Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH TERMODINAMIKA TEKNIK KIMIA

PEMICU 2
FIRST LAW OF THERMODYNAMICS

Disusun oleh:
Kelompok 14
Akbar Pandu (1406607786)
Fianna Utomo (1406552894)
Indy Prasetya (1406604683)
Martha Ivana Sintauli (1406607924)
Rafi Irzani (1406531605)
Sheila Nadhifa (1406607905)

Departemen Teknik Kimia


Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Depok
2016

Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmatNyalah penulis dapat menyelesaikan Makalah Termodinamika Teknik Kimia ini tepat waktu. Tim
penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Wulan sebagai pengajar mata kuliah
Termodinamika Teknik Kimia yang telah membimbing penulis dalam pembuatan makalah
ini.
Tim penulis mengucapkan terima kasih juga kepada kedua orang tua, teman-teman,
dan pihak-pihak terkait yang telah membantu dan memberi dukungan dalam penyusunan
makalah ini.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas makalah pemicu 2: Hukum Pertama
Termodinamika mata kuliah Termodinamika Teknik Kimia dan untuk menambah ilmu
bagi penulis dan para pembaca dalam memahami topik tersebut.
Di akhir kata, tiada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan
saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah penulis yang berikutnya. Penulis
berharap supaya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang membacanya.

Depok, Maret 2016


Tim Penulis

Zeroth Problem
Scientists and engineers, with careful measurements and analysis of non-nuclear
processes, have consistently observed that mass and energy are conserved. Due to its
overall applicability and generality, these observation have been known as the first law
of thermodynamics: energy can not be created nor be destroyed, it can only transform
from one form to another. Energy comes in many forms. List all kind of energy and give
real live example of each!
Jawaban:
1. Energi kinetik, yaitu energi yang terjadi karena terjadinya perubahan kecepatan pada
suatu benda. Contohnya adalah penambahan kecepatan pada sepeda.
2. Energi potensial, yaitu energi yang terjadi karena adanya perubahan posisi suatu
benda dari titik awal pada suatu bidang gaya. Contohnya adalah apel yang jatuh dari
pohonnya.
3. Energi mekanik, yaitu gabungan dari energi potensial dan energi mekanik. Pada
dasarnya, pada setiap pergerakan suatu benda terbentuk energi mekanik. Contohnya
adalah benda yang bergerak turun pada bidang miring
4. Energi kimia, yaitu energi yang muncul karena terjadinya reaksi kimia. Contohnya
adalah pada baterai dan bensin.
5. Energi listrik, yaitu energi yang berasal dari arus listrik. Dalam penggunaannya,
energi ini dapat berubah menjadi fase energi lain. Contoh dari energi ini adalah pada
seluruh peralatan listrik (blender, setrika, dsb).
6. Energi magnet, yaitu energi yang terbentuk karena perubahan posisi benda dalam
bidang gaya magnet. Energi ini merupakan turunan dari energi potensial. Contoh dari
energi ini adalahpada kompas yang tertarik gaya magnet bumi
7. Energi panas, yaitu energi pada suatu sistem atau benda yang berhubungan dengan
temperatur diakibatkan oleh gerak molekul benda atau sistem. Contohnya adalah
radiasi matahari ke bumi yang menyebabkan molekul udara bergerak lebih cepat
sehingga suhu bumi meningkat.
8. Energi nuklir, yaitu energi yang terbentuk karena perlepasan inti atom. Contohnya
adalah pada bom atom.

First Problem
You are planning a birthday party for your niece and need to make at least 4 gallons of
Kool-Aids, which you would like to cool down to 32oF (0Oc) before the party begins.
Unfortunately, your refrigerator is already so full of treats that you know there will be

no room for the Kool-Aids. So, with a sudden flash of insight, you decide to start with 4
gallons of the coldest tap water you can get, which you determine is 50oF (10oC) and
then cool it down with 1-quart chunk of ice you already have in your freezer. The
owners manual for your refrigerator states that when the freezer setting is on high, the
temperature is -20oC. Will your plan work? State all of your assumption!
Jawaban:
Asumsi yang digunakan adalah :
-

Sistem steady state


Bubuk Kool-aid tidak mempengaruhi massa jenis air, sehingga massa jenis Kool-aid

sama dengan massa jenis air


Anomali air diabaikan

Diketahui dari soal :


-

Temperatur air : 10 C
Temperatur es : -20 C
Volume air : 4 gallons 15.1516 liters
Volume es : 1 quart 0.9463 liter
Kalor laten es (L): 80 cal/g/C
Kapasitas panas air (Cair): 1 cal/C
Kapasitas panas es (Ces): 0.5 cal/C

Penyelesaian :
J
Cair = 4,2 gram

= 1000

J
Ces = = 2,1 g ram

Kalor lebur = 800

= 500

Calori
kg
Calori
kg

Calori
gram

Massa air = 4 galon = 15 liter = 15 kg


Massa es = 1 kuart = 0,9 kg
=1000

kg
kg
=1
3
liter
m

Tawal air=10
Tawal es=20

mes .Ces . T +mes . Ces+mes .Cair ( T 0 )=mair .Cair .(10T )


0,9 . ( 500 ) . ( 0(20 ) )+ 0,9 . ( 800 )+ 0,9. 1000 ( T 0 )=15 . ( 1000 ) .(10T )
T = 4,7o C
Dari perhitungan ini, dapat disimpulkan bahwa ide yang kita miliki tidak akan bekerja
sesuai dengan yang kita inginkan yaitu menurunkan suhu Kool-aid hingga 0oC, karena
berdasarkan perhitungan, suhu akhir dari sistem adalah 4,7o C.

Second Problem
Steam is contained in a closed rigid container with a volume of 1 m3. Initially, the pressure
and temperature of the steam are 7 bar and 500C, respectively. The temperature drops as a
result of heat trasnfer to the surroundings. Determine the temperature at which condensation
firts occurs, in C, and the fraction of the total mass that has condensed when the pressure
reaches 0,5 bar. What is the volume, in m3, occupied by saturated liquid at the final state ?
Jawaban:
Diketahui:
Vcontainer = 1 m3
P awal = 7 bar
T awal = 500C
Ditanya:
a. T saat kondensasi pertama?
b. X saat P = 0,5 bar?
c. V saat liquid?

Diagram 1. Diagram pv pada soal


Berdasarkan
soal
dapat
diasumsikan sistem merupakan
closed system, tidak ada aliran
massa

masuk

dan

keluar,

steady state dan kondisi akhir


adalah pada tekanan 0,5 bar.
Karena dalam closed sistem volum
spesifik gas adalah konstan maka kita
perlu mencari volum spesifik gas awal dalam kondisi superheated (semua adalah
vapor).

Tabel 1.

Table

Superheated (A4) sumber Fundamentals of Thermodynamics


Dari tabel didapatkan volum spesifik 0.5070 m3/kg.
Pada saat terjadi kondensasi volume spesifik gas konstan namun kondisi berubah dari
fase superheated menjadi saturated water (vapor-liquid), sehingga kita lihat saturated
table kondisi volume spesifik dimana gas.

Tabel 2. Saturated water Asme


Berdasarkan saturated steam table dapat diketahui saat Vg = 0,5070 berada pada suhu
140C - 141C, sehingga harus dilakukan interpolasi untuk mendapatkan suhu saat
kondensasi pertama terjadi.
Interpolasi:

Xx 1 Y y 1
=
x 2x 1 y 2 y 1
0,507 0,495 Y 140
=
0,5080,507 141140

0,923 = Y 140
Y = 140,923C
Suhu saat kondensasi pertama teradi adalah 140,923C.
Untuk mencari nilai X pada saat kondisi P = 0,5 bar, digunakan rumus:
mliquid
X liquid = m steam
m steam diperoleh menggunakan rumus:
m steam = m liquid + m gas
V container V liquid V gas
=
+
vs
vs liquid vs gas
(1x)
V container
x
=
+
vs
vs liquid vs gas

Berdasarkan tabel, didapatkan nilai v spesifik liquid dan gas pada P = 0,5 bar,
diperoleh:

(1x)
1 m3
x
=
+
3
3
0,507 m / kg 0,00103 m /kg 3,24 m3 /kg
1,972=

3,24 x+ 0,00103(1x )
3,337 103
6,58 103=3,2389 x +0,00103

x = 1,713 x 10-3
Nilai V liquid adalah 1,713 x 10-3 m3, maka nilai X liquid dapat dihitung:
mliquid
X liquid = m steam
X liquid =

1,713 x 103 0,00103


1,972

X liquid = 0,843

Third Problem
Students of the thermodynamics class are excited. The instructor had spent two class
sessions to discuss about transferable skills needed in the work place and how PBL is a
suitable learning method for students to improve their skills. The instructor tld them
that if they improve their problem solving, interpersonal communication, group and
self-directed learning skills, they will understand thermodynamics better. The first law
of thermodynamics is about conservation of mass and energy. This law is the results of
careful observations of physical and chemical processes that lead to the conclusion that
mass and energy cannot be created nor destroyed and they could only transfoem from
one point to another. Please read a paper on the development of a calorimeter to
measure heat capacity and enthalpy of fluids (An automated flow calorimeter for the
determination of liquid and vapor isobaric heat capacities: Test results for water and npentane, J.A. Sandarusi, K. Mulia and V.F. Yesavage, Rev. Sci. Instrum., 63, 2, (1992),
1810:1821).
a. One need to understand the concept of conservation of energy and mass, in order
to understand how a calorimeter works. Start from the general formula of the
first law of thermodynamics and describe all of the terms in the equation using
real-life examples. Read the paper and try to simplify the general formula based
on the information of the calorimeter set-up and how the measurement is carried

out. If you work in a systematic way then you should obtain the first equation
(equation 1) given in the paper. State all of your assumptions clearly. Apparently
heat loss term Qlst is not included in the final working equation for heat capacity
measurement (equation 3). Consider all kind of heat transfer modes that
potentially contribute to this term and explain how they were minimized in the
experiment.
b. The steam table listed in introductory chemical engineering thermodynamics
books contain data of enthalpy as a function of temperature and pressure. The
data were obtained using calorimeters such as the one reported in the paper by
Sandarusi et al. Describe how you carry out the experiment to determine
h=h(T,P).
Jawaban:
a) Dengan mengasumsikan bahwa sistem ini merupakan sistem terbuka (open system),
didapatkan persamaan dasar yaitu:
E=q+ w ( H + K + P )=0
dimana:
q = perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan, atau sebaliknya.
w = kerja yang dilakukan sistem pada lingkungan, atau sebaliknya.
H = perubahan entalpi sistem.
K = perubahan energi kinetik sistem.
P = perubahan energi potensial sistem.
Asumsi
Energi kinetik dan potensial pada sistem dianggap 0 (K = 0, P = 0) karena tidak ada
perbedaan ketinggian antara inlet dan outlet serta tidak ada perubahan pada kecepatan laju
alir massa pada sistem. Sistem merupakan sistem tunak (steady state), maka nilai E=0 .
Penurunan persamaan

Dari informasi tersebut, didapatkanlah persamaan baru yaitu:

U +W = H =q
H=mC p T

Cp=

H
T

dengan kondisi batasan T = To saat H = Ho dan T = Ti saat H = Hi, persamaan menjadi:


Cp=

H ( T o , P o )H ( T i , Pi )
T oT i

dimana:
H(To,Po) = entalpi fluida pada tekanan dan temperatur kalorimeter di outlet.
H(Ti,Pi) = entalpi fluida pada tekanan dan temperature kalorimeter di inlet.
To = temperatur kalorimeter di outlet.
Ti = temperatur kalorimeter di inlet.

Dan,
H=q
q=C p T

Cp=

q
T

agar persamaan menjadi sama dengan pada equation 1 pada paper, persamaan H harus
diubah dulu menjadi entalpi spesifik:
H=
q=

q= C p T

Cp=

q
T

Dan diasumsikan Q pada 2 kondisi yaitu Q masuk dan Q keluar(loss)


Cp=

(Q Q lst )
(T o T i )

sehingga, dengan melakukan substitusi nilai Cp, didapatkan persamaan yang sama dengan
equation 1 pada paper, yaitu:
Cp=

[ H ( T o , P o )H ( T i , Pi ) ] = (QQlst )
T oT i

(T oT i)

Qlst pada equation 3 tidak dimasukkan karena nilai Q lst kecil, pada dasarnya adalah
calorimeter ini meminimalkan Energi panas yang hilang sehingga Qist atau Q loss yang
didapat kecil, dan pada Jurnal didapati bahwa calorimeter ini memanfaatkan laju massa yang
besar, sehingga hasil bagi dari

Qist

dan laju alir massa akan menjadi sangat kecil, sehingga

nilai tersebut diabaikan. Maka didapatkan persamaan:


C p (T , P o)=

Q
[ ( T oT i )a ( T oT i) b ]

dimana:
(To - Ti)a = perbedaan temperatur kalorimeter dengan input panas.
(To - Ti)b = perbedaan temperatur pada blanks experiment.

Mode perpindahan panas


Tipe-tipe dari perpindahan panas yang berkontribusi pada istilah ini adalah perpindahan
panas secara konduksi, konveksi dan radiasi. Konduksi pada keadaan ini adalah kontak antara
wadah dengan jaket insulasi, konduksi dalam proses calorimeter sangat penting, mengingat
insulasi yang dilakukan adalah untuk mengecilkan besar error karena pengabaian Qist yang
dianggap kecil. Konveksi yang hanya terjadi pada media fluida, terjadi pada jaket udara dan
jaket air yang terdapat pada kalorimeter.

Radiasi yang selalu terjadi karena tidak

membutuhkan media apapun, walaupun dalam nilai kecil.


Efisiensi Kalorimeter
Untuk dapat meminimalisasikan perpindahan panas yang tidak diinginkan, dapat dilakukan
peningkatan efisiensi sistem insulasi pada kalorimeter. Dengan menambah jumlah jaket
insulator (jaket udara, dll). Atau dengan menggunakan bahan/material dengan nilai
konduktivitas termal yang lebih kecil. Dan dapat juga dilakukan perhitungan radius kritikal
insulasi agar insulasi yang diinginkan tercapai.
b) Berdasarkan percobaan Joule Thompson yang menyatakan bahwa penentuan entalpi
berdasarkan fungsi temperatur dan tekanan maka:

Persamaan ini hanya berlaku untuk gas ideal, namun untuk perhitungan gas nyata tidak dapat
menggunakan persamaan ini dan membutuhkan dua fungsi lainnya karena derajat kebebasan
bernilai 2. Fungsi yang tersedia antara lain temperature, pressure, internal energy, entropi dan
spesifik volume. Dalam kasus ini kita memilih parameter temperatur dan tekanan

Apabila dengan perubahan entalpi yang kecil, maka:

Dan apabila persamaan ini di integrasikan maka:

Fourth Problem
An evacuated tank with 1 m3 capacity is inially empty with no fluid inside. Water in the
amount of 2 L abd at 25 oC is transferred into the tank. At midday, thermal equilibrium
is assumed to be attained and fluid temperature of 60 oC is uniform throughout the
tank. At this condition do we find water in the tank as a mixture of liquis and vapor or
only as water vapor? If only as water vapor, how much additional water we have to add
so that water in the tank exist only as saturated water vapor?
Jawaban:
Diketahui:
Vtangki = 1 m3
Vair = 2 L = 2 x 10-3 m3
Tair = 25oC
Tequilibrium= 60oC
Ditanya:
Cair dan fasa air dalam tangki berupa uap atau hanya terdiri dari uap. Jika hanya terdiri
dari uap, berapa jumlah air yang harus ditambahkan agar menjadi uap jenuh?

Jawab:
Neraca massa pada keadaan unsteady state :

Air pada suhu 25oC dan volume 2 L


Berdasarkan data yang diperoleh pada steam table, volume spesifik air dalam bentuk
cair dapat ditentukan, yaitu

. Maka dapat diperoleh massa air

yang masuk ke dalam tangki, yaitu:

Jika Tequilibrium= 60oC, kita dapat memperoleh nilai volume spesifik air dalam bentuk
liquid dan uap melalui steam table, yaitu:

Untuk menghitung kualitas uap dapat menggunakan volume spesifik total pada tangki
sebagai berikut:

Berdasarkan hitungan tersebut, fasa di dalam tangki adalah fasa cair dan uap karena
kualitas uap adalah

, jadi fraksi air bentuk cair adalah

Jika dilihat dari grafik v T seperti di bawah ini:

C)

60

Temperature (

0,0010171

0,5

7,6677

(m /kg)

Pada diagram tersebut menunjukkan bahwa nilai volume spesifik total dari zat yang
berada dalam tangki adalah sebesar 0,5 m3/kg, dan nilai tersebut berada di antara
volume spesifik air bentuk cair dan uap, sehingga volume spesifik total berada di
daerah dua fasa liquid vapor.
Sementara itu, untuk menghasilkan air dalam hanya dalam bentuk saturated vapor, maka:
^=V
V
m
1 m3
3
m
/kg=
7,6677
m

m = 0,13kg
mawal mdibutu h kan= m
2 0,13 = 1,87 kg
Sehingga massa air yang harus dikurangi sebesar 1,87 kg untuk mencapai saturated
vapor.

Fifth Problem
Internal energy and enthalpy are two thermodynamics quantities or variables that are
used in energy balance equations. Thermal energy added to a gas of polyatomic
molecules can appear as rotational and vibrational, as well as translational energies of
the gas molecules. Describe the internal energy of a gas molecule in terms of its different
modes of motion: translational, rotational, and vibrational modes, in addition to
electronic contributions. Use the following diagram showing the Boltzmann distribution
of populations for rotation, vibration, and electronic energy levels at room temperature.
Jawaban:
Stokey (2000) mendefinisikan gerak translasi sebagai gerak pusat massa dari satu
tempat ke tempat yanglain. Dengan demikian gerak translasi pada skala atomik merupakan
gerak yang terjadi pada atom atau molekul yang menyebabkan atom atau molekul tersebut
berpindah tempat. Menurut Hidayat (2003), rotasi merupakan perputaran molekul yang
selang energinya sangat kecil sekitar10-3 eV. Energi yang ditimbulkan oleh rotasi terhadap
sumbu simetrinya diabaikan karena massa atom yangterkonsentrasi di dalam intinya
mempunyai jari-jari 10-4 kali jari-jari atom. Sama halnya dengan atom, molekul juga
menyerap dan memancarkan energi elektromagnet yang berhubungan dengan transisi
keadaan energi rotasional. Menurut Hidayat (2003), gerak vibrasi pada molekul adalah
getaran molekul yang selang energinya lebihbesar 0,1 eV dengan spekrumnya di daerah infra
merah.

Gambar 1. Gerakan Vibrasi, Rotasi, dan Transisi dari Molekul atau Atom
Pada molekul gas monoatomik atau beratom tunggal, molekul melakukan gerak
translasi sehingga energi yang ada masing-masing digunakan untuk gerak translasi pada arah
sumbu X, Y, dan Z. Sehingga, perubahan energi dalam disebabkan oleh perubahan dalam
energi kinetik translasinya. Pada gas monoatomik atau gas ideal, suhu berpengaruh kepada
energi dalam dan kinetik molekulnya. Semakin tinggi suhunya, akan semakin besar rata-rata
energi kinetiknya. Namun, pada suhu rendah atau densitas yang tidak dapat diencerkan, nilai
energi kinetik tidak lagi sebanding dengan suhu. Adapun rumus energi dalamnya adalah
sebagai berikut:
3
U= NkT
2
Dimana, k adalah konstanta Boltzmann, N adalah jumlah atom dalam gas, dan T
adalah suhu.Sementara itu, molekul gas diatomik disamping melakukan gerak translasi,
molekul juga melakukan gerak rotasi dan vibrasi. Gerakannya didominasi oleh gerakan
tranlasi ke arah x, y, dan z, serta rotasi ke dua arah. Sehingga rumus energi dalamnya adalah
sebagai berikut:
5
U= NkT
2
Energi dari molekul, atom, atau pertikel subatomik terbatas pada tingkat energi
tertentu. Nilai dari tingkatan energi bergantung kepada karakteristik dari suatu partikel
(sebagai contoh, massanya) dan batasan dari besar daerah pertikel tersebut terkurung.
Kuantisasi dari energi sangat penting untuk partikel bermassa kecil yang terbatas pada suatu
daerah kecil, sehingga kuantiasai penting untuk elektron di dalam atom dan molekul, namun
tidak penting untuk tubuh makroskopik. Pemisahan dari tingkatan energi rotasi (pada molekul

kecil sebesar 10-23 J atau 0,01 zJ, sekitar 0,01 kJ mol -1) lebih kecil daripada tingkatan energi
vibrasinya (sekitar 10 kJ mol-1), yang ternyata lebih kecil daripada tingkatan energi
elektroniknya (sekitar 10-18 J atau 1 aJ, yang bernilai dekat dengan 103 kJ mol-1). Gambar 2 di
bawah menunjukkan pemisahan tingkatan energi tersebut.

Gambar 2. Pemisahan Tingkatan Energi berdasarkan Transisi, Rotasi, Vibrasi, dan Elektronik
Agitasi termal kontinu yang terjadi pada molekul ketika T > 0 memastikan bahwa
mereka terdistribusi melalui tingkat energi yang tersedia. Jumlah rata-rata molekul pada suatu
keadaan disebut dengan populasi keadaan (population of the state). Hanya tingkat energi
terendah yang terisi saat T = 0. Peningkatan suhu mengeksitasi beberapa molekul ke tingkat
energi yang lebih tinggi, dan tingkatan yang dapat dicapai akan semakin banyak dengan
peningkatan suhu yang lebih tinggi, seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.

Gambar 3. Populasi dari Distribusi Boltzmann dengan Suhu dari 0 ke

Persamaan untuk menghitung populasi keadaan relatif dari berbagai macam energi
disebut dengan distribusi Boltzmann, yang dituliskan sebagai:

dimana Ni dan Nj adalah populasi pada tingkat energi i dan j secara berurutan, Ei dan Ej
adalah tingkat energi i dan j secara berurutan, T adalah suhu, dan k adalah konstanta
Boltzmann yang bernilai k = 1,381.10-23 J/K. Konstanta tersebut juga digunakan untuk
konstanta gas R = NAk, dimana NAadalah bilangan Avogadro.
Poin-poin penting dari distribusi Boltzmann:

Semakin tinggi tingkat energinya, populasinya semakin rendah.


Semakin tinggi suhunya, semakin besar kemungkinan tingkat energi yang tinggi diisi

penuh oleh molekul-molekul.


Tingkat energi yang terpopulasi akan semakin banyak jika perbadingan antara Ei
Ej dengan kT dekat (seperti dalam gerak tranlasi dan rotasi), dibandingkan bila
mereka jauh (seperti pada vibrasi dan elektronik).

Gambar 4. Populasi dari Distribusi Boltzmann untuk Tingkat Energi Rotasi, Vibrasi, dan
Elektronik pada Suhu Kamar
Gambar 4 menunjukkan bentuk dari distribusi Boltzmann untuk beberapa tingkatan
energi. Salah satu contoh yang menunjukkan hubungan antara sifat makroskopis dan
mikroskopis diberikan oleh teori kinetik molekular, dimana perbedaan kecepatan akan
berkoresponden dengan energi kinetik yang berbeda, sehingga persamaan Boltzmann dapat
digunakan untuk memprediksi proporsi molekul yang memiliki kecepatan tertentu pada suhu
tertentu. Ekspresi yang memberikan fraksi molekul yang memiliki kecepatan tertentu disebut

dengan distribusi Maxwell dan memiliki fitur yang terangkum pada gambar 5. Distribusi
Maxwell yang digunakan untuk menunjukkan kecepatan rata-rata (vmean) dari molekul
bergantung kepada suhu (T) dan berat molekul (Mr):

Berdasarkan persamaan di atas, molekul yang ringan pada suhu tinggi memiliki
kecepatan rata-rata yang tinggi. Grafik distribusi (gambar 5) menunjukkan bahwa pada suhu
tinggi banyak molekul pada sampel memiliki kecepatan lebih tinggi daripada rata-rata.

Gambar 5. Distribusi Kecepatan Molekular vs Berat Molekul

Sixth Problem
Explain how we could estimate the isobaric heat capacity of methane as an ideal
polyatomic gas as a function of temperature from 300 to 800 K based on the
equipartition principle. Plot the theoretical values of methane heat capacity and
compare them with the values you obtained using the ideal gas heat capacity equation
and parameters given in the book by Smith et al. or by Moran and Saphiro. Explain
why it is (or is not) reasonable to assume a constant ideal gas heat capacity for the whole
temperature range?

Gambar 6. Grafik Cp,m vs Suhu


Jawaban:
Dasar teorema ekuipartisi yaitu dalam kesetimbangan termal, energi akan
terdistribusikan secara merata ke semua bentuk energi yang berbeda. Energi dalam
merupakan jumlah energi yang dimiliki oleh sebuah sistem, biasanya merupakan gabungan
energi kinetik dan energi potensial. Energi dalam sistem akan berubah jika sistem menyerap
atau membebaskan kalor. Entalpi (H) adalah jumlah kalor yang terkandung dalam sistem
pada kondisi tekanan tetap. Entalpi tidak dapat diukur, yang dapat diukur adalah perubahan
dari entalpi tersebut (H). Peningkatan temperatur akan membuat bertambahnya energi
kinetik dari molekul-molekul gas yang kemudian akan disimpan ke dalam bentuk-bentuk
energi kinetik lain, seperti energi translasi, rotasi, dan vibrasi yang besarnya sama
(ekuipartisi). Molekul-molekul gas menyimpan energi kinetik dalam bentuk energi tersebut
sesuai dengan struktur senyawanya. Pada molekul poliatomik non-linear, terdapat
kemungkinan gerak translasional pada arah x-, y-, dan z. Namun, terdapat perbedaan pada
banyaknya kemungkinan dalam gerak rotasinya.

Gambar 7. Bentuk Molekul Metana


Metana merupakan gas poliatomik non linear karena bentuk molekulnya yang
merupakan tetrahedral. Pada gas poliatomik non linear terdapat gerakan translasi pada arah
x-, y-, dan z. Sehingga nilai derajat kebebasan (dof) untuk gerak translasi ini adalah:

doftrans 3
Terdapat pula kemungkinan untuk sumbu gerak rotasi, yaitu berimpitan dengan
ikatannya, dan tegak lurus dengan ikatannya. Sehingga nilai derajat kebebasan untuk gerak
rotasi ini adalah:
dof rot =3
Selanjutnya untuk gerak vibrasi, formula dari derajat kebebasannya adalah:

dof 3N 5
Selanjutnya, nilai energi dalam dapat dihitung dengan menggunakan teorema
equipartisi yang memiliki bentuk umum sebagai berikut:

RT
2

Um dof

Sehingga didapatkan nilai total dari energi dalamnya adalah:


U total=U translasi +U rotasi+ U vibrasi

atau

( 3 N 5 )

( 12 RT )=8 RT

3
3
U m total= RT + RT +
2
2

Namun, pada suhu di bawah 423 K, energi dalam pada gas metana hanya berupa
energi dalam akibat gerak translasi, sehingga energi dalamnya adalah sebagai berikut:

3
U m= RT
2
Energi dalam tersebut akan digunakan untuk menghitung nilai kapasitas panas C v
menggunakan rumus sebagai berikut:
C v ,m=

3
RT
2
C v ,m=
T

( TU )
m

( )

3
C v ,m= R
2

Adapun hubungan Cp,m dengan Cv,m dapat dilihat dari persamaan di bawah ini:
C p , m=C v , m+ R
C p , m=3 R+ R
Cp, m = 4 R

Pada suhu yang tinggi (sekitar ribuan Kelvin), energi dalam molar pada gas metana
mengandung energi dalam translasi, rotasi, dan vibrasi, sehingga energi dalam molar pada gas
metana menjadi sama dengan 8RT. Oleh karena range suhu metana yang diketahui pada soal
adalah 300K-800K, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan persamaan equipartisi
nilai Cp,m pada suhu 300K-800K, kapasitas panas akan memiliki nilai yang berbeda oleh
karena adanya pengaruh suhu yang mempengaruhi gerakan molekul metana.

Grafik Cp,m pada Gas Metana untuk Suhu 300K-800K


5
4
3
Cp,m 2
1
0
300

400

423

500

600

700

800

Suhu (Kelvin)

Gambar 8. Grafik Cp,m pada Gas Metana untuk Suhu 300K-800K


Sementara itu, nilai Cp,m bila dihitung dengan menggunakan parameter, digunakan
persamaan sebagai berikut:

Cp
R

A BT CT 2 DT 2

dimana nilai A, B, C, dan Dadalah konstanta yang untuk setiap gas, serta nilai T yang
menyatakan besar suhunya. Berdasarkan pada tabel C.1 Heat Capacities of Gases in the
Ideal-Gas State akan didapatkan nilai konstanta A, B, C, dan D sebagai berikut;
A = 1.702
B = 9.081 x 10-3
C = -2.164 x 10-6
D=Melalui substitusi nilai-nilai konstanta ke dalam persamaan di atas untuk rentang
temperatur 300K-800K, akan didapatkan nilai Cp/R untuk setiap suhu (dengan selang 100
antar suhu) sebagai berikut:
Tabel 3. Nilai Cp/R untuk rentang 300-800K
Temperatur (K)
300
400
500
600
800

Cp/R
4.23154
4.98816
5.7015
6.37156
7.58184

Selanjutnya, data di atas di plot ke dalam grafik dan menghasilkan grafik sebagai
berikut:

Grafik Cp/R metana terhadap T(K)


8
6

f(x) = 0.01x + 2.29


R = 1

Cp/R 4
2
0
200

300

400

500

600

700

800

900

T(K)

Gambar 9.Grafik Cp/R Metana terhadap T(K)


Berdasarkan grafik yang didapatkan, dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan
persamaan parameter, nilai Cp dipengaruhi oleh suhu. Grafik yang didapatkan juga sesuai
dengan gambar 6 (gambar yg di bawah soal), dimana kurva Cp,m dari metana bergerak naik
ke atas seiring dengan bertambahnya suhu. Sehingga, tidak mungkin untuk mengasumsikan
nilai kapasitas panas gas ideal yang konstan untuk rentang suhu 300K-800K.

Seventh Problem

Reproduce Figure E4.2b shown in Morans book (7th Ed.) using data for water and
benzene. Compare the two plots you obtain.

Jawaban:
Grafik L vs t diatas didapat dari penurunan rumus pada soal berikut:

Find: Plot the variation of liquid height with time and comment.
Engineering Model:

1. The control volume is defined by the dashed line on the accompanying diagram.
2. The water density is constant.
Analisis:
Dari gambar, terlihat bahwa hanya terdapat masing-masing satu volume masukan dan
keluaran, sehingga dapat ditulis secara matematis :

Selanjutnya, jumlah massa di dalam barel pada suatu waktu didefinisikan sebagai :

dimana, rho merupakan densitas, A mewakili luas penampang dasar dan L(t) mewakili
tinggi air pada barel untuk waktu tertentu. Kedua persamaan diatas disubstitusi menjadi
persamaan berikut:

Rho dan A merupakan variabel yang konstan terhadap waktu, sehingga dapat
dikeluarkan dan dituliskan sebagai berikut:

Solusi akhir dari persamaan diatas adalah:

dimana, C merupakan konstanta hasil integrasi. Untuk mengetahui nilai C, dapat digunakan
kondisi awal pada t = 0 dan L = 0. Adapun hasil konstanta yang didapat adalah -3.33,
sehingga persamaan menjadi :

Persamaan diatas menunjukan hubungan tinggi air pada barel dengan besar densitas
fluida pada waktu dan dan luas penampang tertentu. Maka dari itu, plotting grafik untuk air
dan benzene pasti berbeda karena kedua fluida berbeda densitas, yaitu 62.4 lb/ft^3 untuk air
dan 54.85 lb/ft^3 untuk benzena, meskipun variabel A dan t sama. Berikut plot grafik benzena
jika dibandingkan dengan grafik air pada soal di atas:

Air dan Benzena


3.5
3
2.5
2

H (ft)

Air
benzena

1.5
1
0.5
0

20

40

60

80

100

120

140

t (s)

Grafik menunjukan awalnya tinggi cairan bertambah dengan cepat kemudian menjadi
konstan saat keadaan sudah menjadi steady-state. Di titik ini rate cairan masuk dan keluar
adalah sama.

Eighth Problem

A tank containing 45 kg of liquid of water innitially 45 oC has one exit with equal mass
flow rates. Liquid water enters at 45 oC and a mass flow rate of 270 kg/h. A cooling
immersed in the water removes energy at a rate of 7.6 kW. The water is well mixed by a
paddle wheel so that the water temperature is uniform throughout. The power input to
the water from the paddle wheel is 0.6 kW. The pressures a the inlet and exit are equal
and all kinetic and potential energy effects can be ignored. Derive the equation that
related the temperature of the water? Is it equal to the steady state solution?
1. Plot the variation of water temperature with time
2. Again plot the variation of water temperature with time but change the liquid to
benzene.
Jawaban:
Asumsi:
1. Pada volume atur perpindahan kalor yang signifikan hanya terjadi pada kumparan
pendingin. Pengaruh dari energi kinetik dan potensial dapat diabaikan.
2. Temperatur air adalah merata seragam di semua tempat (T = T(t) )
3. Air di dalam tangki adalah inkompresibel, dan tidak ada perbedaan tekanan antara sisi
masuk dengan sisi keluar
Analisis:
Neraca laju energi adalah
d U CV
=QCV
dt

CV + ( h1 h2 ) +

V 21V 22
+ g ( z 1z 2 ) ..(1)
2

Berdasarkan asumsi diatas maka neraca laju energi akan menjadi


d U CV
=QCV
dt

CV

+ ( h1h2 ) (2)

Dimana = laju aliran massa. Massa yang berada di dalam volume atur tetap konstan
menurut waktu, dengan demikian
d U CV d ( mcv u )
du
=
=m cv .(3)
dt
dt
dt

Karena air diasumsikan sebagai inkrompesibel,maka energi dalam spesifik hanya


tergantung pada temperatur saja. Oleh karena itu, aturan berantai dapat digunakan untuk
menuliskan persamaan menjadi:
du du dT
dT
=
=c
( 4)
dt d T dt
dt
Dimana c = kalor spesifik. Dari persamaan (3) dan persamaan (4) di dapatkan persamaan:
d U CV
dT
=mcv c
(5)
dt
dt
Perubahan energi dalam spesifik dan entalpi spesifik antara dua keadaan pada
incompresible fluid adalah
T2

u2u1 = c ( T ) dT
T1

h2h1=u2u 1+ v ( p 2 p1 )
T2

h2h1= c ( T ) dT + v ( p 2 p1 ) ..(6)
T1

Jika kalor spesifik c dianggap tetap maka:


h2h1=c ( T 2 T 1 ) + v ( p2 p 1 ) (7)
Air di dalam tangki adalah inkrompesibel, dan tidak ada perbedaan tekanan antara sisi masuk
dengan sisi keluar maka:
h2h1=c ( T 2 T 1 ) (8)
Air teraduk dengan baik, maka temperatur pada sisi keluar sama dengan temperatur
keseluruhan dari cairan air yang berada dalam tangki. Sehingga:
h2h1=c ( T 1 T ) (9)

Dimana T merupakan temperatur air yang merata seragam pada saat t. Dari persamaan (5)
dan persamaan (9) maka persamaan neraca laju energi pada persamaan (2) akan menjadi:
mcv c

dT
= Q CV CV + c ( T 1T )
dt

CV CV + c ( T 1T )
dT Q
=
(10)
dt
mcv c

Hasil integrasi persamaan (10) akan didapatkan


T =C1 exp

Q
m

cv
t + cv
+T 1 ..(11)
m cv
m
c

( )(

Konstanta C1 dapat dievaluasi dengan kondisi batas: pada t = 0 , T = T1 sehingga


T =T 1 +

cvW
cv
Q
m

1exp
t (12)
m
c
mcv

)[

( )]

Dari soal dapat diketahui:


T1

= 45oC = 318 K

Qcv

= -7.6 Kw = -7.6 kJ/s

= 270 kg/h

mcv

= 45 kg

kalor spesifik pada suhu 318 K pada tabel dibawah setelah dilakukan interpolasi maka
didapatkan nilai c = 4.2 kJ/kg.K

Substitusi semua nilai yang ada ke dalam persamaan (12) maka didapatkan:

[(

kJ
(0.6 ) kJ /s
s
T =318 K +
270
kJ
kg /s 4.2
3600
kg . K
7.6

)(

[)

1exp

t
( 270
45 ) ]

T =31822 [ 1exp (6 t) ]

Dengan menggunakan sofware refprop dapat diketahui kalor spesifik benzen pada
suhu 318 K yaitu 1.8

Nilai nilai yang telah didapat dimasukan kedalam persamaan 12 sehingga akan didapat

[(

kJ
(0.6 ) kJ / s
s
T =318 K +
270
kJ
kg /s 1.8
3600
kg . K
7.6

)(

T =31852 [ 1exp (6 t) ]

[)

1exp

t
( 270
45 ) ]

Grafik Hubungan Antara Temperatur Terhadap Waktu

Temperatur ,K

330
320
310
300
290
280
270
260
250
240

0.2

0.4

0.6

0.8

1.2

1.4

1.6

Waktu, h
Benzene

Air

Pada air, suhu akhir atau suhu konstannya adalah 266 K sedangkan pada benzene adalah 296
K.
Pada keadaan steady state tidak terjadi perubahan temperatur sehingga tidak ada perubahan
temperatur terhadap waktu.

DAFTAR PUSTAKA
1. Atkins, Peter dan Julio de Paula. 2010. Physical Chemistry. Edisi 9. Oxford: Oxford
University Press.
2. Boundless. 2016.

Internal

Energy

of

an

Ideal

Gas.

[ONLINE]

https://www.boundless.com/physics/textbooks/boundless-physicstextbook/temperature-and-kinetic-theory-12/kinetic-theory-105/internal-energy-of-anideal-gas-383-5642/. Diakses 12 Maret 2016.


3. MIT. 2016.Kinetic Theory of Gases:Equipartition of Energy and the Ideal Gas Law
[ONLINE] http://web.mit.edu/8.01t/www/materials/modules/chapter29.pdf. Diakses
12 Maret 2016.
4. Moran, M. J, Shapiro, H. N. 2004. Termodinamika Teknik. Jakarta: Erlangga.
5. Smith, J.M., et.al. 2001. Introduction to Chemical Engineering Thermodynamics.
Edisi 6. Singapore: McGraw-Hill.

Anda mungkin juga menyukai