2.1;
Tujuan
Untuk mengetahui sifat-sifat fisik dari batuan. Cara ini dapat digunakan
terhadap batuan yang tidak mudah hancur, mengembang dan melekat satu
dengan yang lainnya, serta tidak meresap air bila dipanaskan.
2.2;
Landasan Teori
Mekanika batuan adalah ilmu pengetahuan teoritik dan terapan yang
pada
permukaan
batuan,
memindahkan
batuan-batuan
yang
berlangsung.
Dalam mempelajari aspek kekuatan batuan (Mekanika Batuan), dikenal
istilah RQD rock quality designation yaitu suatu penandaan atau penilaian
kualitas batuan berdasarkan kerapatan kekar. RQD penting untuk digunakan
dalam pembobotan massa batuan (Rock Mass Rating, RMR) dan pembobotan
massa lereng (Slope Mass Rating, SMR). Perhitungan RQD biasa didapat dari
perhitungan langsung dari singkapan batuan yang mengalami retakan-retakan
(baik lapisan batuan maupun kekar atau sesar).
Massa batuan, karena proses terjadinya secara alamiah memiliki sifat
yang cenderung unik, meskipun secara deskritif namanya sama. Oleh karena itu
maka sifat massa batuan di alam dibagi menjadi:
Heterogen
Mineralogis
Butiran padatan
Void
Anisotrop
Diskontinu
Massa batuan selalu mengandung unsur struktur geologi yang
mengakibatkannya tidak kontinu seperti karena kekar, sesar, retakan, fissure,
bidang perlapisan. Struktur geologi ini cenderung memperlemah kondisi massa
batuan.
Didalam mekanika batuan, sifat-sifat batuan dibagi menjadi 2 yang slah
satunya yaitu sifat fisik. Sifat fisik batuan meliputi:
1; Porositas
Porositas didefenisikan sebagai perbandinagn antara volume total poripori batuan dengan volume total batuan per satuan volume tertentu.
Porositas batuan reservoir dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
- Porositas absolute, yaitu perbandingan antara volume pori total terhadap
volume batuan total yang dinyatakan dalam persen.
2;
batuan.
Permeabilitas
Adalah sebagai ukuran media berpori untuk meloloskan/melewatkan
fluida. Apabila media berporinya tidak saling berhubungan maka batuan
tersebut tidak mempunyai permeabilitas. Oleh karena itu ada hubungan
3;
4;
terhadap batuan yang tidak mudah hancur, mengembang dan melekat satu
dengan yang lainnya, serta tidak meresap air bila dipanaskan.
Untuk menentukan sifat fisik batuan, diperlukan perconto batuan untuk
dilakukan pengujia, pembuatannya dijelaskan sebagai berikut:
Pembuatan core di laboratorium dilakukan dari blok batu yang diambil
dari lapangan yang dibor dengan penginti laboratorium. Core yang didapat
berbentuk silinder dengan diameter pada umumnya antara 50 70 mm dan
tingginya dua kali diameter tersebut. Ukuran core dapat lebih besar dari ukuran
yang disebut di atas tergantung dari maksud pengujian.Sedangkan di Lapangan,
dari hasil pemboran inti (coring) langsung ke dalam batuan yang akan diselidiki di
lapangan didapat inti yang berbentuk silinder. Inti tersebut langsung dapat
digunakan untuk pengujian di laboratorium dengan syarat tinggi perconto minimal
dua kali diameternya. Setiap perconto yang diperoleh kemudian diukur diameter
dan tingginya, dihitung luas permukaan dan volumenya.
Dalam pengujian sifat fisik batuan ada beberapa hal yang harus
dilakukan untuk mendapatkan data guna menentukan sifat fisik batuan adalah
pengukuran terhadap :
2.3;
a; Di Laboratorium
Pembuatan contoh dilaboratorium dilakukan dari blok batu yang
diambil dari lapangan yang dibor dengan penginti laboratorium.
Perconto yang didapat berbentuk silinder dengan diameter pada
umunyaa antara 50-70 mm dan tingginya dua kali diameter tersebut.
Ukuran oerconto dapat lebih besar dari ukuran yang disebut diatas
tergantung dari maksud pengujian.
b; Di Lapangan
Dari hasil pemboran inti (core drilling) langsung kedalam batuan yang
akan diselidiki dilapangan didapat inti yang berbentuk silinder. Inti
tersebut langsung dapat digunakan untuk pengujian dilaboratorium
dengan syarat tinggi perconto minimal duakali diameternya. Setiap
2.4;
Prosedur
a; Siapkan 6 7 spesimen yang berbentuksilinder
b; Volume batuan diukur dengan menentukan dimensinya menggunakan
jangka sorong
2.6;
DAFTAR PUSTAKA
Batuan
.http://
tambang
unhas