Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan

Menjelaskan tentang struktur mikroskopis hepar


Menjelaskan tentang struktur makroskopis hepar
Menjelaskan tentang metabolisme fungsi hati
Menjelaskan tentang metabolisme xenobiotik
Menjelaskan tentang fungsi empedu
Menjelaskan tentang fungsi pankreas

BAB II

ISI
LANGKAH 1
-

Identifikasi istilah yang tidak diketahui


-

LANGKAH 2
-

Rumusan masalah

LANGKAH 3
-

Analisis masalah
Gambaran Mind Map
Fungsi Pankreas
Metabolisme

Fungsi Empedu

Xenobiotik

Gangguan Fungsi Hepar

Metabolisme
Fungsi Hati
Struktur Hepar

mikroskopis
LANGKAH 4
-

Hipotesis

Makroskopis

LANGKAH 5
-

Sasaran pembelajaran

1. Struktur Mikroskopis Hepar


Stroma
Hati dibungkus oleh simpai tipis jaringan ikat (kapsula Glisson) yang menebal di hilum,
tempat vena porta dan arteri hepatica memasuki hati dan duktus hepatikus kiri dan kanan
serta tempat keluarnya pembuluh limfe.
Pembuluh-pembuluh dan duktus ini dikelilingi oleh jaringan ikat sepanjang jalannya (akhir
atau awal) di daerah portal di antara lobulus hati klasik. Pada titik ini, jalinan serat retikular
halus terbentuk yang menunjang hepatosit dan sel endotel sinusoid dari lobulus hati.

Lobulus hati

Komponen struktural utama dari hati ialah sel hati, atau hepatosit. Sel epitelial ini
berkelompok membentuk lempeng-lempeng yang saling berhubungan. Pada sajian mikroskop
cahaya tampak adanya satuan-satuan struktural yang disebut lobulus hati klasik. Lobulus hati
dibentuk oleh massa jaringan berbentuk polygonal berukuran 0,7 x 2 mm.
Pada hewan tertentu (mis. babi), lobulus ini dipisah-pisahkan oleh selapis jaringan ikat. Hal
ini tidak terjadi pada manusia yang lobulusnya saling berkontak sehingga sukar ditetapkan
batas-batas antar lobuli.
Tetapi pada bebrapa daerah lobulus ini dibatasi oleh jaringan ikat yang mengandung duktus
biliaris, pembuluh limfe, saraf dan pembuluh darah. Daerah ini, celah portal terdapat pada
sudut lobulus dan terdapat triad portal.
Hati manusia memiliki 3-6 triad portal per lobulus, masing-masing mengandung sebuah
venul (cabang vena porta), sebuah arteriol (cabang arteri hepatika), satu duktus (bagian dari
system duktus biliaris) dan pembuluh limfe. Venul itu biasanya paling besar diantara
semuanya, mengandung darah asal vena mesenterica superior dan inferior serta vena lienalis.
Arteriol itu mengandung darah dari trunkus seliakus dari aorta abdominalis.

Duktus yang dilapisi epitel kuboid, membawa empedu dari sel parenkim (hepatosit) dan
akhirnya dicurahkan ke dalam duktus hepatikus. Satu atau lebih pembuluh limfe membawa
cairan limfe, yang akhirnya masuk ke dalam aliran darah. Semua struktur tadi terpendam
dalam selubung jaringan ikat.
Hepatosit berderet secara radier dalam lobulus hati. Hepatosit membentuk lapisan setebal 1
atau 2 sel, mirip susunan bata pada dinding. Lempeng sel ini mengarah dari tepian lobulus ke
pusatnya dan beranastomosis secara bebas, membentuk struktur mirip labirin dan busa.
Celah di antara lempeng-lempeng ini mengandung kapiler yaitu sinusoid hati. Sinusoid
adalah pembuluh yang melebar secara tidak teratur terdiri atas sel-sel endotel bertingkap yang
membentuk lapisan tidak utuh. Diameter tingkap kira-kira 100 nm dan berkelompok
membentuk lempeng penyaring.
Sel-sel endotel dipisahkan dari hepatosit di bawahnya oleh celah subendotelial yang dikenal
sebagai celah disse yang mengandung mikrovili dari hepatosit. Akibatnya, cairan darah
dengan mudah mengalir dsn menapis melalui dinding endotel dan berkontak langsung dengan
permukaan makromolekul dengan mudah dari lumen sinusoid ke sel hati dan sebaliknya.
Hal ini secara fisiologis penting bukan karena banyaknya makromolekul (mis. Lipoprotein,
albumin, fibrinogen) yang dicurahkan ke dalam darah oleh hepatosit tetapi karena hati juga
mengambil dan mengkatabolisasi banyak di antara molekul besar ini. Sinusoid dikelilingi dan
ditunjang oleh selubung halus serat-serat retikular.
Selain sel-sel endotel, sinusoid juga berisikan sel fagositik dari seri fagosit mononukleus
yang dikenal sebagai sel kupffer. Sel-sel ini ditemukan pada permukaan lumen dari sel-sel
endotel. Sel kupffer adalah sel makrofag yang khas.
Fungsi utamanya adalah metabolisir eritrosi tua, hemoglobin hasil pencernaan dan
mensekresi protein yang berhubungan dengan proses imunologis. Sel penimbun lemak
adalah sel stelata yang terletak di celah Disse.

Gambar no.2 Struktur histologi hati4


Sel ini memiliki kemampuan mengumpulkan vitamin A yang masuk dari luar sebagai ester
retinil dalam tetes lipid, namun peran sel-sel ini dalam metabolisme dan transpor vitamin A
belum diketahui.
Sinusoid muncul di tepian lobulus, mendapat isinya dari venul ceruk, yaitu cabang-cabang
terminal dari vena porta dan dari arteriol hepatika dan berjalan kea rah pusat tempat bermuara
ke dalam vena sentralis.3

Aliran darah

Hati memperoleh darah dari dua sumber, yaitu; 80 % dari aliran darahnya berasal dari aliran
darahnya berasal dari vena porta yang mengangkut darah rendah oksigen, kaya nutrient dari
visera abdominal dan 20 % sisanya berasal dari arteri hepatika yang membawa darah kaya
oksigen.3

a) Siste
m
Gambar no.3 Aliran darah hati5

vena
porta

Vena porta seringkali bercabang dan menjulurkan venul halus, venul porta, ketriad portal.
Venul portal kadang-kadang diseebut cabang interlobular, bercabang menjadi vena distribusi
yang berjalan di tepian lobulus. Dari vena distribusi, hvenul halus mencurahkan isinya ke
dalam sinusoid berjalan radier menuju ke pusat lobulus untuk membentuk vena sentralis atau
sentrolobular.
Pembuluh ini memiliki dinding tipis terdiri atas sel endotel dan sedikit serat kolagen. Selama
berjalan di dalam lobulus, vena ini makin banyak menampung sinusoid dan secara berangsur
makin besar diameternya.
Pada ujungnya meninggalkan lobulus pada pada basisnya dan menyatu dengan vena
sublobularis yang lebih besar. Vena sublobularis secara berangsur berkonvergensi dan
menyatu membentuk 2 atau lebih vena hepatika besar yang mencurahkan isinya ke dalam
vena cava inferior.
Sistem porta membawa darah dari pankreas dan limpa serta darah yang mengandung nutrient
hasil penyerapan pada usus. Nutrien dikumpulkan dan ditransformasi dalam hati. Bahanbahan toksik juga dinetralisir dan dibuang dalam hati.
b) Sistem arteri
Arteri hepatika bercabang berulang kali dan menghasilkan arteri interlobular. Beberapa
memperdarahi struktur dari kanal portal dan lainnya dari arteriol yang berakhir langsung
dalam sinusoid pada jarak yang berbeda dari celah portal sehingga dengan demikian
menyediakan darah arterial dan darah venosa (portal) bagi sinusoid.
Fungsi utama dari sistem arteri adalah menyalurkan oksigen dalam jumlah yang cukup ke sel
hati. Darah mengalir dari tepian ke pusat lobulus klasik hati karena oksigen dan metabolit
juga semua substansi toksik atau non-toksik lain yang diserap dalam usus lalu di sel-sel
perifer dan kemudian ke sel-sel pusat lobulus. Hal ini untuk sebagian menjelaskan kejadian
pada sel-sel perilobular berbeda dari yang terjadi pada sel-sel sentrolobular.

Hepatosit

Sel-sel hati adalah polyhedral dengan 6 atau lebih permukaan dan garis tengah lebih kurang
20-30 m. Pada sajian yang dipulas dengan hematoksilin dan eosin, sitoplasma hepatosit
bersifat eosinofilik terutama karena banyaknya mitokondria dan sejumlah retikulum
endoplasma halus.

Hepatosit yang terletak pada jarak-jarak berbeda dari triad portal menampakkan cirri
structural, histokimia dan biokimia yang bervariasi. Permukaan setiap sel hati berkontak
dengan dinding sinusoid melalui celah disse dan dengan permukaan hepatositlain. Tempat 2
hepatosit saling bertemu terbentuk celah tubular di antaranya yang dikenal sebagai
kanalikulus biliaris.
Kanalikuli adalah bagian pertama dari sistem saluran empedu. Kanalikuli ini celah-celah
berbentuk tubul, bergaris tengah 1-2 m. Kanalikuli hanya dibatasi oleh membrane plasma 2
hepatosit dan memiliki sedikit mikrovili pada bagian dalamnya. Membrane sel dekat
kanalikuli ini disatukan dengan erat oleh zonula okludens. Zonula okludens banyak dijumpai
antar hepatosit dan merupakan tempat komunikasi interselular, suatu proses penting untuk
koordinasi aktivitas fisiologik sel-sel ini.
Kanalikuli biliaris membentuk jarring-jaring berkesinambungan secara rumit menyusuri
lempeng-lempeng pada lobulus hati dan berakhir di daerah kanal portal. Jadi aliran empedu
berjalan berlawanan dengan aliran darah, yaitu dari pusat lobulus klasik ke tepiannya. Di tepi,
empedu memasuki duktus biliaris atau saluran hering.
Duktus biliaris terdiri atas sel-sel kuboid dengan sitoplasma bening dan sedikit organel.
Setelah menempuh jarak pendek duktus ini melintasi hepatosit pembatas lobulus dan berakhir
dalam duktus biliaris dalam triad portal. Duktus biliaris membesar dan bergabung
membentuk duktus hepatikus kiri dan kanan yang kemudian keluar dari hati.6

2. Struktur Makroskopis Hepar

Hati adalah organ visceral terbesar dan terletak dibawah kerangka iga. Beratnya 1500 g dan
pada kondisi hidup berwarna merah tua karena kaya akan persediaan darah. Hati menerima
darah teroksigenasi tetapi kaya akan nutrient dari vena porta hepatica. Batas-batas hepar :

Atas : diaphragma
Kanan: perpotongan sela iga 4 dengan lima midclavicula, menuju kebawah sampai iga

7 kanan
Kiri : sela iga 5 dan rawan iga 6 samapi pertengahan garis para sterna garis
midklavikula kiri.

Bawah : sesuai tepi atas hati sebagai garis dari kanan 1cm dibawah arcus costa
sampai rawan iga 9 menuju kiri atas memotong linea mediana pada jarak pertengahan
processus xyphoideus-umbilikcu berakhir pada batasujuung kiri atas.

Hati ini terbagi menjadi lobus kanan dan kiri.1


Lobus kanan hati lebih besar dari lobus kirinya dan memiliki tiga bagian utama: lobus kanan
atas, lobus kaudatus dan lobus kuadratus.
1. Ligament falsiform memisahkan lobus kanan dari lobus kiri. Di antara kedua lobus
terdapat porta hepatis, jalur masuk dan keluar pembuluh darah, saraf dan duktus.
2. Dalam lobus lempengan sel-sel hati bercabang dan beranastomosis untuk membentuk
jaringan tiga dimensi. Ruang-ruang darah sinusoid terletak diantara lempeng-lempeng
sel. Saluran portal masing-masing berisi sebuah cabang vena portal, arteri hepatica
dan duktus empedu, membentuk sebuah lobus portal
Bila permukaan postero-inferior hepar dilihat dari belakang terlihat bentuk huruf H yang
terdiri dari sulkus dan fosa. Batas-batas huruf H ini adalah:2

Kaki anterior kananfossa kandung empedu


Kaki posterior kanansulkus untuk v. kava inferior.
Kaki anterior kirifisura yang berisi ligamentum teres ( sisa v.umbilikalis sinistra
fetus yang mengalirkan kembali darah yang mengandung oksigen dari plasenta ke

fetus).
Kaki posterior kirifisura untuk ligamentum venosum (struktur ini merupakan sisa
duktus venosus fetus; pada fetus duktus venosus ini berfungsi sebagai jalan pintas
yang mempersingkat aliran darah dari v.umbilikalis sinistra langsung ke v.cava

inferior tanpa melalui hepar)


Kaki horizontalporta hepatis. Lobus kaudatus dan kuadratus hepar adalah daerah
yang terletak diatas dan dibawah batang horizontal H.

Porta hepatis adalah hilus hepar. Struktur ini merupakan tempat berjalannya (dari posterior ke
anterior) ; v.porta. cabang a.hepatika dan duktus hepatica porta dilapisi oleh lapisan
peritoneum gandaomentum minus yang melekat erat ke ligamentum venosum pada
fisuranya. Hepar dilapis peritoneum kecuali pada bagian area telanjang.
Hepar terdiri dari banyak unit fungsionallobulus. Cabang-cabang v.porta dan a.hepatika
mentranspor darah melalui kanalis porta menuju v.sentralis melalui sinusoid yang melintasi

lobulus. V.sentralis akhirnya bergabung dengan vv. Hepatica dekstra, sinistra dan sentralis
yang mengalirkan darah dari daerah hepar di sekitarnya kembali ke v.cava inferior.
Kanalis porta juga mendapat percabangan dari duktus hepatica yang mengalirkan empedu
dari lobulus ke bawah ke cabang bilier dimana emperdu bisa dikonsentrasikan dalam
kandung empedu dan akhirnya dikeluarkan ke duodenum.panjang usus yang darahnya
mengalir melalui v. porta menjelaskan predisposisi tumor usus bermetastasis ke hepar.2
Pada facies inferior hepatis, lobus sinister hepatis berbatasan dengan :

Oesophagus, menimbulkan jejas = impression oesophagea


Gaster, menimbulkan jejas = impression gastric, terdapat tonjolan sesuai lengkung
curvature minor yang masuk ke dalam bursa omentale = tuber omentale..

Sedangkan lobus dexter hepatis berbatasan dengan :

Duodenum dan pylorus, emnimbulkan jejas = impression duodenalis


Colon, menimbulkan jejas= impression colica
Kanan belakang berbatasan dengan ginjal, menimbulkan jejas = impression renalis,
berbatasan dengan anak ginjal, menimbulkan jejas yang disebut impression supra
renalis.

Facies diaphragmtica hepatis berbatasan dengan permukaan bawah paru dan jantung, tempat
berbatasan dengan jantung sedikit tertekan dan menimbulkan lekukan yang disebut
impression Iea rah.
Fiksasi Hepar
Terutama dengan diphragma dan v. cava inferior, lig. Falcciforme hepatis(menghubungkan
dinding depan abdomen dengan diaphragm). Dengan umbilicus (dinding dengan perut):
lig.teres hepatis yang berjalan pada tepi bebas lig. Falciforme hepatis. Lig. Triangulare
hepatis merupakan lipatan peritoneum pada kedua ujung kanan dan kiri hepar melekat juga
pada diafragma, terletak pada permukaan belakang hati.

gambar 1.hepar

Lig. Triangulare kiri lebih tebal dan kuat disebut appendix fibrosa hepatis
Lig. Triangulare dexter perkembengannya kurang baik, jadi lebih tipis.

Lipatan peritoneum yang melapisi hepar di facies diafraggmatica memisahkan diri


membentuk lig. Coronarium hepatis. Lembar depan jaringan ikat ini melanjutkan diri menjadi
lig.falciforme hepatis. Lembar belakang melanjutkan diri ke arah ginjal membentuk lig.
Hepatorenalis, jaringan ikat ini dibawahnya membatasi suatu kantung = recessus hepato
renalis = reccesus hepato reno colica = fossa renalis dextra (morison), kantung ini penting
dalam klinik, karena ikut meradang yang disebabkan tertimbunnya cairan yang berasal dari
perorasi appendicitis / perforasi duodenum.1
Pendarahan Hepar
Pembuluh nadi a. hepatica communis : merupakan cabang a. coelica. A. hepatica propia:
merupakan cabang a. hepatica communis yang berjalan dalam lig. Hepatoduodenale
(bersama-sama dengan v. porta dan ductus choledochus). A.hepatica dextra dan sinistra
merupakan cabang a.hepatica propia.
Pembuluh balik menampung darah balik dari alat-alat tractus gastro intestinal melalui v.porta.
v.porta merupakan bagian dari pembuluh balik sistema portal yang mengumpulkan darah dari
alat-alat gastrointestinal untuk dialirkan ke hepar.1

gambar 2.hepar in situ


3. Metabolisme Fungsi Hati
Hati merupakan suatu kumpulan besar sel reaktan kimia dengan laju metabolisme yang tinggi
saling memberikan substrat dan energy dari satu system metabolism ke system yang lain,
mengolah dan menyintesis berbagai zat yang diangkut ke daerah tubuh lainnya dan
melakukan berbagia fungsi metabolism lain.
Metabolisme Karbohidrat
Dalam metabolism karbohidrat hati melakukan fungsi berikut ini:

Menyimpan glikogen dalam jumlah besar


Konversi galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa
Glukoneogenesis
Pembentukan banyak senyawa kimia dari produk antara metabolism karbohidrat

Hati terutama penting untuk mempertahnakan konsentrasi glukosa darah normal,


penyimpanan glikogen memungkingkan hati mengambil kelebihan glukosa dari darah,
menyimpannya dan kemudian mengembalikannnya kembali ke darah bila konsentrasi
glukosa darah mulai turun terlalu rendah.

Fungsi ini disebut penyangga glukosa hati. Pada orang dengan fungsi hati yang buruk
konsentrasi glukosa darah stelah memakan makanan tinggi karbohidrat dapat meningkat 2/3
kali lebih tinggi dibandingkan pada orang dengan fungsi hati yang normal.
Glukoneogensis dalam hati juga penting untuk mempertahankan konsentrasi normal glukosa
darah karena glukoneogenesis hanya terjadi secara bermakna apabila konsentrasi gliukosa
darah mulai menurun di bawah normal.
Pada keadaan demikian sejumlah besar asam amino dan gliserol dari trigliserida diubah
menjadi glukosa dengan demikian membatnu mempertahankan konsentrasi glukosa darah
yang relative normal.5
Metabolisme Lemak
Walaupun banyak sel tubuh memetabolisme lemak, aspek metabolism lemak tertentu terutam
terjadi di hati. Beberapa fungsi spesifikhati dalam metabolidme lemak adalah:

Oksidasi asam lemak untuk menyuplai energy bagi fungsi tubuh lain
Sintesis kolesterol, fosfolipid, dan sebagiann besar lipoprotein
Sintesis lemak dari protein dan karbohidrat

Untuk memperole energy dari lemak netral. Lemak pertam-tama dipecah menjadi gliserol dan
asam lemak kemudian asam lemak dipecah oleh oksidasi beta menjadi radikal asetil
berkarbon 2 yang membentuk asetil koenZim A. asetil ko-A dapat memasuki sikulus asam
sitrat dan dioksidasi untuk membebaskan sejumlah energy yang sangat besar.
Oksidasi beta dapat terjadi di semua asetil ko-A yang dibentuk; sebaliknya asetil ko-A diubah
melalui kondensasi dua molekul asetil koA menjadi asam asetat yaitu asam dengan kelarutan
tinggi yang lewat dari sel hati masuk ke cairan ekstrasel dan kemudian ditranspor ke seluruh
tubuh untuk diabsorbsi oelh jaringan lain. Jaringan ini kemudian mengubah kembali asam
asetoasetat menjadi asetil ko-A dan kemudian mengoksidasinya dengan cara biasa. Jadi ati
berperan pada sebagian besar metabolism lemak.
Kira-kira 80% kolesterol yang disintesis di dalam hati diubah menjadi garam empedu yang
kemudian diekskresikan kembali ke dalam empedu sisanya diangkut dalam lipoprotein dan
dibawa oleh darah ke semua sel jaringan tubuh. Fosfolipid juga disintesis di hati dan terutama
di transport dalam lipoprotein.

Kedua nya fosfolipid dan kolesterol digunakan oleh sel untuk membentuk membrane struktur
intrasel dan bermacam-macam zat kimia yang penting untuk fungsi sel. Hampir semua
sintesis lemak dalam tubuh dari karbohidrat dan protein juga terjadi di hati. Setelah lemak
disintesis oleh hati, lemak ditranspor dalam lipoprotein ke jaringan lemak untuk disimpan.5
Metabolisme Protein
Fungsi hati yang penting dalam metbaolisem protein adalah
1.
2.
3.
4.

Deaminasi protein
Pembentukan ureum untuk mengeluarkan ammonia dari cairan tubuh
Pembentukan protein plasma
Interkonversi beragam asam amino dan sintesis senyawa lain dari asam amino

Deaminasi asam amino dibutuhkan sebelum asam amino dapat digunkan untuk energy atau
diubah menjadi karbohidrat atau lemak. Sejumlah kecil deaminasi dapat terjadi di jaringan
tubuh lain, terutam di ginjal tetapi hal ini tidak penting dibandingkan deaminasi asam amino
dalam hati.
Pembentukan ureum oleh hati mengeluarkan ammonia dari cairan tubuh. Sejmulah besar
ammonia ammonia dibentuk melalui proses deaminasi dan jumlahnya masih ditambah oleh
pembentukan bakteri di dalam usus secara kontinu dan kemudian diabsorbsi ke dalam darah.
Oleh karena itu bila hati tidak membentuk ureum, konsentrasi ammonia plasma meningkat
cepat dan menimbulkan koma hepatica dan kematian. Sebenarnya bahkan penurunan aliran
darah yang besar melalui hatiyang kadangkala terjadi bila timbul pintasan antara vena
porta dan vena cava dapat menyebabkan jumlah ammonia yang berlebihan dalam darah suatu
keadaan yang sangat toksik.
Pada dasarnya protein plasma , kecuali bagian dari gamma globulin dibentuk oleh sel hati..
sel hati menghasilkan kira-kira 90% dari semua protein plasma. Sisa gamma globulin adalah
antibody yang dibentuk terutama oleh sel plasma dalam jaringan limfe tubuh. Hati mungkin
dapat membentuk protein plasma pada kecepatan maksimum 15 50 gram/hari.
Oleh karena itu bahkan jika tubuh kehilangan sebanyak separuh protein plasma jumlah ini
dapat

digantikan

dalam

waktu

1-2

minggu.

diantara yang paling penting fungsi hati adalah kemampuan hati untuk membentuk asam
amino tertentu dan juga membetnuk senyawa kimia lain yang penting dari asam amino.

Misalnya yang disebut asam amino nonesensial dapat disintesis oleh hati semuanya. Untuk
itu mula-mula dibentuk asam keto yang emmpunyai komposisi kimia yang sama dengan
asam amino yang akan dibentuk, kemudian satu radikal amino ditransfer melalui beberapa
tahap transaminasi dari asam amino yang tersedia ke asam keto untuk menggantikan oksigen
keto.5
5. Metabolisme Xenobiotik
Xenobiotik berasal dari bahasa Yunani: Xenos yang artinya asing. Xenobiotik adalah zat
asing yang masuk dalam tubuh manusia. Contoh: obat obatan, insektisida, zat kimia
tambahan pada makanan (pemanis, pewarna, pengawet) dan zat karsinogen lainya.
Xenobiotik umumnya tidak larut air, sehingga kalau masuk tubuh tidak dapat diekskresi.
Untuk dapat diekskresi xenobiotik harus dimetabolisme menjadi zat yang larut, sehingga bisa
diekskresi. Organ yang paaling berperan dalam metabolisme xenobiotik adalah hati. Ekskresi
xenobiotik melalui empedu dan urin.9,10

Metabolisme xenobiotik dibagi 2 fase:

Fase Hidroksilasi

Fase hidroksilasi adalah fase mengubah xenobiotik aktif menjadi inaktif, oleh enzim
Mono oksidase atau Sitokrom P450. Enzim Sitokrom P450 terdapat banyak di
Retikulum Endoplasma.
Fungsi enzim ini adalah sebagai katalisator perubahan Hidrogen (H) pada xenobiotik
menjadi gugus Hidroksil (OH). Reaksi Hidroksilasi oleh enzim Sitokrom P450 adalah
sbb: RH + O2 R-OH + H2O.9,10
Sitokrom P450 merupakan hemoprotein seperti Hemoglobin, banyak terdapat pada
membran retikulum endoplasma sel hati. Pada beberapa keadaan produk hidroksilasi
bersifat mutagenik atau karsinogenik.9,10
Fase Konjugasi
Fase konjugasi adalah fase mereaksikan xenobiotik inaktik dengan zat kimia tertentu
dalam tubuh menjadi zat yang larut, sehingga mudah diekskresi baik lewat empedu

maupun urin. Zat dalam tubuh yang biasa dipergunakan untuk proses konjugasi adalah:
asam glukoronat, sulfat, acetat, glutation atau asam amino tertentu.
Glukuronidasi adalah proses menkonjugasi xenobiotik dengan asam glukorunat, dengan
enzim glukuronil transferase. Xenobiotik yang mengalami glukorunidasi adalah
asetilaminofluoren (karsinogenik), anilin, asam benzoat, meprobamat, fenol dan
senyawa steroid.9,10
Sulfasi adalah proses konjugasi xenobiotik dengan asam sulfat, dengan enzim
sulfotransferase. Xenobiotik yang mengalami sulfasi adalah: alkohol, arilamina, fenol.
Konjugasi dengan Glutation, yang terdiri dari tripeptida (glutamat, sistein, glisin) dan
biasa disingkat GSH, menggunakan enzim glutation S-transferase atau epoksid
hidrolase. Xenobiotik yang berkonjugasi dengan GSH adalah xenobiotik elektrofilik
(karsinogenik).
Metabolisme xenobiotik kadang disebut proses detoksifikasi, tetapi istilah ini tidak
semuanya benar, sebab tidak semua xenobiotik bersifat toksik. Respon metabolisme
xenobiotik mencakup efek farmakologik, toksik, imunologik dan karsinogenik.9,10

6. Fungsi Empedu
-

Anatomi sekresi empedu


1. Empedu yang diproduksi oleh sel-sel hati memasuki kanalikuli empedu yang
kemudian menjadi duktus hepatika kanan dan kiri.
2. Duktus hepatika menyatu untuk membentuk duktus hepatic communis yang
kemudian menyatu dengan duktus cysticus dari kandung empedu dan keluar dari
hati sebagai duktus empedu communis.
3. Duktus empedu communis bersama dengan duktus pankreas, bermuara di
duodenum atau dialihkan untuk penyimpanan di kandung empedu.

Komposisi empedu
1. Pigmen empedu terdiri dari biliverdin (hijau) dan bilirubin (kuning). Pigmen ini
merupakan hasil penguraian hemoglobin yang dilepas dari sel darah merah
terdisintegrasi.
Pigmen utama adalah bilirubin yang memberikan warna kuning pada

urine dan feses.


Jaundice atau warna kekuningan pada jaringan merupakan akibat dari
peningkatkan kadar bilirubin darah. Ini merupakan indikasi kerusakan

fungsi hati dan dapat disebabkan oleh kerusakan sel hati (hepatitis),
peningkatan dekstruksi sel darah merah atau obstruksi duktus empedu
oleh batu empedu.
2. Garam-garam empedu terbentuk dari asam empedu yang berikatan dengan
kolesterol dan asam amino. Setelah disekresi ke dalam usus, garam tersebut
direabsorpsi dari ileum bagian bawah kembali ke hati dan di daur ulang kembali.
Peristiwa ini dikenal sebagai sirkulasi enterohepatika garam empedu.
- Fungsi garam empedu:
a) Emulsifikasi lemak
Garam empedu mengemulsi globulus lemak besar dalam usus halus yang
kemudian menghasilkan globulus lemak lebih kecil dan area permukaan yang
lebih luas untuk kerja enzim.
b) Absorpsi lemak
Garam empedu membantu absorpsi zat terlarut lemak dengan cara memfasilitasi
jalurnya menembus membran sel.
c) Pengeluaran kolesterol dari tubuh
Garam empedu berikatan dengan kolesterol dan lesitin untuk membentuk

agregasi kecil disebut micelle yang akan dibuang melalui feses.9


Efek deterjen garam empedu

Efek deterjen mengacu pada kemampuan garam empedu mengubah globulus-globulus lemak
berukuran besar menjadi emulsi lemak yang terdiri dari banyak butir lemak kecil yang
terbenam di dalam cairan kimus. Dengan demikian, luas permukaan yang tersedia untuk
aktivitas lipase pankreas meningkat.
Agar dapat mencerna lemak, lipase harus berkontak langsung dengan molekul trigliserida.
Karena tidak larut dalam air, molekul-molekul lemak cenderung menggumpal menjadi butirbutir besar dalam lingkungan lumen usus halus yang banyak mengandung air.
Jika garam empedu tidak mengemulsifiksasi butir-butir lemak ini, lipase hanya dapat bekerja
pada lemak yang terdapat di permukaan butiran tersebut dan pencernaan trigliserida akan
berlangsung sangat lama.
Garam empedu memperlihatkan efek deterjen untuk melarutkan minyak sewaktu mencuci
piring. Molekul garam empedu mengandung bagian larut lemak (steroid yang berasal dari
kolesterol) ditambah bagian larut air yang bermuatan negatif. Bagian larut-lemak akan larut
dalam butiran lemak sehingga bagian larut-air yang bermuatan negatif menonjol dari
permukaan butiran lemak.

Gerakan mencampur usus akan memecah-memecah butiran lemak menjadi butiran yang
lebih kecil. Butir-butir kecil ini akan menyatu apabila tidak terdapat garam empedu di
permukaannya yang membentuk selaput bermuatan negatif larut-air di permukaan setiap
butir kecil tersebut.
Karena muatan yang sama akan tolak menolak, gugus bermuatan negatif di permukaan
butiran lemak akan menyebabkan butiran lemak tersebut saling menolak satu sama lain.
Tolak menolak listrik ini mencegah butir lemak kecil menyatu kembali membentuk butir
lemak besar sehingga tercipta emulsi lemak yang meningkatkan luas permukaan yang
tersedia untuk kerja lipase.
Peningkatan luas permukaan sangat penting untuk menyelesaikan pencernaan lemak dengan
cepat; tanpa garam empedu, pencernaan lemak berjalan sangat lambat.

Pembentukan misel
Mempermudah penyerapan lemak
Garam empedu dan lesitin menggumpal dalam kelompok kecil, bagian larut lemak
di tengah (hidrofobik), bagian larut air di luar (hidrofilik).
Ukuran misel seperjuta ukuran emulsi lemak untuk mengangkut bahan yang
tidak larut air (monogliserida, asam lemak, vitamin larut lemak).
Kolesterol larut dalam inti misel yang hidrofobik penting untuk homeostasis
kolesterol.
Kelebihan kolesterol dalam empedu akan mengendap menjadi mikroskristal
batu empedu (pengobatan dengan ingesti garam empedu sebagai usaha untuk

melarutkan batu empedu)


Batu empedu: 75 % dari kolesterol, 25 % dari bilirubin
Bilirubin
Pigmen empedu utama yang berasal dari penguraian eritrosit yang rusak
- Konstituen utama empedu
- Tidak berperan dalam pencernaan
- Produk akhir yang dihasilkan oleh penguraian bagian heme dari hemoglobin
- Penyebab empedu berwarna kuning
- Penyebab tinja berwarna coklat khas
- Bila duktus biliaris tersumbat total karena batu empedu tinja berwarna putih
-

keabu-abuan
Penentu utama warna kuning pada urin
Bila jumlahh yang dibentuk lebih cepat dari yang dapat diekskresikan terjadi

penimbunan bilirubin ikterus (jaundice)


Mekanisme meningkatkan sekresi empedu:
1. Mekanisme kimiawi (garam empedu)

Koleretik: bahan yang meningkatkan sekresi empedu yang paling kuat:

garam empedu
Diantara waktu makan: empedu disimpan di kandung empedu
Selama makan dialirkan ke duodenum setelah berpartisipasi dalam
pencernaan dan penyerapan direabsorpsi dan dikembalikan ke hati

merangsang sekresi empedu lebih lanjut.


2. Mekanisme hormonal (sekretin)
Merangsang sekresi empedu alkalis encer tanpa disertai peningkatan garam
empedu.
3. Mekanisme saraf (saraf vagus)
Meningkatkan aliran empedu hati sebelum makanan mencapai lambung atau

usus.
Empedu disimpan dan dipekatkan di kandung empedu
Transportasi aktif garam ke luar kandung empedu diikuti oleh air secara osmosis

konsentrasi konstituen organic meningkat 5-10 kali.


Karena menyimpan empedu pekat
Pengendapan konstituen empedu
Batu empedu
Pengangkatan kandung empedu tidak ada masalah empedu disimpan di duktus

biliaris yang mengalami dilatasi


CCK merangsang kontraksi kandung empedu dan relaksasi sfingter oddi

empedu dikeluarkan ke duodenum.


7. Fungsi Pankreas
Eksokrin pankreas, sekresi pankreas diatur oleh rangsangan hormonal maupun vagus. Dua
hormon intestinal, yaitu sekretin dan kolesistokinin yang disekresi sel enteroendokrin dari
mukosa duodenum ke dalam aliran darah mengatur sekresi pankreas.
Sebagai respons atas adanya kimus asam di duodenum, sekretin merangsang sel pankreas
mensekresi banyak cairan berair yang kaya ion Na-bikarbonat. Cairan ini, yang tidak atau
sedikit mempunyai aktivitas enzimatik dihasilkan terutama oleh sel-sel sentroasinar dan selsel yang melapisi duktus interkalaris yang lebih halus.
Fungsi cairan ini adalah untuk menetralkan kimus asam dan menciptakan lingkungan
optimal bagi aktivitas enzim pankreas. Sebagai respons atas lemak dan protein di dalam usus
halus, kolesistokinin merangsang sel-sel asinar di pankreas untuk menyekresi sejumlah besar
enzim pencernaan. Enzim pankreas yang diproduksi sel-sel asinar memasuki duodeum dalam
bentuk tidak aktif dan kemudian diaktifkan oleh sebuah hormon yang disekresi mukosa usus.4

Endokrin pankreas, pankreas menghasilkan dua hormon utama yang terutama mempengaruhi
kadar gula darah serta metabolismenya. Sel alfa pulau Langerhans menghasilkan hormon
glukagon yang dibebaskan sebagai respons atas kadar glukosa darah yang rendah.
Fungsi fisiologis utama glukagon adalah meningkatkan kadar glukosa darah karena
mengonversi glikogen, asam amino, dan asam lemak di hati menjadi glukosa. Sel beta pulau
Langerhans menghasilkan hormon

insulin yang pembebasannya dirangsang oleh

meningkatnya kadar glukosa darah setelah makan. Fungsi fisiologis utama insulin adalah
menurunkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan transpor membran glukosa ke dalam
sel-sel hati, otot, dan sel lemak.
Insulin juga meningkatkan konversi glukosa menjadi glikogen di dalam hati. Sel delta
menyekresi hormon somatostatin. Sel ini menurunkan dan menghambat aktivitas sekresi sel
alfa (penghasil glukagon) maupun sel beta (penghasil insulin) melalui pengaruh lokal di
dalam pulau Langerhans.4

Gambar 14. Empedu dan Getah Pankreas


Pankreas memproduksi dan mengeluarkan cairan pankreas ke dalam duodenum oleh adanya
rangsangan hormon. Hormon ini adalah suatu senyawa yang dihasilkan oleh jaringan tertentu,
dan beredar dalam tubuh melalui peredaran darah. Masuknya campuran makanan yang
bersifat asam ke dalam duodenum, menyebabkan duodenum memproduksi hormon yang
disalurkan oleh darah ke pankeas, hati, dan empedu.

Hormon yang dihasilkan oleh duodenum inilah yang merangsang terbentuknya cairan
pankreas dan cairan empedu. Hormonnya antara lain (1) Sekretin, yang merangsang
timbulnya cairan pankreas encer dan berkadar bikarbonat tinggi dan mengandung enzim
sedikit; (2) Pankreoenzim, yang merangsang timbulnya cairan pankreas yang kental dan
berkadar bikarbonat rendah serta mengandung banyak enzim; (3) Kolesistokinin, yang
mempengaruhi kantung empedu untuk berkontraksi sehingga dapat mengeluarkan cairan dari
dalamnya dan (4) Enterokonin yang merangsang terbentuknya cairan usus.8
Cairan pankreas merupakan cairan yang jernih, mempunyai berat jenis 1.007 dan mempunyai
pH antara 7,5 sampai 8,2. Selama 24 jam dihasilkan kira-kira 500 ml cairan pankreas. Cairan
ini terdiri atas 98,7 % air dan 1,3% zat anorganik dan zat organik. Zat anorganik yang
terkandung dalam cairan pankreas ialah terutama HCO 3-, Na+, K+ sedangkan ion-ion Cl-,
HPO42-, SO42-, Ca2+, dan Zn2+ terdapat dalam jumlah sedikit.
Zat organik yang terdapat dalam cairan pankreas ialah protein dan beberapa enzim, yaitu
tripsin, kimotripsin, karboksipeptidase, amilase, lipase, fosfolipase, kolesteril ester hidrolase,
ribonuklease, deksiribo nuklease, dan kolagenase.8
Tripsin adalah suatu enzim pemecah protein atau proteosa yang dihasilkan oleh sel-sel
pankreas dalam bentuk molekul tripsinogen yang tidak aktif. Tripsinogen diaktifkan menjadi
tripsin oleh enterokinase, suatu enzim yang dihasilkan dalam usus.
Molekul tripsin yang terjadi dengan bantuan ion Ca2+ dapat berlaku sebagai katalis untuk
mengubah tripsinogen menjadi tripsin. Tripsin dapat bekerja dengan baik dalam hidrolisis
protein pada pH antara 8,0-9,0. Protein yang telah didenaturasikan terlebih dahulu akan lebih
mudah dipecah oleh tripsin.8
Kimotripsin juga suatu enzim yang berfungsi sebagai katalis dalam proses hidrolisis protein.
Enzim ini dihasilkan oleh pankreas dalam bentuk kimotripsinogen. Kimotripsinogen diubah
menjadi kimotripsin oleh adanya tripsin. Kimotripsin mempunyai daya mengendapkan
protein susu lebih besar daripada tripsin.8
Hasil-hasil hidrolisis protein, pepton, protease oleh enzim tripsin dan kimotripsin adalah
polipeptida. Polipeptida ini kemudian dihidrolisis lebih lanjut oleh enzim-enzim peptidase
yaitu

1. Karboksipeptidase, yang memecah ikatan peptida pada ujung molekul yang


mempunyai gugus karboksilat
2. Aminopeptidase, yang memecah ikatan peptida pada ujung molekul yang mempunyai
gugus amina.8
Lipase dalam cairan pankreas berfungsi sebagai katalis dalam proses hidrolisis lemak
menjadi asam lemak, gliserol, monoasilgliserol, dan diasilgliserol. Oleh karena lemak adalah
suatu trigliserida, maka diasilgliserol adalah digliserida dan monoasilgliserol adalah
monogliserida. Aktivitas enzim lipase dapat bertambah dengan adanya ion Ca 2+ dan asam
empedu serta bekerja optimum pada pH 7,0-8,8.
Lipase ini bekerja lebih baik apabila lemak (substrat) mengandung asam lemak yang panjang
atau mempunyai bobot molekul besar dan mempunyai banyak ikatan rangkat. Demikian pula
enzim ini bekerja lebih baik terhadap trigliserida daripada digliserida atau monogliserida.
Pemecahan lemak dengan cara hidrolisis dibantu oleh garam asam empedu yang terdapat
dalam cairan empedu yang berfungsi sebagai emulgator. Dengan adanya garam asam empedu
maka lemak dalam usus dapat dipecah-pecah menjadi partikel-partikel kecil sebagai emulsi,
sehingga luas permukaan lemak bertambah besar menyebabkan proses hidrolisis berjalan
lebih cepat.8
Amilase yang terdapat dalam cairan pankreas ini sama dengan amilase dalam saliva, yaitu
berfungsi sebagai katalis dalam proses hidrolisis amilum, dekstrin, dan glikogen menjadi
maltosa. Enzim yang mempunyai pH optimum 6,9 dapat bekerja pada pH 6,5-7,2 dan sebagai
aktivator diperlukan ion Cl-.
Hidrolisis amilum, dekstrin, atau glikogen dalam usus ini dapat berjalan dengan cepat sebab
maltosa yang dihasilkan segera dihidrolisis lebih lanjut oleh enzim maltase yang terdapat
dalam cairan usus.8
Nukleodepolimerase. Enzim ini berfungsi untuk memecah nukleat menjadi mononukleotida.
Ada dua macam nukleodepolimerase yaitu ribonuklease dan deoksiribonuklease yang
masing-masing berfungsi untuk memecah RNA dan DNA. Enzim ini bekerja optimal pada
pH 7.8

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai