Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SUHU TUBUH
A. METABOLISME
Manusia memerlukan energi yang berasal dari lingkungannya untuk kehidupannya. Energy,
didefinisikan sebagai kapasitas untuk melakukan kerja. Sumber energi tubuh adalah
karbohidrat, lemak, protein (termasuk vitamin, mineral dan air). Agar dapat digunakan,
sumber energi harus dirubah menjadi ATP (adenosin triphosphat) melalui bantuan katalisator
berupa enzim. ATP merupakan komponen berenergi tinggi yang diperlukan untuk kontraksi
otot dan melaksanakan fungsi sel yang lain. Perubahan sumber energi dilaksanakan melalui
rantai metabolisme. Energi dalam tubuh dibutuhkan untuk :
(1) kinerja (bio)-kimiawi, untuk mensintesis komponen sel yang diperlukan,
menempertahankan dan mengubah sumber energi di dalam tubuh,
(2) Kinerja mekanis, untuk kerja otot;
(3) Transport work pumping of substances across membranes
(3) Kinerja elektrokimia, untuk kerja saraf, otot, transpor aktif, pertukaran ion, membentuk
perbedaan konsentrasi ion, dan transmisi impuls syaraf.
Energi dapat dijumpai dalam beberapa macam, antara lain :
(1) Energi potensial : adalah kapasitas melakukan kerja,
(2) Energi kinetik : adalah energi untuk bergerak,
(3) Energi termal : berupa panas (berasal dari transfer energi ke ATP),
(4) Energi kimia: adalah energi potential molekules yang dapat diukur dengan satuan Kalori
(=Kal).
Beberapa reaksi kimia yang memerlukan energi ATP hanya menggunakan beberapa ratus
kalori dari 8 kkal yang tersedia untuk kerja, sehingga sisa energi ini akan dirubah dalam
bentuk panas.
Mekanisme umum perubahan zat gizi (karbohidrat, lemak dan protein) menjadi energi di
semua sel pada dasarnya sama, yaitu menggunakan oksigen sebagai salah satu zat utama
untuk membentuk energi. Energi digunakan untuk membentuk sejumlah besar Adenosine
TriPosphate (ATP). Selanjutnya, ATP tersebut digunakan sebagai sumber energi bagi banyak
fungsi sel. ATP merupakan senyawa kimia labil yang terdapat di semua sel, dan semua
mekanisme fisiologis yang memerlukan energi untuk kerjanya mendapatkan energi langsung
dari ATP. ATP adalah suatu nukleotida yang terdiri dari basa nitrogen adenin, gula pentosa
ribosa dan tiga rantai fosfat. Dua rantai fosfat yang terakhir dihubungkan dengan bagian sisa
molekul oleh ikatan fosfat berenergi tinggi yang sangat labil sehingga dapat dipecah seketika
bila dibutuhkan energi untuk meningkatkan reaksi sel.
merenggangkan sistem arteri sehingga menyebabkan reservoar energi potensial. Pada saat
darah mengalir melalui pembuluh darah kapiler, gesekan dari lapisan darah yang mengalir
satu sama lain terhadap dinding pembuluh mengubah energi ini menjadi panas.
Mitokondria dinamakan pusat energi bagi sel, karena menyaring energi dari zat gizi dan
oksigen dan selanjutnya menyediakan sebagian besar energi (95%) yang diperlukan agar sel
dapat melakukan fungsinya. Jumlahnya dalam setiap sel berbeda (dari puluhan sampai
ribuan), tergantung pada jumlah energi yang diperlukan oleh setiap sel, dan mitokondria
mengadakan replikasi sendiri sampai tercapai jumlah yang dapat memenuhi kebutuhan energi
sel.
Di dalam sel, bahan makanan secara kimia bereaksi dengan oksigen dibawah pengaruh
berbagai enzim yang mengawasi kecepatan reaksi dan menyalurkan energi yang dikeluarkan
dalam arah yang tepat. Energi yang dihasilkan membentuk ATP, yang kemudian ditransfer
keluar mitokondria menuju semua bagian sitoplasma dan nukleoplasma. Adapun, energi
digunakan untuk memberi tenaga pada fungsi-fungsi sel. Oleh karena itu, ATP dinamakan
sebagai bentuk energi sel karena dapat disimpan dan dibentuk kembali.
Berdasarkan hukum termodinamik I Jumlah energi selalu tetap, tidak dapat dibuat atau
dihilangkan, tetapi dapat dirubah bentuk. Perubahan bentuk (konversi) energi umumnya
bersifat reversibel. Berdasarkan energi panas yang dihasilkan energi dapat dikelompokkan
dalam (1) Endergonic energi panas berada di dalam tubuh; dan (2) Exergonic energi
panas dikeluarkan dari dalam tubuh.
Jalur Reaksi Metabolisme
Sebagian besar jalur reaki metabolisme terjadi secara reversibel. Berdasarkan reaksi
metabolisme ini dikelompokkan dalam 2 jenis, yaitu :
(1) Biosynthetic atau ANABOLISME sintesis molekul menjadi molekul yang lebih besar;
mem-butuhkan energi; dan merupakan reaksi endergonik
(2) Degradative atau KATABOLISME memecah molekul besar menjadi mulekul yang
lebih kecil; menghasilkan energi; merupakan reaksi eksergonik; dan respirasi aerobik.
Enzim merupakan molekul katalitik (biological catalysts); yang berfungsi mempercepat
reaksi bikimiawi; tersusun dari protein dan beberapa dari RNA. Fungsi enzim semakin
meningkat ketika lingkungan sel berada dalam temperatur, pH dan salinitas yang sesuai
dengan kerja masing-masing enzim.
Gambar 3. Pemecahan makanan hingga siap di gunakan
Metabolisme Karbohidrat
Metabolisme karbohidrat meliputi : (1) Glikolisis (2) Glukoneogenesis, (3) glikogenolisis, (4)
Glicogen synthesis, (5) metabolism Galaktose, (6) metabolism fruktose and manose, (7)
Glyoxylate pathway, dan (8) siklus asam sitrat (Krebs) (lihat teksbook biokimia).
Metabolisme Lemak
Reaksi metabolisme lemak meliputi : (1) Lipolisis (hormone sensitive lipase), (2) Carnitine
shuttle (fatty acid uptake), (3) Mitochondrial -oxidation, (4) Peroxisomal -oxidation, (5)
Glycerol catabolism, (6) Fatty acid synthesis, (7) Fatty acid elongation and desaturation, (8)
Triacylglyceride synthesis, (9) Phospholipids biosynthesis, (10) Synthesis and utilization of
ketone bodies, (11) Sphingolipid and ceramide synthesis (lihat teksbook biokimia).
Metabolisme Energi
Reaksi metabolisme energi terjadi melalui : (1) Posporilasi Oksidative, dan (2) sintesis ATP
(lihat teksbook biokimia).
Gambar 4. Siklus ATP dan pembentukan ATP
Kecepatan Metabolisme
Kecepatan metabolisme adalah jumlah energi total yang dibutuhkan per unit waktu.
Pengukuran kecepatan metabolisme menggunakan Basal metabolic rate (BMR). BMR adalah
kecepatan metabolisme dalam keadaan standar (subjek dalam keadaan fisik dan dan mental
istirahat tetapi tidak tidur dalam temperatur nyaman dan tidak makan selama 12 jam). Pada
kondisi BMR, energi sebagian besar digunakan untuk mempertahankan kondisi vegetatif
tubuh atau untuk aktivitas kelenjar, jantung, liver, ginjal dan otak.
Proses metabolisme juga dikontrol oleh hormon-hormon. Hormon yang ikut meregulasi
metabolisme adalah hormon tiroid, glukagon, epinephrine, kortisol, dan hormon
pertumbuhan.
1. Hormon Tiroid, dapat meningkatkan konsumsi oksigen dan produksi panas
pada sebagian besar jaringan tubuh, yang disebut dengan efek kalorigenik,
melalui mengurangan produksi ATP
2. Epinephrine, meningkatkan BMR dengan efek kalorigenik. Epinephrine
menstimulasi katabolisme glikogen dan triasilgliserol.
3. 3. Glukagon, merangsang pembongkaran simpanan glukosa hingga gula darh
kembali normal (glikogenolisis), dan meningkatkan penggunaan lemak
(lipolisis).
4. 4. Kortisol, menghambat metabolisme lemak dan karbohidrat, dengan
menstimulasi proses glukoneogenesis dan lipolisis, meningkatkan protein
katabolisme, menurunkan penyerapan glukose pada sel otot dan sel lemak, dan
meningkatkan pemecahan triasilgliserol.
5. Growth hormone, menstimulasi pertumbuhan dan anabolisme protein.
B. REGULASI SUHU TUBUH
Manusia mempunyai komponen dalam menjaga keseimbangan energi dan keseimbangan
suhu tubuh pada kisaran 37,0 2C, diantaranya adalah hipotalamus, asupan makanan,
kelenjar keringat, pembuluh darah kulit dan otot rangka. Pemakaian energi oleh tubuh
menghasilkan panas yang penting dalam pengaturan suhu tubuh. Manusia dapat hidup di
beberapa wilayah dengan suhu yang berbeda, oleh karena itu mereka harus terus-menerus
mengatur panas internal untuk mempertahankan suhu tubuh, karena kecepatan reaksi kimia
sel bergantung pada suhu tubuh. Panas yang berlebihan dapat merusak protein sel (Sherwood,
1996).
(a)
(b)
Gambar 5. Reseptor suhu (a) dan Pengaturan panas di dalam tubuh (b)
Hipotalamus
Hipotalamus adalah bagian yang sangat peka, yang merupakan pusat integrasi utama untuk
memelihara keseimbangan energi dan suhu tubuh. Hipotalamus berfungsi sebagai termostat
tubuh, dengan menerima informasi dari berbagai bagian tubuh di kulit. Penyesuaian
dikoordinasi dengan sangat rumit dalam mekanisme penambahan dan pengurangan suhu
sesuai dengan keperluan untuk mengorekasi setiap penyimpangan suhu inti dari nilai patokan
normal. Hipotalamus mampu berespon terhadap perubahan suhu darah sekecil 0,01C
(Sherwood, 1996).
Hipotalamus terus-menerus mendapat informasi mengenai suhu kulit dan suhu inti melalui
reseptor khusus yang peka terhadap suhu yang disebut termoreseptor (reseptor hangat, dingin
dan nyeri di perifer). Reseptor suhu sangat aktif selama perubahan temperatur. Sensasi suhu
primer diadaptasi dengan sangat cepat. Suhu inti dipantau oleh termoreseptor sentral yang
terletak di hipotalamus serta di susunan syaraf pusat dan organ abdomen (Sherwood, 1996).
Di hipotalamus diketahui terdapat 2 pusat pengaturan suhu, yaitu di regio posterior dan
anteror. Regio posterior diaktifkan oleh suhu dingin dan kemudian memicu refleks yang
memperantarai produksi panas dan konservasi panas. Sedang, regio anterior yang diaktifkan
oleh rasa hangat, memicu refleks yang memperantarai pengurangan panas.
Mekanisme Kehilangan panas
Tubuh akan kehilangan panas melalui mekanisme (1) radiation (60%), (2) konduksi (1015%), (3) konveksi, dan (4) evaporasi/penguapan air (20-27%). Kehilangan panas melalui
keluarnya cairan tubuh terjadi melalui (1) Evaporasi air dari kulit, proporsi kehilangan panas
20-27% (7300-9700 kJ per jam), (3) Perspirasi, antara lain melalui kulit/Transepidermal
water loss (TEWL), ( 400-500 g/hr pada dewasa muda dalam temperatur kamar) 970
1210 kJ ketika terjadi evaporasi lengkap. Sedang, kehilangan panas melalui respirasi (1-2%
atau 200 g/hr dalam keadaan istirahat). Pada suhu dingin, kerja keras berguna untuk
meningkatkan suhu dan kelembaban tubuh. Kehilangan panas dapat mencapai > 20-25%.
Sedang melalui respirasi, tubuh akan kehilangan air mencapai 8-12 L/mnt sampai 5060
l/min. Pakaian dapat menghambat evaporasi melalui kulit.
Refleks pengaturan suhu
Perubahan suhu tubuh dideteksi oleh 2 jenis reseptor, yaitu oleh (1) termoreseptor di kulit
(peripheral thermoreceptors) dan (2) termoreseptor sentral di hipotalamus, korda spinalis, dll.
(central thermoreceptors). Termoreseptor sentral memiliki umpan balik negatif esensial untuk
Istirahat
: BMR 75110W
: BMR 150200W
Menggigil
: BMR 200500W
: BMR 400W
Bekerja keras
: BMR 600800W
Olahraga berat dalam waktu pendek atau mencapai: BMR > 2 000W
Simpanan energi = Energi dari sumber makanan (produksi panas internal+ kerja luar)
Berat badan diregulasi oleh kalori yang masuk dengan energi yang terpakai.
1. Kontrol asupan makanan pengaturan asupan makanan dapat dipengaruhi
oleh hormon leptin yang terdapat pada jaringan lemak. Hormon ini akan
merangsang hipotalamus untuk mengurangi asupan makanan dengan
menghambat pelepasan neuropeptida yang merangsang makan. Hormon leptin
penting untuk kontrol jangka panjang. Sedang kontrol jangka pendek diatur
oleh bermacam-macam sinyal seperti hormon insulin, suhu tubuh, jumlah
makanan yang berada di GIT.
2. Kelebihan berat badan dan Obesitas penurunan kalori dari asupan makanan akan
menurunkan kecepatan metabolisme sehingga dapat menurunkan kehilangan berat
badan, sebaliknya dengan berolahraga akan mengatur set poin penurunan
penyimpanan lemak.
3. Gangguan Konsumsi Makan Anorexia nervosa adalah keadaan patologis akibat
takut berat badan bertambah sehingga mengurangi jumlah makan. Keadaan ini akan
mengakibatkan penurunan tekanan darah, turunnya suhu tubuh, dan perubahan sekresi
hormon dan dalam keadaan tertentu dapat menyebabkan kematian; dan Bulemia yaitu
keadaan patologis akibat takut berat badan bertambah dan berusaha mengurangi
asupan makanan. Namun, keadaan ini mengakibatkan orang yang bersangkutan akan
mengalami periode ingin makan banyak secara berulang-ulang sehingga
mengakibatkan banyak ingin muntah, sering BAK (buang air kecil) dan BAB (buang
air besar), dan olahraga.
1. Tinggi, berat dan luas permukaan tubuh,
2. Jenis kelamin dan umur,
10. Kondisi emosional.
Transfer Panas
Transfer panas terjadi melalui (1) radiasi, (2) konveksi, (3) konduksi, (4) evaporasi (Parsons
1993, Elias & Jackson 1996, Ganong 1997). BAK dan BAB dapat menurunkan suhu 1%.
Panas inti ditransfer dari jaringan tubuh ke permukaan kulit melalui sirkulasi darah dan
penghantaran panas jaringan (tissue conductance).
Kontrol Kehilangan panas melalui radiasi dan konduksi
Kulit merupakan bagian tubuh yang efektif sebagai insulator pada kontrol fisiologis, melalui
perubahan aliran darah di kulit. Semakin banyak aliran darah ke kulit maka akan semakin
kecil perbedaan dengan suhu lingkugan. Jika, kapasitas pembuluh darah ke kulit berkurang
penghantaran panas ke perifer semakin kecil, sehingga pengeluaran panas ke lingkungan
dapat semakin kecil juga. Vasokonstriktor karena rangsangan simpatis, akan terinervasi
karena suhu dingin dan akan meningkat ketika suhu meningkat.
(a)
(b)
Gambar 7. Transfer suhu dingin di seluruh tubuh (a) dan area sensitive dingin di wajah
Demam dan hipertermia
Demam adalah peningkatan suhu tubuh karena pengaturan ulang termostat di hipotalamus.
Suhu tubuh selalu diusahakan untuk dipertahankan. Pada umumnya, demam disebabkan oleh
infeksi dan stres. Pengaturan termostat tubuh akan menimbulkan sensasi dingin di seluruh
tubuh, yang kadang akan menunjukkan kedinginan dan menggigil. Jika rekaman dalam
termostat dihentikan, maka demam akan berhenti dan tubuh akan merasa hangat kembali.
Termostat dapat dihentikan oleh biochemical messengers, yang disebut endogenous pyrogen
(EP), yang terdiri dari interleukin (IL-1 dan IL-6) yang dikeluarkan dari makrofag, yang
diaktivasi oleh hipotalamus. Stimulasi peningkatan suhu tubuh ditimbulkan oleh infeksi dan
olahraga.
Katabolisme : proses penguraian makanan menjadi energi, yang terjadi pada proses respirasi
sel.
Anabolisme : proses pembentukan (sintesa) zat organik komplek yang berasal dari zat yang
lebih sederhana Contoh Metabolisme Contoh Katabolisme :
Glikoneogenesis : proses pembentukan glukose dari prtein atau lemak Alur Metabolisme
Hasil Metabolisme
Hasil metabolisme berupa energi dan panas energi tersebut belum dapat digunakan
langsung oleh sel berikatan adenin, fosfat dan ribose ATP (Adenosin Tri Fosfat).
ATP
tersebut merupakan simpanan energi siap digunakan oleh sel untuk : transport
Jika sel memerlukan energi, maka energi diambil dari ATP dengan cara melepas satu gugus
fosfat menjadi ADP (Adenosin Di Phosfat) dengan melepas 8.000 kalori. Penggunaan ATP
AMP sudah tidak dapat mengeluarkan energi lagi harus diisi lagi dengan energi baru yang
berasal dari metabolisme makanan menjadi ATP.
Metabolism
e proses merubah makanan ATP
A.
Hipotalamus
Hipotalamus adalah bagian yang sangat peka, yang merupakan pusat integrasi utama
untuk memelihara keseimbangan energy dan suhu tubuh. Hipotalamus berfungsi sebagai
thermostat tubuh, dengan menerima informasi dari berbagai bagian tubuh dikulit.
Penyesuaian dikoordinasi dengan sangat rumit dalam mekanisme penambahan dan
pengurangan suhu sesuai dengan keperluan u tuk mengoreksi setiap penyimpangan suhu inti
dari nilai patokan normal. Hipotalamus mampu berespon terhadap perubahan suhu darah
sekecil 0.01C.
Hipotalamus terus menerus mendapat informasi mengenai suhu kulit dan suhu inti
mengelalui reseptor khusus yang peka terhadap suhu yang disebut termoreseptor (reseptor
hangat, dingin dan nyeri diperifer). Reseptor suhu sangat aktif selama perubahan temperature.
Sensasi suhu primer diadaptasi dengan sangat cepat. Suhu ini dipantau oleh termoreseptor
sentral yang terletak di hipotalamus serta disusunan syaraf pusat dan organ abdomen.
Di hipotalamus diketahui terdapat 2 ousat pengaturan suhu, yaitu diregio posterior
diaktifkan oleh suhu dingin, dan kemudian memicu reflek yang memperantarai produksi
panas dan konservasi panas. Sedang regio anterior yang diaktifkan oleh rasa hangat, memicu
reflex yang memperentarai pengurangan panas.
B.
alat pengelihatan).
HUBUNGAN ANTARA RESEPTOR DENGAN EFEKTOR Dalam system syaraf,reseptor
biasanya berhubungan dengan syaraf sensorik (AFFERENT) sedang efektor erat dengan
syaraf motorik(EFERENT). Reseptor berfungsi sebagaipengubah energy, mengubah bentuk
suatu energy menjadi bentuk tertentu. dan di dalam reseptor semua energy di ubah menjadi
energy listrik dan selanjutnya akan membawa ke perubahan elektrolit sehingga timbul
potensial aksi. Apabila suatu resektor menerima rangsangan yang sesuai maka membrane
reseptor akan mengalami peritiwa potensial aksi. Jika rangsangan yang diterima reseptor
cukup kuat potensial reseptor yang timbul akan lebih kuat. Makin besar rangsangan yang di
terima, makin besar pula potensial local yang di hasilkan sehingga dapat melampoi batas
ambang perangsangan pada membrane potensial generator.
D.
1.
2.
3.
4.
E.
8.
dankarbohidrat.
9. Kadar Hormon:suhu tubuh wanita lebih fluktuatif dibandingkan pria
10. Irama sirkardiansuhu tubuh berubah secara normal 0,5-1 derajat Celcius selama periode 24
jam.suhu tubuh rendah antara pukul 01:00 dan 04:00 dini hari.
11. Stres:
stress fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal dan persyarafan
12. Lingkungan:
mekanisme kontrol suhu tubuh akan dipengaruhi oleh suku disekitar. Walaupun terjadi
perubahan suhu tubuh, tetapi tubuh mempunyai mekanisme homeostasis yang dapat
dipertahankan dalam rentang normal. Suhu tubuh yang normal adalah mendekati suhu tubuh
inti yaitu sekitar 37 0 C. suhu tubuh manusia mengalami fluktuasi sebesar 0,5 0,7 0 C, suhu
terendah pada malam hari dan suhu tertinggi pada siang hari. Panas yang diproduksikan harus
sesuai dengan panas yang hilang.
F.
mengeluarkan panas.
4. Heat stroke: terpapar oleh panas dalam jangka yang cukup lama.
5. Hipotermia: pengeluaran panas akibat terpapar suhu dingin.
Kita dapat mengukur suhu tubuh pada tempat-tempat berikut:
a. ketiak/ axilae: termometer didiamkan selama 10-15 menit
b. anus/ dubur/ rectal: termometer didiamkan selama 3-5 menit
c. mulut/ oral: termometer didiamkan selama 2-3 menit
USIA
3 BULAN
37,5
6 BULAN
37,5
1 TAHUN
37,7
3 TAHUN
37,2
5 TAHUN
37,0
7 TAHUN
36,8
9 TAHUN
36,7
11 TAHUN
36,7
13 TAHUN
36,6
DEWASA
36,4
>70 TAHUN
36,0
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan menggunakan
thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu, antara lain : normal,
hipertermi, hipotermi, dan febris. Pengeluaran panas (heat loss) dari tubuh ke lingkungan atau
sebaliknya berlangsung secara fisika. Permukaan tubuh dapat Kehilangan panas melalui
pertukaran panas secara radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi air. Alat penerima
rangsang disebut reseptor,sedangkan alat penghasil tanggapan disebut efektor. Suhu tubuh
dipengaruhi
oleh
exercize,hormone,system
iklim(lingkungan),usia,aktivitas otot,stress.
saraf,asupan
makanan,gender