BAB III
OPERASI WADUK
3.1
UMUM
Proyek Embung Tawainalu bertujuan untuk penyediaan suplai air baku
untuk kecamatan Tirawuta dan Loea Kabupaten Kolaka Timur dan
disediakan alokasi untuk suplai air ke sawah di hilirnya untuk 5 Ha.
Sesuai dengan kebutuhan air untuk tujuan seperti tersebut diatas maka
embung direncanakan dengan tinggi 15 m dengan tampungan effektif
sebesar 0,45 juta m3 yaitu antara Muka Air Tinggi (NWL) El. 130 m dan
Muka Air Rendah (LWL) El. 125,28 m.
Pola operasi waduk ini dalam pelaksanaanya perlu disesuaikan dengan
kondisi pada waktu beroperasi sehingga bisa didapatkan keuntungan
yang maksimal.
Volume air waduk harus selalu dievaluasi setiap kali sebelum per 2
mingguan, sehingga dapat diproyeksikan alokasi air yang akan
dilaksanakan pada tahun depan nya.
3.2
KONDISI DASAR
Pendekatan yang dijadikan dasar pembuatan peraturan operasi waduk
adalah sebagai berikut :
- Air yang ada didalam waduk dimaksudkan untuk penyediaan air baku.
- Penyediaan air irigasi dilakukan sesuai dengan kebutuhan untuk
periode 15 dan alokasi air untuk irigasi dengan pola tanam yang
direncanakan yaitu PadiPadiPalawija. seluas 5 ha
- Penyediaan air baku dilakukan sesuai kebutuhan domestik dan non
domestik sebesar 0,173 m3/detik dan maintenance flow yaitu sebesar
0,028 m3/detik sehingga total kebutuhan air baku sebesar 0,201
m3/detik.
- Kelebihan air waduk akan melimpah melalui pelimpah agar elevasi
muka air tetap pada elevasi permukaan air yang diperlukan.
3.3
SIMULASI WADUK
III - 1
LAPORAN
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
III - 2
LAPORAN
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
III - 3
LAPORAN
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
=
=
=
=
=
=
III - 4
LAPORAN
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
III - 5
LAPORAN
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
III - 6
LAPORAN
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
III - 7
LAPORAN
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
III - 8
LAPORAN
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
III - 9
LAPORAN
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
III - 10
LAPORAN
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
III - 11
LAPORAN
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
III - 12
LAPORAN
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
III - 13
LAPORAN
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
III - 14
LAPORAN
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
III - 15
LAPORAN
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
III - 16
LAPORAN
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
III - 17
LAPORAN
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
III - 18
LAPORAN
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
III - 19
LAPORAN
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
III - 20
LAPORAN
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
III - 21
LAPORAN
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
III - 22
LAPORAN
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
III - 23
LAPORAN
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
III - 24
LAPORAN
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
III - 25
LAPORAN
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
III - 26
LAPORAN
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
III - 27
LAPORAN
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
III - 28
LAPORAN
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
III - 29
LAPORAN
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
n
x 100%
N
= besarnya kegagalan
= jumlah kegagalan
= banyaknya simulasi
III - 30
LAPORAN
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
III - 31
LAPORAN
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
III - 32
LAPORAN
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
III - 33
LAPORAN
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
3.4
POLA OPERASI WADUK
3.4.1 Kurva Tampungan Standard
Kurva Tampungan Standard Embung Tawainalu berdasarkan konsep :
- Pola normal dengan keandalan 90%
- Pola bawah normal dengan keandalan 90 % .
- Pola kering dengan keandalan 70 %
Pada kurva tampungan standard terdapat 2 (dua) jenis pola operasi dalam
satu tahun yaitu :
Pola operasi waduk musim hujan, berlaku saat pengisian waduk
(Nopember sampai Maret)
Pola operasi waduk musim kemarau, berlaku saat pengosongan waduk
(April sampai Oktober)
Waktu pengisian dan pengosongan untuk Embung Tawainalu dapat
digambarkan sebagai berikut :
PENGOSONGAN
PENGISIAN
ELEVASI (m ) --->
130
108,00
107,00
106,00
105,00
104,00
103,00
10
10
10
10
10
11
10
10
10
10
10
11
10
10
11
10
10
10
10
10
11
10
10
10
10
10
11
10
10
11
10
10
8
10
10
11
125
102,00
I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III
Apr
Mei
Jun
Jul
Agus
Sep
Okt
Nop.
Des
Jan
Peb
Mar
Periode
III - 34
LAPORAN
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
III - 35
LAPORAN
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
3.4.5 Pola Operasi Waduk untuk Suplesi Air maintenance dan Irigasi
Pemberian air untuk maintenance dan irigasi ditentukan oleh kondisi
muka air waduk pada setiap akhir bulan , dengan ketentuan sebagai
berikut :
1. Tinggi Muka air waduk minimal mencukupi kebutuhan akan suplay air
baku minimal 12 jam dengan besarnya debit Q = 0.173 m3.det.
2. Pada Saat pengolahan dan masa pertumbuhan khususnya pada MT-2
dan MT-3 harus terpenuhi minimal Q 80 % dari kebutuhan.
3.5
PENGOPERASIAN PADA KONDISI BANJIR
3.5.1
Penentuan Kondisi banjir
Elevasi banjir ditentukan berdasarkan debit outflow yang melimpah lewat
ambang sebagai berikut :
- Debit Banjir Periode Ulang 100 th
Elevasi Banjir
: El. 130,53 m
Debit outflow
: 8,461 m3/detik
Kondisi ''banjir'' ditentukan apabila elevasi permukaan air waduk melebihi
elevasi El. 130,53 (berdasarkan debit banjir maksimum pada sungai).
Apabila permukaan air El. 130 m ditetapkan sebagai kondisi ''Normal''.
Hubungan antara elevasi air waduk dan debit banjir yang melewati
ambang pelimpah dapat dilihat pada lampiran
3.5.2 Pengoperasian Pada Kondisi banjir
Apabila elevasi air waduk El.130 m, pengeluaran air irigasi dan air baku
tetap sesuai dengan pola pengaturan waduk. Apabila elevasi air waduk
El. 130,1 m , maka perlu dilakukan penanganan kondisi darurat dengan
menutup semua pintu air. Untuk pemberitahuan kondisi darurat Embung
maka perlu adanya alat sirene yang diletakkan di lokasi kantor Embung.
Pengamatan pada kondisi banjir ditentukan sebagai berikut :
a) Waktu pencatatan data setiap 15 menit.
b) Kondisi waduk yang harus diamati adalah :
- Tinggi permukaan air waduk
- Jumlah penyediaan air untuk irigasi dan air baku
- Jumlah debit yang melimpah lewat pelimpah
- Jumlah keseluruhan debit yang keluar dari waduk
III - 36
LAPORAN
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
III - 37
LAPORAN
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
III - 38
LAPORAN
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
III - 39