Anda di halaman 1dari 32

Hukum gerak Newton

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Hukum Newton pertama dan kedua, dalam bahasa Latin, dari edisi asli
journal Principia Mathematica tahun 1687.

Hukum gerak Newton adalah tiga hukum fisika yang menjadi


dasar mekanika klasik. Hukum ini menggambarkan hubungan
antara gayayang bekerja pada suatu benda dan gerak yang
disebabkannya. Hukum ini telah dituliskan dengan pembahasaan
yang berbeda-beda selama hampir 3 abad,[1] dan dapat
dirangkum sebagai berikut:
1. Hukum Pertama: setiap benda akan
memiliki kecepatan yang konstan kecuali ada gaya yang
resultannya tidak nol bekerja pada benda tersebut.[2][3]
[4]

Berarti jika resultan gaya nol, maka pusat massa dari

suatu benda tetap diam, atau bergerak


dengan kecepatankonstan (tidak mengalami percepatan).
Hal ini berlaku jika dilihat dari kerangka acuan inersial.

2. Hukum Kedua: sebuah benda dengan massa M mengalami


gaya resultan sebesar F akan mengalami percepatan a
yang arahnyasama dengan arah gaya, dan besarnya
berbanding lurus terhadap F dan berbanding terbalik
terhadap M. atau F=Ma. Bisa juga diartikan resultan gaya
yang bekerja pada suatu benda sama
dengan turunan dari momentum linear benda tersebut
terhadap waktu.
3. Hukum Ketiga: gaya aksi dan reaksi dari dua benda
memiliki besar yang sama, dengan arah terbalik, dan
segaris. Artinya jika ada benda A yang memberi gaya
sebesar F pada benda B, maka benda B akan memberi
gaya sebesar F kepada benda A. F dan F memiliki besar
yang sama namun arahnya berbeda. Hukum ini juga
terkenal sebagai hukum aksi-reaksi, dengan F disebut
sebagaiaksi dan F adalah reaksinya.
Ketiga hukum gerak ini pertama dirangkum oleh Isaac
Newton dalam karyanya Philosophi Naturalis Principia
Mathematica, pertama kali diterbitkan pada 5 Juli 1687.[5] Newton
menggunakan karyanya untuk menjelaskan dan meniliti gerak
dari bermacam-macam benda fisik maupun sistem.[6] Contohnya
dalam jilid tiga dari naskah tersebut, Newton menunjukkan bahwa
dengan menggabungkan antara hukum gerak dengan hukum
gravitasi umum, ia dapat menjelaskan hukum pergerakan
planet milik Kepler.
Daftar isi
[sembunyikan]

1Tinjauan

2Hukum pertama Newton

3Hukum kedua Newton


o

3.1Impuls

3.2Sistem dengan massa berubah

3.3Sejarah

4Hukum ketiga Newton

5Pentingnya hukum Newton dan jangkauan validitasnya

6Hubungan dengan hukum kekekalan

7Lihat juga

8Referensi dan catatan kaki

9Bacaan lanjut

10Pranala luar

Tinjauan[sunting | sunting sumber]


Hukum Newton diterapkan pada benda yang dianggap sebagai
partikel,[7] dalam evaluasi pergerakan misalnya, panjang benda
tidak dihiraukan, karena objek yang dihitung dapat dianggap
kecil, relatif terhadap jarak yang ditempuh. Perubahan bentuk
(deformasi) dan rotasi dari suatu objek juga tidak diperhitungkan
dalam analisisnya. Maka sebuah planet dapat dianggap sebagai
suatu titik atau partikel untuk dianalisa gerakan orbitnya
mengelilingi sebuah bintang.

Dalam bentuk aslinya, hukum gerak Newton tidaklah cukup untuk


menghitung gerakan dari objek yang bisa berubah bentuk (benda
tidak padat). Leonard Euler pada tahun 1750 memperkenalkan
generalisasi hukum gerak Newton untuk benda padat yang
disebut hukum gerak Euler, yang dalam perkembangannya juga
dapat digunakan untuk benda tidak padat. Jika setiap benda
dapat direpresentasikan sebagai sekumpulan partikel-partikel
yang berbeda, dan tiap-tiap partikel mengikuti hukum gerak
Newton, maka hukum-hukum Euler dapat diturunkan dari hukumhukum Newton. Hukum Euler dapat dianggap
sebagai aksioma dalam menjelaskan gerakan dari benda yang
memiliki dimensi.[8]
Ketika kecepatan mendekati kecepatan cahaya, efek
dari relativitas khusus harus diperhitungkan.[9]

Hukum pertama Newton[sunting | sunting sumber]

Walter Lewin menjelaskan hukum pertama Newton.(MIT Course 8.01)[10]

Lex I: Corpus omne perseverare in statu suo quiescendi vel


movendi uniformiter in directum, nisi quatenus a viribus impressis
cogitur statum illum mutare.
Hukum I: Setiap benda akan mempertahankan keadaan diam
atau bergerak lurus beraturan, kecuali ada gaya yang bekerja
untuk mengubahnya.[11]

Hukum ini menyatakan bahwa jika resultan gaya (jumlah


vektor dari semua gaya yang bekerja pada benda) bernilai nol,
maka kecepatanbenda tersebut konstan. Dirumuskan secara
matematis menjadi:

Artinya :
Sebuah benda yang sedang diam akan tetap diam kecuali
ada resultan gaya yang tidak nol bekerja padanya.
Sebuah benda yang sedang bergerak, tidak akan berubah
kecepatannya kecuali ada resultan gaya yang tidak nol
bekerja padanya.
Hukum pertama newton adalah penjelasan kembali dari
hukum inersia yang sudah pernah dideskripsikan oleh Galileo.
Dalam bukunya Newton memberikan penghargaan
padaGalileo untuk hukum ini. Aristoteles berpendapat bahwa
setiap benda memilik tempat asal di alam semesta: benda
berat seperti batu akan berada di atas tanah dan benda ringan
seperti asap berada di langit. Bintang-bintang akan tetap
berada di surga. Ia mengira bahwa sebuah benda sedang
berada pada kondisi alamiahnya jika tidak bergerak, dan untuk
satu benda bergerak pada garis lurus dengan kecepatan
konstan diperlukan sesuatu dari luar benda tersebut yang
terus mendorongnya, kalau tidak benda tersebut akan berhenti
bergerak. Tetapi Galileo menyadari bahwa gaya diperlukan
untuk mengubah kecepatan benda tersebut (percepatan), tapi
untuk mempertahankan kecepatan tidak diperlukan gaya.

Sama dengan hukum pertama Newton : Tanpa gaya berarti


tidak ada percepatan, maka benda berada pada kecepatan
konstan.

Hukum kedua Newton[sunting | sunting sumber]

Walter Lewin menjelaskan hukum dua Newton dengan menggunakan


gravitasi sebagai contohnya.(MIT OCW)[12]

Hukum kedua menyatakan bahwa total gaya pada sebuah


partikel sama dengan banyaknya perubahan momentum
linierp terhadap waktu :

Karena hukumnya hanya berlaku untuk sistem dengan


massa konstan,[13][14][15] variabel massa (sebuah konstan)
dapat dikeluarkan dari operator diferensial dengan
menggunakan aturan diferensiasi. Maka,

Dengan F adalah total gaya yang bekerja, m adalah


massa benda, dan a adalah percepatan benda. Maka
total gaya yang bekerja pada suatu benda menghasilkan
percepatan yang berbanding lurus.

Massa yang bertambah atau berkurang dari suatu sistem


akan mengakibatkan perubahan dalam momentum.
Perubahan momentum ini bukanlah akibat dari gaya.
Untuk menghitung sistem dengan massa yang bisa
berubah-ubah, diperlukan persamaan yang berbeda.
Sesuai dengan hukum pertama, turunan momentum
terhadap waktu tidak nol ketika terjadi perubahan arah,
walaupun tidak terjadi perubahan besaran. Contohnya
adalah gerak melingkar beraturan. Hubungan ini juga
secara tidak langsung menyatakan kekekalan
momentum: Ketika resultan gaya yang bekerja pada
benda nol, momentum benda tersebut konstan. Setiap
perubahan gaya berbanding lurus dengan perubahan
momentum tiap satuan waktu.
Hukum kedua ini perlu perubahan jika relativitas
khusus diperhitungkan, karena dalam kecepatan sangat
tinggi hasil kali massa dengan kecepatan tidak
mendekati momentum sebenarnya.
Impuls[sunting | sunting sumber]

Impuls J muncul ketika sebuah gaya F bekerja pada


suatu interval waktu t, dan dirumuskan sebagai[16][17]

Impuls adalah suatu konsep yang digunakan untuk


menganalisis tumbukan.[18]
Sistem dengan massa berubah[sunting | sunting sumber]

Sistem dengan massa berubah, seperti roket yang


bahan bakarnya digunakan dan mengeluarkan gas
sisa, tidak termasduk dalam sistem tertutup dan tidak
dapat dihitung dengan hanya mengubah massa
menjadi sebuah fungsi dari waktu di hukum kedua.
[14]

Alasannya, seperti yang tertulis dalam An

Introduction to Mechanics karya Kleppner dan


Kolenkow, adalah bahwa hukum kedua Newton
berlaku terhadap partikel-partikel secara mendasar.
[15]

Pada mekanika klasik, partikel memiliki massa

yang konstant. Dalam kasus partikel-partikel dalam


suatu sistem yang terdefinisikan dengan jelas, hukum
Newton dapat digunakan dengan menjumlahkan
semua partikel dalam sistem:

dengan Ftotal adalah total gaya yang bekerja pada


sistem, M adalah total massa dari sistem,
dan apm adalah percepatan dari pusat
massa sistem.
Sistem dengan massa yang berubah-ubah seperti
roket atau ember yang berlubang biasanya tidak
dapat dihitung seperti sistem partikel, maka hukum
kedua Newton tidak dapat digunakan langsung.
Persamaan baru digunakan untuk menyelesaikan
soal seperti itu dengan cara menata ulang hukum
kedua dan menghitung momentum yang dibawa
oleh massa yang masuk atau keluar dari sistem:[13]

dengan u adalah kecepatan dari massa yang


masuk atau keluar relatif terhadap pusat massa
dari objek utama. Dalam beberapa konvensi,
besar (u dm/dt) di sebelah kiri persamaan, yang
juga disebut dorongan, didefinisikan sebagai
gaya (gaya yang dikeluarkan oleh suatu benda
sesuai dengan berubahnya massa, seperti
dorongan roket) dan dimasukan dalam
besarnya F. Maka dengan mengubah definisi
percepatan, persamaan tadi menjadi
Sejarah[sunting | sunting sumber]

Hukum kedua Newton dalam bahasa aslinya


(latin) berbunyi:
Lex II: Mutationem motus
proportionalem esse vi motrici
impressae, et fieri secundum lineam
rectam qua vis illa imprimitur.
Diterjmahkan dengan cukup tepat oleh Motte
pada tahun 1729 menjadi:
Law II: The alteration of motion is ever
proportional to the motive force
impress'd; and is made in the direction
of the right line in which that force is
impress'd.

Yang dalam Bahasa Indonesia berarti:


Hukum Kedua: Perubahan dari gerak
selalu berbanding lurus terhadap gaya
yang dihasilkan / bekerja, dan memiliki
arah yang sama dengan garis normal
dari titik singgung gaya dan benda.

Hukum ketiga Newton[sunting | sunting sumber]

Hukum Ketiga Newton. Para pemain sepatu


luncur es memberikan gaya pada satu sama-lain
dengan besar yang sama tapi berlawanan arah.

Penjelasan hukum ketiga Newton.[19]

Lex III: Actioni contrariam semper et


qualem esse reactionem: sive
corporum duorum actiones in se

mutuo semper esse quales et in


partes contrarias dirigi.

Benda apapun yang menekan atau menarik


benda lain mengalami tekanan atau tarikan
yang sama dari benda yang ditekan atau
ditarik. Kalau anda menekan sebuah batu
dengan jari anda, jari anda juga ditekan oleh
batu. Jika seekor kuda menarik sebuah batu
dengan menggunakan tali, maka kuda
tersebut juga "tertarik" ke arah batu: untuk tali
yang digunakan, juga akan menarik sang
kuda ke arah batu sebesar ia menarik sang
batu ke arah kuda.
Hukum ketiga ini menjelaskan bahwa semua
gaya adalah interaksi antara benda-benda
yang berbeda,[20] maka tidak ada gaya yang
bekerja hanya pada satu benda. Jika
benda A mengerjakan gaya pada benda B,
benda B secara bersamaan akan
mengerjakan gaya dengan besar yang sama
pada benda A dan kedua gaya segaris.

Seperti yang ditunjukan di diagram, para


peluncur es (Ice skater) memberikan gaya
satu sama lain dengan besar yang sama, tapi
arah yang berlawanan. Walaupun gaya yang
diberikan sama, percepatan yang terjadi tidak
sama. Peluncur yang massanya lebih kecil
akan mendapat percepatan yang lebih besar
karena hukum kedua Newton. Dua gaya yang
bekerja pada hukum ketiga ini adalah gaya
yang bertipe sama. Misalnya antara roda
dengan jalan sama-sama memberikan gaya
gesek.
Secara sederhananya, sebuah gaya selalu
bekerja pada sepasang benda, dan tidak
pernah hanya pada sebuah benda. Jadi untuk
setiap gaya selalu memiliki dua ujung. Setiap
ujung gaya ini sama kecuali arahnya yang
berlawanan. Atau sebuah ujung gaya adalah
cerminan dari ujung lainnya.
Secara matematis, hukum ketiga ini berupa
persamaan vektor satu dimensi, yang bisa
dituliskan sebagai berikut. Asumsikan benda
A dan benda B memberikan gaya terhadap
satu sama lain.

Dengan
Fa,b adalah gaya-gaya yang bekerja pada A oleh B, dan

Fb,a adalah gaya-gaya yang bekerja pada B oleh A.


Newton menggunakan hukum ketiga
untuk menurunkan hukum kekekalan
momentum,[21] namun dengan
pengamatan yang lebih dalam,
kekekalan momentum adalah ide
yang lebih mendasar (diturunkan
melalui teorema
Noether dari relativitas
Galileo dibandingkan hukum ketiga,
dan tetap berlaku pada kasus yang
membuat hukum ketiga newton
seakan-akan tidak berlaku. Misalnya
ketika medan gaya memiliki
momentum, dan dalam mekanika
kuantum.

Pentingnya hukum Newton dan


jangkauan validitasnya[sunting | sunting
sumber]

Hukum-hukum Newton sudah


diverifikasi dengan eksperimen dan
pengamatan selama lebih dari 200
tahun, dan hukum-hukum ini adalah
pendekatan yang sangat baik untuk
perhitungan dalam skala dan
kecepatan yang dialami oleh manusia
sehari-hari. Hukum gerak Newton
dan hukum gravitasi

umum dan kalkulus, (untuk pertama


kalinya) dapat memfasilitasi
penjelasan kuantitatif tentang
berbagai fenomena-fenomena fisis.
Ketiga hukum ini juga merupakan
pendekatan yang baik untuk bendabenda makroskopis dalam kondisi
sehari-hari. Namun hukum newton
(digabungkan dengan hukum
gravitasi umum dan elektrodinamika
klasik) tidak tepat untuk digunakan
dalam kondisi tertentu, terutama
dalam skala yang amat kecil,
kecepatan yang sangat tinggi
(dalamrelativitas khususs, faktor
Lorentz, massa diam, dan kecepatan
harus diperhitungkan dalam
perumusan momentum) atau medan
gravitasi yang sangat kuat. Maka
hukum-hukum ini tidak dapat
digunakan untuk menjelaskan
fenomena-fenomena seperti konduksi
listrik pada sebuah semikonduktor,
sifat-sifat optik dari sebuah bahan,
kesalahan padaGPS sistem yang
tidak diperbaiki secara relativistik,
dan superkonduktivitas. Penjelasan
dari fenomena-fenomena ini

membutuhkan teori fisika yang lebih


kompleks, termasukrelativitas
umum dan teori medan kuantum.
Dalam mekanika kuantum konsep
seperti gaya, momentum, dan posisi
didefinsikan oleh operatoroperator linier yang beroperasi
dalam kondisi kuantum, pada
kecepatan yang jauh lebih rendah
dari kecepatan cahaya, hukumhukum Newton sama tepatnya
dengan operator-operator ini bekerja
pada benda-benda klasik. Pada
kecepatan yang mendekati
kecepatan cahaya, hukum kedua
tetap berlaku seperti bentuk
aslinya F = dpdt , yang menjelaskan
bahwa gaya adalah turunan dari
momentum suatu benda terhadap
waktu, namun beberapa versi terbaru
dari hukum kedua tidak berlaku pada
kecepatan relativistik.

Hubungan dengan hukum


kekekalan[sunting | sunting sumber]
Di fisika modern, hukum
kekekalan dari momentum, energi,
dan momentum sudut berlaku lebih
umum daripada hukum-hukum

Newton, karena mereka berlaku pada


cahaya maupun materi, dan juga
pada fisika klasik maupun fisika nonklasik.
Secara sederhana, "Momen, energi,
dan momentum angular tidak dapat
diciptakan atau dihilangkan."
Karena gaya adalah turunan dari
momen, dalam teori-teori dasar
(seperti mekanika
kuantum, elektrodinamika
kuantum, relativitas umum, dsb.),
konsep gaya tidak penting dan
berada dibawah kekekalan
momentum.
Model standar dapat menjelaskan
secara terperinci bagaimana tiga
gaya-gaya fundamental yang dikenal
sebagai gaya-gaya gauge, berasal
dari pertukaran partikel virtual. Gayagaya lain
seperti gravitasi dan tekanan
degenerasi fermionic juga muncul
dari kekekalan momentum.
Kekekalan dari 4-momentum dalam
gerak inersia melalui ruang-waktu
terkurva menghasilkan yang kita

sebut sebagai gaya gravitasi dalam


teori relativitas umum.
Kekekalan energi baru ditemukan
setelah hampir dua abad setelah
kehidupan Newton, adanya jeda
yang cukup panjang ini disebabkan
oleh adanya kesulitan dalam
memahami peran dari energi
mikroskopik dan tak terlihat seperti
panas dan cahaya infra-merah.

Lihat juga[sunting | sunting sumber]

Hukum-Hukum Newton dan Contohnya


Sunday, 11 May 2014

Ilustrasi : Sir Isaac Newton tertimpa apel

Hukum Newton adalah hukum tentang gaya pada suatu benda


yang di temukan dan dikemukakan oleh Sir Isaac Newton.
Hukum newton ini disebut juga dengan tiga hukum gerak
monumental yang kemudian dikembangkan beliau dalam
bukunya yaitu Mathematical Principles of Natural Philosopy (The
Principia).
Newton juga mendapatkan inspirasi tentang gaya gravitasi
setelah beliau tertimpa apel yang jatuh tepat dikepalanya saat ia
sedang duduk di bawah pohon apel pada tahun 1665. Peristiwa
ini menyadarkan beliau bahwa gaya juga mempengaruhi gerakan
bulan. Selengkapnya Silahkan baca Biografi Sir Isaac Newton.
Hukum-Hukum Newton antara lain :
A. Hukum I Newton

Ilustrasi : Mobil Berhenti karena direm

Hukum I Newton Berisi bahwa Sebuah benda diam cenderung


terus diam, benda bergerak terus bergerak lurus dengan laju
tetap sampai ada gaya yang mempengaruhinya.

maksud dari hukum ini adalah bahwa benda yang diam maka
akan terus diam dan tidak akan bergerak sampai ada gaya
(tarikan dan dorongan) yang membuatnya bergerak dan benda
yang bergerak akan terus bergerak dan akan diam jika ada gaya
yang mempengaruhinya untuk diam.

Contoh hukum I newton : Contohnya adalah saat mobil yang


sedang berjalan kemudian direm maka mobil itu akan berhenti.
Mobil itu berhenti karena ada gaya yang mempengaruhinya yaitu
gaya gesek. Dan bola yang tadinya diam saat ditendang maka ia
akan bergerak. Bola tersebut bergerak karena adanya gaya
dorong yang diakibatkan dari tendangan tersebut maka ia akan
bergerak.
Hukum I Newton ini disebut juga dengan hukum kelembaman
atau inersia. Apa itu inersia atau kelembaman? Inersia terjadi
saat kita berada didalam kendaraan yang bergerak dan
kemudian dihentikan secara tiba-tiba. Maka kita akan terdorong

kedepan. Hal ini terjadi karena kita juga memiliki percepatan


yang sama dengan mobil namun saat mobil berhenti karena gaya
gesek yang dihasilkan rem namun kita tidak berhenti karena tidak
ada gaya yang membuat kita berhenti. Sehingga kita terdorong
kedepan. Inilah yang membuat pengendara terluka pada saat
kecelakaan. Oleh karena itu dibuatlah sabuk pengaman untuk
mengurangi inersia agar pengendara aman dari benturan akibat
inersia.
B. Hukum II Newton

Mobil kiri lebih cepat lajunya, karena bermassa lebih kecil.

Hukum II Newton berbunyi Semakin besar gaya yang bekerja


pada suatu benda semakin besar percepatannya, tetapi semakin
besar massa benda semakin besar perlambatannya.
Pada mobil yang bergerak pada kecepatan 20 km/jam kemudian
digas maka mobil tersebut akan melaju dengan lebih cepat. Hal
ini terjadi karena adanya gaya dorong yang lebih besar dihasilkan
oleh mesin saat digas. Ini merupakan contoh hukum newton yang
kedua.

Hubungan antara gaya, massa, dan percepatan dapat dituliskan


oleh rumus :
f=mxa
Dengan :
f = Gaya
m = Massa
a = Percepatan
Gaya resultan yang bekerja sesuai dengan jumlah perubahan
momentum yang dihasilkan benda. Apa itu momentum ?
momentum adalah hasil kali antara massa benda dengan
keceptannya, jadi :
Gaya = perubahan momentum
Perubahan waktu
Atau
F = mv1 - mv0 = m (v1 - v0) = m.a
t
t
dengan :
v0 = Kecepatan awal
v1 = Kecepatan akhir
p = momentum
t = waktu
C. Hukum III Newton

Bola yang dilempar ketanah akan dipantulkan kembali.

Hukum III Newton berbunyi Pada saat suatu benda


memberikan gaya pada benda kedua, benda kedua juga
melepaskan gaya yang sama tapi melawan arah gaya benda
pertama.

Cobalah melemparkan sebuah bola ditembok, maka bola


tersebut akan memantul dengan besar gaya yang sama. Ini
merupakan aplikasi Hukum newton ketiga. Hukum III Newton ini
disebut juga hukum aksi reaksi. Setiap hari kita pasti mengalami
gaya aksi reaksi karena gaya selalu berpasangan dan tidak ada
gaya yang tunggal.
- See more at:
http://sainsforhuman.blogspot.co.id/2014/05/hukum-hukumnewton-dan-contohnya.html#sthash.RXAMPXKT.dpuf

Soal dan Pembahasan Hukum I Newton


1. Sebuah benda ditarik lewat garis lurus sepanjang sebuah permukaan datar dan licin dengan
gaya konstan. Pertambahan kelajuannya dalam selang 10 s adalah 5 km/jam. Jika gaya
konstan kedua dikerjakan dalam arah yang sama di samping gaya pertama tadi, kelajuan
bertambah 15 km/jam dalam selang 10 s. Bagaiamana perbandingan kedua gaya itu?

Jawab :
Percepatan benda berhubungan dengan massa dan gaya total sehingga berlaku F = m . Jika
m menjadi massa kapal, maka 1 adalah percepatan kapal dengan gaya total F1 dan 2 adalah
percepatannya dengan gaya F1 + F2.

2. Sebuah gaya tertentu F0 memberikan percepatan 6 x 106 m/s2 pada suatu benda. Gaya lain
memberikan pada benda yang sama percepatan sebesar 9 x 106 m/s2.
a. berapakah besarnya gaya kedua?Berapakah percepatan benda?
b. jika kedua gaya itu bekerja bersama sama pada benda dalam arah yang sama
c. jika kedua gaya itu bekerja bersama sama pada benda dalam arah yang berlawanan
d. jika kedua gaya itu saling tegak lurus
Jawab :

3. Gaya tertentu yang diberikan pada sebuah benda bermassa m1 memeberinya percepatan 20
m/s2. Gaya yang sama diberikan pada sebuah benda bermassa m2 menyebabkan percepatan

30 m/s2. Jika kedua benda itu diikat bersama dan gaya yang sama diberikan pada gabungan
benda-benda itu carilah percepatannya!
Jawab:

Contoh soal hukum 2 Newton

1. Benda bermassa 1 kg bergerak dengan percepatan konstan 5 m/s 2. Berapa besar resultan
gaya

yang

menggerakan

benda

tersebut

Pembahasan
Diketahui :
Massa

benda

(m)

Percepatan

(a)

Ditanya :

=
=

resultan

gaya

kg
m/s2

yang

menggerakan

benda

Jawab :
Hukum II Newton menyatakan bahwa jika terdapat resultan gaya yang bekerja pada suatu
benda maka benda akan mengalami percepatan, di mana besar percepatan berbanding lurus
dengan besar resultan gaya dan berbanding terbalik dengan massa benda. Arah percepatan
benda

sama

dengan

arah

resultan

Keterangan

gaya.

Secara

matematis

rumus

:
:

Sigma F = resultan gaya alias gaya total (satuan internasionalnya adalah kg m/s 2 alias
Newton)
m

massa

benda

(satuan

internasionalnya

adalah

kilogram,

disingkat

kg)

a = percepatan (satuan internasionalnya adalah meter per sekon kuadrat, disingkat m/s 2)

Jadi

resultan

gaya

yang

menggerakan

benda

adalah

2. Massa balok = 1 kg, F = 2 Newton. Besar dan


arah

percepatan

balok

adalah

Pembahasan
Diketahui :
Massa

balok

Gaya

(m)

(F)

Ditanya :

besar

=
=

dan

arah

kg

2
percepatan

Newton
balok

Jawab :

Arah percepatan balok = arah gaya F

3. Massa balok = 2 kg, F1 = 5 Newton, F2 = 3 Newton. Besar dan arah percepatan balok
adalah
Pembahasan
Diketahui :
Massa balok (m) = 2 kg
F1 = 5 Newton
F2 = 3 Newton

(a)

Ditanya : besar dan arah percepatan balok (a)


Jawab :

4. Massa balok = 2 kg, F1 = 10


Newton, F2 = 1 Newton. Besar dan arah percepatan balok adalah

Pembahasan

Diketahui :
Massa balok (m) = 2 kg
F2 = 1 Newton
F1 = 10 Newton
F1x = F1 cos 60o = (10)(0,5) = 5 Newton
Ditanya : besar dan arah percepatan balok (a)
Jawab :

Arah percepatan balok = arah resultan gaya =


arah F1x

5. F1 = 10 Newton, F2 = 1 Newton, m1 = 1 kg, m2 = 2 kg. Besar dan arah percepatan balok


adalah

Pembahasan
Diketahui :
Massa balok 1 (m1) = 1 kg
Massa balok 2 (m2) = 2 kg
F1 = 10 Newton
F2 = 1 Newton
Ditanya : besar dan arah percepatan balok (a)
Jawab :

Arah percepatan balok = arah resultan gaya = arah F1

HUKUM NEWTON KE 3

Anda mungkin juga menyukai