Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
dapat berupa hewan uji (mencit, tikus, kelinci, marmut dll tergantung pada kimripan
fungsi fisiologisnya dengan manusia) atau manusia sehat maupun pasien. Namun
penggunaan hewan uji lebih sering digunakan daripada manusia. Kalau pun terpaksa
menggunakan manusia, biasanya lebih dipilih manusia sehat daripada pasien
dengan pertimbangan kemanusiaan, etik, dsb. Uji farmakokinetika ini umumnya
dilakukan pada kondisi puasa dengan tujuan untuk meminimalisasi adanya pengaruh
makanan terhadap proses absorbsi dan proses farmakokinetika. Data dari uji
farmakokinetika ini dapat dianalisis dengan metode residual, metode Wagner
Nelson (berdasarkan persen obat tak terabsorbsi versus waktu), Metode Loo
Riegelman (untuk absorbsi obat dengan 2 kompartemen), Modelling and Curve
Fitting, serta Metode data urine.
Metode Uji In Vitro merupakan metode uji absorbsi obat yang dilakukan di luar tubuh
makhlik hidup, dapat menggunakan organ terisolasi maupun lainnya. Uji in vitro ini
terdiri atas beberapa jenis: uji permeasi (uji difusi, metode usus terbalik, maupun
caco -2 cell monolayer), uji disolusi, maupun uji disintegrasi.
Metode Uji Ins Situ merupakan suatu metode uji yang dilakukan dalam organ target
tertentu yang masih berada dalam sistem organisme hidup. Bedanya dengan uji in
vivo adalah karena pada uji in situ organ target tersebut diusahakan tidak
dipengaruhi oleh organ lain sehingga profil obat yang diamati hanya berdasarkan
pada proses yang terjadi pada organ tersebut tanpa dipengaruhi oleh proses yang
terjadi pada organ lainnya. Sedangkan bedanya dengan uji in vitro adalah organ
pada uji in situ masih menyatu dengan sistem organisme hidup, masih mendapat
supply darah, dan supply oksigen.
Keuntungan dan Kerugian Beberapa Metode Uji Absorbsi
Uji Permeasi dengan Usus Terisolasi
Syaratnya membrane tetap terjaga viabilitasnya selama proses uji sehingga dapat
diperoleh
reprodusibilitas
dan
validitas
eksperimen
yang
baik.
in
vivo
Keuntungan:
Dapat
Mengurangi
digunakan
kebutuhan
sebagai
studi
in
prediksi
vivo
dengan
transport
hewan
dan
manusia
Bekerja langsung pada organ utuh tempat fungsi sel sel fisiologis berada
Kerugian:
Harus dilakukan dengan cepat karena viabulitas organ hanya bertahan beberapa
jam
saja
Jumlah obat terabsorbsi yang terkur jauh lebih kecil dari pada jumlah obat
terabsorbsi yang sesungguhnya jika dikonsumsi pasien karena ketebalan usus jauh
lebih besar daripada ketebalan membrane in vivo