Kenapa anakku
mengantuk terus dan sulit
dibangunkan?
Kelompok 20
Blok Saraf & Kejiwaan
FK Untar
Kelompok 20
NIM
405080149
405080173
405090010
405090026
405090055 KETUA
405090063 PENULIS
405090079
405090082 SEKRETARI
S
Nydia Handayani Putri 405090135
Fransisca Pekerti
405090225
Learning Objectives
Memahami & mampu menjelaskan mengenai:
1. Tingkat Kesadaran
Kuantitatif (GCS)
Kualitatif
Ekstrakranial
Intrakranial
LO 1
TINGKAT KESADARAN
(KUALITATIF &
KUANTITATIF)
TINGKAT PENURUNAN
KESADARAN
Kesadaran
Keadaaan tanggap atau jaga akan diri dan
lingkungan secara spontan
Secara patofisiologi, kesadaran normal
tergantung dari input sensorik ke otak, dan
aktivitas intrinsik sistem aktivasi retikular,
farmasio retikularis ascendens di batang otak dan
hubungan restralnya, yang mempertahankan
korteks serebri tetap dalam keadaan siaga
Kesadaran Kualitatif
1. ComposMentis (conscious) : kesadaran normal, sadar
sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang
keadaan sekelilingnya.
2. Apatis : keadaan kesadaran yang segan untuk
berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.
3. Delirium : gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu),
memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang
berhayal.
4. Somnolen (Obtundasi, Letargi) : kesadaran menurun,
respon psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun
kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah
dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi
jawaban verbal.
5. Stupor (soporo koma) : keadaan seperti tertidur lelap,
tetapi ada respon terhadap nyeri.
6. Coma (comatose) : tidak bisa dibangunkan, tidak ada
respon terhadap rangsangan apapun (tidak ada respon
kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada
Kualita
tif
Derajat
kesadaran
Keterangan
Sadar
Confused
Letargi
Obstundasi
Stupor
Koma
KESADARAN
KUANTITATIF
Skala peringkat kesadaran dengan menggunakan Skala Koma
RESPON
NILAI
9
11
12
13
14
Buka
mata
Respon
verbal
Respon
motorik
GCS
MODIFIKASI
NILA
I
Spontan
Spontan
Terhadap perintah
Terhadap suara
Terhadap nyeri
Terhadap nyeri
Tidak ada
Tidak ada
Terorientasi
Bingung
Disorientasi
Suara tak
dimengerti
Tidak ada
Tidak ada
Melokalisasi sakit
Melokalisasi sakit
Menghindari sakit
Menghindari sakit
Fleksi abnormal
Fleksi abnormal
GCS Score
Struktural
Infratentorial (secara
langsung melibatkan
batang otak) misal :
trauma fisik , infark,
pendarahan, tumor,
diseliminasi
Supratentorial
( menekan batang
otak)
Penyebab patologis
serupa, terutama
yang mengenai
hemisfer serebri
kanan
Difus
Penurunan ketersediaan
substansi yang dibutuhkan
mentabolisme normal otak
(hipoksia, hipoglikemia)
Penyakit metabolik (gagal
ginjal, gagal hati, hipormia,
difisiensi vitamin)
Epilepsi (mempengaruhi
aktivitas listrik normal batang
otak)
Inflamasi otak atau selaput otak
(ensefalitis,meningitis)
Obat obatan dan toksin (opiat,
antidepresan, hipnotik, alkohol)
AVPU
A
Alert- a fully awake (although not
necessarily orientated) patient. This
patient will have spontaneously open
eyes, will respond to voice (although
may be confused) and will have
bodily motor function.
V
Voice- the patient makes some kind of
response when you talk to them, which
could be in any of the three component
measures of Eyes, Voice or Motor - e.g.
patient's eyes open on being asked "are
you okay?!".
The response could be as little as a grunt,
moan, or slight move of a limb when
prompted by the voice of the rescuer.
P
Pain- the patient makes a response on any of the
three component measures when pain stimulus is
used on them. Recognized methods for causing the
pain stimulus include a Sternal rub(although in some
areas, it is no longer deemed acceptable), pinching
the patient'searand pressing apen(or similar
instrument) in to the bed of the patient'sfingernail.
A fully conscious patient would normally locate the
pain and push it away, however a patient who is not
alert and who has not responded to voice (hence
having the test performed on them) is likely to
exhibit only withdrawal from pain, or even
involuntaryflexionorextensionof thelimbsfrom the
pain stimulus.
U
Unresponsive- Sometimes seen
noted as 'Unconscious', this outcome
is recorded if the patient does not
give any Eye, Voice or Motor
response to voice or pain.
LO 2
ANATOMI
Anatomi
Pusat kesadaran yang penting
terletak di Formatio Reticularis pada
batang otak (medulla, pons,
midbrain/mesencephalon)
Formatio reticularis ini terletak di
pertemuan antara caudal dari
medulla oblongata dan bagian
cervical medulla spinalis, sampai
bagian posterior di hypothalamus
dan rostral di diencephalon
selanjutnya melebur / bergabung
Anatomi
Komponen yang penting pada
mekanisme kesadaran ini adalah
ARAS (Ascending Reticular Activating
System) yang berjalan dari 1/3
bagian bawah pons sampai setinggi
rostral termasuk posterior
hypothalamus menyebar diffuse
rostral ke cortex cerebri
Anatomi
Kerusakan / depresi dari formatio
reticularis dapat menyebabkan
gangguan kesadaran
Kerusakan ini harus merupakan lesilesi yang adekuat, dengan kriteria :
Mengenai kedua sisi dari garis tengah
Terletak di antara 2/3 pons dan posterior
dari diencephalon
Harus didapatkan secara mendadak /
relatif luas dalam perkembangannya
Batang otak
Ke arah kaudal, batang otak berlanjut
sbg medulla spinalis, ke rostal
berhubungan langsung dengan pusat2
otak yang lebih tinggi.
Bagian2 batang otak dari bawah ke
atas:
Medulla oblongata
Pons
Mesensefalon (otak tengah)
Medulla oblongata
Pusat refleks jantung,
vasokonstriktor, pernafasan, bersin,
batuk, menelan, salivasi, muntah.
Medulla oblongata mengandung
nukleus 4 saraf kranial terakhir: N IXXII
Pons
Menghubungkan kedua hemisfer
serebri, serta menghubungkan
mesensefalon dengan medula
oblongata.
pons berperan dalam pengaturan
saraf kranial V, VI, VII, VIII
Bagian anterior:
Pedunculus serebri terdiri dari berkas
serabut2 motorik yang berjalan turun dari
serebrum.
Human brain (coronal section). The divisions of the brain include the (1)
cerebrum,(2) thalamus,(3)midbrain, (4) pons, and (5) medulla oblongata. (6)
is the top of the spinal cord
FIS
IOL
O
GI
BATANG OTAK
Terdiri dari 3 bagian medula, pons,
otak tengah.
Merupakan bagian yang penting
sebagai penghubung bagian otak lain
dengan medula spinalis.
Semua serat aferen dan eferen
antara otak dengan perifer harus
melewati batang otak.
LO 3
PENURUNAN KESADARAN
Intrakrania
l
Penuruna
n
kesadara
n
Trauma
Hematoma
Vaskula
r
Keganasan
Infeks
i
Meningitis
Encephalitis
Abses
Gangguan
respirasi
Metabolik
endokrin
Penurunan cardiac
output
Obat
Toxin
Gangguan psikiatri
DM
Uremia
Apa?
Bagaimana?
Gangguan kesadaran
Stroke
Stroke dapat
menyebabkan gangguan
aliran darah ke otak,
termasuk batang otak
Stroke dapat disebabkan
oleh perdarahan
(subaraknoid atau
intraserebral); darah
dapat mengiritasi
jaringan otak atau
meningkatkan TIK
Meningkatkan TIK,
Apa?
Bagaimana?
Kelainan Lain
Serangan Jantung
Terjadi hipoksia
jaringan otak akibat
kurangnya alirang
darah yang mengalir
ke otak
Kehilangan kesadaran
dalam satu atau dua
menit pertama, selsel saraf mati pada
menit ke empat dan
lima: terjadi koma
yang dapat bersifat
ireversibel
Ketidakmampuan
ginjal atau hati untuk
membersihkan darah
dari racun
menyebabkan
Apa?
Bagaimana?
Abnormalitas Metabolik
Hiperglikemi
Konsentrasi glukosa
yang terlalu tinggi
pada darah
menyebabkan
peningkatan
osmolaritas darah
sehingga CIS pada otak
akan berdifusi untuk
menyeimbangkan
konsentrasi
Hipoglikemi
Konsentrasi glukosa
darah yang terlampau
rendah, terjadi
kerusakan otak akibat
kurangnya asupan
energi
Terjadi koma;
pemberian glukosa IV
segera setelah terjadi
koma dapat mencegah
kerusakan otak
permanen
Hiponatremia
Menyebabkan
peningkatan air pada
CIS otak
Apa?
Bagaimana?
Trauma dll
Asfiksia
Kehilangan kesadaran
dalam waktu singkat diikuti
koma dan kematian
Trauma Kapitis
Hipertermia
Hipotermia
Apa?
Bagaimana?
Infeksi
Infeksi
Substansi
Alkohol
Alkohol memperlambat
fungsi otak
Pada konsumsi yang
berlebihan dapat
memperlambat laju
pernafasan yang
menyebabkan penurunan
kadar oksigen pada darah
yang dapat menyebabkan
kerusakan jaringan otak
CO berikatan pada
hemoglobin dan
menyebabkan penurunan
konsentrasi oksigen yang
berikatan dengan darah
untuk dibawa ke seluruh
tubuh termasuk otak
Obat-obatan
Faktor risiko
Manifestasi Klinis
1. Penurunan kesadaran
secara kwalitatif
2. GCS kurang dari 13
3. Sakit kepala hebat
4. Muntah proyektil
5. Papil edema
6. Asimetris pupil
7. Reaksi pupil terhadap
cahaya melambat
atau negatif
8. Demam
9. Gelisah
10.Retensi lendir /
sputum di
tenggorokan
11.Retensi atau
inkontinensia urin
12.Hipertensi atau
hipotensi
13.Takikardi atau
bradikardi
14.Takipnu atau dispnea
15.Edema lokal atau
anasarka
16.Sianosis, pucat dan
sebagainya
17.Kejang
R
O
M
U
T Klasifikasi who
I. Tumor neuropepitelial
1. Tumor glial
Atrositoma
Oligodendrolioma
Glioma campuran
Tumor ependimal
Gangliositoma
Ganglioglioma
Atrositoma desmoplastik
inantil
Tumor disembrioplastik
neuroepitelial
Neurositoma sentral
Liponeurositoma
serebelar
Paraganglioma
3. Tumor non - glial
Tumor embrional
(ependimoblastoma,
medulablastoma, tumor
primitif
neuroektodermal
supratentorial/PNET)
Lokasi
Pada orang dewasa, 75% tumor otak terletak
supratentorial.
Pada anak-anak, 75% tumor otak terletak infratentorial.
Perbandingan tumor otak berdasarkan usia
1. Astrocitoma
Pada dewasa sebesar 10 %.
Pada anak-anak sebesar 45 %.
2. Anaplastik astrocitoma / glioblastoma
Pada dewasa sebesar 30 %.
Pada anak-anak sebesar 7 %.
3. Oligodendroglioma
Pada dewasa sebesar 5 %.
Pada anak-anak sebesar < 1 %.
4. Ependimoma
Pada dewasa sebesar 5 %.
Pada anak-anak sebesar 25 %.
5. PNET's / embrional
Pada dewasa sebesar 4 %.
Pada anak-anak sebesar 25 %.
6. Tumor lain (metastasis, meningioma,
schwanoma)
Pada dewasa sebesar 43 %.
Pada anak-anak sebesar 3 %.
ETIOLOGI
Tidak diketahui secara jelas.
Beberapa faktor yang berpengaruh, misalnya:
1. Terapi imunosupresif meningkatkan insiden
limfoma
dan tumor limforetikuler.
2. Neurofibromatosis berkaitan dengan
peninggian
insiden glioma saraf optik dan meningioma.
3. Sklerosis tuberkulosa berhubungan dengan
pembentukan astrositoma subependimal.
4. Pengamatan jangka panjang setelah radiasi
kepala menyeluruh memperlihatkan peningkatan
insiden astrocitoma dan meningioma.
GAMBARAN KLINIS
Gejala umum:
Nyeri kepala
Mual/muntah
Gangguan penglihatan
Kejang
Terkadang disertai penurunan kesadaran
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik dan neurologis
3. Pemeriksaan penunjang, yaitu:
a. X-ray kepala
b. CT scan (computed tomography scan)
c. magnetic resonance imaging (MRI)
d. angiografi
e. pemeriksaan CSS
f. tumor marker (penanda tumor
Penatalaksanaan
1.
2.
I
S
K
E
F
INInfeksi SSP
Infeksi SSP dapat dibagi menjadi :
Meningitis :
Acute bacterial meningitis
Acute viral meningitis
Subacute meningitis
Encephalitis
Brain abscess
Empyema
Penyebaran :
Hematogen, berasal dari traktus respiratorius
masuk ke ruang subaarachnoid
Masuk langsung lewat trauma/perlukaan mekanik
ke dalam ruang subarachnoid (mis. : setelah
neurosurgical/luka kepala terbuka)
Infiltrasi langsung ke ruang subarachnoid dari foci
parameningeal/sinus
Sakit kepala
Demam
Kaku kuduk
Bingung
Penurunan kesadaran
Seizure
Gejala dan tanda neurologik fokal( bergantung
pada seberapa luas infeksi kena parenkim
otak menyebabkan meningoencephalitis)
2 gejala klasik : Kernigs sign dan Brudzinki
sign
Meningitis Tuberkulosis
Gejala meningitis
Tuberkulosis
Stadium Prodroma: (1 2 minggu)
HEPATIC ENCEPHALOPATHY
Etiologi
Penyakit hepatoselular
Portal-systemic shunting of blood
Patogenesis
Protein diolah di usus amonia vena
porta hati diubah menjadi urea
Amonia hipertrofi astrosit peningkatan
aktifitas glutamat dehidrogenase
peningkatan aktivitas metabolik yang
berkaitan dengan detoksifikasi amonia
HEPATIC ENCEPHALOPATHY
Gejala khas
Asterixis kontraksi otot intermiten
Spastisitas Gegenhalten tahanan yang
seolah-olah disengaja
Gejala lain
Decreased psychomotor activity
Drowsiness
Stupor
Coma
HEPATIC ENCEPHALOPATHY
Pemeriksaan penunjang
Kadar NH3 darah > 200 mg/dL
EEG abnormal
Penatalaksanaan
NH3Cl 6 g per oral
Neomycin atau kanamycin
Membunuh flora normal usus
Second line teraphy, karena renal toxic dan ototoxic
Prognosis
Anak-anak dengan kadar amonia > 500 mg/dl
angka kematiannya 60%
Ensefalopati metabolik
Hiperparatiroidisme dan
hipoparatiroidisme
Ensefalopati, kejang
Miopati
Hipertensi intrakranial benigna
Tetani-dengan hipokalsemia
Diabetes melitus
Insulinoma
Feokromositoma
Ensefalopati metabolik
b. Patofisiologi
1. Hipoksia
Otak yang normal memerlukan 3.3 cc
02/100 gr otak/menit atau Cerebral
Metabolic Rate for Oxygen (CMR 02).
CMR 02 ini pada berbagai kondisi normal
tidak banyak berubah.
Hanya pada kejang-kejang CMR 02
meningkat Gangguan fungsi otak CMR 02
menurun.
Pada keaadaan :
CMR 02 < 2.5 cc/100 gram otak/menit
Ensefalopati metabolik
2. Hipoglikemia
Energi otak hanya diperoleh dari
glukosa.
Tiap 100 gram otak memerlukan 5.5
mg glukosa/menit.
Hipoglikemi menyebabkan
Gangguan pada serebrum dan kemudian
progresif ke batang otak yang letaknya
lebih kaudal.
Depresi selektif pada SSP yang dimulai
pada formasio retikularis dan menjalar ke
bagian-bagian lain.
Ensefalopati metabolik
3. Gangguan sirkulasi darah
Bila aliran darah ke otak berkurang,
02 dan glukosa darah juga akan
berkurang.
4. Toksin
Gangguan kesadaran dapat terjadi
oleh toksin yang berasal dari
penyakit metabolik dalam tubuh
sendiri atau toksin yang berasal dari
Ensefalopati metabolik
1. Ensefalopati Hipoksia
a. Penyebab
Gangguan oksigenasi otak terjadi karena :
.
Penurunan tekanan arterial oksigen penyakit paru.
.
Penurunan Hb anemia atau kehilangan darah
.
Penurunan aliran darah ke otak (hipoksia iskemik) akibat penurunan cardiac
output.
.
Gangguan pengikatan oksigen di otak karena biochemical block (jarang)
keracunan sianida.
b. Mekanisme
Kadar PO2 arteri serebral <35 mmHg (4,5 kPa) metabolisme anaerobik tidak
efisien tidak ada aliran fenomenon dinding pembuluh darah membengkak
alirah darah terhambat disfungsi neurologik.
c. Manifestasi Klinik
1.
Gangguan visual
2.
Inkoordinasi
3.
Amnesia
4.
Unconscious
5.
Nyeri pada fleksi dan ekstensi sampai kematian
d. Prognosis
6.
Ataksia
7.
Myoclonus Parkinsonism
8.
Korsakoffs psychosis
9.
Dementia
10. Koma persisten
Ensefalopati metabolik
2. Ensefalopati Hiperkapnea
a. Definisi :
Merupakan suatu keadaan akibat peningkatan kadar karbon
dioksida dalam darah.
b.Manifestasi klinis:
1. Pusing
2. Kebingungan
3. Disorientasi
4. Pergerakan involunter
5. Papilloedema
6. Menekan refleks anggota badan
7. Ekstensi plantar.
c. Diagnosis
. PCO2 >50 mmHg (6 kPa) dengan penurunan P02 pada
pemeriksaan darah.
. Gejala pusing, kebingungan dan papilloedema dapat juga
menunjukkan tumor intrakranial, jika hiperkapnea tidak
terbukti maka perlu dipertimbangkan pemeriksaan CT-Scan
otak.
Ensefalopati metabolik
3. Ensefalopati Hipoglikemia
a. Definisi
Merupakan suatu keadaan akibat penurunan glukosa di otak yang
mungkin disebabkan :
Overdosis pengobatan DM
Insulin secreting tumour Insulinoma
Penyakit hepatik penurunan kadar glikogen.
b. Mekanisme
Degenerasi neuronal Nekrosis fokal pada korteks serebral ,grey
matter dan serebelum.
c. Manifestasi klinis
Ringan : berkeringat, pallor, pusing, palpitasi, trembling dan rasa
lapar.
Sedang : Kebingungan, perasaan tidak tenang dan mengantuk.
Berat : Hemiparesis, spasme otot, myoclonus, koma dan kematian.
d.
Prognosis
Ataksia
Parkinsonism
Dementia
Hemiplegia
Ensefalopati Metabolik
4. Ensefalopati Hiperglikemia
Dapat menyebabkan :
1.Diabetic ketoacidotic coma
. Akumulasi aseton dan badan keton
dalam darah asidosis
hiperventilasi penurunkan kadar
PCO2 dan HCO3.
. Hiperglikemia juga menyebabkan
diuresis osmotik dehidrasi.
. Gejala neurologis adalah bingung,
Ensefalopati metabolik
2. Diabetic hyperosmolar non-ketotic
coma
Terjadi karena efek hiperosmolar dari
hiperglikemia berat reduksi
komponen intraselular
Gejala neurologis adalah pergerakan
involunter, kejang dan hemiparesis.
Trombosis vaskular jarang
ditemukan.
Ensefalopati metabolik
5. Ensefalopati Hepatik
a. Definisi
Merupakan gejala dan tanda neurologik yang disebabkan gangguan
hepatik yaitu :
Gagal hepar akut
Gagal hepar kronik dengan infeksi atau perdarahan
gastrointestinal
Gagal hepar kronik dengan degenerasi hepatocerebra
b.
Manifestasi klinis
Asterixis (gemetar pada tangan)
Myoclonus
Hemiparesis
Disartria (gangguan dalam berbicara)
Ataksia
Hiperrefleksia
Ophtalmoplegia
Nistagmus
c. Mekanisme
Gliosis pada korteks serebral,ganglia basal, serebelum dan batang
otak Neuronal loss.
Ensefalopati metabolik
6.
Ensefalopati Uremia
a. Manifestasi klinis :
. Asterixis (gemetar pada tangan)
. Myoclonus
. Hemiparesis
. Disartria (gangguan dalam berbicara)
. Ataksia
. Hiperrefleksia
. Ophtalmoplegia
. Nistagmus
. Kejang.
b. Mekanisme :
. Uremia menunjukkan patologi non-spesifik pada sistem saraf.
. Dapat terjadi pada gagal ginjal kronik
. Dapat terjadi peningkatan kadar aluminium dementia, kelainan
perilaku, kejang dan mioklonus.
Ensefalopati metabolik
e. Pemeriksaan Penunjang
1.Serum urea dan elektrolit
2.Fungsi hati (albumin, globulin, bilirubin,
alkalin fosfat dan enzim) dan gula darah.
3.Gas darah (pH, P02, PCO2)
4.Serum amoniak
5.Electroencephalography slow wave
activity (theta atau delta) berguna untuk
diagnosis kelainan difus: ensefalopati
hepatic menunjukkan triphasic slow wave
configuration.
6.CT scan jika semua pemeriksaan normal
atau diperkirakan terdapat kelainan
Ensefalopati metabolik
f. Penatalaksanaan
Bertujuan mempertahankan homeostasis otak agar fungsi dan
kehidupan neuron dapat terjamin.
Terapi umum :
1. Resusitasi kardio-pulmonal-serebral meliputi :
a. Memperbaiki jalan napas berupa :
Pembersihan jalan napas, sniffing position, artificial airway,
endotracheal inlubation, tracheotomy.
b. Pernapasan buatan dikerjakan setelah jalan napas
sudah bebas berupa :
Pernapasan mulut ke mulut/hidung.
Pernapasan dengan balon ke masker.
Pernapasan dengan mesin pernapasan otomatis.
c. Peredarah darah
Bila peredaran darah terhenti, diberikan bantuan sirkulasi
berupa :
Kompresi jantung dari luar dengan tangan
Kompresi jantung dari luar dengan alat
Ensefalopati metabolik
d. Obat-obatan
Dalam keadaan darurat dianjurkan pemberian obat
secara intravena seperti: epinefrin dan deksametason.
e.Elektrokardiogram
Dilakukan untuk membuat diagnosis apakah
terhentinya peredaran darah karena asistol, fibrilasi
ventrikel atau kolaps kardiovaskuler.
f. Resusitasi otak
Bertujuan untuk melindungi otak dari kerusakan lebih
lanjut.
g. Intensive care
2. Anti konvulsan bila kejang
TRAUMA
Subdural hematoma
Epidural hematoma
Intraserebral hematoma
Gegar otak
HEMATOM
EPIDURAL
Pengumpulan
darah diantara
tengkorak dan duramater
(hematom ekstradural)
Timbul akibat fraktur linier
yang menimbulkan laserasi
langsung pada A. meningea
media (tersering) atau vena
Tanda dan gejala: interval
lusid, hemiplegia, pupil
anisokor, peningkatan TIK,
epilepsi
Pemeriksaan penunjang: CT
Scan, MRI
DD: Hematom epidural dari
perdarahan arteri atau vena
Terapi: pembedahan
Mortalitas: 7-15%, cacat sisa
5-10%
Gejala klinis
Lucid interval (pasien
mempertahankan kesadaran sesaat
kejadian).
Penurunan tingkat kesadaran.
Mengarah pada koma apabila
hematoma meluas.
PP: CT Scan menunjukkan
gambaran bentuk lensa hyperdens
antara tulang tengkorak dan dura.
This is a 2-year old male who fell from a couch to the tile floor.
There is no history of loss of consciousness. The CT shows a
right parietal epidural hematoma. The hematoma is biconvex
or lens-shape in appearance. There is a midline shift to the left.
HEMATOM SUBDURAL
Perdarahan yang
mengumpul diantara cortex
cerebri dan duramater
Disebabkan oleh regangan
dan robekan vena-vena
drainase yang berjalan
menggantung di rongga
subdural
Tanda dan gejala: sakit
kepala, mual muntah,
vertigo, papiledema, diplopia,
epilepsi, pupil anisokor,
sampai penurunan kesadaran
Pemeriksaan penunjang: CT
Scan, MRI
Terapi: kraniotomi evakuasi
hematom
Prognosa: kurang baik
dibanding hematom epidural
CT-scan
Subdural
hematome
HEMATOM
INTRASERE
BRAL
Koleksi
GEGAR OTAK
DEFINISI : Perubahan atau
kehilangan kesadaran akibat dari
trauma kepala.
Gejala yang timbul bersifat
fungsional, bukan perubahan
struktural.
Penilaian berdasarkan lamanya
hilang kesadaran dan amnesia.
Pemeriksaan CT-Scan biasanya
normal.
Gejala
Amnesia
1.
2.
Retrograd amnesia
Anterograde amnesia
.
.
.
.
.
Sakit kepala
Disorientasi
Pusing dan vertigo
Mual
Kebutaan kortikal.
Cerebrovaskular disease
(CVD)
DEFINISI:
Gangguan fungsi saraf yang dsebabkan oleh gangguan aliran darah
dalam otak yang dapat timbul secara mendadak atau cepat dengan
tanda dan gejala yg sesuai dengan daerah yang terganggu.
ETIOLOGI :
1.Penyumbatan ppembuluh darah (embolus , trombus)
2.Robek atau pecahnya pembuluh darah (aneurysme)
3.Penyakit pada dinding pembuluh darah (ateroskerotik)
4. Gangguan susunan komponen darah
KLASIFIKASI :
1.CVD Hemorrhagic
2.CVD Non Hemorrhagic
Kesimpulan
Kami
telah
mempelajari
mengenai
kesadaran & penurunan kesadaran.
Anak
ini
kemungkinan
meningitis bakterial.
mengalami
Saran
Dilakukan
CT-Scan
kemudian
dilanjutkan
kultur
CSF
untuk
mengetahui etiologi nya.
Penatalaksanaan dilakukan sesuai
dengan etiologi.
Daftar pustaka