lingkungan
sekitar baik darat, air maupun udara.Instansimerupakan
penyedia jasa pendidikan yang tidak berpengaruh pada
lingkungan yang dimaksud pada aspek AMDAL ini.Pada Nota
Analisa Pembiayaan yang diteliti tidak mencantumkan aspek
ini karena secara umum tidak memiliki pengaruh.Pada Bab 2
disampaikan bahwa perusahaan yang kemungkinan memiliki
dampak pada lingkungan adalahperusahaan yang mengeluarkan
limbah

serta

berkemungkinan

merusak

kelestarian

lingkungan.Bidang usaha pendidikan secara keseluruhan tidak


termasuk pada resiko demikian.
f. Aspek Keuangan
Aspek

yang

sangat

penting

di

dalam

sebuah

pembiayaan adalah aspek keuangan. Dalam hal ini BSM


Cabang

Salatiga

memiliki

rumus

pengembangan

atas

pembiayaan Implan yang telah tercantum pada bab II Tugas

67

Akhir ini. Dalam bab ini akan dikaji bagaimana rumus ini
diterapkan pada kasus pembiayaan. Untuk menerapkan pada
rumus,

terdapat

data-data

yang

harus

diperoleh

bank

diantaranya, Total Gaji Karyawan yang dibayarkan oleh


instansi, Rate of Return yang terdapat pada ketentuan
pembiayaan, jangka waktu pembiayaan, serta kewajiban
pembiayaan lain yang dikeluarkan oleh karyawan serta instansi.
Dari data-data tersebut, bank berhasil menemukan data yang
dapat dituliskan sebagai berikut:
Diketahui:
Total Gaji Karyawan (per bulan)

: Rp35.800.000,-

Rate of Return

: 16.5%

Jangka Waktu Pembiayaan

: 10 tahun

Kewajiban karyawan pada Bank lain

:-

Kewajiban instansi pada Bank lain

:-

Keterangan:
Total gaji karyawan: biaya gaji yang dikeluarkan
instansi untuk membiayai gaji karyawan dan guru tiap
bulan.
Dari data-data yang terdapat di atas memungkinkan
bank untuk melakukan penghitungan terhadap kemampuan
keuangan instansi. Selain dari total gaji yang dikeluarkan oleh
instansi, kesehatan laporan keuangan menjadi faktor penentu

68

utama pada aspek kali ini. Namun karena keterbatasan


penyusun dan kerahasiaan atas laporan keuangan, maka pada
kesempatan kali ini, penghitungan atas laporan keuangan tidak
dapat ditampilkan proses penghitungannya. Namun melalui
informasi

karyawan

BSM

Cabang

Salatiga

terkait

penganalisaan pada instansi terkait, menginformasikan bahwa


komite yang dilakukan Bank atas analisa terhadap laporan
keuangan instansi, menunjukkan hasil bahwa instansi memiliki
laporan keuangan yang sehat dan kesehatan keuangan yang
baik pada 2 tahun terakhir dan diperkiraan tetap pada kondisi
yang prima hingga 10 tahun mendatang.
g. Aspek Pasar dan Pemasaran
Aspek terahir dalam analisa pembiayaan adalah aspek
pasar dan pemasaran.Dalam kasus kali ini, pembiayaan
dilaksanakan pada sektor pendidikan di daerah kabupaten
Semarang.Dapat dikatakan bahwa produk yang ditawarkan
adalah jasa kependidikan setingkat Sekolah Menengah Umum
pada wilayah Kabupaten Semarang.Lokasi dari sekolah berada
di pusat daerah Suruh, dan memiliki riwayat yang baik,
sehingga diduga bahwa tidak terdapat permasalahan yang dapat
menghambat kemajuan sekolah ini.
Namun,

dalam

penelitian

yang

dilakukan

oleh

penyusun, dalam Nota Analisa Pembiayaan yang dibuat oleh


BSM Cabang Salatiga tidak mencantumkan adanya Aspek

69

Pasar dan Pemasaran.Diduga karena adanya rasa aman yang


dirasakan oleh pihak perbankan, bahwa bisnis di dunia
pendidikan masih memiliki prospek yang baik.Tidak dapat
disalahkan pendapat yang demikian, karena kini dunia
pendidikan

telah

Pemerintah

Pusat

mendapat

perhatian

maupun

Pemerintah

yang

lebih

dari

Daerah.Namun,

pendapat ini dapat membawa pada ketidak telitian analisa,


karena tidak seluruh sekolah memiliki riwayat dan prospek
yang

baik.

Persaingan

antar

sekolah

semakin

tinggi

mengakibatkan sekolah yang lemah dalam pengajar dan


fasilitas akan ditinggalkan oleh kebanyakan pelajar.
BSM Cabang Salatiga tidak melakukan penganalisaan
ini, diduga karena bank lebih menfokuskan pada Analisa
Manajemen, Analisa Keuangan, Analisa Yuridis dan Analisa
Teknis. Tidak dapat disalahkan analisa yang demikian, karena
setiap bank akan memiliki cara dan tahapan seleksi yang
berbeda. Namun akan lebih efektif jika keseluruhan Analisa 7A
dapat dilaksanakan dan dipenuhi demi kelancaran pembiayaan.
Dapat disimpulkan, dari ketujuh analisis pada Analisis
7A,

BSM

Cabang

Salatiga

hanya

menggunakan

Aspek.Dimana dari keempat aspek memiliki nilai positif.Hal


menunjukkan bahwa instansi dapat melanjutkan pada Analisis
5C.

70

2. Analisis 5C
Untuk dapat lebih mengetahui apakah sekolah ini mampu
melewati proses analisis dan berhak memperoleh pembiayaan, kita
harus memiliki beberapa sistem analisis. Seperti diketahui sebelumnya
penyusun menggunakan 2 analisa yaitu 7A dan 5C.Setelah mengetahui
hasil dari analisis 7A, kita beranjak pada sistem analisis 5C.Dalam
pelaksanaan analisis ini selalu beriringan dengan analisis 7A, karena
dalam kenyataannya keduanya selalu berkaitan.Kelima analisis yang
digunakan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

ANALISA 5C

Character(Karakter)

Capital(Modal)

Capacity(Kapasitas)

Collateral(Jaminan)

Sumber: Data Terolah

Condition of
economic(Kondisi
Perekonomian)
Gambar 4.3
Analisis 5C

a. Analisis Karakter
Analisis pada kali ini akan dimulai dari Analisis
Karakter. Bagaimana kita ketahui sebelumnya bahwa karakter

71

instansi

dapat

berpengaruh

besar

pada

pelaksanaan

pembiayaan.Karakter dapat dilihat dari watak pengurus, dalam


hal ini Badan Pengurus Harian (BPH), karyawan serta kegiatan
yang sering dilakukan.
Untuk

memperoleh

informasi

mengenai

karakter

instansi dapat dilakukan dengan wawancara serta melacak


informasi yang tersedia pada Bank Indonesia.Pada BSM
Cabang Salatiga sering disebut dengan BI Checking.Melalui
BI Checking dapat diperoleh data-data seperti riwayat
pembiayaan instansi. Untuk mempermudah, di bawah ini akan
disajikan langkah-langkah

yang harus dilakukan untuk

mengakses BI Checking.

Gambar 4.4
BI Checking1

Laman ini dimiliki oleh setiap bank untuk


memperoleh data calon nasabah.Situs ini juga tidak bisa
diakses oleh sembarang orang karena terdapat kode bank,
kode cabang yang tentu saja setiap bank memiliki kode

72

yang berbeda.Situs ini dapat diakses oleh karyawan


administrasi yang memiliki user pada BI.
Dari informasi Bi Checking dapat diketahui riwayat
pembiayaan

instansi

meliputi

riwayat

pembiayaan,

kelancaran pembiayaan sebelumnya yang digolongkan ke


dalam beberapa kriteria, yaitu lancar, kurang lancar, dan
macet.Laman ini diperbaharui setiap harinya oleh setiap
usersehingga akurasi atas situs ini tidak diragukan.

Gambar 4.5
BI Checking2

Setelah admin meng-input user name dan password


selanjutnya akanmuncul tampilan di atas, kemudian untuk
masuk pada informasi yang dikehendaki, kita pilih Bank
Umum karena BSM termasuk ke dalam Bank Umum.

73

Gambar 4.6
BI Checking3

Setelah itu akanmuncul tampilan di atas. Pilih opsi


Informasi BI. Setelah itu akan muncul tampilan di bawah
ini.

Gambar 4.7
BI Checking4

Dari langkah di atas, user mencantumkan nama


instansi sehingga akan muncul nama instani yang
diinginkan.

Karena

kerahasiaan

informasi,

maka

74

penyusuntidak dapat menampilkan hasil BI Checkingpada


tugas akhir ini.
Selain melalui BI Checking, dapat diperoleh
informasi lain mengenai karakter instansi dengan cara
wawancara pada karyawan instansi, penduduk sekitar,
murid-murid dan pihak yang dirasa mampu memberi
informasi secara objektif.Wawancara terhadap karyawan
dapat meliputi informasi kelancaran pembiayaan gaji,
kelancaran pembiayaan spp siswa, kesehatan unit usaha
sekolah dan kelancaran kegiatan belajar mengajar pada
sekolah ini. Hasil wawancara akan dituliskan pada nota
analisa pembiayaan dan hasil dari analisa tersebut
menunjukan bahwa tidak ada informasi buruk mengenai
instansi tersebut.
b. Analisis Kapasitas
Analisis yang kedua adalah Analisis Kapasitas.Dalam
menentukan kapasitas yang dimiliki oleh instansi, BSM
memiliki rumus yang sering disebut rumus DSR (Debt Service
Ratio).Rumus tersebut dapat disajikan sebagai berikut:

DSR (Debt Service Ratio)=40% x 90% x Pendapatan

75

Seperti yang telah diketahui bahwa pendapatan yang


dimiliki oleh instansi adalah sejumlah Rp35.800.000,- maka
kita dapat menerapkan pada rumus DSR.

DSR(Debt Service Ratio)

= 40% x 90% x Rp35.800.000,= Rp12.888.000,-

Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa potensi awal


pembiayaan yang dimiliki oleh instansi adalah Rp12.888.000,dalam jangka waktu 1 bulan. Selanjutnya kita harus
menghitung

Potensi

Pembiayaan

yang

mungkin

dapat

dikeluarkan oleh instansi. Perhitungan ini diterapkan dengan


rumus di bawah ini:

Perhitungan Potensi Pembiayaan


Pendapatan

Potensi Awal Pembiayaan (DSR)

Kewajiban Karyawan pada Bank Lain

Kewajiban Instansi pada Bank Lain

Sisa Potensi Pembiayaan

76

Dari rumus tersebut jika diterapkan pada kasus instansi


maka menghasilkan perhitungan sebagai berikut dengan total
kewajiban karyawan dan instansi kepada bank lain telah
diketahui pada pembahasan Analisis Keuangan 7A.
Perhitungan Potensi Pembiayaan
Gaji per Bulan

= Rp35.800.000

Potensi Awal Pembiayaan (DSR)

= Rp12.888.000

Kewajiban Karyawan pada Bank Lain

Kewajiban Instansi pada Bank Lain

Sisa Potensi Pembiayaan

= Rp12.888.000

Perhitungan di atas menghasilkan dugaan bahwa


potensi akhir yang dimiliki oleh instansi untuk pembiayaan
Implan adalah sebesar Rp12.888.000 dalam satu bulan.
Pengajuan pembiayaan diharapkan dengan jangka waktu 3
tahun dan bank menentukan Rate of Return sebesar 16,5%.
77
Dengan keterangan tersebut dapat dihitung Total Plafond Induk
Pembiayaan dengan perhitungan sebagai berikut:

Perhitungan Plafond Induk Pembiayaan


Potensi Pembiayaan x Rate of Return x Jangka Waktu (bulan)
=

Rp12.888.000 x 16,5% x 120 bulan

Rp255.182.400

Jadi maksimum pembiayaan dalam 3 bulan adalah Rp765.547.200

Berdasarkan kebutuhan dana di atas dapat diketahui


bahwa kebutuhan karyawan instansi terkait adalah sebesar
Rp765.547.200,- dan pada tahap ini diajukan dengan maksimal
plafond Rp750.000.000,- Dengan demikian, pada pembiayaan
kali ini, instansi dapat memperoleh pembiayaan Implan sebesar
Rp750.000.000,- dalam jangka waktu pengajuan selama 3
tahun.
c. Aspek Kondisi Perekonomian
Selanjutnya
Perekonomian.

kita akan

Kondisi

mengkaji

ekonomi

yang

Aspek Kondisi
dimaksud

pada

pembahasan kali ini adalah kondisi ekonomi yang dapat


mempengaruhi kinerja maupun kesehatan instansi.Kita ketahui
bahwa instansi merupakan penyedia jasa pendidikan.Untuk
78
mengetahui pengaruh ekonomi yang berpengaruh bagi instansi
ini

dapat

dilihat

melalui

ketetapan

yang

dikeluarkan

pemerintah. Karyawan marketing terkait menganggap bahwa


guru memiliki prospek baik pada pembiayaan dengan melihat
beberapa ketetapan tentang sertifikasi guru tahun 2013 sebagai
berikut:
1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.

2) Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan.


3) Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang

Guru.
4) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
5 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam
Jabatan.
d. Aspek Jaminan
Aspek yang sangat penting bagi pembiayaan yang
menyangkut dari pembahasan-pembahasan di atas adalah aspek
jaminan.Jaminan yang diperuntukkan bagi sebuah instansi
tentu

saja

berbeda

instansi.Dimana

dengan

instansi

jaminan

sekolah

ini

bagi

karyawan

merupakan

agen

channeling yang berperan mengkoordinir pembiayaan Implan


dalam pengajuan dan pembayaran pembiayaan. Beberapa
jaminan yang harus dipenuhi oleh instansi termaktum di dalam79

Perjanjian Kerja Sama Pembiayaan, diantaranya sebagai


berikut:
1) Menjamin kelancaran pembayaran anguran melalui
pemotongan gaji.

2) Menjamin memberikan dahulu hak-hak yang timbul


kepada bank untuk menerima terlebih dahulu atas hakhak nasabah, apabila nasabah terputus hubungan kerja
samanya oleh sebab apapun juga, termasuk tetapi tidak
terbatas pada tunjangan hari tua, gaji terakhir,
pesangon, dana koperasi jamsostek atau kompensasi
dan sumber-sumber dana lain untuk digunakan sebagai
pelunasan hutang nasabah pada bank.
3) Menjamin Debt Service Ratio(DSR) maksimal 40%
terhadap seluruh fasilitas pembiayaan nasabah apabila
nasabah menerima pembiayaan lain sampai dengan
masa pembiayaan berakhir.
4) Menjamin bahwa nasabah yang menandatangani akad
pembiayaan dengan bank adalah benar karyawan tetap
perusahaan dengan masa kerja minimal 2 tahun.
5) Bertanggung jawab terhadap adanya pemalsuan tanda
80
tangan atau nasabah fiktif, dan apabila hal tersebut
terjadi, maka perusahaan bertanggung jawab melunasi
fasilitas nasabah yang dimaksud, segera setelah
pemberitahuan dari bank.
6) Menjamin kebenaran data yang dimaksud, segera
setelah pemberitahuan dari bank.

Setelah penandatangan surat perjanjian kerja sama


dilakukan, maka segala tanggung jawab atas nasabah yang
merupakan anggota instansi telah dibebankan kepada instansi.
Maka,

untuk

resiko

yang

kemungkinan

terjadi

dapat

terakomodir dengan bantuan instansi.Hal ini juga memudahkan


monitoring pembiayaan yang dapat meminimalisir resikoresiko

pembiayaan.Pada

kondisi

ini

instansi

telah

menandatangani Perjanjian Kerja Sama Pembiayaan sehingga


kewajiban atas pemenuhan jaminan telah dilakukan oleh
instansi tersebut.
e. Aspek Modal
Aspek terakhir yang kita kaji pada pembahasan ini =adalah Aspek Modal. Besarnya kemampuan modal calon
nasabah dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan
yang dimiliki.Semakin besar perusahaan yang dimiliki,
semakin mudah memperoleh data modal sendiri.Dari laporan
keuangan yang diterima oleh bank menunjukkan bahwa asset
yang dimiliki oleh instansi baik asset lancar maupun tetap
menunjukkan angka yang signifikan. Namun masih dengan
kendala yang sama bahwa laporan keuangan yang dimiliki oleh
instansi merupakan rahasia instansi yang tidak dapat diekspose
ke dalam penelitian ini. Keterangan ini diperoleh melalui
wawancara dengan karyawan pembiayaan

terkait

yang

memberitahukan hasil bahwa instansi memiliki cukup modal


untuk mengambil pembiayaan.
Dari analisa 5C yang diteliti dapat diketahui bahwa bank hanya
menggunakan 3 aspek yaitu Analisa Karakter, Analisa Kapasitas dan
Analisa Jaminan.Jika di presentase maka hasil analisa hanya berskor
60% dari keseluruhan aspek yang dianalisa.Namun selain analisa 5C
kita juga perlu mempertimbangkan analisa 7A yang telah kita bahas
sebelumnya.Dari analisa 7A, bank hanya menggunakan 4 aspek.Hal ini
menunjukkan hasil analisa sebesar 57% dari keseluruhan aspek.
Dapat disimpulkan bahwa hasil penganalisaan yang dilakukan
tidak lebih dari 70% sehingga menimbulkan dugaan bahwa analisa
kurang memenuhi

kriteria.Penyusunmenyesuaikan dengan Nota

Analisa Pembiayaan bank dimana bank hanya mengunakan 6 analisa.


Yaitu Analisa Yuridis, Analisa Karakter, Analisa Manajemen, Analisa
Teknis, Analisa Keuangan dan Analisa Jaminan. Dari ketentuan yang
ada pada Nota Analisa Pembiayaan, instansi memenuhi 6 aspek,
sehingga instansi berhak memperoleh pembiayaan Implan.

82

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian Tugas Akhir yang berjudul ANALISIS
PROPOSAL PENGAJUAN PEMBIAYAAN IMPLAN PADA BANK
SYARIAH MANDIRI CABANG SALATIGA adalah sebagai berikut:
1. Dalam

penerapan

analisis

7A

yang

meliputi:

Aspek

Yuridis/Hukum, Aspek Pasar dan Pemasaran, Aspek Keuangan,


Aspek Teknis/Operasi, Aspek Manajemen, Aspek Sosial Ekonomi
dan Aspek AMDAL, BSM Cabang Salatiga hanya menggunakan
Aspek Yuridis, Aspek Keuangan, Aspek Teknis/Operasi, dan
Aspek Manajemen sesuai dengan ketentuan yang mengatur BSM
Cabang Salatiga. Sedangkan untuk Analisis 5C, yang terdiri dari:
Character, Capital,

Capacity,

Collateral, dan Condition

of

Economic. Analisis 5C yang diterapkan oleh BSM Cabang


Salatiga dalam menganalisis proposal pembiayaan implan, dalam
kasus ini mengambil sampel Dinas Kependidikan di wilayah
Kabupaten Semarang. Dalam pelaksanaan analisis 5C telah
menghasilkan angka positif pada semua aspek.
2. Dalam proses analisis yang dilakukan oleh marketing BSM Cabang
Salatiga dilakukan dengan objektif dan berdasarkan ketelitian.
Sehingga tidak terdapat permasalahan pada proses pembiayaan.
Dari hasil analisis, menunjukkan bahwa instansi memiliki potensi

83

untuk

memperoleh

pembiayaan

sesuai

dengan

kententuan

pembiayaan yang ditetapkan oleh BSM Cabang Salatiga

B. Saran
Dari kedua kesimpulan di atas, penyusun memberikan saran sebagai
berikut:
1. BSM Cabang Salatiga diharap selalu

menerapkan

dan

mempertahankan analisis 5C dan 7A yang telah diterapkan


sesuai dengan kebijakan di BSM Pusat.
2. Diharapkan analisis terhadap Aspek 7A dilakukan secara sistematis
sehingga hasil yang dicapai akan lebih maksimal serta mengurangi
resiko pembiayaan.

DAFTAR KATA

(ijarah)

: Leasing, sukuk

(mudharabah)
: Spekulasi, bentuk kerja sama antara
dua atau lebih pihak di mana pemilik modal (shahibul
amal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola
(mudharib) dengan suatu perjanjian di awal.
(murabahah)
: Murabahah, perjanjian jual-beli antara
bank dengan nasabah.
(musyarakah)
: Pos, (syirkah atau syarikah atau serikat
atau kongsi) adalah bentuk umum dari usaha bagi hasil di
mana dua orang atau lebih menyumbangkan pembiayaan
dan manajemen usaha, dengan proporsi bisa sama atau
tidak. Keuntungan dibagi sesuai kesepakatan antara para
mitra, dan kerugian akan dibagikan menurut proporsi
modal.

DAFTAR PUSTAKA

Antonio, Muhammad Syafii. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik.


Jakarta: Takzia Cendekia.
Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta : Rineka Cipta
Emzir. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers
Foloans, Strategi Pemasaran Ditinjau Dari Sudut Pandang Customer (5C)
by
FOBS.
http://foloans.blogspot.com/2012/08/strategipemasaran-ditinjau-darisudut.html diakses tanggal 10 Juni 2013
pukul 18.55
Kasmir, 1998. Bank & Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada
Kasmir, 2001. Manajemen Perbankan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Martono. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Yogyakarta:
Ekonisia.
Mohammad, 2005. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta :
UPP AMP YKPN
Muhammad. 2009. Lembaga keuangan mikro islam. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Prasetyo, Bambang. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Teori dan
Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sugiono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.
Bandung :Alfabeti
Syariah, Mandiri, Info Perusahaan. http://www.syariahmandiri.co.id//
diakses tanggal 10 Juni 2013 pukul 19.48
Wiroso. 2005. Jual Beli Murabahah. Yogyakarta: UII Press Yogyakarta.

Lampiran 1

Lampiran 2

Lampiran 3

Lampiran 4
NOTA ANALISA PEMBIAYAAN
POLA CHANNELING
(BSM IMPLAN)
Asalamualaikum Wr.Wb
Dengan ini kami sampaikan nota analisa pembiayaan atas nama MAN SURUH sebagai
berikut:
PERMASALAHAN
Perusahaan vide surat tanggal 17 September 2012 telah mengajukan permohonan
pembiayaan terhadap karyawan-karyawati MAN SURUH dengan rincian sebagai berikut:
Jumlah Permohonan

Maksimal Sebesar Rp750.000.000,00

Jangka Waktu Pembiayaan

120 bulan (10 tahun)

Tujuan Pembiayaan

Konsumtif

kepada

karyawan-karyawati

MAN SURUH
INFORMASI NASABAH
1. Informasi Umum
Nama Perusahaan

: MAN SURUH

Nasabah

: Guru MAN SURUH

Alamat Kantor

: Jalan

Suruh-Salatiga

Kab.Semarang
Telepon

: -

Fax

: -

Bidang Usaha

: Pendidikan

Kepala

: Muchlas

Sekretaris

: -

Bendahara

: Ismatul Yatimah

Hubungan dengan BSM

: Baru

2. Susunan Struktur Organisasi


Susunan Struktur Organisasi MAN SURUH adalah sebagai berikut:

Km.10,

Suruh,

Kepala Sekolah
Bendahara

Guru

Guru

Guru

Guru

Keterangan:
Kepala Sekolah

: Muchlas

Bendahara

: Ismatul Yatimah
ASPEK YURIDIS

MAN SURUH berkedudukan dan beralamat di Jalan Suruh-Salatiga Km.10, Suruh,


Kab.Semarang.
Aspek Yuridis untuk masing-masing calon end user adalah sebagai berikut:
1. KTP Suami dan Istri
2. KK
3. Akta Nikah
4. Slip Gaji
5. SK
Legalitas Permohonan Pembiayaan Implan Karyawan.
Surat permohonan pembiayaan telah ditandatangani oleh pengurus dan karyawan MAN
SURUH.
ANALISA KARAKTER DAN MANAJEMEN
1. Aspek Karakter
a. Reputasi Instansi
Fasilitas bank untuk pembiayaan Implan karyawan MAN SURUH dibuatkan
Perjanjian Kerjasama antara Kepala Sekolah dengan BSM Cabang Salatiga.
Masing-masing karyawan mengajukan pembiayaan Implan diketahui dan
direkomendasikan oleh Kepala Sekolah MAN SURUH.
b. Profesionalisme Kerja
MAN SURUH dipimpin oleh Kepala Sekolah (Bapak Muchlas). Pada saat ini on
the spot bertemu langsung dengan Kepala Sekolah. Kepala sekolah tersebut
sudah mengetahui secara langsung pembiayaan Implan kepada guru/karyawan

MAN SURUH.
2. Aspek Manajemen
Ruang lingkup kegiatan sekolah adalah dalam bidang pendidikan. Sekolah adalah
merupakan Sekolah Dasar Negeri, dimana para pengajarnya adalah calon dan
Pegawai Negeri Sipil.
Risiko dan Mitigasi:
a. Risiko
Tidak terbayarnya kewajiban angsuran nasabah karena saldo di rekening tidak
mencukupi untuk dilakukan pendebetan.
b. Mitigasi
Pembayaran gaji karyawan atau guru yang melalui bendahara sekolah telah di
debet terlebih dahulu untuk pembayaran angsuran, sehingga risiko tidak
terbayarnya kewajiban angsuran masing-masing karyawan dapat dimitigasi
secara sempurna.
ANALISA ASPEK TEKNIS
1. Skim Pembayaran kepada Karyawan-karyawati MAN SURUH
Dalam pemberian fasilitas Implan kepada karyawan-karyawati sekolah, skim yang
digunakan adalah murabahah, karena sesuai dengan tujuan pembiayaan yaitu
konsumtif pembelian barang-barang yang diperlukan oleh karyawan-karyawati
sekolah dimana pada tahap awal pihak sekolah telah melakukan seleksi terhadap para
karyawannya yang mengajukan permohonan fasilitas Implan dan memberikan
rekomendasi apabila memang layak untuk diberikan fasilitas Implan BSM.
2. Mekanisme Pencairan dan Pembayaran Angsuran
Pencairan dana dilakukan dengan mengkredit rekening masing-masing karyawan.
Masing-masing karyawan telah memiliki rekening BSM. Sedangkan pembayaran
angsuran dilakukan dengan mendebet saldo rekening masing-masing karyawan
sekolah dimana bendahara telah melakukan pendebetan pada setiap rekening
karyawan-karyawati yang mendapat fasilitas pembiayaan Implan BSM untuk
kemudian disetorkan ke rekening karyawan-karyawati yang ada di BSM. Sehingga
risiko tidak terbayarnya kewajiban angsuran setiap karyawan akan dapat dilakukan
mitigasi secara sempurna.
3. Risiko dan Mitigasi
a. Risiko

1) Pegawai belum menyetorkan biaya-biaya (administrasi,asuransi,dll) untuk


pembiayaan.
2) Pegawai tidak membayar angsuran tiap bulan.
b. Mitigasi
1) Sebelum pegawai menyetorkan dana untuk biaya-biaya, tidak akan dilakukan
pencairan.
2) Pembayaran gaji karyawan atau guru melalui bendahara sekolah telah di
debet terlebih dahulu untuk pembayaran angsuran, sehingga risiko tidak
terbayarnya kewajiban angsuran masing-masing karyawan sekolah dapat
dimitigasi secara sempurna.
ANALISA ASPEK KEUANGAN
Analisa Kebutuhan Dana, Skim dan Sumber Pengembalian
1. Perhitungan Limit Plafond Induk Pembiayaan
Perhitungan Potensi Pembiayaan MAN SURUH
Biaya gaji/bulan

: 35,800,000 (A)

Potensi awal untuk pembiayaan

: 12,888,000 (B) = (40% X 90% X A)

Kewajiban karyawan exiting

(C) (Misalnya simpanan pokok,


wajib, atau angsuran anggota
kepada koperasi)

Kewajiban bank exiting

(D)

Sisa Potensi

: 12,888,000 (E) = B-C-D

Ekuivalen Rate of Return

: 16.5%

Jangka Waktu Pembiayaan

: 120 Jangka Waktu Pembiayaan 10 tahun

Maksimum Plafond Pembiayaan

: 765,547,200 Maksimum pembiayaan untuk


jangka waktu 3 tahun

Berdasarkan perhitungan dana di atas dapat diketahui bahwa kebutuhan karyawan


MAN SURUH adalah sebesar 765,547,200. Tetapi pada tahap ini diajukan dengan
maksimal plafond Rp.750.000.000,00
2. Penetapan Skim Pembiayaan
Berdasarkan transaksi yang dilakukan, maka skim/struktur pembiayaan yang sesuai
adalah Wakalah wal Murabahah (untuk pembelian barang) dan Wakalah wal Ijarah
(untuk memperoleh manfaat atas jasa), sebagai berikut:
Skim Pembiayaan

: Wakalah Wal Murabahah dan Wakalah Wal

Ijarah (disesuaikan dengan peruntukannya)


Tujuan Pembiayaan

: Konsumer

kepada

sejumlah

karyawan

(kolektif) dengan rekomendasi Perusahaan


Jangka Waktu Pembiayaan

: 120 bulan (10 tahun)

Jangka Waktu Penarikan

: Maksimal 6 bulan setelah penandatanganan


akad

3. Sumber Pengembalian
Sumber pengembalian adalah dari fixed income (gaji) dimana sistem penggajian telah
di debet oleh bendahara, sehingga risiko tidak terbayarnya kewajiban angsuran setiap
bulannya dapat dimitigasi dengan sempurna.
4. Risiko dan Mitigasi
a. Risiko
1) Risiko terjadinya over financing maupun under financing yang akan
mempengaruhi potopolio pembiayaan yang diberikan.
2) Risiko tidak terbayarnya kewajiban angsuran nasabah (karyawan) karena
tidak tersedianya dana di rekening yang bersangkutan.
b. Mitigasi
1) Telah dilakukan perhitungan jumlah kebutuhan pembiayaan yang dibutuhkan
oleh para karyawan MAN SURUH berkaitan dengan fasilitas pembiayaan
Implan BM yang diajukan tidak melebihi dari 40% DSR.
2) Pembayaran angsuran kewajiban dilakukan secara potong gaji atas rekening
masing-masing karyawan MAN SURUH dimana sistem penggajian telah di
debet oleh bendahara, sehingga risiko tidak terbayarnya kewajiban angsuran
setiap bulannyadapat dimitigasi dengan sempurna.
ANALISA ASPEK JAMINAN
Jaminan adalah:
1. SK Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil (di atas Rp50.000.000,00)
2. Penjaminan dari Asuransi Penjaminan STACO
3. Standing Intruction yang ditanda tangani oleh calon nasabah dan diketahui oleh
pejabat yang berwenang (Kepala Sekolah) untuk memotong pembayarannya
kewajiban pembiayaan di BSM sampai dengan lunas
USULAN PEMBIAYAAN
Berdasarkan kajian dan analisa di atas maka kami mengusulkan agar permohonan Implan

karyawan MAN SURUH dapat disetujui dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut:
1. Struktur Pembiayaan:
a. Skim Pembiayaan

: Wakalah al Murabahah dan Wakalah wal


Ijarah (disesuaikan dengan peruntukkannya)

b. Tujuan Pembiayaan

: Konsumer

kepada

karyawan

(kolektif)

dengan rekomendasi Instansi


c. Limit Pembiayaan

: Maksimal Plafond Rp765,547,200

d. Limit Pembiayaan Indifidual

: Maksimal Rp750,000,000

e. Jangka Waktu Pembiayaan

: Sampai dengan 120 bulan (10 tahun)

f.

: Maksimal 6 bulan setelah akad

Jangka Waktu Penarikan

g. Margin

: Mulai 12.25 untuk 1 tahun

h. Biaya-biaya:

1) Biaya Administrasi

1% atau minimal Rp100,000

2) Biaya Keterlambatan

0.00069 dari angsuran per hari

3) Biaya

Asuransi,

Pengikatan Jaminan, Biaya


Materai dan biaya lain
yang

timbul

akibat

transaksi ini
i.

Jaminan

: Asuransi STACO, Surat Rekomendasi dari


Kepala Sekolah. Surat Pernyataan dari
pejabat berwenang

j.

Pengikatan

: Intern

2. Syarat Penandatanganan Akad Pembiayaan


a. Mengembalikan tembusan surat Penegasan Persetujuan Pembiayaan yang telah
ditandatangani di atas materai secukupnya.
b. Telah membuka rekening di BSM Cabang Salatiga sebagai media untuk
penyaluran pembayaran angsuran dan biaya-biaya yang terkait dengan
pembiayaan ini.
c. Menyerahkan Standing Intruction yang ditandatangani oleh calon nasabah dan
diketahui oleh pejabat yang berwenang untuk memotong pembayaran kewajiban
pembiayaan di BSM sampai dengan lunas.
d. Menyerahkan surat pernyataan dan kuasa mengenai:

1) Bahwa kewajiban angsuran nasabah disalurkan melalui Rekening nasabah di


PT Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga
2) Bahwa nasabah memberi kuasa untuk mendebet rekeningnya di PT Bank
Syariah Mandiri sebesar kewajiban angsiran, biaya-biaya administrasi.
e. Telah menyerahkan surat persetujuan dari suami/istri
f.

Menyediakan sejumlah dana di rekening yang bersangkutan untuk pembayaran


biaya-biaya yang timbul sebagai akibat fasilitas pembiayaan ini.

3. Syarat pencairan:
Seluruh persyaratan pada poin B telah dipenuhi dan diserahkan seluruhnya kepada bank.
a. Telah menandatangani seluruh perjanjian beserta pengikatan jaminan.
b. Menandatangani tanda terima uang setiap pencairan.
c. Setelah pihak asuransi peminjaman menertibkan Sertifikat Penjaminan.
4. Syarat-syarat lain:
a. Selama pembiayaan belum lunas, nasabah berkewajiban untuk:
1) Menggunakan fasilitas pembiayaan sesuai dengan tujuan penggunaan
pembiayaan.
2) Mengizinkan PT Bank Syariah Mandiri atau pihak yang ditunjuk untuk
melakukan pemeriksaan aktifitas keuangan nasabah.
b. Selama pembiayaan belum lunas, tanpa persetujuan tertulis dari bank terlebih
dahulu nasabah tidak diperkenankan:
1) Memindah tangankan barang jaminan.
2) Memperoleh fasilitas kredit atau pinjaman lain dari pihak ketiga, kecuali
dalam rangka transaksi yang wajar dan disetuji oleh Bank Syariah Mandiri.
3) Mengingat diri sebagai penjamin hutang atau menjaminkan harta kekayaan
kepada pihak lain.
c. Syarat lain sesuai ketentuan yang berlaku di PT Bank Syariah Mandiri.
5. Lain-lain
a. Kejadian-kejadian pelanggaran (event of default)
1) Nasabah tidak membayar kewajiban pokok dan margin sebagaimana
ditetapkan dalam perjanjian pembiayaan.
2) Nasabah tidak dapat memenuhi atau melanggar sebagian atau seluruh syarat
dan ketentuan yang tercantum di dalam perjanjian pembiayaan.
b. Perubahan perjanjian pembiayaan hanya dapat dilakukan secara tertulis dan

ditandatangani oleh pihak bank dan nasabah.


c. Kelalaian atau kelambatan bank dalam menggunakan hak kekuasaannya sesuai
dengan isi perjanjian pembiayaan tidak berarti sebagai pelepasan hak.
d. Lain-lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan akan ditetapkan kemudian
oleh Bank Syariah Mandiri.

Demikian kami sampaikan, mohon keputusan dari Komite Pembiayaan.


Wassalamualaikum Wr.Wb

Rifqi Aditya
Pelaksana Marketing

Lampiran 5

Lampiran 6
DOKUMENTASI PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai