PANCASILA
KEBIJAKAN PEMERINTAH UNTUK IKUT DALAM MASYARAKAT
EKONOMI ASEAN (MEA) SEHINGGA MENGIZINKAN TENAGA KERJA
ASING UNTUK BEKERJA DI INDONESIA
Fakultas
Program Studi
Ilmu Komputer
Informatika
TatapMuka
00
Kode MK
DisusunOleh
1. BAYU M TAUFIK (41114120043)
2. FIRDIANSA (41311120050)
3. FUAD HASAN AJI (41311120057)
4. HARRY PRATAMA (41114120054)
5. INDAH PERMATASARI
(41512120112)
6. SUSANTO FIRDAUS (41114120051)
7. VERONICA RISKA S (43115110583)
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan dan mencari beberapa bahan materi pendukung
untuk terselesainya makalah ini.
Dan harapan kami makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,
untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik
lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, oleh karena itu kami membutuhkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Jakarta, 13 Oktober2015
Penyusun
201
5
Pancasila
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
DAFTAR ISI
201
5
Pancasila
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pendahuluan
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 yang sudah di depan mata ini. Masyarakat
Ekonomi ASEAN atau biasa disebut MEA merupakan suatu gagasan untuk menyatukan
kekuatan ekonomi di wilayah asia tenggara. Oleh karena itu, perlu dipersipkan sumber daya
yang ada di Indonesia.
Indonesia merupakan salah satu negara terbesar populasinya yang ada di kawasan
ASEAN. Masyarakat Indonesia berbagai jenis suku, bahasa dan adat istiadat yang terhampar
dari Sabang sampai Merauke. Indonesia mempunyai kekuatan ekonomi yang cukup bagus.
Ini menjadi modal yang penting untuk mempersiapkan masyarakat Indonesia menuju ASEAN
Economic Community (AEC ) tahun 2015.
Jika dilihat dari sisi demografi Sumber Daya Manusia-nya, Indonesia dalam
menghadapi ASEAN Economic Community ini sebenarnya merupakan salah satu Negara
yang produktif. Jika dilihat dari faktor usia, sebagian besar penduduk Indonesia atau sekitar
70% nya merupakan usia produktif. Jika kita lihat pada sisi ketenaga kerjaan kita memiliki
110 juta tenaga kerja (data BPS, tahun 2007).
Kekayaan sumber alam Indonesia yang tidak ada dua nya di kawasan, merupakan
local-advantage yang tetap menjadi daya tarik kuat dengan sumber daya alam yang begitu
besar dapat dijadikan modal untuk menyongsong Indonesia menuju ASEAN Economy
Community 2015. Di samping jumlah penduduknya terbesar yang dapat menyediakan tenaga
kerja. Stabilitas ekonomi Indonesia yang kondusif merupakan sebuah opportunity dimana
Indonesia akan menjadi sebuah kekuatan tersendiri. Indonesia harus segera berbenah diri
untuk menyiapkan Sumber Daya Indonesia yang kompetitif dan berkulitas global demi
merealisasikan ASEAN Economy Community 2015.
Masyarakat Ekonomi Asean adalah integrasi kawasan ASEAN dalam bidang
perekonomian. Pembentukan MEA dilandaskan pada empat pilar. Pertama, menjadikan
ASEAN sebagai pasar tunggal dan pusat produksi. Kedua, menjadi kawasan ekonomi yang
kompetitif. Ketiga, menciptakan pertumbuhan ekonomi yang seimbang, dan pilar terakhir
adalah integrasi ke ekonomi global.
201
5
Pancasila
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
201
5
Pancasila
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1.
yang
dapat
menstimulus
pertumbuhan
ekonomi
melalui
201
5
Pancasila
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Namun laporan ini memprediksi bahwa banyak perusahaan yang akan menemukan
pegawainya kurang terampil atau bahkan salah penempatan kerja karena kurangnya
pelatihan dan pendidikan profesi.
Jadi, penulis menyimpulkan bahwa peluang dan tantangan Indonesia dalam
Mayarakat Ekonomi ASEAN sangatlah besar. Indonesia dapat memperoleh beberapa
keuntungan diantaranya meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Namun hal itu juga
harus diikuti oleh perbaikan kualitas sumber daya manusia, dan pemanfaatan sumber
daya alam semaksimal mungkin.
Potensi Sumber Daya Indonesia Dalam Rangka Menghadapi MEA
ASEAN economic community (AEC) tahun 2015 merupakan suatu program bagi
negara- negara ASEAN untuk lebih meningkatkan kualitas ekonomi khususnya
perdagangan agar menjadi sebuah akses yang lebih mudah seperti menerapkan
penghapusan bea masuk (Free Trade Area) untuk mewujudkan sebuah single market.
Tentunya ini membuat banyak peluang khususnya bagi Indonesia untuk lebih
meningkatkan kualitas produk- produknya maupun tenaga kerjanya yang profesional
dalam memasuki tantangan ruang lingkup ASEAN community.
Perihal Kesiapan Sumber Daya Indonesia untuk Memasuki ASEAN Economy
Community sangatlah punya potensi dan modal yang kuat dalam menyukseskan
program tersebut, karena dengan luasnya geografis negara, juga ditunjang dengan
sumber daya alam yang sangat banyak dan juga sumber daya manusia yang mumpuni
sehingga keyakinan jika Indonesia bisa meningkatkan daya saing dan menjadi pemain
utama dalam AEC bisa terwujud.
Dan pada akhirnya, dengan optimisme dan kesiapan seluruh elemen masyarakat
Indonesia baik dari segi SDM dan SDA-nya dalam menyambut ASEAN Economic
Community tahun 2015 dapat menjadikan rakyat Indonesia menjadi sejahtera,
pertumbuhan ekonomi yang didorong dari sektor UMKM terus berkembang, dengan
sendirinya perekonomian rakyat terus meningkat, sehingga pembangunan menjadi
merata tidak terpusat di Pulau Jawa, dengan begitu tingkat kemiskinan bisa terus
berkurang.
Dengan adanya AEC 2015 akan memicu tumbuhnya pengusaha-pengusaha yang
bukan hanya mampu bersaing di panggung nasional, tetapi juga mampu bersaing di
tataran global.
201
5
Pancasila
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
201
5
Pancasila
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
menjadi unggulan. Kepulauan riau yang 95 persen wilayahnya terdiri atas laut,
memiliki potensi yang sangat besar untuk pengembangan sektor perikanan. Untuk
menciptakan perikanan menjadi sektor unggulan perlu didukung oleh beberapa hal,
terutama peningkatan kapasitas pelabuhan perikanan, pengembangan armada
perikanan, pengembangan pola kemitraan nelayan, pembangunan kawasan budidaya
perikanan yang didukung oleh industri paska budidaya, bimbingan teknis bagi
nelayan, serta pengawasan dan penangkapan ilegal fishing. Rencana untuk merebut
porsi lalu lintas barang di Selat Malaka dengan pembangunan Pelabuhan Tanjung
Sauh dan pengembangan Pelabuhan Batu Ampar harus didukung oleh berbagai pihak
terkait. Saat ini lalu lintas barang di Selat Malaka masih dikuasai oleh Singapura dan
Malaysia.
Dengan pembangunan kedua pelabuhan tersebut, Kepulauan Riau tidak hanya
menjadi penonton, melainkan ikut berkontribusi sebagai pemain dan mengambil
manfaat ekonomi dari posisi strategisnya yang berada dalam salah satu wilayah
tersibuk jalur perdagangan dunia. Salah satu sektor unggulan lainnya yang dapat
menjadi sektor potensial di Kepulauan Riau sebagai wilayah perbatasan adalah sektor
pariwisata. Kedekatan jarak dengan Singapura harus dijadikan peluang untuk
menarik wisatawan dunia yang banyak berkunjung ke negara tersebut. Untuk
mewujudkan keunggulan ini tentu harus didukung oleh perbaikan sarana transportasi,
infrastruktur, event kebudayaan baik rutin maupun seasonal, SDM terlatih, dll.
Terwujudnya sektor pariwisata menjadi primadona memiliki multipllier effect
terhadap peningkatan sektor-sektor lainnya, seperti Sektor Perdagangan, Hotel, dan
Restoran; Sektor Jasa-jasa, Sektor Industri Pengolahan melalui peningkatan produksi
cinderamata dan handycraft, Sektor Bangunan melalui pembangunan konstruksi
pendukung pariwisata, dan sektor-sektor lainnya. Untuk peningkatan daya saing dan
antisipasi menghadapai MEA 2015, peningkatan Sumber Daya Manusia yang handal
mutlak diperlukan. SDM ini harus dipersiapkan sebagai insan yang berdaya saing
regional bahkan global. Perlu juga dipersiapkan pengembangan usaha mikro, kecil,
menengah, (UMKM), dan juga penciptaan wisausahawan baru untuk mendukung
penguatan sektor potensial. Implementasi ASEAN China Free Trade Area (ACFTA)
2010 dapat menjadi pelajaran berharga bagi kita, dimana ketika penerapan ACFTA
banyak pihak yang belum siap akibat lemahnya koordinasi dan upaya perencanaan
sebelum diberlakukannya ACFTA. Dengan implemetasi MEA yang semakin dekat,
201
5
Pancasila
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
sudah saatnya kita berbenah dan mengambil tindakan sedini mungkin untuk
menghadapi persaingan yang akan semakin sengit. Kerjasama dan prioritas
kepentingan nasional harus dikedepankan oleh berbagai pihak untuk mendukung
terciptanya Indonesia menjadi negara yang mendapatkan keuntungan terbesar dengan
diterapkannya MEA 2015.
ASEAN Economic Community (AEC) sebenarnya merupakan bentuk integrasi
ekonomi yang sangat potensial di kawasan maupun dunia. Barang, jasa, modal dan
investasi akan bergerak bebas di kawasan ini. Integrasi ekonomi regional memang
suatu kecenderungan dan keharusan di era global saat ini. Hal ini menyiratkan aspek
persaingan yang menyodorkan peluang sekaligus tantangan bagi semua negara.
Skema AEC 2015 tentang ketenagakerjaan, misalnya, memberlakukan liberalisasi
tenaga kerja profesional papan atas, seperti dokter. Sayangnya tenaga kerja kasar yang
merupakan kekuatan Indonesia tidak termasuk dalam program liberalisasi ini. Justru
tenaga kerja informal yang selama ini merupakan sumber devisa non-migas yang
cukup potensional bagi Indonesia, cenderung dibatasi pergerakannya di era AEC
2015.
Indonesia masuk ke dalam kategori negara berpendapatan menengah, dimana tuntutan
transformasi pertumbuhan ekonominya dari semula bergantung pada sumber daya
alam dan alokasi tenaga kerja murah (resources and low cost-driven growth) menjadi
tuntutan untuk menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi dengan memanfaatkan
modal fisik dan sumber daya manusia terampil (productivity-driven growth), agar
pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak stagnan dan terhindar dari jebakan negara
berpendapatan menengah (middle income trap).
Indonesia sangatlah punya potensi dan modal yang kuat dalam mensukseskan ASEAN
Economic Community, karena dengan luasnya geografis negara kita, juga ditunjang
dengan sumber daya alam yang sangat banyak dan juga sumber daya manusia yang
mumpuni. Dukungan sumber daya diperlukan untuk mengelola berbagai potensi yang
saat ini dimiliki Indonesia sebagai persiapan memasuki ASEAN Economic
Community.Pemerintah dapat menerapkan kearifan lokal yang sangat bervariasi
dalam mengeksplore sumber daya alam. Sementara itu Indonesia punya modal dasar
atau modal dasar penting, yaitu sumber daya manusia, sumber daya alam, pengalaman
Indonesia dalam mengatasi krisis, hubungan luar negeri yang terjalin baik, dan letak
201
5
10
Pancasila
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
inovasi,
distribusi
teknologi,
dan
menghalangi
tercapainya
pertumbuhan optimal," kata Duta Besar Indonesia untuk PBB (2004--2007) ini.
3. Menurut rektor Universitas Sebelas Maret (Solo) Ravik Karsidi salah satu
persiapan UNS adalah dengan mempersiapkan sumber daya manusia (SDM)
dengan hard skill dan soft skill. Dari segi hard skill, UNS mempersiapkan kurikulum
agar mahasiswanya mampu bersaing dengan lulusan perguruan tinggi luar negeri.
Sementara itu, dari segi soft skill, UNS membekali mahasiswanya dengan persiapan
201
5
11
Pancasila
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Negara Pengekspor.
Dengan meningkatnya harga komoditas internasional, sebagian besar negara ASEAN
mencatat surplus pada neraca transaksi berjalan. Prospek perekonomian yang cukup baik
menyebabkan ASEAN menjadi tempat tujuan investasi.
Daya Saing
Liberalisasi perdagangan barang ASEAN akan menjamin kelancaran arus barang untuk
pasokan bahan baku maupun bahan jadi di kawasan ASEAN karena hambatan tarif dan non
tarif yang tidak ada lagi.
Aliran Modal
Dari sisi penarikan aliran modal asing, ASEAN sebagai kawasan dikenal sebagai tujuan
penanaman modal global, termasuk CLMV khususnya Vietnam.
2. Tantangan
Laju Peningkatan Ekspor dan Impor
201
5
12
Pancasila
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tantangan yang dihadapi oleh Indonesia memasuki integrasi ekonomi ASEAN tidak hanya
yang bersifat internal di dalam negeri tetapiterlebih lagi persaingan dengan negara sesama
ASEAN dan negara lain di luar ASEAN seperti China dan India.
Laju Inflasi
Tantangan lainnya adalah laju inflasi Indonesia yang masih tergolong tinggi bila di
bandingkan dengan negara lain di kasawan ASEAN. Stabilitas makro masih menjadi kendala
peningkatan daya saing Indonesia dan tingkat kemakmuran Indonesia juga masih lebih rendah
dibandingkan negara lain.
Kesamaan Produk
Kesamaan jenis produk ekspor unggulan ( sektor pertanian, perikanan, produk karet, produk
berbasis kayu, dan elektronik ) merupakan salah satu penyebab pangsa perdaganagn intraASEAN yang hanya berkias 20-25 persen dari total perdagangan ASEAN. Indonesia perlu
melakukan strategi peningkatan nilai tambah bagi produk ekspornya sehingga mempunyai
karakteristik tersendiri dengan produk dari Negara-negara ASEAN.
201
5
13
Pancasila
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
14
Pancasila
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
ekonomi neoliberal yang dominan untuk menjadi lebih berkemanusiaan dan berkeadilan
sosial yang dijiwai nilai-nilai Pancasila. Bukan hal yang mustahil jika kelak istilah
Hattanomics menjadi ikon Ekonomi Pancasila dan bisa menggeser dominasi perspektif
Reagenomics dan Thatcherisme- ikon utama gagasan Ekonomi Neoliberal.
Demikian pula dengan serangan globalisasi dan segala permasalahan sosial yang timbul, kita
tidak perlu takut lagi selama kita setia menggunakan Pancasila sebagai ideologi pegangan
kehidupan bangsa. Sistem ekonomi Pancasila adalah sistem ekonomi moralistik, manusiawi,
nasionalistik, dan kerakyatan, yang telah terbukti mampu mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Jadi, jika kita mengaku negara yang berdasarkan pancasila, aturan main yang dipakai adalah
harus sistem ekonomi pancasila. Aturan main inilah yang harus kita pakai sebagai pegangan
dalam seluruh hubungan-hubungan ekonomi dengan kepentingan-kepentingan ekonomi luar
negeri dan bukan menggunakan aturan masin dari Negara barat yang notabene tidak sesuai
dengan kepribadian bangsa.
201
5
Analisa
Kesimpulan
15
Pancasila
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Jika dilihat dari sisi potensi ekonomi, Indonesia merupakan salah satu emerging
country yang saat ini menjadi salah satu kekuatan ekonomi ASEAN. Prospek
Indonesia sebagai negara dengan perekonomian nomor 16 di dunia, nomor 4 di Asia
setelah China, Jepang dan India, serta terbesar di Asia Tenggara, semakin menjanjikan
karena didukung oleh melimpahnya sumber daya alam, pertumbuhan konsumsi
swasta dan iklim investasi yang makin kondusif. Indonesia sangatlah punya potensi
dan modal yang kuat dalam mensukseskan ASEAN Economic Community, karena
dengan luasnya geografis negara kita, juga ditunjang dengan sumber daya alam yang
sangat banyak dan juga sumber daya manusia yang mumpuni. Indonesia punya modal
dasar atau modal dasar penting, yaitu sumber daya manusia, sumber daya alam,
pengalaman Indonesia dalam mengatasi krisis, hubungan luar negeri yang terjalin
baik, dan letak strategis Indonesia sebagai modal melangkah memasuki ASEAN
Economic Community.
Selain itu, Indonesia telah memiliki system ekonomi yang baik, system ekonomi
kerakyatan, untuk menghadapi MEA yang lebih ke paham liberal. Maka dari itu,
diperlukan lagi penggalakan dan pengenalan system ekonomi pancasila ini agar tetap
terjaganya kondisi ekonomi Indonesia.
Dengan hadirnya ajang MEA ini, Indonesia memiliki peluang untuk memanfaatkan
keunggulan skala ekonomi dalam negeri sebagai basis memperoleh keuntungan.
Namun demikian, Indonesia masih memiliki banyak tantangan dan risiko-risiko yang
akan muncul bila MEA telah diimplementasikan. Oleh karena itu, para risk
professional diharapkan dapat lebih peka terhadap fluktuasi yang akan terjadi agar
dapat mengantisipasi risiko-risiko yang muncul dengan tepat. Selain itu, kolaborasi
yang tepat antara otoritas negara dan para pelaku usaha diperlukan, infrastrukur baik
secara fisik dan social (hukum dan kebijakan) perlu dibenahi, serta perlu adanya
peningkatan kemampuan serta daya saing tenaga kerja dan perusahaan di Indonesia.
Jangan sampai Indonesia hanya menjadi penonton di negara sendiri di tahun 2015
mendatang.
Saran
Sesuai dengan kesimpulan diatas, maka penulis merumuskan saran dalam makalah ini
sebagai berikut:
201
5
16
Pancasila
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
DaftarPustaka
http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=6992&Itemid=26
(Diakses
13 Oktober 2015)
https://www.facebook.com/notes/arip-perbawa/kesiapan-masyarakat-indonesia-menuju-masyarakatekonomi-asean-2015/541098025904073 (Diakses 13 Oktober 2015)
http://www.irmangusman.com/pidato/read/materi-seminar-tantangan-menghadapi-asean-2015
(Diakses 13 Oktober 2015)
http://hankam.kompasiana.com/2013/05/08/kesiapan-indonesia-hadapi-asean-economic-community558118.html (Diakses 13 Oktober 2015)
201
5
17
Pancasila
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
http://pldcunpar.blogspot.com/2011/07/ekonomi-pancasila-dan-demokrasi-ekonomi.html (Diakses 13
Oktober 2015)
http://sistempemerintahan-indonesia.blogspot.com/2014/02/sistem-ekonomi-di-indonesia.html
(Diakses 13 Oktober 2015)
201
5
18
Pancasila
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id