Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

IMAN KRISTEN DAN POLITIK


MATA KULIAH : AGAMA KRISTEN PROTESTAN

Disusun Oleh:
Elmi Imiarti Purba (1406628714)
Rexy Bernadus Afrianto (1406628866)
Tamara Nathania (1406628720)

AKUNTANSI-SEKTOR PUBLIK
PROGRAM VOKASI
UNIVERSITAS INDONESIA
2014

STATEMENT OF AUTHORSHIP
Kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah terlampir adalah
murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa
menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan sebagai bahan untuk makalah pada mata ajaran
lain kecuali kami menySatakan dengan jelas bahwa kami menggunakannya.
Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan
atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.

No.

Nama

NPM

Elmi Imiarti Purba

(1406628714)

Rexy Bernadus Afrianto

(1406628866)

Tamara Nathania

(1406628720)

Tandatangan

Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat,
karunia, serta berkat-Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Butuh waktu dan
persiapan yang sangat banyak untuk menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini berjudul Iman Kristen dan Politik karena di dalam makalah ini akan
membahas tentang politik dalam dunia Perjanjian Baru, politik dalam masa Orde Baru dan
etika politik dalam era reformasi
Makalah ini bertujuan untuk memberi penjelasan yang berupa rangkuman materi dari
setiap permasalahan yang berkaitan dengan iman Kristen dalam hubungannya dengan dunia
politik sehingga dapat mempermudah untuk memahami yang pada akhirnya dapat
memudahkan dalam pengaplikasian dan penerapannya dalam kehidupan Kristiani.
Kami menyadari di dalam menyusun makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
sebab itu kami mohon kritik dan saran yang dapat kami gunakan untuk menyempurnakan di
dalam penyusunan makalah berikutnya.

Depok, 21 Oktober 2014

Penulis

DAFTAR ISI
STATEMENT OF AUTHORSHIP...................................................................................... 2
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 3
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 5
BAB III PEMBAHASAN .................................................................................................. 6
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 9
DAFTAR KEPUSTAKAAN .............................................................................................. 10

BAB I
PENDAHULUAN
Pada masa Orde Baru orang-orang Kristen dan gereja-gereja kurang mengambil peran
terhadap politik. Akibatnya, kepentingan Kristen selalu dirugikan. Dan pasa masa Reformasi
saat ini, orang Kristen dan gereja diminta untuk mengambil sikap baru, supaya dengan
demikian kepentingan Kristen lebih dapat diperjuangkan dengan hasil yang lebih baik. Ada
sinode-sinode yang membentuk departemen baru (Departemen Politik) untuk menampung
sikap baru ini. Anggota-anggotanya adalah orang-orang yang diperkirakan sudah
berpengalaman di bidang politik.
Politik adalah seni yang bersangkut-paut dengan proses pengambilan keputusan oleh orangorang yang berbeda kepentingan dan keputusan ini menyangkut masa depan orang banyak.
Etika Politik adalah kaidah-kaidah moral yang dipertimbangkan dalam proses pengambilan
keputusan. Proses pengambilan keputusan ini disebut strategi.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Politik dalam Dunia Perjanjian Baru
Tuhan Yesus aktif melakukan gerakan moral untuk memperbarui, memperbaiki, bahkan
menggoyang kemapanan dan status quo pada zaman-Nya. Tuhan Yesus tidak takut
menentang penjajahan Romawi dan pemerintahan "boneka" Romawi yakni Sanhedrin dan
Imam kepala yang diberikan wewenang terbatas memerintah Yahudi di Palestina.
Proklamasi Yesus dalam agenda politik pembaruannya seperti yang terdapat dalam Lukas
4:18-19, "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan
kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan
pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk
membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah
datang."
Nasib orang-orang miskin menjadi perhatian Yesus. Pada Matius 5:3, "Berbahagialah orang
yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga."
Kemiskinan menurut Yesus adalah berasal dari korupsi dan manipulasi pada lapisan
masyarakat yang berpusat di Bait Allah. Oleh karena itu, Yesus melakukan demo besarbesaran untuk reformasi Bait Allah. Yesus mengusir para pedagang dari Bait Allah, karena
Bait Allah adalah kantor Imam Besar sebagai lembaga eksekutif dan Bank Central yang
dijadikan sebagai sarang penyamun.
Yesus juga menentang pendewaan kaisar yang dianggap sebagai Tuhan pada masa itu. Dan
pada saat Yesus ditanya tentang pajak kepada kaisar atau Negara, Yesus memberikan prinsip
tentang pemisahan gereja dengan negara. Seperti tertulis dalam Matius 22:21, "Berikanlah
kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib
kamu berikan kepada Allah."
Dalam UUD 1945 tugas Pemerintah adalah melindungi negara dan masyarakat,
meningkatkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dan turut
memperjuangkan perdamaian dunia. Menurut Rasul Paulus, setiap orang Kristen harus
6

Takluk dan hormat kepada Pemerintah. Seperti taat membayar pajak.

B. Politik Gereja di Masa Orde Baru


Politik berupa strategi menempatkan orang di dalam struktur yang ada mengandaikan bahwa
struktur yang ada dapat dipengaruhi sehingga dapat dikatakan "bernafaskan semangat
Kristen, yaitu cinta kasih dan keadilan" atau dapat dikatakan "membela kepentingan Kristen.
Seperti perkataan Yesus yang terdapat dalam perjanjian baru agar murid-murid-Nya menjadi
"terang" dan "garam".
Salah satu dampak negatif dari strategi masuk dalam struktur adalah ketidaksadaran bahwa
struktur bisa menjadi sangat kuat dan dominan apalagi struktur yang menyangkut kuasa.
Politik bersangkut paut dengan kuasa. Ketika masuk kedalam dunia politik, kita merasa
seakan-akan kita mempunyai kuasa. Hal ini membuat kita yang tadinya merasa diri sebagai
ciptaan yang lemah ini, sekarang mempunyai sesuatu yang dipunyai oleh Tuhan. Kita merasa
sedikit seperti Tuhan atau menjadi tuhan kecil. Dalam kenyataan,mereka dikuasai oleh
struktur,tidak bias bersuara, dan tidak bias bertindak. Yang disuarakan bukan lagi suara dari
Tuhan yang menuntut manusia untuk berlaku adil, mencintai kesetiaan dan hidup dengan
rendah hati dihadapan-Nya (Mika 6:8)
Strategi kedua yang biasa dilakukan adalah menjadi anak manis terhadap penguasa yang
penurut dan tunduk kepada kekuasaan. Ada tiga hal yang terkait dalam pokok ini,yaitu :
1. Warisan teologis dari masa lampau
Ada pemahaman bahwa pemerintah adalah pelindung. Dalam Roma 13:1-7, Rasul
Paulus yakin bahwa tidak ada pemerintahan yang tidak berasal dari Allah dank arena
itu semua orang,termasuk orang Kristen, harus takluk kepada pemerintah
2. Orang orang Kristen menganggap diri sebagai minoritas
Di Indonesia,semua orang mempunyai hak yang sama Tidak ada yang boleh
mendiskriminasikan walaupun berbeda agama. Mungkin orang Kristen kecil adari
segi jumlah, namun orang Kristen tidak boleh didiskriminasikan. Jika ada upaya
upaya diskriminasi, orang Kristen dan gereja-gereja harus menentangnya secara
politis.
3. Memperjuangkan kepentingan orang Kristen dan persekutuannya saja.
Hal ini merupakan sikap yang tidak benar, karena dalam etika politik kita dituntut
agar tidak menutup mata kepada kepentingan bersama..

C. Etika Politik dalam Era Reformasi


7

Secara sederhana,gereja membangun etika politik dalam era reformasi adalah dengan
memperhatikan isi peribaadahan gereja-gereja, khususnya doa-doa syafaat apakah memang
menyentuh etika politik atau tidak.
Mau tidak mau orang Kristen masuk kedalam struktur,tetapi iman kita menuntut agar kita
mempunyai kejernihan iman dan kehidupan iman yang tidak tercemar oleh pesona politik.
Bagaimanakah sikap yang perlu gereja lakukan?
1. Sikap yang didasarkan atas iman kepada Yesus Kristus
Gereja mengharapkan pengayoman pemerintah sehingga situasi aman merupakan
impian setiap orang. Tetapi bukan berarti mengandalkan segala sesuatu kepada
pemerintah. Kita perlu menghargai pemerintah dan Negara, tapi dari segi iman kita,
penghargaan itu harus proporsional sifatnya
2. Kualifikasi dan ketundukan orang Kristen yang tanpa syarat
John Calvin dengan jelas menyatakan bahwa iman Kristen menuntut dari para
pengikutnya agar tidak memberi kepatuhan tanpa syarat kepada siapapun dan apapun.
Pelanggaran terhadap tuntutan ini disebut pemberhalaan
3. Membangun jembatan dengan masyarakat
Membangun jembatan dengan masyarakat bukan sekadar bantuan karikatif yang
sifatnya insidential. Yang dimaksudkan adalah rasa solidaritas kepada masyarakat atau
rakyat yang sering menjadi korban untuk kepentingan penguasa. Gereja gereja dapat
menruskan misi dan pekabaran injildalam rangka pemahaman HAM mengenai
kebebasan beragama dan pemberdayaan dalam rangka penegakan keadilan dan
pemerataan.

BAB III
KESIMPULAN
Sikap politik orang Kristen dapat dibagi menjadi tiga kelompok
1. Apolitk, yang menganggap politik sebagai urusan duniawi yang kotor yang tidak perlu
dicampuri gereja yang dianggap sebagai lembaga yang mengurusi sorga saja. Sikap
ini terlalu ekstrim.
2. Kelompok yang ingin merebut kekuatan politik, paling tidak mempunyai kekuatan
signifikan dalam struktur pemerintahan agar dapat menentukan jalannya negeri ini.
Para pendiri partai Kristen barangkali ingin masuk dalam sistem kenegaraan melalui
semngat beriman dan berharap pada Yesus Kristus.
3. Kelompok yang berpendapat bahwa orang Kristen di Indonesia terpanggil sebagai
garam dan terang dunia yang melalui iman Kristianinya dapat melakukan transformasi
politik secara positif, kritis, kreatif dan realistis. Politik Yesus tergolong pada sikap
ini. Gereja gerja harus menjadi pengkritik pemerintah apabila pemerintah tidak
menjalankan tugasnya dengan benar sesuai dengan nilai nilai kemanusiaan dan
amanat konstitusi dan peraturan perundang-undangan yang adil. Gereja tidak dapat
berdiam diri dalam dinamika sosial kemasyarakatan.

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Tamuntuan,Junius.Henoch B.I. Setiawan.2012.Membangun Pribadi Berkarakter Mulia.

10

Anda mungkin juga menyukai