Bab-13-1994-Cek 20090203102901 1785 12
Bab-13-1994-Cek 20090203102901 1785 12
BAB XIII
PERUMAHAN DAN
PERMUKIMAN A. PENDAHULUAN
XIII/3
golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah, yang bermukim
di daerah-daerah perkotaan dan perdesaan antara lain melalui
penyediaan rumah-rumah sederhana dengan harga yang terjangkau
oleh sebagian besar masyarakat serta penggunaan teknologi tepat
guna yang melibatkan masyarakat dalam pengelolaannya.
XIII/4
dikembangkan pola pembangunan perumahan yang bertumpu pada
peran serta masyarakat (P2BPM).
XIII/5
desa. Penanganan persampahan, drainase, dan air limbah secara
berturut-turut diselenggarakan di 492 kota, 240 kota, dan 337 kota
dalam Repelita V.
B. PELAKSANAAN KEGIATAN
XIII/6
kesejahteraan rakyat khususnya pada kelompok
masyarakat yang berpenghasilan rendah.
Repelita V
Akhir
2) Repelita IV 3
)
No. Daerah Tingkat-1 1978/79 (198889) 1989/90 1990/91 1991/92 1992/93 1993/94
Perumnas Swasta Perumnas Swasta Perumnas Swasta Perumnas Swasta Perumnas Swasta Perumnas Swasta Perumnas Swasta
Jumlah 250 2.742 27.735 86.145 17.160 69.306 10.879 49.417 7.703 39.777 11.439 15.042 17.354 -
XIII/8
rumah-rumah contoh, perbaikan bangunan rumah, perbaikan jalan
lingkungan, pengadaan sarana air bersih, pengadaan sarana mandi
cuci kakus (MCK), pembangunan balai desa dan gardu jaga.
Kegiatan tersebut dilaksanakan secara terpadu antara instansi
pemerintah yang terkait dan LKMD di bawah koordinasi kantor
Menteri Negara Perumahan Rakyat. Pelaksanaan pemugaran
perumahan desa diutamakan bagi desa-desa miskin yang terisolasi,
desa-desa perbatasan, desa-desa nelayan, dan desa-desa pusat
pertumbuhan.
c. Perbaikan Kampung
XIII/9
TABEL XIII-2
1)
PELAKSANAAN PEMUGARAN PERUMAHAN DESA
MENURUT DAERAH TINGKAT I,
1978/79, 1988/89,1989/90 - 1993/94
Repelita V
Akhir
Repelita V 3)
No. Daerah Tingkat I 1978/79
2
(1988189) 1989/90 1990/91 1991/92 1992/93 1993/94
Desa ) Rumah Desa Rumah Desa Rumah Desa Rumah Desa Rumah Desa Rumah Desa Rumah
terpugar terpugar terpugar terpugar terpugar
(buah) (buah) (buah) (unit) Rumah
(buah) (unit) (buah) (unit) (buah) (unit) (buah) (unit) (buah) _ (unit)
1. Daerah Istimewa Aceh 12 256 102 1.196 119 1.395 134 1.608 256 3.072 374 4.044 255 5.625
2. Sumatera Utara 41 999 134 1.696 160 2.025 149 1.788 158 1.896 307 2.937 172 4.300
3Sumatera Barat 20 612 136 1.476 152 1.650 153 1.836 172 2.064 197 2.112 126 3.150
4. Riau 15 550 23 202 65 570 138. 1.656 110 1.320 212 2.076 108 2.700
5. Jambi 13 367 64 399 125 780 98 1.176 109 1.308 173 2.016 100 2300
6. Sumatera Selatan 17 257 96 758 169 1335 106 1.272 105 1260 189 2.208 109 2.725
7. Bengkulu 7 168 26 431 48 795 113 1356 84 1.008 159 1.860 92 2300
8. Lamming 24 682 133 1.337 194 1.950 107 1284 142 1.704 205 2200 131 3175
9. DKI Jakarta - -
10. Jawa Barat 114 4.850 415 7.631 332 6.105 431 5.172 433 5.196 590 6.888 207 5.175
11. Jawa Tengah 244 9.803 415 6.446 394 6.120 406 4.872 408 5.046 599 6.852 405 10.125
12. DI Yogyakarta 66 2.602 6 45 18 135 23 276 60 720 79 756 44 1.100
13. Jawa Timur 133 5.608 415 4.932 515 6.120 649 7.788 601 7.212 832 6.912 407 10.175
"
14. Bali 26 1.080 8 47 23 135 62 744 86 1.032 139 1.416 68 1.700
15. Nona Tenggara Barat 20 847 16 360 28 630 81 972 90 1.080 181 1.980 103 1.545
16. Nusa Tenggara Timur 19 501 14 2747 23 450 115 1380 125 1.500 183 2.148 160 2.400
17. Timor Timur - - 11 97 17 150 63 756' 63 756 94 990 100 1.000
18. Kalimantan Barat 10 337 27 370 58 795 156 1.872 110 1320 174 1.788 85 1.275
19. Kalimantan Tengah 8 269 34 348 44 450 104 1248 105 840 193 1.812 83 1245
20. Kalimantan &Satan 22 586 98 1.688 81 1.395 129 1.548 164 1.968 197 2.316 121 1.815
21. Kalimantan Timur 8 142 19 119 67 420 125 1300 177 2.124 252 1.608 86 1290
22. Sulawesi Utara 18 587 86 784 153 1395 116 1.392 104 1.248 199 2.040 100 2.500
23. Sulawesi Tengah 13 382 28 249 86 765 189 2268 70 840 294 1.920 150 3.750
24. Sulawesi Selman 36 147 1.011 205 1.410 110 1320 122 1.464 251 2.796 139 3.475
25. Sulawesi Tenggara 7 192 21 203 48 465 82 984 87 1.044 135 1.441 95 2.375
26. Maluku 7 227 13 166 34 435 109 1.308 88 1.056 133 1.364 54 1260
27. Irian Jaya - - 19 214 20 225 74 888 75 900 117 1356 100 1.000
Jumlah 900 32.746 2506 32.479 3.178 38.100 4.022 48.264 4.104 48.978 6.458 65.836 3.600 79.780
e. Penataan Bangunan
XIII/11
Kegiatan penataan bangunan mencakup
penyusunan perencanaan tata bangunan,
pembinaan tertib dan keselamatan bangunan, dan
pembinaan penyelenggaraan pembangunan gedung
negara. Perencanaan tata bangunan merupakan
kelanjutan dari perencanaan tata ruang berupa
penyusunan tata bangunan dan lingkungan atau
RTBL dan penyusunan rencana teknik bangunan
TABEL XIII - 3 1)
PERBAIKAN LINGKUNGAN PERUMAHAN KOTA (P2LPK)/ PERBAIKAN
KAMPUNG MENURUT DAERAH TINGKAT I,
1973(74, 1988/89,1989/90 - 1993/94
XIII/12
XIII/12
atau RTB. RTBL bertujuan untuk mewujudkan ketertiban,
keindahan dan keserasian lingkungan di daerah perkotaan maupun
perdesaan sebagai rencana tindak lanjut dari rencana tata ruang
yang diperlukan sebagai rencana pengendalian tata ruang dan
sebagai dasar bagi penyusunan RTB untuk proses perizinan
pembangunan. Pembinaan tertib dan keselamatan bangunan
dimaksudkan untuk menjamin adanya pengaturan bagi
penyelenggaraan penataan bangunan berupa penyusunan peraturan
perundang-undangan, pedoman dan prosedur pembangunan,
masukan standar spesifikasi teknis pembangunan dan masukan
standar tata cara.
XIII/13
biji kelor, pengolahan air gambut, saringan pasir rumah tangga,
penjernihan air dengan penggunaan batu jempang, pembuatan
instalasi pengolahan air bersih terapung untuk daerah-daerah
sungai rawan air tawar, pengadaan instalasi pengolahan air bersih
paket yang dapat dibuat secara massal, serta instalasi penjernihan
air bersih dengan perencanaan standar yang dapat disediakan sesuai
kebutuhan.
XIII/14
menjadi kurang Iebih 52.000 liter per detik pada tahun 1988/89.
Sementara itu dalam kurun waktu yang sama, pembangunan sarana
perpipaan dengan kran umum meningkat dari 13.000 buah menjadi
52.000 buah. Sedangkan sarana perpipaan untuk sambungan rumah
meningkat dari sekitar 141.000 sambungan menjadi 1,2 juta
sambungan.
XIII/15
TABEL XIII-4
PELAKSANAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH PERKOTAAN 1)
MENURUT DAERAH TINGKAT I,
1968, 1988/89, 1989/90 – 1993/94
XIII/16a
Lanjutan tabel XIII - 4
XIII/16b
b. Penyediaan Air Bersih Perdesaan
XIII/17
TABEL XIII – 5
PELAKSANAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH PERDESAAN 1)
MENURUT DAERAH TINGKAT I
1988/89, 1989/90 – 1993/94
XIII/18
Lanjutan Tabel XIII – 5
XIII/18b
Dengan peningkatan penyediaan air bersih
yang telah dicapai hingga akhir Repelita V maka
salah satu kebutuhan dasar masyarakat semakin
dapat dipenuhi sehingga kualitas kesehatan
masyarakat dapat lebih meningkat. Sejalan
dengan semakin meningkatnya kualitas
kesehatan masyarakat, kesejahteraan dan
produktivitas masyarakatpun meningkat pula.
Peningkatan penyediaan air bersih yang
merupakan salah satu prasarana ekonomi
penting, telah mendorong pula pertumbuhan
perekonomian perdesaan.
a. Penanganan Persampahan
XIII/20a
Lanjutan Tabel XIII – 6
XIII/20b
persampahan kota di 210 kota yang melayani sekitar 3,5 juta orang
(Tabel XIII-6).
c. Drainase/Pengendalian Banjir
XIII/21