PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertanian merupakan salah satu bidang yang banyak diusahakan oleh
masyarakat di Indonesia. Usaha dibidang pertanian sejalan dengan bertambahnya
permasalahan yang cukup berarti yaitu serangan organisme pengganggu tanaman
(OPT). Organisme pengganggu tanaman (OPT) merupakan semua organisme
yang dapat merusak, bersifat merugikan, mengganggu kehidupan tanaman yang
dibudidayakan, ataupun menyebabkan kematian pada tanaman budidaya. OPT
dapat dibagi menjadi tiga, antara lain hama yaitu organisme pengganggu berupa
binatang yang menyebabkan kerusakan pada tanaman., seperti: tikus, tungau,
wereng, ulat grayak, dan lain-lain; patogen (penyebab penyakit) merupakan suatu
mikroorganisme yang dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman berupa
penyakit, contohnya bakteri, jamur; gulma adalah tumbuhan yang dapat
mengganggu tanaman yang dibudidayakan dikarenakan menyebabkan kompetisi
antara tanaman, namun apabila tidak terjadinya kompetisi antara tanaman
budidaya maka tumbuhan tersebut bukanlah gulma.
Gulma merupakan suatu tumbuhan yang merugikan apabila tumbuh di
sekitar tanaman budidaya. Pertumbuhan gulma tergolong sangat cepat dan dapat
beradaptasi secara cepat. Selain itu, perbanyakan pada gulma melalui biji dapat
menghasilkan hingga ribuan jumlahnya. Oleh karena itu, penanggulangan
keberadaan gulma haruslah tepat sehingga hal tersebut tidak menyebabkan
terhambatnya pertumbuhan tanaman budidaya.
Gulma berinteraksi dengan tanaman budidaya melalui persaingan untuk
mendapatkan satu atau lebih faktor tumbuh yang terbatas, seperti halnya cahaya,
hara, dan air. Tingkat persaingan antara gulma dengan tanaman bididaya
bergantung pada adanya curah hujan, varietas tanaman, kondisi tanah, kerapatan
gulma, pertumbuhan gulma, serta umur tanaman saat gulma mulai bersaing.
Langkah awal yang dapat dilakukan adalah melakukan penyiangan setiap minimal
dan
lain-lain;
gulma
berdaun
sempit
(golongan
rumput),
seperti Axonopus sp., Paspalum sp., Panicum repens, dan lain-lain; golongan teki,
seperti Cyperus rotundus, Cyperus kilinga, dan lain-lain. Cara kerja dari herbisida
pada gulma diantaranya dapat mengganggu pada proses anabolisme senyawa
penting seperti asam lemak atau asam amino serta pati pada tumbuhan. Cara kerja
lainnya yaitu dengan mengganggu keseimbangan produksi bahan-bahan kimia
yang diperlukan gulma tersebut. Herbisida merupakan bahan kimia yang dapat
mematikan ataupun menghambat pertumbuhan normal bagi gulma.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui klasifikasi dan sifat-sifat pada pengendalian gulma secara kimiawi.
2. Mengetahui teknik aplikasi dan metode pada pengendalian gulma secara
kimiawi.