Anda di halaman 1dari 13

STEP I

1. Plak gigi
:
Plak gigi memegang peranan penting dalam proses karies gigi dan inflamasi
jaringan lunak sekitar gigi. Plak gigi adalah suatu lapisan lunak yang terdiri dari
kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak diatas suatu matriks yang
terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan
2. Karang gigi :
Karang gigi atau dental calculus merupakan kumpulan plak yang

telah

mengalami pengerasan atau termineralisasi yang menempel pada permukaan gigi


3. Regio
:
bagian suatu wilayah
STEP II
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Mengapa rongga mulut terasa bau?


Bagaimana proses terbentuknya dental plak?
Mengapa pada gigi yang jarang digunakan akan timbul plak lebih cepat?
Apa saja macam-macam plak?
Bagaimana pembentukkan karang gigi?
Bagaimana hubungan plak dengan penyakit karies gigi?
Apa saja factor yang mempengaruhi pembentukkan karang gigi?
Apa bahaya dari adanya karang gigi?
Bagaimana pencegahan dari karang gigi?

STEP III
1. PROSES RONGGA MULUT TERASA BAU

Pada gigi yang mempunyai karang gigi pada permukaannya akan


menyebabkan permukaan gigi menjadi kasar sehingga ini menyebabkan sisa
makanan mdah menempel dan sulit dibersihkan sehingga lama-kelamaan akan
menyebabkan

penebalan

lapirsan

menimbulkan bau yang tidak sedap.

Bakteri

karang

gigi

yang

pada

akhirnya

Mulut salah satu tempat yang disukai bakteri. Mikroorganisme


bersembunyi di antara gigi dan permukaan lidah. Bakteri berkembang biak
danakan mengeluarkan bau yang tidak sedap.

Makanan beraroma tajam seperti bawang putih, durian, ikan (meskipun sudah
menyikat gigi).

Kebiasaan merokok dan minum kopi.

Mulut kering, kurang minum air.

Penyakit : infeksi saluran napas, sinus kronis, diabetes, lever.

Dibawah ini merupakan skema proses rongga mulut menjadi bau :


Karang gigi Permukaan kasar Pembusukkan Bau
Karang gigi penumpukkan makanan pembusukkan sisa makanan
menimbulkan bau dan racun
2. PROSES TERBENTUKNYA DENTAL PLAK
Pembentukan plak terjadi melalui 3 tahap yaitu pembentukan pelikel, perlekatan
bakteri (kolonisasi) dan pengerasan. Plak terbentuk ketika pelikel, sisa makanan dan
bakteri bergabung. Tahap pertama pembentukan plak adalah melekatnya pelikel pada
email gigi. Pelikel adah lapisan tipis dari protein air ludah yang melekat sesaat setelah
gigi dibersihkan. Pelikel berperan melindungi email dari aktivitas asam. Namun disisi
lain, pelikel juga menyediakan permukaan yang bersifat sticky (lengket) sehingga bakteri
mudah menempel. Bakteri yang mudah menempel pada permukaan luar pelikel terutama
adalah bakteri streptococcus mutans dan streptococcus sangius.
Bakteri-bakteri tersebut memproduksi substansi yang menstimulasi bakteribakteri bebas untuk bergabung. Bakteri-bakteri terus menempel dan berkembang biak
sehingga mengakibatkan peningkatan masa. Jika plak tidak dibersihkan, akan
terakumulasi dan mengeras menjadi karang gigi.
3. ALASAN TERBENTUKNYA PLAK LEBIH CEPAT

Pada saat gigi di pakai untuk mengunyah ada efek self cleansing pada saat
proses pengunyahan tersebut maka sisa-sisa makanan (serpihan) akan menuju ke sisi
gigi yang tidak dipakai untuk mengunyah,sehingga pada sisi gigi yang tidak dipakai
untuk mengunyah sisa-sisa makanan akan melekat pada permukaan gigi
tersebut.Kombinasi bakteri dengan sisa makanan akan membentuk plak dan plak
lama kelamaan akan mengeras menjadi karang gigi,sehingga pada gigi yang tidak
pernah di pakai untuk mengunyah akan timbul karang gigi dengan cepat.
4. MACAM-MACAM PLAK
1. Plak Supraginggival
Berada pada koronal atau tepi ginggiva. Bakteri yang dominan adalah spesies
streptococcus, Actinomyces, Diphthery, Peptostreptococcus, Veillonella, dan bakteri
Gram Positif. Bakteri memperoleh nutrisi dari sisa makanan yang terdapat pada rongga
mulut berupa karbohidrat.
2. Plak Subginggival
Berada di bawah margin ginggiva. Kolonisasi bakteri subginggiva hanya terjadi
bila ada plak supraginggiva dan ginggivitis. Plak pada margin ginggiva menghalangi
keluarnya aliran GCF dan masuknya saliva ke dalam sulkus ginggiva sehingga
menyebabkan berkembangnya bakteri anaerob dan terbentuknya kalkulus. Plak
subginggiva dapat berupa full dan partial dentures (denture plaque) dan orthodontic
appliance-related plaque.
3. PEMBENTUKKAN KARANG GIGI ATAU KALKULUS
Setelah kita menyikat gigi, pada permukaan gigi akan terbentuk lapisan
bening dan tipis yang disebutpelikel. Pelikel belum ditumbuhi kuman. Apabila
pelikel sudah ditumbuhi kuman, disebut plak. Plak yang dibiarkan lamakelamaan terkalsifikasi (berikatan dengan kalsium) dan mengeras sehingga
menjadi karang gigi. Jika hal ini dibiarkan, maka dapat menyebabkan berbagai
penyakit gusi, seperti radang gusi (gingivitis) yang ditandai dengan gusi tampak
lebih merah, agak membengkak, dan sering berdarah saat menggosok gigi.
Kemudian, hal ini dapat berlanjut menjadi radang jaringan penyangga gigi lainnya
(periodontitis) bila tidak segera dirawat. Bila sudah tahap ini dapat menimbulkan
gigi goyang karena jaringan penyangga gigi sudah rusak. Jika sudah begitu,
karang gigi tak bisa dihilangkan dengan penyikatan biasa.

Beberapa macam teori dikemukakan oleh para peneiti mengenai proses


pembentukan kalkulus, antara lain :
1. Teori CO
Menurut teori ini pengendapan garam kalsium fosfat terjadi akibat adanya
perbedaan tekanan CO dalam rongga mulut dengan tekanan CO dari duktus
saliva, yang menyebabkan pH saliva meningkat sehingga larutan menadi jenuh.
(Disajikan pada seminar Perkembangan Pedodontik dan Periodontik Masa Kini,
yang diselenggarakan oleh PDGI Cabang Bekasi pada tanggal 10 Juli 1993)
2. Teori Protein
Pada konsentrasi tinggi, protein klorida saliva bersinggungan dengan
permukaan gigi maka protein tersebut akan keluar dari saliva, sehingga
mengurangi stabilitas larutannya da teradi pengendapan garam kalsium fosfat.
3. Teori Fosfatase
Fosfatase berasal dari plak gigi, sel-sel epitel mati atau bakteri. Fosfatase
membantu proses hidrolisa fosfat saliva sehingga terjadi pengendapan garam
kalsium fosfat.
4. Teori Esterase
Esterase terdapat pada mikrorganisme, membantu proses hidrolisis ester
lemak menjadi asam lemak bebas yang dengan kalsium membentuk
kalsiumfosfat.
5. Teori Amonia
Pada waktu tidur, aliran saliva berkurang, urea saliva akan membentuk
4.

ammonia sehingga pH saliva naik dan terjadi pengendapan garam kalsium fosfat.
Teori pembenihan
Plak gigi merupakan tempat pembentukan inti ion-ion kalsium dan fosfor
yang akan membentuk kristal inti hidroksi apatit dan berfungsi sebagai benih
kristal kalsium fosfat dari saliva jenuh.
Lokasinya karang gigi ada di supra ginggiva (permukaan gigi diatas gusi)
warna kuning kekuningan dan juga subginggiva (permukaan gigi dibawah gusi)
berwarna kehitaman.

Kalkulus supraginggiva terjadi saat karbohidrat menempel ke dalam plak


maka metabolisme menjadi asam dan polisakarida ekstra seluler. Nantinya
asam mengakibatkan lubang gigi dan polisakarida bersufat adhesive (pelekat)
sehingga plak makin menempel dan menebal, kurangnya menjaga kebersihan
gigidan

mulut

membuat

plak

matang

yang

mengandung

banyak

mikroorganisme sekitar 2-14 hari, kalsium dan fosfat akan keluar bersama air
ludah dan mengendap di plak sehingga terjadi pengendapan dan mengeras
Kalkulus subginggiva terjadi sama seperti suprginggiva tetapi ditambah
rembesan darah sehingga mengendap mengeras dan berwarna kehitaman
6. HUBUNGAN PLAK DENGAN PENYAKIT KARIES
Hubungan antara Plak dengan Penyakit Karies
Karies gigi merupakan penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan oleh
aktivitas metabolisme mikroorganisme, yang dapat mengakibatkan terjadinya
proses demineralisasi jaringan keras gigi. Karies terjadi bukan disebabkan karena
satu kejadian saja tetapi disebabkan oleh serangkaian proses yang terjadi selama
beberapa kurun waktu. Karies dinyatakan sebagai penyakit multifaktorial yaitu
adanya beberapa faktor yang menjadi penyebab terbentuknya karies. Ada tiga
faktor utama yang memegang peranan yaitu faktor host (tuan rumah), agen
(mikroorganisme), substrat (diet) serta ditambah faktor waktu. Proses terjadinya
karies dimulai dari enamel ditutupi oleh endapan pelikel saliva, kemudian
mikroorganisme melekat yang disebut plak, apabila ada substrat (makanan)
berkarbohidrat lengket di plak disebut debris, mikroorganisme meragi substrat
sehingga menyebabkan pH plak turun sampai 5 mengakibatkan demineralisasi
enamel. Bila hal ini berlangsung berulang-ulang dapat terjadi karies.

Hubungan antara Plak dengan Penyakit Periodontal


Plak selain merupakan penyebab utama karies gigi juga dapat
menyebabkan terjadinya penyakit periodontal. Ada dua tipe penyakit periodontal
yang biasa dijumpai yaitu gingivitis dan periodontitis. Gingivitis adalah bentuk
penyakit

periodontal

yang

ringan,

biasanya

gingiva

berwarna

merah,

membengkak dan mudah berdarah sedangkan periodontitis adalah kerusakan


tulang pendukung gigi. Pembersihan gigi yang kurang baik menyebabkan plak
mengumpul makin banyak dan akan mengiritasi gingiva, dan berlanjut merusak
jaringan penyangga yang lebih dalam. Bila penyakit ini berlangsung terus maka

tulang penyangga lama-kelamaan menjadi goyang dan sampai pada akhirnya gigi
yang terkena penyakit ini akan tanggal sendiri tanpa pencabutan.
5. FAKTORYANG MEMPENGARUHI PEMBENTUKKAN KARANG GIGI
Lingkungan fisik, yaitu berdasarkan :
1. anatomi dan posisi gigi
Pada bentuk gigi yang mempunyai banyak fisur dan pit akan lebih
mudah terbentuknya plak,

selain itu posisi gigi yang tidak beraturan akan

menyulitkan dalam pembersihan sehingga sisa makanan akan mudah tersimpan


dan menyebabkan plak semakin menebal .
2. Anatomi dan jaringan sekitar gigi
Gigi yang jaringan pendukungnya mengalami kelainan
seperti terdapatnya

poket

akan

memudahkan sisa makanan menumpuk

sehingga plak akan mudah terbentuk.


3.Struktur permukaan gigi
Permukaan gigi yang terdapat tambalan seperti pada tambaan kelas II yang
sampai ke permukaan servikal gigi, ataupun restorasi lainnya seperti mahkota dan
jaket, apabila permukaannya masih kasar karena tidak dipoles ataupun karena
pemasangannya tidak benar akan menyebabkan retensi sisa makanan pada
tambalan tersebut atau pada batas antara mahkota dan jaket dengan permukaan
servikal gigi, dan akhirnya menumpuk dan terbentuklah plak.
4. Waktu
Lamanya sisa makanan yang tertinggal menetukan terjadi atau tidaknya suatu
plak. Semakin lama waktunya akan semakin mudah terbentuk plak.
5. Terdapatnya bakteri yang berasal dari saliva, cairan gusi dan diet
Peran bakteri sangat besar dalam pembentukan plak, sebab tanpa bakteri
maka pembentukan plak akan terhambat. Plak akan terbentuk pada manusia dan
hewan yang makanannya melalui lambung, walaupun dalam jumlah yang kecil.
Masih diperdebatkan apakah frekuensi makanan atau jumlah asupan makanan
mempengaruhi jumlah deposit plak, demikian juga plak bakteri memang

menggunakan nutrient yang dapat berdifusi dengan mudah ke dalam plak,


misalnya larutan gula, sukrosa, fruktosa, maltosa, dan laktosa. Serat mungkin juga
berfungsi sebagai substrat bakteri ( Manson dan Eley, 1993).
Dekstran adalah produk bakteri ekstraseluler yang terpenting, karena
relatif tidak larut dan mempunyai sifat adhesif . Dekstran dapat diproduksi dari
sukrosa didalam makanan dan mempunyai deposisi plak dan metabolisme. Plak
terbentuk lebih cepat selama tidur dari pada setelah makan karena aksi mekanis
dari pengunyahan makanan ditambah dengan aliran saliva yang terstimullir akan
menghalangi deposisi plak. Makanan yang keras, kasar dan berserat juga
menghalangi pembentukan plak dan fakta ini sudah diteliti pada produksi plak
eksperimental ( Manson dan Eley, 1993 ).
Dan menurut Seymour dan heasman (1992)Terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi perkembangan dan komposisi plak, seperti yang dikemukakan oleh yaitu :
a. Umur
Secara kuantitatif pada individu yang tua ditemukan bakteri dalam jumlah yang
lebih sedikit pada 4-8 jam sesudah pembentukan plak, meskipun perbedaan ini
tidak terjadi lagi setelah 24 jam Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pada
hari pertama dan seterusnya plak terkumpul dengan kecepatan lebih besar pada
orang tua dibandingkan orang muda. Perbedaan tersebut kemungkinan disebabkan
karena perbedaan diet. Alternatif lain karena adanya perubahan lingkungan oral
yang disebabkan oleh berkurangnya kecepatan aliran saliva pada manusia.
b. Variasi.diurral
Perkembangan plak selama periode 24 jam tidak konstan Kecepatan
perkembangannya berkurang sampai setengahnya selama periode 24 jam kedua.
Salah satu kemungkinan yang dapat menerangkan hal ini adalah bahwa koloni
bakteri kekurangan makanan bila sekresi saliva berkurang yaitu pada malam hari.
c. Sifat.pelikel
Komposisi dan struktur pelikel mengkin mempengaruhi interaksi antara pelikel
dan koloni bakteri Interaksi hidrofobik antara pelikel dan bakteri diduga

berperan

penting

dalam

meningkatkan

perlekatan

bakteri

ke

gigi.

d. Kekasaran.permukaan
Pemukaan gigi yang tidak teratur dan kasar memudahkan kolonisasi bakteri pada
enamel Permukaan gigi yang tidak teratur meliputi retak sederhana pada
enamel, CEJ yang menonjol dan daerah enamel hipoplasia. Setelah kolonisasi
awal pada gigi yang rusak, plak akan berkembang lebih cepat dari pada daerah
enamel

yang

halus.

e. Lokasi.plak.dalam.mulut
Plak pada fisur oklusal mempuyai komposisi bakteri yang berbeda dengan plak
dentoginggiva pada permukaan gigi yang halus Hal ini dipengaruhi juga oleh
faktor ekologi, seperti kebutuhan nutrisi, kadar oksigen lokal, penghilangan
bakteri oleh saliva.
f. Diet
Bakteri dalam plak mampu memetabolisme berbagai diet gula untuk
menghasilkan polimer karbohidrat yang menjadi komponen utama matriks plak
Konsekuensinya, jika diet terdiri dari berbagai karbohidrat, maka kuantitas
kecepatan pembentukan plak akan meningkat.
g. Bahan.restorasi.gigi
Pasien yang sering datang ke dokter gigi biasanya banyak memiliki tumpatan
berikut dengan bahan tumpatan yang berbeda-beda. Retensi plak pada bahanbahan tersebut bervariasi, dimana perlekatan lebih disebabkan oleh karena adanya
permukaan yang kasar daripada struktur ataupun komposisi materialnya. Terdapat
laporan bahwa porselen meretensi plak lebih sedikit disbanding bahan lain. Akan
tetapi, perbedaan tersebut berkurang apabila bahan-bahan tersebut dipoles dengan
baik.
8. BAHAYA KARANG GIGI

Karang gigi yang menempel pada permukaan gigi mendesak gusi sehingga gusi
mengecil, menyiut sehingga akar gigi bagian atas tidak terbungkus gusi. Ini
mengakibatkan rasa ngilu pada bagian tersebut karena permukaannya sensitif,
biasanya permukaan akar yang tidak tertutup gusi itu terselimut karang gigi yang
sangat kotor dan bakteri

Gusi yang sudah terdesak apabila terkena rangsangan benda asing , membengkak
dan sangat merah dan mudah berdrah dan terasa sakit. Bahkan bisa keluar nanah
seingga gusi bisa meradang atau gingivitis

Penyakit ginggivitis ini tidak akan berhenti namun akan terus menjalar masuk
kedalam jaringan sekitar gigi dan bakteri2 berkembang biak dan menyerbu daerah
ini sehingga terjadi periodentitis (radang jaringan pendukung gigi) periodentitis
menyebabkan gigi tidak kokoh pada gusi sehingga bisa goyah dan lepas

9. PENCEGAHAN KARANG GIGI


Pencegahan karang gigi adalah dengan menyikat gigi dengan baik dan benar
setiap hari. Penyikatan gigi sebaiknya dilakukan 2 x sehari, yaitu setiap kali setelah
makan pagi dan sebelum tidur malam. Karena pada waktu tidur aktifitas gigi dan mulut
berhenti dan memudahkan bakteri untuk berkembang biak. Selain itu pembersihan gigi
dapat menggunakan benang khusus atau dental floss yang dibuat untuk kedokteran gigi
untuk membersihkan sela sela gigi. Sedangkan cara menyikat gigi yang baik benar
adalah : Untuk bagian depan permukaan gigi yaitu bagian bibir dan pipi, dilakukan
dengan cara memutar. Untuk bagian mengunyah dan menggigit, dilakukan dengan cara
maju mundur. Sedangkan pada bagian dalam yaitu bagian lidah dan langit langit
dilakukan dengan cara mencongkel.
Apabila setelah makan dan tidak sempat gosok gigi, lakukan kumur dengan air.
Untuk menghilangkan sisa makanan. Atau dengan makan buah buahan yang berserat
dan banyak mengandung air. Pembersihan karang gigi atau scalling sebaiknya dilakukan

secara rutin tiap 2 sampai 4 kali dalam setahun dengan pergi ke dokter gigi. Atau atas
pertimbangan dokter atas kondisi yang ditemukan. Laju pembentukan karang gigi setiap
individu berbeda beda dipicu oleh bebagi faktor dalam tubuh misalnya pada penderita
diabetes biasanya karang gigi cepat terbentuk karena kondisi tingkat kekentalan air liur
sangat tinggi dan jumlahnya sedikit, karena itu semakin capat karang gigi terbentuk
sering pula kita melakukan perawatan pembersihan

STEP IV

FD
ae
kn
tt
oa
rl
-P
fe
al
kkkk
te
ooll
r

STEP V
LO yang didapat pada hari ini adalah:
1.
2.
3.
4.
5.

Mampu mengetahui proses pembentukkan plak gigi


Mampu mengetahui dampak dari plak serta factor-faktor penyebabnya
Mampu mengetahui komponen-komponen penyusun dental plak
Mampu mengetahui proses pembentukkan karang gigi
Mampu mengetahui interaksi mikroba antara karang gigi dengan karies

STEP 7 KU
6.

PEMBENTUKKAN KALKULUS
Kalsium dan fosfat mengikat untuk membentuk hablur pada gigi. Hablur kalsium
fosfat ini akhirnya menjadi keras dalam plak, membentuk kalkulus. Beberapa jenis bahan
kimia yang dipanggil pirofosfat menolong mengurangkan pembentukan kalkulus dengan
menghalang pertumbuhan hablur pada permukaan gigi dan mencegah hablur baru dari
terbentuk

7. Interaksi mikroba karang gigi


1. Plak merupakan penyebab dari karies dan karang gigi. Mikroorganisme yang aktif pada
karang gigi adalah Actinomyses.Actynomyses merupakan bakteri berbentuk panjang atau
batang, filamentnya bercabang, terlihat sekilas seperti fungal hypae
2. Mineral kalsium dan phosphat sebagai pembentuk karang gigi dapat diperoleh dari
konsumsi makanan dan minuman
Interaksi mikroba Pada karies
Dinding sel S. mutans memiliki beberapa karakter, antara lain : (1) Surface protein
antigen I/II yang berfungsi sebagai mediator perlekatan. (2) Serotipe yang terdiri dari 6 serotipe
yang berfungsi spesifik adherence. Dalam hal ini berupa setotipe c. (3) Glukan Binding Protein
(GBP) yang berfungsi sebagai akumulasi.
Media yang dapat digunakan untuk membiakkan S. mutans adalah Tryptone Yeast
Cysteine (TYC) dan media agar darah
Sumber :
Jurnal BIMKGI Vol. 1 No. 1 Edisi Oktober 2012 Antibodi Monoklonal Streptococcus
Mutans 1 (c) 67 kDa sebagai Imunisasi Pasif dalam Alternatif Pencegahan
KariesGigi secara Topikal Berlian Bidarisugma1, Sekar Putri Timur1, Rizki
Purnamasari

Jurnal Skala Husada Volume 8 Nomor 2 September 2011 ; 167-171 Perbedaan kondisi

karang gigi pada masyarakat yang mengkonsumsi airsumur dengan bukan air sumurI
Made Budi Artawa , I G A A Pt.Swastini

Anda mungkin juga menyukai