Anda di halaman 1dari 39

MATERI 3

MEKANISME
PENYELENGGARAAN KLHS
MK ANALISIS LINGKUNGAN

LOGO

MEKANISME PENYELENGGARAAN KLHS


1. Pengkajian pengaruh KRP terhadap kondisi lingkungan
hidup di suatu wilayah;
2. Perumusan alternatif penyempurnaan KRP; dan
3. Rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan
KRP yang mengintegrasikan prinsip pembangunan
berkelanjutan.

UU No. 32 Tahun 2009 Pasal 15 ayat 3


2

TAHAP 1: PENGKAJIAN PENGARUH KRP

1) Identifikasi dan pelibatan masyarakat dan pemangku


kepentingan lainnya
2) Identifikasi isu pembangunan berkelanjutan
3) Identifikasi KRP
4) Telaahan Pengaruh KRP terhadap kondisi lingkungan
hidup di suatu wilayah

1.1 Identifikasi dan Pelibatan Pemangku Kepentingan


dan Masyarakat
Dasar
Tujuan

UU 32/2009 mensyaratkan proses


partisipatif
Menampung dan mendayagunakan
kecerdasan kolektif dan menjamin
akuntabilitas publik

Tips:
1) Representatif;
2) Selektif sesuai konteks KRPnya;
3) Proses komunikasinya lancar, terbuka, dan demokratis;
4) Perlu mementasikan operator yang efektif;
5) Didokumentasikan dengan baik
4

1.2. Identifikasi dan Penentuan Isu-isu Pembangunan


Berkelanjutan
Tujuan

Dipakai sebagai referensi ketika menelaah KRP

Tips:
1) Identifikasikan isu-isu PB yang strategis dan
selektif;
2) Gunakan data kondisi lingkungan hidup wilayah
(baseline data termasuk data yang lampau, saat
ini dan proyeksi yang akan datang, bila diperlukan);
3) Pilih isu yang strategis dan mempertimbangkan
masukan masyarakat dan pemangku kepentingan
lainnya
5

1.3 Identifikasi KRP

Tujuan

Agar dapat lebih fokus, menelaah substansi KRP


yang benar-benar mempunyai kemungkinan
dampak signifikan terhadap pembangunan
berkelanjutan

Tips:
1) Pahami tujuan dan fokus KRP
2) Pahami muatan KRP - Untuk RPJP/RPJM dan RTRW,
cakupan materinya umumnya lebih jelas, sementara untuk
KRP lain tidak ada standarnya;
3) Cermati muatan KRP yang memiliki potensi dampak dan risiko
lingkungan.
Catatan: Dalam banyak kasus substansi/materi KRP begitu banyak
dan tentunya tidak perlu ditelaah semuanya tergantung pada
potensi dampak dan risiko lingkungan
6

1.4 Telaahan Pengaruh KRP terhadap


Kondisi Lingkungan
1) Kapasitas daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup untuk pembangunan;
2) Perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan
hidup;
3) Kinerja layanan/jasa ekosistem;
4) Efisiensi pemanfaatan sumber daya alam;
5) Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi
terhadap perubahan iklim; dan
6) Tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman
hayati.
Catatan: Bila diperlukan, dapat dilakukan kajian di luar
enam hal di atas.
7

TAHAP 2: PERUMUSAN ALTERNATIF


PENYEMPURNAAN KRP

Pengembangan berbagai alternatif perbaikan


muatan KRP atau mitigasi pengaruh yang
ditimbulkan dengan pertimbangan :

Memberi arahan atau rambu mitigasi terkait


dengan KRP yang diperkirakan menimbulkan
dampak dan risiko lingkungan atau bertentangan
dengan kaidah pembangunan berkelanjutan
Menyesuaikan ukuran, skala, dan lokasi usulan
KRP
Menunda, memperbaiki urutan atau waktu, atau
mengubah prioritas pelaksanaan KRP
Mengubah muatan KRP
8

Bentuk Alternatif Penyempurnaan


1.
2.
3.
4.

Perbaikan rumusan kebijakan;


Perbaikan muatan rencana;
Perbaikan materi program; dan/atau
Pemantauan perizinan yang berkaitan dengan usaha
dan/atau kegiatan yang telah melampaui daya dukung
dan daya tampung lingkungan hidup.

Tahap 3: Rekomendasi Perbaikan KRP dan


Pengintegrasian Hasil KLHS

1.

Rekomendasi perbaikan atau penyempurnaan KRP


berdasarkan alternatif penyempurnaan KRP (dan/atau
termasuk mitigasinya) pada tahap sebelumnya

2.

Rekomendasi merupakan pilihan yang bersifat saling


menguntungkan di antara berbagai kepentingan dalam
lingkup memperbaiki rumusan, muatan, dan materi KRP

10

3.

Rekomendasi memberikan manfaat yang lebih luas


bagi keberlanjutan pembangunan

4.

Rekomendasi sesuai dengan urgensi, konteks dan


situasi KRP

5.

Rekomendasi mengusulkan alternatif dan mitigasi yang


rasional dan dapat dilaksanakan dalam batasan
sumber daya yang ada

Dokumentasi, Akses Publik, dan Penjaminan


Kualitas KLHS

Proses dan hasil KLHS harus didokumentasikan


dengan baik
Dokumentasi KLHS akan menjadi dokumen publik
dan dapat menjadi bahan untuk dievaluasi
kualitasnya;
Dokumentasi KLHS harus dapat diakses oleh publik;

12

Penjaminan kualitas KLHS merupakan tanggung jawab


pembuat KRP dan dapat dipakai sebagai jaminan untuk
menjamin kualitas keputusan publik.
Dalam proses akhir, pembuat KRP dapat menyusun
sebuah laporan KLHS yang sifatnya merangkum
keseluruhan proses pelaksanaan KLHS yang telah
dilalui. Laporan KLHS ini menjadi lampiran (bila
diperlukan) dalam dokumen KRP yang bersangkutan

REALISASI
REALISASI
PELAKSANAAN
PELAKSANAAN

Peningkatan Pengetahuan
dan Keterampilan KLHS
daerah
Pra Pelingkupan
Penyusunan Rencana Kerja
Pembentukan Tim
Bimbingan Teknis
Stakeholder Mapping
Launching
Scoping : Isu, Geografis dan
Waktu
Database
Persiapan Workshop 1
Finalisasi Pelingkupan
Pengkajian Pengaruh Dampak
Persiapan Workshop 2

Perumusan Alternatif

Merekomendasikan Alternatif

Perumusan rekomendasi
perbaikan untuk
pengambilan keputusan
kebijakan, rencana,
dan/atau program yang
mengintegrasikan prinsip
pembangunan
berkelanjutan

High Level Meeting


Laporan Akhir

CONTOH FORMAT LAPORAN KLHS RAPERDA


RTRW ATAU
DRAFT RPJMD PROV/KAB/KOTA
Bab 1 Pendahuluan dan Tujuan
Diisi dengan tujuan KLHS dan daftar pemangku kepentingan terkait
Bab 2 Lingkup Kajian
Narasi Matriks Identifikasi Isu-isu Strategis/Prioritas/Kritis
Bab 3 Telaah Dampak, Mitigasi dan Adaptasi Dampak
Diisi dengan deskripsi mengenai intensitas, persebaran, atau lama
berlangsungnya pengaruh serta akumulasi dampak yang ditimbulkan
Bab 4 Rekomendasi
Diisi dengan rekomendasi rumusan kebijakan, rencana, dan/atau
program pada Raperda RTRW atau Draft RPJMD yang
mengintegrasikan prinsip- prinsip pembangunan berkelanjutan untuk
pengambilan keputusan yang merupakan rekomendasi kebijakan dan
rencana ini harus diacu dalam penyempurnaan indikasi program
pemanfaatan ruang atau RKPD, berdasarkan hasil Tahap 3.

MEKANISME DAN TAHAPAN


PENYELENGGARAAN KLHS RTRW

LOGO

Mekanisme dan Tahapan Penyelenggaraan KLHS


Tahap
1

Proses

Tujuan

PENGKAJIAN PENGARUH RTRW


1.1

Perencanaan Proses KLHS : Memahami


konteks penyusunan RTRW dan Peluang
Integrasi KLHS

Perencanaan awal agar KLHS menjamin prinsip pembangunan


berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam RTRW

1.2

Identifikasi dan Pelibatan Masyarakat dan


Pemangku Kepentingan Lainnya

Peluang masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya menyampaikan


masukan tentang pembangunan berkelanjutan melalui dan kepercayaan
publik

1.3

Identifikasi Isu Strategis Lingkungan


Hidup dalam Pembangunan
Berkelanjutan

Penetapan isu lingkungan hidup yang signifikan di wilayah


perencanaan

1.4

Identifikasi Muatan RTRW yang Relevan

Identifikasi muatan dan substansi RTRW yang relevan dan signifikan


terhadap isu strategis lingkungan hidup yang diidentifikasi dan membutuhkan
pertimbangan dan perkuatan aspek pembangunan berkelanjutan

1.5

Telaah Pengaruh RTRW terhadap Kondisi


Lingkungan Hidup di Wilayah Perencanaan

Prakirakan dampak dan risiko lingkungan hidup oleh RTRW yang


menyebabkan kendala bagi pembangunan berkelanjutan

PERUMUSAN ALTERNATIF
PENYEMPURNAAN RTRW

Perumusan alternatif penyempurnaan RTRWdan mitigasinya

REKOMENDASI PERBAIKAN RTRW DAN


INTEGRASI HASIL KLHS

Perumusan perbaikan dan mengintegrasikannya dalam RTRW berdasarkan


hasil KLHS

DOKUMENTASI KLHS DAN AKSES


PUBLIK

Pendokumentasian proses-proses KLHS yang terbuka aksesnya untuk


publik, agar masyarakat dan pemangku kepetingan lainnya dapat menilai
dan menanggapinya

Isu lingkungan hidup strategis dalam pembangunan


berkelanjutan, adalah isu yang:

Memiliki relevansi tinggi terhadap kepentingan wilayah


perencanaan

Menyangkut hajat hidup orang banyak atau khalayak

Menjadi fokus perhatian utama di wilayah perencanaan

Dapat bersifat lintas sektor atau lintas wilayah

Dapat merupakan isu bersama (yang diketahui atau


dirasakan secara umum) ataupun isu spesifik (hanya
sebagian pihak atau sebagian masyarakat yang mengetahui
atau merasakannya)
18

Dapat sedang berlangsung (empirik) atau dipercaya


akan terjadi (fenomena)

Berpotensi menimbulkan dampak negatif berjangka


panjang, jika tidak ditangani

Berpotensi menimbulkan dampak kumulatif dan efek


berganda

Berpotensi mengganggu pelaksanaan pembangunan


berkelanjutan

Kontekstual terhadap karakteristik KRP, misalnya isu


strategis dalam konteks perencanaan tata ruang
memiliki dimensi keruangan (spasial)

Rujukan Isu Lingkungan Hidup (1)


UU No. 32 Tahun 2009 Pasal 16

Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup


untuk pembangunan
Dampak dan risiko linkungan hidup
Kinerja layanan jasa ekosistem terkait fungsi penyedia,
regulator, dan pengendali
Efisiensi pemanfaatan sumber daya alam
Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap
perubahan iklim
Tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati

20

Rujukan Isu Lingkungan Hidup (2)


UU No 32 Tahun 2009 Penjelasan Pasal 15 Ayat (2)
Huruf b
Dampak atau Risiko terhadap Lingkungan Hidup
Perubahan iklim : peningkatan GRK, kenaikan muka laut,
intensitas dan frekuensi extreme events, dan lainnya
Kerusakan, kemerosotan, kepunahan, atau perubahan
signifikan terhadap ekosistem penyangga keanekaragaman
hayati
Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir,
longsor, kekeringan, atau kebakaran hutan dan lahan
Penurunan mutu dan kelimpahan sumberdaya alam
Peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan
Peningkatan jumlah penduduk miskin atau penurunan
kesejahteraan sekelompok masyarakat
Peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan
21
masyarakat

Isu lingkungan hidup dapat diidentifikasi berdasarkan:

Data dan informasi formal mengenai kondisi lingkungan hidup


wilayah:
Pendekatan ilmiah melalui analisis kejadian, fenomena, dan
persoalan lingkungan hidup secara kuantitatif atau kualitatif

Pendapat ahli atau pakar (expert judgement) atas kejadian,


fenomena, dan persoalan lingkungan hidup secara apriori

Hasil penelitian, studi, kajian, atau pustaka


Pembandingan terhadap kriteria yang relevan
Evaluasi kinerja implementasi KRP periode sebelumnya yang
belum terselesaikan atau tercapai

Masukan masyarakat melalui dialog, diskusi, dan konsultasi publik,


terutama tentang isu bersama yang diketahui umum

22

Contoh pengenalan isu lingkungan hidup strategis melalui penelaahan


kondisi lingkungan hidup wilayah yang terkait dengan rencana tata
ruang, antara lain:

Apakah ada potensi atau kerap


terjadi bencana lingkungan seperti
banjir, longsor dan kekeringan ?

Apakah ada potensi atau sudah


kerap terjadi kerusakan dan
pencemaran lingkungan ?

Apakah ada kebutuhan


masyarakat akan sumber daya
alam yang tidak atau belum
terpenuhi, seperti bahan pangan
dan air bersih ?

Apakah ada gangguan atau


potensi gangguan terhadap
ekosistem yang berfungsi
lindung ?

Apakah ada gangguan terhadap


kehidupan makhluk hidup lain dan
keseimbangannya dengan
kehidupan manusia ?

Terkait dengan daya dukung dan daya


tampung lingkungan hidup, kinerja layanan
/jasa ekosistem, potensi kenekaragaman
hayati, penurunan mutu dan kelimpahan
sumber daya alam dll (Pasal 16 dan
Penjelasan Pasal 15 UU 32/2009)

Dimana,
bagaimana
intensitasnya,
bagaimana
dampaknya,
apa
penyebabnya,
dll

Apa
keterkaitannya
dengan KRP,
misalnya
perencanaan
ruang ?
Terkait dengan
pola ruangkah ?
Atau struktur
ruangkah ?

Metode pengenalan kondisi lingkungan hidup


wilayah
Berdasarkan fakta
o Observasi lapangan
o Data terstruktur
Berdasarkan asumsi dan interpretasi
o Literature review
o Metode skenario
o Interpretasi citra inderaja
o Analogi
Berdasarkan informasi dari sumber perorangan
atau kelompok orang:
o Metode wawancara
o Metode diskusi terstruktur
Berdasarkan analisis kecenderungan perubahan
hingga saat ini:
o Metode analisis linier dan eksponensial

24

Contoh cakupan telaahan kondisi lingkungan hidup wilayah dalam


KLHS

Fisik-kimia dan hayati:


topografi, klimatologi,
hidrologi, potensi
banjir/longsor/
kekeringan, kerusakan
kawasan konservasi
dll.

Sosial: densitas dan


pertumbuhan jumlah
penduduk, mata
pencaharian, tingkat
pendidikan, prefrensi
sosial dll.

Ekonomi:
pertumbuhan ekonomi,
distribusi pendapatan,
kontribusi sektor dll.

25

Kelembagaan :
Tumpang tindih
perencanaan antar
hirarki pemerintahan

Contoh metode identifikasi isu lingkungan hidup strategis secara substansial


yang terkait dengan rencana tata ruang, antara lain (bisa kombinasi):

Melalui analisis kecenderungan


(trend analysis)

Melalui analisis spasial dengan sistem


informasi geografis (GIS), sehingga
diketahui area-area kritis dari aspek
lingkungan hidup

Melalui telaahan pemenuhan/


kesesuaian dengan kriteria

Aspek Kajian (Ps 16 UU No. 32/2009) Sebagai


Pertimbangan Pengkajian Pengaruh RTRW
Aspek Kajian

Contoh Kajian

Kapasitas daya dukung dan


daya tampung lingkungan
hidup

Daya Dukung
Ketersediaan lahan mendukung perkembangan kebutuhan
lahan di perkotaan
Kemampuan sumber daya air menyediakan air untuk
kebutuhan air bersih perkotaan, dlsb
Biocapacity vs ecological footprint
Daya Tampung
Kemampuan media air mengasimilasi beban pencemar
Kemampuan fasilitas pembuangan sampah menampung
produksi sampah domestik dan komersial di perkotaan,
dsb

Perkiraan dampak dan risiko


lingkungan hidup

Perubahan mendasar terhadap komponen fisik, seperti


tanah, air, dan udara, disamping komponen biologi (flora
dan fauna), dan sosial ekonomi, budaya, kelembagaan
Analisis risiko perubahan secara mendasar komponen
lingkungan dari suatu kegiatan pembangunan

27

Aspek Kajian

Contoh Analisis

Kinerja layanan/jasa ekosistem Analisis layanan jasa/produk yang didapat dari


ekosistem, seperti sumberdaya genetika, makanan, air,
dsb
Analisis layanan dari manfaat yang didapat dari
pengaturan ekosistem, seperti tata hidroorologis, erosi,
kenaikan suhu udara, dsb
Analisis layanan dari manfaat yang tidak bersifat
material/terukur dari ekosistem, seperti pengkayaan
spirit, tradisi, pengalaman batin, nilai-nilai estetika dan
pengetahuan
Analisis layanan pendukung kehidupan dari jasa
ekosistem yang diperlukan manusia, seperti produksi
biomassa, oksigen, nutrien, air, dsb
Efisiensi pemanfaatan
sumberdaya alam

Neraca pemanfaatan sumberdaya berdasarkan potensi


cadangan sumberdaya alam
Neraca ketersediaan sumberdaya alam (resource base)
Analisis nilai manfaat sumberdaya alam melalui indikasi
keekonomian terkait kelangkaan (depletion), kelimpahan
(abundance), dsb

28

Aspek Kajian
Tingkat kerentanan dan
kapasitas adaptasi terhadap
perubahan iklim

Tingkat ketahanan dan potensi


keanekaragaman hayati

Contoh Analisis
Telaah dampak perubahan perubahan iklim terhadap
sumberdaya alam dan kemampuan untuk
menyesuaikannya, misal penurunan produksi komoditi
pertanian dan kemampuan petani (kalender tanam)
beradaptasi terhadapn perubahan musim hujan dan
kemarau
Telaah tendensi keanikan muka laut terhadap kawasan
pesisir dan kapasitas adaptasi masyarakat dan
kegiatannya
Telaah kecenderungan perubahan keanekaragaman hayati,
misal penurunan indeks keanekaragaman hayati terhadap
stabilitas ekonsistem, tingkat kepunahan spesies langka dan
dilindungi, dsb

29

Penghitungan Daya Dukung Berdasarkan


Tapak Ekologis (Ecological Footprint)

Penilaian atas ecological carrying capacity atau yang sering dikenal


sebagai ecological footprint (EF) : pengukuran beban lingkungan
hidup yang diperlukan untuk mendukung suatu populasi. Diantaranya
diukur berdasarkan lahan yang diperlukan untuk menjamin
keberlangsungan konsumsi dan mendaur ulang limbah yang dihasilkan
oleh suatu populasi.
Nilai EF (Global Hectare /Gha) per Kapita
Negara

Tahun 2000

Tahun 2020

Amerika Serikat

9.7

? (/)

Canada

8.4

? (/)

Jepang

4.8

? (/)

Zimbabwe

1.3

? (/)

Bangladesh

0.8

? (/)

INDONESIA

0.98

? (/)

30

Matriks sebagai Alat Bantu Pembuktian

No.

Muatan KRP
yang
Berpengaruh

Isu Strategis
LH yang
Terpengaruh

a.

a.

Pembuktian
Sesuai Muatan
Ps 16 atau
Penjelasan Ps
15 UU No.
32/2009

b.
3

a.
b.
c.

...
...
31

Metode

Teknik
Analisis

Alternatif
dan Mitigasi

Contoh
RTR KSN Selat Sunda

32

Simulasi dengan Spasial Dynamic Model Dinamis Nasional


Dampak Terhadap Ekonomi Wilayah
Perkembangan Nilai PDRB Jawa dan Sumatera

Pertumbuhan PDRB Jawa dan Sumatera

Dampak pengembangan Kawasan Selat


Sunda :
Periode 5 -10 tahun pertama :
sebagian besar dampak
perkembangan ekonomi terjadi di
wilayah Jawa
Periode 10 - 20 tahun : dampak
ekonomi akan terjadi di wilayah
Sumatera didukung oleh sumber
daya ekonomi yang lebih besar
dibanding wilayah Jawa
Dengan pengembangan Kawasan Selat
Sunda diperkirakan wilayah Jawa akan
mengalami kenaikan pertumbuhan
ekonomi dari 4,5 % per tahun menjadi
sekitar 5,7% per tahun (2014-2030)
Pada periode yang sama wilayah
Sumatera akan mengalami kenaikan
pertumbuhan ekonomi dari 4,9% per
tahun menjadi 8,8% per tahun

Dampak Terhadap Aspek Sosial


Perkembangan Tingkat Pengangguran Jawa dan Sumatera

Pertumbuhan Tenaga Kerja di Jawa dan Sumatera

Dampak pengembangan Kawasan Selat


Sunda terhadap tingkat pengangguran :
Tingkat pengangguran di wilayah
Jawa mengalami penurunan selama
2014-2030
Tingkat pengangguran di wilayah
Sumatera mengalami penurunan
yang signifikan setelah periode 2030
sejalan meningkatnya laju
pertumbuhan ekonomi wilayah
Sumatera
Dengan pengembangan Kawasan Selat
Sunda wilayah Jawa diperkirakan akan
mampu menyerap pertumbuhan tenaga
kerja sebesar 3% per tahun (2010-2030
Wilayah Sumatera mampu menyerap
tenaga kerja hingga 10% per tahun
pada periode yang sama

Dampak Terhadap Aspek Lingkungan


Perkembangan Kualitas Lingkungan Regional

Perkembangan (indeks) Ketersediaan Air


Bersih

Pengembangan Kawasan Selat Sunda :


Indeks Kualitas Lingkungan di
wilayah Jawa yang saat ini berada
di bawah standar cenderung akan
semakin menurun
Indeks Kualitas Lingkungan di
wilayah Sumatera yang saat ini
mendekati standar cenderung akan
semakin menurun karena
berkurangnya lahan terbuka serta
meningkatnya pencemar di kawasan
perkotaan
Pengembangan Kawasan Selat Sunda
akan menyebabkan wilayah Jawa
menghadapi masalah ketersediaan
sumber air bersih, sedang wilayah
Sumatera akan mengalami penurunan
sumber daya air dikaitkan dengan
peningkatan kebutuhan oleh aktivitas
ekonomi

Dampak Terhadap Aspek Penataan Ruang


Perkembangan Kawasan Perkotaan

Perkembangan RTH di Pulau Jawa Dan Sumatera

Pengembangan Kawasan Selat Sunda


terhadap tata ruang :
Pertumbuhan lahan terbangun
(permukiman , perdagangan-jasa,
industri) di wilayah Jawa akan
mengalami pertumbuhan sekitar
28,8% per tahun pada periode 20102030
Pertumbuhan lahan terbangun
(permukiman , perdagangan-jasa,
industri) di wilayah Sumatera akan
mengalami pertumbuhan hingga
131,01% per tahun pada periode
2010-2030
Pengembangan Kawasan Selat Sunda
diperkirakan mengakibatkan wilayah
Jawa dan Sumatera mengalami
penurunan luas ruang terbuka hijau
secara signifikan oleh alih fungsi lahan

Dampak Terhadap Pola Ruang Wilayah Jawa


Tahun 2010

Tahun 2020

Tahun 2030

Keterangan:
Daerah Yang
Mengalami
Perubahan Lahan
Terbangun Cukup
Besar

Dampak Terhadap Pola Ruang Wilayah Sumatera


Tahun 2010

Keterangan:
Daerah Yang Mengalami
Perubahan Lahan Terbangun
Cukup Besar

Tahun 2020

Tahun 2030

Thank You !
www.themegallery.com

LOGO

Anda mungkin juga menyukai