Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Agroklimatologi
PENGENALAN ALAT AGROKLIMATOLOGI
Nama
: Muhammad Yusuf
NIM
: G11114511
Kelompok
: 24
Asisten
: Efridzal Hardin B
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Klimatologi pertanian merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan tentang
hubungan antara keadaan cuaca dan problema-problema khusus kegiatan pertanian,
terutama membahas pengaruh perubahan cuaca dalam jangka pendek. Pengamatan
dan penelaahan ditekankan pada data unsur cuaca mikro yakni keadaan dari lapisan
atmosfer permukaan bumi kira-kira setinggi tanaman atau obyek pertanian tertentu
yang
bersangkutan.
pertanian
mencakup
Selain
itu
pula
lama
dalam
musim
hubungan
pertanian,
yang
luas,
hubungan
klimatologi
antara
laju
pertumbuhan tanaman atau hasil panen dengan faktor atau unsur-unsur cuaca dari
pengamatan jangka panjang (Hasan, 1970).
Untuk menentukan iklim suatu tempat atau daerah diperlukan data cuaca yang
telah terkumpul lama (10-30 tahun) yang didapatkan dari hasil pengukuran cuaca
dengan alat ukur yang khusus atau instrumentasi klimatologi. Alat dibuat sedemikian
rupa agar hasil pengukuran tidak berubah ketelitiannya. Pemeliharaan alat yang baik
membawa keuntungan pemakaian lebih lama (Basoeki, 1986).
Pemasangan alat di tempat terbuka memerlukan persyaratan tertentu agar tidak
salah ukur, harus difikirkan tentang halangan dari bangunan-bangunan ataupun
pohon-pohon didekat alat. Agar data yang diperoleh dapat dibandingkan, kemudian
perbedaan data yang didapat bukanlah akibat kesalahan prosedur, tetapi betul-betul
akibat iklimnya yang berbeda. Berdasakan hal tersebut perlunya adanya pengetahuan
mengenai alat-alat klimatologi tersebut, baik dari kegunaan atau fungsinya dan
cara menggunakannya (Bilong, 2012).
Dibidang meteorologi dan klimatologi pertanian, data tentang lama penyinaran
sinar matahari sangat penting. Pengukuran dilakukan terhadap cahaya surya yang
sampai ke permukaan bumi. Ada beberapa alat yang biasa digunakan dalam
melakukan pengukuran penyinaran matahari ini diantaranya Tipe Campbel Stokes,
Tipe Jordan, Tipe Martin dan Tipe Foster (Hasan, 1970).
Sedangkan pada pengukuran suhu udara hal ini berhubungan langsung dengan
manusia dan kehidupannya dan penting untuk dipelajari dan dipahami. Ada beberapa
jenis termometer (alat pengukur suhu) diantaranya Termometer maksimum,
termometer minimum, termometer bola basah dan kering, hygrometer dan alat
klimatologi lainnya (Hasan, 1970).
Seringnya terjadi kesalahan dalam pendataan hasil klimatologi, menjadikan
pentingnya pengetahuan tentang klimatologi dalam hal ini di bidang pertanian. Oleh
sebab itu di adakannya praktikum agroklimatologi ini.
1.2 Tujuan dan Kegunaan Percobaan
Tujuan dari praktikum pengenalan alat agroklimatologi ini agar para praktikan
dapat mengenal alat-alat klimatologi pertanian. Adapun kegunaan dari praktikum ini
adalah agar para praktikan dapat mengetahui nama serta cara penggunaan alat-alat
klimatologi pertanian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 BMKG (Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika)
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (disingkat BMKG), sebelumnya
bernama Badan Meteorologi, dan Geofisika (disingkat BMG) adalah Lembaga
Pemerintah Non Departemen Indonesia yang mempunyai tugas melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika (Basoeki, 1986).
2.2 Agroklimatologi Bagi Pertanian
Iklim merupakan salah satu faktor pembatas dalam proses pertumbuhan dan
produksi tanaman. Jenis dan sifat iklim bisa menentukkan jenis tanaman yg tumbuh
pada suatu daerah serta produksinya. Oleh karena itu kajian klimatologi dalam bidang
pertanian sangat diperlukan (Kartasapoetra, 1987).
Seiring dengan dengan semakin berkembangnya isu pemanasan global dan
akibatnya pada perubahan iklim, membuat sektor pertanian begitu terpukul. Tidak
teraturnya perilaku iklim dan perubahan awal musim dan akhir musim seperti musim
kemarau dan musim hujan membuat para petani begitu susah untuk merencanakan
masa tanam dan masa panen (Tjasyono, 2004).
Untuk daerah tropis Indonesia, hujan merupakan faktor pembatas penting dalam
pertumbuhan dan produksi tanaman pertanian. Selain hujan, unsur iklim lain
yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah suhu, angin, kelembaban dan
sinar matahari (Setiawan, 2009).
berproduksi baik pada ketinggian diatas 1000 meter, karena pada ketinggian 1000
meter pebedaan suhu antara siang dan malam sangat kontras dan keadaan seperti
inilah yg dibutuhkan oleh tanaman stroberi (Hasan, 1970).
Jadi keeratan hubungan antara klimatologi dengan ilmu pertanian tercermin
dengan berkembangnya cabang klimatologi yang khusus dikaitkan dengan kegiatan
pertanian, yang disebut sebagai agroklimatologi. Agroklimatologi atau klimatologi
pertanian adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara unsur-unsur iklim
dengan proses kehidupan tanaman (Kartasapoetra. 1987).
2.3 Hubungan Alat Stasiun Klimatologi dengan Pertanian
Pada pengamatan keadaan atmosfer kita di stasiun cuaca atau stasiun meteorologi
digunakan beberapa alat yang mempunyai sifat-sifat yang hampir sama dengan alatalat ilmiah lainnya yang digunakan untuk penelitian di dalam laboratorium, misalnya
bersifat peka dan teliti. Perbedaannya terletak pada penempatannya dan para
pemakainya. Alat-alat laboratorium umumnya dipakai pada ruang tertutup, terlindung
dari hujan dan debu-debu, angin dan lain sebagainya serta digunakan oleh observer.
Dengan
demikian
sifat
alat-alat
meteorologi
disesuaikan
dengan
tempat
Sebelum
ditemukan
satelit
meteorologi,
satu-satunya
cara
untuk
Termometer Maksimum, Termometer Minimum, dan Termometer MaximumMinimumalat pengukur suhu air (Termometer Maksimum-Minimum Permukaan Air),
alat pengukur panjang penyinaran matahari (Solarimeter tipe Combell Stokes), alat
pengukur suhu tanah (Termometer Tanah), dan alat pengukur kecepatan angin
(Anemometer) dan masih banyak yang lainnya (Prawirowardoyo,1996).
Stasiun meteorologi mengadakan contoh penginderaan setiap 30 detik dan
mengirimkan kutipan statistik (sebagai contoh, rata-rata dan maksimum). Untuk yang
keras menyimpan modul-modul setiap 15 menit. Hal ini dapat menghasilkan kira-kira
20 nilai dari hasil rekaman untuk penyimpanan akhir disetiap interval keluaran.
Ukuran utama dibuat di stasiun meteorologi danau vida, pemakaian alat untuk
temperatur udara, kelembaban relatif, temperatur tanah (Fontain, 2002).
Prakiraan cuaca baik harian maupun prakiraan musim, mempunyai arti penting
dan banyak dimanfaatkan dalam bidang pertanian. Prakiraan cuaca 24 jam yang
dilakukan oleh BMG, mempunyai arti dalam kegiatan harian misalnya untuk
pelaksanaan pemupukan dan pemberantasan hama. Misalnya pemupukan dan
penyemprotan hama perlu dilakukan pada pagi hari atau ditunda jika menurut
prakiraan sore hari akan hujan lebat. Prakiraan permulaan musim hujan mempunyai
arti penting dalam menentukan saat tanam di suatu wilayah. Jadi, bidang pertanian ini
memanfaatkan informasi tentang cuaca dan iklim mulai dari perencanaan sampai
dengan pelaksanaannya (Setiawan, 2003).
2.4 Syarat Penempatan Stasiun Klimatologi Pertanian
Stasiun meteorologi pertanian adalah suatu tempat untuk mengadakan
pengamatan secara terus menerus keadaan lingkungan (atmosfer). Suatu stasiun
meteorologi paling sedikit mengamati keadaan iklim selama 10 tahun berturut-turut,
sehingga akan didapat gambaran umum tentang rerata keadaan iklim suatu tempat.
Agar diperoleh hasil pemgamatan yang akurat, maka dibutuhkan persyaratan sebagai
berikut :
1. Penempatan lokasi stasiun harus mewakili keadaan lahan yang luas.
2. Masing-masing alat harus dapat memberikan hasil pengukuran parameter cuaca
yang absah (tepat dan akurat), sederhana, kuat atau tidak mudah rusak, mudah
penggunaan dan perawatannya.
3. Pengamatan harus dapat dipercaya, terlatih, dan terampil.
Stasiun meteorologi harus ditempatkan pada daerah terbuka dan representatif
(mewakili). Secara umum. Luas daerah terbuka bagi suatu stasiun meteorologi
pertanian dengan peralatannya lengkap kira-kira 2-2,5 (Bilong, 2012).
Unsur-unsur klimatologi dan cuaca seperti suhu dan kelembaban udara, curah
hujan, intensitas penyinaran matahari, kecepatan dan arah angin serta unsur
lainnya merupakan faktor yang sangat penting dalam usaha pertanian. Dan
pengukuran besaran-besaran tersebut lazim dilakukan di stasiun-stasiun klimatologi.
Cara dan alat ukur di stasiun meteorologi dan klimatologi di Indonesia umumnya
masih secara manual, yang hasil kelengkapan dan keakuratan datanya sangat
tergantung kepada manusia pencatatnya. Beberapa alat pencatat otomatis buatan
pabrik sudah digunakan, tetapi harganya relatif masih mahal (Suci, 2015).
Menurut Bilong (2012), dalam penempatan stasiun klimatologi pertanian
diutamakan di stasiun percobaan Agronomi, Hortikultura, Peternakan, Kehutanan,
hidrologi, lembaga penelitian tanah, Kebun raya ataupun cagar alam serta daerah
yang perubahan cuacanya sering menyebabkan kerugian terhadap produksi pertanian.
Penempatan stasiun klimatologi/meteorology sedapat mungkin memenuhi syarat
antara lain :
1. Sekeliling luasan terpelihara dengan tanaman penutup (rerumputan atau tanaman
yang rendah) sebatas pada pengaruh gerakan angin.
2. Disekitar atau dekatnya tidak ada jalan raya (jalan besar)
3. Tempatnya pada tanah yang datar.
4. Bebas atau jauh dari bangunan dan pohon-pohon besar.
5. Letak stasiun jangan terlalu jauh dengan pengamat dan keperluan pengamatan.
Hal ini akan lebih baik dalam ketepatan waktu dan kondisi yang dapat dipercaya.
Menurut Bilong (2012), sifat dari alat-alat meteorologi atau klimatologi pada
pokoknya sama dengan alat-alat ilmiah lainnya yang digunakan untuk penelitian
didalam laboratorium, misalnya bersifat peka dan teliti. Perbedaannya terletak pada
penempatannya dan para pemakainya. Dengan demikian sifat alat-alat meteorologi
disesuaikan dengan tempat pemasangannya dan para petugas yang menggunakan.
Sifat-sifat itu antara lain :
1. Kuat, agar alat-alat ini dapat tahan terhadap perubahan cuaca serta tahan lama,
misalnya sangkar meteorologi dibuat dari bahan yang awet seperti kayu jati atau
kayu ulin, dicat, diberi pondasi beton agar tidak dimakan rayap. Pan Evaporimeter
dibuat dari bahan anti karat.
2. Sederhana, baik bentuk maupun cara penggunaannya. Bentuk sederhana agar
mudah dalam hal pemeliharaan dan perbaikan, bisa dilakukan sendiri jika terdapat
kerusakan-kerusakan kecil mengingat letak stasiun pengamatan meteorologi dan
klimatologi pada umumnya terpencil.
2.5 Alat-Alat Klimatologi Pertanian
2.5.1 Sangkar meteorologi
Menurut Tjasyono (2004), sangkar meterologi merupakan bangunan berbentuk
rumah yang terbuat dari kayu yang berfungsi untuk menyimpan alat termohigrograf,
termometer maksimum, termometer minimum, termometer bola kering dan
termometer bola basah, evaporimeter dan psikrometer assman. Sangkar meteorologi
disana ada 2 macam yaitu ada yang ukuran 1 meter dan meter. Didalam sangkar
meterologi ini terdapat termometer anatara lain :
a. Termometer Maksimum dan Minimum
Terdapat dua jenis termometer yakni termometer maksimum merupakan sebagai
alat ukur suhu udara maksimum yang terbuat dari gelas dengan bejana berbentuk bola
dan pada ujungnya berisi air raksa. Dan termometer minimum merupakan sebagai
alat ukur suhu udara minimum yang terbuat dari gelas berbentuk garpu dan pada
ujungya berisi alkohol dan benda penunjuk yang akan terseret oleh alkohol manakala
suhu turun dan akan tertinggal manakala suhu naik (alkohol mengembang), maka
benda penunjuk tadi akan menunjukan suhu terendah dalam kurun waktu
pengamatan.termometer maksimum dibaca pada jam 7 malam dan minimun dibaca
pada jam 7 pagi untuk dikirim di pusat serta jam 2 siang sebagai data untuk
pembanding.
b. Termometer Bola Basah dan Bola Kering
Alat ini disebut psychrometer terdiri dari 2 buah thermometer air raksa yaitu
thermometer bola kering dan thermometer bola basah. Thermometer bola basah
adalah thermometer yang bola air raksanya dibalut dengan kain basah. Penguapan
yang terjadi pada kain basah tersebut mengakibatkan turunya suhu. Perbedaan suhu
yang ditunjukan thermometer bola kering dan basah dengan bantuan tabel diperoleh
harga kelembaban udara dan suhu titik embun.
c. Evaporimeter
Evaporimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan penguapan
air dalam udara pada lingkungan tertentu dan waktu tertentu. Hasil pembacaannya
sangat tergantung terhadap angin, iklim dan debu. Evaporimeter adalah alat pengukur
penguapan yang menggunakan bejana penguapan panci atau tangki berisi air.
d. Psikrometer Assman
Psikrometer Assman adalah alat pengukur kelembaban (RH) yang menggunakan
system pengaliran udara, dimana udara dari luar dialirkan ke dalam tiap sensor
termometer dengan menggunakan baling-baling yang digerakkan oleh pegas.
Psikrometer ini dugunakan untuk mengukur kelembaban nisbi udara di luar sangkar
cuaca.
BAB III
METODOLOGI
1.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Pengenalan Alat-Alat Agroklimatologi dilaksanakan pada hari
Kamis, 18 Februari 2016, pukul 13.00 WITA sampai selesai di Laboratorium 1,
Jurusan Agronomi,
Fakultas
Pertanian,
Universitas
Hasanuddin,
Makassar.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Data Logger
Komputer (sistem perekam dan sistem monitor)
Display (optional)
Tiang untuk dudukan sensor dan data logger
Penangkal petir
dengan
sensor, RTU (Remote Terminal Unit), Komputer, unit LED Display dan bagianbagian lainnya.
Sensor-sensor yang digunakan meliputi sensor temperatur, arah dan kecepatan
angin, kelembaban, presipitasi, tekanan udara, pyranometer, net radiometer.
RTU (Remote Terminal Unit) terdiri atas data logger dan backup power, yang
berfungsi sebagai terminal pengumpulan data cuaca dari sensor tersebut dan di
transmisikan ke unit pengumpulan data pada komputer.
4.1.1.4 Pemasangan Alat di Lapangan
1. Memasang tripod atau kaki penyangga AWS dan mengatur ketinggian tripod
2.
3.
4.
panel
Menghubungkan AWS dengan Komputer untuk melakukan kalibrasi sensor
angin
2.
Komputer atau Laptop yang sudah di install program MAWS terminal untuk
proses pengambilan data.
Masing-masing parameter sensor dapat ditampilkan melalui LED Display yang
2.
AWS menyediakan data pada frekuensi secara signifikan lebih besar (beberapa
menyediakan data setiap menit)
3.
AWS menyediakan data dalam segala cuaca, siang dan malam, 365 hari per tahun
4.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
Dua buah pipa pelindung dan parafin wax (untuk thermometer pada kedalaman
50 100 cm)
suhu tanah dilakukan pada tanah yang tertutup oleh rumput maupun tanah yang
terbuka. Pengukuran biasanya dilakukan dalam areal stasiun pengamatan.
4.1.2.5 Satuan Pengamatan dan Pengambilan Data
Satuan pengamatan dari thermometer tanah yaitu derajat celcius C. pengambilan
data dilakukan setiap hari. Dalam sehari pengamatan dilakukan sebanyak 3 kali pada
waktu yang berbeda yakni pukul 07.00 pagi, pukul 13.00 dan pukul 18.00.
4.1.3.1 Evaporimeter Panci Terbuka
Panci dari stainlees dengan diameter 122 cm dan tinggi 25.4 cm.
2.
3.
Still Well (Tempat Hook Gauge dan sekaligus pencegah terjadinya gelombang
saat pengukuran)
4.
mm). Pada sore hari berikutnya, ujung kail diatur kembali sampai menyentuh
permukaan air. Penguapan yang terukur adalah pada permukaan air terbuka.
4.1.3.5 Satuan Pengamatan dan Pengambilan Data
Satuan yang digunakan adalah derajat celcius (C), dan pengambilan data
dilakukan pada pagi, siang dan sore hari yakni pukul 07.00 pagi, pukul 13.00, dan
pukul 18.00.
4.1.3.6 Kebaikan dan Kelemahan Alat
Kelebihan alat ini antara lain ketelitian alatnya tinggi, dapat mengukur besarnya
evaporasi setiap hari, dapat mengukur besarnya evaporasi walaupun hujan. Namun
kekurangannya, kesalahan yang besar dari pengukuran evaporasi terletak pada tinggi
air dalam panci, muka air selamanya dikembalikan pada tinggi semula yaitu 5 cm.
4.1.4.1 Sangkar Cuaca
1.
Beton
2.
3.
4.
Barograf
Termohigrograf
Swing thermometer
pendek, sedangkan letaknya paling dekat dua kali ( sebaiknya empat kali) tinggi
benda yang berada di sekitarnya.
Sangkar harus dipasang kuat, berpondasi beton, sehingga tidak dapat bergerak
atau bergoyang jika angin kencang. selain itu agar angkar tidak mudah di makan
rayap.
Sangkar mempunyai dua buah pintu dan dua jendela yang berlubang-lubang/kisi.
Lubang/kisi ini memungkinkan adanya aliran udara. Temperatur dan kelembaban
udara didalam sangkar mendekati/hampir sama dengan temperatur dan kelembaban
udara diluar.
Sangkar dipasang dengan pintu membuka/menghadap Utara-Selatan, sehingga
alat-alat yang terdapat didalamnya tidak terkena radiasi matahari langsung sepanjang
tahun. jika matahari berada pada belahan bumi selatan pintu sebelah utara yang
dibuka untuk observasi atau sebaliknya.
4.1.4.5 Satuan Pengamatan dan Pengambilan Data
Satuan pengamatan pada sangkar meteorology yaitu derajat celcius dan
pengambilan data dilakukan setiap hari atau Pengamatan sekali dalam 24 jam.
4.1.4.6 Kebaikan dan Kelemahan Alat
Kelebihan alat ini adalah melindungi alat yang ada dalam sangkar dari cahaya
matahari langsung, dan dari hujan dan debu. Kelemahan pada alat ini yaitu
kemampuan terbatas pada kecepatan angin 3-5m / detik.
4.1.5.1 Campbell Stokes
Mangkuk tempat pemasangna kertas pias harus menunjukkan arah timur barat.
Bagian bawah alat harus datar (diatur dengan leveling).
Lensa bola bersama dengan kertas pias dimiringkan sesuai dengan letak lintang
tempat pengamatan.
Kertas pias dipasang dan diganti tiap sore hari pada pukul 18.00.
Kertas pias yang digunakan ada tiga macam, yaitu bentuk lurus, bengkok panjang
3.
4.
pemusatan.
Noda berbentuk garis tidak berlangsung, tidak pada dikoreksi.
2.
Lebar corong
3.
4.
Tangki pelampung
5.
6.
Tangki pena
7.
8.
Pelampung
9.
Instalasi alat penakar hujan jenis hellman ini sama dengan alat penakar hujan
lainnya.Alat ini juga harus memperhatikan beberapa hal secara umumnya,antara lain:
1.
2.
3.
5.
Air hujan masuk kemulut penangkar kemudian melalui corong sempit masuk
ketabung penampung. Membuka kran untuk mengambil airnya, dilakukan 3 X
(pukul: 07.00, 13.00, 18.00 WITA).
2.
Data curah hujan harian didapat dengan jalan dibuka dan airnya ditampung
dalam gelas penakar yang bersatuann mm tinggi air.
2.
3.
Hujan kurang dari 0,5 mm dianggap tidak ada meskipun tetap dicatat.
4.
Jika gelas penakar penuh, pengukuran dapat dilakukan dengan mengukur volume
air yang tertampung dengan gelas ukur biasa. Karena luas penampang
pengukuran curah hujan 100 cm sehingga setiap volume 10 cm berarti sama
dengan 1 mm tinggi permukaan air.
Kelebihan alat ini yaitu pemakaiannya mudah dan praktis, selain itu, ketelitian
alat cukup kecil sehingga memungkinkan untuk memperoleh data hasil pengukuran
yang lebih valid. Kekurangan peralatan ini yaitu memerlukan pengamatan berulang
untuk mendapatkan data hasil karena diamati harian.
Gambar 8. Anemometer
(dari kiri ke kanan) 1000cm, 200cm, dan 50cm
4.1.8.2 Bagian-bagian Alat
Adapun beberapa bagian-bagian yang terdapat pada anemometer tipe cup
counter, yaitu:
1. Mangkok anemo
2. Pencatat jarak
3. Tiang penyangga
4.1.8.3 Prinsip Kerja Alat
2.
Pemasangan harus pada tempat yang terbuka, jarak benda terdekat paling sedkit
10 kali tinggi benda tersebut.
Tiap pagi hari pukul 07.00 dibaca angka pada alat pencatat.
2.
Rerata kecepatan angin dapat dihitung dari besarnya selisih pembacaan hari II
dengan pembacaan I (jarak tempuh angin) dibagi dengan waktu antara
bedapengamatan tersebut (periode satu hari : 24 jam).
3.
Bola timah hitam yang dilapisi oleh zat hidroskopis yang berfungsi untuk
mennyerap sinar matahari
2.
Bola kaca
3.
Air murni
4.
Sinar matahari pada pagi hari pertama kali tiba pada permukaan kuba kaca,
kemudian diteruskan lewat ruang
tiba pada
permukaan berwarna hitam. Warna hitam pada tembaga dimaksudkan agar semua
radiasi tiba dipermukaan bola tembaga dan dirubah dalam bentuk energi kalor.
Sehingga keadaan suhu dalam tabung bertambah. Suhu yang tinggi itu digunakan
untuk menguapkan ait dalam bola hitam. Makin tinggi intensitas radiasi matahari
makain banyak pula air yang menguap, uap ini selanjutnya akan masuk kedalam
tabung buret. Sehingga uap air tadi dirubah dalam bentuk cair.
4.1.9.4 Pemasangan Alat di Lapangan
Gunn bellani ini dipasang pada sebuah tabung yang ditanam di dalam tanah.
Juga yang nampak dari luar hanya bola kacanya karena ada pennyangga bola kaca
yang posisisnya sejajar dengan per mukaan tanah sehingga sinar matahari dapat
jatuh dengan tepat pada alat.sehingga pipa kaca dari alat ini tersem bunyi dalam
tabung di dalam tanah.
4.1.9.5 Satuan Pengamatan dan Pengambilan Data
Pengukuran dilakukan sekali dalam 24 jam yaitu pada pagi hari, Pukul: 07.00 WI
/ 00.00 GMT. Cara pengolahan data yaitu jumlah pembacaan hari ini dikurangi
dengan skala awal hari sebelumnya.
4.2 Pembahasan
Taman alat-alat Klimatologi merupakan taman dimana alat-alat pengukur unsurunsur cuaca dan iklim ditempatkan. Taman alat ini dibangun pada luasan yang cukup
sehingga dapat menampung berbagai alat pengukur tanpa menyebabkan gangguan
satu sama lain dan berfungsi sebagai Stasiun Klimatologi yang dapat mewakili daerah
yang berhubungan disekitarnya. Taman alat klimatologi di stasiun klimatologi
indrapuri berada pada elevasi 64.0 m dpl. Persyaratan untuk membangun taman alatalat klimatologi perlu memperhatikan ketentuan, yaitu tanah yang datar atau rata
dengan ditanami rumput pendek tempat terbuka, yang letaknya jauh dari pohonpohon dan bangunan penghalang yang tinggi, ketinggian dari pohon atau bangunan
penghalang disekitarnya tidak boleh melebihi 10 meter, mempunyai pagar keliling
setinggi 1 meter, untuk melindungi alat-alat dari gangguan hewan dan lain-lainnya,
arah taman alat memanjang dari utara ke selatan, dan penempatan alat-alat pengukur
unsur-unsur iklim ditentukan sedemikian rupa sehingga tidak saling menggangu satu
sama lain.
Alat-alat pada stasiun klimatologi juga dapat kerusakkan atau berhenti berfungsi
oleh beberapa faktor, yaitu tidak ada perawatan dan fenomena alam. Kerusakan
secara tanpa perawatan terjadi ketika peralatan tidak atau kurang dirawat seperti yang
diharuskan oleh manufaktur. Adapun faktor lain yang menyebabkan kerusakan alat,
yaitu kejadian fenomena alam seperti gempa bumi, siklon, dan tsunami.
Menurut WMO (1988), dalam penempatan stasiun klimatologi pertanian
diutamakan di stasiun percobaan Agronomi, Hortikultura, Peternakan, Kehutanan,
hidrologi, lembaga penelitian tanah, Kebun raya ataupun cagar alam serta daerah
yang perubahan cuacanya sering menyebabkan kerugian. Penempatan stasiun
klimatologi sedapat mungkin memenuhi syarat antara lain :
a.
b.
c.
d.
e.
Letak stasiun jangan terlalu jauh dengan pengamat dan keperluan pengamatan.
Hal ini akan lebih baik dalam ketepatan waktu dan kondisi yang dapat dipercaya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun beberapa alat-alat klimatologi yang digunakan dalam stasiun klimatologi
yaitu Automatic Weather System (AWS), Campbell Stokes, Penakar Hujan tipe OBS
(Observatorium), Penakar Hujan tipe Hellman, Termometer Tanah Vegetasi,
Termometer Tanah Non Vegetasi, Cup Counter Anemometer, Wind Vane
Anemometer, Sangkar Meteorologi, Termometer Bola Basah, Termometer Bola
Kering, Termometer Maksimum, Termometer Minimum, Piche Evaporimeter,
Psykrometer Standar, dan Panci Evaporimeter.
Alat-alat klimatologi memiliki fungsi, bagian-bagian yang penting dari setiap
alat dan pinsip kerja yang berbeda-beda. Cara kerja tiap alat ukur akan menghasilkan
data pencatatan yang akurat, bila penggunaannya dilakukan dengan baik dan benar
tanpa kesalahan. Cara penggunaan alat-alat klimatologi disesuaikan dengan fungsi
masing-masing dari alat tersebut.Pengamatan umumnya dilakukan pada pagi hari dan
berlangsungnya bisa dalam setiap jam, harian, mingguan, bulanan ataupun tahunan.
5.1 Saran
Melalui praktek lapang agroklimatologi dibahas mengenai cara penggunaan serta
pengolahan data peralatan pada stasiun klimatologi tersebut agar praktikan dapat
memahami cara kerja lebih detail.
DAFTAR PUSTAKA
Basoeki, M. 1986. Pengantar Meteorologi. Purwokerto: UMP.
Bilong,
Bunganaen, W., Krisnayanti DS., dan Klau, YC. 2013. Analisis Hubungan Tebal
Hujan dan Durasi Hujan Pada Stasiun Klimatologi Lasiana Kota Kupang.
Jurnal Teknik Sipil, Vol. II, No. 2.
Fitria W, Pratama MS. 2013. Pengaruh Fenomena El Nino 1997 dan La Nina 1999
Terhadap Curah Hujan di Biak. Jurnal Metereologi dan Geofisika Volume 14,
Nomor 2 - Tahun 2013
Fontain, A. 2002. Meteorology. (http://www.kompas.com/2002/04/meteorology).
Diakses di Makassar pada tanggal 19 Februari 2016
Hasan, Urip Muhammad. 1970. Dasar-Dasar Meteorlogi Pertanian. Jakarta: PT.
Soeroengan.
Kartasapoetra. 1987. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bina Aksara. Jakarta.
Khairullah. 2010. Alat Monitoring Kualitas Udara. (http://ustadzklimat.blogspot.
co.id/2010/10/alat-monitoring-kualitas-udara.html). Diakses di Makassar pada
tanggal 19 Februari 2016.
Neiburger, dkk.1982. Memahami Lingkungan Atmosfer Kita. Bandung: ITB
Nurrohmah, H. 2013. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
(http://habibahnurrohmah.blogspot.co.id/2013/02/badanmeteorologi-klimatol
ogi-dan.html). Diakses di Makassar pada tanggal 19 Februari 2016
Runtunuwu, E., Syahbuddin, H., dan A. Pramudia. 2008. Validasi Model
Pendugaan Evapotranspirasi : Upaya Melengkapi Sistem Database Iklim
Nasional. Jurnal Tanah dan Iklim 27: 8 9.
Setiawan, A. C. 2003. Otomatisasi Stasiun Cuaca Untuk Menunjang Kegiatan
Pertanian. (http://www.bmg.ac.id/2003/02/otomatisasi-stasiun-cuaca-untukmenunjang-kegiatan-pertanian). Diakses di Makassar pada tanggal
19 Februari 2016