Anda di halaman 1dari 50

KUALITAS

LINGKUNGAN

LOGO

Pendahuluan
Air merupakan sumber daya alam yg diperlukan untuk
hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua
makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus
dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik
oleh manusia serta makhluk hidup yg lain (Effendi,
2003)
Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas,
ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam
pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan
air laut yang berada di darat (UU No 7 Tahun 2004).
Sumber : UU No 7 Tahun 2004

LOGO

Sumber Air
Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau
buatan yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah
permukaan tanah (UU No. 7 Thn 2004).
Sumber-sumber
Sumber-sumber air
air

Air
Permukaan

Air Tanah

Air Hujan

Air Laut

LOGO

Kualitas Air
Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan makhluk
hidup, zat, energi atau komponen lain di dalam air
(Effendi, 2003). Pengelolaan kualitas air adalah
upaya pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas air
yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk
menjamin agar kualitas air tetap dalam kondisi
alamiahnya (PP 82/2001).
Menurut Riyadi (1984) parameter-parameter yang
digunakan untuk mengukur kualitas air meliputi
sifat fisik (kekeruhan, suhu, warna, bau, rasa,dll),
kimia (BOD, COD, DO, dll) dan biologis.

LOGO

Klasifikasi Mutu Air Berdasarkan Kelasnya


(PP 82 Tahun 2001) :
Kelas Air

Kelas Satu
(Air Baku Air
Minum)
Kelas Tiga
(Pembudidayaan
ikan air tawar,
peternakan, irigasi,
dll)

Kelas Dua
(Prasarana/sarana
rekreasi air,
pembudidayaan ikan
air tawar, peternakan,
irigasi dll)
Kelas Empat
(Irigasi)

LOGO

Sumber : PP No 82 Tahun 2001

LOGO

Sumber : PP No 82 Tahun 2001

LOGO

Sumber : PP No 82 Tahun 2001

LOGO

Pencemaran Air

Definisi
Pencemara
n Air

Masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,


energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan
manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi
sesuai dengan peruntukannya (PP 82/2001)
Penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan
dari kemurniannya (Fardiaz, 1992).

Keadaan normal air berbeda-beda tergantung pada kegunaan air dan asal sumber
air. Air yang tidak tercemar tidak selalu air murni, tetapi merupakan air yg tidak
mengandung bahan-bahan asing tertentu dalam jumlah melebihi batas yg telah
ditetapkan sehingga air tersebut dapat digunakan secara normal untuk keperluan
tertentu (Kristanto, 2004).

LOGO

Sumber Pencemaran Air


1

Domestik
Perkampungan, kota, pasar, jalan, terminal, dan sebagainya

Nondomestik
Industri, pertanian, peternakan, perikanan, dan sumber lainnya

Berdasarkan cara masuknya ke dalam lingkungan air, sumber


pencemaran di kelompokkan menjadi dua (Effendi, 2003) :
1. Sumber alamiah, yang memasuki suatu badan air secara alami
(letusan gunung berapi, tanah longsor, banjir, dll)
2. Sumber antropogenik, yang masuk ke badan air akibat aktivitas
manusia (kegiatan domestik (rumah tangga), kegiatan urban
(perkotaan) maupun kegiatan industri.

LOGO

Pengendalian
Pencemaran Air
Ruang Lingkup
Pengendalian Pencemaran
Air
Invetarisasi dan
identifikasi
sumber
pencemar air

Penyediaan
informasi

Penetapan
daya tampung
beban
pencemaran air

PerMen LH No. 1 Thn 2010


(Tata Cara Pengendalian
Pencemaran Air)

Penetapan
Baku Mutu Air
Limbah

Penetapan
kebijakan
pengendalian
pencemaran air

Perizinan

Pembinaan dan
pengawasan

Pemantauan
kualitas air

LOGO

Pemantauan Kualitas Air


Tujuan pemantauan kualitas air pada perairan umum

Tujuan pemantauan kualitas air pada saluran pembuangan air limbah

Sumber : Effendi, 2003

LOGO

Jenis-jenis sampel air


Dalam pemantauan kualitas air, perlu dilakukan
pengambilan sampel. Jenis-jenis sampel air dapat
dikelompokkan menjadi 3 sebagai berikut :
Sampel sesaat (

Sumber : Effendi, 2003

LOGO

Pertimbangan dan pemilihan


lokasi pengambilan sampel air
1. Sampel air limbah diambil pada lokasi yg mewakili seluruh
karakteristik limbah dan kemungkinan pencemaran yg akan
timbul.
2. Sampel air dari badan air diambil dari lokasi yg dapat
mengambarkan karakteristik keseluruhan badan air. Karena itu,
sampel perlu diambil dari beberapa lokasi dengan debit yg
diketahui.
3. Sumber pencemar yg mencemari badan air yg dipantau harus
diketahui.
4. Jenis bahan baku/kimia yg digunakan dalam proses industri
perlu diketahui.
Sumber : Effendi, 2003

LOGO

Lokasi dan titik pengambilan


sampel
(air permukaan)

Lokasi Pengambilan sampel :


Air Sungai

a) Sumber air alamiah, yaitu lokasi yg belum pernah dan masih


sedikit terjadi pencemaran.
b) Sumber air tercemar, yaitu pada lokasi yg telah menerima
limbah.
c) Sumber air yg dimanfaatkan, yaitu pada lokasi penyadapan air
untuk pemanfaatan ataupun ditempat keluarnya air (outlet).
d) Lokasi masuknya air ke waduk/danau atau di sungai yg dekat
dengan muara/laut.
Danau atau Waduk : Tempat masuknya sungai ke waduk atau
danau, Ditengah waduk/danau, Dilokasi penyadapan air untuk
pemanfaatan dan Tempat keluarnya air dari waduk atau danau.
Sumber : SNI 6969.57:2008 dan Effendi, 2003

LOGO

Gambar contoh lokasi pengambilan sampel


air sungai
Sumber : SNI 6969.57:2008

LOGO

Titik Pengambilan sampel :


Air Sungai
Titik pengambilan sampel air sungai ditentukan berdasarkan debit
air sungai. Ketentuannya sebagai berikut :
Debit
< 5 m3/dtk

5 150 m3/dtk

> 150 m3/dtk

Jumlah titik sampel

Ket.

1 titik di tengah
0,5 x kedalaman sungai

2 titik, jarak 1/3 & 2/3 lebar


sungai
0,5 x kedalaman sungai
Minimum 6 titik, jarak , 1/2
& 3/4 lebar sungai
0,2 & 0,8 x kedalaman
sungai

Sumber : SNI 6969.57:2008

LOGO

Air masuk

Daerah perikanan

Daerah pertanian

Danau/Waduk

Air keluar
Daerah rekreasi

Gambar contoh lokasi pengambilan sampel air


danau/waduk

Sumber : Hadi. A, 2007

LOGO

Titik Pengambilan sampel :


Danau atau Waduk
Titik pengambilan sampel disesuaikan dgn kedalaman danau/waduk.
Ketentuannya sebagai berikut :
Kedalaman

Jumlah titik sampel

< 10 m

2 titik (permukaan dan bagian dasar),


kemudian dicampurkan (komposit
kedalaman)

10 30 m

3 titik (permukaan, lapisan termoklin


dan bagian dasar), kemudian
dicampurkan

31 - 100 m

4 titik (permukaan, lapisan termoklin,


lapisan hipolimnion dan bagian dasar),
kemudian dicampurkan

Ket.

Untuk kedalaman > 100 m, titik pengambilan sampel ditambah


sesuai keperluan kemudian dicampurkan.
Sumber : SNI 6969.57:2008

LOGO

Lokasi pengambilan sampel


(air tanah)
Lokasi Pengambilan sampel :
Air tanah bebas (tidak tertekan), air dari akifer yg hanya
sebagian terisi air, terletak pada suatu dasar yg kedap air
dan permukaan bebas.
a) Disebelah hulu dan hilir sesuai dengan arah aliran air
tanah dari lokasi yang akan di pantau (pembuangan
sampah, industri, pertanian).
b) Daerah pantai yg mengalami intrusi air laut.
c) Tempat-tempat lain yang dianggap perlu.

Sumber : SNI 6969.58:2008 dan Effendi, 2003

LOGO

Air tanah bebas tertekan, air dari akifer yg sepenuhnya


jenuh air, dengan bagian atas dan dibawah dibatasi oleh
lapisan kedap air.
a) Sumur produksi untuk pemenuhan kebutuhan
perkotaan, pedesaan, pertanian, industri dan sarana
umum.
b) Sumur-sumur pemantauan kualitas air tanah.
c) Sumur observasi bagi pengawasan imbuhan.
d) Sumur observasi di suatu cekungan air tanah artesis.
e) Sumur observasi di wilayah pesisir dimana terjadi
penyusupan air asin.
f) Sumur observasi penimbunan atau pengolahan limbah
domestik, industri atau B3.
g) Sumur lain yg dianggap perlu (sumur PDAM, dll)
Sumber : SNI 6969.58:2008 dan Effendi, 2003

LOGO

Gambar contoh lokasi pengambilan sampel air


tanah

Sumber : SNI 6969.58:2008

LOGO

Lokasi pengambilan sampel (air


limbah)
Lokasi Pengambilan sampel :
a) Lokasi pengambilan sampel air limbah industri harus
memperhatikan ada atau tidak adanya Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL).
b) Sampel harus diambil pada lokasi yang telah mengalami
pencampuran secara sempurna.

Sumber : SNI 6969.59:2008

LOGO

Gambar contoh lokasi pengambilan sampel air


limbah
Sumber : SNI 6969.59:2008

LOGO

COD (Chemical Oxygen Demand)


COD atau kebutuhan oksigen kimia adalah jumlah oksigen yang
diperlukan agar bahan buangan yang ada dalam air dapat teroksidasi
melalui reaksi kimia.
Bahan buangan organik tersebut akan dioksidasi oleh Kalium
Bichromat menjadi gas CO2 dan H2O serta sejumlah ion chrom.
Kalium bichromat (K2Cr2O7) digunakan sebagai sumber oksigen
(oxidizing agent).
Makin banyak K2Cr2O7 yang dipakai pada reaksi oksidasi berarti makin
banyak oksigen yang diperlukan. Ini berarti bahwa air makin banyak
tercemar oleh bahan buangan organik. Maka, seberapa jauh tingkat
pencemaran air dapat ditentukan.
Sumber : Wardhana, 2004

LOGO

Keuntungan tes COD


Analisa COD hanya memakan waktu 3 jam.
Ketelitian dan ketepatan (reproducibility) tes COD
lebih tinggi.
Ganguan dari zat yang bersifat racun terhadap
mikroorganisme tidak menjadi soal pada tes COD.

Kekurangan
Tes COD tidak dapat membedakan antara zat-zat
yang sebenarnya teroksidasi dan zat-zat yang
teroksidasi sempurna. Karena analisa hanya
menggunakan oksidasi kimia yang menirukan oksidasi
biologis (yg sebenarnya terjadi di alam).

LOGO

Sumber : Alaerts dan Santika, 1987

Standard Uji Prameter COD


1

SNI 06-6989.15-2004 air limbah - Bagian 15:


kebutuhan
oksigen
(KOK) dengan refluks
secara titrimetri

Air dan
Cara uji
kimiawi
terbuka

SNI 6989.2:2009 Air dan air


limbah Bagian 2: Cara uji
Kebutuhan Oksigen Kimiawi
(Chemical
Oxygen
Demand
/COD) dengan refluks tertutup
secara spektrofotometri

3
SNI 6989.73:2009 - Air dan air
limbah - Bagian 73: Cara uji
Kebutuhan Oksigen Kimiawi
(Chemical
Oxygen
Demand
/COD) dengan refluks tertutup
secara titrimetri

LOGO

Gambar Peralatan Uji COD

Labu Ukur

Buret
Tabung & Pemanas

Kondensor

Erlenmeyer
Propipet
Pipet Volum

Pengaduk mekanik

Pipet tetes

LOGO

Dampak tingginya COD terhadap perairan

Nilai COD akan memberikan gambaran kemampuan alami


perairan dalam mendegradasi bahan organik yang
dikandungnya secara kimiawi. Dari nilai tersebut akan
dapat dilihat apakah kemampuan perairan dalam
mendegradasi bahan organik masih cukup baik atau sudah
sangat rendah. Bila rendah, berarti kemampuan pulih diri
( self purification) perairan sudah sangat berkurang.

LOGO

Pengaruh kualitas air di berbagai bidang


Bidang Perikanan
Bidang Perikanan
Perbedaan kualitas air terutama ketersediaan klorofil
adalah faktor yang berpengaruh terhadap perbedaan
kelimpahan ikan, sehubungan kadar klorofil merupakan
cerminan kelimpahan biomass fitoplankton yang merupakan
salah satu
sumber makanan ikan, terutama ikan-ikan
herbivora.
Oksigen terlarut (DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup
untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat
yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan
pembiakan. Disamping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk
oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses
aerobik. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal
sari suatu proses difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis
LOGO
organisme yang hidup dalam perairan tersebut (SALMIN,
2000).

Bidang Peternakan
Bidang Peternakan
Sifat asam atau basa dalam air sebagai salah satu
petunjuk yang menentukan kualitas air minum. pH air
yang baik/normal berkisar antara 6,5-7,2 . Apabila pH
air lebih rendah atau lebih tinggi dari kisaran
normalnya, hal ini dapat mempengaruhi konsumsi
minum hewan sehingga akan berpengaruh pada
pertumbuhan dan produktivitas hewan tersebut .

LOGO

Bidang Pertanian
Bidang Pertanian
Air yg mengandung logam berat (Merkuri, Kadmium,
timbal dan Chrom) tidak dapat digunakan lagi sebagai
irigasi. Karena dapat menurunkan produktivitas hasil panen
dan menurunkan kualitas produk pertanian. Selain itu
apabila logam-logam berat tersebut masuk ke tanaman
contohnya tanaman padi melalui rantai makanan, yg
selanjutnya dikonsumsi oleh manusia dalam jangka panjang
akan menyebabkan terjadinya penyakit dan bahkan
kematian.

LOGO

Bidang Industri
Bidang Industri
Jika terjadi pencemaran air, maka air tersebut tdk
dapat digunakan untuk keperluan industri yg berarti
usaha untuk meningkatkan kehidupan manusia tidak
akan tercapai. Sebagai contoh, air yang mengandung
minyak (karena tercemar minyak) tdk dapat digunakan
sebagai solven atau sebagai air proses dalam industri
kimia. Air yg terlalu banyak mengandung ion logam yg
bersifat sudah tdk dapat dipakai lagi sebagai air ketel
uap.

LOGO

Pengaruh kandungan kimia dalam air


terhadap kesehatan manusia
Amoniak
Pengaruh amoniak pada kesehatan manusia, yaitu dapat
menyebabkan iritasi pada mata jika kandungan amoniak
dalam air lebih besar dari 0 (nol) mg/l. (Soeparman, 2001).
Nitrit
Pengaruh nitrit pada kesehatan manusia yaitu, dapat
menyebabkan
methamoglobinemia dan efek racun
kandungan nitrit dalam air lebih besar dari 0 (nol) mg/l.
(Soeparman, 2001).
Nitrat
Pengaruh nitrat pada kesehatan manusia yaitu, dapat
menyebabkan terjadinya methamoglobinemia pada bayi
yang mengkonsumsi air dengan konsentrasi nitrat lebih
dari 45 mg/l. (Soeparman, 2001)
LOGO

Kualitas Lahan
Perkembangan Kawasan
Perkembangan Kegiatan

Potensi dampak kerusakan


lingkungan hidup

Potensi dampak pencemaran lingkungan


hidup

Urgensi penerapan daya dukung dan daya


tampung dalam pengendalian kawasan

Penentuan faktor pembatas SDA dan


lingkungan hidup
Pengendalian Perkembangan
Kawasan
Pelestarian Fungsi
Lingkungan

www.themegallery.com

LOGO

Kriteria dan Standar pada Kawasan Peruntukan Budidaya


Budidaya Perikanan
Pengembangan daerah tambak untuk kegiatan budidaya
merupakan suatu usaha pemanfaatan kawasan pantai yang
memerlukan penataan yg benar mengingat limbah budidaya
tambak merupakan sumber polusi intensif bagi dirinya sendiri
maupun lingkungan sekitar. Oleh karena itu perencanaan
kesesuaian lahan tambak perlu ditentukan sejak awal
kegiatan.
Penentuan potensi lahan untuk tambak adalah dengan
menilai kualitas suatu lahan dengan persyaratan yang harus
dipenuhi untuk pengembangan lahan tambak. Penilaian
kualitas lahan adalah dengan mengacu kepada beberapa
tolok ukur fisik lahan, meliputi : kemiringan lahan,
penggunaan lahan saat ini, jenis/kualitas tanah dan curah
LOGO
hujan.
www.themegallery.com

Tolak Ukur

S1

S2

Sangat landai,
Terjal, terbuka,
Terjal, terbuka,
berlumpur, tebal,
Tipe Pantai
kurang berpasir,
kurang berpasir
teluk/lagan
berlumpur sedikit
tertutup
Konsistensi tanah Konsistensi tanah Konsistensi
Tipe Garis Pantai
stabil
stabil
Sangat Labil
Arus Sungai
>1.5 (kuat)
0.5 1.5 (sedang) <0.5 (lemah)
Amplitudo rataan 11 21
7 11 dan 21-29
<7 dan >29
Dapat diairi
Dapat diairi
cukup pada saat cukup pada saat
pasang tinggi
pasang tinggi
Posisi Hamparan
Dibawah rataan
rataan. Dapat
rataan, dapat
Lahan
surut rendah
dikeringkan total dikeringkan total
pada saat surut
saat surut rendah
rendah rataan
rataan
Tekstur lempung
Tekstur Lempung
berpasir,
berpasir,
Tekstur lempung
lempung liat
lempung liat
auat pasir.
Kualitas Tanah
berpasir. Tidak
berpasir. Tidak
Bergambut pirit
bergambut,
bergambut, tidak
tinggi
kandungan pirit
berpirit
rendah
Dekat Sungai
Dekat sungai
Dekat sungai
Air Tanah
dengan mutu dan dengan mutu dan tetapi siltrasi
jumlah memadai jumlah memadai tinggi
10- <15 dan >18www.themegallery.com
(ppm)
15SIG
18
<10 dan
>30
Sumber Salinitas
: Aplikasi Data
Landsat dan
Untuk Potensi Lahan Tambal DI Kabupaten
Banyuwangi
(Jurnal
30
Penginderaan Jauh dan Pengolahan Data Citra Digital)

LOGO

Budidaya Perkebunan Teh

Kawasan perkebunan adalah kawasan yang fungsi utamanya


diperuntukan bagi kegiatan perkebunan karena didukung oleh
kondisi topografi dantanah yang) sesuai. Pengembangan kawasan
ini adalah untuk tujuan pemanfaatan potensi lahan yang sesuai
untuk perkebunan dalam upaya meningkatkan produksi
perkebunan namun tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.
Kawasan perkebunan biasanya merupakan kawasan penyangga
bagi kawasan hutan lindung

www.themegallery.com

LOGO

www.themegallery.com

LOGO

Kriteria dan Standar pada Kawasan Peruntukan Pemukiman

Kawasan peruntukan pemukiman


yaitu kawasan diperuntukan untuk
tempat tinggal atau hunian dan
tempat kegiatan yang mendukung
bagi
peri
kehidupan
dan
penghidupan.

Fungsi
Utama

Sebagai lingkungan tempat tinggal dan tempat kegiatan


yang mendukung perikehidupan dan penghidupan
masyarakat sekaligus menciptakan interaksi sosial.
Sebagai kumpulan tempat hunian dan tempat berteduh
keluarga serta sarana bagi pembinaan keluarga.
www.themegallery.com

LOGO

LOGO

Sumber : Sutikno, Hardoyo, 1996. Evaluasi Lahan Untuk Permukiman. (Pelatihan Evaluasi Sumberdaya
www.themegallery.com
Lahan Angkatan IV Tanggal 1 31 Juli 1996).Fakultas Geografi Universitas
Gadjah Mada.

Kriteria dan Standar pada Kawasan Peruntukan Industri


Definisi Kawasan Industri
(Kepres RI No. 41 Thn 1996)

Kawasan
industri
adalah
kawasan
tempat
pemusatan kegiatan industri pengolahan yang
dilengkapi dengan prasarana dan sarana penunjang
yang dikembangkan dan dikelola oleh Perusahaan
Kawasan industri yang telah memiliki Izin Usaha
Usaha Kawasan Industri.

www.themegallery.com

LOGO

Karakteristik lokasi dan kesesuaian lahan


peruntukan Industri
Kemiringan
Lereng

Kemiringan lereng yang sesuai untuk kegiatan industri berkisar 0%25%, pada kemiringan > 25%-45% dapat dikembangkan kegiatan
industri dengan perbaikan kontur, serta ketinggian tidak lebih dari
1000 mdpl.

Hidrologi

Bebas genangan, dekat dengan sumber air, drainase baik sampai


sedang

Geologi

Dapat menunjang konstruksi bangunan, tidak berada pada daerah


rawan bencana

Klimatologi

Lokasi berada pada kecenderungan minimum arah angin yang


menuju pemukiman penduduk.

Lahan

Area cukup luas minimal 20 ha, karakteristik tanah bertekstur


sedang sampai kasar, berada pada tanh marginal untuk pertanian
www.themegallery.com

LOGO

Kriteria Teknis
1.
2.
3.
4.

Harus memperhatikan kelestarian lingkungan.


Harus dilengkapi dengan unit pengolahan limbah.
Harus memperhatikan suplai air bersih.
Jenis industri yang dikembangkan adalah industri yang ramah
lingkungan dan memenuhi kriteria ambang limbah yang ditetapkan KLH.
5. Pengelolaan Limbah untuk industri yang berkumpul di lokasi berdekatan
sebaiknya dikelola secara terpadu.
6. Pembatasan pembangunan perumahan baru di kawsan industri
7. Harus memenuhi syarat AMDAL.
8. Memeprhatian penataan kawasan perumahan di sekitar kawasan
industri.
9. Pembangunan kawasan industri minimal berjarak 2 km dari pemukiman
dan berjarak 15-20 km dari pusat kota.
10. Kawasan Industri minimal berjarak 5 Km dari sungai tipe C dan D.
11. Penggunaan lahan pada kawasan industri terdiri dari kaveling industri,
jalan dan saluran, RTH, dan fasilitas penunjang.

www.themegallery.com

LOGO

Pola Penggunaan Lahan pada Kawasan Industri


Jenis
Struktur
No. Pengguna Pengguna
Keterangan
an
an (%)
1 Kaveling
Maksimal
Setiap kaveling harus mengikuti
Industri
70%
KDB sesuai dengan Perda
setempat
2 Jalan dan
8-12 %
Terdapat jalan primer dan jalan
Saluran
sekunder
Tekanan gandar primer minimal 8
ton dan sekunder minimal 5 ton
Perkerasan jalan minimal 7 meter
3 RTH
Minimal 10 Dapat berupa jalur hijau (green
%
belt), taman dan perimeter
4 Fasilitas
6-12%
Dapat berupa kantin, guest
Penunjang
house, tempat ibadah, fasilitas
olahraga, tempat pengolahan air
bersih, gardu induk, rumah
LOGO
telekomunikasi.

Sumber :

Pedoman Teknis Pengembangan Kawasan Industri (Industrial www.themegallery.com


Estate) di Daerah, Balitbang
Indag - Puslitbang, 2001

Standar teknis pelayanan umum di kawasan industri


No
Teknis Pelayanan
.

Standar Kebutuhan

Tenaga Kerja

2
3
4
5

Luas lahan per unit


usaha
Listrik
Telekomunikasi
Air bersih

Saluran Drainase

Sesuai Debit

7
8

Saluran Sewerage
Prasarana dan sarana
sampah

Kapasitas kelola IPAL

Sesuai Debit
1 bak sampah/kaveling
1 armada sampah/20 Ha
1 unit TPS/20 Ha
Standar influent :
BOD : 400 - 600 mg/l
COD : 600 - 800 mg/l
TSS : 400 - 600 mg/l
PH : 4 - 10
a. Jalan utama

10 Jaringan jalan

90 110 tenaga kerja /


Ha
0.3 5 Ha
0.15 0.2 MVA/Ha
4 5 SST/Ha
0.55 0.75 liter/Ha

b. Jalan lingkungan
1.5 tenaga kerja/unit
hunian
12 Kebutuhan fasilitas
Sesuai kebutuhan
komersial
dengan maksimum 20%
luas lahan
13 Bangkitan transportasi Ekspor : 3.5
TEUs/Ha/Bulan
Impor : 3.0

Keterangan

Terdapat beberapa variasi urutan kaveling. Rata


rata kebutuhan lahan 1.34 Ha/Unit Usaha Industri
Sumber dari PLN atau swasta
Termasuk fax/telex,Telepon Umum 1 SST/16Ha
Sumber PDAM/ air tanah usaha sendiri sesuai
ketentuan yang berlaku
Ditempatkan di kiri kanan jalan utama dan
lingkungan
Saluran tertutup yang terpisah dari sauran drainase
Perkiraan limbah padat yang dihasilkan adalah 4
m3/Ha/hari
Kualitas parameter limbah cair yang berada di atas
standar influent yang
ditetapkan, wajib dikelola terlebih dahulu oleh
pabrik yang bersangkutan
2 jalur 1 arah dengan perkerasan 2x7 m, atau 1 jalur
dengan perkerasan
minimal 8 m
2 arah dengan perkerasan minimal 7 m

11 Kebutuhan hunian

Diperlukan Trade Center untuk promosi wilayah dan


produk

LOGO

Belum termasuk angkutan buruh dan karyawan

www.themegallery.com

Kriteria dan Standar pada Kawasan Peruntukan Pertambangan


Kawasan
yang
diperuntukan
bagi
kegiatan
pertambangan bagi wilayah yang sedang maupun
yang
akan
segera
dilakukan
kegiatan
pertambangan, meliputi golongan bahan galian A, B,
dan C.
Bahan
Galian A

Bahan
Galian B

Bahan galian
strategis bagi
pertahanan/
keamanan negara
atau bagi
perekonomian
negara

Bahan galian vital,


bahan galian yang
dapat menjamin hajat
hidup orang banyak

Bahan
Galian C
Bahan galian yg tdk
strategis dan vital,
bahan galian yg tdk
dianggap langsung
mempengaruhi hajat
hidup orang banyak,
baik karena sifatnya
maupun karena kecil
jumlah depositnya
www.themegallery.com

LOGO

Karakteristik lokasi dan kesesuaian lahan untuk kawasan peruntukan


pertambangan golongan bahangalian C :
a. Bahan galian terletak di daerah dataran, perbukitan yang bergelombang
atau landai {kemiringanlereng antara (0 - 17), curam (17 - 36) hingga
sangat curam (> 36)}, pada alur sungai, dancara pencapaian;
b. Lokasi tidak berada di kawasan hutan lindung;
c. Lokasi tidak terletak pada bagian hulu dari alur-alur sungai (yang umumnya
bergradien dasar sungai yang tinggi);
d. Lokasi penggalian di dalam sungai harus seimbang dengan kecepatan
sedimentasi;
e. Jenis dan besarnya cadangan/deposit bahan tambang secara ekonomis
menguntungkan untuk dieksplorasi;
f. Lokasi penggalian tidak terletak di daerah rawan bencana alam seperti
gerakan tanah, jalur gempa, bahaya letusan gunung api, dan sebagainya.

www.themegallery.com

LOGO

Kriteria Teknis
a) Kegiatan penambangan tidak boleh dilakukan di kawasan
lindung;
b) Kegiatan penambangan tidak boleh menimbulkan kerusakan
lingkungan;
c) Lokasi tidak terletak terlalu dekat terhadap daerah
permukiman. Hal ini untuk menghindaribahaya yang
diakibatkan oleh gerakan tanah, pencemaran udara, serta
kebisingan akibat lalulintas pengangkutan bahan galian, mesin
pemecah batu, ledakan dinamit, dan sebagainya. Jarakdari
permukiman 1 - 2 km bila digunakan bahan peledak dan
minimal 500 m bila tanpapeledakan;
d) Lokasi penambangan tidak terletak di daerah tadah (daerah
imbuhan) untuk menjaga kelestariansumber air (mata air, air
tanah);
e) Lokasi penggalian tidak dilakukan pada lereng curam (> 40%)
yang kemantapan lerengnyakurang stabil. Hal ini untuk
menghindari terjadinya erosi dan longsor.

LOGO

Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 41 Thn 2007 tentang


Pedoman Kriteria
www.themegallery.com
Teknis Kawasan Budi Daya

Terima Kasih!

LOGO

Anda mungkin juga menyukai